Anda di halaman 1dari 15

JENIS-JENIS TEMPAT UMUM YANG SANGAT MEMERLUKAN PENGAWASAN

    * Hotel
    * Restourant
    * Kolam renang
    * Pasar
    * Bioskop
    * tempat-tempat rekreasi
    * tempat-tempat ibadah
    * pertokoan
    * Pemangkas rambut
    * salon
    * Stasiun kereta api atau bus
    * rumah sakit

D. PEMERIKSAAN SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM

1.   Pemeriksaan Sanitasi Tempat Ibadah (MASJID DJAMIQ LEBAI SANDAR -


AMPENAN)
a.   Pengertian Masjid
Masjid adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya, dimana umum pada waktu-waktu tertentu
digunakan untuk melakukan ibadah keagamaan Islam.
b.   Persyaratan Kondisi Masjid
1)      Persyartan Kesehatan Lingkungan dan bangunan Umum :
a)      Lokasi masjid tidak terletak di daerah banjir dan sesuai dengan perencanaan tata Kota
Ampenan
b)      Bersih dan tertata rapi dan system drainase berfungsi dengan baik.
c)      Tidak terdapat genangan air di lingkungan/ halaman masjid.
d)      Terdapat pagar yang kuat dan terpelihara dengan baik.
e)      Lantai masjid bersih, kuat, kedap air, tidak licin dan permukaanya rata.
f)       Dinding masjid bersih berwarna terang dan permukaan yang selalu kontak dengan air
kedap air.
g)      Atap ruangan masjid harus kuat, tidak tidak bocor serta tidak memungkinkan terjadinya
genangan air.
h)      Langit-langit masjid harus memiliki tinggi dari lantai minimal 2,5 meter, kuat serta
berwarna terang.
i)        Pencahayaan dalam ruangan masjid harus cukup terang.
j)        Memiliki ventilasi yang dapat mengatur sirkulasi udara baik ventilasi alami maupun
buatan, sehingga kondisi ruangan menjadi terasa nyaman.
k)      Alat sholat bersih dan tidak lembab, selalu dibersihkan dan dijemur secara periodic, bebas
dari kutu busuk dan serangga lainnya. sepanjang bagian depan shaf dipasang kain putih yang
bersih dengan lebar 30 cm2 yang digunakan untuk tempat bersujud.
2)      Fasilitas Sanitasi :
a)      Tersedia air bersih dalam jumlah yang cukup, kualitas air memenuhi persyaratan air bersih
atau air minum dan tersedia setiap saat, dan air wudhu keluar dari kran-kran khusus.
b)      Air kotor/ limbah mengalir dengan lancar, saluran bersambung dengan saluran
pembuangan air kotor umum yang kedap air. Apabila tidak ada, ditampungan dalam bak yang
tertutup dan kedap air.
c)      Tersedia tempat sampah yang tertutup, rapat, kedap air dan mudah dibersihkan, mudah
diangkat, jumlah dan kapasitas disesuaikan dengan kebutuhan, serta disediakan TPS yang
memenuhi syarat.

2. Pemeriksaan Sanitasi Tempat Umum (TERMINAL MANDALIKA - BERTAIS)


Terdapat beberapa terminologi tentang terminal. Berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun
1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, terminal merupakan prasarana transportasi jalan
untuk barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan
satu wujud simpul jaringan transportasi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1993
Tentang angkutan jalan umum, terminal adalah sarana transportasi untuk keperluan memuat dan
menurunkan orang atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan
umum yang merupakan satu simpul jaringan transportasi. Berdasarakan kedua terminologi
diatas, terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan
orang dan/atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum, yang
merupakan salah satu wujud simpul jaringan transportasi (Kepmenhub 35/2003). Keberadaan
terminal merupakan salah satu prasarana utama dalam pelayanan angkutan umum. Keberadaan
terminal berperan dalam menentukan tingkat kinerja dari pelayanan angkutan umum dalam suatu
wilayah (Menteri Pekerjaan Umum, 2010).
Kategori Terminal
Terminal adalah bagian dari infrastruktur transportasi yang merupakan titik lokasi perpindahan
penumpang ataupun barang. Pada lokasi itu terjadi konektivitas antar lokasi tujuan, antar
modal, dan antar berbagai kepentingan dalam sistem transportasi dan infrastruktur.
Pengelolaan pada berbagai hal tersebut perlu diperhatikan dan dikembangkan untuk
pengembangan manajemen terminal. Kegiatan pengelolaan, regulasi (peraturan) dan norma-
norma yang disepakati akan menentukan perkembangan terminal secara terarah (coach
terminal).

Terminal dibagi beberapa kategori yang meliputi (Menteri Pekerjaan Umum, 2010):
- Terminal Penumpang adalah Prasarana Transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan
menaikan penumpang, perpindahan intra/atau moda transportasi serta mengatur kedatangan
pemberangkatan kendaraan angkutan penumpang umum. Terminal penumpang dapat
dikelompokan atas dasar tingkat penggunaan terminal kedalam tiga tipe sebagai berikut :
a. Terminal penumpang tipe A berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota
antar propinsi dan/atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam propinsi,
angkutan kota dan angkutan pedesaan.
b. Terminal penumpang tipe B berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota
dalam propinsi, angkutan kota dan/atau angkutan pedesaan.
c. Terminal penumpang tipe C berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan.

