Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TRASNPORTASI

A. Studi Kasus
Kebutuhan air bersih di Gunung Kidul terus meningkat seiring
dengan pertambahan jumlah pelanggan PDAM Gunung Kidul. Sementara
itu permasalahan yang dihadapi adalah produktivitas air yang menurun
serta minimnya dana untuk peremajaan sarana/prasarana dan operasional
air. Diperlukan model yang tepat untuk masalah distribusi air di PDAM
Gunung Kidul yakni dengan model transportasi dan teknik-teknik
penyelesaian transportasi, sehingga antara ketersediaan air dan kebutuhan
air masyarakat konsumen dapat berjalan simultan di tengah keterbatasan-
keterbatasan yang ada.
Pada kasus di PDAM Gunung Kidul, air yang diproduksi di unit
pengolahan air langsung didistribusikan ke daerah pelayanan. Terdapat 4
unit pengolahan air yakni Sumur Dalam Utara, Sumur Dalam Selatan,
Instalasi Pengolahan air (IPA) Jurug, dan Kolam Air Ponjong. Daerah
pelayanan PDAM Gunung Kidul adalah 5 (lima) daerah yang berada di
bawah administrasi Gunung Kidul yakni Wonosari, Tepus, Ngawen,
Karangmojo, dan Patuk. Sehingga terdapat 5 (lima) tujuan pendistribusian
air minum.
Data yang dijadikan acuan dalam penelitian ini meliputi :
1. Data biaya operasional per unit
Tabel 2.1 Biaya operasional per unit(Rp/hari)
Sumber Biaya Operasional (Rp/hari)
Pengelolaan Air Wonosari Ngawen Karangmojo Patuk Tepus
Kolam Ponjong 150 150 150 150 150
Sumur Utara 300 300 300 300 300
Sumur Selatan 400 400 400 400 400
IPA Jurug 587 587 587 587 587
2. Data ketersediaan air
Data ketersediaan air menunjukan jumlah air yang tersedia per hari
masing – masing unit pengolahan air di kolam Ponjong sebanyak
35.800m3 , Sumur Utara sebanyak 14.200m3 , sumur selatan 12.750m3 ,
dan IPA jurug sebanyak 5.750m3 .
3. Data kebutuhan air
Data kebutuhan air menunjukan jumlah air yang dibutuhkan tiap
daerah pelayanan PDAM Gunung Kidul per hari yaitu Wonosari
sebanyak 11.550 m3 , Ngawen sebanyak 12.885m3 , Karangmojo
15.500m3 , Patuk 17.750m3 , dan Tepus 10.815 m3 .
4. Data anggaran dana institusi
Anggaran dana institusi yang tersedia sebesar Rp 7.495.711.000
per tahun atau Rp 20.536.194,52 per hari. Dengan data yang telah ada,
tentukan total biaya operasional yang minimum untuk dapat memenuhi
kebutuhan air masyarakat.

B. Pengumpulan Data
Pada kasus PDAM Gunung Kidul, air yang diproduksi di unit
pengolahan air langsung didistribusikan ke daerah pelayanan. Daerah
pelayanan PDAM Gunung Kidul ada 5 daerah yang berada dibawah
administrasi Gunung Kidul yakni Wonosari, Ngawen, Karangmojo, Patuk,
dan Tepus sehingga terdapat 5 tujuan pendistribusian air minum. Berikut
data biaya operasional per unit.
Tabel 2.2 Biaya operasional per unit(Rp/hari)
Sumber Biaya Operasional (Rp/hari)
Pengelolaan Air Wonosari Ngawen Karangmojo Patuk Tepus
Kolam Ponjong 150 150 150 150 150
Sumur Utara 300 300 300 300 300
Sumur Selatan 400 400 400 400 400
IPA Jurug 587 587 587 587 587
Terdapat 4 unit pengolahan air yaitu Sumur Dalam Utara, Sumur Dalam
Selatan, IPA Jurug, dan Kolam Air Ponjong. Berikut data ketersedian air
yang tersedia di masing – masing di unit pengolahan air.
Tabel 2.3 Jumlah pasokan air ditiap unit pengolahan air (𝑚3 /hari)
Sumur Dalam Sumur Dalam IPA Jurug Kolam Air
Utara Selatan Ponjong
14.200 12.750 5.750 35.800
Data kebutuhan air yang dibutuhkan tiap daerah pelayanan PDAM
Gunung Kidul
Tabel 2.4 Jumlah kebutuhan air di tiap daerah (m3 /hari)
Wonosari Ngawen Karangmojo Patuk Tepus
11.550 12.885 15.500 17.750 10.815

