Anda di halaman 1dari 6

1.Definisi Evolusi http://news.bbc.co.uk/2/hi/science/nature/217054.

stm

Evolusi adalah merupakan kata yang berasal dari bahasa latin “ evolve” yang artinya
membuka gulungan atau membuka lapisan. Kemudian bahasa itu diserap menjadi bahasa
inggris evolution yang berarti perkembangan secara bertahap.

Pada teori evolusi berpendapat bahwa terjadi perubahan pada makluk hidup menyimpang dari
struktur awal dalam jumlah yang banyak beraneka ragam dan kemudian menyebabkan
terjadinya dua kemungkinan. Yang pertama adalah makhluk hidup yang berubah akan
mampu bertahan dan tidak punah atau disebut juga dengan istilah evolusi progresif.
Sedangkan kemungkinan atau opsi yang kedua adalah mahluk hidup yang berubah atau
berevolusi tadi gagal bertahan hidup dan akhirnya punah atau disebut dengan evolusi regresif.

Akhir-akhir ini sering terdapat perdebatan mengenai teori evolusi.Salah satu sumber utama
perdebatan itu adalah definisi evolusi itu sendiri. Pada konteks biologi, evolusi adalah
perubahan genetika dalam suatu populasi organisme dari generasi yang satu ke generasi
yang lain. Namun, kata evolusi memiliki pengertian-pengertian yang berbeda pada bidang-
bidang yang berbeda pula. Kata evolusi itu sendiri bahkan bisa merujuk pada evolusi
metafisika, evolusi spiritual, maupun berbagai filosofi evolusi yang ada.

Para pengkritik evolusi seringkali menekankan bahwa evolusi "hanyalah sebuah teori",
dengan tujuan menyiratkan bahwa evolusi itu sendiri belum terbukti, ataupun evolusi itu
adalah opini dan bukan fakta ataupun bukti. Hal ini mencerminkan kesalahpahaman pada
pengertian teori dalam konteks ilmiah: manakala pada percakapan sehari-hari teori adalah
konjektur dan spekulasi, pada ilmu pengetahuan, teori adalah penjelasan ataupun model yang
dapat membuat prediksi yang dapat diuji. Ketika evolusi dirujuk sebagai teori, ia merujuk
pada penjelasan terhadap keanekaragaman spesies dan leluhur-leluhurnya.

2. Evolusi diperdebatkan (kontroversial)

Teori evolusi telah mengalami perdebatan.Aargumen-argumen kreasionis berusaha untuk


menghapuskan pengajaran evolusi, argumen ini berusaha membuat klaim bahwa evolusi
memiliki posisi yang lemah oleh karena terdapat kontroversi, sehingga pandangan alternatif
lainnya haruslah dipaparkan juga kepada para murid, dan para murid haruslah diizinkan
untuk mengevaluasi dan memilih pilihan sesuai dengan kepercayaan

Sebagai respon, para kreasionis kemudian memperselisihkan tingkat dukungan evolusi di


kalangan ilmuwan. Discovery Institute telah mengumpulkan sekitar 600 ilmuwan sejak tahun
2001 untuk menandatangani petisi "A Scientific Dissent From Darwinism"
(Ketidaksepakatan ilmiah dari Darwinisme) untuk menunjukkan bahwa terdapat sejumlah
ilmuwan yang meragukan apa yang mereka rujuk sebagai "evolusi Darwin". Pernyataan petisi
ini tidak secara jelas menyatakan ketidakpercayaan pada evolusi, melainkan skeptisisme
kemampuan "mutasi acak dan seleksi alam untuk bertanggung jawab terhadap kompleksitas
kehidupan." Beberapa petisi tandingan telah dilancarkan sebagai balasannya, di antaranya
petisi yang dibuat oleh gerakan "A Scientific Support for Darwinism" (Dukungan ilmiah
untuk Darwinisme) yang berhasil mengumpulkan 7.000 petisi dalam empat hari.
3.Teori evolusi bukanlah teori yang membahas tentang asal mula atau penciptaan
makhluk hidup.

