Anda di halaman 1dari 89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

FUNGSI KABUR

Tugas Akhir
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Matematika

Disusun oleh:
Nama : Retno Triyanti
NIM : 023114012

PROGRAM STUDI MATEMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

FUZZY FUNCTION

FINAL ASSIGNMENT
Presented for the Partial Fulfillment of the Requirement
To Obtain the Sarjana Sains Degree
Study Program of Mathematics

By:
Name : Retno Triyanti
Student Number : 023114012

STUDY PROGRAM OF MATHEMATICS


SAINS AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kegagalan bukan berarti anda gagal

Tetapi anda belum sukses

Kegagalan bukan berarti anda tak mencapai apa-apa

Tetapi anda telah mempelajari sesuatu

Kegagalan bukan berarti anda bodoh karena pernah mencoba

Itu pertanda anda berani, berhati teguh, bersemangat baja

Maka berbanggalah dengan diri anda sendiri

Kegagalan bukan berarti anda tidak akan sukses

Tetapi dibutuhkan kesabaran

Kegagalan bukan berarti anda sudah berakhir

Tetapi anda masih punya peluang untuk memulainya kembali,

dan berusaha mencari sesuatu yang baru

Kegagalan bukan berarti Tuhan telah meninggalkan anda

Tetapi Dia punya rencana yang lebih baik

Jadi berarti bahwa kegagalan tidak akan pernah berakhir …

(Dr. Robert Schuller)

Tugas Akhir ini aku persembahkan kepada:

1. Kedua orangtua tercinta

2. Kakak-kakakku semua dan dek Tarra tersayang

3. Keluarga besarku

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Fungsi kabur diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu fungsi tegas


dengan kendala kabur, fungsi tegas yang menularkan kekaburan dari variabel be-
bas ke variabel tak bebas, dan fungsi pengaburan dengan variabel tegas. Untuk
menentukan nilai maksimum fungsi tegas dengan daerah asal tegas maupun ka-
bur dipakai himpunan pemaksimum dan himpunan peminimum. Integral kabur
diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu integral fungsi kabur pada interval
tegas dan integral fungsi tegas pada interval kabur. Diferensial fungsi tegas pada
himpunan kabur dikerjakan dengan menggunakan prinsip perluasan.

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Fuzzy functions can be classified into three groups, namely crisp functions
with fuzzy constraint, crisp functions that propagate fuzziness of independent
variable to dependent variable, and fuzzifying functions of crisp variable. To find
the maximum value of crisp function with crisp or fuzzy domain we use maximi-
zing set and minimizing set. Fuzzy integration is classified into two groups,
namely integration of fuzzy function on crisp interval and integration of crisp
function on fuzzy interval. Differentiation of crisp function on fuzzy set is carried
out using extension principle.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Alhamdullilahhirobil’alamin, puji syukur kepada Allah SWT yang telah

memberikan anugerah, kekuatan, kesabaran, kesehatan, dan kebahagiaan sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir yang berjudul “FUNGSI

KABUR”. Tugas akhir ini disusun guna memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Romo Frans Susilo, S.J., selaku dosen pembimbing yang telah memberi-

kan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan tugas akhir ini.

2. Romo Ir. Gregorius Heliarko, S.J., S.S., B.S.T., M.A., M.Sc, selaku Dekan

Fakultas Sains dan Teknologi

3. Ibu Lusia Krismiyati Budiasih, S.Si, M.Si, selaku Ketua Program Studi

Matematika.

4. Bapak Ir. Ig. Aris Dwiatmoko, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing

Akademik.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Sains dan Teknologi, khususnya Program

Studi Matematika.

6. Segenap karyawan Universitas Sanata Dharma yang berada di perpusta-

kaan, Sekretariat Fakultas Sains dan Teknologi, BAA, dan AUK.

7. Bapak dan Ibu, yang telah memberikan kasih sayang, kepercayaan, doa,

semangat, dan kesabaran menunggu kelulusan saya.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8. Semua kakakku dan dik Tarra terima kasih atas kasih sayang, dukungan

dan doanya.

9. Teman-teman angkatan 2002, terima kasih atas dukungan dan doanya.

10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas

akhir ini.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih banyak kesalahan dan ke-

kurangan yang harus diperbaiki, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis

harapkan demi kesempurnaan tugas akhir ini.

Yogyakarta, …………………………. 2008

Penulis

Retno Triyanti

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………..……… ….… i


HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………….....… ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………....… iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………………. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………….…… v
ABSTRAK ……………………………………………………..……………… vi
ABSTRACT ………………………………………………….……………….. vii
KATA PENGANTAR ………………………………………...…….…….…... viii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. x
DAFTAR TABEL …………………………………………………………….. xii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. xiii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………...…….…..….. 1
A. Latar belakang Masalah ……………………………….………...…..…. 1
B. Rumusan Masalah …………….………………………..………………. 2
C. Batasan Masalah ……………………………….………………………. 3
D. Tujuan Penulisan …………………………...……….………………….. 3
E. Metode Penulisan ……………………………….….…….…………….. 3
F. Manfaat Penulisan …………………………………….……..…………. 3
G. Sistimatika Penulisan …………………….…......................…………… 4
BAB II FUNGSI TEGAS DAN HIMPUNAN KABUR ……….…….…..…….. 5
A. Fungsi Tegas …..…………………………………………..……….…… 5
1. Pengertian Fungsi ………………,,……………………….………. 5
2. Nilai maksimum dan Minimum Fungsi ………….……….……… 8
3. Diferensial ………………………………………..….…………… 9
4. Integral …………………………………….….…………………. 16
B. Himpunan Kabur …………………………………………….………... 20
1. Pengertian Himpunan Kabur ……………………….…………… 20
2. Fungsi Keanggotaan …………………………….…….…………. 25
3. Operasi pada Himpunan kabur …………………….………….…. 32

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Potongan-α dari Himpunan Kabur ……………………………... 34


5. Prinsip Perluasan ……………………………………….………. 34
BAB III FUNGSI KABUR ………….........................................................…... 37
A. Jenis- jenis Fungsi Kabur …………………………….……………….. 37
1. Fungsi Tegas dengan Kendala Kabur ……….………………….. 37
2. Penularan Kekaburan oleh Fungsi Tegas ………….……………. 39
3. Fungsi Pengaburan dengan Variabel Tegas ………….…………. 40
B. Ekstrim Kabur dari Fungsi ……………………………….…………… 44
1. Himpunan Pemaksimum dan Peminimum …………….…….….. 44
2. Nilai Maksimum dari Fungsi tegas ……………….……..………. 47
a. Daerah Asal Tegas ………………………..…………………. 47
b. Daerah Asal Kabur ………………………….………………. 48
C. Integral dan Diferensial Kabur ………………….…………………….. 51
1. Integral ………………………………………….................……. 51
a. Integral Fungsi Kabur dengan Interval tegas ……….………. 52
b. Integral Fungsi Tegas dengan Interval kabur ……….….…… 54
2. Diferensial ………………………………………….…………… 56
D. Soal – soal ………………………………………………….………… 58
BAB IV KESIMPULAN ……………………………………….…………….. 70
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….…….…….. 73

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Integral Kabur ………………………………………………………. 56

Tabel 3.2. Integral Kabur dari fungsi f ( x) = x 2 + 1 …………………………… 64

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Fungsi f yang mempunyai nilai maksimum relatif di c ………….. 8

Gambar 2.2. Fungsi f yang mempunyai nilai minimum relatif di c ………..….. 9

Gambar 2.3. Fungsi s(x) = f(x) - g(x) ……………………….…………………15

Gambar 2.4. Sebuah partisi dari [a, b] dengan titik-titik sampel xi ….………. 18

Gambar 2.5. Grafik fungsi keanggotaan himpunan kabur

“bilangan real yang dekat dengan 4” ……………………….…... 26

Gambar 2.6. Grafik fungsi keanggotaan himpunan kabur

“bilangan real yang dekat dengan 4”……………………………. 27

Gambar 2.7. Grafik fungsi keanggotaan Segitiga(x; 3, 6, 15) ……………...... 28

Gambar 2.8. Grafik fungsi keanggotaan Trapesium(x; 3, 6, 9,15) …………... 29

Gambar 2.9. Grafik fungsi keanggotaan Gauss(x; 8, 8) ………………..….…. 30

Gambar 2.10. Grafik fungsi keanggotaan Cauchy(x;4,1, 8) …………...…….. 31

Gambar 3.1. Fungsi pengaburan …………………………………………..….. 41

Gambar 3.2. Himpunan kabur fungsi-fungsi tegas ………..………………….. 44

Gambar 3.3. Contoh himpunan pemaksimum ……………………...…………. 45

Gambar 3.4. Himpunan pemaksimum dari fungsi sinus ……………..……….. 46

Gambar 3.5. Nilai maksimum dengan daerah asal tegas ……………..………. 48

Gambar 3.6. Nilai maksimum sebagai skalar ………………………..……….. 49

Gambar 3.7. Nilai maksimum dari f ( x) = − x + 2 dengan daerah asal kabur .. 50

Gambar 3.8. Nilai maksimum f ( x) = cos x dengan daerah asal kabur ……..... 51

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 3.9. Integral fungsi kabur dengan interval tegas ……………..….…... 54

Gambar 3.10. Interval kabur …………………………………………..……… 54

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai gejala kekaburan, yaitu

suatu himpunan yang tidak mempunyai batasan yang jelas. Misalkan kita ambil

contoh dalam kehidupan nyata, manusia dapat dibagi menjadi dua yaitu laki-laki

dan perempuan. Batasan laki-laki dan perempuan adalah jelas, tetapi tidak

demikian dengan perempuan yang cantik dan perempuan tidak cantik. Himpunan

perempuan yang cantik merupakan himpunan dengan obyek-obyek yang keanggo-

taanya tidak dapat ditentukan dengan tegas karena himpunan perempuan yang

cantik dan himpunan perempuan yang tidak cantik mempunyai batasan yang tidak

jelas. Karena himpunan perempuan yang cantik itu tergantung oleh penilaian se-

seorang. Misalnya menurut Anton mungkin Krisdayanti itu cantik sekali, tetapi

menurut Budi itu mungkin hanya biasa saja. Jadi tidak jelas mana yang meru-

pakan anggota himpunan dan mana yang bukan merupakan anggota himpunan.

Dengan adanya permasalahan yang tidak dapat diselesaikan dengan him-

punan tegas, maka diperlukan konsep himpunan kabur. Konsep himpunan kabur

diperkenalkan oleh Lotfi Asker Zadeh, seorang guru besar di University of Cali-

fornia, Berkeley, Amerika Serikat. Konsep himpunan kabur tersebut memperluas

konsep himpunan tegas menjadi konsep himpunan kabur. Dalam teori klasik,

himpunan didefinisikan sebagai suatu kumpulan obyek-obyek yang terdefinisi se-

cara tegas, yaitu dapat ditentukan apakah obyek tersebut merupakan anggota him-

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

punan itu atau tidak. Himpunan tegas A dapat didefinisikan menggunakan fungsi

χ A dengan nilai pada himpunan {0,1},yang disebut fungsi karakteristik dari him-

punan A. Di mana nilai fungsi dari χ A (x) adalah:

⎧1 jika x ∈ A
χ A ( x) = ⎨
⎩0 jika x ∉ A

untuk setiap x ∈ X .

Dengan memperluas konsep fungsi karakteristik tersebut, himpunan kabur

didefinisikan dengan menggunakan fungsi keanggotaan, yang nilainya berada

dalam selang tertutup [0, 1]. Sehingga keanggotaan dalam himpunan kabur tidak

lagi merupakan sesuatu yang tegas, melainkan sesuatu yang berderajat secara kon-

tinu.

