Anda di halaman 1dari 16

A.

Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap kecepatan transpirasi dengan
metode penimbangan.

B. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap kecepatan transpirasi
dengan metode penimbangan.

C. Hipotesis
H0 : Tidak ada pengaruh lingkungan terhadap kecepatan transpirasi
dengan metode penimbangan.
H1 : Ada pengaruh lingkungan terhadap kecepatan transpirasi dengan
metode penimbangan.

D. Kajian Pustaka
Transpirasi adalah proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat
berupa cairan dan uap atau gas. Transpirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor baik internal maupun eksternal. Faktor internal adalah faktor berasal
dari dalam tanaman sendiri misalnya jumlah daun, tebal tipisnya daun, besar
kecilnya daun, berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak
sedikitnya bulu di permukaan daun, luas daun, dan jumlah stomata.
Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi laju
transpirasi tanaman yang berasal dari luar atau lingkungan seperti suhu,
cahaya, kelembaban, dan angin (Lakitan, 1993).
Istilah transpirasi mengandung pengertian tentang proses penguapan
air dari sel-sel yang hidup pada jaringan tumbuh-tumbuhan. Sel hidup
tumbuh-tumbuhan berhubungan langsung dengan atmosfer melalui stomata
dan lenti sel sehingga transpirasi terjadi melalui kutikula pada daun
tumbuhan- tumbuhan (Wanggai, 2006).
Ada dua tipe transpirasi, yaitu(1) transpirasi kutikula merupakan
evaporasi air yang terjadi secara langsung melalui kutikula epidermis;
dan(2) transpirasi stomata, yang hal ini kehilangan air berlangsung melalui
stomata. Kutikula dan secara relative tidak tembus air, dan pada sebagian
besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10% atau kurang
dari jumlah air yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian
besar air yang hilang melalui daun-daun (Wilknis,1989).
Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan membuka stomatanya untuk
mengambil karbon dioksida dari udara untuk berfotosintesis. Lebih dari
20 % air yang diambil oleh akar dikeluarkan ke udara sebagai uap air
(Siregar, 2003). Proses keluarnya atau hilangnya air dari tubuh tumbuhan
dapat berbentuk gas ke udara disekitar tumbuhan dinamakan transpirasi.
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap
dari jaringan tumbuhan melalui stomata, kemungkinan kehilangan air dari
jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi
porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang
melalui stomata. Transpirasi adalah proses evaporasi pada tumbuhan.
Transpirasi terjadi dalam setiap bagian tumbuhan (biarpun hanya sedikit),
pada umumnya kehilangan air terbesar berlangsung melalui daun-daun
(Loveless, 1991).
Kecepatan transpirasi yang terjadi antar tumbuhan dapat berbeda-
beda tergantung jenis tumbuhan tersebut. Ada berbagai macam cara yang
dapat dilakukan untuk mengukur besarnya transpirasi, salah satunya adalah
dengan menggunakan metode penimbangan. Sehelai daun segar ataupun
seluruh bagian tumbuhan beserta potnya ditimbang. Dalam jangka waktu
yang telah ditentukan, tumbuhan tersebut ditimbang lagi. Selisih berat yang
didapatkan dari kedua penimbangan merupakan angka penunjuk besarnya
laju transpirasi. Metode penimbangan dapat pula ditujukan kepada air yang
hilang, yaitu uap air yang terlepas ditangkap dengan dengan zat higroskopik
yang telah diketahui beratnya. Penambahan berat merupakan petunjuk
untuk mengetahui besarnya transpirasi (Soedirokoesoemo, 1993).
Untuk mengukur laju transpirasi yang terjadi pada daun secara tidak
langsung dapat diukur kecepatan absorpsinya menggunakan metode
fotometri yaitu menggunakan fotometer. Selain metode fotometri, ada
banyak metode lain yang dapat digunakan diantaranya yaitu metode
gravimetri (penimbangan) atau metode lysimeter (metoda pot), metode
kertas kobalt (kertas Cobalt Chloride), dan metoda semi kuantitatif (Ashari,
1995).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi yaitu sebagai
berikut:
a. Menurut Jayamiharja (1977), faktor-faktor eksternal lingkungan:
1. Kelembaban
Gerakan uap air dari udara ke dalam daun akan menurunkan laju
neto dari air yang hilang, dengan demikian seandainya faktor lain itu
sama, transpirasi akan menurun dengan meningkatnya kelembaban
udara. Apabila stomata dalam keadaan terbuka maka kecepatan
difusi dari uap air keluar tergantung pada besarnya perbedaan
tekanan uap air yang ada di dalam rongga-rongga antar sel dengan
tekanan uap air di atmosfer. Jika tekanan uap air di udara rendah,
maka kecepatan difusi dari uap air di daun keluar akan bertambah
besar begitu pula sebaliknya.
2. Suhu atau Temperatur
Kenaikan suhu dari 180 sampai 200F cenderung untuk
meningkatkan penguapan air sebesar dua kali. Suhu daun di dalam
naungan kurang lebih sama dengan suhu udara, tetapi daun yang
terkena sinar matahari mempunyai suhu 100 – 200F lebih tinggi dari
pada suhu udara. Dengan kata lain peningkatan suhu akan
meningkatkan kapasitas udara untuk menyimpan air yang berarti
tuntutan atmosfer yang lebih besar.
3. Cahaya atau Radiasi Matahari
Radiasi matahari yang diserap oleh daun 1-5% digunakan untuk
fotosintesis dan 75 – 85% digunakan untuk memanaskan daun dan
untuk transpirasi. Peningkatan radiasi meningkatkan tuntutan
atmosfer.
4. Angin
Transpirasi terjadi apabila air berdifusi melalui stomata. Terbentuk
penghambat landaian difusi di sekitar stomata. Hal ini berarti bahwa
air yang sedang berdifusi dari bagian dalam daun yang basah hampir
menyamai air yang terbentuk di luar daun dimana akan mengurangi
landaian difusi (Franklin P. Gradner,1991).

