Revisi Tipus Dafpus
Revisi Tipus Dafpus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Membran Bowman:1
Terletak di bawah membran basal epitel kornea yang merupakan
kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari
bagian depan stroma.
Lapisan ini tidak mempunyai daya regenerasi.
8
9
Stroma:1
Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan
lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang di bagian
perifer serat kolagen ini bercabang. Terbentuknya kembali serat kolagen ini
memakan waktu lama kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit merupakan
sel stroma kornea yang merupakan fibroblas terletak di antara serat kolagen
stroma. Diduga kertosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam
perkembangan emrio atau sesudah trauma.
Membrana Descement:1
Merupakan membran aselular dan batas belakang stroma kornea dihasilkan
sel endotel dan merupakan membran basalnya. Bersifat sangat elastik dan
berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 40µm.
Endotel:1
Berasal dari mesotelium, berlapis satu, berbentuk heksagonal, besar 20-
40µm. Endotel melekat pada membran descement melalui hemidesmosom
dan zonula okluden. Terdiri dari sel yang tidak mengalami regenerasi yang
secara aktif memompa ion dan air dari stroma untuk mengontrol hidrasi dan
transparansi kornea.
2.2. Definisi
Ulkus kornea adalah keadaan patologik kornea yang ditandai oleh
adanya infiltrat supuratif disertai defek kornea, diskontinuitas jaringan kornea
yang dapat terjadi dari epitel sampai stroma.2
Ulkus kornea e.c jamur adalah ulkus kornea yang disebabkan oleh jamur,
biasanya karena trauma dengan tumbuh-tumbuhan, tanah, atau karena
pemakaian kortikosteroid sembarangan yang menurunkan resistensi epitel
kornea.2,3
1
1
2.3. Klasifikasi
Berdasarkan organisme penyebabnya, ulkus kornea dapat digolongkan
menjadi:3
1. Ulkus Kornea Bakteri
Ulkus kornea bakteri adalah keadaan patologik kornea yang ditandai
oleh infiltrat supuratif disertai defek epitel kornea yang bergaung. Ulkus
kornea bakteri memerlukan penanganan yang tepat untuk mencegah
perluasan ulkus dan timbulnya komplikasi seperti desmetokel, perforasi,
endolftalmitis dan kebutaan.
antibiotik dapat diubah jika secara klinis terjadi perburukan dan hasil uji
resistensi menunjukkan organisme resisten.5
Obat-obatan penunjang :
1. Sikloplegi
2. Kortikosteroid
3. Inhibitor enzim
4. Lensa kontak lunak
5. Antioksidan
Tidak terdapat kesepakatan waktu dihentikannya atau dikuranginya
pemberian antibiotik pada ulkus kornea bakteri. Keberhasilan eradikasi
kuman tergantung pada jenis bakteri, lamanya infeksi, beratnya supurasi
dan faktor-faktor lain. 4
Tanda yang memperlihatkan perbaikan adalah :5
1. Reepitelisasi
2. Infiltrat seluler yang berkurang
3. Stroma supurasi menjadi kasa
4. Edema pada perbatasan antara ulkus dengan stroma berkurang
Diagnosis Laboratorium :6
1. Melakukan pemeriksaan kerokan kornea
Pemeriksaan kerokan kornea sebaiknya dengan menggunakan
spatula kimura yaitu dari dasar dan tepi ulkus dengan biomikroskop.
Dapat dilakukan pewarnaan KOH, Gram, Giemsa atau KOH + Tinta
India, dengan angka keberhasilan masing-masing 20-30%, 50-60%,
60-75% dan 80%.
2. Biopsi Jaringan kornea
Diwarnai dengan Periodic acid schiff atau Methenamine Silver.
3. Nomarski differential interference contrast microscope
Untuk melihat morfologi jamur dari kerokan kornea (metode
Nomarski).
3. Keratoplasti tembus
- Penyembuhan lama dan anti jamur topikal masih diperlukan paling
kurang 3 minggu setelah epitelisasi sempurna terjadi
- Penanganan yang tidak akurat sering terjadi perforasi kornea dan
diakhiri dengan eviserasi.