Fasilitas Sanitasi Terminal


Fasilitas sanitasi terminal dapat dikelompokkan atas fasilitas utama dan fasilitas pendukung,
semakin besar suatu terminal semakin banyak fasilitas yang bisa disediakan. Fasilitas-faslitas
tersebut antara lain (Menteri Pekerjaan Umum, 2010):
1. Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan, termasuk di dalamnya
tempat tunggu dan tempat istirahat kendaraan umum.
2. Bangunan kantor terminal.
3. Tempat tunggu penumpang dan/atau pengantar.
4. Menara pengawas.
5. Pelataran parkir kendaraan pengantar dan/atau taksi.
6. Kamar kecil/toilet.

Persyaratan Minimum Sanitasi Terminal


Secara garis besar persyaratan sanitasi terminal dikelompokkan menjadi 2 bagian besar, yaitu
bagian luar terdiri dari tempat parkir, pembuangan sampah, dan penerangan; dan bagian dalam
terdiri dari gedung perkantoran, ruang tunggu, jamban dan urinoir, tempat cuci tangan,
pembuangan air hujan dan air kotor, pemadam kebakaran, dan kotak P3K yang dikelompokkan
menjadi kelompok kecil, antara lain (Chandra, 2007):
Persyaratan Minimum Sanitasi Terminal Bagian Luar :
Tempat Parkir
Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat pemberhentian yang bersifat tidak
sementara untuk melakukan kegiatan pada suatu kurun waktu. Tujuan fasilitas parkir adalah
memberikan tempat istirahat kendaraan (Direktorat Perhubungan Darat, 1998).
Persyaratan tempat parkir pada terminal (Chandra, 2007):
a. Terdapat tempat parkir kendaraan umum yang bersih.
b. Tidak terdapat sampah berserakan, genangan air, dan lain-lain.

Pembuangan Sampah
Menurut definisi WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi
dengan sendirinya.

Pembagian Sampah
Sampah padat dapat dibagi menjadi beberapa kategori, seperti berikut (Chandra, 2007):
1. Berdasarkan zat kmia yang terkandung di dalamnya.
a. Organik, misalnya, sisa makanan, daun, sayur, dan buah.
b. Anorganik, misalnya, logam, pecah-belah, abu, dan lain-lain.

2. Berdasarkan dapat atau tidaknya dibakar.


a. Mudah terbakar, misalnya, kertas plastik, daun kering, kayu.
b. Tidak mudah terbakar, misalnya, kaleng, besi, gelas, dan lain-lain.

3. Berdasarkan dapat atau tidaknya membusuk.


a. Mudah membusuk, misalnya, sisa makanan, potongan daging, dan sebagainya.
b. Sulit membusuk, misalnya, plastik, karet, kaleng, dan sebagainya.

4. Berdasarkan ciri atau karakteristik sampah.


a. Garbage, terdiri atas zat-zat yang mudah membusuk dan dapat terurai dengan cepat,
khususnya jika cuaca panas. Proses pembusukkan sering kali menimbulkan bau busuk. Sampah
jenis ini dapat ditemukan di tempat pemukiman, rumah makan, rumah sakit, pasar, dan
sebagainya.

b. Rubbish, terbagi menjadi dua:


1) rubbish mudah terbakar terdiri atas zat-zat organik, misalnya, kertas, kayu, karet, daun
kering, dan sebagainya.
2) rubbish tidak mudah terbakar terdiri atas za-zat anorganik, misalnya, kaca, kaleng, dan
sebagainya.
c. Ashes, semua sisa pembakaran dan industri.
d. Street sweeping, sampah dari jalan atau trotoar akibat aktivitas mesin atau manusia.
e. Dead animal, bangkai binatang besar (anjing, kucing, dan sebagainya) yang mati akibat
kecelakaan atau secara alami.
f. House hold refuse, atau sampah campuran (misalnya, garbage, ashes, rubbish) yang berasal
dari perumahan.
g. Abandoned vehicle, berasal dari bangkai kendaraan.
h. Demolision waste, berasal dari hasil sisa-sisa pembangunan gedung.
i. Sampah industri, berasal dari pertanian, perkebunan, dan industri.
j. Santage solid, terdiri atas benda-benda solid atau kasar yang biasanya berupa zat organik.
k. Sampah khusus, atau sampah yang memerlukan penanganan khusus seperti kaleng dan zat
radioaktif.

Pengelolaan Sampah
Ada beberapa tahapan di dalam pengelolaan sampah padat yang baik, diantaranya, tahap
pengumpulan dan penyimpanan di tempat sumber; dan tahap pengangkutan (Chandra, 2007).

Tahap Pengumpulan dan Penyimpanan di Tempat Sumber.


Sampah yang ada di lokasi sumber (kantor, rumah tangga, hotel, terminal dan sebagainya)
ditempatkan dalam tempat penyimpanan sementara, dalam hal ini tempat sampah. Sampah
basah dan sampah kering sebaiknya dikumpulkan dalam tempat yang terpisah untuk
memudahkan pemusnahannya.
Adapun tempat penyimpanan sementara (tempat sampah) yang digunakan harus memenuhi
persyaratan berikut ini:
a. Konstruksi harus kuat dan tidak mudah bocor.
b. Memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan.
c. Ukuran sesuai sehingga mudah diangkat oleh satu orang.

