NIM : 175020301111010 Mata Kuliah : Teori Akuntansi Keuangan CE Resume Materi 4 : Teori Normatif
Current Purchasing Power Accounting (CPPA)
CPPA Sering disebut juga daya beli akuntansi yang berlaku umum atau akuntansi tingkat harga umum atau akuntansi tingkat dolar konstan. Konsep ini menilai uang menurut daya belinya pada barang dan jasa secara umum. Tujuan konsep ini untuk mempertahankan nilai modal menurut harganya yang tetap, dengan ukuran indeks harga. Nilai harta, hutang dan modal yang terpengaruh oleh perubahan harga disesuaikan dengan faktor indeks harga, sehingga dapat dinyatakan dengan nilai uang yang sama. Konsep ini digunakan pada saat kenaikan harga, jika suatu entitas mendistribusikan keuntungan yang disesuaikan berdasarkan harga perolehan hasilnya bisa menjadi penurunan nilai riil dari suatu entitas. Dimana secara riil entitas bisa mengambil risiko mendistribusikan sebagian dari modal. Saat menerapkan konsep ini maka indeks harga dibutuhkan. Indeks harga adalah rata-rata tertimbang dari harga saat barang dan jasa yang berhubungan dengan rata-rata tertimbang harga dalam periode sebelumnya (periode dasar). Indeks harga yang digunakan dalam konsep ini dapat indeks harga umum maupun indeks harga khusus. Penyeseuaian dalam CPPA dilakukan pada akhir periode akuntansi atau yang biasanya dilakukan pada saat akhir tahun. Penyesuaian ini dapat dilakukan ke semua akun akun biaya historis sebagai penyesuaian terhadap keadaan saat ini. Akun kewajiban dianggap sebagai akun moneter, akun moneter yaitu akun yang tidak berpengaruh nilainya terhadap kenaikan harga, sehingga tingkat kepastiannya menjadi jelas. Current Cost Accounting (konsep akuntansi nilai sekarang ) Konsep dimana menyatakan nilai pos-pos laporan keuangan dengan harga perolehan sekarang yaitu dengan harga perolehan dari pos yang mempunyai umur dan kapsitas yang sama. Kelebihan : Current cost menunjukan jumlah yang seharusnya dibayar oleh perusahaan dalam periode berjalan untuk memperoleh aktiva atau jasa. Current cost memungkinkan identifikasi dari penyimpangan laba atau rugi,sehingga mencerminkan hasil- hasil keputusan manajmen asset dan dampak dari lingkungan atas perusahaan yang tidak tercermin dalam transaksi rutin. Current cost menggambarkan nilai aktiva pada perusahaan jika perusahaan melanjutkan untuk memperoleh aktiva tersebut dan jika nilainya belum ditambah aktiva tersebut. Penjumlahan aktiva yang dinyatakan dalam nilai sekarang lebih bearti dari pada penambahan biaya historis yang terjadi pada periode yang berbeda. Current cost memungkinkan pelaporan current operating profit,yang dapat digunakan untuk meramalkan arus kas masa depan. Kelemahan : Pengguna current cost adalah subyektif karena sangat sulit menentukan harga perolehan sekarang yang pasti setiap saat. Masalah utama yang dihadapi dalam pelaksanaan Akuntansi Nilai Sekarang adalah pengukuran dari nilai sekarang (current value) itu sendiri. Menurut Martin A. Miller ada dua metode yang paling sering digunakan dalam perhitungan yaitu : Sistem Nilai Masukan (Entry Value System) dari Sistem Nilai Keluaran (Exit Value System). Exit Value Sistem biasanya didasarkan atas nilai bersih yang dapat direalisasi (Net Realizable Value) dalam keadaan usaha yang biasa atau kadang-kadang berdasarkan atas Discounted Cash Flow. Yang dimaksudkan dengan Net Realizable Value adalah estimasi harga penjualan atas aktiva setelah didukungi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjual aktiva tersebut. Sedangkan Discounted Future Cash Flow dimaksudkan sebagai nilai sekarang (present value) dari estimasi pemasukan kas (Cash Inflow) atau cast saving yang