FUNGSI KABUR
Tugas Akhir
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Matematika
Disusun oleh:
Nama : Retno Triyanti
NIM : 023114012
FUZZY FUNCTION
FINAL ASSIGNMENT
Presented for the Partial Fulfillment of the Requirement
To Obtain the Sarjana Sains Degree
Study Program of Mathematics
By:
Name : Retno Triyanti
Student Number : 023114012
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
3. Keluarga besarku
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Fuzzy functions can be classified into three groups, namely crisp functions
with fuzzy constraint, crisp functions that propagate fuzziness of independent
variable to dependent variable, and fuzzifying functions of crisp variable. To find
the maximum value of crisp function with crisp or fuzzy domain we use maximi-
zing set and minimizing set. Fuzzy integration is classified into two groups,
namely integration of fuzzy function on crisp interval and integration of crisp
function on fuzzy interval. Differentiation of crisp function on fuzzy set is carried
out using extension principle.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
KABUR”. Tugas akhir ini disusun guna memenuhi salah satu syarat memperoleh
besarnya kepada:
1. Romo Frans Susilo, S.J., selaku dosen pembimbing yang telah memberi-
2. Romo Ir. Gregorius Heliarko, S.J., S.S., B.S.T., M.A., M.Sc, selaku Dekan
3. Ibu Lusia Krismiyati Budiasih, S.Si, M.Si, selaku Ketua Program Studi
Matematika.
Akademik.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Sains dan Teknologi, khususnya Program
Studi Matematika.
7. Bapak dan Ibu, yang telah memberikan kasih sayang, kepercayaan, doa,
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Semua kakakku dan dik Tarra terima kasih atas kasih sayang, dukungan
dan doanya.
10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas
akhir ini.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih banyak kesalahan dan ke-
kurangan yang harus diperbaiki, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis
Penulis
Retno Triyanti
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.4. Sebuah partisi dari [a, b] dengan titik-titik sampel xi ….………. 18
Gambar 3.8. Nilai maksimum f ( x) = cos x dengan daerah asal kabur ……..... 51
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
suatu himpunan yang tidak mempunyai batasan yang jelas. Misalkan kita ambil
contoh dalam kehidupan nyata, manusia dapat dibagi menjadi dua yaitu laki-laki
dan perempuan. Batasan laki-laki dan perempuan adalah jelas, tetapi tidak
demikian dengan perempuan yang cantik dan perempuan tidak cantik. Himpunan
taanya tidak dapat ditentukan dengan tegas karena himpunan perempuan yang
cantik dan himpunan perempuan yang tidak cantik mempunyai batasan yang tidak
jelas. Karena himpunan perempuan yang cantik itu tergantung oleh penilaian se-
seorang. Misalnya menurut Anton mungkin Krisdayanti itu cantik sekali, tetapi
menurut Budi itu mungkin hanya biasa saja. Jadi tidak jelas mana yang meru-
pakan anggota himpunan dan mana yang bukan merupakan anggota himpunan.
punan tegas, maka diperlukan konsep himpunan kabur. Konsep himpunan kabur
diperkenalkan oleh Lotfi Asker Zadeh, seorang guru besar di University of Cali-
konsep himpunan tegas menjadi konsep himpunan kabur. Dalam teori klasik,
cara tegas, yaitu dapat ditentukan apakah obyek tersebut merupakan anggota him-
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
punan itu atau tidak. Himpunan tegas A dapat didefinisikan menggunakan fungsi
χ A dengan nilai pada himpunan {0,1},yang disebut fungsi karakteristik dari him-
⎧1 jika x ∈ A
χ A ( x) = ⎨
⎩0 jika x ∉ A
untuk setiap x ∈ X .
dalam selang tertutup [0, 1]. Sehingga keanggotaan dalam himpunan kabur tidak
lagi merupakan sesuatu yang tegas, melainkan sesuatu yang berderajat secara kon-
tinu.
Dalam perkuliahan telah dipelajari konsep himpunan tegas dan fungsi tegas,
termasuk integral dan diferensial suatu fungsi. Dalam penulisan makalah ini akan
pemaksimum dan peminimum, selain itu juga integral dan diferensial kabur.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan ini dapat dirumuskan seba-
gai berikut
2. Apa yang dimaksud dengan himpunan pemaksimum dan peminimum dan ba-
C. Batasan Masalah
D. Tujuan Penulisan
untuk memperoleh gelar Sarjana Sains dalam bidang Matematika. Selain itu penu-
pengertiannya.
E. Metode Penulisan
mempelajari bagian materi dari buku-buku yang berkaitan dengan fungsi kabur.
F. Manfaat Penulisan
G. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
tematika penulisan.
Menguraikan tentang teori himpunan kabur dan fungsi tegas. Dalam himpunan
kabur akan dibahas tentang pengertian dari teori kabur dan operasi- operasi
dalam himpunan kabur serta prinsip perluasan. Sedangkan dalam fungsi akan
dibahas tentang penegertian dari fungsi, nilai maksimum dan minimum dari
Menguraikan tentang masalah yang diangkat dalam penulisan ini yaitu tentang
fungsi kabur, yang di dalamnya berisi tentang pegertian dari fungsi kabur,
BAB IV Kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
A. Fungsi Tegas
Banyak contoh yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari di mana nilai sua-
tu besaran bergantung pada nilai besaran lainnya. Misalnya balas jasa seseorang
bergantung pada banyaknya jam kerja; jarak yang ditempuh oleh mobil bergan-
tung pada waktu sejak bergerak dari suatu titik tertentu; tahanan suatu kabel listrik
dengan panjang tertentu bergantung pada garis tengahnya, dan lain-lain. Hubung-
1. Pengertian Fungsi
Suatu fungsi melibatkan tiga hal, yaitu sebuah himpunan tak kosong yang
disebut daerah asal fungsi, sebuah himpunan tak kosong lainnya yang disebut
daerah kawan fungsi, dan suatu aturan pengaitan yang menentukan elemen dalam
daerah kawan yang dikaitkan dengan tiap elemen dalam daerah asal.
Definisi 2.1
Fungsi adalah suatu aturan pengaitan antara elemen-elemen dua himpunan tak
kosong, yaitu daerah asal dan daerah kawan fungsi, yang mengaitkan tiap elemen
dalam daerah asal dengan tepat satu elemen dari daerah kawan. Dengan kata lain
sebuah fungsi memetakan tiap elemen di daerah asal ke tepat satu elemen di dae-
rah kawan.
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
elemen dalam daerah asal f, maka f(x) adalah elemen dalam daerah kawan f yang
dikaitkan dengan x. Elemen f(x) ini dinamakan nilai fungsi f di x, atau peta dari x.