Hubungan Sampah dan Kesehatan Lingkungan


Pengelolaan sampah mempunyai pengaruh negatif terhadap masyarakat dan lingkungan yang
tampak pada 4 aspek (Mukono, 2005):
a. Aspek kesehatan.
1) Sampah dapat memberikan tempat tinggal bagi vektor penyakit seperti: serangga, tikus,
cacing, dan jamur.
2) Dari vektor yang tersebut di atas dapat menimbulkan penyakit antara lain:
a) Diare, kholera, typus, DHF (Dengue Haemorrhagic Fever).
b) Pes, murine typus.
c) Penyakit kulit dan candidiasis.
d) Taenia.
b. Aspek lingkungan.
1) Estetika lingkungan.
2) Penurunan kualitas udara.
3) Pembuangan sampah ke badan air akan menyebabkan pencemaran air.

c. Aspek sosial masyarakat.


1) Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat mencerminkan status keadaan sosial
masyarakat.
2) Keadaan lingkungan yang kurang saniter dan estetika akan menurunkan hasrat turis untuk
berkunjung.

Persyaratan pembuangan sampah pada terminal (Chandra, 2007):


1. Tersedianya tempat pengumpulan sampah sementara sebelum dibuang.
2. Tempat pengumpulan sampah harus tertutup dan kedap air. 

Persyaratan Minimum Sanitasi Terminal Bagian Dalam :


Ruang Tunggu
Bagi para calon penumpang bus, selama menungggu keberangkatan, keberadaan ruang tunggu
yang nyaman dengan berbagai ruang penunjang yang informatif sangatlah didambakan.
Dengan ruang tunggu yang terpadu dengan ruang-ruang penunjang lainnya tentu menyebabkan
para calon penumpang lebih bisa menikmati suasana terminal dengan nyaman dan beraktivitas
dengan lebih efisien. Oleh sebab itu penciptaann ruang tunggu terminal yang bisa menjawab
pemikiran-pemikiran di atas adalah dengan menampilkan sebuah ruang tunggu yang
meningkatkan pelayanan publik dan dapat mengikis image ruang tunggu terminal yang terkesan
kurang aman, sumpek, gerah dan kumuh. Penciptaan ini bertujuan untuk
menciptakan/mendesain suatu interior ruang tunggu terminal yang memanfaatkan penerapan
warna dan bentuk-bentuk fasilitas yang mengesankan suatu interior ruang tunggu terminal
yang modern namun masih mengangkat krakter lokal daerah (
Persyaratan ruang tunggu terminal (Chandra, 2007):
1. Ruangan bersih.
2. Tempat duduk bersih dan bebas dari kutu busuk.
3. Penerangan yang cukup dan tidak menyilaukan.
4. Tersedia tempat sampah dan terbuat dari benda yang kedap air.
5. Lantai terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, dan mudah dibersihkan.
(Padmanaba dkk ,2010).
Jamban dan Urinoir (Pengelolaan Kotoran Manusia)
Dalam ilmu kesehatan lingkungan dari berbagai jenis kotoran manusia, yang lebih dipentingkan
adalah tinja (feces) dan air seni (urine) karena kedua bahan buangan ini memiliki karakteristik
tersendiri dan dapat menjadi sumber penyebab timbulnya berbagai macam penyakit saluran
pencernaan (Suparmin, 2002).
Mengingat kuantitas dan karakteristik tinja yang dihasilkan manusia, maka diperlukan teknik
pembuangan yang memadai agar tinja tidak menimbulkan masalah kenyamanan ataupun
kesehatan bagi manusia.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Beberapa masalah yang ditemukan pada program Kesling antara lain, belum optimalnya
kegiatan pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, belum optimalnya pemeriksaan
terminal, serta belum berjalannya kegiatan pengawasan sanitasi tempat-tempat umum.
2. Prioritas masalah yang didapatkan pada program Kesehatan lingkungan adalah belum
optimalnya kegiatan pendataan dan pengawasan sanitasi tempat-tempat umum.
3. Penyebab masalah belum optimalnya kegiatan tersebut antara lain kurangnya jumlah
petugas, tidak tersedianya formulir yang lengkap dan peralatan pengukuran kualitas
lingkungan, tidak tersedianya pedoman umum, serta belum adanya alokasi dana khusus
untuk kugiatan.
4. Evaluasi terhadap pelaksanaan rekomendasi tidak dapat dilakukan karena keterbatasan
waktu.

SARAN

1. Sebaiknya Kepala Terminal memberdayaan petugas lain untuk membantu petugas


Kesling dalam pelaksanan kegiatan pendataan dan pengawasan sanitasi Tempat-Tempat
Umum.
2. Petugas sanitasi agar dapat memanfaatkan sumber daya serta peralatan yang ada secara
optimal untuk menunjang kegiatan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Hilal, Nur.2008. Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Ssampah Padat. JKL Purwokerto.
Aboejoewono, A. 1985. Pengelolaan Sampah Menuju ke Sanitasi Lingkungan dan
Permasalahannya.
Candra Dermawan, 2006, Artikel Iptek - Bidang Teknologi Transportasi ITS: Sarana
Transportasi Lalu Lintas Darat Masa Depan.
Sanitasi Tempat-Tempat Umum. www. Google. Com
Masjid.
Terminal bus.

