Modul I Pengelasan Penyambungan
Modul I Pengelasan Penyambungan
MODUL I
“Pengelasan Penyambungan Titik”
Disusun oleh:
Asisten:
Hanif Zuhair
A. Landasan Teori
Secara umum proses pengelasan pada logam dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok seperti pengelasan patri, pengelasan tempa,
pengelasan gas, pengelasan tahanan, pengelasan busur listrik. Jauh
sebelumnya, penyambungan logam dilakukan dengan memanasi dua logam
dan menyatukannya secara bersama. Logam yang menyatu tersebut dikenal
dengan istilah fusion. Las listrik merupakan salah satu yang menggunakan
prinsip tersebut. Las busur listrik umunya disebut las listrik adalah salah satu
cara menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik
(electric arc) yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung.
Untuk menimbulkan busur nyala listrik, kedua elektroda dihubungkan singkat,
dengan cara disentuhkan lebih dahulu dan pada bagian yang bersentuhan ini
akan terjadi pemanasan(temperature naik), dan selanjutnya dengan cepat
ditarik kembali dan dijaga agar Panjang listriknya normal.(Adiyanto, 2019).
Dasar Teori Elektroda pada dasarnya bila ditinjau dari logam yang dilas,
kawat elektroda dibedakan menjadi lima, yaitu: baja lunak, baja karbon tinggi,
nbaja paduan, besi tuang dan logam non ferro. Karena filler metal harus
mempunyai kesamaan sifat dengan logam induk, maka sekaligus ini berarti
bahwa tiada elektroda yang dapat dipakai untuk semua jenis dari pengelasan.
Elektroda terbungkus sudah banyak yang distandarkan penggunaannya,
standarisasi elektroda berdasarkan JIS didasarkan pada jenis fluks, posisi
pengelasan, dan arus listrik. Cara Pergerakan elektroda ada banyak sekali,
tetapi tujuannya adalah sama yaitu dengan mendapatkan deposit logam las
dengan permukaan yang rata dan halus dan menghindari terjadinya jakikan dan
pencampuran terak. (Duniawan, 2015)
Besarnya arus pengelasan yang diperlukan tergantung pada diameter
elektroda, tebal bahan yang dilas, jenis elektroda yang digunakan, geometri
sambungan, diameter inti elektroda, posisi pengelasan. Daerah las mempunyai
kapasitas panas tinggi maka diperlukan arus yang tinggi. Arus las merupakan
parameter las yang langsung mempengaruhi penembusan dan kecepatan
pencairan logam induk. Makin tinggi arus las makin besar penembusan dan
kecepatan pencairannya. Besar arus pada pengelasan mempengaruhi hasil las
bila arus terlalu rendah maka perpindahan cairan dari ujung elektroda yang
digunakan sangat sulit dan busur listrik yang terjadi tidak stabil. Panas yang
terjadi tidak cukup untuk melelehkan logam dasar, sehingga menghasilkan
bentuk rigi-rigi las yang kecil dan tidak rata serta penembusan kurang dalam.
Jika arus terlalu besar, maka akan menghasilkan manik melebar, butiran kecil,
penetrasi dalam, serta penguatan matriks las tinggi (suratman, 2001)
C. Langkah-Langkah Penyambungan
Langkah-langkah yang kita lakukan dalam penyambungan adalah sebagai
berikut:
1. Mempersiapkan alat dan bahan.
2. Menggunakan alat keamanan (Masker, Sepatu dll.)
3. Mencolokkan kabel las pada mesin las.
4. Menyambungkan mesin las pada sumber listrik.
5. Mengatur tegangan sesuai tebal bahan yang akan dilas (kita menggunakan
tegangan 65 V) lalu tekan tombol on pada mesin las.
6. Memasang elektroda pada holder dan jepit bahan yang akan di las dengan
klem massa.
7. Mendekatkan ujung elektroda pada media yang akan dilas. Mengatur jarak
antara elektroda dengan media, agar hasil pengelasan sempurna.
8. Mengamati hasil pengelasan, apabila masih ada celah maka diulangi lagi
pada daerah celah tersebut.
9. Memberrsihkan media yang dilas dengan palu dan sikat kawat.
10. Setelah selesai, membersihkan lokasi dan mengemasi alat-alat.
D. Gambar Objek Praktikum
Dibawah ini adalah gambar hasil penyambungan: