TRANSPORTASI
TRANSPORTASI
TRASNPORTASI
A. Studi Kasus
Kebutuhan air bersih di Gunung Kidul terus meningkat seiring
dengan pertambahan jumlah pelanggan PDAM Gunung Kidul. Sementara
itu permasalahan yang dihadapi adalah produktivitas air yang menurun
serta minimnya dana untuk peremajaan sarana/prasarana dan operasional
air. Diperlukan model yang tepat untuk masalah distribusi air di PDAM
Gunung Kidul yakni dengan model transportasi dan teknik-teknik
penyelesaian transportasi, sehingga antara ketersediaan air dan kebutuhan
air masyarakat konsumen dapat berjalan simultan di tengah keterbatasan-
keterbatasan yang ada.
Pada kasus di PDAM Gunung Kidul, air yang diproduksi di unit
pengolahan air langsung didistribusikan ke daerah pelayanan. Terdapat 4
unit pengolahan air yakni Sumur Dalam Utara, Sumur Dalam Selatan,
Instalasi Pengolahan air (IPA) Jurug, dan Kolam Air Ponjong. Daerah
pelayanan PDAM Gunung Kidul adalah 5 (lima) daerah yang berada di
bawah administrasi Gunung Kidul yakni Wonosari, Tepus, Ngawen,
Karangmojo, dan Patuk. Sehingga terdapat 5 (lima) tujuan pendistribusian
air minum.
Data yang dijadikan acuan dalam penelitian ini meliputi :
1. Data biaya operasional per unit
Tabel 2.1 Biaya operasional per unit(Rp/hari)
Sumber Biaya Operasional (Rp/hari)
Pengelolaan Air Wonosari Ngawen Karangmojo Patuk Tepus
Kolam Ponjong 150 150 150 150 150
Sumur Utara 300 300 300 300 300
Sumur Selatan 400 400 400 400 400
IPA Jurug 587 587 587 587 587
2. Data ketersediaan air
Data ketersediaan air menunjukan jumlah air yang tersedia per hari
masing – masing unit pengolahan air di kolam Ponjong sebanyak
35.800m3 , Sumur Utara sebanyak 14.200m3 , sumur selatan 12.750m3 ,
dan IPA jurug sebanyak 5.750m3 .
3. Data kebutuhan air
Data kebutuhan air menunjukan jumlah air yang dibutuhkan tiap
daerah pelayanan PDAM Gunung Kidul per hari yaitu Wonosari
sebanyak 11.550 m3 , Ngawen sebanyak 12.885m3 , Karangmojo
15.500m3 , Patuk 17.750m3 , dan Tepus 10.815 m3 .
4. Data anggaran dana institusi
Anggaran dana institusi yang tersedia sebesar Rp 7.495.711.000
per tahun atau Rp 20.536.194,52 per hari. Dengan data yang telah ada,
tentukan total biaya operasional yang minimum untuk dapat memenuhi
kebutuhan air masyarakat.
B. Pengumpulan Data
Pada kasus PDAM Gunung Kidul, air yang diproduksi di unit
pengolahan air langsung didistribusikan ke daerah pelayanan. Daerah
pelayanan PDAM Gunung Kidul ada 5 daerah yang berada dibawah
administrasi Gunung Kidul yakni Wonosari, Ngawen, Karangmojo, Patuk,
dan Tepus sehingga terdapat 5 tujuan pendistribusian air minum. Berikut
data biaya operasional per unit.
Tabel 2.2 Biaya operasional per unit(Rp/hari)
Sumber Biaya Operasional (Rp/hari)
Pengelolaan Air Wonosari Ngawen Karangmojo Patuk Tepus
Kolam Ponjong 150 150 150 150 150
Sumur Utara 300 300 300 300 300
Sumur Selatan 400 400 400 400 400
IPA Jurug 587 587 587 587 587
Terdapat 4 unit pengolahan air yaitu Sumur Dalam Utara, Sumur Dalam
Selatan, IPA Jurug, dan Kolam Air Ponjong. Berikut data ketersedian air
yang tersedia di masing – masing di unit pengolahan air.
Tabel 2.3 Jumlah pasokan air ditiap unit pengolahan air (𝑚3 /hari)
Sumur Dalam Sumur Dalam IPA Jurug Kolam Air
Utara Selatan Ponjong
14.200 12.750 5.750 35.800
Data kebutuhan air yang dibutuhkan tiap daerah pelayanan PDAM
Gunung Kidul
Tabel 2.4 Jumlah kebutuhan air di tiap daerah (m3 /hari)
Wonosari Ngawen Karangmojo Patuk Tepus
11.550 12.885 15.500 17.750 10.815
C. Pengolahan Data
Penyelesaian masalah linear dengan banyak variabel akan lebih
mudah dengan menggunakan software lingo yang prinsip kerja utamanya
adalah dengan memasukkan data sebagai rumusan masalah yang terdiri
dari optimasi,baik fungsi maksimum maupun fungsi minimum sesuai
dengan fungsi kendala.