1. Pemeriksaan Sanitasi Tempat Ibadah (Masjid) a. Pengertian Masjid Masjid adalah suatu
tempat termasuk fasilitasnya, dimana umum pada waktu-waktu tertentu digunakan untuk
melakukan ibadah keagamaan Islam. b. Persyaratan Kondisi Masjid 1) Persyartan Kesehatan
Lingkungan dan bangunan Umum : a) Lokasi masjid tidak terletak di daerah banjir dan sesuai
dengan perencanaan tata Kota Yogyakarta. b) Bersih dan tertata rapi dan system drainase
berfungsi dengan baik. c) Tidak terdapat genangan air di lingkungan/ halaman masjid. d)
Terdapat pagar yang kuat dan terpelihara dengan baik. e) Lantai masjid bersih, kuat, kedap air,
tidak licin dan permukaanya rata. f) Dinding masjid bersih berwarna terang dan permukaan yang
selalu kontak dengan air kedap air. g) Atap ruangan masjid harus kuat, tidak tidak bocor serta
tidak memungkinkan terjadinya genangan air. h) Langit-langit masjid harus memiliki tinggi dari
lantai minimal 2,5 meter, kuat serta berwarna terang. i) Pencahayaan dalam ruangan masjid harus
cukup terang. j) Memiliki ventilasi yang dapat mengatur sirkulasi udara baik ventilasi alami
maupun buatan, sehingga kondisi ruangan menjadi terasa nyaman. k) Alat sholat bersih dan tidak
lembab, selalu dibersihkan dan dijemur secara periodic, bebas dari kutu busuk dan serangga
lainnya. sepanjang bagian depan shaf dipasang kain putih yang bersih dengan lebar 30 cm2 yang
digunakan untuk tempat bersujud. 2) Fasilitas Sanitasi : a) Tersedia air bersih dalam jumlah yang
cukup, kualitas air memenuhi persyaratan air bersih atau air minum dan tersedia setiap saat, dan
air wudhu keluar dari kran-kran khusus. b) Air kotor/ limbah mengalir dengan lancar, saluran
bersambung dengan saluran pembuangan air kotor umum yang kedap air. Apabila tidak ada,
ditampungan dalam bak yang tertutup dan kedap air. c) Tersedia tempat sampah yang tertutup,
rapat, kedap air dan mudah dibersihkan, mudah diangkat, jumlah dan kapasitas disesuaikan
dengan kebutuhan, serta disediakan TPS yang memenuhi syarat. 2. Pemeriksaan Sanitasi Pasar a.
Pengertian Pasar Pasar adalah suatu tempat yang terdiri dari pelataran terbuka dan sebagian lagi
bangunan-bangunan yang digunakan untuk menjual dan meragakan barang-barang dagangan
kepada masyarakat. Macam-macam Pasar : Pasar dapat dibedakan berdasarkan bentuk,
letak,jenis barang yang diperdagangkan dan waktu dibukanya. 1) Berdasarkan Bentuk
Berdasarkan bentuknya pasar dibedakan menjadi pasar terbuka dan pasar tertutup. 2)
Berdasarkan Letak a) Pasar Kota, yaitu pasar-pasar yang terletak di ibukota provinsi, kabupaten,
kecamatan, atau pusat pemerintah. Umumnya dibuka setiap hari. b) Pasar Desa, yaitu pasar-pasar
yang terletak di desa. Umumnya dibuka pada hari-hari tertentu saja. 3) Berdasarkan Barang yang
diperdagangkan a) Pasar Hewan, yaitu pasar yang khusus untuk menjual hewan. b) Pasar
Kembang, yaitu pasar yang khusus menjual bunga. c) Pasar kelontong, yaitu pasar yang menjual
barang-barang kelontong. d) Pasar biasa/umum, yaitu pasar yang menjual berbagai macam
barang dagangan (campuran). 4) Berdasarkan Waktu dibukanya a) Pasar pagi, yaitu pasar yang
dibuka pada pagi hari saja antara jam 05.30 s/d 12.00. b) Pasar Sore, yaitu pasar yang hanya
dibuka pada sore hari saja antara jam 14.00 s/d 18.00. c) Pasar Malam, yaitu pasar yang hanya
dibuka pada malam hari saja setelah jam 18.00. b. Hubungan Pasar dengan Kesehatan Manusia
Pasar perlu dilakukan pengawassan dan pemeriksaan sanitasi kesehatan lingkungannya karena
baik secara langsung maupun tidak langsung pasar dapat berpengaruh terhadap kesehatan
lingkungan dan manusia. Adapun hubungan pasar dengan kesehatan manusia adalah: 1) Pasar
merupakan tempat yang paling baik sebagai tempat penularan penyakit melalui : a) Droplet
Infection, percikan ludah, seperti TBC paru, influenza, dsb. b) Direct Contact (penularan
langsung), missal karena padatnya pasar para pengunjung berdesak-desakan sehingga terjadi
sentuhan maka akan terjadi penularan secara langsung dari penderita penyakit kulit seperti
rabies, kusta, gudik, dsb. c) Indirect Contact (penularan tidak langsung), yaitu melalui air, alat
makan, piring, sendok untuk mengambil jajanan, dsb. 2) Pasar yang kurang diperhatikan
kebersihannya, seperti pembuangan sampah dan limbah, akan menjadi tempat yang baik bagi
berkembangbiaknya vector penyakit. c. Persyaratan Kondisi Pasar 1) Persyaratan Kesehatan