Himpunan semua nilai fungsi disebut daerah nilai (range) dari fungsi itu. Daerah
nilai merupakan himpunan bagian dari daerah kawan. Suatu fungsi dapat ditulis
sebagai berikut:
f : x → f ( x) .
Definisi 2.2
hingga dalam tiap pasangan elemen yang pertama adalah elemen daerah asal
fungsi dan elemen yang kedua adalah nilai fungsi itu yang berkaitan dengan ele-
Definisi 2.3
Diberikan dua buah fungsi f dan g dengan daerah asal A dan daerah kawan B yang
i. ( f + g )( x ) = f ( x ) + g ( x )
ii. ( f − g )( x ) = f ( x ) − g ( x )
iii. ( f .g )( x ) = f ( x ).g ( x )
⎛f⎞ f ( x)
iv. ⎜⎜ ⎟⎟( x) = , g ( x) ≠ 0
⎝g⎠ g ( x)
untuk setiap x ∈ A .
Definisi 2.4
fungsi dari dua fungsi itu adalah fungsi g o f dari A ke C yang didefinisikan se-
bagai berikut
( g o f )( x) = g ( f ( x ))
untuk setiap x ∈ A .
Contoh 2.1
Misalkan diberikan daerah asal f adalah himpunan semua bilangan real tak negatif
dan daerah asal dari g adalah himpunan semua bilangan asli. Fungsi f dan g dide-
finisikan oleh
f ( x) = x dan g ( x) = 4 − x 2
Jawab:
F ( x) = ( f o g )( x)
= f ( g ( x))
= f (4 − x 2 )
= 4 − x2
Definisi 2.5
Misalkan A = [a, b] adalah daerah asal fungsi f yang memuat titik c dan B daerah
kawan fungsi f adalah himpunan semua bilangan real. Fungsi f dikatakan mem-
nilai maksimum di c.
Definisi 2.6
Misalkan A = [a, b] adalah daerah asal fungsi f yang memuat titik c dan B daerah
kawan fungsi f adalah himpunan semua bilangan real. Fungsi f dikatakan mem-
nilai minimum di c.
Bila suatu fungsi f mempunyai nilai maksimum relatif atau nilai minimum
3. Diferensial
Definisi 2.7
Diberikan fungsi f dengan daerah asal dan daerah kawan himpunan bilangan real.
Turunan fungsi f adalah fungsi f ′ yang nilainya untuk sebarang elemen x adalah
f ( x + Δx ) − f ( x )
f ′( x) = lim
Δx → 0 Δx
10
Jika suatu fungsi f mempunyai turunan di x, maka fungsi tersebut dikatakan ter-
diferensialkan (terturunkan) di x.
Jika (x, y) suatu titik pada grafik f, maka y = f(x), dan y ′ juga digunakan
untuk menyatakan turunan dari f(x). Dengan fungsi f didefinisikan y = f(x), dapat
diperoleh
Δy = f ( x + Δx ) − f ( x )
fungsi bila x berubah sebesar Δx . Oleh karena itu f ′ dapat diganti dengan:
dy Δy
= lim .
dx Δx →0 Δx
dy d
dinyatakan sebagai notasi turunan, dalam hal ini berarti ( y ) , yaitu turunan
dx dx
dari y terhadap x.
kan f ′ . Seringkali kita memakai huruf D untuk menunjukkan operasi ini, se-
Teorema 2.1
f ′(x ) = 0.
Bukti:
f ( x + h) − f ( x ) k −k
f ′( x) = lim = lim = lim 0 = 0 . ■
h →0 h h →0 h h →0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Teorema 2.2
f ′( x) = nx n −1 .
Bukti:
f ( x + h) − f ( x ) ( x + h) n − x n
f ′( x) = lim = lim
h →0 h h →0 h
n(n − 1) n − 2 2
x n + nx n −1 h + x h + ... + nxh n −1 + h n − x n
= lim 2
h →0 h
n ( n − 1)
h(nx n −1 + x n −2 h + ... + nxh n − 2 + h n −1 )
= lim 2
h →0 h
= nx n −1 . ■
Teorema 2.3
Misalkan f suatu fungsi, k suatu konstanta, dan g adalah fungsi yang didefinisikan
g ′( x ) = k . f ′( x ) .
Bukti:
g ( x + h) − g ( x ) kf ( x + h) − kf ( x)
g ′( x) = lim = lim
h →0 h h →0 h
⎡ f ( x + h) − f ( x ) ⎤
= lim k ⎢ ⎥
h →0
⎣ h ⎦
f ( x + h) − f ( x )
= k lim
h →0 h
= kf ′(x ) . ■
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Teorema 2.4
Misalkan f dan g adalah fungsi dan F adalah fungsi yang didefinisikan oleh
F ′( x ) = f ′( x ) + g ′( x ) .
Bukti:
F ( x + h) − F ( x ) ( f ( x + h) + g ( x + h)) − ( f ( x) + g ( x))
F ( x) = lim = lim
h →0 h h → 0 h
⎡ f ( x + h) − f ( x ) g ( x + h) − g ( x ) ⎤
= lim ⎢ + ⎥
h →0
⎣ h h ⎦
f ( x + h) − f ( x ) g ( x + h) − g ( x )
= lim + lim
h →0 h h →0 h
= f ′( x ) + g ′( x ) . ■
Contoh 2.2
Jawab:
f ( x) = x 3 − 3 x + 1
f ′( x) = 3 x 2 − 3.
Teorema 2.5
Jika f didefinisikan pada selang [a, b], mempunyai ekstrim relatif di c, dan f ′(c )
Bukti:
Jika f(c) nilai maksimum relatif f pada [a, b], maka f (c ) ≥ f ( x ), ∀x ∈ [a, b] atau
f ( x ) − f (c ) ≤ 0, ∀x ∈ [ a, b] .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
f ( x ) − f (c )
≥ 0.
x−c
f ( x ) − f (c )
lim ≥ 0. (1)
x →c x−c
f ( x ) − f (c )
≤ 0.
x−c
f ( x ) − f (c )
lim ≤ 0. (2)
x →c x−c
Jika f(c) nilai minimum relatif f pada [a, b], maka f (c ) ≤ f ( x ), ∀x ∈ [a, b] atau
f ( x ) − f (c ) ≥ 0, ∀x ∈ [ a, b] .
f ( x ) − f (c )
≥ 0.
x−c
f ( x ) − f (c )
lim ≥ 0. (3)
x →c x−c
f ( x ) − f (c )
≤ 0.
x−c
14
f ( x ) − f (c )
lim ≤ 0. (4)
x →c x−c
Teorema 2.6
Jika f kontinu pada selang [a, b] dan terdiferensial pada selang (a, b), sedangkan
f(a) = f(b) = 0, maka ada bilangan c pada (a, b) sedemikian sehingga f ′(c) = 0 .