C. Pengolahan Data
Penyelesaian masalah linear dengan banyak variabel akan lebih
mudah dengan menggunakan software lingo yang prinsip kerja utamanya
adalah dengan memasukkan data sebagai rumusan masalah yang terdiri
dari optimasi,baik fungsi maksimum maupun fungsi minimum sesuai
dengan fungsi kendala.
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembahasaan ini adalah
meminimumkan biaya untuk dapat memenuhi kebutuhan air masyarat
Gunung Kidul dan penetapan koefisien fungsi tujuan dimulai dengan
menentukan kontribusi dari biaya produksi perusahaan untuk masing-
masing produk yang dihasilkan. Formulasi model yang dapat dibentuk
adalah:
𝑚 𝑛

𝐹𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖 𝑇𝑢𝑗𝑢𝑎𝑛 𝑍 = ∑ ∑ 𝐶𝑖𝑗 𝑋𝑖𝑗


𝑖=1 𝑗=1
Keterangan:
Z = Nilai fungsi tujuan
Cij = Kontribusi biaya pengiriman produk.
Xij = Banyaknya produk j yang di alokasikan pada tujuan i.
i = Kelompok produk.
j = Kelompok tujuan.

1. Perhitungan kontribusi biaya


Data yang dijadikan acuan diolah dari pada kasus PDAM
Gunung Kidul yaitu tentang biaya produksi. Besar biaya-biayanya
dapat dilihat di tabel 2.1. Biaya-biaya inilah yang akan menjadi
perhitungan kontribusi biaya dari suatu fungsi tujuan minimasi biaya
yang ada dalam permasalahan.

2. Formulasi Model Fungsi Tujuan


Tabel 2.5 Data pasokan dan kebutuhan air
Sumber Daerah Penerima air
Pengelolaan air Wonosari Ngawen Karangmojo Patuk Tepus Supply
Kolam Ponjong 150 150 150 150 150 35.800

Sumur Utara 300 300 300 300 300 14.200

Sumur selatan 400 400 400 400 400 12.750

IPA Jurug 587 587 587 587 587 5.750

Demand 11.550 12.885 15.500 17.750 10.815 68.500

Setelah kontribusi biaya diketahui, maka fungsi tujuan dapat


dirumuskan sebagai berikut.
Min : Z = 150KPW + 150KPN + 150KPK + 150KPP + 150KPT +
300SUW + 300SUN + 300SUK + 300SUP + 300SUT +
400SSW + 400SSN + 400SSK + 400SSP + 400SST +
587IJW + 587IJN+ 587IJK + 587IJP + 587IJT
Dalam proses pendistribusian, perusahaan dihadapi dengan
segala macam keterbatasan. Keterbatasan inilah yang kemudian
dijadikan kendala – kendala yang dihadapi perusahaan. Kendala –
kendala yang dihadapi oleh PDAM Gunung Kidul adalah kebutuhan
air bersih di daerah Gunung Kidul terus meningkat seiring dengan
pertambahan jumlah pelanggan. Sementara itu permasalahan yang
dihadapi adalah produktivitas air yang menurun serta minimnya dana
untuk peremajaan sarana/prasarana dan operasional air. Diperlukan
pemodelan yang tepat untuk masalah distribusi air di PDAM Gung
Kidul, sehingga antara ketersediaan air dan kebutuhan air masyarakat
konsumen dapat berjalan simultan dengan keterbatasan yang ada.
Formulasi yang dapat dibentuk adalah :
a. Kendala Permintaan
𝑛

∑ 𝑋𝑖𝑗 = 𝑑𝑗
𝑗=1

Keterangan :
dj = Jumlah permintaan untuk daerah ke-j
Xij = Banyaknya produk j yang di alokasikan pada tujuan i
n = Jumlah permintaan
1) Kebutuhan Permintaan air
Data kebutuhan air menunjukan jumlah air yang
dibutuhkan per hari masing – masing daerah pelayanan di
Wonosari 11.550 m3 , Ngawen 12.885m3 , Karangmojo
15.500m3 , Patuk 17.750m3 , dan Tepus 10.815 m3 .
2) Formulasi kebutuhan permintaan air
a) KPW + SUW + SSW + IJW =11.550
b) KPN + SUN +SSN + IJN =12.885
c) KPK + SUK + SSK + IJK =15.500
d) KPP +SUP +SSP +IJP =17.750
e) KPT + SUT + SST + IJT =10.815
b. Kendala kapasitas produksi