Teori evolusi adalah teori yang membahas asal keanekaragaman makhluk hidup (origin of
species). Teori yang membahas asal mula makhluk hidup adalah teori abiogenesis modern
(origin of life). Teori evolusi sendiri bukanlah propaganda dari pandangan materialis. Sama
halnya dengan teori-teori ilmiah lain, dan sains pada umumnya, teori evolusi tidak
membicarakan Tuhan. Mengapa? Karena tidak ada cara ilmiah untuk membuktikan
keterlibatan Tuhan dalam hal ini. Teori evolusi tidak membantah, tidak juga membenarkan
keberadaan Tuhan. Apa yang dibantah oleh teori evolusi adalah bahwa makhluk hidup
tercipta secara langsung, dalam wujud mereka hari ini.

Evolusionis bukanlah hanya bagi mereka yang menolak keberadaan Tuhan, mereka hanya
orang-orang yang mencoba mencari jawaban ilmiah mengenai asal-usul keanekaragaman
makhluk hidup. Tidak ada masalah apakah mereka atheis, theis, ataupun agnostik, karena
sains menggunakan pandangan naturalis, bukan pandangan filosofis agama tertentu semata.
Seorang ilmuwan memisahkan antara sains dan agama, mereka tidak membahas agama dari
sudut pandang mereka sebagai ilmuwan. Seorang ilmuwan menggunakan pandangan
naturalisme dalam pekerjaan mereka, dan dalam hidup sehari-hari mereka bisa menggunakan
panangan filosofis agama mereka.

Ide mengenai evolusi sendiri bukan dimulai sejak Charles Darwin mengemukakan teorinya.
Pemikiran tentang evolusi sudah berusia jauh lebih tua lagi. Anaximander dari Yunani,
Zhuang Zi dari China, dan biologis Arab Al-Jahiz sudah menyampaikan ide awal mereka
tentang evolusi. Darwin adalah orang pertama yang menjelaskannya secara ilmiah dan lebih
mendetail.
Dan teori ini telah diakui sebagai teori ilmiah, bahkan menjadi salah satu bagian dari cabang
biologi, yakni biologi evolusioner. Teori ini didukung oleh berbagai bidang lain, bahkan yang
belum ada di masa Darwin. Berbeda dengan klaim Harun Yahya, kenyataannya adalah
berbagai bidang ilmu lain seperti paleontologi, biokimia atau genetika justru mendukung teori
evolusi. Teori evolusi tidak menemui ajal seperti klaimnya, melainkan justru semakin kukuh
dan semakin mampu menjelaskan berbagai pertanyaan mengenai makhluk hidup, meski tentu
saja masih amat banyak pertanyaan yang harus dijawab. Bertolak belakang dengan 'teori
penciptaan', yang hingga hari ini masih dianggap sebagai pseudo sains.
Usaha untuk membuktikan proses evolusi secara langsung tentu saja merupakan hal yang
amat sulit, terlebih karena umumnya proses perubahan ini bersifat berangsur dan memakan
waktu panjang.

Beranjak ke bahasan selanjutnya, yakni tentang fosil. Sebelumnya, kita harus sadar dulu bahwa
sebagian besar makhluk hidup tidak berubah menjadi fosil saat mereka mati. Umumnya fosil
terbentuk saat makhluk hidup (atau mati) terjebak dalam lumpur dan jasadnya terjebak dalam
endapan lumpur, yang kemudian mengeras dan membatu, menyelubungi makhluk tersebut. Ini
berarti bahwa saat kita menemukan fosil dari makhluk di masa lalu, sebenarnya itu sudah
merupakan suatu keberuntungan. Dan bisa dikatakan amat mustahil untuk menemukan fosil secara
lengkap dari satu makhluk ke makhluk berikutnya.