Bukti:
Karena f kontinu pada selang [a, b], maka fungsi f mempunyai nilai maksimum
maupun nilai minimum pada [a, b]. Jika kedua nilai tersebut sama dengan 0, maka
f(x) = 0 pada [a, b], akibatnya f ′( x ) = 0 untuk semua x dalam (a, b). Apabila sa-
lah satu nilai maksimum atau nilai minimum tidak sama dengan 0 dan
Karena f terdiferensial pada selang (a, b), maka menurut Teorema 2.5 f ′(c) = 0 .■
Teorema 2.7
Jika f kontinu pada selang [a, b] dan terdiferensial pada titik-titik dalam (a, b),
f (b) − f ( a )
f ′(c) = .
b−a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Bukti:
Misalkan fungsi s(x) = f(x) - g(x), dengan g adalah garis yang melalui (a, f(a)) dan
(b, f(b)). Karena garis g ini mempunyai kemiringan (f(b) – f(a))/(b - a) dan melalui
f (b) − f (a )
g ( x) − f (a) = ( x − a)
b−a
sehingga
f (b) − f (a )
s ( x) = f ( x) − f (a ) − ( x − a) .
b−a
Fungsi s kontinu dalam [a, b] karena merupakan selisih dua fungsi kontinu, dan
s(a) = s(b) = 0. Fungsi s terdiferensialkan dalam (a, b), karena s mempunyai tu-
f (b ) − f ( a )
s ′( x) = f ′( x) − .
b−a
f (b) − f (a )
s ′(c) = f ′(c) −
b−a
f (b) − f (a )
0 = f ′(c) −
b−a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
f (b) − f ( a )
f ′(c) = . ■
b−a
4. Integral
Definisi 2.8
Fungsi F disebut anti turunan dari fungsi f pada suatu selang I jika untuk setiap
x ∈ I berlaku F ′( x ) = f ( x ) .
sebagai berikut:
∫ f ( x)dx = F ( x) + C
dan disebut integral tak tentu, di mana ∫ menyatakan lambang integral dan C
Teorema 2.8
x r +1
∫ x dx = +C.
r
r +1
Bukti:
⎡ x r +1 ⎤ 1
Dx ⎢ + C⎥ = (r + 1) x r = x r . ■
⎣r +1 ⎦ r +1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Teorema 2.9
∫ cf ( x)dx = c ∫ f ( x)dx .
Bukti:
D x [c ∫ f ( x) dx ] = c D x ∫ f ( x ) dx
= cf (x ) . ■
Teorema 2.10
D x [ ∫ f ( x) dx + ∫ g ( x) dx ] = D x ∫ f ( x) dx + D x ∫ g ( x) dx
= f ( x) + g ( x) .
D x [ ∫ f ( x) dx − ∫ g ( x) dx] = D x ∫ f ( x) dx + D x ∫ (−1) g ( x) dx
= D x ∫ f ( x) dx + (−1) D x ∫ g ( x)dx
= D x ∫ f ( x) dx − D x ∫ g ( x) dx
= f ( x) − g ( x) . ■
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Contoh 2.3
Jawab:
∫ f ( x)dx = ∫ ( x + 3x + 1)dx
3
1 4 3 2
= x + x + x + c.
4 2
Pandang suatu partisi P pada selang [a, b] yang terdiri dari n selang bagian yang
memakai titik-titik a = x0 < x1 < x 2 < ... < x n −1 < x n = b dan andaikan
disebut titik sampel untuk selang bagian ke-i. Contoh partisi dapat dilihat dalam
n
R p = ∑ f ( x i ) Δx i
i =1
19
Definisi 2.9
n
lim ∑ f ( xi ) Δxi
P →0
i =1
ada, maka fungsi f dikatakan terintegralkan pada [a, b], di mana | P | yang disebut
norma P, adalah panjang selang bagian yang terpanjang dari partisi P. Selanjut-
nya,
b n
Teorema 2.11
Bukti:
Misalkan P : a = x0 < xi < x 2 < ... < x n −1 < x n = b adalah sebarang partisi dari
F (b) − F ( a ) = F ( x n ) − F ( x n −1 ) + F ( x n −1 ) − F ( x n − 2 ) + ... + F ( x1 ) − F ( x0 )
n
= ∑ [ F ( xi ) − F ( xi −1 )].
i =1
F ( xi ) − F ( xi −1 ) = F ′( xi )( xi − xi −1 ) = f ( xi )Δx .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Jadi
n
F (b) − F (a ) = ∑ f ( xi )Δx .
i =1
n b
F (b) − F (a) = lim ∑ f ( xi )Δx = ∫ f ( x)dx. ■
| P| → 0
i =1 a
Contoh 2.4
Jawab:
2 2
1 3 ⎤
∫ ( x + 2)dx = x + 2 x⎥
2
1
3 ⎦1
20 7 1
= − =4 .
3 3 3
B. Himpunan Kabur
Kita telah mengenal himpunan tegas, yaitu himpunan yang terdefinisi se-
cara tegas dalam arti bahwa untuk setiap elemen dalan suatu semesta pembicaraan
selalu dapat ditentukan secara tegas apakah elemen tersebut termasuk anggota
himpunan itu atau tidak. Ada batas yang tegas antara elemen yang termasuk ang-
gota dan yang tidak termasuk anggota himpunan itu. Suatu himpunan tegas dapat
dinyatakan dalam fungsi karakteristik, yaitu fungsi dari semesta X ke dalam him-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
punan {0,1}. Suatu himpunan A dalam semesta X dapat dinyatakan dengan fungsi
⎧1 jika x ∈ A
χ A ( x) = ⎨
⎩0 jika x ∉ A
untuk setiap x ∈ X .
elemen dalam semesta dengan konsep yang merupakan syarat keanggotaan him-
punan tersebut. Fungsi itu disebut fungsi keanggotaan, sedangkan nilai fungsinya
disebut derajat keanggotaan suatu elemen dalam himpunan itu. Derajat keanggo-
taan itu dinyatakan dengan suatu bilangan real dalam interval tertutup [0,1].
Definisi 2.10
~
Suatu himpunan kabur A dalam semesta X adalah himpunan yang mempunyai
ditulis:
μ A~ : X → [0,1] .