∑ 𝑋𝑖𝑗 = 𝑆𝑖
𝑖=1

Keterangan :
Xij = Banyaknya produk j yang di alokasikan pada tujuan i.
Si = X supply yang tersedia di kota i
m = Jumlah kebutuhan
1) Jumlah ketersediaan air
Jumlah ketersediaan air adalah kendala untuk membatasi
pendistribusian permintaan air untuk tiap unit.
2) Formulasi kendala ketersediaan air
a) KPW + KPN + KPK + KPP + KPT ≤ 35.800
b) SUW + SUN + SUK + SUP + SUT ≤ 14.200
c) SSW + SSN + SSK + SSP + SST ≤ 12.750
d) IJW + IJN + IJK + IJP + IJT ≤ 5.750
Untuk menyelesaikan masalah-masalah yang meliputi jawaban
fungsi tujuan dan jawaban fungsi kendala serta jawaban analisis
sensitivitas menggunakan Solver Lingo dengan cara sebagai berikut:
a. Langkah – langkah menggunakan program Lingo
1. Buka software lingo dengan cara double click icon pada
desktop.
2. Setelah membuka maka muncul tampilan sebagai berikut.
Gambar 2.1 tampilan awal
3. Lalu mulai membuat model. Pertama membuat sets terlebih dahulu
untuk mendefinisikan variabel yang akan kita cantumkan dalam
tabel.

Gambar 2.2 pengisian sets


4. Lalu masukkan data yang digunakan, biasanya berupa biaya
transportasi.
Gambar 2.3 pengisian data
5. Setelah itu masukkan fungsi tujuan dan pembatas – pembatas yang
digunakan ke dalam model.

Gambar 2.4 pengisian fungsi tujuan dan batasan


6. Kemudian klik solve dan akan muncul tampilan seperti berikut.

Gambar 2.5 tampilan solve


7. Solver Status

Gambar 2.6 Solver Status


D. Analisis dan Pembahasan
Representasi masalah distribusi air minum di PDAM Gunung Kidul
dengan diagram model transportasi ditunjukan pada tabel 2.2, 2.3, dan 2.4
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan software lingo diperoleh
hasil seperti:
1. Global optimal solution found, ini artinya model perhitungan
mendapatkan solusi yang layak dengan nilai tujuan yang baik atau lebih
baik dari semua solusi yang layak untuk model ini.
2. Objective value = 18.105.300, yang artinya pada kasus minimasi ini
diperoleh nilai minimum untuk fungsi tujuan sebesar
Min : Z = 150KPW + 150KPN + 150KPK + 150KPP + 150KPT +
300SUW + 300SUN+ 300SUK + 300SUP + 300SUT +
400SSW + 400SSN+ 400SSK + 400SSP + 400SST +
587IJW + 587IJN+ 587IJK + 587IJP + 587IJT
3. Infeasibilities = 0 , yang artinya pada model ini semua model
perhitungan dapat diselesaikan.
4. Total solver literation = 11 , yang artinya system aplikasi di dalam lingo
melakukan literasi (pengulangan) perhitungan sebanyak 11 kali untuk
mendapat nilai optimum.
Dimana dihasilkan :
Untuk mendapat biaya pendistribusian yang optimal, PDAM
Gunung Kidul harus mendistribusikan air dari Kolam Ponjong ke
Karangmojo sebanyak 7.235m3 , dari Kolam Ponjong ke Patuk
sebanyak 17.750m3 , dari Kolam Ponjong ke Tepus sebanyak
10.815m3 , dari Sumur Utara ke Ngawen sebanyak 5.935m3 , dari
Sumur Utara ke Karangmojo sebanyak 8.265m3 , dari Sumur Selatan ke
Wonosari sebanyak 11.550m3 , dari Sumur Selatan ke Ngawen
sebanyak 1.200m3 , dan dari IPA Jurug ke Ngawen sebanyak 5.750m3 .
Tabel 2.6 Pendistribusian Air
Sumber Daerah Penerima air
Pengelolaan air Wonosari Ngawen Karangmojo Patuk Tepus Supply
Kolam Ponjong 150 150
7.235 150 17.750 150
10.815 150
35.800