Dalam perkuliahan telah dipelajari konsep himpunan tegas dan fungsi tegas,

termasuk integral dan diferensial suatu fungsi. Dalam penulisan makalah ini akan

dibahas tentang apakah fungsi kabur serta jenis-jenisnya, penggunaan himpunan

pemaksimum dan peminimum, selain itu juga integral dan diferensial kabur.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan ini dapat dirumuskan seba-

gai berikut

1. Jenis-jenis dari fungsi kabur dan pengertiannya?

2. Apa yang dimaksud dengan himpunan pemaksimum dan peminimum dan ba-

gaimana menentukan nilai maksimumnya?

3. Apa yang dimaksud integral dan diferensial kabur?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Batasan Masalah

Pembahasan masalah dalam penulisan makalah ini hanya dibatasi pada

teori fungsi kabur serta integral dan diferensial kabur.

D. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Sarjana Sains dalam bidang Matematika. Selain itu penu-

lisan makalah ini bertujuan untuk:

1. Memahami dan memperdalam tentang jenis – jenis fungsi kabur dan

pengertiannya.

2. Mengetahui apa yang dimaksud himpunan pemaksimum dan peminimum.

3. Mengetahui apa yang dimaksud integral dan diferensial kabur.

E. Metode Penulisan

Penulisan makalah ini menggunakan metode studi pustaka yaitu dengan

mempelajari bagian materi dari buku-buku yang berkaitan dengan fungsi kabur.

F. Manfaat Penulisan

Manfaat yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah:

1. Dapat memperdalam pemahaman mengenai fungsi kabur.

2. Dapat memperdalam pemahaman tentang himpunan pemaksimum dan

peminimum, serta integral dan diferensial kabur.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

G. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan

masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, manfaat penulisan serta sis-

tematika penulisan.

BAB II Teori himpunan kabur dan Fungsi

Menguraikan tentang teori himpunan kabur dan fungsi tegas. Dalam himpunan

kabur akan dibahas tentang pengertian dari teori kabur dan operasi- operasi

dalam himpunan kabur serta prinsip perluasan. Sedangkan dalam fungsi akan

dibahas tentang penegertian dari fungsi, nilai maksimum dan minimum dari

suatu fungsi, intergral dan diferensial.

BAB III Fungsi Kabur

Menguraikan tentang masalah yang diangkat dalam penulisan ini yaitu tentang

fungsi kabur, yang di dalamnya berisi tentang pegertian dari fungsi kabur,

jenis-jenis fungsi kabur, himpunan pemaksimum dan peminimum serta me-

nentukan nilai maksimum, integral dan diferensial kabur.

BAB IV Kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

FUNGSI TEGAS DAN HIMPUNAN KABUR

A. Fungsi Tegas

Banyak contoh yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari di mana nilai sua-

tu besaran bergantung pada nilai besaran lainnya. Misalnya balas jasa seseorang

bergantung pada banyaknya jam kerja; jarak yang ditempuh oleh mobil bergan-

tung pada waktu sejak bergerak dari suatu titik tertentu; tahanan suatu kabel listrik

dengan panjang tertentu bergantung pada garis tengahnya, dan lain-lain. Hubung-

an di antara besaran-besaran tersebut dapat dinyatakan dengan suatu fungsi.

1. Pengertian Fungsi

Suatu fungsi melibatkan tiga hal, yaitu sebuah himpunan tak kosong yang

disebut daerah asal fungsi, sebuah himpunan tak kosong lainnya yang disebut

daerah kawan fungsi, dan suatu aturan pengaitan yang menentukan elemen dalam

daerah kawan yang dikaitkan dengan tiap elemen dalam daerah asal.

Definisi 2.1

Fungsi adalah suatu aturan pengaitan antara elemen-elemen dua himpunan tak

kosong, yaitu daerah asal dan daerah kawan fungsi, yang mengaitkan tiap elemen

dalam daerah asal dengan tepat satu elemen dari daerah kawan. Dengan kata lain

sebuah fungsi memetakan tiap elemen di daerah asal ke tepat satu elemen di dae-

rah kawan.

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Fungsi biasanya disajikan dengan hurur-huruf seperti f, g, F, φ, ψ. Jika x

elemen dalam daerah asal f, maka f(x) adalah elemen dalam daerah kawan f yang

dikaitkan dengan x. Elemen f(x) ini dinamakan nilai fungsi f di x, atau peta dari x.

Himpunan semua nilai fungsi disebut daerah nilai (range) dari fungsi itu. Daerah

nilai merupakan himpunan bagian dari daerah kawan. Suatu fungsi dapat ditulis

sebagai berikut:

f : x → f ( x) .

Definisi 2.2

Misalkan suatu fungsi ditentukan oleh persamaan y = f (x ) , maka x dinamakan

variabel bebas (independent variable) atau argumen dari f, sedangkan y dina-

makan variabel tak bebas (dependent variable).

Suatu fungsi membangun himpunan pasangan terurut, sedemikian se-

hingga dalam tiap pasangan elemen yang pertama adalah elemen daerah asal

fungsi dan elemen yang kedua adalah nilai fungsi itu yang berkaitan dengan ele-

men pertama tersebut.

Sekarang akan kita definisikan operasi-operasi pada fungsi, yaitu operasi

jumlah, selisih, hasil kali, dan hasil bagi dari fungsi-fungsi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Definisi 2.3

Diberikan dua buah fungsi f dan g dengan daerah asal A dan daerah kawan B yang

merupakan himpunan semua bilangan real. Maka

i. ( f + g )( x ) = f ( x ) + g ( x )

ii. ( f − g )( x ) = f ( x ) − g ( x )

iii. ( f .g )( x ) = f ( x ).g ( x )

⎛f⎞ f ( x)
iv. ⎜⎜ ⎟⎟( x) = , g ( x) ≠ 0
⎝g⎠ g ( x)

untuk setiap x ∈ A .

Definisi 2.4

Andaikan f suatu fungsi dari A ke B dan g adalah fungsi dari B ke C. Komposisi

fungsi dari dua fungsi itu adalah fungsi g o f dari A ke C yang didefinisikan se-

bagai berikut

( g o f )( x) = g ( f ( x ))

untuk setiap x ∈ A .

Contoh 2.1

Misalkan diberikan daerah asal f adalah himpunan semua bilangan real tak negatif

dan daerah asal dari g adalah himpunan semua bilangan asli. Fungsi f dan g dide-

finisikan oleh

f ( x) = x dan g ( x) = 4 − x 2

tentukan F(x) jika F = f o g , dan tentukan daerah asal F.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Jawab:

F ( x) = ( f o g )( x)
= f ( g ( x))
= f (4 − x 2 )
= 4 − x2

Jadi daerah asal F adalah himpunan bilangan real sedemikian sehingga

4 − x 2 ≥ 0 , yaitu semua bilangan real dalam selang [−2, 2] .

2. Nilai Maksimum dan Minimum Fungsi

Definisi 2.5

Misalkan A = [a, b] adalah daerah asal fungsi f yang memuat titik c dan B daerah

kawan fungsi f adalah himpunan semua bilangan real. Fungsi f dikatakan mem-

punyai nilai maksimum relatif di c jika f (c ) ≥ f ( x ) untuk semua x di A.

Gambar 2.1 menunjukkan sebagian grafik suatu fungsi yang mempunyai

nilai maksimum di c.

Gambar 2.1. Fungsi f yang mempunyai nilai maksimum relatif di c


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Definisi 2.6

Misalkan A = [a, b] adalah daerah asal fungsi f yang memuat titik c dan B daerah

kawan fungsi f adalah himpunan semua bilangan real. Fungsi f dikatakan mem-

punyai nilai minimum relatif di c jika f (c ) ≤ f ( x ) untuk semua x di A.

Gambar 2.2 menunjukkan sebagian grafik suatu fungsi yang mempunyai

nilai minimum di c.

Gambar 2.2. Fungsi f yang mempunyai nilai minimum relatif di c

Bila suatu fungsi f mempunyai nilai maksimum relatif atau nilai minimum

relatif di c, maka dikatakan f mempunyai nilai ekstrim relatif di c.

3. Diferensial

Definisi 2.7

Diberikan fungsi f dengan daerah asal dan daerah kawan himpunan bilangan real.

Turunan fungsi f adalah fungsi f ′ yang nilainya untuk sebarang elemen x adalah

f ( x + Δx ) − f ( x )
f ′( x) = lim
Δx → 0 Δx

jika limit itu ada dan Δx adalah pertambahan sebarang nilai x.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Jika suatu fungsi f mempunyai turunan di x, maka fungsi tersebut dikatakan ter-

diferensialkan (terturunkan) di x.

Jika (x, y) suatu titik pada grafik f, maka y = f(x), dan y ′ juga digunakan

untuk menyatakan turunan dari f(x). Dengan fungsi f didefinisikan y = f(x), dapat

diperoleh

Δy = f ( x + Δx ) − f ( x )

di mana Δy adalah pertambahan dari y dan menyatakan suatu perubahan nilai

fungsi bila x berubah sebesar Δx . Oleh karena itu f ′ dapat diganti dengan:

dy Δy
= lim .
dx Δx →0 Δx

dy d
dinyatakan sebagai notasi turunan, dalam hal ini berarti ( y ) , yaitu turunan
dx dx

dari y terhadap x.

Pengambilan turunan dari f adalah pengoperasian pada f yang menghasil-

kan f ′ . Seringkali kita memakai huruf D untuk menunjukkan operasi ini, se-

hingga dapat dituliskan Df = f ′ atau Df(x) = f ′(x ) .

Teorema 2.1

Jika f(x) = k dengan k suatu konstanta, maka

f ′(x ) = 0.

Bukti:

f ( x + h) − f ( x ) k −k
f ′( x) = lim = lim = lim 0 = 0 . ■
h →0 h h →0 h h →0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

Teorema 2.2

Jika f ( x) = x n , dengan n bilangan bulat positif, maka

f ′( x) = nx n −1 .

Bukti:

f ( x + h) − f ( x ) ( x + h) n − x n
f ′( x) = lim = lim
h →0 h h →0 h
n(n − 1) n − 2 2
x n + nx n −1 h + x h + ... + nxh n −1 + h n − x n
= lim 2
h →0 h
n ( n − 1)
h(nx n −1 + x n −2 h + ... + nxh n − 2 + h n −1 )
= lim 2
h →0 h

= nx n −1 . ■

Teorema 2.3

Misalkan f suatu fungsi, k suatu konstanta, dan g adalah fungsi yang didefinisikan

oleh g(x) = k.f(x). Jika f ′(x ) ada, maka

g ′( x ) = k . f ′( x ) .

Bukti:

g ( x + h) − g ( x ) kf ( x + h) − kf ( x)
g ′( x) = lim = lim
h →0 h h →0 h
⎡ f ( x + h) − f ( x ) ⎤
= lim k ⎢ ⎥
h →0
⎣ h ⎦
f ( x + h) − f ( x )
= k lim
h →0 h

= kf ′(x ) . ■
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

Teorema 2.4

Misalkan f dan g adalah fungsi dan F adalah fungsi yang didefinisikan oleh

F ( x) = f ( x ) + g ( x) . Jika f ′(x ) dan g ′(x ) ada, maka

F ′( x ) = f ′( x ) + g ′( x ) .

Bukti:

F ( x + h) − F ( x ) ( f ( x + h) + g ( x + h)) − ( f ( x) + g ( x))
F ( x) = lim = lim
h →0 h h → 0 h
⎡ f ( x + h) − f ( x ) g ( x + h) − g ( x ) ⎤
= lim ⎢ + ⎥
h →0
⎣ h h ⎦
f ( x + h) − f ( x ) g ( x + h) − g ( x )
= lim + lim
h →0 h h →0 h

= f ′( x ) + g ′( x ) . ■

Contoh 2.2

Diberikan fungsi f ( x) = x 3 − 3 x + 1 . Tentukan turunan dari fungsi tersebut.

Jawab:

f ( x) = x 3 − 3 x + 1
f ′( x) = 3 x 2 − 3.

Teorema 2.5

Jika f didefinisikan pada selang [a, b], mempunyai ekstrim relatif di c, dan f ′(c )

ada, maka f ′(c) = 0 .