~
punan kabur A . Nilai fungsi sama dengan 1 menyatakan keanggotaan penuh, se-
dangkan nilai fungsi sama dengan 0 menyatakan sama sekali bukan anggota dari
himpunan kabur tesebut. Oleh karena itu himpunan tegas dapat dipandang sebagai
kejadian khusus dari himpunan kabur, yaitu himpunan kabur yang fungsi keang-
22
~
Himpunan kabur A dalam semesta X dapat dinyatakan sebagai himpunan
~
pasangan terurut, yaitu A = {( x, μ A~ ( x)) x ∈ X } di mana μ A~ adalah fungsi keang-
~
gotaan dari himpunan kabur A . Apabila semesta X adalah himpunan yang kon-
~
tinu, maka himpunan kabur A dapat dinyatakan dengan
~
A=∫ μ A~ ( x) / x
x∈X
Contoh 2.5
~
Dalam semesta X={-1, -2, -3, 0, 1, 2, 3}, A adalah himpunan “bilangan bulat
23
Definisi 2.11
~
Pendukung dari himpunan kabur A adalah himpunan tegas yang memuat semua
~
elemen semesta yang memiliki derajat keanggotaan taknol dalam A , yang dilam-
~
bangkan dengan Pend ( A) , dinyatakan dengan
~
Pend ( A) = {x ∈ X μ A~ ( x) > 0} .
~
Himpunan kabur A disebut himpunan kabur elemen tunggal bila pendu-
Definisi 2.12
~ ~
Tinggi dari himpunan kabur A , dilambangkan dengan Tinggi ( A) , adalah
~
Tinggi ( A) = sup{μ A~ ( x)} .
x∈ X
Himpunan kabur yang tingginya sama dengan 1 disebut himpunan kabur normal,
Definisi 2.13
Titik silang suatu himpunan kabur adalah elemen dari semesta pembicaraan him-
punan kabur itu yang mempunyai derajat keanggotaan sama dengan 0.5.
Definisi 2.14
~
Teras dari himpunan kabur A adalah himpunan dari semua elemen dari semesta
24
~
Teras ( A) = {x ∈ X μ A~ ( x) = 1} .
Definisi 2.15
Pusat dari himpunan kabur didefinisikan sebagai berikut: Jika nilai purata dari
semua titik di mana fungsi keanggotaan himpunan kabur itu mencapai maksimum
adalah berhingga, maka pusat himpunan kabur itu adalah nilai purata tersebut. Ji-
ka nilai puratanya takhingga positif (atau negatif), maka pusat himpunan kabur itu
adalah yang terkecil (atau terbesar) di antara semua titik yang mencapai nilai
Contoh 2.6
~
Tinggi ( A) = 1
~
Titik silang dari A adalah -1 dan 1
~
Teras ( A) = {0}
~
Pusat dari A adalah 0.
Definisi 2.16
~ ~
Dua buah himpunan kabur A dan B dalam semesta X dikatakan sama, dinotasi-
~ ~
kan dengan A = B , bila dan hanya bila
μ A~ ( x ) = μ B~ ( x )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
untuk setiap x ∈ X .
Definisi 2.17
~ ~
Himpunan kabur A disebut himpunan bagian dari himpunan kabur B , dinotasi-
~ ~
kan dengan A ⊆ B , bila dan hanya bila
μ A~ ( x ) ≤ μ B~ ( x )
untuk setiap x ∈ X .
Contoh 2.7
kut:
~
A = 0.10/1 + 0.30/2 + 0.50/3 + 1.0/4 + 0.50/5 + 0.30/6 + 0.10/7
~
B = 0.30/2 + 0.40/3 + 1.0/4 + 0.40/5 + 0.30/6
~ ~
maka B ⊆ A .
2. Fungsi Keanggotaan
dengan tinggi berturut-turut 175, 168, 170, 172, dan 169, himpunan kabur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
~
A = “himpunan anak-anak yang tinggi” dapat dinyatakan dengan cara daftar
berikut ini:
~
A = 0.9/Andi + 0.4/Budi + 0.6/Iwan + 0.7/Nanda + 0.5/Anton.
Sedangkan untuk himpunan takhingga yang kontinu, cara yang biasa di-
pakai adalah cara analitik yaitu untuk merepresentasikan fungsi keanggotaan him-
punan kabur dalam suatu bentuk rumus matematis yang dapat dinyatakan dalam
bentuk grafik. Misalkan A adalah himpunan kabur “bilangan real yang dekat de-
~
ngan 4”, maka A dapat dinyatakan dengan
~
A = ∫ e − ( x −4) / x
2
x∈R
2 ~
di mana μ A~ ( x) = e − ( x − 4 ) merupakan fungsi keanggotaan A yang digambarkan
27
~
Himpunan kabur A “bilangan real yang dekat dengan 4”, juga dapat dinyatakan
⎧x − 3 untuk 3 ≤ x ≤ 4
⎪
μ A~ ( x) = ⎨5 − x untuk 4 ≤ x ≤ 5
⎪0 selainnya
⎩
28
jika memiliki tiga parameter, yaitu a, b, c ∈ R dengan a < b < c , yang dinyatakan
⎧x − a
⎪ b − a untuk a ≤ x ≤ b
⎪
⎪c − x
Segitiga ( x; a, b, c) = ⎨ untuk b ≤ x ≤ c
⎪c − b
⎪0 selainnya
⎪
⎩
⎛ ⎛ x−a c− x⎞ ⎞
Segitiga( x; a, b, c) = max⎜⎜ min⎜ , ⎟, 0 ⎟⎟
⎝ ⎝b−b c−b⎠ ⎠
Contoh 2.8
Misalkan diketahui fungsi keanggotaan Segitiga (x; 3, 6, 15) , maka grafik fungsi
29
sium jika memiliki empat parameter, yaitu a, b, c, d ∈ R dengan a < b < c < d ,
⎧x − a
⎪b − a untuk a ≤ x ≤ b
⎪
⎪1 untuk b ≤ x ≤ c
Trapesium( x; a, b, c, d ) = ⎨
⎪d − x untuk c ≤ x ≤ d
⎪d − c
⎪0 selainnya
⎩
⎛ ⎛ x−a c− x⎞ ⎞
Trapesium( x; a, b, c, d ) = max⎜⎜ min⎜ ,1, ⎟, 0 ⎟ .