Gambar 6. Ulkus kornea katrena fungi
Faktor resiko terjadinya ulkus kornea dapat dibedakan atas dua, yaitu :
7
1. Faktor Okular
a. Trauma
Trauma akibat tumbuh-tumbuhan, trauma kimia dan panas, Iatrogenic
trauma ocular, seperti Keratoplasty dan Keratorefractive surgery.
b. Abnormalitas pada permukaan mata
Misdirection of lashes, Incomplete lid closure
c. Infeksi pada adneksa
Blepharitis, Meibomitis, Dry Eye, Dacryocystitis
d. Nutrisi
Defisiensi vitamin A
e. Lensa kontak
Kebersihan lensa kontak, penggunaan solusi yang terkontaminasi
f. Compromised cornea
2. Faktor Sistemik
1
8
2.5 Patofisiologi
Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang harus dilalui cahaya
dalam perjalanan pembentukan bayangan di retina. Perubahan dalam bentuk
dan kejernihan kornea mengganggu pembentukan bayangan yang baik di
retina. Oleh karenanya, kelainan sekecil apapun di kornea, dapat
menimbulkan gangguan penglihatan.8
Kornea bagian mata yang avaskuler, bila terjadi infeksi maka proses
infiltrasi dan vaskularisasi dari limbus baru akan terjadi 48 jam kemudian.
Badan kornea, wandering cell dan sel-sel lain yang terdapat dalam stroma
kornea, segera bekerja sebagai makrofag, kemudian disusul dengan dilatasi
pembuluh darah yang terdapat di limbus dan tampak sebagai injeksi
perikornea. Selanjutnya terjadi infiltrasi dari sel-sel mononuklear, sel plasma,
leukosit polimorfonuklear (PMN) yang mengakibatkan timbulnya infiltrat,
yang tampak sebagai bercak berwarna kelabu, keruh dengan batas-batas tak
jelas dan permukaan tidak licin, kemudian dapat terjadi kerusakan epitel dan
timbullah ulkus kornea.7,8
Tampilan klinis yang spesifik pada keratitis jamur meliputi suatu infiltrat
dengan tepi berbulu, tepi yang meninggi, tekstur yang kasar, pigmentasi
putih-keabu-abuan, lesi satelit, hipopion, plak endotel, dan tampilan cincin
putih pada kornea dan lesi satelit pada tepi focus primer infeksi.9
Reaksi di atas timbul akibat investasi jamur pada kornea yang
memproduksi mikotoksin, enzim-enzim serta antigen jamur sehingga terjadi
nekrosis kornea dan reaksi radang yang cukup berat.8
2
0
2.7 Diagnosis
Diagnosis dari ulkus kornea ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan oftalmologi dan pemeriksaan laboratorium.8,9
1. Anamnesis
Dari anamnesis didapatkan adanya riwayat trauma, benda asing dan
abrasi pada kornea, riwayat pernah terkena kerattis yang berulang,
pemakaian lensa kontak, serta kortikosteroid yang merupakan presdiposisi
infeksi virus dan jamur, dan juga gejala klinis yang ada.
2. Pemeriksaan Oftalmologi
Untuk memeriksa ulkus kornea diperlukan slit lamp atau kaca
pembesar dan pencahayaan terang. Harus diperhatikan pantulan cahaya
saat menggerakkan cahya di atas kornea, daerah yang kasar menandakan
defek pada epitel.
Cara lain untuk melihat ulkus adalah dengan tes fluoresein. Pada tes
fluoresein defek epitel ditandai dengan adanya daerah yang berwarna hijau.
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium berguna untuk diagnosa kausa dan juga
penting untuk pemilihan terapi yang tepat dengan hasil kultur kerokan.
a. Melakukan pemeriksaan kerokan kornea
Pemeriksaan kerokan kornea sebaiknya dengan menggunakan
spatula kimura yaitu dari dasar dan tepi ulkus dengan biomikroskop.
Dapat dilakukan pewarnaan KOH, Gram, Giemsa atau KOH + Tinta
India, dengan angka keberhasilan masing-masing 20-30%,50-60%,60-
75% dan 80%.
b. Biopsi Jaringan kornea
Diwarnai dengan Periodic acid schiff atau Methenamine Silver.