b. Faktor-faktor dari dalam tanaman, antara lain:


1. Penutupan stomata
Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula
secara relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang
terjadi apabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar,
lebih banyak pula kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air
ini lebih sedikit untuk mesing-mesing satuan penambahan lebar
stomata Faktor utama yang mempengaruhi pembukaan dan
penutupan stomata dalam kondisi lapangan yaitu tingkat cahaya dan
kelembapan.
2. Jumlah dan ukuran stomata
Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh genotipe dan
lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap
transpirasi total daripada pembukaan dan penutupan stomata.
3. Jumlah daun
Makin luas daerah permukaan daun, makin besar evapotranspirasi.
4. Penggulungan atau pelipatan daun
Banyak tanaman mempunyai mekanisme dalam daun yang
menguntungkan pengurangan transpirasi apabila persediaan air
terbatas.
5. Kedalaman dan proliferasi akar
Ketersedian dan pengambilan kelembapan tanah oleh tanaman
budidaya sangat tergantung pada kedalaman dan proliferasi akar.
Perakaran yang lebih dalam meningkatkan ketersediaan air, dari
proliferasi akar (akar per satuan volume tanah) meningkatkan
pengambilan air dari suatu satuan volume tanah sebelum terjadi
pelayuan permanen (Gardner, et.al., 1991).

Dalam melakukan uji coba kecepatan transpirasi dapat menggunakan


tanaman Pacar Air (Impatiens balsamina) dengan metode penimbangan.
Pacar air (Impatiens balsamina) adalah tanaman yang berasal dari
Asia Selatan dan Asia Tenggara namun telah diperkenalkan ke Amerika
pada abad ke19. Di Indonesia, tanaman ini tersebar merata dan dipakai
sebagai tanaman hias. Tanaman pacar air termasuk dalam famili
Balsaminaceae.Tanaman Pacar Air (Impatiens balsamina) adalah tanaman
berbatang basah dan tegak yang mempunyai tinggi 30-80 cm dan bercabang.
Daun tunggal, bertangkai pendek. Helaian daun berbentuk lanset
memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, pertulangan
menyirip, dan warnanya hijau muda. Bunga keluar dari ketiak daun,
warnanya bermacam-macam seperti merah, oranye ungu dan putih.
Bunganya ada yang tunggal dan ada yang majemuk. Buahnya buah kendaga
jika masak akan membuka menjadi lima bagian yang terpilih (Tjitrosomo,
1987).