Namun di sisi lain, kita bisa temukan bahwa makhluk-makhluk di masa lalu umumnya berbeda, dan
relatif lebih sederhana ketimbang makhluk hidup di masa kini. Selain itu kita juga bisa temukan
petunjuk dari temuan fosil-fosil terbaru. Misal Odontochelys semitestacea, fosil kura-kura tertua
ayang ditemukan saat ini, memiliki lapisan keras pada bagian perut, namun belum memiliki
tempurung di punggungnya, mendukung teori bagaimana tempurung kura-kura terbentuk. Atau
Gerobatrachus hottoni, kodok purba yang memiliki karakteristik salamander, mengindikasikan kodok
dan salamandaer memiliki moyang bersama. Atau Triadobatrachus, katak yang lebih modern namun
masih memiliki tulang ekor dan bukan makhluk pelompat, mengindikasikan evolusi kodok dimana
setidaknya tulang ekor mereka menyusut dari waktu ke waktu (ini berbeda dengan kecebong yang
tidak memiliki tulang ekor).

Jadi, bertolak belakang dengan klaim Harun Yahya, kenyataannya adalah bahwa makhluk hidup di
masa lalu memiliki karakteristik yang berbeda dengan makhluk di masa kini. Tentu saja ada beberapa
makhluk yang relatif tidak berubah dalam jangka waktu amat panjang, namun itu sama sekali tak
membantah teori evolusi (dan akan dibahas di bab selanjutnya).

Sebagai penutup, sekali lagi kita garisbawahi, teori evolusi tidak bicara tentang asal-usul kehidupan.
Teori evolusi bicara tentang asal mula keanekaragaman makhluk hidup, bagaimana makhluk hidup
bisa begitu beraneka ragam dan berbeda satu sama lainnya. Bagaimana asal kehidupan, bukanlah
bahasan teori evolusi. Nampaknya seorang Harun Yahya bahkan tidak mampu membedakan antara
teori evolusi (origin of species) dengan teori abiogenesis modern (origin of life)!
4.Teori darwin.