2.8 Penatalaksanaan
Untuk penatalaksanaan jamur pada kornea pengobatan didasarkan pada
jenis dari jamur.10
2
1
Streptokokus
Gambaran tukak kornea khas, tukak yang menjalar dari tepi ke arah
tengah kornea (serpinginous). Tukak berwarna kuning keabu-abuan
berbentuk cakram. Tukak cepat menjalar ke dalam dan menyebabkan
perforasi kornea, karena eksotoksin yang dihasilkan oleh Streptokokus
Pneumonia.
Stafilokokus
Pada awalnya berupa tukak yang berwarna putih kekuningan disertai
infiltrat secara adekuat, akan terjadi abses kornea yang disertai edema
stroma dan infiltrasi sel lekosit. Walaupun terdapat hipopion tukak
seringkali indolen yaitu reaksi radangnya minimal. Tukak kornea marginal
biasanya bebas kuman dan disebabkan oleh reaksi hipersensitifitas
terhadap Stafilokokus Aureus.
Pseudomonas
Biasanya dimulai dengan tukak kecil di bagian sentral kornea dengan
infiltrat berwarna keabu-abuan disertai edema epitel dan stroma. Trauma
kecil ini dengan cepat melebar dan mendalam serta menimbulkan perforasi
kornea. Tukak mengeluarkan discharge kental berwarna kuning kehijauan.
2. Keratitis
Keratitis merupakan infeksi atau peradangan pada kornea tanpa adanya
kematian jaringan. Keratitis biasanya diklasifikasikan menurut lapisan
kornea yang terkena, keratitis superfisial apabila mengenai lapisan epitel
atau lapisan Bowman dan keratitis profunda atau interstitial yang
mengenai lapisan stroma.12
2
3
peningkatan protein, fibrin, dan sel-sel radang dalam humor akuos yang
tampak pada penyinaran miring menggunakan sentolop atau akan lebi jelas
bila menggunakan slit lamp, berkas sinar yang disebut fler. Fibrin
dimaksudkan untuk menghambat gerakan kuman akan tetapi justru
mengakibatkan perlekatan-perlekatan misalnya perlekatan iris pada
permukaan lensa (sinekia posterior).4,12
5. Endoftalmitis
Endoftalmitis merupakan peradangan berat dalam bola mata, biasanya akibat
infeksi setelah trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis. Pasien biasanya
mengeluhan nyeri dan mata merah. Berbentuk radang supuratif di dalam rongga mata
dan struktur di dalam nya. Peradangan supuratif di dalam bola mata akan
memberikan abses di dalam badan kaca. Penyebab endoftalmitis supuratif adalah
kuman dan jamur yang masuk bersama trauma tembus (eksogen) atau sistemik
melalui peredaran darah (endogen).4,12
1.10 Pencegahan
Pencegahan terhadap ulkus dapat dilakukan dengan segera berkonsultasi
kepada ahli mata setiap ada keluhan pada mata. Sering kali luka yang tampak
kecil pada kornea dapat mengawali timbulnya ulkus dan mempunyai efek
yang sangat buruk bagi mata.
- Lindungi mata dari segala benda yang mungkin bisa masuk kedalam
mata
- Jika mata sering kering, atau pada keadaan kelopak mata tidak bisa
menutup sempurna, gunakan tetes mata agar mata selalu dalam keadaan
basah
- Jika memakai lensa kontak harus sangat diperhatikan cara memakai dan
merawat lensa tersebut.
2.11 Komplikasi
Pengobatan ulkus yang tidak adekuat dan terlambat dapat menimbulkan
komplikasi yaitu :14
2
5
2.12 Prognosis
Dengan penanganan sedini mungkin, infeksi pada kornea dapat sembuh,
tanpa harus terjadi ulkus. Bila ulkus kornea tidak diterapi, dapat merusak
kornea secara permanen. Dan juga dapat mengakibatkan perforasi dari
interior mata, sehingga menimbulkan penyebaran infeksi dan meningkatkan
resiko kehilangan penglihatan yang permanen. Semakin telat pengobatan
ulkus kornea, akan menimbulkan kerusakan yang banyak dan timbul jaringan
parut yang luas.14
DAFTAR PUSTAKA
23
https://www.msdmanuals.com/home/eye-disorders/corneal-
disorders/corneal-ulcer, 22 Oktober 2019.
24