Bukti:

Jika f(c) nilai maksimum relatif f pada [a, b], maka f (c ) ≥ f ( x ), ∀x ∈ [a, b] atau

f ( x ) − f (c ) ≤ 0, ∀x ∈ [ a, b] .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Untuk x < c atau x - c < 0 diperoleh

f ( x ) − f (c )
≥ 0.
x−c

Jika limitnya ada, maka

f ( x ) − f (c )
lim ≥ 0. (1)
x →c x−c

Untuk x > c atau x - c > 0 diperoleh

f ( x ) − f (c )
≤ 0.
x−c

Jika limitnya ada, maka

f ( x ) − f (c )
lim ≤ 0. (2)
x →c x−c

Dari (1) dan (2), diperoleh f ′(c) = 0 .

Jika f(c) nilai minimum relatif f pada [a, b], maka f (c ) ≤ f ( x ), ∀x ∈ [a, b] atau

f ( x ) − f (c ) ≥ 0, ∀x ∈ [ a, b] .

Untuk x > c atau x - c > 0 diperoleh

f ( x ) − f (c )
≥ 0.
x−c

Jika limitnya ada, maka

f ( x ) − f (c )
lim ≥ 0. (3)
x →c x−c

Untuk x < c atau x - c < 0 diperoleh

f ( x ) − f (c )
≤ 0.
x−c

Jika limitnya ada, maka


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

f ( x ) − f (c )
lim ≤ 0. (4)
x →c x−c

Dari (3) dan (4), diperoleh f ′(c) = 0 . ■

Teorema 2.6

Jika f kontinu pada selang [a, b] dan terdiferensial pada selang (a, b), sedangkan

f(a) = f(b) = 0, maka ada bilangan c pada (a, b) sedemikian sehingga f ′(c) = 0 .

Bukti:

Karena f kontinu pada selang [a, b], maka fungsi f mempunyai nilai maksimum

maupun nilai minimum pada [a, b]. Jika kedua nilai tersebut sama dengan 0, maka

f(x) = 0 pada [a, b], akibatnya f ′( x ) = 0 untuk semua x dalam (a, b). Apabila sa-

lah satu nilai maksimum atau nilai minimum tidak sama dengan 0 dan

f ( a ) = f (b) = 0 , maka nilai ekstrim tersebut dicapai pada suatu titik c ∈ ( a, b) .

Karena f terdiferensial pada selang (a, b), maka menurut Teorema 2.5 f ′(c) = 0 .■

Teorema 2.7

Jika f kontinu pada selang [a, b] dan terdiferensial pada titik-titik dalam (a, b),

maka terdapat bilangan c dalam (a, b) sedemikian sehingga

f (b) − f ( a )
f ′(c) = .
b−a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Bukti:

Gambar 2.3. Fungsi s(x) = f(x) - g(x)

Misalkan fungsi s(x) = f(x) - g(x), dengan g adalah garis yang melalui (a, f(a)) dan

(b, f(b)). Karena garis g ini mempunyai kemiringan (f(b) – f(a))/(b - a) dan melalui

(a, f(a)), maka persamaannya adalah

f (b) − f (a )
g ( x) − f (a) = ( x − a)
b−a

sehingga

f (b) − f (a )
s ( x) = f ( x) − f (a ) − ( x − a) .
b−a

Fungsi s kontinu dalam [a, b] karena merupakan selisih dua fungsi kontinu, dan

s(a) = s(b) = 0. Fungsi s terdiferensialkan dalam (a, b), karena s mempunyai tu-

runan di setiap titik dalam (a, b) yaitu

f (b ) − f ( a )
s ′( x) = f ′( x) − .
b−a

Maka terdapat suatu bilangan c ∈ ( a, b) sedemikian sehingga s ′(c ) = 0 . Jadi

f (b) − f (a )
s ′(c) = f ′(c) −
b−a
f (b) − f (a )
0 = f ′(c) −
b−a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

f (b) − f ( a )
f ′(c) = . ■
b−a

4. Integral

Definisi 2.8

Fungsi F disebut anti turunan dari fungsi f pada suatu selang I jika untuk setiap

x ∈ I berlaku F ′( x ) = f ( x ) .

Pengintegralan merupakan cara untuk mendapatkan himpunan semua anti

turunan dari suatu fungsi yang diberikan. Pengintegralan tersebut didefinisikan

sebagai berikut:

∫ f ( x)dx = F ( x) + C
dan disebut integral tak tentu, di mana ∫ menyatakan lambang integral dan C

merupakan konstanta sembarang.

Teorema 2.8

Misalkan r adalah sebarang bilangan rasional kecuali –1, maka

x r +1
∫ x dx = +C.
r

r +1

Bukti:

⎡ x r +1 ⎤ 1
Dx ⎢ + C⎥ = (r + 1) x r = x r . ■
⎣r +1 ⎦ r +1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Teorema 2.9

Misalkan f suatu fungsi dan c suatu konstanta, maka

∫ cf ( x)dx = c ∫ f ( x)dx .
Bukti:

D x [c ∫ f ( x) dx ] = c D x ∫ f ( x ) dx

= cf (x ) . ■

Teorema 2.10

Misalkan f dan g mempunyai anti turunan, maka

∫ ( f ( x) + g ( x))dx = ∫ f ( x)dx + ∫ g ( x)dx


∫ ( f ( x) − g ( x))dx = ∫ f ( x)dx − ∫ g ( x)dx
Bukti:

D x [ ∫ f ( x) dx + ∫ g ( x) dx ] = D x ∫ f ( x) dx + D x ∫ g ( x) dx

= f ( x) + g ( x) .

D x [ ∫ f ( x) dx − ∫ g ( x) dx] = D x ∫ f ( x) dx + D x ∫ (−1) g ( x) dx

= D x ∫ f ( x) dx + (−1) D x ∫ g ( x)dx
= D x ∫ f ( x) dx − D x ∫ g ( x) dx

= f ( x) − g ( x) . ■
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Contoh 2.3

Tentukan intergral dari fungsi f ( x) = x 3 + 3 x + 1 .

Jawab:

Integral dari fungsi tersebut adalah

∫ f ( x)dx = ∫ ( x + 3x + 1)dx
3

1 4 3 2
= x + x + x + c.
4 2

Misalkan sebuah fungsi f didefinisikan pada selang tertutup [a, b].

Pandang suatu partisi P pada selang [a, b] yang terdiri dari n selang bagian yang

memakai titik-titik a = x0 < x1 < x 2 < ... < x n −1 < x n = b dan andaikan

Δxi = xi − xi −1 . Pada tiap selang bagian [ xi −1 , xi ] , ambil sebarang titik xi yang

disebut titik sampel untuk selang bagian ke-i. Contoh partisi dapat dilihat dalam

Gambar 2.9 dengan n = 6.

Gambar 2.4. Sebuah partisi dari [a, b] dengan titik-titik sampel xi

Bentuk jumlahan sebagai berikut

n
R p = ∑ f ( x i ) Δx i
i =1

yang disebut jumlah Riemann untuk f dengan partisi P.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Definisi 2.9

Misalkan fungsi f didefinisikan pada selang tertutup [a, b]. Jika

n
lim ∑ f ( xi ) Δxi
P →0
i =1

ada, maka fungsi f dikatakan terintegralkan pada [a, b], di mana | P | yang disebut

norma P, adalah panjang selang bagian yang terpanjang dari partisi P. Selanjut-

nya,

b n

∫ f ( x)dx = lim ∑ f ( xi )Δxi


P →0
a i =1

disebut integral tentu fungsi f dalam [a, b].

Teorema 2.11

Integral tentu fungsi f dalam [a, b] adalah

∫ f ( x)dx = F (b) − F (a)


a

di mana F adalah anti turunan dari fungsi f.

Bukti:

Misalkan P : a = x0 < xi < x 2 < ... < x n −1 < x n = b adalah sebarang partisi dari

[a, b], maka

F (b) − F ( a ) = F ( x n ) − F ( x n −1 ) + F ( x n −1 ) − F ( x n − 2 ) + ... + F ( x1 ) − F ( x0 )
n
= ∑ [ F ( xi ) − F ( xi −1 )].
i =1

Menurut Teorema 2.6, terdapat xi ∈ ( xi −1 , xi ) sedemikian sehingga

F ( xi ) − F ( xi −1 ) = F ′( xi )( xi − xi −1 ) = f ( xi )Δx .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Jadi

n
F (b) − F (a ) = ∑ f ( xi )Δx .
i =1

Apabila kedua ruas diambil limitnya untuk | P | → 0 , maka diperoleh

n b
F (b) − F (a) = lim ∑ f ( xi )Δx = ∫ f ( x)dx. ■
| P| → 0
i =1 a

Contoh 2.4

Diketahui fungsi f ( x) = x 2 + 2 . Hitungah integral tentu dari fungsi tersebut

dalam interval [1, 2].

Jawab:

2 2
1 3 ⎤
∫ ( x + 2)dx = x + 2 x⎥
2

1
3 ⎦1
20 7 1
= − =4 .
3 3 3

B. Himpunan Kabur

1. Pengertian Himpunan Kabur

Kita telah mengenal himpunan tegas, yaitu himpunan yang terdefinisi se-

cara tegas dalam arti bahwa untuk setiap elemen dalan suatu semesta pembicaraan

selalu dapat ditentukan secara tegas apakah elemen tersebut termasuk anggota

himpunan itu atau tidak. Ada batas yang tegas antara elemen yang termasuk ang-

gota dan yang tidak termasuk anggota himpunan itu. Suatu himpunan tegas dapat

dinyatakan dalam fungsi karakteristik, yaitu fungsi dari semesta X ke dalam him-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

punan {0,1}. Suatu himpunan A dalam semesta X dapat dinyatakan dengan fungsi

karakteristik χ A : X → {0,1} yang didefinisikan dengan

⎧1 jika x ∈ A
χ A ( x) = ⎨
⎩0 jika x ∉ A

untuk setiap x ∈ X .

Sedangkan dalam himpunan kabur, keanggotaannya didefinisikan dengan

menggunakan suatu fungsi yang menyatakan derajat kesesuaian antara elemen-

elemen dalam semesta dengan konsep yang merupakan syarat keanggotaan him-

punan tersebut. Fungsi itu disebut fungsi keanggotaan, sedangkan nilai fungsinya

disebut derajat keanggotaan suatu elemen dalam himpunan itu. Derajat keanggo-

taan itu dinyatakan dengan suatu bilangan real dalam interval tertutup [0,1].

Definisi 2.10
~
Suatu himpunan kabur A dalam semesta X adalah himpunan yang mempunyai

fungsi keanggotaan yang dinyatakan dalam pemetaan μ A~ dari X ke interval [0,1],

ditulis:

μ A~ : X → [0,1] .

Nilai fungsi μ A~ ( x ) menyatakan derajat keanggotaan elemen x ∈ X dalam him-

~
punan kabur A . Nilai fungsi sama dengan 1 menyatakan keanggotaan penuh, se-

dangkan nilai fungsi sama dengan 0 menyatakan sama sekali bukan anggota dari

himpunan kabur tesebut. Oleh karena itu himpunan tegas dapat dipandang sebagai

kejadian khusus dari himpunan kabur, yaitu himpunan kabur yang fungsi keang-

gotaanya hanya mempunyai nilai 0 atau 1 saja.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

~
Himpunan kabur A dalam semesta X dapat dinyatakan sebagai himpunan
~
pasangan terurut, yaitu A = {( x, μ A~ ( x)) x ∈ X } di mana μ A~ adalah fungsi keang-

~
gotaan dari himpunan kabur A . Apabila semesta X adalah himpunan yang kon-
~
tinu, maka himpunan kabur A dapat dinyatakan dengan
~
A=∫ μ A~ ( x) / x
x∈X

di mana ∫ bukan merupakan lambang integral, tetapi melambangkan himpunan

semua elemen x ∈ X bersama dengan derajat keanggotaanya dalam himpunan


~
kabur A . Sedangkan bila semesta X adalah himpunan yang diskret, maka him-
~
punan kabur A dapat dinyatakan dengan
~
A= ∑μ
x∈ X
~
A
( x) / x

di mana ∑ bukan merupakan lambang operator jumlah, tetapi melambangkan

himpunan semua elemen x ∈ X bersama dengan derajat keanggotaanya dalam


~
himpunan kabur A .