Lingkungan dan Bangunan Umum a) Lokasi pasar tidak terletak di daerah banjir dan sesuai
dengan perencanaan tata kota Yogyakarta. b) Bersih dan tertata rapi dan system drainase
berfungsi dengan baik. c) Tidak terdapat genangan air di lingkungan/halaman pasar. d) Susunan/
tata ruang bangunan diatur sedemikian rupa sehingga lalu lintas orang lancar, permukaan
bangunan tempat jualan rata, miring dan lebih tinggi dari lantai. e) Lantai tidak licin, bersih
terbuat dari bahan yang cukup kuat, kedap air dan permukaannya rata. 2) Fasilitas Sanitasi a) Air
bersih tersedia dengan jumlah yang cukup dan memenuhi persyartan fisik. b) Tersedia jamban
bagi para pedagang dan pengunjung, yang bersih dan terpelihara. Jamban terhubung dengan
saluran air kotor kota atau septic tank. c) Pembuangan limbah disalurkan melalui saluran
tertutup, kedap air dan air limbah mangalir lancar. d) Tempat pembuangan sampah terbuat dari
bahan yang kuat, tahan karat, kedap air dan tertutup. Permukaan dalam rata dan halus. Tersedia
tempat sampah dalam jumlah yang cukup dan TPS yang memenuhi syarat. 3) Lain-lain a)
Tersedia alat pembersih dengan jumlah yang cukup dan berfungsi dengan baik. b) Tersedia kotak
P3K dengan obat-obatan yang masih dalam keadaan baik. c) Tersedia alat pemadam kebakaran
yang berfungsi baik dan mudah dijangkau serta terdapat penjelasan tentang cara penggunaannya.
d) Tersedia alat pengeras suara untuk memberikan penerang/ pengumuman dan masih berfungsi
dengan baik. 3. Pemeriksaan Sanitasi Hotel a. Pengertian Hotel Hotel adalah salah satu jenis
akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan
penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang
dikelola secara komersil. b. Persyaratan Sanitasi Hotel Melati: Berikut beberapa persyaratan
sanitasi kesehatan yang perlu diperhatikan oleh pihak perhotelan : 1) Persyaratan kesehatan
Lingkungan dan bangunan Hotel : a) Terhindar dari pencemaran kimia, fisika dan pencemaran
bakteri. Tidak terletak di daerah banjir, Lingkungan bersih. b) Tidak memungkinkan sebagai
tempat bersarang atau tempat perkembangbiakan serangga dan tikus, dapat mencegah masuk dan
berkembangbiaknya binatang pengganggu lainnya. c) Berpagar kuat. d) Bangunan kokoh/ kuat.
e) Penggunaan ruangan dipergunakan sesuai ddengan fungsinya. f) Konstruksi lantai bersih,
bahan kuat, kedap air dan permukaan rata, tidak licin, bagian yang selalu berkontak dengan air
dibuat miring kearah saluran pembuangan air agar tidak berbentuk genangan air. g) Dinding
bersih permukaan yang selalu berkontak dengan air harus kedap air. Permukaan bagian dalam
mudah dibersihkan. Berwarna terang. h) Atap kuat dan tidak bocor, langit-langit tinggi dari lantai
minimal 2,5 meter. i) Pintu dapat dibuka dan ditutup serta dikunci dengan baik. j) Pencahayaan
Ruang: 1) Untuk kegiatan dengan resiko kecelakaan tinggi > 300 lux. 2) Lampu tamu > 60 lux.
3) Lampu tidur 5 lux. 4) Lampu baca > 100 lux 5) Lampu relax >30 lux 2) Persyaratan kesehatan
kamar Ruang Hotel : a) Umum a. Kondisi ruangan tidak pengap dan berbau bebas dari kuman-
kuman pathogen kadar gas beracun tidak melebihi nilai ambang batas (NAB). b. Tingkat
kebisingan tidak tidak melebihi persyaratan (kamar tidur ). c. Khusus kamar tidur bersih
peralatan ditata rapi. Suhu 18-28⁰C kelembaban 40-70 %. d. Dinding ,pintu, jendela yang tembus
pandang atau cahaya yang dilengkapi dengan tirai. b) Ruang istirahat karyawan : a. Bersih b.
Tersedia jamban, kamar mandi dan peturasan yang terpisah untuk karyawan pria dan wanita. c.
Ruang istirahat karyawan pria dan wanita terpisah. d. Tersedia lemari atau locker. e. Kamar
mandi, jamban dan peturasan bersih. f. Aliran air bersih dan lancar. g. Sarana pembuangan air
limbah tertutup. h. Perbandingan jumlah karyawan dengan jumlah minimal kamar mandi, jamban
dan peturasan tepat. i. Kamar lena atau kamar ganti bersih, udara ruang segar, tersedia lemari. c)
Gudang Tempat penyimpanan peralatan atau perabotan hotel dan tempat umum penyimpanan
peralatan dapur, kantin, serta peralatan restoran harus dipisah. d) Pengelolaan sampah (Tempat
Sampah) a) Tempat sampah terbuat dari bahan yang kuat, ringan, tahan karat dan kedap air. b)
Permukaan bagian dalam halus dan rata. c) Mempunyai tutup yang mudah ditutup atau dibuka
tanpa mengotori tangan. d) Jumlah dan volume tempat sampah sesuai dengan produksi sampah
per hari. e) Mudah diisi dan dikosongkan. f) Sampah dari setiap ruang diangkut setiap hari. e)