⎝ ⎝b−b c − b ⎠ ⎟⎠
Contoh 2.9
30
2
⎛ x−a ⎞
−⎜ ⎟
Gauss( x; a, b) = e ⎝ b ⎠
di mana x = a adalah pusat dan b menentukan lebar dari fungsi keanggotaan ter-
1
Cauchy ( x; a, b, c) = 2b
x−c
1+
a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
miringan (slope) di titik silang dari fungsi keanggotaan Cauchy. Misalkan diberi-
jika memenuhi
1
Sigmoid ( x; a, c) =
1 + e − a ( x −c )
x = c.
penting dalam teori himpunan kabur. Dalam setiap penerapan, harus disesuaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
fungsi keanggotaan dari himpunan kabur yang akan digunakan untuk menyatakan
seperti dalam himpunan tegas. Karena himpunan kabur dinyatakan dengan fungsi
Definisi 2.18
~ ~
Komplemen dari himpunan kabur A adalah himpunan kabur A ' dengan fungsi
keanggotaan
μ A~ ' ( x ) = 1 − μ A~ ( x )
untuk setiap x ∈ X .
Definisi 2.19
~ ~ ~ ~
Gabungan dua buah himpunan kabur A dan B adalah himpunan kabur A ∪ B
μ A~ ∪ B~ ( x) = max{μ A~ ( x ), μ B~ ( x )}
untuk setiap x ∈ X .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Definisi 2.20
~ ~ ~ ~
Irisan dua buah himpunan kabur A dan B adalah himpunan kabur A ∩ B de-
μ A~ ∩ B~ ( x ) = min{μ A~ ( x ), μ B~ ( x )}
untuk setiap x ∈ X .
Contoh 2.10
kabur
~
A = 0.20/-2 + 0.30/-1 + 0.50/0 + 0.7/2 + 0.50/3 + 1.0/4
~
B = 0.40/-1 + 0.30/0 + 0.80/1 + 0.70/3 + 0.40/4
Maka:
~
A' = 0.80/-2 + 0.70/-1 + 0.50/0 + 1.0/1 + 0.30/2 + 0.50/3
~
B' = 1.0/-2 + 0.60/-1 + 0.70/0 + 0.20/1 + 1.0/2 + 0.30/3 +0.60/4
~ ~
A ∪ B = 0.20/-2 + 0.40/-1 + 0.50/0 + 0.80/1 + 0.70/2 + 0.70/3 + 1.0/4
~ ~
A ∩ B = 0.30/-1 + 0.30/0 + 0.50/3 + 0.40/4
ngan, dan irisan dalam himpunan kabur itu disebut operasi baku. Yang
tegas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
~ ~
A , yang dinotasikan dengan Aα , adalah himpunan tegas yang memuat semua
~
anggota dari semesta dengan derajat keanggotaan dalam A yang lebih besar atau
Aα = {x ∈ X μ A~ ( x ) ≥ α } .
~
Sedangkan potongan-α kuat dari himpunan kabur A adalah himpunan tegas
Aα′ = {x ∈ X μ A~ ( x ) > α } .
Contoh 2.11
~
Dari Contoh 2.10 potongan-α dari himpunan kabur A , untuk α = 0.4 adalah
A0.4 = {0, 2, 3, 4} .
5. Prinsip Perluasan
rut-turut adalah himpunan kuasa dari semesta X dan Y, yaitu dengan aturan
f ( A) : { y ∈ Y (∃x ∈ A) y = f ( x)}
−1
luas menjadi fungsi f : P(Y ) → P( X ) dengan aturan
f −1 ( B) : {x ∈ X f ( x) ∈ B}
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
−1
untuk setiap B ∈ P (Y ) . Himpunan f ( A) dan f ( B ) juga dapat dinyatakan de-
χf −1
( B)
( x) = χ ( f B ( x)) .
adalah himpunan kuasa dari semesta X dan Y, yaitu himpunan semua himpunan
kabur dalam X dan Y. Selain itu invers dari f : X → Y juga dapat dikaburkan de-
−1
ngan memperluasnya menjadi fungsi f : F (Y ) → F ( X ) . Prinsip yang diguna-
Definisi 2.21
~ −1 ~
but menjadi fungsi f : F ( X ) → F (Y ) dengan aturan: ∀A ∈ F ( X ) , f ( A ) me-
−1 ~ ~
menjadi fungsi f : F (Y ) → F ( X ) dengan aturan: ∀B ∈ F (Y ) , f (B ) meru-
36
μf −1 ~
(B)
( x) = μ B~ ( f ( x))
⎧μ A~ ( x) jika (∃x ∈ X ) y = f ( x)
μ f ( A~ ) ( y ) = ⎨
⎩0 jika (∀x ∈ X ) y ≠ f ( x)
Jadi prinsip perluasan merupakan suatu prinsip yang mendasar dalam teori
himpunan kabur. Sehingga dengan prinsip perluasan tersebut kita dapat menga-
Contoh 2.12
~
A = 0.6 / 1 + 0.2 / 2 + 0.7 / 3 + 0.5 / 4 + 1 / 5 + 0.9 / 6 dan himpunan kabur
~
B = 0.3 / 7 + 0.7 / 8 + 0.9 / 9 + 0.5 / 10 . Dengan prinsip perluasan diperoleh
BAB III
FUNGSI KABUR
Dalam bab ini akan diperkenalkan konsep fungsi kabur. Fungsi kabur
terdiri dari fungsi tegas dengan kendala kabur dan fungsi yang mengaburkan.
diaplikasikan untuk menentukan nilai maksimum dengan daerah asal kabur pada
fungsi tegas. Dalam bagian ini juga akan dibahas tentang integral dan diferensial
tidak bebas.
Definisi 3.1
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Contoh 3.1
Misalkan diberikan suatu fungsi y = f (x) , dan fungsi f mempunyai kendala ka-
bur: “Derajat keanggotaan μ A (x) dari x dalam A adalah lebih kecil atau sama
atau
μ A ( x) ≤ μ B ( y )
untuk setiap x ∈ X .
Contoh 3.2
Diberikan dua himpunan kabur A = {(1, 0.5), (2, 0.8)} dan B = {( 2, 0.7), ( 4, 0.9)} ,
dan fungsi
f ( x ) = 2 x,
39
go f :X →Z
μ A ( x) ≤ μ C ( g ( f ( x))), ∀x ∈ X .
Definisi 3.2
takbebas. Jika f adalah fungsi tegas dari X ke Y, fungsi perluasan kabur f mendefi-
⎧ sup μ A ( x) jika f −1
( y) ≠ φ
⎪
μ f ( A) ( y ) = ⎨ x∈ f −1 ( y )
⎪⎩0 jika f −1 ( y ) = φ
−1
di mana f ( y ) adalah bayangan invers dari y.
Contoh 3.4
A = {(0, 0.9), (1, 0.8), ( 2, 0.7), (3, 0.6), (4, 0.5)} dan B = [0, 20]
B ′ = {(1, 0.9), (4, 0.8), (7, 0.7), (10, 0.6), (13, 0.5)} .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Fungsi pengaburan dengan variabel tegas adalah suatu fungsi yang meng-
hasilkan bayangan dari daerah asal tegas berupa suatu himpunan kabur.