Orang yang mengemukakan teori evolusi sebagaimana yang dipertahankan dewasa ini,
adalah seorang naturalis amatir dari Inggris, Charles Robert Darwin. Darwin tidak pernah
mengenyam pendidikan formal di bidang biologi. Ia hanya memiliki ketertarikan amatir
pada alam dan makhluk hidup. Minat tersebut mendorongnya bergabung secara sukarela
dalam ekspedisi pelayaran dengan sebuah kapal bernama H.M.S. Beagle, yang berangkat dari
Inggris tahun 1832 dan mengarungi berbagai belahan dunia selama lima tahun. Darwin muda
sangat takjub melihat beragam spesies makhluk hidup, terutama jenis-jenis burung finch
tertentu di kepulauan Galapagos. Ia mengira bahwa variasi pada paruh burung-burung
tersebut disebabkan oleh adaptasi mereka terhadap habitat.Dengan pemikiran ini, ia menduga
bahwa asal usul kehidupan dan spesies berdasar pada konsep "adaptasi terhadap lingkungan".
Menurut Darwin, aneka spesies makhluk hidup tidak diciptakan secara terpisah oleh Tuhan,
tetapi berasal dari nenek moyang yang sama dan menjadi berbeda satu sama lainakibat
kondisi alam. Hipotesis Darwin tidak berdasarkan penemuan atau penelitian ilmiah apa pun;
tetapi kemudian ia menjadikannya sebuah teori monumental berkat dukungan dan dorongan
para ahli biologi materialis terkenal pada masanya. Gagasannya menyatakan bahwa individu-
individu yang beradaptasi pada habitat mereka dengan cara terbaik, akan menurunkan sifat-
sifat mereka kepada generasi berikutnya. Sifat-sifat yang menguntungkan ini lama-kelamaan
terakumulasi dan mengubah suatu individu menjadi spesies yang sama sekali berbeda dengan
nenek moyangnya. (Asal usul "sifat-sifat yang menguntungkan" ini belum diketahui pada
waktu itu.) Menurut Darwin, manusia adalah hasil paling maju dari mekanisme ini.
Darwin menamakan proses ini "evolusi melalui seleksi alam". Ia mengira telah menemukan
"asal usul spesies": suatu spesies berasal dari spesies lain. Ia mempublikasikan pandangannya
ini dalam bukunya yang berjudul The Origin of Species, By Means of Natural Selection pada
tahun 1859. Darwin sadar bahwa teorinya menghadapi banyak masalah. Ia mengakui ini
dalam bukunya pada bab "Difficulties of the Theory". Kesulitan-kesulitan ini terutama pada
catatan fosil dan organ-organ rumit makhluk hidup (misalnya mata) yang tidak mungkin
dijelaskan dengan konsep kebetulan, dan naluri makhluk hidup. Darwin berharap kesulitan-
kesulitan ini akan teratasi oleh penemuan-penemuan baru; tetapi bagaimanapun ia tetap
mengajukan sejumlah penjelasan yang sangat tidak memadai untuk sebagian kesulitan
tersebut. Seorang ahli fisika Amerika, Lipson, mengomentari "kesulitan-kesulitan" Darwin
tersebut: Dalam buku The Origin of Species, tertulis bahwa Darwin sendiri tidak seyakin
yang sering dikatakan orang tentangnya; bab "Difficulties of the Theory" misalnya,
menunjukkan keragu-raguannya yang cukup besar. Sebagai seorang fisikawan, saya secara
khusus merasa terganggu oleh komentarnya mengenai bagaimana mata terbentuk. Saat
menyusun teorinya, Darwin terkesan oleh para ahli biologi evolusionis sebelumnya, terutama
seorang ahli biologi Perancis, Lamarck.
5.Teori Lamarck
Menurut Lamarck, makhluk hidup mewariskan ciri-ciri yang mereka dapatkan selama
hidupnya dari satu generasi ke generasi berikutnya, sehingga terjadilah evolusi. Sebagai
contoh, jerapah berevolusi dari binatang yang menyerupai antelop. Perubahan itu terjadi
dengan memanjangkan leher mereka sedikit demi sedikit dari generasi ke generasi ketika
berusaha menjangkau dahan yang lebih tinggi untuk memperoleh makanan. Darwin
menggunakan hipotesis Lamarck tentang "pewarisan sifat-sifat yang diperoleh" sebagai
faktor yang menyebabkan makhluk hidup berevolusi.

Faktor perubahan
1. Mutasi gen maupun mutasi kromosom menghasilkan bahan mentah untuk evolusi. Tetapi
Darwin sendiri sebenarnya tidak mengenal mutasi ini, sementara mutasi merupakan peristiwa
yang sangat penting yang mendukung keabsahan teori Darwin/
2. Rekombinasi perubahan yang dikenal Darwin. Rekombinasi dari hasil-hasil mutasi
memperlengkap bahan mentah untuk evolusi.

Faktor pengarah :
1. Dalam setiap species terdapat banyak penyimpangan yang menurun, karenanya dalam satu
species tidak ada dua individu yang tepat sama dalam susunan genetiknya (pada saudara
kembar misalnya, susunan genetiknya tetap tidak sama).
2. Pada umumnya proses reproduksi menghasilkan jumlah individu dalam tiap generasi lebih
banyak daripada jumlah individu pada generasi sebelumnya.
3. Penambahan individu dalam tiap species ternyata dikendalikan hingga jumlah suatu
populasi species dalam waktu yang cukup lama tidak bertambah secara drastis.
4. Ada persaingan antara individu-individu dalam species untuk mendapatkan kebutuhan
hidupnya dari lingkungannya. Persaingan intra species ini terjadi antara individu-individu
yang berbeda sifat genetiknya. Individu yang mempunyai sifat paling sesuai dengan
lingkungannya akan memiliki viabilitas yang tinggi. Di samping viabilitas juga fertilitas yang
tinggi merupakan faktor yang penting dalam seleksi alam.