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi berkaitan dengan karyawan antara lain : a) Karyawan
dilengkapi dengan pakaian kerja yang bersih dan utuh. b) Memiliki surat keterangan dari dokter
yang masih berlaku. c) Memiliki sertifikat kursus penyehatan makanan bagi petugas pengelola
makanan. Untuk hotel berbintang telah menjalani pemeriksaan rectal swab bagi penjamah
makanan. f) Dapur a) Luas dapur sekurang-kurangnya 40 % dari ruang makan atau 27 % dari
luas bangunan, permukaan lantai dibuat cukup landai kea rah saluran pembuangan air limbah. b)
Permukaan langit-langit harus menutup seluruh atap ruang dapur, permukaan rata, berwarna
terang dan mudah dibersihkan. c) Penghawan dilengkapi dengan alat pengeluaran udara panas
maupun bau-bauan yang dipasang setinggi 2 meter dari lantai dan kapasitasnya disesuaikan
dengan luas dapur. d) Tungku dapur dilengkapi dengan sangkup asap, alat perangkap asap,
cerobong asap, saringan dan saluran pengumpul lemak dan semua terletak di bawah sangkup
asap. e) Pintu yang berhubungan dengan halaman luar dibuat rangkap, dengan pintu bagian luar
membuka ke arah luar. Daun pintu bagian dalam dilengkapi dengan alat pencegah masuknya
serangga yang dapat menutup sendiri. f) Ruang dapur paling sedikit terdiri dari : tempat
pencucian peralatan, penyimpanan bahan makanan, pengelolaan, persiapan dan administrasi. g)
Intensitas pencahayaan alam maupun buatan minimal 100 foot candle. h) Pertukaran udara
sekurang-kurangnya 15 kali perjam untuk menjamin kenyamanan kerja di dapur, menghilangkan
asap dan debu. i) Ruang dapur hrus bebas dari serangga, tikus dan hewan lainnya. j) Tersedia
sedikitnya meja peracikan, peralatan, lemari, rak-rak peralatan, bak-bak pencucian yang
berfungsi dan terpelihara dengan baik serta tidak boleh berhubungan dengan jamban/ WC,
peturasan/urinoir kamar mandi dan tempat tinggal. g) Ruang Makan a) Setiap kursi tersedia
ruang minimal 0,85 m2, pintu yang berhubungan dengan halaman dibuat rangkap dan bagian
luar membuka kea rah luar. b) Meja, kursi dan taplak meja dalam keadaan bersih. c) Tempat
untuk menyediakan /peragaan makanan jadi dibuat fasilitas khusus yang menjamin tidak
tercemarnya makanan. d) Tidak mengandung gas-gas beracun sesuai dengan ketentuan dan tidak
mengandung angka kuman lebih dari 5 juta/gram, serta tidak berhubungan langsung dengan
jamban/WC, peturasan, urinoir, kamar mandi dan tempat tinggal. e) Lantai, dinding dan langit-
langit harus selalu bersih, warna terang, set kursi yang bersih dan tidak mengandung kutu
busuk/kepinding. h) Gudang bahan makanan a) Jumlah bahan makanan yang disimpan
disesuaikan dengan ukuran gudang, tidak menyimpan bahan lain selain makanan. b)
Pencahayaan minimal 4 foot candle pada bidang setinggi lutut. c) Dilengkapi dengan rak-rak
tempat penyimpanan makanan, ventilasi yang menjamin sirkulasi udara serta dilengkapi dengan
pelindung terhadap serangga. 4. Pemeriksaan Sanitasi Salon a. Pengertian Salon Kecantikan
Salon adalah sarana pelayanan untuk memelihara kecantikan khususnya memelihara rambut dan
kulit dengan menggunakan kosmetik, manual, preparataif, aparatif dan dekoratif tanpa
melakukan operasi. Jenis-jenis salon kecantikan menurut pelayanan yang dilakukan ada 3
macam, yaitu : 1) Salon kecantikan rambut. 2) Salon kecantikan kulit. 3) Salon kecantikan
rambut dan kulit. Menurut jenis bahan kosmetik yang digunakan ada 3 jenis, yaitu : 1) Salon
kecantikan modern. 2) Salon kecantikan tradisional. 3) Salon kecantikan kombinasi. Menurut
tipenya salon diklasifikasikan menjadi 4 tipe, yaitu : 1) Salon kecantikan tipe D Salon tipe D
merupakan usaha kecil-kecilan dengan ciri fisik : a) Rumah sendiri/ tempat lain dengan ukuran
minimal 9 m2. b) Jumlah kursi perawatan untuk rambut maksimal 4 kursi, kulit maksimal 2
dipan. Jenis kegiatan yang dapat dilayani pada salon ini adalah : a) Tata kecantikan rambut. b)
Pencucian kulit kepala/rambut. c) Pemangkasan/pemotongan dan pengeringan rambut. d)
Penataan rambut. e) Pengeritingan. f) Pengecatan (tanpa pemucatan). g) Perawatan kulit kepala/
rambut (creambath). h) Tata kecantikan kulit wajah, tangan (menikur) dan kaki (pedikur) tanpa
kelainan. i) Merias wajah sehari-hari (pagi,siang,sore). 2) Salon kecantikan tipe C Salon tipe C
memiliki ciri fisik : a) Rumah sendiri/ tempat lain dengan ukuran minimal 30 m2. b) Jumlah
kursi perawatan untuk rambut maksimal 6 kursi, kulit maksimal 3 dipan. Jenis kegiatan yang