E. Variabel Penelitian
1. Variabel manipulasi : Suhu, intensitas cahaya, dan kelembaban.
2. Variabel kontrol : Volume air/aquades, jenis tanaman, tinggi
tanaman pacar air, jumlah daun dan waktu
perlakuan.
3. Variabel respon : Selisih berat tanaman pacar air dan
erlenmeyer, kecepatan transpirasi dan luas
permukaan daun.

F. Definisi Operasional Variabel


1. Variabel manipulasi
Pada variabel manipulasi yang di manipulasikan ialah suhu, cahaya, dan
kelembaban. Hal ini dikarenakan perbedaan tempat sebagai perlakuan
yang berbeda, yaitu tempat terang dan gelap. Pada tempat terang
memiliki suhu 31℃, kelembaban 81%, dan intensitas cahaya 715%.
Pada tempat gelap memiliki suhu 30℃. Kelembaban 82%, dan
intensitas cahaya 0%.
2. Variabel Kontrol
Pada variabel kontrol yang mendapatkan perlakuan sama ialah volume
aquades sebanyak 150 tiap erlenmeyer, jenis tanaman yang digunakan
ialah Pacar Air (Impatien balsemia) dengan tinggi 20 cm, jumlah daun
yang ditetapkan 10 helai daun tiap tanaman, dan waktu yang ditetapkan
ialah 30 menit dengan pengulangan sebanyak 3 kali.
3. Variabel Respon
Variabel respon yang diperhatikan ialah selisih berat tanaman Pacar Air
(Impatien balsemia) dan erlemeyer tiap 30 menitnya, luas permukaan
daun yang didapat setelah perlakuan, dan kecepatan transpirasi yang
didapat dari hasil perhitungan antara rata-rata selisih, rata-rata luas daun
dan waktu.

G. Alat dan Bahan


Alat
1. Erlenmeyer 250 mL 2 buah
2. Cutter/Pisau 1 buah
3. Penggaris 1 buah
4. Timbangan 2 buah
5. Sumbat erlenmeyer dengan lubang 2 buah
di tengahnya
6. Termometer 1 buah
7. Higrometer 1 buah
8. Lux meter 1 buah
9. Bohlam lampu 100 watt dan 2 buah
lampu duduk
10. Kertas milimeter 2 buah

Bahan
1. Tanaman Pacar Air (Impatien balsemia) 2 buah
dengan ukuran 20 cm
2. Vaselin Secukupnya
3. Air/Aquades 300 mL
H. Rancangan Percobaan

Tanaman Pacar Air


(Impatien balsemia)

-Dipotong miring pangkal batang dalam air sepanjang 20 cm.


-Dimasukkan kedalam erlenmeyer yang telah berisi 150 mL
air melalui lubang padat sumbat sampai bagian bawahnya
terendam air.
-Dibuang bunga, kuncup, dan daun yang rusak dan olesi luka
dengan vaselin.
-Diolesi celah-celah yang ada dengan vaselin.
-Diletakkan pada kondisi lingkungan yang berbeda yaitu
terang dan gelap, yang telah di ukur suhu, intensitas cahaya
dan kelembabannya.
-Ditimbang berat erlenmeyer setiap 30 menit, ulangi
pengukuran sebanyak 3 kali dan catat tiap penimbangannya.
-Setelah penimbangan selesai, ambil daun-daun kemudian
ukur luas daun menggunakan kertas milimeter.