~
bur P (Y )
~ ~
f : X → P (Y )
yaitu pemetaan dari daerah asal tegas ke daerah hasil yang elemen-elemennya
Contoh 3.5
~ ~
fungsi kabur f memetakan anggota-anggota dalam A ke himpunan kuasa P ( B )
~
di mana P ( B) = {B1 , B2 , B3 } dengan B1 = {(2, 0.5), (4, 1), (6, 0.5)} ,
B2 = {(3, 0.5), (6, 1), (9, 0.5)} , dan B3 = {( 4, 0.5), (8, 1), (12, 0.5)} .
Secara detail, hubungan dalam pemetaan tersebut disajikan dalam Gambar 3.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
42
Jika kita aplikasikan operasi potongan-α pada fungsi pengaburan tersebut, akan
diperoleh
kemudian
Definisi 3.4
~
f = {( f i , μ ~f ( f i )) f i : X → Y , i = 1,..., n}
Contoh 3.6
~
f = {( f 1 , 0.4), ( f 2 , 0.7), ( f 3 , 0.5)}
f 1 ( x ) = x, f 2 ( x) = x 2 , f 3 ( x) = − x + 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
~
dari f1 , diperoleh f 1 = {(1, 0.4), (2, 0.4), (3, 0.4)}
~
dari f 2 , diperoleh f 2 = {(1, 0.7), ( 4, 0.7), (9, 0.7)}
~
dari f 3 , diperoleh f 3 = {(0, 0.5), (−1, 0.5), (−2, 0.5)}
~
f ( 2) = {( 2, 0.4), ( 4, 0.7), ( −1, 0.5)} = {( 2, 0.4), (4, 0.7), ( −1, 0.5)}
~
f (3) = {(3, 0.4), (9, 0.7), ( −2, 0.5)} = {(3, 0.4), (9, 0.7), (−2, 0.5)}
Dapat kita lihat bahwa fungsi kabur tersebut memetakan 2 ke 2 dengan derajat
~
Hasil tersebut digambarkan oleh f 2 ( 2) di atas.
Contoh 3.7
Misalkan ada suatu himpunan kabur dengan fungsi kontinu pada X = [0, 2]
(Gambar 3.2)
~
f = {( f1 , 0.4), ( f 2 , 0.7), ( f 3 , 0.5)}
f 1 ( x ) = x, f 2 ( x) = x 2 , f 3 ( x) = x 2 + 1
Fungsi kabur tersebut memetakan 1.5 ke 1.5 dengan derajat keanggotaan 0.4 de-
ngan memakai fungsi f1 , ke 2.25 dengan derajat keanggotaan 0.7 dengan me-
~
f (1.5) = {(1.5, 0.4), ( 2.25, 0.7), (3.25, 0.5)} .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Misalkan f adalah fungsi dengan nilai real dalam X dan nilai terbesar dan terkecil
f ( x) − inf( f )
μ M ( x) = , ∀x ∈ X
sup( f ) − inf( f )
si normal relatif dalam interval [inf( f ), sup( f )] . Interval [inf( f ), sup( f )] adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Contoh 3.8
Misalkan suatu fungsi f (Gambar 3.3) dengan interval nilai sebagai berikut
1 ≤ x ≤ 10
10 ≤ f ( x) ≤ 20
46
Contoh 3.9
sin x − inf(sin x)
μ M ( x) =
sup(sin x) − inf(sin x)
sin x − (−1)
=
1 − (−1)
sin x + 1
=
2
1 1
= sin x +
2 2
1
maksimum dari fungsi sinus adalah .
2
(a) f ( x ) = sin x
47
Misalkan x 0 adalah nilai variabel bebas yang membuat fungsi f mencapai nilai
μ M ( x0 ) = sup μ M ( x)
x∈D
himpunan tegas):
μ M ( x0 ) = sup μ M ( x)
x∈D
Perhatikan bahwa daerah asal D digantikan oleh himpunan semesta X dalam ru-
Contoh 3.10
f ( x ) = cos x, x ∈ D = [0, 2π ]
cos x − inf(cos x)
μ M ( x) =
sup(cos x) − inf(cos x)
cos x − (−1) cos x + 1 1 1
= = = cos x +
1 − (−1) 2 2 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
⎧1 untuk 0 ≤ x ≤ 2π
μ D ( x) = ⎨
⎩0 selainnya
di mana
= sup μ M ( x)
0 ≤ x ≤ 2π
= 1 untuk x0 = 0 atau 2π .
- μ M (x) maksimum
- μ D (x) maksimum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
min[ μ M ( x1 ), μ D ( x1 )] .
kut:
50
Contoh 3.11
f ( x) = − x + 2, x ∈ D
⎧ x 2 untuk 0 ≤ x ≤ 1
μ D ( x) = ⎨
⎩0 yang lainnya
− x + 2 −1
μ M ( x) = = −x + 1 .
2 −1
Dari persamaan
μ M ( x0 ) = μ D ( x0 )
− x0 + 1 = x02 , x0 = 0.6
51
Contoh 3.12
f ( x) = cos x, x ∈ D
⎧ x
⎪min[1, ] untuk 0 ≤ x ≤ 2π
μ D ( x) = ⎨ π
⎪⎩0 untuk lainnya
1 1
μ M ( x) = cos x +
2 2
dan f ( x0 ) = 1 .
1. Integral
Sekarang kita akan membahas integral fungsi kabur pada interval tegas
52
~ ~
f ( x ) untuk x ∈ [ a, b] . Integral I ( a, b) dari fungsi kabur dalam [ a, b] dide-
b b
~
I (a, b) = {( ∫ f α− ( x)dx + ∫ f α+ ( x)dx, α ) α ∈ [0, 1]}
a a
~
di mana f α− dan f α+ adalah fungsi potongan-α dari f ( x ) . Tanda (+) dalam rumus
b b
~ ~
I α− = ∫ f α− ( x)dx dan I α+ = ∫ f α+ ( x)dx
a a
~ ~
Jadi dapat dikatakan bahwa kemungkinan I α− atau I α+ adalah anggota dari
~
integral total I ( a, b) adalah α.
Contoh 3.13
Misalkan ada suatu himpunan kabur dari fungsi-fungsi dan kita akan menghitung
53
~
f = {( f1 , 0.4), ( f 2 , 0.7), ( f 3 , 0.4)}
X = [1, 2]
f 1 ( x ) = x, f 2 ( x) = x 2 , f 3 ( x) = x + 1
i. Untuk α = 0.7
f = f 2 ( x) = x 2
2
1 ⎤
2
7
I α (1, 2) = ∫ x ( x)dx = x 3 ⎥ =
2
1
3 ⎦1 3
7
Hasil integralnya adalah dengan kemungkinan 0.7
3
7
Maka I 0.7 (1, 2) = {( , 0.7)} .