Sumur Utara 300 5.935 300 8.265 300 300 300 14.200

Sumur selatan 11550 400 1.200 400 400 400 400 12.750

IPA Jurug 587 5.750 587 587 587 587 5.750

Demand 11.550 12.885 15.500 17.750 10.815 68.500


Sehingga, jalur pendistribusiannya, yaitu:
Karangmojo

Ponjong
Patuk

Tepus

Ngawen

Sumur Utara

Karangmojo

Wonosari

Sumur Selatan

Ngawen

IPA Jurug Ngawen

5. Slack or Surplus
Slack maksudnya adalah sumberdaya yang tersisa atau tidak
terpakai dengan solusi yang terjadi, dengan kendala <=.
Surplus maksudnya adalah kelebihan penggunaan seumberdaya
dengan solusi yang terjadi, dengan kendala >=.
Dalam Persoalan ini, semua nilai slack/surplus nya 0, berarti
tidak ada sisa air.
E. Kesimpulan dan Saran
Dari studi kasus yang kami teliti kami memperoleh kesimpulan
bahwa hasil total biaya operasional minimum yakni Rp 18.105.300 per
hari. Agar nilai minimum ini diperoleh perusahaan harus melakukan
pengiriman dari Kolam Ponjong ke Karangmojo sebanyak 7.235m3 , dari
Kolam Ponjong ke Patuk sebanyak 17.750m3 , dari Kolam Ponjong ke
Tepus sebanyak 10.815m3 , dari Sumur Utara ke Ngawen sebanyak
5.935m3 , dari Sumur Utara ke Karangmojo sebanyak 8.265m3 , dari
Sumur Selatan ke Wonosari sebanyak 11.550m3 , dari Sumur Selatan ke
Ngawen sebanyak 1.200m3 , dan dari IPA Jurug ke Ngawen sebanyak
5.750m3 .
F. Lampiran
1. Coding
SETS:Sumber/KP,SU,SS,IJ/:Supply;
Penerima/W,N,K,P,T/:Demand;
routes(Sumber,Penerima):cost,Volume;
endsets

data:
Supply=35800,14200,12750,5750;
Demand=11550,12885,15500,17750,10815;
cost=150,150,150,150,150,
300,300,300,300,300,
400,400,400,400,400,
587,587,587,587,587;
enddata
!Fungsi Tujuan;
[obj]min=@sum(routes:cost*volume);
!pembatas Demand;
@for(penerima(j):[DEM]@sum(sumber(i):volume(i,j))>=Demand
(j));
!pembatas Supply;
@for(sumber(i):[SUP]@sum(penerima(j):volume(i,j))<Supply(
i));
end

2. Solution Report
Global optimal solution found.
Objective value: 0.1810525E+08
Infeasibilities: 0.000000
Total solver iterations: 11

Variable Value Reduced Cost


SUPPLY( KP) 35800.00 0.000000
SUPPLY( SU) 14200.00 0.000000
SUPPLY( SS) 12750.00 0.000000
SUPPLY( IJ) 5750.000 0.000000
DEMAND( W) 11550.00 0.000000
DEMAND( N) 12885.00 0.000000
DEMAND( K) 15500.00 0.000000
DEMAND( P) 17750.00 0.000000
DEMAND( T) 10815.00 0.000000
COST( KP, W) 150.0000 0.000000
COST( KP, N) 150.0000 0.000000
COST( KP, K) 150.0000 0.000000
COST( KP, P) 150.0000 0.000000
COST( KP, T) 150.0000 0.000000
COST( SU, W) 300.0000 0.000000
COST( SU, N) 300.0000 0.000000
COST( SU, K) 300.0000 0.000000
COST( SU, P) 300.0000 0.000000
COST( SU, T) 300.0000 0.000000
COST( SS, W) 400.0000 0.000000
COST( SS, N) 400.0000 0.000000
COST( SS, K) 400.0000 0.000000
COST( SS, P) 400.0000 0.000000
COST( SS, T) 400.0000 0.000000
COST( IJ, W) 587.0000 0.000000
COST( IJ, N) 587.0000 0.000000
COST( IJ, K) 587.0000 0.000000
COST( IJ, P) 587.0000 0.000000
COST( IJ, T) 587.0000 0.000000
VOLUME( KP, W) 0.000000 0.000000
VOLUME( KP, N) 0.000000 0.000000
VOLUME( KP, K) 7235.000 0.000000
VOLUME( KP, P) 17750.00 0.000000
VOLUME( KP, T) 10815.00 0.000000
VOLUME( SU, W) 0.000000 0.000000
VOLUME( SU, N) 5935.000 0.000000
VOLUME( SU, K) 8265.000 0.000000
VOLUME( SU, P) 0.000000 0.000000
VOLUME( SU, T) 0.000000 0.000000
VOLUME( SS, W) 11550.00 0.000000
VOLUME( SS, N) 1200.000 0.000000
VOLUME( SS, K) 0.000000 0.000000
VOLUME( SS, P) 0.000000 0.000000
VOLUME( SS, T) 0.000000 0.000000
VOLUME( IJ, W) 0.000000 0.000000
VOLUME( IJ, N) 5750.000 0.000000
VOLUME( IJ, K) 0.000000 0.000000
VOLUME( IJ, P) 0.000000 0.000000
VOLUME( IJ, T) 0.000000 0.000000

Row Slack or Surplus Dual Price


OBJ 0.1810525E+08 -1.000000
DEM( W) 0.000000 -587.0000
DEM( N) 0.000000 -587.0000
DEM( K) 0.000000 -587.0000
DEM( P) 0.000000 -587.0000
DEM( T) 0.000000 -587.0000
SUP( KP) 0.000000 437.0000
SUP( SU) 0.000000 287.0000
SUP( SS) 0.000000 187.0000
SUP( IJ) 0.000000 0.000000

Anda mungkin juga menyukai