Mekanisme evolusi terjadi karena adanya variasi genetik dan seleksi alam.
Variasi genetik muncul akibat : mutasi dan rekombinasi gen-gen dalam keturunan baru.

Frekuensi Gen
Pada proses evolusi terjadi perubahan frekuensi gen. Bila perbandingan antara genotp-genotp
dalam satu populasi tidak berubah dari satu generasi ke generasi, maka frekuensi gen dalam
populasi tersebut dalam keadaan seimbang. Frekuensi gen seimbang bila :
1. Tidak ada mutasi atau mutasi berjalan seimbang (jika gen A bermutasi menjadi gen a,
maka harus ada gen a yang menjadi gen A dalam jumlah yang sama).
2. Tidak ada seleksi
3. Tidak ada migrasi
4. Perkawinan acak
5. Populasi besar

Bila frekuensi gen dalam satu populasi ada dalam keadaan seimbang berlaku Hukum Hardy
Weinberg.
Apabila frekuensi gen yang satu dinyatakan dengan p dan alelnya adalah q, maka menurut
Weinberg : (p+q)=1
Bila frekuensi gen A=p dan frekuensi gen a =1 maka frekuensi genotip :
AA : Aa : aa : p^2 : 2pq : q^2

Terbentuknya spesies baru dapat terjadi karena :


1. Isolasi waktu
   Misalnya adalah kuda. Kuda jaman eosen yaitu Eohippus - Mesohippus - Meryhippus -
Pliohippus - Equus. Dari jaman eosin hingga sekarang seorang ahli palaentolog menduga
telah terjadi 150 ribu kali mutasi yang menguntungkan untuk setiap gen kuda. Dengan
dmikian terdapat cukup banyak perbedaan antara nenek moyang kuda dengan kuda yang kita
kenal sekarang. Oleh sebab itu kuda-kuda tersebut dinyatakan berbeda species.
2. Isolasi geografis
Burung Fringilidae yang mungkin terbawa badai dari pantai Equador ke kepulauan
Galapagos. Karena pulas-pulau itu cukup jauh jaraknya maka perkawinan populasi satu pulau
dengan pulau lainnya sangat jarang terjadi. Akibat penumpukan mutasi yang berbeda selama
ratusan tahun menyebabkan kumpulan gen yang jauh berbeda pada tiap-tiap pulaunya.
Dengan demikian populasi burung di tiap-tiap pulau di kepulauan Galapagos menjadi spesies
yang terpisah.
3. Domestikasi
Hewan ternak yang dijinakkan dari hewan liar dan tanaman budi daya dari tumbuhan liar
adalah contoh domestikasi. Domestikasi memindahkan makhluk-makhluk tersebut dari
habitat aslinya ke dalam lingkungan yang diciptakan manusia. Hal ini mengakibatkan muncul
jenis hewan dan tumbuhan yang memiliki sifat menyimpang dari sifat aslinya.
4. Mutasi kromosom
adalah peristiwa terjadinya species baru secara cepat.

Isolasi Reproduksi
Tanda dua populasi berbeda species bila mereka tidak dapat berhybridisasi disebut juga bila
mereka mengalami Isolasi reproduksi.
Isolasi reproduksi terjadi karena :
1. Isolasi ekologi : isolasi karena menempati habitat yang berbeda.
2. Isolasi musim : akibat berbeda waktu pematangan gamet
3. Isolasi tingkah laku : akibat berbeda tingkah laku dalam hal perkawinan.
4. Isolasi mekanik : karena bentuk morfologi alam kelamin yang berbeda.
5. Isolasi gamet : karena gamet jantan tidak memiliki viabilitas dalam alat reproduksi betina.
6. Terbentuknya basta mandul
7. Terbentuk bastar mati bujang

Anda mungkin juga menyukai