Hasil Pengamatan

I. Langkah Kerja
1. Siapkan bahan dan alat yang diperlukan.
2. Sediakan 2 buah erlenmeyer, isilah dengan air volume 150 mL.
3. Potong miring pangkal pucuk batang tanaman Pacar Air (Impatien
balsemia) dalam air, dan segera masukkan potongan tanaman tersebut
pada tabung erlenmeyer melalui lubang pada sumbat smapai bagian
bawahnya terendam air. Buanglah bunga, kuncup, daun yang rusak dan
olesi luka dengan vaselin. Demikian pula olesi celah-celah yang ada
dengan vaselin (misalnya sekitar sumbat penutup).
4. Timbang kedua erlenmeyer tersebut lengkap dengan tanaman dan air
yang ada di dalamnya dan catat.
5. Letakkan erlenmeyer 1 didalam ruangan dan erlenmeyer 2 pada tempat
dengan jarak 20 cm dari lampu pijar 100 watt. Ukur konndisi lingkungan
kedua tempat tersebut meliputi suhu, intensitas cahaya dan kelembaban.
6. Setiap 30 menit timbanglah erlenmeyer beserta perlengkpannya dan
catat.
7. Ulangi pengukuran sebanyak 3 kali.
8. Setelah penimbang terakhir, ambil daun-daun pada tanaman tersebut,
kemudian ukurlah luas total daun tersebut dengan kertas milimeter/
grafik, caranya sebagai berikut:
- Buat pola masing-masing daun pada kertas grafik.
- Hitung luas daun dengan ketentuan: Apabila kuarng dari 1⁄2 kotak
dianggap nol, dan bila lebih dari 1⁄2 dianggap satu.

J. Rancangan Tabel Pengamatan


Tabel 1. Faktor eksternal (lingkungan) yang diberikan pada tanaman Pacar
Air (Impatien balsemia).

Tempat
No Kondisi Lingkungan
Gelap Terang
1. Suhu (℃)
2. Kelembaban (%)
3. Intensitas Cahaya (%)

Tabel 2. Kecepatan trasnpirasi tanaman Pacar Air (Impatien balsemia).

Berat Selisih Rata- Kecepatan


Intensitas
Kondisi rata Transprasi
Cahaya
Lingkungan Awal 30’ 30” 30”’ 30’ 30” 30”’ Selisish (gr/menit
(cd/m2)
(gr) cm2)
Terang

Gelap

Tabel 3. Luas daun tumbuhan Pacar Air (Impatien balsemia) di tempat gelap
dan terang.

Kondisi Luas Daun


Daun Ke-
Lingkugan (cm2)

Terang
Rata-rata

Gelap

Rata-rata

K. Rencana Analisis Data


-

L. Hasil Analisis Data


- Tabel dan Grafik
Tabel 1. Faktor eksternal (lingkungan) yang diberikan pada tanaman Pacar
Air (Impatien balsemia).

Tempat
No Kondisi Lingkungan
Gelap Terang
1. Suhu (℃) 30 31
2. Kelembaban (%) 82 81
3. Intensitas Cahaya (%) 0 715

Tabel 2. Kecepatan trasnpirasi tanaman Pacar Air (Impatien balsemia).

Berat Rata- Kecepatan


Selisih
Intensitas
Kondisi rata Transprasi
Cahaya
Lingkungan Awal 30’ 30” 30”’ 30’ 30” 30”’ Selisish (gr/menit
(cd/m2)
(gr) cm2)
0,00067=
Terang 715 272 271,8 271,6 271,2 0,2 0,2 0,4 0,27
6,7 x 10-4
0,00036=
Gelap 0 275,8 275,7 275,4 275,2 0,1 0,3 0,2 0,20
3,6 x 10-4
Tabel 3. Luas daun tumbuhan Pacar Air (Impatien balsemia) di tempat gelap
dan terang.