dijual pada tingkat bunga yang sesuai. Elemen-Elemen Moneter dan Non Moneter Dalam current cost accounting elemen-elemen di neraca perlu juga dibedakan dalam elemen moneter dan non moneter. Elemen non moneter adalah semua elemen yang bukan merupakan elemen moneter. Seperti juga halnya dengan elemen moneter, elemen non moneter juga dibagi kedalam aktiva dan kewajiban non moneter. Untuk elemen non moneter umumnya ditetapkan kembali untuk menghadapi perubahan harga sekarang (changes in current value). Dalam menerapkan metode ini kesimpulan atas aktiva moneter dan non moneter adalah sebgai berikut: Karena aktiva moneter telah ditetapkan dalam jumlah uang yang tetap, mereka itu menggambarkan sejumlah uang yang diharapkan untuk direalisasikan dalam waktu dekat, oleh karenanya aktiva moneter secara efektif telah ditetapkan kembali untuk current value financial statement (laporan keuangan dengan nilai sekarang). Namun aktiva non moneter tidak ditetapkan dalam sejumlah uang yang tetap dan karena itu menggambarkan Net Realizables Value mereka. Oleh karena itu, aktiva non moneter harus ditetapkan kembali untuk disajikan pada Current Value. Holding Gain Or Losses Holding gain dan losser timbul dikarenakan adanya perbedaan antara perbedaan antara harga pokok historis atau aktiva dengan harga pokoknya sekarang. Holding gain terdiri atas dua komponen yaitu : a) Realized Holding Gains yang dihasilkan dari penyelesaian (disposal) aktiva, apakah aktiva itu dijual/digunakan dalam suatu periode akuntansi. b) Unrealized Holding Gains yang dihasilkan dari penambahan dalam nilai sekarang (current value) suatu aktiva dalam suatu periode akuntansi dimana aktiva tersebut masih ditahan oleh perusahaan. Langkah-langkah yang diperlukan dalam pengungkapan Akuntansi Kos Sekarang adalah sebagai berikut : a) Tetapkan jumlah nilai berjalan persediaan, harta tak bergerak, pabrik, dan peralatan. b) Terapkan “tes jumlah yang dapat diganti kembali” ke jumlah nilai berjalan dan pilih yang lebih rendah. c) Berdasarkan hasil langka b), hitunglah harga pokok penjualan, penyusutan dan amortisasi. d) Tetapkan perubahan dalam nilai berjalan persediaan dan harta tak bergerak, pabrik, dan peralatan menurut jumlah nominal dan juga rupiah konstan. Continuously Contemporary Accounting (CoCoA) Menurut Continuously Contemporary Accounting (CoCoA), daya beli uang tidak konstan, tapi saat ini dan terus berubah. Mengingat lingkungan yang berkembang di mana perusahaan dan bisnis beroperasi, menurut model, nilai uang atau nilai realisasi bersih dari bisnis adalah setara kas saat ini aset. Ini adalah sistem akuntansi yang mengukur aktiva dan kewajiban pada harga tunai mereka saat ini, misalnya, nilai realisasi bersih dari aset jika dijual dalam kondisi bisnis saat ini. Sistem Akuntansi Adaptive Sesuai Continuously Contemporary Accounting (COCOA): bisnis, untuk bertahan hidup, harus beradaptasi dengan ekosistem yang terus berubah di mana mereka beroperasi, dan oleh karena itu harus jadi praktek akuntansi mereka. Untuk perusahaan, adaptasi menyiratkan penjualan aset dianggap tidak layak dan akuisisi aset lebih cocok dengan lingkungan baru. Oleh karena itu, tujuan akuntansi harus untuk menawarkan harga tunai saat aset untuk pembantu suatu perusahaan dalam pengambilan keputusan yang lebih baik. Continuously Contemporary Accounting (CoCoA) menegaskan, laporan keuangan bisnis harus mencakup harga jual prediksi saat ini setiap aset dan karenanya keuntungan harus dihitung sebagai perubahan modal adaptif perusahaan selama periode tersebut. Kekuatan dari Model Akuntansi Continuously Contemporary Accounting (CoCoA) adalah model mudah bagi