dapat dilayani pada salon ini adalah : a) Tata kecantikan rambut. b) Pencucian kulit
kepala/rambut. c) Pemangkasan/pemotongan dan pengeringan rambut. d) Penataan rambut. e)
Pengeritingan. f) Pengecatan (dengan pemucatan). g) Perawatan kulit kepala/ rambut
(creambath). h) Pelurusan. i) Perawatan rambut dengan kelainan ringan (kebotakan, ketombe,
kerontokkan ). j) Tata kecantikan k) Merawat kulit wajah, tangan (menikur) dan kaki (pedikur)
dengan kelainan. l) Merias wajah sehari-hari (pagi,siang,sore), panggung, disko, karakter, cacat
dan usia lanjut. m) Penambahan buku mata, n) Menghilangkan bulu-bulu yang tidak
dikehendaki. o) Perawatan kulit dengan menggunakan alat listrik sederhana (2 jenis seperti
frimator dan sauna ). 3) Salon Kecantikan tipe B Salon kecantikan kulit atau rambut tipe B
memberikan pelayanan kecantikan dan rambut dengan perawatan manual, preparative, aparatif
dan dekoratif. Disini alat kecantikan (alat listrik) yang digunakan masih terbatas. Salon ini
diselenggarakan dengan manajemen yang baik yang memiliki pimpinan, staf administrasi dan
staf teknik, memiliki cirri-ciri fisik, yaitu : a) Rumah sendiri/ tempat lain dengan ukuran minimal
50 m2. b) Jumlah kursi perawatan untuk rambut maksimal 8 kursi, kulit maksimal 4 dipan. Jenis
kegiatan yang dapat dilayani pada salon ini adalah : a) Tata kecantikan rambut. b) Pencucian
kulit kepala/rambut. c) Pemangkasan/pemotongan dan pengeringan rambut. d) Penataan rambut.
e) Pengeritingan. f) Pengecatan (dengan pemucatan). g) Perawatan kulit kepala/ rambut
(creambath). h) Pelurusan. i) Perawatan rambut dengan kelainan ringan (kebotakan, ketombe,
kerontokkan ). j) Penambahan rambut kepala. k) Tata kecantikan l) Merawat kulit wajah, tangan
(menikur) dan kaki (pedikur) dengan kelainan. m) Merias wajah sehari-hari (pagi,siang,sore),
panggung, disko, karakter, cacat dan usia lanjut. n) Penambahan buku mata, o) Menghilangkan
bulu-bulu yang tidak dikehendaki. p) Perawatan kulit dengan menggunakan alat listrik q)
Perawatan badan (body massage). 4) Salon Kecantikan tipe A Salon kecantikan tipe A
merupakan tempat pusat pelayanan kecantikan kulit dan rambut (beauty center) yang member
pelayanan perawatan lengkap baik manual, preparative, aparatif dan dekoratif ditambah
perawatan khusus seperti obesitas, diet dan seram. Peralatan listrik yang digunakan lebih
lengkap. Salon ini dikelola secara institusional dengan manajemen yang baik seperti tipe B,
tetapi disini lebih lengkap terutama staf ahli teknis. Jenis perawatan yang diberikan pada tipe A :
a) Tata kecantikan sama dengan salon kecantikan tipe B. b) Tata kecantikan kulit seperti pada
salon kecantikan tipe B ditambah perawatan yang lebih luas baik secara tradisional Indonesia
(empiric timur) maupum modern (empiric barat) seperti : Akupresur, aroma terapi, reflekzone. c)
Perawatan dengan alat listrik : helioterapy, hydrotherapy, mekanoterapy dan elektroterapi. d)
Perawatan tradisional yang spesifik seperti : perawatanpengantin, ibu hamil, ibu setelah
melahirkan, dll. b. Persyaratan Kondisi Salon 1) Persyaratan Kesehatan dan Bangunan 2)
Fasilitas Sanitasi 3) Alat kerja dan Bahan 4) Karyawan 5) Lain-lain 5. Pemeriksaan Sanitasi
Rumah makan atau Restoran. a. Pengertian Rumah Makan/ Restoran Rumah makan merupakan
salah satu tempat pegelolaan makanan (TPM) yang menetap dengan segala peralatan dan
perlengkapannya yang digunakan untuk proses membuat, menyimpan, menyajikan dan menjual
makanan minuman bagi umum. Selain itu dikatagorikan sebagai rumah makan bila luas ruang
makan minimal 25 meter persegi serta mempunyai kapasitas tempat duduk minimal 10 kursi.
Persyaratan Hygiene Sanitasi adalah ketentuan-ketentuan teknis yang ditetapkan terhadap produk
rumah makan dan restoran, personel dan perlengkapannya yang meliputi persyaratan
bakteriologis, kimia dan fisika. Fasilitas sanitasi adalah sarana fisik bangunan dan
perlengkapannya digunakan untuk memelihara kualitas lingkungan atau mengendalikan faktor-
faktor lingkungan fisik yang dapat merugikan kesehatan manusia antara lain sarana air bersih,
jamban, peturasan, saluran limbah, tempat cuci tangan, bak sampah, kamar mandi, lemari
pakaian kerja (locker),peralatan pencegahan terhadap lalat, tikus dan hewan lainnya serta
peralatan kebersihan; b. Persyaratan hygiene sanitasi yang harus dipenuhi meliputi : a)