Kondisi Luas Daun


Daun Ke-
Lingkugan (cm2)
1 15
2 13
3 13
4 13
5 12
Terang
6 16
7 14
8 16
9 13
10 8
Rata-rata 13,3
1 19
2 18
3 17
4 19
5 14
Gelap
6 20
7 17
8 20
9 21
10 18
Rata-rata 18,3
Perbandingan Kecepatan Transpirasi Tumbuhan
Pacar Air (Impatien balsemia)

Kecepatan Transpirasi (gr/menit cm2)


0,0008
0,00067
0,0007
0,0006
0,0005
0,0004 0,00036
0,0003
0,0002
0,0001
0
Terang Gelap
Kondisi Lingkungan

Gambar 1. Diagram Hubungan Antara Kondisi Lingkungan terhadap


Kecepatan Transpirasi

- Analisis Data
Pada pratikum kali ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
lingkungan terhadap kecepatan transpirasi pada tumbuhan dengan
menggunakan tanaman Pacar Air (Impatien balsemia) yang diletakkan di
tempat yang berbeda yaitu terang dan gelap. Pada tempat yang terang
tanaman Pacar Air (Impatien balsemia) diletakkan dengan jarak 20 cm
dari lampu pijar 100 watt dengan suhu lingkungan 31℃, kelembaban
81% dan intensitas cahaya 715%. Tanaman Pacar Air (Impatien
balsemia) yang mendapat tempat gelap diletakkan dalam lemari yang
tidak dimasuki oleh cahaya dengan suhu 30℃, kelembaban 82% dan
intensitas cahaya 0%.
Pada kondisi terang mulanya tanaman yang diletakkan memiliki
berat dengan erlenmeyernya sebesar 272 gram. Setelah 30 menit pertama
berat tanaman menjadi 271,8 dengan selisih dari berat awal sebesar 0,2
gram. Kemudian setelah 30 menit kedua berat tanaman berkurang
menjadi 271,6 dengan selisih dari berat pada 30 menit pertama sebesar
0,2 gram. Lalu setelah 30 menit ketiga berat tanaman menjadi 271,2
dengan selisih dari berat 30 menit kedua sebesar 0,4 gram. Sehingga
didapat rata-rata selisih sebesar 0,27 gram. Luas rata-rata daun pada
kondisi terang didapatkan sebesar 13,3 cm2.
Pada kondisi gelap mulanya tanaman yang diletakkan memiliki
berat dengan erlenmeyernya sebesar 275,8 gram. Pada 30 menit pertama
berat tanaman menjadi 275,7 dengan selisih dari berat awal sebesar 0,1
gram. Lalu setelah 30 menit kedua berat tanaman berkurang menjadi
275,4 dengan selisih dari berat pada 30 menit pertama sebesar 0,3 gram.
Kemudian setelah 30 menit ketiga berat tanaman menjadi 275,3 dengan
selisih dari berat 30 menit kedua sebesar 0,2. Sehingga didapat rata-rata
selisih sebesar 0,20 gram. Luas rata-rata daun pada kondisi gelap
didapatkan sebesar 18,3 cm2.
Pada grafik dapat terlihat bahwa kecepatan transpirasi tanaman
Pacar Air (Impatien balsemia) yang diletakkan pada tempat terang
0,00067 gr/menit/cm2 dan kecepatan transpirasi tanaman Pacar Air
(Impatien balsemia) yang diletakkan pada tempat gelap 0,00036
gr/menit/cm2. Grafik menunjukkan bahwa kecepatan transpirasi tanaman
yang diletakkan pada tempat terang lebih besar dari pada tanaman yang
diletakkan di tempat gelap.