Contoh 2.5
~
Dalam semesta X={-1, -2, -3, 0, 1, 2, 3}, A adalah himpunan “bilangan bulat

yang dekat dengan nol” dapat dinyatakan dengan


~
A= ∑μ
x∈ X
~
A( x)
/x

= 0.10/-3 + 0.30/-2 + 0.50/-1 + 1/0 + 0.50/1 + 0.30/2 + 0.10/3.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Definisi 2.11
~
Pendukung dari himpunan kabur A adalah himpunan tegas yang memuat semua
~
elemen semesta yang memiliki derajat keanggotaan taknol dalam A , yang dilam-
~
bangkan dengan Pend ( A) , dinyatakan dengan

~
Pend ( A) = {x ∈ X μ A~ ( x) > 0} .

~
Himpunan kabur A disebut himpunan kabur elemen tunggal bila pendu-

kungnya adalah himpunan dengan elemen tunggal (singleton).

Definisi 2.12
~ ~
Tinggi dari himpunan kabur A , dilambangkan dengan Tinggi ( A) , adalah

~
Tinggi ( A) = sup{μ A~ ( x)} .
x∈ X

Himpunan kabur yang tingginya sama dengan 1 disebut himpunan kabur normal,

sedangkan yang tingginya kurang dari 1 disebut himpunan kabur subnormal.

Definisi 2.13

Titik silang suatu himpunan kabur adalah elemen dari semesta pembicaraan him-

punan kabur itu yang mempunyai derajat keanggotaan sama dengan 0.5.

Definisi 2.14
~
Teras dari himpunan kabur A adalah himpunan dari semua elemen dari semesta

pembicaraan yang mempunyai derajat keanggotaan sama dengan 1, yang dilam-


~
bangkan dengan Teras ( A) , yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

~
Teras ( A) = {x ∈ X μ A~ ( x) = 1} .

Definisi 2.15

Pusat dari himpunan kabur didefinisikan sebagai berikut: Jika nilai purata dari

semua titik di mana fungsi keanggotaan himpunan kabur itu mencapai maksimum

adalah berhingga, maka pusat himpunan kabur itu adalah nilai purata tersebut. Ji-

ka nilai puratanya takhingga positif (atau negatif), maka pusat himpunan kabur itu

adalah yang terkecil (atau terbesar) di antara semua titik yang mencapai nilai

fungsi keanggotaan maksimum.

Contoh 2.6

Himpunan kabur dalam Contoh 2.5 di atas


~
Pend ( A) = {-1, -2, -3, 0,1, 2, 3}

~
Tinggi ( A) = 1

~
Titik silang dari A adalah -1 dan 1
~
Teras ( A) = {0}

~
Pusat dari A adalah 0.

Definisi 2.16
~ ~
Dua buah himpunan kabur A dan B dalam semesta X dikatakan sama, dinotasi-
~ ~
kan dengan A = B , bila dan hanya bila

μ A~ ( x ) = μ B~ ( x )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

untuk setiap x ∈ X .

Definisi 2.17
~ ~
Himpunan kabur A disebut himpunan bagian dari himpunan kabur B , dinotasi-
~ ~
kan dengan A ⊆ B , bila dan hanya bila

μ A~ ( x ) ≤ μ B~ ( x )

untuk setiap x ∈ X .

Contoh 2.7

Dalam semesta X = {1,2,3,4,5,6,7}, didefinisikan himpunan kabur sebagai beri-

kut:
~
A = 0.10/1 + 0.30/2 + 0.50/3 + 1.0/4 + 0.50/5 + 0.30/6 + 0.10/7
~
B = 0.30/2 + 0.40/3 + 1.0/4 + 0.40/5 + 0.30/6
~ ~
maka B ⊆ A .

2. Fungsi Keanggotaan

Himpunan kabur dinyatakan dengan fungsi keanggotaan. Ada beberapa

cara untuk menyatakan himpunan kabur dengan fungsi keanggotaannya. Untuk

himpunan hingga diskret, dengan menggunakan cara daftar, yaitu mendaftar

anggota-anggota himpunan dengan derajat keanggotaannya. Misalnya dalam

semesta X = {Andi, Budi, Iwan, Nanda, Anton}yang terdiri dari anak-anak

dengan tinggi berturut-turut 175, 168, 170, 172, dan 169, himpunan kabur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

~
A = “himpunan anak-anak yang tinggi” dapat dinyatakan dengan cara daftar

berikut ini:
~
A = 0.9/Andi + 0.4/Budi + 0.6/Iwan + 0.7/Nanda + 0.5/Anton.

Sedangkan untuk himpunan takhingga yang kontinu, cara yang biasa di-

pakai adalah cara analitik yaitu untuk merepresentasikan fungsi keanggotaan him-

punan kabur dalam suatu bentuk rumus matematis yang dapat dinyatakan dalam

bentuk grafik. Misalkan A adalah himpunan kabur “bilangan real yang dekat de-
~
ngan 4”, maka A dapat dinyatakan dengan
~
A = ∫ e − ( x −4) / x
2

x∈R

2 ~
di mana μ A~ ( x) = e − ( x − 4 ) merupakan fungsi keanggotaan A yang digambarkan

dalam bentuk grafik berikut

Gambar 2.5. Grafik fungsi keanggotaan himpunan kabur

“bilangan real yang dekat dengan 4”


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Bilangan 4 mempunyai derajat keanggotaan sama dengan 1, yaitu

μ A~ ( x ) = 1 , sedangkan 3 dan 5 mempunyai derajat keanggotaan 0.37, yaitu

μ A~ (3) = μ A~ (5) = 0.37 .

~
Himpunan kabur A “bilangan real yang dekat dengan 4”, juga dapat dinyatakan

dengan fungsi keanggotaan berikut

⎧x − 3 untuk 3 ≤ x ≤ 4

μ A~ ( x) = ⎨5 − x untuk 4 ≤ x ≤ 5
⎪0 selainnya

grafiknya adalah sebagai berikut

Gambar 2.6. Grafik fungsi keanggotaan himpunan kabur

“bilangan real yang dekat dengan 4”

Selanjutnya akan diperkenalkan beberapa himpunan kabur dengan fungsi

keanggotaan yang sering digunakan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

Fungsi keanggotaan himpunan kabur disebut fungsi keanggotaan segitiga

jika memiliki tiga parameter, yaitu a, b, c ∈ R dengan a < b < c , yang dinyatakan

sebagai Segitiga ( x; a, b, c ) dengan aturan sebagai berikut:

⎧x − a
⎪ b − a untuk a ≤ x ≤ b

⎪c − x
Segitiga ( x; a, b, c) = ⎨ untuk b ≤ x ≤ c
⎪c − b
⎪0 selainnya

Fungsi keanggotaan itu juga dapat dinyatakan sebagai berikut:

⎛ ⎛ x−a c− x⎞ ⎞
Segitiga( x; a, b, c) = max⎜⎜ min⎜ , ⎟, 0 ⎟⎟
⎝ ⎝b−b c−b⎠ ⎠

Contoh 2.8

Misalkan diketahui fungsi keanggotaan Segitiga (x; 3, 6, 15) , maka grafik fungsi

keanggotaan tersebut adalah

Gambar 2.7. Grafik fungsi keanggotaan Segitiga (x; 3, 6, 15)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Fungsi keanggotaan himpunan kabur disebut fungsi keanggotaan trape-

sium jika memiliki empat parameter, yaitu a, b, c, d ∈ R dengan a < b < c < d ,

yang dinyatakan sebagai Trapesium ( x; a, b, c, d ) dengan aturan sebagai berikut:

⎧x − a
⎪b − a untuk a ≤ x ≤ b

⎪1 untuk b ≤ x ≤ c
Trapesium( x; a, b, c, d ) = ⎨
⎪d − x untuk c ≤ x ≤ d
⎪d − c
⎪0 selainnya

Fungsi keanggotaan itu juga dapat dinyatakan sebagai berikut:

⎛ ⎛ x−a c− x⎞ ⎞
Trapesium( x; a, b, c, d ) = max⎜⎜ min⎜ ,1, ⎟, 0 ⎟ .
⎝ ⎝b−b c − b ⎠ ⎟⎠

Contoh 2.9

Misalkan diketahui fungsi keanggotaan Trapesium (x; 3, 6, 9,15) , maka grafik

fungsi keanggotaan tersebut adalah

Gambar 2.8. Grafik fungsi keanggotaan Trapesium (x; 3, 6, 9,15)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Fungsi keanggotaan himpunan kabur disebut fungsi keanggotaan Gauss

jika memiliki dua parameter, yaitu a, b ∈ R , yang dinyatakan dengan

Gauss ( x; a, b) jika memenuhi

2
⎛ x−a ⎞
−⎜ ⎟
Gauss( x; a, b) = e ⎝ b ⎠

di mana x = a adalah pusat dan b menentukan lebar dari fungsi keanggotaan ter-

sebut. Gambar 2.5 merupakan grafik sebuah fungsi Gauss (x; 8, 8) .

Gambar 2.9. Grafik fungsi keanggotaan Gauss (x; 8, 8) .

Fungsi keanggotaan himpunan kabur disebut fungsi keanggotaan Cauchy

jika memiliki tiga parameter, yaitu a, b, c ∈ R , yang dinyatakan dengan

Cauchy ( x; a, b, c ) jika memenuhi

1
Cauchy ( x; a, b, c) = 2b
x−c
1+
a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

di mana x = c merupakan pusat dan a menentukan lebar, dan b menentukan ke-

miringan (slope) di titik silang dari fungsi keanggotaan Cauchy. Misalkan diberi-

kan contoh sebuah fungsi keanggotaan Cauchy (x;4,1, 8) , diperlihatkan dalam

Gambar 2.6 berikut ini

Gambar 2.10. Grafik fungsi keanggotaan Cauchy (x;4,1, 8)

Fungsi keanggotaan himpunan kabur disebut fungsi keanggotaan Sigmoid

jika memiliki dua parameter, yaitu a, c ∈ R , dinyatakan dengan Sigmoid ( x; a, c )

jika memenuhi

1
Sigmoid ( x; a, c) =
1 + e − a ( x −c )

di mana a menentukan kemiringan fungsi keanggotaan sigmoid di titik silang

x = c.

Masih banyak fungsi-fungsi keanggotaan lain yang dapat dibuat untuk

memenuhi keperluan dalam penerapan tertentu. Fungsi keanggotaan sangat

penting dalam teori himpunan kabur. Dalam setiap penerapan, harus disesuaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

fungsi keanggotaan dari himpunan kabur yang akan digunakan untuk menyatakan

istilah linguistik yang akan dipakai.

3. Operasi Pada Himpunan Kabur

Dalam himpunan kabur juga dikenal operasi-operasi antar himpunan,

seperti dalam himpunan tegas. Karena himpunan kabur dinyatakan dengan fungsi

keanggotaan, maka operasi pada himpunan kabur juga dinyatakan dengan

menggunakan fungsi keanggotaan.


~ ~
Misalkan A dan B adalah dua buah himpunan kabur dalam semesta X.

Definisi 2.18
~ ~
Komplemen dari himpunan kabur A adalah himpunan kabur A ' dengan fungsi

keanggotaan

μ A~ ' ( x ) = 1 − μ A~ ( x )

untuk setiap x ∈ X .

Definisi 2.19
~ ~ ~ ~
Gabungan dua buah himpunan kabur A dan B adalah himpunan kabur A ∪ B

dengan fungsi keanggotaan

μ A~ ∪ B~ ( x) = max{μ A~ ( x ), μ B~ ( x )}

untuk setiap x ∈ X .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

Definisi 2.20
~ ~ ~ ~
Irisan dua buah himpunan kabur A dan B adalah himpunan kabur A ∩ B de-

ngan fungsi keanggotaan

μ A~ ∩ B~ ( x ) = min{μ A~ ( x ), μ B~ ( x )}

untuk setiap x ∈ X .