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembahasaan ini adalah
meminimumkan biaya untuk dapat memenuhi kebutuhan air masyarat
Gunung Kidul dan penetapan koefisien fungsi tujuan dimulai dengan
menentukan kontribusi dari biaya produksi perusahaan untuk masing-
masing produk yang dihasilkan. Formulasi model yang dapat dibentuk
adalah:
𝑚 𝑛
∑ 𝑋𝑖𝑗 = 𝑑𝑗
𝑗=1
Keterangan :
dj = Jumlah permintaan untuk daerah ke-j
Xij = Banyaknya produk j yang di alokasikan pada tujuan i
n = Jumlah permintaan
1) Kebutuhan Permintaan air
Data kebutuhan air menunjukan jumlah air yang
dibutuhkan per hari masing – masing daerah pelayanan di
Wonosari 11.550 m3 , Ngawen 12.885m3 , Karangmojo
15.500m3 , Patuk 17.750m3 , dan Tepus 10.815 m3 .
2) Formulasi kebutuhan permintaan air
a) KPW + SUW + SSW + IJW =11.550
b) KPN + SUN +SSN + IJN =12.885
c) KPK + SUK + SSK + IJK =15.500
d) KPP +SUP +SSP +IJP =17.750
e) KPT + SUT + SST + IJT =10.815
b. Kendala kapasitas produksi
∑ 𝑋𝑖𝑗 = 𝑆𝑖
𝑖=1
Keterangan :
Xij = Banyaknya produk j yang di alokasikan pada tujuan i.
Si = X supply yang tersedia di kota i
m = Jumlah kebutuhan
1) Jumlah ketersediaan air
Jumlah ketersediaan air adalah kendala untuk membatasi
pendistribusian permintaan air untuk tiap unit.
2) Formulasi kendala ketersediaan air
a) KPW + KPN + KPK + KPP + KPT ≤ 35.800
b) SUW + SUN + SUK + SUP + SUT ≤ 14.200
c) SSW + SSN + SSK + SSP + SST ≤ 12.750
d) IJW + IJN + IJK + IJP + IJT ≤ 5.750
Untuk menyelesaikan masalah-masalah yang meliputi jawaban
fungsi tujuan dan jawaban fungsi kendala serta jawaban analisis
sensitivitas menggunakan Solver Lingo dengan cara sebagai berikut:
a. Langkah – langkah menggunakan program Lingo
1. Buka software lingo dengan cara double click icon pada
desktop.
2. Setelah membuka maka muncul tampilan sebagai berikut.
Gambar 2.1 tampilan awal
3. Lalu mulai membuat model. Pertama membuat sets terlebih dahulu
untuk mendefinisikan variabel yang akan kita cantumkan dalam
tabel.
Sumur Utara 300 5.935 300 8.265 300 300 300 14.200
Sumur selatan 11550 400 1.200 400 400 400 400 12.750
Ponjong
Patuk
Tepus
Ngawen
Sumur Utara
Karangmojo
Wonosari
Sumur Selatan
Ngawen
5. Slack or Surplus
Slack maksudnya adalah sumberdaya yang tersisa atau tidak
terpakai dengan solusi yang terjadi, dengan kendala <=.
Surplus maksudnya adalah kelebihan penggunaan seumberdaya
dengan solusi yang terjadi, dengan kendala >=.
Dalam Persoalan ini, semua nilai slack/surplus nya 0, berarti
tidak ada sisa air.
E. Kesimpulan dan Saran
Dari studi kasus yang kami teliti kami memperoleh kesimpulan
bahwa hasil total biaya operasional minimum yakni Rp 18.105.300 per
hari. Agar nilai minimum ini diperoleh perusahaan harus melakukan
pengiriman dari Kolam Ponjong ke Karangmojo sebanyak 7.235m3 , dari
Kolam Ponjong ke Patuk sebanyak 17.750m3 , dari Kolam Ponjong ke
Tepus sebanyak 10.815m3 , dari Sumur Utara ke Ngawen sebanyak
5.935m3 , dari Sumur Utara ke Karangmojo sebanyak 8.265m3 , dari
Sumur Selatan ke Wonosari sebanyak 11.550m3 , dari Sumur Selatan ke
Ngawen sebanyak 1.200m3 , dan dari IPA Jurug ke Ngawen sebanyak
5.750m3 .
F. Lampiran
1. Coding
SETS:Sumber/KP,SU,SS,IJ/:Supply;
Penerima/W,N,K,P,T/:Demand;
routes(Sumber,Penerima):cost,Volume;
endsets
data:
Supply=35800,14200,12750,5750;
Demand=11550,12885,15500,17750,10815;
cost=150,150,150,150,150,
300,300,300,300,300,
400,400,400,400,400,
587,587,587,587,587;
enddata
!Fungsi Tujuan;
[obj]min=@sum(routes:cost*volume);
!pembatas Demand;
@for(penerima(j):[DEM]@sum(sumber(i):volume(i,j))>=Demand
(j));
!pembatas Supply;
@for(sumber(i):[SUP]@sum(penerima(j):volume(i,j))<Supply(
i));
end
2. Solution Report
Global optimal solution found.
Objective value: 0.1810525E+08
Infeasibilities: 0.000000
Total solver iterations: 11