Persyaratan lokasi dan bangunan b) Persyaratan fasilitas sanitasi; c) Persyaratan dapur, ruang
makan dan gudang makanan; d) Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi; e) Persyaratan
pengolahan makanan f) Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan maknanan jadi; g)
Persyaratan peralatan yang digunakan. 6. Pemeriksaan Sanitasi Sekolah Dasar a. Pengertian
Sekolah Dasar adalah proses pendidikan yang diberikan kepada anak didik yang mendasari
setiap pendidikan selanjutnya. Sekolah merupakan tempat berkumpulnya siswa dan warga
sekolah dalam kegiatan proses belajar mengajar. Sebagian besar waktu anak-anak dihabiskan di
lingkungan sekolah. Oleh karenanya lingkungan sekolah yang aman , nyaman dan sehat sangat
diperlukan untuk mendukung proses belajar mengajar. Fasilitas Sanitasi sekolah yang meliputi
Air bersih, Toilet (Kamar mandi, WC dan Urinoir), sarana Pembuangan Air Limbah, Sarana
pembuangan Sampah dan Pengendalian Vektor di lingkungan sekolah perlu mendapatkan
perhatian . Fasilitas Sanitasi atau kesehatan lingkungan yang tidak memadai merupakan faktor
risiko terjadinya berbagai gangguan kesehatan termasuk kecelakaan dan berbagai penyakit
berbasis lingkungan. b. Persyaratan Sanitasi Sekolah Dasar Meliputi : a) Persyaratan lokasi dan
bangunan b) Persyaratan kesehatan ruang kelas c) Persyaratan fasilitas sanitasi d) Persyaratan
fasilitas penunjang 7. Pemeriksaan Sanitasi Kolam Renang Menurut peraturan Menteri
Kesehatan No. 061/ Menkes/ Per/ I/ 1991, kolam renang adalah suatu usaha bagi umum yang
menyediakan tempat untuk berenang, berekreasi, berolahraga, serta jasa pelayanan lainnya,
menggunakan air bersih yang telah diolah. Kolam renang termasuk dalam tempat pemandian
umum buatan karena kolam renang dibangun atau dibuat oleh manusia. Syarat konstruksi kolam
renang adalah sebagai berikut 1. Bahan a. Dari bahan yang kuat, kedap air, keras, tetapi halus b.
Di cat dengan warna muda c. Setiap sudut pertemuan dinding dibentuk sudut lengkung 2. Bentuk
a. Lubang pengering (outlet drain) pada bagian yang terdalam b. Setiap dinding harus vertical c.
Dasar kolam yang kedalamannya kurang dari 1.5 m kemiringannya maksimum 10% dan tidak
boleh ada penurunan yang curam. Umtuk kedalaman yang lebih dari 1.5 m sampai 3 m
penurunan maksimum 30 d. Untuk membedakan masing-masing wilayah (zone) harus diberikan
tanda yang jelas agar tidak menimbulkan kecelakaan 3. Tempat berjalan a. Pada sekeliling kolam
renang harus ada tempat berjalan dengan lebar minimal 1 m dengan kemiringan kea rah luar
kolam b. Sekeliling kolam renang di tepi tempat berjalan ada parit pengering 4. Pipa pemasukan
air (in let) Saluran air yang masuk ke kolam harus terjamin tidak ada hubungan silang (cross
conection) dengan air kotor. Lubang pemasukan air bersih berseberangan dengan lubang
pembuangan/ pengering Pipa pembuangan/ pengering Pipa pembuangan bias dihubungkan
dengan pipa penyedot. Bila lebar kolam lebih dari 7 m harus dibuat beberapa lubang
pembuangan. Pada lubang pembuangan harus dilengkapi dengan jeruji yang dibuat dari bahan
yang tidak membahayakan bagi para perenang. Cara pengeluaran air harus menghindari
terjadinya pusaran air (fortex). Pipa pembuangan tidak boleh berhubungan langsung dengan roil
kota. Lubang pipa pengering minimal berjarak 25cm dari dinding, bila dipisahkan atau dibuat
lebih dari satu lubang pengering jarak lubang satu dengan lainnya maksimal 50cm. 5. Saluran
peluap (Scum gutters) a. Pada dua sisi dinding kolam harus ada saluran peluap b. Dalam saluran
minimal 7.5 cm c. Lubang saluran harus cukup besar agar mudah dalam membersihkan d.
Lubang pengering pada saluran peluap berjarak antara 3.5 m sampai 5.5m 6. Tangga a. Tangga
harus vertical b. Dibuat dari bahan yang berbentuk bulat dan tahan karat c. Dipasang terutama
pada bagian kolam yang dalam dan yang dekat dengan papan loncat 7. Papan loncat (Diving
board) Papan lonacat harus sesuai dengan ketentuan teknis agar tidak menimbulkan kecelakaan.
Ketentuan papan loncat adalah: a. Tinggi papan loncat harus sesuai dengan kedalaman kolam
Tinggi papan loncat Dalamnya kolam 1.00 m 2.75 m 1.75 m 3.00 m 2.75 m 3.75 m 3.50 m 4.00
m > 3,50 m Mak. 5.00 m b. Jarak papan loncat satu dengan yang lainnya minimal 3.5m. 8.
Pencahayaan (Lighting) a. Pencahayaan tidak menyilaukan perenang b. Tidak dipasang lampu
diatas air kolam.

Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu

Anda mungkin juga menyukai