Contoh 2.10

Misalkan dalam semesta X = {-2, -1, 0, 1, 2, 3, 4} diketahui himpunan-himpunan

kabur
~
A = 0.20/-2 + 0.30/-1 + 0.50/0 + 0.7/2 + 0.50/3 + 1.0/4
~
B = 0.40/-1 + 0.30/0 + 0.80/1 + 0.70/3 + 0.40/4

Maka:
~
A' = 0.80/-2 + 0.70/-1 + 0.50/0 + 1.0/1 + 0.30/2 + 0.50/3
~
B' = 1.0/-2 + 0.60/-1 + 0.70/0 + 0.20/1 + 1.0/2 + 0.30/3 +0.60/4
~ ~
A ∪ B = 0.20/-2 + 0.40/-1 + 0.50/0 + 0.80/1 + 0.70/2 + 0.70/3 + 1.0/4
~ ~
A ∩ B = 0.30/-1 + 0.30/0 + 0.50/3 + 0.40/4

Operasi-operasi yang telah didefinisikan di atas, yaitu komplemen, gabu-

ngan, dan irisan dalam himpunan kabur itu disebut operasi baku. Yang

merupakan perampatan dari definisi operasi-operasi bersesuaian pada himpunan

tegas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

4. Potongan-α dari Himpunan Kabur

Untuk suatu bilangan α ∈ [0, 1] , potongan-α dari suatu himpunan kabur

~ ~
A , yang dinotasikan dengan Aα , adalah himpunan tegas yang memuat semua

~
anggota dari semesta dengan derajat keanggotaan dalam A yang lebih besar atau

sama dengan α, yaitu

Aα = {x ∈ X μ A~ ( x ) ≥ α } .

~
Sedangkan potongan-α kuat dari himpunan kabur A adalah himpunan tegas

Aα′ = {x ∈ X μ A~ ( x ) > α } .

Contoh 2.11
~
Dari Contoh 2.10 potongan-α dari himpunan kabur A , untuk α = 0.4 adalah

A0.4 = {0, 2, 3, 4} .

5. Prinsip Perluasan

Misalkan diberikan suatu fungsi tegas f : X → Y , maka fungsi tersebut

dapat diperluas menjadi fungsi f : P ( X ) → P (Y ) , di mana P ( X ) dan P (Y ) bertu-

rut-turut adalah himpunan kuasa dari semesta X dan Y, yaitu dengan aturan

f ( A) : { y ∈ Y (∃x ∈ A) y = f ( x)}

untuk setiap A ∈ P ( X ) . Demikian juga invers dari fungsi f : X → Y dapat diper-

−1
luas menjadi fungsi f : P(Y ) → P( X ) dengan aturan

f −1 ( B) : {x ∈ X f ( x) ∈ B}
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

−1
untuk setiap B ∈ P (Y ) . Himpunan f ( A) dan f ( B ) juga dapat dinyatakan de-

ngan menggunakan fungsi karateristik yaitu sebagai berikut:

⎧⎪ sup {χ A ( x)} jika (∃x ∈ X ) y = f ( x)


χ f ( A) ( y ) = ⎨ y = f ( x )
⎪⎩0 jika (∀x ∈ X ) y ≠ f ( x)

χf −1
( B)
( x) = χ ( f B ( x)) .

Suatu fungsi tegas f : X → Y dikatakan dikaburkan bila fungsi itu diper-

luas menjadi fungsi f : F ( X ) → F (Y ) , di mana F ( X ) dan F (Y ) berturut-turut

adalah himpunan kuasa dari semesta X dan Y, yaitu himpunan semua himpunan

kabur dalam X dan Y. Selain itu invers dari f : X → Y juga dapat dikaburkan de-

−1
ngan memperluasnya menjadi fungsi f : F (Y ) → F ( X ) . Prinsip yang diguna-

kan untuk mengaburkan fungsi tegas disebut dengan prinsip perluasan.

Definisi 2.21

Suatu fungsi tegas f : X → Y dapat dikaburkan dengan memperluas fungsi terse-

~ −1 ~
but menjadi fungsi f : F ( X ) → F (Y ) dengan aturan: ∀A ∈ F ( X ) , f ( A ) me-

rupakan himpunan kabur dalam F (Y ) dengan fungsi keanggotaan

⎧⎪ sup {μ A~ ( x)} jika (∃x ∈ X ) y = f ( x)


μ f ( A~ ) ( y) = ⎨ y = f ( x )
⎪⎩0 jika (∀x ∈ X ) y ≠ f ( x)

Invers dari fungsi tegas f : X → Y dapat dikaburkan dengan memperluas

−1 ~ ~
menjadi fungsi f : F (Y ) → F ( X ) dengan aturan: ∀B ∈ F (Y ) , f (B ) meru-

pakan himpunan kabur dalam F ( X ) dengan fungsi keanggotaan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

μf −1 ~
(B)
( x) = μ B~ ( f ( x))

Misalkan f adalah suatu pemetaan satu-satu, maka fungsi keanggotaan


~
himpunan kabur f ( A ) adalah

⎧μ A~ ( x) jika (∃x ∈ X ) y = f ( x)
μ f ( A~ ) ( y ) = ⎨
⎩0 jika (∀x ∈ X ) y ≠ f ( x)

Jadi prinsip perluasan merupakan suatu prinsip yang mendasar dalam teori

himpunan kabur. Sehingga dengan prinsip perluasan tersebut kita dapat menga-

burkan konsep matematik yang tegas menjadi konsep yang kabur.

Contoh 2.12

Misalkan diberikan X = {1, 2, 3, 4, 5, 6} dan Y = {7, 8, 9, 10} .

Pemetaan f : X → Y didefinisikan sebagai berikut: f (1) = f (2) = 7 ,

f (3) = 9 , f (4) = f (5) = f (6) = 10 . Misalkan diberikan himpunan kabur

~
A = 0.6 / 1 + 0.2 / 2 + 0.7 / 3 + 0.5 / 4 + 1 / 5 + 0.9 / 6 dan himpunan kabur
~
B = 0.3 / 7 + 0.7 / 8 + 0.9 / 9 + 0.5 / 10 . Dengan prinsip perluasan diperoleh

f (1) = f (2) = 7 ⇒ sup{0.6 / 7 + 0.2 / 7} = 0.6 / 7


f (3) = 9 ⇒ 0.7 / 9
f (4) = f (5) = f (6) = 10 ⇒ sup{0.5 / 10 + 1 / 10 + 0.9 / 10} = 1 / 10

Jadi himpunan kaburnya adalah


~
f ( A) = 0.6 / 7 + 0.7 / 9 + 1 / 10
~
f −1 ( B ) = 0.3 / 1 + 0.3 / 2 + 0.9 / 3 + 0.5 / 4 + 0.5 / 5 + 0.5 / 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

FUNGSI KABUR

Dalam bab ini akan diperkenalkan konsep fungsi kabur. Fungsi kabur

terdiri dari fungsi tegas dengan kendala kabur dan fungsi yang mengaburkan.

Himpunan pemaksimum dan peminimum juga diperkenalkan dan akan

diaplikasikan untuk menentukan nilai maksimum dengan daerah asal kabur pada

fungsi tegas. Dalam bagian ini juga akan dibahas tentang integral dan diferensial

kabur dengan contoh-contohnya.

A. Jenis-jenis Fungsi Kabur

Fungsi kabur dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yaitu

1. Fungsi tegas dengan kendala kabur.

2. Fungsi tegas yang menularkan kekaburan dari variabel bebas ke variabel

tidak bebas.

3. Fungsi pengaburan dengan variabel tegas.

1. Fungsi Tegas dengan Kendala Kabur

Definisi 3.1

Misalkan X dan Y adalah himpunan semesta tegas, dan f : X → Y adalah suatu

fungsi tegas. A dan B adalah himpunan kabur yang berturut-turut didefinisikan

dalam himpunan semesta X dan Y. Jika fungsi f memenuhi kondisi

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

μ A ( x) ≤ μ B ( f ( x)) ∀x ∈ X , maka f disebut fungsi tegas dengan kendala kabur

pada daerah asal A dan daerah hasil B.

Contoh 3.1

Misalkan diberikan suatu fungsi y = f (x) , dan fungsi f mempunyai kendala ka-

bur: “Derajat keanggotaan μ A (x) dari x dalam A adalah lebih kecil atau sama

dengan μ B ( y) dari y dalam B”

atau

μ A ( x) ≤ μ B ( y )

untuk setiap x ∈ X .

Jika derajat keanggotaan dari x dalam A adalah a , maka derajat keanggotaan y

dalam B tidak lebih kecil dari a .

Contoh 3.2

Diberikan dua himpunan kabur A = {(1, 0.5), (2, 0.8)} dan B = {( 2, 0.7), ( 4, 0.9)} ,

dan fungsi

f ( x ) = 2 x,

maka fungsi f memenuhi kondisi μ A ( x) ≤ μ B ( f ( x)), ∀x ∈ X .

Diberikan fungsi-fungsi yang memenuhi kendala kabur f : X → Y,

g : Y → Z dan A, B, dan C adalah himpunan kabur dalam X, Y, dan Z berturut-

turut. Komposisi kedua fungsi tersebut hasilnya adalah fungsi kabur


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

go f :X →Z

yang kondisinya adalah

μ A ( x) ≤ μ C ( g ( f ( x))), ∀x ∈ X .

2. Penularan Kekaburan oleh Fungsi Tegas

Definisi 3.2

Fungsi perluasan kabur menularkan kekaburan dari variabel bebas ke variabel

takbebas. Jika f adalah fungsi tegas dari X ke Y, fungsi perluasan kabur f mendefi-

nisikan bayangan kabur f ( A) dalam Y dari himpunan kabur A dalam X, yaitu

⎧ sup μ A ( x) jika f −1
( y) ≠ φ

μ f ( A) ( y ) = ⎨ x∈ f −1 ( y )
⎪⎩0 jika f −1 ( y ) = φ

−1
di mana f ( y ) adalah bayangan invers dari y.

Contoh 3.4

Misalkan ada suatu fungsi tegas f ( x ) = 3 x + 1 , dan

A = {(0, 0.9), (1, 0.8), ( 2, 0.7), (3, 0.6), (4, 0.5)} dan B = [0, 20]

Variabel bebas mempunyai kekaburan dan kekaburannya itu ditularkan ke

himpunan tegas B, sehingga diperoleh himpunan kabur B ′ dalam B, yaitu

B ′ = {(1, 0.9), (4, 0.8), (7, 0.7), (10, 0.6), (13, 0.5)} .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

3. Fungsi Pengaburan dengan Variabel Tegas

Fungsi pengaburan dengan variabel tegas adalah suatu fungsi yang meng-

hasilkan bayangan dari daerah asal tegas berupa suatu himpunan kabur.

Definisi 3.3 ( Fungsi Pengaburan Tunggal )


~
Fungsi pengaburan f dari X ke Y adalah pemetaan dari X ke himpunan kuasa ka-

~
bur P (Y )

~ ~
f : X → P (Y )

yaitu pemetaan dari daerah asal tegas ke daerah hasil yang elemen-elemennya

adalah himpunan-himpunan kabur.

Contoh 3.5

Diberikan dua himpunan tegas A = {2, 3, 4} dan B = {2, 3, 4, 6, 8, 9, 12} . Suatu

~ ~
fungsi kabur f memetakan anggota-anggota dalam A ke himpunan kuasa P ( B )

dengan aturan berikut ini


~ ~ ~
f (2) = B1 , f (3) = B2 , f (4) = B3

~
di mana P ( B) = {B1 , B2 , B3 } dengan B1 = {(2, 0.5), (4, 1), (6, 0.5)} ,

B2 = {(3, 0.5), (6, 1), (9, 0.5)} , dan B3 = {( 4, 0.5), (8, 1), (12, 0.5)} .