- Pembahasan
Pada pratikum kali ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
lingkungan terhadap kecepatan transpirasi dengan metode penimbangan.
Pratikum ini menggunkan tanaman Pacar Air (Impatien balsemia) karena
batang tanaman Pacar Air (Impatien balsemia) merupakan batang basah
dan tegak sehingga lebih mudah diamati proses terjadinya transpirasi
pada tanaman. Kedua tanaman Pacar Air (Impatien balsemia) yang
digunakkan di potong menjadi setinggi 20 cm dan di buang bagian-
bagian yang tidak diperlukan dalam pratikum, seperti bunga, pucuk
tanaman, dan daun-daun yang rusak, hingga menyisakan 10 helai daun
yang dibutuhkan sebagai kontrol. Bagian-bagian tanaman yang terdapat
luka atau bekas terbuangnya bunga dan daun (pada batang) diberikan
atau dioleskan vaselin agar mencegah terjadiya transpirasi pada bagian
tanaman yang tidak diinginkan. Kemudian tanaman Pacar Air (Impatien
balsemia) diberi perlakuan yang berbeda dengan menempatkan pada
kondisi yang terang dan gelap. Pada kondisi terang diletakkan 20 cm dari
lampu pijar 100 watt dan pada gelap diletakkan didalam lemari yang
tidak dimasuki cahaya.
Berdasarkan hasil pengamatan pada tanaman Pacar Air (Impatien
balsemia) yang mendapat perlakuan berbeda, didapatkan hasil kecepatan
transpirasi yang berbeda. Kecepatan transpirasi didapatkan melalui
rumus dengan membutuhkan rata-rata selisih berat, rata-rata waktu dan
rata-rata luas daun. Pada kondisi terang rata-rata selisih berat sebesar
0,27 gram, rata-rata waktu 30 menit dan rata- rata luas daun sebesar 13,3
cm2. Pada kondisi terang rata-rata selisih berat sebesar 0,20 gram, rata-
rata waktu 30 menit dan rata- rata luas daun sebesar 18,3 cm2. Untuk
dapat mengetahui kecepatan transpirasi diperoleh menggunakan rumus:

𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡


Kecepatan Transpirasi = 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 × 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛
Maka dapat diperoleh:
- Kecepatan transpirasi pada kondisi terang
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡
Kecepatan Transpirasi = 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 × 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛
0,27
= 30 × 13,3
= 0,00067
= 6,7 x 10-4 gr/menit/cm2
- Kecepatan transpirasi pada kondisi gelap
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡
Kecepatan Transpirasi = 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 × 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛
0,20
=
30 × 18,3
= 0,00036
= 3,6 x 10-4 gr/menit/cm2

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan bahwa, pada kondisi


terang kecepatan transpirasi yang didapat sebesar 6,7 x 10-4 gr/menit/cm2
sedangkan pada kondisi gelap kecepatan transpirasi yang didapat sebesar
3,6 x 10-4 gr/menit/cm2. Telah diketahui bahwa kecepatan transpirasi
tanaman Pacar Air (Impatien balsemia) yang diletakkan pada kondisi
terang jauh lebih besar daripada kecepatan transpirasi tanaman Pacar Air
(Impatien balsemia) yang diletakkan pada kondisi gelap. Hal ini
menunjukkan bahwa intensitas cahaya berpengaruh terhadap kecepatan
transpirasi tumbuhan. Semakin besar intensitas cahaya yang diterima
oleh tumbuhan, maka semakin besar pula kecepatan atau laju transpirasi
tumbuhan tersebut, begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan sebuah teori, fotosintesis melibatkan organ tanaman
utama yaitu daun. Pada daun terdapat stomata yang berperan juga dalam
proses fotosintesis . Stomata memiliki sel yang mengandung klorofil
yaitu sel penjaga. Ketika fotosintesis berlangsung tumbuhan terutama
daun akan menghasilkan glukosa, begitu juga pada sel penjaga karena
terdapat kloroplas dalam nya. Maka ketika sel mendapatkan cahaya akan
menghasilkan glukosa dalam bentuk larut pada cairan sel penjaga.
Apabila suatu sel terdapat banyak zat terlarut yaitu glukosa, maka
potensial air penjaga rendah sehingga air dari sel tetangga masuk
kedalam sel penjaga sehingga sel penjaga mengalami turgor yang
membuat stomata membuka dan terjadilah proses transpirasi. Sehingga
ketika tumbuhan menerima banyak intensitas cahaya, hal tersebut akan
membantu terbukanya stomata yang lebih banyak pada daun sehingga
terjadinya penguapan (kehilangan air) yang membuat kecepatan atau laju
transpirasi meningkat.
Kecepatan transpirasi pada tumbuhan tidak hanya akibat pengaruh
intensitas cahaya saja, namun suhu dan kelembaban juga mempengaruhi
kecepatan transpirasi tumbuhan. Suhu lingkungan mempengaruhi
kecepatan transpirasi, semakin tinggi suhu lingkungan disekitar tanaman
maka akan semakin tinggi pula kecepatan traspirasinya. Karena suhu
mempengaruhi penguapan yang menyebabkan tumbuhan kehilangan air,
sehingga kecepatan transpirasi pada tumbuhan semakin meningkat. Hal
ini dapat dilihat pada tanaman Pacar Air (Impatien balsemia) yang
diletakkan pada kondisi terang dan gelap. Pada kondisi terang yang
memiliki suhu 31℃ memiliki kecepatan transpirasi yang lebih besar dari
pada tanaman Pacar Air (Impatien balsemia) dalam kondisi gelap yang
memiliki suhu 30℃.
Kelembaban sekitar tumbuhan juga mempengaruhi kecepatan
transpirasi, namun besar kelembaban berbanding terbalik dengan
kecepatan transpirasi tumbuhan. Semakin rendah kelembaban
lingkungan maka akan semakin tinggi kecepatan transpirasi tumbuhan.
Hal ini dapat dilihat pada tanaman Pacar Air (Impatien balsemia) yang
kondisi terang memiliki kecepatan transpirasi tinggi, kelembabannya
lebih rendah daripada kondisi gelap yaitu 81%. Pada kondisi gelap
memiliki kecepatan transpirasi lebih rendah, kelembabanya lebih tingga
daripada kondisi terang yaitu 82%.