3
+
f = f1 ( x) = x
−
f = f 3 ( x) = x + 1
2
1 ⎤
2
3
I α (1, 2) = ∫ xdx = x 2 ⎥ =
1
2 ⎦1 2
2
⎤
2
1 5
I α (1, 2) = ∫ ( x + 1)dx = x 2 + x ⎥ =
1
2 ⎦1 2
3 5
Hasil integralnya adalah dengan kemungkinan 0.4 dan dengan kemungkin-
2 2
an 0.4. Maka
3 5
I 0.4 (1, 2) = {( , 0.4), ( , 0.4)}
2 2
54
~ 7 3 5
I (1, 2) = {( , 0.7), ( , 0.4), ( , 0.4)} .
3 2 2
Selanjutnya akan diuraikan integral fungsi tegas pada interval kabur [A, B]
yang batasnya ditentukan oleh dua himpunan kabur A dan B (Gambar 3.10).
55
Integral I(A, B) dari fungsi tegas f pada interval kabur [A, B] didefinisikan sebagai
berikut
∫
z = f ( u ) du
x
Contoh 3.14
Berikut ini ditunjukkan integral dari fungsi f ( x) = 2 pada interval kabur [A, B].
f ( x ) = 2, x ∈ [ 4, 8]
B B
~
I ( A, B ) = ∫ f ( x) dx = ∫ 2dx
A A
56
[A, B] ∫ 2dx
a
min[μ A (a), μ B (b)]
[4, 6] 4 0.7
[4, 7] 6 0.8
[4, 8] 8 0.2
[5, 6] 2 0.7
[5, 7] 4 1
[5, 8] 6 0.2
[6, 6] 0 0.4
[6, 7] 2 0.4
[6, 8] 4 0.2
~
I ( A, B ) = {(0, 0.4), (2, 0.7), ( 4, 1), (6, 0.8), (8, 0.2)}
Sebagai contoh, integral dalam [6, 6], diperoleh 0 sebagai nilai integral dengan
kemungkinan 0.4. Sedangkan dalam interval [5, 6] dan [6, 7], diperoleh nilai
integral 2 dengan kemungkinan 0.7 dan 0.4. Jadi kemungkinan nilai integralnya 2
2. Diferensial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
kabur.
μ f ′( A) ( y ) = max μ A ( x) .
f ( x )= y
Contoh 3.15
f ′( x) = 3 x 2
Contoh 3.16
f 1 ( x ) = x, f 2 ( x) = x 2 , f 3 ( x) = x 3 + 1
Kita peroleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
~
df
( x 0 ) = {(1, 0.4), (1, 0.7), (0.75, 0.4)}
dx
= {(1, 0.7), (0.75, 0.4)}.
D. Soal – soal
y = f ( x) = 3x 2 , x ∈ A, y∈B
memenuhi kondisi μ A ( x) ≤ μ B ( y ) .
Jawab:
Jadi μ A ( x) ≤ μ B ( y ) .
Jadi μ A ( x) ≤ μ B ( y ) .
59
~ ~
f : A → P ( B) di mana A = {1, 2, 3} , B = {1, 2, 3, 4, 6} ,
~
P ( B) = ( B1 , B2 , B3 }
~
f (1) = B 1
~
f ( 2) = B 2
~
f (3) = B3
Jawab:
~
Fungsi f adalah fungsi pengaburan, sebab
~
f : 1 → B1 = {(1, 0.9), (2, 0.5)}
~
f : 2 → B2 = {( 2,0.5), (4,0.9)}
~
f : 3 → B3 = {(3,1.0), (6,0.5)}.
X = {2, 3, 4} :
f1 ( x) = x + 1, f 2 ( x) = x 2 , f 3 ( x) = x 2 + 1
~
f = {( f1 , 0.4), ( f 2 , 0.5), ( f 3 , 0.9)}.
~ ~ ~
Tentukan f ( 2), f (3), f ( 4).
Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Jadi
~
f ( 2) = {(3, 0.4), ( 4, 0.5), (5, 0.9)}
~
f (3) = {( 4, 0.4), (9, 0.5), (10, 0.9)}
~
f ( 4) = {(5, 0.4), (16, 0.5), (17, 0.9)} .
Jawab:
keanggotaan
f ( x) − inf( f )
μ M ( x) =
sup( f ) − inf( f )
x 3 − (−1)
=
27 − (−1)
x3 + 1
=
28
1 3 1
= x +
28 28
61
1 3 1
μ M ( 0) = x +
28 28
1
= = 0.04.
28
keanggotaan
− f ( x) − inf(− f )
μ M ( x) =
sup( − f ) − inf( − f )
− x 3 − (−27)
=
1 − (−27)
− x 3 + 27
=
28
1 27
= − x3 +
28 28
1 3 27
μ M ( 0) = − x +
28 28
27
= = 0.96.
28
π
dari f ( x ) = cos x , dan tentukan kemungkinan dan 2π menghasilkan nilai
2
Jawab:
62
f ( x) − inf( f )
μ M ( x) =
sup( f ) − inf( f )
cos x − (−1)
=
1 − (−1)
cos x + 1 1 1
= = cos x +
2 2 2
π
Untuk x = nilai kemungkinannya adalah
2
π 1 π 1
μ M ( ) = cos( ) +
2 2 2 2
1
=
2
1 1
μ M (2π ) = cos(2π ) +
2 2
1 1
= + = 1.
2 2
− f ( x) − inf(− f )
μ M ( x) =
sup(− f ) − inf(− f )
− cos x − (−1)
=
1 − (−1)
− cos x + 1
=
2
1 1
= − cos x + .
2 2
π
Untuk x = nilai kemungkinannya adalah
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
π 1 π 1
μ M ( ) = − cos( ) +
2 2 2 2
1
=
2
1 1
μ M (2π ) = − cos(2π ) +
2 2
1 1
=− + = 0.
2 2
f ( x) = x 2
Jawab:
x 2 − inf( x 2 )
μ M ( x) =
sup( x 2 ) − inf( x 2 )
x2 − 0
= = x2
1− 0
= 1 untuk x0 = 1.