akuntan untuk mempekerjakan dalam mengembangkan neraca dan laporan keuangan. Laporan terus menyarankan perusahaan atas aset yang diperlukan untuk menjual dan membeli dan, karena itu, membantu badan untuk bertahan hidup dalam lingkungan bisnis yang kompetitif. Berbeda dengan sistem biaya historis, di mana ada tingkat error lebih besar, memprediksi biaya mengalokasikan untuk depresiasi jauh lebih sederhana dan lebih akurat di bawah Continuously Contemporary Accounting (CoCoA). Karena neraca Continuously Contemporary Accounting (CoCoA) memperkirakan apa yang perusahaan akan menerima jika dijual setiap aset pada tanggal saat ini, laporan adalah panduan yang berguna bagi pemegang saham untuk menilai risiko investasi dan manfaat. Kelemahan dari Model Akuntansi Continuously Contemporary Accounting (CoCoA) menuntut perubahan mendasar dalam praktik akuntansi, dari sistem berbasis biaya untuk keluar dari sistem harga, sehingga kebanyakan bisnis masih enggan untuk menggunakan Continuously Contemporary Accounting (CoCoA). Aset mungkin memiliki harga jual rendah di pasar, tapi mungkin nilai tinggi dalam perusahaan.Neraca Continuously Contemporary Accounting (CoCoA) gagal untuk memperhitungkan nilai internal aset dan hanya mengukur dengan nilai harga keluar di pasar. Sementara Continuously Contemporary Accounting (CoCoA) menekankan pada perlunya suatu entitas untuk beradaptasi dengan lingkungannya, gagal untuk memperhitungkan pengaruh suatu entitas mungkin pada lingkungan, misalnya, aset kinerja tinggi dalam perusahaan dapat lembur menaikkan harga jual di pasar . Kerangka Kerja Konseptual Kerangka Konseptual adalah : Suatu sistem yang koheren antara tujuan dan landasan-landasan yang saling terkait dan diharapkan mengarah kepada suatu standar yang konsisten. Tujuan kerangka konseptual adalah untuk memberikan teori akuntansi yang terstruktur. Sejarah Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual Kerangka Kerja Konseptual telah dikembangkan di berbagai Negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, New Zealand, dll. Namun, hingga saat ini belum ada penyusun standar yang telah mengembangkan Kertas Kerja Konseptual secara lengkap . Perkembangannya pun terbatas dalam tahun- tahun terakhir ini. Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual di Amerika Pada Tahun 1961 dan 1962 Moonitz, dan Moonitz dan Sprouse, menentukan bahwa praktik akuntansi harus didasarkan pada current value, bukan historical cost. Namun hal ini mendapat banyak kritikan karena dianggap terlalu ekstrim. Pada 1965, Grady mengembangkan teori yang didasarkan pada deskripsi praktik yang ada (mendasari munculnya APB Statement No. 4). Namun juga mendapat kritikan. Pada 1971 dibentuk Trueblood Committee yang menghasilkan Laporan Trueblood di tahun 1973. Lapoarn ini berisi 12 tujuan akuntansi dan 7 karakteristik kualitatif informasi keuangan yang harus dimiliki. Kemudian tahun 1974 APB digantikan oleh FASB yang kemudian memulai proyek pembuatan Kerangka Kerja Konseptual. Hasilnya, tahun pada 1978-1985, dirilis 6 Statement of Financial Accounting Concept. Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual di Australia Tingkat perkembangan yang lambat dan sampai saat ini hanya 4 SAC yang telah dirilis. SAC kelima, yang berkaitan dengan masalah pengukuran, belum dirilis. Tahun 2005 , Australia mengadopsi Kerangka Kerja IASB, karena Australia memutuskan untuk menggunakan IFRS. Perkembangan Definisi Entitas Pelapor Tidak semua entitas digolongkan sebagai entitas pelaporan. Faktor indikasi dari entitas pelapor (SAC 1): 1. Pemisahan manajemen dari orang-orang dengan kepentingan ekonomi dalam entitas 