PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan
lingkungan. Komponen-komponen yang ada di dalam lingkungan merupakan satu
kesatuan yang tidak dapatdipisahkan dan membentuk suatu sistemkehidupan yang
disebut ekosistem. Suatu ekosistem akan menjamin keberlangsungan kehidupan
apabila lingkungan itu dapat mencukupi kebutuhan minimum dari kebutuhan
organism (Djamal ,2007).
Lingkungan merupakan kompleks dari faktor yang saling berinteraksi satu
sama lainnya, tidak saja antara faktor-faktor biotic danabiotik, tetapi juga antara
biotic maupun abiotik itu sendiri. Dengan demikian secara operasional adalah
sulit untuk memisahkan satu factor terhadapfaktor-faktor lainnya tanpa
mempengaruhi kondisi keseluruhannya.Meskipun demikian untuk memahami
struktur dan berfungsinya fakto rlingkungan ini, secara abstrak kita bias membagi
faktor-faktor lingkungan kedalam komponen-komponennya. Berbagai cara
dilakukan oleh para pakar ekologi dalam pembagiankomponen lingkungan ini,
salah satunya adalah pembagian dibawah ini :
1. Faktor iklim, meliputi parameter iklim utama seperti cahaya, suhu,
ketersediaa Air dan angin.
2. Faktor tanah, merupakan karakteristik dari tanah seperti nutrisi tanah, reaksi
tanah, kadar air tanah, dan kondisi fisika tanah.
3. Faktor topografi, meliputi pengaruhdari terrain seperti sudut kemiringan,
aspek Kemiringan tanah, tinggi dari permukaan laut.
4. Faktor biotik, merupakan gambaran dari semua interaksi dari organisme
hidup Seperti kompetisi peneduhan(Handayanto, 2007).
1.2 Tujuan
Tujuan dari pratikum ini adalah untuk memperkenalkan metode dan
instrument yang digunakan dalam mengevaluas ifaktor iklim dan edaphic.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Makhluk hidup dapat melangsungkan hidupnya jika makhluk hidup
tersebut mampu beradaptasi dengan lingkungannya.Faktor-faktor yang
mempengaruhi lingkungan dapat berupa suhu, cahaya, temperature dan lain
sebagainya. Faktor-faktor ini juga merupakan komponen abiotik dalam ekosistem
(Kimball, 1983: 53).
Lingkungan merupakan suatu sistem yang sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan organisme. Artinya, tanpa adanya lingkungan,
suatu organism tidak akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Dalam hal
ini, factor lingkungan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup
organisme. Secara garis besar, factor lingkungan terbagi atas dua, yaitu factor
biotik dan abiotik. Faktor biotic terdiri atas manusia, hewan, tumbuhan dan
mikroorganisme. Sedangkan faktor-faktora biotic contohnya adalah tanah, air,
cahaya, udara, suhu, kelembaban, curah hujan, dan lain-lain (Heddy,1986: 90).
Baik factor biotic maupun abiotik memberikan pengaruh yang sangat
besar bagi suatu organisme. Sebagai contohnyaadalah air yang merupakan fakto
lingkungan yang sangat penting bagi makhluk hidup. Begitu juga dengan tanah,
suhu, cahaya, udara, kelembaban, dan lain-lain. Semuanya merupakan faktorl
ingkungan yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup (Rahardjanto, 2001: 89).
Faktor lingkungan abiotik secara garis besar dapat dibagi atas factor fisika
dan factor kimia. Faktor fisika antara lain ialah suhu, kadar air, porositas, dan
tekstur tanah. Faktor kimia antara lain adalah salinitas, pH, kadar organic tanah,
dan unsur-unsur mineral tanah. Faktor lingkungan abiotik sangat menentukan
struktur komunitas hewan-hewan yang terdapat di suatu habitat (Suin, 1997: 1).
Suatu factor lingkungan abiotik yang berbeda dalam ruang dan waktu, dan
terhadap kondisi ini makhluk member tanggapan secara berbeda-beda. Contohnya
meliputi suhu, lengasnisbi, pH, salinitas, kecepatan arus air sungai, dan kadar
pencemar. Suatu kondisi dapat dimodifikasi oleh hadirnya makhlukl ain, misalnya
pH tanah dapat berubah oleh hadirnya tumbuhan, suhu dan
(Soetjipta,1993:30).
Cahaya juga memainkan peranan penting dalam penyebaran, orientasi, dan
pembungaan tumbuhan.Di dalam hutan tropika, cahaya merupakan factor
pembatas dan jumlah cahaya yang menembus melalui sudut hutan tampak
menentukan lapisan atau tingkatan yang terbentuk oleh pepohonannya. Keadaan
ini mencerminkan kebutuhan tumbuhan akan ketenggangan terhadap jumlah
cahaya yang berbeda-beda didalam hutan (Ewusie, 1990: 94).
Temperatur dan kelembaban umumnya penting dalam lingkungan daratan.
Interaksi antara temperature dan kelembaban, seperti pada khususnya interaksi
kebanyakanfaktor, tergantung pada nilai nisbi dan juga nilai mutlak setiap faktor.
Temperatur memberikan efek membatasi yang lebih hebat lagi terhadapor
ganismea pabila keadaan kelembaban adalah ekstrim, yakni apabila keadaan tadi
sangat tinggi atau sangat rendah daripada apabila keadaan demikian itu adalah
sedang-sedang saja (Odum, 1996: 34).