Secara detail, hubungan dalam pemetaan tersebut disajikan dalam Gambar 3.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Gambar 3.1. Fungsi pengaburan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Jika kita aplikasikan operasi potongan-α pada fungsi pengaburan tersebut, akan

diperoleh

f : 2 → {2, 4, 6} untuk α = 0.5


f : 2 → {4} untuk α = 1

dengan cara yang sama

f : 3 → {3, 6, 9} untuk α = 0.5


f : 3 → {6} untuk α = 1

kemudian

f : 4 → {4, 8, 12} untuk α = 0.5


f : 4 → {8} untuk α = 1

Definisi 3.4

Himpunan kabur fungsi-fungsi tegas dari X ke Y didefinisikan sebagai himpunan

kabur fungsi-fungsi tegas f i (i = 1, ..., n} dan dinotasikan sebagai

~
f = {( f i , μ ~f ( f i )) f i : X → Y , i = 1,..., n}

f i fungsi tegas pada X.

Fungsi tersebut menghasilkan himpunan kabur.

Contoh 3.6

Jika fungsi-fungsi tegasnya adalah f1 , f 2 dan f 3 , maka himpunan kabur fungsi-

fungsi tersebut dengan daerah asal X = {1, 2, 3} adalah

~
f = {( f 1 , 0.4), ( f 2 , 0.7), ( f 3 , 0.5)}
f 1 ( x ) = x, f 2 ( x) = x 2 , f 3 ( x) = − x + 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

~
dari f1 , diperoleh f 1 = {(1, 0.4), (2, 0.4), (3, 0.4)}

~
dari f 2 , diperoleh f 2 = {(1, 0.7), ( 4, 0.7), (9, 0.7)}

~
dari f 3 , diperoleh f 3 = {(0, 0.5), (−1, 0.5), (−2, 0.5)}

maka dapat kita ringkas keluarannya sebagai berikut:


~
f (1) = {(1, 0.4), (1, 0.7), (0, 0.5)} = {(0, 0.5), (1, 0.7)}

~
f ( 2) = {( 2, 0.4), ( 4, 0.7), ( −1, 0.5)} = {( 2, 0.4), (4, 0.7), ( −1, 0.5)}

~
f (3) = {(3, 0.4), (9, 0.7), ( −2, 0.5)} = {(3, 0.4), (9, 0.7), (−2, 0.5)}

Dapat kita lihat bahwa fungsi kabur tersebut memetakan 2 ke 2 dengan derajat

keanggotaan 0.4 dengan memakai fungsi f1 , ke 4 dengan derajat keanggotaan 0.7

memakai fungsi f 2 , dan ke –1 dengan derajat keanggotaan 0.5 dengan fungsi f 3 .

~
Hasil tersebut digambarkan oleh f 2 ( 2) di atas.

Contoh 3.7

Misalkan ada suatu himpunan kabur dengan fungsi kontinu pada X = [0, 2]

(Gambar 3.2)
~
f = {( f1 , 0.4), ( f 2 , 0.7), ( f 3 , 0.5)}

f 1 ( x ) = x, f 2 ( x) = x 2 , f 3 ( x) = x 2 + 1

Fungsi kabur tersebut memetakan 1.5 ke 1.5 dengan derajat keanggotaan 0.4 de-

ngan memakai fungsi f1 , ke 2.25 dengan derajat keanggotaan 0.7 dengan me-

makai f 2 , dan ke 3.25 dengan derajat keanggotaan 0.5 memakai f 3 . Jadi

~
f (1.5) = {(1.5, 0.4), ( 2.25, 0.7), (3.25, 0.5)} .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Gambar 3.2. Himpunan kabur fungsi-fungsi tegas

B. Ekstrim Kabur dari Fungsi

1. Himpunan Pemaksimum dan Peminimum

Definisi 3.5 (Himpunan Pemaksimum)

Misalkan f adalah fungsi dengan nilai real dalam X dan nilai terbesar dan terkecil

dari f adalah sup( f ) dan inf( f ) berturut-turut. Himpunan pemaksimum M dide-

finisikan sebagai himpunan kabur dengan fungsi keanggotaan

f ( x) − inf( f )
μ M ( x) = , ∀x ∈ X
sup( f ) − inf( f )

yaitu himpunan pemaksimum M adalah suatu himpunan kabur dengan derajat

keanggotaan x ∈ X didefinisikan sebagai derajat kemungkinan x menghasilkan

nilai maksimum sup( f ) . Kemungkinan x berada dalam M didefinisikan dari posi-

si normal relatif dalam interval [inf( f ), sup( f )] . Interval [inf( f ), sup( f )] adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

daerah hasil yang mungkin dari f (x ) . Himpunan peminimum dari f didefinisikan

sebagai himpunan pemaksimum dari –f.

Contoh 3.8

Misalkan suatu fungsi f (Gambar 3.3) dengan interval nilai sebagai berikut

[inf( f ), sup( f )] = [10, 20], 1 ≤ x ≤ 10 .

Jika x = 5 , maka f ( x ) = 15 . Derajat keanggotaan dari x = 5 dalam himpunan

pemaksimum M dapat dihitung sebagai berikut:

μ M (5) = (15 − 10) /(20 − 10) = 5 / 10 = 0.5

Jika x = 8 , maka f ( x ) = 19 , dan

μ M (8) = (19 − 10) /(20 − 10) = 9 / 10 = 0.9

μ M (x) menyatakan kemungkinan x menghasilkan nilai maksimum dari f. Dapat

dikatakan bahwa x = 5 dan x = 8 menghasilkan nilai maksimum f ( x ) = 20 de-

ngan kemungkinan 0.5 dan 0.9 berturut-turut.

1 ≤ x ≤ 10
10 ≤ f ( x) ≤ 20

Gambar 3.3. Contoh himpunan pemaksimum


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Contoh 3.9

Diberikan suatu fungsi f ( x ) = sin x (0 ≤ x ≤ 2π ) seperti dalam Gambar 3.4. Him-

punan pemaksimum M dari fungsi tersebut mempunyai fungsi keanggotaan

sin x − inf(sin x)
μ M ( x) =
sup(sin x) − inf(sin x)
sin x − (−1)
=
1 − (−1)
sin x + 1
=
2
1 1
= sin x +
2 2

Jika x = π , maka f ( x ) = sin π = 0 . Kemungkinan bahwa f ( x ) = 0 adalah nilai

1
maksimum dari fungsi sinus adalah .
2

(a) f ( x ) = sin x

(b) Himpunan pemaksimum M

Gambar 3.4. Himpunan pemaksimum dari fungsi sinus


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

2. Nilai Maksimum dari Fungsi Tegas

a. Daerah Asal Tegas

Misalkan x 0 adalah nilai variabel bebas yang membuat fungsi f mencapai nilai

maksimum dalam daerah asal D. Kita dapat menggunakan himpunan pemak-

simum M untuk menemukan nilai x 0 , yaitu x 0 adalah elemen yang membuat

μ M (x) menjadi nilai maksimum:

μ M ( x0 ) = sup μ M ( x)
x∈D

μ M (x) adalah fungsi keanggotaan himpunan pemaksimum. Nilai maksimum dari

f adalah f ( x 0 ) . μ M ( x 0 ) dapat ditulis sebagai berikut (dengan daerah asal D suatu

himpunan tegas):

μ M ( x0 ) = sup μ M ( x)
x∈D

= sup min[ μ M ( x), μ D ( x)].


x∈ X

Perhatikan bahwa daerah asal D digantikan oleh himpunan semesta X dalam ru-

mus di atas. Kemungkinan x berada dalam D dinotasikan dengan μ D (x) .

Contoh 3.10

Diberikan suatu fungsi dan daerah asalnya:

f ( x ) = cos x, x ∈ D = [0, 2π ]

cos x − inf(cos x)
μ M ( x) =
sup(cos x) − inf(cos x)
cos x − (−1) cos x + 1 1 1
= = = cos x +
1 − (−1) 2 2 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

⎧1 untuk 0 ≤ x ≤ 2π
μ D ( x) = ⎨
⎩0 selainnya

Nilai maksimum f ( x0 ) dicapai di x 0

di mana

μ M ( x 0 ) = sup min[ μ M ( x), μ D ( x)]


0 ≤ x ≤ 2π

= sup μ M ( x)
0 ≤ x ≤ 2π

= 1 untuk x0 = 0 atau 2π .

Maka nilai maksimum f ( x0 ) = 1 dicapai ketika x0 = 0 atau 2π .

Gambar 3.5. Nilai maksimum dengan daerah asal tegas

b. Daerah Asal Kabur

Sekarang dibahas cara mendapatkan nilai maksimum f ( x0 ) jika daerah

asalnya didefinisikan dalam himpunan kabur. Agar f mencapai nilai maksimum di

x 0 , dua kondisi berikut harus dipenuhi:

- μ M (x) maksimum

- μ D (x) maksimum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Elemen x1 yang menghasilkan nilai maksimum f harus memenuhi dua kondisi di

atas. Kemungkinan x1 menghasilkan nilai maksimum dari f ditentukan oleh min-

imum dari μ M ( x1 ) dan μ D ( x1 ) yaitu:

min[ μ M ( x1 ), μ D ( x1 )] .

Titik x 0 yang membuat fungsi f menjadi maksimum didefinisikan sebagai beri-

kut:

f ( x0 ) = sup min[ μ M ( x), μ D ( x)]


x∈ X

di mana μ M (x) adalah fungsi keanggotaan himpunan pemaksimum dan μ D (x)

adalah fungsi keanggotaan daerah asal kabur (Gambar 3.6). Perbandingan x 0

dengan x1 dalam Gambar 3.6, kemungkinan x1 menghasilkan maksimum untuk f

lebih besar dari x 0 :

f ( x1 ) > f ( x0 ) atau μ M ( x1 ) > μ M ( x0 ) .

Tetapi karena μ D ( x1 ) jauh lebih kecil dari pada μ D ( x0 ) , maka f ( x0 ) dipilih

sebagai nilai maksimum.

Gambar 3.6. Nilai maksimum sebagai skalar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Contoh 3.11

Diberikan suatu fungsi dengan daerah asal kabur (Gambar 3.7):

f ( x) = − x + 2, x ∈ D
⎧ x 2 untuk 0 ≤ x ≤ 1
μ D ( x) = ⎨
⎩0 yang lainnya

Fungsi keanggotaan himpunan pemaksimum:

− x + 2 −1
μ M ( x) = = −x + 1 .
2 −1

Dari persamaan

f ( x0 ) = sup min[ μ M ( x), μ D ( x)]


x∈ X

titik x 0 diperoleh ketika

μ M ( x0 ) = μ D ( x0 )
− x0 + 1 = x02 , x0 = 0.6

Maka kita mempunyai nilai maksimum f ( x0 ) = 1.4 untuk x0 = 0.6 .


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Gambar 3.7. Nilai maksimum dari f ( x) = − x + 2 dengan daerah asal kabur

Contoh 3.12

Misalkan diberikan suatu fungsi tegas f dan daerah asal kaburnya D:

f ( x) = cos x, x ∈ D
⎧ x
⎪min[1, ] untuk 0 ≤ x ≤ 2π
μ D ( x) = ⎨ π
⎪⎩0 untuk lainnya
1 1
μ M ( x) = cos x +
2 2

seperti dalam Gambar 3.8. Maka

max min[ μ M ( x), μ D ( x)] diperoleh ketika x0 = 2π


x∈ X

dan f ( x0 ) = 1 .