2. pentingnya ekonomi atau politik / pengaruh entitas / pada pihak lain 3. karakteristik keuangan entitas Tujuan Umum Pelaporan Keuangan Tujuan “tradisional” adalah untuk memungkinkan orang luar untuk menilai kepengurusan manajemen. Tujuan terakhir pelaporan keuangan adalah untuk membantu membuat keputusan ekonomi bagi pengguna laporan, misalnya : Tujuan menurut FASB, menyediakan informasi yang berguna untuk ivestor sekarang, potensial (calon) investor, dan kreditor, dan pengguna lain dalam membuat investasi, kredit, dan keputusan lainnya. Tujuan menurut IASB, menyediakan informasi tentang posisi keuangan, performance, dan perubahan posisi keuangan perusahaan, yang bermanfaat secara luas bagi pengguna untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi. Pengguna Laporan Keuangan SAC No. 2 mengidentifikasi tiga kelompok pengguna utama untuk Laporan Keuangan: 1. penyedia sumber daya (karyawan, kreditur, pemasok, investor) 2. penerima barang dan jasa (pelanggan dan penerima manfaat ) 3. pihak yang melakukan reviu atau fungsi pengawasan (parlemen, pemerintah, lembaga regulator, analis, serikat buruh, kelompok pengusaha, media dan kelompok kepentingan khusus) Perspektif internasional pada pengguna Laporan Keuangan : IASB : Penggunan Lap. Keuangan : investor, tenaga kerja, pemberi pinjaman, supplier, konsumen, pemerintah,. US SFAC 1 : fokus utama adalah investor potensial dan pengguna lain dengan baik kepentingan keuangan secara langsung atau terkait dengan orang-orang yang mempunyai kepentingan keuangan secara langsung UK. The Corporate Report : semua kelompok yang terkena dampak operasi organisasi memiliki hak atas informasi mengenai entitas pelaporan, tidak selalu berhubungan dengan keputusan alokasi sumber daya Unsur-unsur Laporan Keuangan 1. Aset : Manfaat ekonomi masa depan dikendalikan oleh entitas sebagai akibat transaksi masa lalu dan peristiwa masa lalu lainnya (IASB framework paragraph 49(a)) Tiga karakteristik kunci: 1. harus menjadi manfaat ekonomis masa depan 2. entitas pelaporan harus mengontrol manfaat ekonomi masa depan 3. transaksi atau peristiwa masa lalu lainnya menimbulkan kontrol pelaporan entitas harus terjadi. 2. Kewajiban : Kewajiban kini perusahaan yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian yang diharapkan dapat mengakibatkan arus keluar sumber daya dari perusahaan sumber daya dan manfaat ekonomi. Tiga karakteristik kunci: 1. harus berupa pengeluaran/transfer di masa mendatang kepada entitas lain. 2. Merupakan kewajiban masa kini/sekarang 3. Akibat dari transaksi masa lalu. 3. Ekuitas : Nilai sisa dari aset suatu entitas setelah dikurangi dengan semua kewajiban 4. Income : kenaikan keuntungan ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk kas masuk, atau penambahan aset, atau penurunan kewajiban, yang menyebabkan kenaikan ekuitas, namun bukan merupakan penambahan kontribusi (modal) oleh pemilik 5. Biaya : Penurunan keuntungan ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk kas keluar, atau pengurangan aset, atau peningkatan kewajiban yang menyebabkan penurunan ekuitas, namun bukan dalam berupa pembagian kepada pemilik. Hal-hal yang terkait dengan kerangka kerja konseptual 1. Standar akuntansi harus lebih konsisten dan logis 2. standar-setter harus lebih bertanggung jawab atas keputusan mereka 3. komunikasi antara standar-setter dan konstituen mereka harus ditingkatkan 4. Pengembangan standar akuntansi harus lebih ekonomis 5. Terkait isu tertentu, mungkin dapat mengurangi kebutuhan pengembangan standar tambahan 6. menekankan peran keputusan kegunaan laporan keuangan daripada kekhawatiran untuk membatasi pengelolaan