Faktor abiotik merupakan salah satu komponen atau factor dalam
lingkungan yang mempengaruhi organisme. Komponen abiotik adalah komponen
lingkungan yang terdiri atas makhluk tak hidup atau segala sesuatu yang tidak
bernyawa seperti tanah, udara, iklim, kelembaban, cahaya, dan bunyi
(Arsyad,2007).
Tanah dapat didefinisikan sebagai medium alami untuk pertumbuhan
tanaman yang tersusun atas mineral, bahan organic, dan organism hidup. Apabila
pelapukan fisik batuan disebabkan oleh perubahan temperature dan dekomposisi
kimia hasilnya memberikan sumbangan yang cukup banyak dalam pembentukan
tanah kegiatan biologis seperti pertumbuhan akar dan metabolisme mikroba dalam
tanah berperan dalam membentuk tekstur dan kesubura ntanah (Subba, 1994).
Derajat keasaman tanah yang terlalu asam atau basa akan menghambat
pertumbuhan tanaman karena setiap tanaman memiliki kadar toleransi berbeda-
bedaterhadap pH tanah. Selanjutnya, factor abiotic tanah lainnya yang tidak kalah
penting adalah suhu. Suhu tanah dapat di pengaruhi oleh warna tanah da nvegetasi
penutup. Suhu tanah akan mendekati konstan pada kedalaman tertentu. Dari
uraian diatas tampak bahwa factor abiotik tanah saling berinteraksi satud engan
yang lainnya (Irwan,2007).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 10 Oktober 2016 pada
pukul 15.00 wib sampai dengan pukul 17.00 wib. Berlokasi di Gardenia Hayatika
jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Bengkulu.
3.2 Alat dan Bahan
Fotometer
Termometer bola merkuri atau alkohol
Termometer tanah dan soil tester
Psychometer
Botol aqua 2 liter, corong plastik besar
Anemometer
Sekop tanah, kotak-kotak kertas, timbangan analitik kasar dan oven
Tabung lampu neon panjang 20 watt, tanah liat, pasir dan kebun, stop
watch
Gelas-gelas aqua 250 ml, pH meter atau kertas pH
3.3 Langkah Kerja
1. Mengukurintensitascahaya
Untuk pengukuran intensitas cahayadigunakanalatfotometer. Apabilatempat
yang cahaya yang akan di ukuragakgelap,
makatombolpadatombolfotometerdigeserkeatas..Dan apabilatempatcahaya
yang akan di ukurterang, makatombol yang digeserkebawah.
Kemudianlihatangkayagditunjukkanpadafotometer. Lakukanpadatempatlokasi
yang berbeda, masing-masinglima kali pengulangan.
2. Mengukurtemperatureudara
Untuk mengukur suhusekejapdapatdigunakan thermometer raksabiasa.
Gantung/pegangthermometernyakemudianlihatdancatatangka yang
ditunjukkantermometer.Lakukan pada empat lokasi yang berbeda, masing-
masing lima kali pengulangan.
5. Mengukurkelembabanudara
Dibasahi bola basah pada Psychrometer dengan diisi air. Diputar putar alat
tersebut selama 5 putaran. Dilihat temperatur bola basah dan bola
kering.Kelembaban relatif dihitung dari nilai temperatur bola kering dan
perbedaan antar temperatur bola basah dan temperatur bola kering,
selanjutnya nilai yang didapat dicocokkan dengan tabel konversi. Lakukan
percobaan ini pada tempat yang sama, dengan pengulangan sebanyak lima
kali.
6. Mengukur kelembaban tanah
Kumpulkan sampel tanah permukaan dan tempatkan dalam kotak-kotak
kertas yang telah disiapkan yang selanjutnya dibawa segeta ke laboratorium
untuk ditimbang. Berat tanah dan kotak kertas adalah total berat basah.
Tempatkan tanah dalam kotak-kotak kertas diamkan selama 2 minggu.
Kemudian setelah tanah kering, tahan tersebut ditimbang.
7. Mengukur porositas tanah
Masing-masing tanah ditempatkan dalam tabung-tabung bekas lampu neon 20
watt yang salah satu ujungnya ditutup dengan kain. Tiriskan air sebanyak 500
ml secara perlahan, hitung periode waktu sejak air ditiriskan hingga air keluar
dari kain penutup.
BAB IV
4.1. Hasil
Rata – rata 6
7 Ketebalan Serasah - 3 cm
(cm) - 4 cm
- 5 cm
Rata – rata 4 cm
8 Kelembapan - 71 %
Tanah (%) - 73%
- 75 %
Rata – rata 73 %
Tabel 2. Faktor Kelembapan dan Porositas Tanah dari Berbagai Jenis Tanah
JENIS TANAH
NO FAKTOR
TANAH TANAH TANAH
KEBUN PASIR LIAT
1 Kelembapan Tanah
2 Porositas Tanah
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Untuk mengukur faktor-faktor lingkungan ada beberapa instrumen yang
dapat digunakan diantaranya Hygrometer, Fotometer, Psychrometer, Soil
Tester dan berbagai instrumen lainnya. Adapun faktor-faktor yang dapat di
ukur dengan instrumen-instrumen tersebut diantaranya suhu dan kelembaban
tanah, suhu dan kelembaban udara, pH tanah dan faktor-faktor lainnya.
5.2 Saran
Untuk praktikum selanjutnya disarankan untuk mahasiswa benar-benar
memahami metode-metode penggunaan instrumen dalam mengukur faktor
lingkungan, agar ketika berada di lapangan tidak terjadi kesalahan.
DAFTRA PUSTAKA
Arsyad, Sitanala. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.
UI.
LAMPIRAN