Gambar 3.8. Nilai maksimum f ( x ) = cos x dengan daerah asal kabur

C. Integral dan Differensial Fungsi Kabur

1. Integral

Sekarang kita akan membahas integral fungsi kabur pada interval tegas

dan pada interval kabur.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

a. Integral Fungsi Kabur pada Interval Tegas

Definisi 3.6 (Integral Fungsi Kabur)

Dalam interval tegas [ a, b] , misalkan fungsi kabur mempunyai nilai kabur

~ ~
f ( x ) untuk x ∈ [ a, b] . Integral I ( a, b) dari fungsi kabur dalam [ a, b] dide-

finisikan sebagai berikut

b b
~
I (a, b) = {( ∫ f α− ( x)dx + ∫ f α+ ( x)dx, α ) α ∈ [0, 1]}
a a

~
di mana f α− dan f α+ adalah fungsi potongan-α dari f ( x ) . Tanda (+) dalam rumus

di atas menggambarkan keseluruhan unsur-unsur dalam himpunan kabur, bukan

penjumlahan aritmetika. Selanjutnya, integral total diperoleh dengan

mengumpulkan semua integral dari setiap fungsi potongan-α. Jika kita

mengerjakan operasi potongan-α untuk fungsi kabur, diperoleh f α− atau f α+

sehingga kita dapat menghitung integral dari masing-masing fungsi itu:

b b
~ ~
I α− = ∫ f α− ( x)dx dan I α+ = ∫ f α+ ( x)dx
a a

~ ~
Jadi dapat dikatakan bahwa kemungkinan I α− atau I α+ adalah anggota dari

~
integral total I ( a, b) adalah α.

Contoh 3.13

Misalkan ada suatu himpunan kabur dari fungsi-fungsi dan kita akan menghitung

integralnya pada [1, 2]:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

~
f = {( f1 , 0.4), ( f 2 , 0.7), ( f 3 , 0.4)}

X = [1, 2]

f 1 ( x ) = x, f 2 ( x) = x 2 , f 3 ( x) = x + 1

i. Untuk α = 0.7

f = f 2 ( x) = x 2

2
1 ⎤
2
7
I α (1, 2) = ∫ x ( x)dx = x 3 ⎥ =
2

1
3 ⎦1 3

7
Hasil integralnya adalah dengan kemungkinan 0.7
3

7
Maka I 0.7 (1, 2) = {( , 0.7)} .
3

ii. Untuk α = 0.4 ada dua fungsi

+
f = f1 ( x) = x

f = f 3 ( x) = x + 1

2
1 ⎤
2
3
I α (1, 2) = ∫ xdx = x 2 ⎥ =
1
2 ⎦1 2
2

2
1 5
I α (1, 2) = ∫ ( x + 1)dx = x 2 + x ⎥ =
1
2 ⎦1 2

3 5
Hasil integralnya adalah dengan kemungkinan 0.4 dan dengan kemungkin-
2 2

an 0.4. Maka

3 5
I 0.4 (1, 2) = {( , 0.4), ( , 0.4)}
2 2

sehingga kita mempunyai integral total


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

~ 7 3 5
I (1, 2) = {( , 0.7), ( , 0.4), ( , 0.4)} .
3 2 2

Gambar 3.9. Integral fungsi kabur dengan interval tegas

b. Integral Fungsi Tegas pada Interval kabur

Selanjutnya akan diuraikan integral fungsi tegas pada interval kabur [A, B]

yang batasnya ditentukan oleh dua himpunan kabur A dan B (Gambar 3.10).

Gambar 3.10. Interval kabur


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Definisi 3.7 (Integral pada interval kabur)

Integral I(A, B) dari fungsi tegas f pada interval kabur [A, B] didefinisikan sebagai

berikut

μ I ( a ,b ) = max min[ μ A ( x), μ B ( x)].


x, y
y


z = f ( u ) du
x

Contoh 3.14

Berikut ini ditunjukkan integral dari fungsi f ( x) = 2 pada interval kabur [A, B].

A = {(4, 0.8), (5, 1), (6, 0.4)}

B = {(6, 0.7), (7, 1), (8, 0.2)}

f ( x ) = 2, x ∈ [ 4, 8]

B B
~
I ( A, B ) = ∫ f ( x) dx = ∫ 2dx
A A

Lihat Tabel 3.1. Diperoleh integral I(A, B).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Tabel 3.1. Integral Kabur

[A, B] ∫ 2dx
a
min[μ A (a), μ B (b)]

[4, 6] 4 0.7

[4, 7] 6 0.8

[4, 8] 8 0.2

[5, 6] 2 0.7

[5, 7] 4 1

[5, 8] 6 0.2

[6, 6] 0 0.4

[6, 7] 2 0.4

[6, 8] 4 0.2

~
I ( A, B ) = {(0, 0.4), (2, 0.7), ( 4, 1), (6, 0.8), (8, 0.2)}

Sebagai contoh, integral dalam [6, 6], diperoleh 0 sebagai nilai integral dengan

kemungkinan 0.4. Sedangkan dalam interval [5, 6] dan [6, 7], diperoleh nilai

integral 2 dengan kemungkinan 0.7 dan 0.4. Jadi kemungkinan nilai integralnya 2

adalah max[0.7, 0.4] = 0.7.

2. Diferensial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Selanjutnya akan diperkenalkan differensial fungsi tegas pada interval

kabur.

Definisi 3.8 (Diferensial pada himpunan kabur)

Dengan prinsip perluasan, diferensial f ′( A) dari fungsi tegas f pada himpunan

kabur A didefinisikan sebagai berikut

μ f ′( A) ( y ) = max μ A ( x) .
f ( x )= y

Contoh 3.15

Misalkan fungsi f ( x) = x 3 , maka diferensial dari fungsi tersebut pada himpunan

kabur A = {(-1, 0.4), (0, 1), (1, 0.6)}:

f ′( x) = 3 x 2

f ′( A) = {(3, 0.4), (0, 1), (3, 0.6)}


= {(0, 1), (3, 0.6)}.

Contoh 3.16

Diberikan suatu fungsi kabur


~
f = {( f 1 , 0.4), ( f 2 , 0.7), ( f 3 , 0.4)}

f 1 ( x ) = x, f 2 ( x) = x 2 , f 3 ( x) = x 3 + 1

Kita peroleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

f1′( x) = 1, f 2′( x) = 2 x, f 3′( x) = 3x 2


f1′(0.5) = 1 jika α = 0.4
f 2′(0.5) = 1 jika α = 0.7
f 3′(0.5) = 0.75 jika α = 0.4

~
df
( x 0 ) = {(1, 0.4), (1, 0.7), (0.75, 0.4)}
dx
= {(1, 0.7), (0.75, 0.4)}.

D. Soal – soal

1. Tunjukkan bahwa fungsi berikut

y = f ( x) = 3x 2 , x ∈ A, y∈B

A = {( 2, 0.5), (3, 0.4)}


B = {( 4, 0.4), (12, 0.5), ( 27, 0.5)}

memenuhi kondisi μ A ( x) ≤ μ B ( y ) .

Jawab:

Untuk x = 2 , maka y = f ( x) = 3(2) 2 = 12 , sedangkan

μ A (2) = 0.5 dan μ B (12) = 0.5 .

Jadi μ A ( x) ≤ μ B ( y ) .

Untuk x = 3 , maka y = f (3) = 3(3) 2 = 27 , sedangkan

μ A (3) = 0.4 dan μ B (27) = 0.5 .

Jadi μ A ( x) ≤ μ B ( y ) .

Jadi fungsi f ( x) = 3 x 2 memenuhi kondisi μ A ( x) ≤ μ B ( y ) .

2. Tunjukkan bahwa fungsi berikut adalah suatu fungsi pengaburan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

~ ~
f : A → P ( B) di mana A = {1, 2, 3} , B = {1, 2, 3, 4, 6} ,

~
P ( B) = ( B1 , B2 , B3 }

~
f (1) = B 1
~
f ( 2) = B 2
~
f (3) = B3

B1 = {(1, 0.9), (2, 0.5)}


B2 = {(2, 0.5), (4.0.9)}
B3 = {(3, 1.0), (6, 0.5)}

Jawab:
~
Fungsi f adalah fungsi pengaburan, sebab

~
f : 1 → B1 = {(1, 0.9), (2, 0.5)}
~
f : 2 → B2 = {( 2,0.5), (4,0.9)}
~
f : 3 → B3 = {(3,1.0), (6,0.5)}.

Jadi menurut definisi 3.3 fungsi tersebut adalah fungsi pengaburan.

3. Diberikan himpunan kabur fungsi-fungsi tegas dengan daerah asal

X = {2, 3, 4} :

f1 ( x) = x + 1, f 2 ( x) = x 2 , f 3 ( x) = x 2 + 1
~
f = {( f1 , 0.4), ( f 2 , 0.5), ( f 3 , 0.9)}.

~ ~ ~
Tentukan f ( 2), f (3), f ( 4).

Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Untuk x = 2 , maka f1 (2) = 3 , f 2 (2) = 4 , f 3 (2) = 5

Untuk x = 3 , maka f1 (3) = 4 , f 2 (3) = 9 , f 3 (3) = 10

Untuk x = 4 maka f1 (4) = 5 , f 2 (4) = 16 , f 3 (4) = 17

Jadi
~
f ( 2) = {(3, 0.4), ( 4, 0.5), (5, 0.9)}

~
f (3) = {( 4, 0.4), (9, 0.5), (10, 0.9)}

~
f ( 4) = {(5, 0.4), (16, 0.5), (17, 0.9)} .

4. Diberikan suatu fungsi f ( x) = x 3 , x ∈ D = [−1, 3] .

Tentukan himpunan pemaksimum kabur dan himpunan peminimum kabur,

dan hitung kemungkinan x = 0 dalam setiap himpunan tersebut.

Jawab:

a. Himpunan pemaksimum kabur adalah himpunan kabur M dengan fungsi

keanggotaan

f ( x) − inf( f )
μ M ( x) =
sup( f ) − inf( f )
x 3 − (−1)
=
27 − (−1)
x3 + 1
=
28
1 3 1
= x +
28 28

Untuk x = 0 nilai kemungkinannya adalah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

1 3 1
μ M ( 0) = x +
28 28
1
= = 0.04.
28

b. Himpunan peminimum kabur adalah himpunan kabur M dengan fungsi

keanggotaan

− f ( x) − inf(− f )
μ M ( x) =
sup( − f ) − inf( − f )
− x 3 − (−27)
=
1 − (−27)
− x 3 + 27
=
28
1 27
= − x3 +
28 28

Untuk x = 0 nilai kemungkinannya adalah

1 3 27
μ M ( 0) = − x +
28 28
27
= = 0.96.
28

5. Tentukan himpunan pemaksimum kabur dan himpunan peminimum kabur

π
dari f ( x ) = cos x , dan tentukan kemungkinan dan 2π menghasilkan nilai
2

maksimum dan minimum.

Jawab:

a. Himpunan pemaksimum kabur


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

f ( x) − inf( f )
μ M ( x) =
sup( f ) − inf( f )
cos x − (−1)
=
1 − (−1)
cos x + 1 1 1
= = cos x +
2 2 2

π
Untuk x = nilai kemungkinannya adalah
2

π 1 π 1
μ M ( ) = cos( ) +
2 2 2 2
1
=
2

dan untuk x = 2π nilai kemungkinannya adalah

1 1
μ M (2π ) = cos(2π ) +
2 2
1 1
= + = 1.
2 2

b. Himpunan peminimum kabur

− f ( x) − inf(− f )
μ M ( x) =
sup(− f ) − inf(− f )
− cos x − (−1)
=
1 − (−1)
− cos x + 1
=
2
1 1
= − cos x + .
2 2

π
Untuk x = nilai kemungkinannya adalah
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

π 1 π 1
μ M ( ) = − cos( ) +
2 2 2 2
1
=
2

dan untuk x = 2π nilai kemungkinannya adalah

1 1
μ M (2π ) = − cos(2π ) +
2 2
1 1
=− + = 0.
2 2

6. Hitunglah nilai maksimum dari fungsi berikut

f ( x) = x 2

a. di mana x ∈ D = [0, 1], μ D ( x) = 1.0

b. di mana x ∈ D = [0, 1], μ D ( x) = x

Jawab:

a. f ( x) = x 2 , di mana x ∈ D = [0, 1], μ D ( x) = 1.0

x 2 − inf( x 2 )
μ M ( x) =
sup( x 2 ) − inf( x 2 )
x2 − 0
= = x2
1− 0

Nilai maksimum f ( x0 ) dicapai di titik x 0 di mana

μ M ( x0 ) = sup min[μ M ( x), μ D ( x)]


0≤ x ≤1

= sup min[ x 2 ,1] = sup[ x 2 ]


0≤ x ≤1 0≤ x ≤1

= 1 untuk x0 = 1.

