Anda di halaman 1dari 2

Para ulama mendefinisikan hukum syari’at/hukum Islam adalah seperangkat aturan yang berasal dari

pembuat syari’at (Allah SWT) yang berhubungan dengan perbuatan manusia, yang menuntut agar
dilakukan suatu perintah atau ditinggalkan suatu larangan atau yang memberikan pilihan antara
mengerjakan atau meninggalkan.

Secara garis besar hukum Islam terbagi menjadi lima macam: Pertama, Wajib; yaitu suatu perbuatan
apabila dikerjakan oleh seseorang, maka orang yang mengerjakannya akan mendapat pahala dan apabila
perbuatan itu ditinggalkan maka akan mendapat siksa. Kedua, Sunnah (mandub), yaitu perbuatan
apabila dikerjakan maka orang yang mengerjakan akan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan maka
orang yang meninggalkan tersebut tidak mendapat siksa.

Hukum yang ketiga adalah haram, yaitu segala perbuatan yang apabila perbuatan itu ditinggalkan akan
mendapat pahala sementara apabila dikerjakan maka orang tersebut akan mendapat siksa. Yang
keempat adalah makruh, yaitu satu perbuatan disebut makruh apabila perbuatan tersebut ditinggalkan
maka orang yang meninggalkan mendapat pahala dan apabila dikerjakan maka orang tersebut tidak
mendapat siksa. Yang kelima adalah mubah yaitu suatu perbuatan yang apabila dikerjakan orang yang
mengerjakan tidak mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak berdosa.

Sementara prinsip-prinsip hukum dalam Islam oleh para ulama dijelaskan sebanyak tujuh prinsip.
Ketujuh prinsip tersebut adalah Prinsip Tauhid, Prinsip Keadilan, Prinsip Amar Makruf Nahi Munkar,
Prinsip al-Hurriyah (Kebebasan dan Kemerdekaan), Prinsip Musawah (Persamaan/Egaliter), Prinsip
ta’awun (Tolong-menolong), Prinsip Tasamuh (Toleransi).

Fungsi Profetik Agama (Kerasulan Nabi Muhammad SAW) dalam Hukum Islam

Petunjuk Allah SWT dalam al-Qur’an hanya dapat dilaksanakan dengan syarat mengikuti ajaran
Rasulullah SAW. Inilah yang kemudian disebut dengan sunnah Nabi SAW atau hadits. Secara sederhana
diartikan dengan segala perkataan, perbuatan dan ketetapan Nabi SAW.

Urgensi sunnah Nabi SAW dalam hukum Islam ditegaskan dengan beberapa argumen, di antaranya
adalah:
Iman. Salah satu konsekuensi beriman kepada Allah SWT adalah menerima segala sesuatu yang
bersumber dari para utusan-Nya (khususnya Nabi Muhammad SAW).

Al-Qur’an. Di dalam al-Qur’an banyak ayat yang menjelaskan kewajiban taat kepada Rasulullah SAW.

Di antara argumen tentang posisi sunnah sebagai sumber hukum dalam Islam dijelaskan sendiri oleh
Nabi

Muhammad SAW dalam beberapa haditsnya.

Di antara argumen tentang posisi sunnah sebagai sumber hukum Islam adalah berdasarkan konsensus
umat Islam.

Al-Qur’an yang berisi petunjuk dari Allah secara umum masih bersifat global, sehingga perlu ada
penjelasan.

Sekiranya tidak ada Hadits Nabi SAW maka ajaran al-Qur’an tidak dapat dilaksanakan secara baik.

Posisi sunnah Nabi SAW terhadap al-Qur’an sangat penting di antaranya adalah untuk menguatkan
hukum yang terdapat dalam al-Qur’an, menjelaskan apa yang masih global dalam al-Qur’an, bahkan
menetapkan hukum secara mandiri yang tidak terkait langsung dengan al-Qur’an.

Anda mungkin juga menyukai