M. Kesimpulan
Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa intensitas cahaya, suhu dan kelembaban mempengaruhi kecepatan
transpirasi pada tanaman Pacar Air (Impatien balsemia). Semakin tinggi
intensitas cahaya dan suhu lingkungan, maka semakin tinggi pula kecepatan
transpirasi tumbuhan, begitu pula sebaliknya. Pada kelembaban, semakin
rendah kelembaban lingkungan maka semakin tinggi pula kecepatan
transpirasi tumbuhan dan sebaliknya. Hal ini dibuktikan pada tanaman Pacar
Air (Impatien balsemia), dalam kondisi terang memiliki kecepatan
transpirasi sebesar 6,7 x 10-4 gr/menit/cm2, dan dalam kondisi gelap
memiliki kecepatan transpirasi sebesar 3,6 x 10-4 gr/menit/cm2.

N. Daftar Pustaka
Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta : UI Press.
Gardner, F. P. R. Brent pearce dan Goger L. Mitchell. 1991. Fisiologi
Tanaman Budidaya. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Jayamiharja, Joni B. Ahmad. 1977. Diktat Fisiologi Tumbuhan Jilid I.
Purwokerto: Fakultas Pertanian UNSOED.
Lakitan,B. 1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Grafindo
Persada.
Loveless, A. R. 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah
Tropik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Siregar, Arbayah. 2003. Anatomi Tumbuhan. ITB. Bandung.
Soedirokoesoemo, Wibisono. 1993. Materi Pokok Anatomi dan Fisiologi
Tumbuhan. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sri, Yuni. 2018. Petunjuk Praktikum Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan.
Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.
Tjitrosomo.1987. Botani Umum 2. Bandung : Penerbit Angkasa.
Wanggai, Frans. 2006. Manajemen Hutan. Jakarta : GRASINDO.
Wilkins,M. B. 1989. Fisologi Tanaman. Bumi Aksara : Jakarta.
LAMPIRAN

Tanaman Pacar Air Tanaman Pacar Air


Kondisi Terang Kondisi Gelap

Terang Awal Terang 30’

Terang 30’’ Terang 30’’’



Gelap Awal Gelap 30’

Gelap 30’’

Mengukur Luas Daun Tanaman

Anda mungkin juga menyukai