BAB 4 Balita Mau Disatuin-1
BAB 4 Balita Mau Disatuin-1
PEMBAHASAN
Kurang
60% 2,16 20% 1
baik
Total 100% 4,56 25 100% 6 25
Sumber : Data hasil survei mahasiswa Profesi Ners UPNVJ, 2020
Kurang
48% 0,92 16% 0,48
baik
Total 100% 2,64 25 100% 6 25
Sumber : Data hasil survei mahasiswa Profesi Ners UPNVJ, 2020
Pengetahuan
Pre Test Mean n Post Test Mean n
ISPA
Baik 60,9% 6,5 91,3% 6,5
Kurang baik 39,1% 4,2 8,7% 2
Total 100% 1,61 23 100% 1,91 23
Sumber : Data hasil survei mahasiswa Profesi Ners UPNVJ, 2020
Berdasarkan hasil data tabel X mengenai hasil pre test dari kegiatan
penyuluhan kesehatan mengenai ISPA yang dilakukan sebelum kegiatan pada
tanggal 6 februari2020 data dari total sampel (n = 23) didapatkan hasil sebesar
60,9% memiliki pengetahuan mengenai ISPA baik dan sebesar 39,1 % memiliki
pengetahuan mengenai ISPA kurang baik. Hasil post test didapatkan data dari
total sampel (n = 23) yang dilakukan setelah dilakukannya kegiatan penyuluhan
kesehatan mengenai ISPA, didapatkan hasil sebesar 91,3 % memiliki pengetahuan
mengenai ISPA baik dan sebesar 8,7 % memiliki pengetahuan mengenai ISPA
kurang baik.
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Hardita, dkk. (2015) tentang Brainstroming dalam Pencegahan
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Oleh Ibu dengan hasil hitung
menggunakan uji Wilchoxon signed rank test diketahui bahwa nilai p = 0,02 (p <
0,05), yang menunjukan bahwa adanya pengaruh pendidikan kesehatan dalam
pencegahan ISPA. Upaya dalam meningkatkan pengetahuan ibu dengan balita
mengenai pengetahuan ISPA adalah dengan memberikan penyuluhan atau
pendidikan kesehatan.Peningkatan penegtahuan ISPA ini sangat dibutuhkan oleh
para ibu agar dapat memahami dalam penatalaksanaan dan pencegahan ISPA
(Fatmawati, 2017). Dalam penerapan pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh
Fatmawati (2017), tentang Pengaruh Pendidikan Kesehtan Dengan Media Leaflet
Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Penatalaksanaan ISPA pada Balita di
Posyandu didapatkan hasil uji T test di dapatkan nilai p-value= 0,00 < 0,05
dengan selisih nilai mean -2.35. Hal ini menunjukkan ada pengaruh yang
signifikan antara pengetahuan responden sebelum dengan setelah diberikan
pendidikan kesehatan.
Pengetahuan
Fisioterapi
Pre test Mean N Post test Mean n
dada dan
Batuk Efektif
Baik 91,3% 3,1 95,7% 3
Kurang baik 8,7% 2 4,3% 2
Total 100% 1,91 23 100% 1,96 23
Sumber : Data hasil survei mahasiswa Profesi Ners UPNVJ, 2020
Berdasarkan hasil data table X mengenai hasil pre test dari kegiatan
penyuluhan kesehatan mengenai fisioterapi dada dan batuk efektif yang dilakukan
sebelum kegiatan pada tanggal 6 februari2020 data dari total sampel (n = 23)
didapatkan hasil sebesar 91,3 % memiliki pengetahuan mengenai fisioterapi dada
dan batuk efektif baik dan sebesar 8,7 % memiliki pengetahuan mengenai ISPA
kurang baik. Hasil post test didapatkan data dari total sampel (n = 23) yang
dilakukan setelah dilakukannya kegiatan penyuluhan kesehatan mengenai
fisioterapi dada dan batuk efektif, didapatkan hasil sebesar 95,7 % memiliki
pengetahuan mengenai fisioterapi dada dan batuk efektif baik dan sebesar 4,3 %
memiliki pengetahuan mengenai ISPA kurang baik.
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh Fauzi, dkk . (2014) tentang
Pengaruh batuk efektif dengan fisioterapi dada terhadap pengeluaran sputum pada
balita dengan hasil hitung menggunakan uji Wilchoxon signed rank test diketahui
bahwa nilai p = 0,003 (p < 0,05), yang menunjukan bahwa adanya pengaruh yang
signifikan antara pemberian batuk efektif dan fisioterapi dada terhadap
pengeluaran sputum pada balita.Fisioterapi dada merupakan kelompok terapi yang
digunakan dengan kombinasi untuk memobilisasi sekresi pulmonar.Terapi ini
terdiri dari drainage postural, perkusi dada, dan vibrasi.Fisioterapi dada harus
diikuti dengan batuk produktif dan pengisapan pada klien yang mengalami
penurunan untuk batuk. (Potter dan Perry, 2006) Menurut Muttaqin (2008), tujuan
fisioterapi dada adalah membuang sekresi bronkial, memperbaiki ventilasi, dan
meningkatkan efisiensi otot-otot pernapasan. Dalam pemberian penerapan
pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh Ariasti (2014), tentang Pengaruh
Fisioterapi Dada Terhadap Kebersihan Jalan Napas Pada Pasien ISPA didapatkan
hasil ujiPaired t-testmenunjukan hasil t hitung sebesar -5,839 dengan p-value 0.00
< 0.05.. Hal ini menunjukkan ada pengaruh pemberian fisioterapi dada terhadap
kebersihan jalan napas pada pasien ISPA.
Kelebihan dari kegiatan demonstrasi fisioterapi dada dan batuk efektif ini
adalah antusias dari ibu dengan balita sudah cukup baik, terlihat ketika dilakukan
demonstrasi ibu dengan balita memperhatikan dengan seksama. Keadaan cukup
kondusif karena kelompok agregat balita menyediakan pojok bermain yang berisi
beberapa mainan dan kegiatan mewarnai bagi balita yg ikut serta sehingga
distraksi yang terjadi dapat terminimalisir.Ibu dan balita antusias dalam
menghadiri dan mengikuti kegiatan Demonstrasi Fisioterapi Dada dan Batuk
Efektif.Tersedianya alat-alat pendukung berupa alat peraga (phantom bayi dan
alat pendukung lainnya) membantu ibu-ibu yang memiliki balita untuk
memperhatikan dan memahami materi yang dipaparkan oleh tim penyuluh.