64
μ M ( x0 ) = μ D ( x0 )
x 02 = x 0
x02 − x0 = 0
x0 = 0 atau x0 = 1
Jawab:
f ( x) = x 2 + 1, x ∈ [1, 9]
B B
~
I ( A, B) = ∫ f ( x)dx = ∫ ( x 2 + 1 )dx
A A
1
[1, 8] 177 0.1
3
2
[1, 9] 250 0.5
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
1
[2, 9] 247 0.5
3
Sehingga diperoleh
~ 1 1 2
I ( A, B) = {(174, 0.1), (177 , 0.1), (247 , 0.5), (250 , 0.5)} .
3 3 3
Jawab:
f ( x) = 5 x 2 + 1
f ′( x ) = 10 x
f ′( −2) = −20
f ′( −1) = −10
f ′(0) = 0
66
x ∈ D = [1, 3]
f1 ( x) = x + 1, f 2 ( x) = x 2 + 1
1 1
f 3 ( x) = , f 4 ( x) = + 5.
x x
~ ~
Tentukan himpunan kabur f ( 2) dan f (3) .
Jawab:
f 2 (2) = 4 + 1 = 5
1
f 3 ( 2) =
2
1
f 4 ( 2) = + 5 = 5 .5 .
2
f 2 (3) = 9 + 1 = 10
1
f 3 (3) =
3
1 16
f 4 ( 2) = +5= .
3 3
~ ~
Jadi diperoleh himpunan-himpunan kabur f ( 2) dan f (3) yaitu
~
f ( 2) = {(3, 0.4), (5, 0.9), (0.5, 0.5), (5.5, 0.4)}
~ 1 1
f (3) = {( 4, 0.4), (10, 0.9), ( , 0.5), (5 , 0.4)}.
3 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
fungsi berikut:
f ( x) = sin x + 1, x ∈ D
⎧ x
⎪ untuk 0 ≤ x ≤ 2π
μ D ( x) = ⎨ 2π
⎪⎩0 untuk lainnya
Jawab:
sin x + 1 − inf(sin x + 1)
μ M ( x) =
sup(sin x + 1) − inf(sin x + 1)
(sin x + 1) − 0 sin x + 1 1 1
= = = sin x +
2−0 2 2 2
μ M ( x0 ) = μ D ( x0 )
1 1 x
sin x0 + = 0
2 2 2π
x0 = π
dengan
f1 ( x) = x + 1, f 2 ( x) = x − 1
f 3 ( x) = x 2 + 1, f 4 ( x) = x 2 − 1
Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
f 2 ( x) = x − 1
3
⎤
3
1 2 3 1
I 0.5 (1, 3) = ∫ ( x − 1) dx = x − x ⎥ = − (− ) = 2
1
2 ⎦1 2 2
f 4 ( x) = x 2 − 1
3
⎤
3
1 3 2 2
I 0.9 (1, 3) = ∫ ( x 2 − 1 )dx = x − x ⎥ = 6 − (− ) = 6
1
3 ⎦1 3 3
2
Jadi integralnya adalah 6 dengan kemungkinan 0.9.
3
f 1 ( x) = x + 1
f 3 ( x) = x 2 + 1
3
⎤
3
1 2 15 3
I 0.4 (1, 3) = ∫ ( x + 1 )dx = x + x⎥ = − = 6
1
2 ⎦1 2 2
3
⎤
3
1 3 4 2
I 0.4 (1, 3) = ∫ ( x 2 + 1) dx = x + x ⎥ = 12 − ( ) = 10
1
3 ⎦1 3 3
2
Jadi integralnya adalah 6 dengan kemungkinan 0.4, dan 10 dengan
3
~ 2 2
I (1, 3) = {(6, 0.4), (2, 0.5), (6 , 0.9), (10 , 0.4)}.
3 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
dengan
f 1 ( x ) = x 2 + 1, f 2 ( x ) = x 3 + x 2 + 1, f 3 ( x) = x .
Jawab:
f 1 ( x ) = x 2 + 1, f 2 ( x ) = x 3 + x 2 + 1, f 3 ( x) = x
f 1′( x ) = 2 x, f 2′ ( x ) = 3 x 2 + 2 x, f 3′( x) = 1
~
df
(2) = {( 4, 0.5), (16, 0.9), (1, 0.5)}.
dx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
KESIMPULAN
tegas dengan kendala kabur, fungsi tegas yang menularkan kekaburan dari varia-
bel bebas ke variabel tak bebas, dan fungsi pengaburan dengan variabel tegas.
Fungsi tegas dengan kendala kabur adalah suatu fungsi f yang memenuhi kondisi
A dan B adalah himpunan kabur yang didefinisikan dalam semesta tegas tersebut.
Fungsi perluasan kabur menularkan kekaburan dari variabel bebas ke variabel tak
bebas. Jika f adalah fungsi tegas dari X ke Y, maka fungsi perluasan kabur f
yaitu
⎧ sup μ A ( x) jika f −1 ( y ) ≠ φ
⎪
μ f ( A) ( y ) = ⎨ x∈ f −1 ( y )
⎪⎩0 jika f −1 ( y ) = φ
−1
di mana f ( A) adalah bayangan invers dari y. Sedangkan fungsi pengaburan de-
ngan variabel tegas adalah suatu fungsi yang menghasilkan bayangan dari daerah
Untuk menentukan nilai maksimum fungsi tegas dengan daerah asal tegas
keanggotaan
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
f ( x) − inf( f )
μ M ( x) = , ∀x ∈ X .
sup( f ) − inf( f )
bagai himpunan pemaksimum dari –f. Nilai maksimum dari fungsi tegas f adalah
μ M ( x0 ) = sup μ M ( x)
x∈D
Sedangkan nilai maksimum dari fungsi tegas f dalam daerah asal kabur dicapai
ketika ada titik x 0 yang membuat fungsi f menjadi maksimum yang didefinisikan
sebagai
fungsi kabur pada interval tegas dan integral fungsi kabur pada interval kabur. In-
b b
~
I (a, b) = {( ∫ f a− ( x)dx + ∫ f a+ ( x)dx, α ) α = [0,1]}
a a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
~
di mana f a− dan f a+ adalah fungsi potongan-α dari f ( x ) . Integral total diperoleh
integral I(A, B) dari fungsi tegas pada interval kabur [A, B] didefinisikan sebagai
berikut
∫
z = f ( u ) du
x
μ f ′( A) = max μ A ( x).
f ( x)= y
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
DAFTAR PUSTAKA
Lee, Kwang H. (2005). First Course on Fuzzy Theory and Applications. New
York: Springer – Verlag.
Purcell, J. Edwin. and Varberg, Dale. (1987). Kalkulus dan Geometri Analitis. Ja-
karta: Erlangga.
Zimmermann, H.-J. (1991). Fuzzy Set Theory and Its Applications. Boston: Klu-
wer Academic Publisher.