Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah
ini berjudul “lafaz Am, bentuk-bentuk, dilalah Am, lafaz khash dan macam-
dan pengetahuan.
teman dan semua pihak yang telah terlibat dan memberikan bantuan dalam proses
untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat dibutuhkan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan berguna serta bisa di gunakan sebagaimana
mestinya.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(lahjah), sehingga tidak sedikit dijumpai lafaz yang kadangkala bisa memiliki
berbagai macam arti, dalam Al-qur’an banyak dijumpai istilah yang bisa di
pakai untuk menunjukna makna tertentu, seperti lafaz amm khas, dan lain
sebagainya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
3. Untuk mengetahui macam-macam dari lafadz Am.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Al-Am ()العام
1. Pengertian Al-Am
Artinya :
“lafadz yang mencakup akan semua apa saja masuk padanya dengan satu
afrad yang terkandung didalamnya, seperti lafaz “laki-laki” (ا لVVر جVV)ا ل
dalam lafaz tersebut mencakup semua laki-laki. Atau lafaz “manusia” ini
putih”. Perintah tersebut mengenai semua murid. Atau contoh lain seperti
firman Allah:
4
Artinya:
Al-Ansar: 2).2
seluruh manusia.
Mutlak atau lafaz mutlak, bermakna meliputi satu atau beberapa afrad
“dua orang besok supaya datang dengan memakai baju putih” lafaz
tersebut memang meliputi pada semua, akan tetapi hanya mengenai dua
orang diantara semua mereka itu, karena itu sering juga disebut dengan
Artinya:
seterusnya.
5
a) Umum syumuli tandanya adalah: lafaznya berbentuk jama mu’araf, (ا
hamba.
”تartinya rumah-rumah.3
a) Lafaz-lafaz, yang mana lafaz itu sendiri berarti umum seperti: lafas
)معشر
1) Firman Allah:
كل نفس ز ا
185).
2) Firman Allah:
هو ا لز ى حلق لكم ما فى ا ال ر ض جميعا
3) Firman Allah:
3
Ibid., hal. 72-73.
6
Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia
4) Firman Allah:
a) Lafal ‘amm yang tidak mungkin ditakhsis kan adalah lafal ‘amm yang
Dan kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air. (QS. Al
Anbiya: 30)
4
Ibid.
7
terhadap keumuman, dan tidak mengandung kemungkinan bahwa ia
SWT:
Lafal manusia dalam ayat ini adalah lafal ‘amm yang dimaksud adalah
dikeluarkan dari keumuman lafal seperti anak kecil dan orang gila.
c) Lafal ‘amm yang khusus seperti lafal umum yang tidak ditemui tanda
8
و ا لمطلقت يتر بصن با نفسهن شلشة قر و ء
tidak mukallaf.5
dilalah. Mereka pun sepakat bahwa lafazh ‘amm yang disertai qarinah
dilalah yang khusus pula. Yang menjadi perdebatan pendapat disini ialah
lafazh ‘amm yang mutlaq tanpa disertai suatu qarimah yang menolak
satuan-satuannya.
5
Totok Jumantoro dan Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Ushul Fiqih, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), hal. 14-15.
9
Artinya:
Namun, bukan berarti tidak ada kemungkinan taksis sama sekali. Oleh
karena itu, untuk menetapkan ke qath’I ‘amm, pada mulanya tidak boleh
dilalahnya zhani.
wadha’ kan) pada suatu makna, maka makna itu berketetapan yang pasti,
sampai ada dalil yang mengubahnya, lebih tegas lagi mereka mengatakan:
ا ن لفظ ا لعا م مو ضو ع حقيقة ال ستغر ا ق جميع ما يصد ق ءليه معن ا ال فر ا د و ا للفظ حين ا
Artinya:
dari segala yang menunjukkan satu (makna khusus). Dan suatu lafazh,
hakiki, yakni mutlak. Begitu pula lafazh ‘amm yang mutlak dari suatu
‘amm adalah zhani. Mereka beralasan, dilalah ‘amm itu termasuk bagian
10
tetap ada, maka tidak dapat dibenarkan menyatakan bahwa dilalah-nya
qath’i.6
B. Khas
1. Pengertian Khas
“sesuatu yang tidak mncapai sekaligus dua atau lebih tanpa batas”
Contoh:
saja.
b) ر جال نArtinya : dua orang laki-laki dalam hal ini terbatas pada dua
orang saja.
c) Demikian seterusnya
adalah:
11
Sebagian ulama memberikan ta’rif tentang takhsis adalah:
1. Mukhasis muttasil
umum sebelumnya.
a) Pengecualian (Al-Istisna)
Anshar).
7
A. Basiq Djalil, Op.Cit., hal. 87.
8
Ibid., hal. 88.
12
Jadi yang dikhususkaan pada ayat tersebut adalah orang-orang
228).
13
Contoh firman Allah:
Imron: 97).
2. Mukhassis munfasil
Adalah dalil umum atau makna dalil yang sama dengan dalil atau
macam:
14
Maksudnya dalil umum dan yang mengkhususkaannya berada
berbunyi:
4).
15
“tidak boleh mewarisi seorang muslim pada seorang kafir dan
Lafaz yang terdapat pada nash syara’ menunjukan satu makna tertentu
dengan pasti selama tidak ada dalil yang mengubah maknanya. Dengan
demikian apabila ada suatu kemungkinan arti lain yang tidak berdasar
mutlaq, tanpa batasan apapun, maka lafaz itu member faedah ketetapan
hukum secara mutlaq, selama tidak ada dalil yang membatasinya. Dan bila
ada dalil yang memalingkannya pada makna yang lain. Demikian juga
memberikan faedah berupa hukum haram terhadap hal yang dilarang itu,
selama tidak ada qarinah atau indikasi yang memalingkaannya dari hal
itu.9
Lafaz khas itu bentuknya banyak, sesuai dengan keadaan dan sifat
tanpa dibatasi oleh suatu syarat atau qayyid, kadang-kadang berbentuk amr
9
Rachmat Syafe’i, Op.Cit., hal. 187-188.
16
demikian macam-macam lafaz khas mencakup: mutlaq, muqayyad, amr,
dan nahyi.10
DAFTAR PUSTAKA
Djalil, A. Basiq. 2010. Ilmu Ushu Fiqih (Satu & dua). Jakarta: Kencana.
Jumantoro, Totok dan Samsul Munir Amin. 2009. Kamus Ilmu Ushul Fiqih.
Jakarta: Bumi Aksara.
Syafe’i, Rachmat. 2010. Ilmu Ushul Fiqih. Bandung: Pustaka Setia.
10
Ibid., hal. 192.
17
18