Jadi kita peroleh nilai maksimum f ( x0 ) = 1 untuk x0 = 1 .


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

b. f ( x) = x 2 , di mana x ∈ D = [0, 1], μ D ( x) = x .

Dari soal di atas telah didapatkan μ M ( x) = x 2 .

Nilai maksimum f ( x0 ) dicapai di titik x 0 di mana

μ M ( x0 ) = μ D ( x0 )
x 02 = x 0
x02 − x0 = 0
x0 = 0 atau x0 = 1

Jadi nilai maksimum f ( x0 ) = 1 dicapai untuk x0 = 1 .

7. Misalkan diberikan fungsi f ( x) = x 2 + 1 . Integralkan fungsi tersebut dalam

interval [A, B], di mana

A = {(1, 0.5), ( 2, 0.9)} dan B = {(8, 0.1), (9, 0.5)} .

Jawab:

f ( x) = x 2 + 1, x ∈ [1, 9]

B B
~
I ( A, B) = ∫ f ( x)dx = ∫ ( x 2 + 1 )dx
A A

Tabel 3.2. Integral Kabur dari fungsi f ( x) = x 2 + 1

∫x +1 min[μ A (a), μ B (b)]


2
[a, b]
a

1
[1, 8] 177 0.1
3

2
[1, 9] 250 0.5
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

[2, 8] 174 0.1

1
[2, 9] 247 0.5
3

Sehingga diperoleh

~ 1 1 2
I ( A, B) = {(174, 0.1), (177 , 0.1), (247 , 0.5), (250 , 0.5)} .
3 3 3

8. Diberikan fungsi f ( x) = 5 x 2 + 1 . Diferensialkan fungsi tersebut pada

himpunan kabur A = {( −2, 0.5), ( −1, 0.9), (0, 1.0)} .

Jawab:

f ( x) = 5 x 2 + 1

f ′( x ) = 10 x

f ′( −2) = −20

f ′( −1) = −10

f ′(0) = 0

Jadi f ′( A) = {( −20, 0.5), ( −10, 0.9), (0, 1.0)} .

9. Diketahui himpunan kabur dari fungsi-fungsi tegas


~
f = {( f1 , 0.4), ( f 2 , 0.9), ( f 3 , 0.5), ( f 4 ,0.4)}
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

x ∈ D = [1, 3]
f1 ( x) = x + 1, f 2 ( x) = x 2 + 1
1 1
f 3 ( x) = , f 4 ( x) = + 5.
x x
~ ~
Tentukan himpunan kabur f ( 2) dan f (3) .

Jawab:

Untuk x = 2 , maka f1 (2) = 2 + 1 = 3

f 2 (2) = 4 + 1 = 5

1
f 3 ( 2) =
2

1
f 4 ( 2) = + 5 = 5 .5 .
2

Untuk x = 3 , maka f1 (3) = 3 + 1 = 4

f 2 (3) = 9 + 1 = 10

1
f 3 (3) =
3

1 16
f 4 ( 2) = +5= .
3 3
~ ~
Jadi diperoleh himpunan-himpunan kabur f ( 2) dan f (3) yaitu

~
f ( 2) = {(3, 0.4), (5, 0.9), (0.5, 0.5), (5.5, 0.4)}

~ 1 1
f (3) = {( 4, 0.4), (10, 0.9), ( , 0.5), (5 , 0.4)}.
3 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

10. Tentukan himpunan pemaksimum kabur M dan nilai maksimumnya dari

fungsi berikut:

f ( x) = sin x + 1, x ∈ D
⎧ x
⎪ untuk 0 ≤ x ≤ 2π
μ D ( x) = ⎨ 2π
⎪⎩0 untuk lainnya

Jawab:

sin x + 1 − inf(sin x + 1)
μ M ( x) =
sup(sin x + 1) − inf(sin x + 1)
(sin x + 1) − 0 sin x + 1 1 1
= = = sin x +
2−0 2 2 2

Nilai maksimum f ( x0 ) dicapai dititik x 0 di mana

μ M ( x0 ) = μ D ( x0 )
1 1 x
sin x0 + = 0
2 2 2π
x0 = π

Jadi nilai maksimum f ( x0 ) = 1 dicapai untuk x0 = π .

11. Diketahui fungsi kabur


~
f = {( f1 , 0.4), ( f 2 , 0.5), ( f 3 , 0.4), ( f 4 ,0.9)}, x ∈ D = [1, 3]

dengan

f1 ( x) = x + 1, f 2 ( x) = x − 1
f 3 ( x) = x 2 + 1, f 4 ( x) = x 2 − 1

Hitunglah integral dari fungsi tersebut dalam [1, 3].

Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

a. Intrgral untuk α = 0.5 :

f 2 ( x) = x − 1

3

3
1 2 3 1
I 0.5 (1, 3) = ∫ ( x − 1) dx = x − x ⎥ = − (− ) = 2
1
2 ⎦1 2 2

Jadi integralnya adalah 2 dengan kemungkinan 0.5.

b. Intrgral untuk α = 0.9 :

f 4 ( x) = x 2 − 1

3

3
1 3 2 2
I 0.9 (1, 3) = ∫ ( x 2 − 1 )dx = x − x ⎥ = 6 − (− ) = 6
1
3 ⎦1 3 3

2
Jadi integralnya adalah 6 dengan kemungkinan 0.9.
3

c. Intrgral untuk α = 0.4 ada dua fungsi:

f 1 ( x) = x + 1

f 3 ( x) = x 2 + 1

3

3
1 2 15 3
I 0.4 (1, 3) = ∫ ( x + 1 )dx = x + x⎥ = − = 6
1
2 ⎦1 2 2

3

3
1 3 4 2
I 0.4 (1, 3) = ∫ ( x 2 + 1) dx = x + x ⎥ = 12 − ( ) = 10
1
3 ⎦1 3 3

2
Jadi integralnya adalah 6 dengan kemungkinan 0.4, dan 10 dengan
3

kemungkinan 0.4. Maka integral totalnya adalah

~ 2 2
I (1, 3) = {(6, 0.4), (2, 0.5), (6 , 0.9), (10 , 0.4)}.
3 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

12. Diberikan suatu fungsi kabur


~
f = {( f1 , 0.5), ( f 2 , 0.9), ( f 3 , 0.5)}

dengan

f 1 ( x ) = x 2 + 1, f 2 ( x ) = x 3 + x 2 + 1, f 3 ( x) = x .

Diferensialkan fungsi tersebut di x0 = 2 .

Jawab:

f 1 ( x ) = x 2 + 1, f 2 ( x ) = x 3 + x 2 + 1, f 3 ( x) = x

f 1′( x ) = 2 x, f 2′ ( x ) = 3 x 2 + 2 x, f 3′( x) = 1

Diferensial fungsi untuk x0 = 2 adalah

f1′(2) = 4 dengan α = 0.5


f 2′(2) = 3 x 2 + 2 x = 12 + 4 = 16 dengan α = 0.9
f 3′(2) = 1 dengan α = 0.5

~
df
(2) = {( 4, 0.5), (16, 0.9), (1, 0.5)}.
dx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

KESIMPULAN

Fungsi kabur dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yaitu fungsi

tegas dengan kendala kabur, fungsi tegas yang menularkan kekaburan dari varia-

bel bebas ke variabel tak bebas, dan fungsi pengaburan dengan variabel tegas.

Fungsi tegas dengan kendala kabur adalah suatu fungsi f yang memenuhi kondisi

μ A ( x) ≤ μ B ( f ( x)) ∀x ∈ X , di mana X dan Y adalah himpuan semesta tegas dan

A dan B adalah himpunan kabur yang didefinisikan dalam semesta tegas tersebut.

Fungsi perluasan kabur menularkan kekaburan dari variabel bebas ke variabel tak

bebas. Jika f adalah fungsi tegas dari X ke Y, maka fungsi perluasan kabur f

mendefinisikan bayangan kabur f(A) dalam Y dari himpunan kabur A dalam X,

yaitu

⎧ sup μ A ( x) jika f −1 ( y ) ≠ φ

μ f ( A) ( y ) = ⎨ x∈ f −1 ( y )
⎪⎩0 jika f −1 ( y ) = φ

−1
di mana f ( A) adalah bayangan invers dari y. Sedangkan fungsi pengaburan de-

ngan variabel tegas adalah suatu fungsi yang menghasilkan bayangan dari daerah

asal tegas berupa suatu himpunan kabur.

Untuk menentukan nilai maksimum fungsi tegas dengan daerah asal tegas

maupun kabur dipakai himpunan pemaksimum dan himpunan peminimum. Him-

punan pemaksimum M didefinisikan sebagai himpunan kabur dengan fungsi

keanggotaan

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

f ( x) − inf( f )
μ M ( x) = , ∀x ∈ X .
sup( f ) − inf( f )

Himpunan pemaksimum M tersebut adalah suatu himpunan kabur dengan derajat

keanggotaan x ∈ X didefinisikan sebagai derajat kemungkinan x menghasilkan

nilai maksimum sup(f). Sedangkan himpunan peminimum dari f didefinisikan se-

bagai himpunan pemaksimum dari –f. Nilai maksimum dari fungsi tegas f adalah

f ( x0 ) , di mana x 0 suatu titik yang membuat fungsi f mencapai nilai maksimum

dalam daerah asal tegas D. Dengan himpunan pemaksimum M dapat ditemukan

nilai x 0 , yaitu elemen yang membuat μ M (x) mencapai nilai maksimum:

μ M ( x0 ) = sup μ M ( x)
x∈D

= sup min[μ M ( x), μ D ( x)].


x∈ X

Sedangkan nilai maksimum dari fungsi tegas f dalam daerah asal kabur dicapai

ketika ada titik x 0 yang membuat fungsi f menjadi maksimum yang didefinisikan

sebagai

f ( x0 ) = sup min[ μ M ( x), μ D ( x)]


x∈ X

di mana μ M (x) adalah fungsi keanggotaan himpunan pemaksimum dan μ D (x)

adalah fungsi keanggotaan daerah asal kabur.

Integral fungsi kabur diklasifikasikan dalam dua kelompok, yaitu integral

fungsi kabur pada interval tegas dan integral fungsi kabur pada interval kabur. In-

tegral fungsi kabur dalam interval tegas [a, b] didefinisikan sebagai

b b
~
I (a, b) = {( ∫ f a− ( x)dx + ∫ f a+ ( x)dx, α ) α = [0,1]}
a a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

~
di mana f a− dan f a+ adalah fungsi potongan-α dari f ( x ) . Integral total diperoleh

dengan mengumpulkan semua integral dari setiap fungsi potongan-α. Selanjutnya

integral I(A, B) dari fungsi tegas pada interval kabur [A, B] didefinisikan sebagai

berikut

μ I ( A, B ) = max min[ μ A ( x), μ B ( x)] .


x, y
y


z = f ( u ) du
x

Sedangkan diferensial f ′( A) dari fungsi tegas f pada himpunan kabur A dide-

finisikan sebagai berikut

μ f ′( A) = max μ A ( x).
f ( x)= y
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

DAFTAR PUSTAKA

Baisuni, H. M. Hasyim. (1986). Kalkulus. Jakarta: Penerbit Unversitas Indonesia.

Lee, Kwang H. (2005). First Course on Fuzzy Theory and Applications. New
York: Springer – Verlag.

Purcell, J. Edwin. and Varberg, Dale. (1987). Kalkulus dan Geometri Analitis. Ja-
karta: Erlangga.

Susilo, F. (2003). Pengantar Himpunan dan Logika Kabur serta Aplikasinya.


Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.

Zimmermann, H.-J. (1991). Fuzzy Set Theory and Its Applications. Boston: Klu-
wer Academic Publisher.

Anda mungkin juga menyukai