PENDAHULUAN
Air raksa termasuk salah satu logam berat, dengan berat molekul tinggi. Dalam kadar
rendah, logam berat ini umumnya sudah beracun bagi tumbuhan dan hewan, termasuk manusia.
Beberapa logam berat lainnya adalah magnesium (Mg), timbal (Pb), tembaga (Cu), kromium
(Cr), dan besi (Fe). Air raksa (Hg) diperlukan untuk pertumbuhan kehidup-an biologis, tetapi
dalam jumlah berlebihan akan bersifat racun. Oleh karena itu, keberadaan logam berat perlu
mendapat pengawasan, terutama dari segi jumlah kandungannya di dalam air (Noviardi drr.,
2007). Air raksa dalam kondisi temperatur kamar berbentuk zat cair, bila terjadi kontak dengan
logam emas akan membentuk larutan padat (Sevruykov drr., 1960). Larutan padat biasa disebut
amalgam, yaitu merupakan paduan antara air raksa dengan beberapa logam (emas, perak,
pengolahan bijih emas metode amalgamasi, telah dilakukan pemantauan pencemaran air raksa
(Hg) pada wilayah pertambangan rakyat dan pengolahan bijih emas di Waluran, Sukabumi, oleh
Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Sukabumi pada tahun 2004 dan 2005 (Wahyu,
2006).
Penambangan bijih emas di Waluran, Kabupaten Sukabumi, dilakukan secara tambang bawah
tanah, dan hanya batuan yang mengandung emas (bijih) cukup tinggi yang diambil (selective
mining). Bijih emas hasil penambangan tersebut kemudian diolah dengan menggunakan metode
amalgamasi.
Metode pengolahan yang digunakan oleh para pelaku usaha penambangan bijih emas di
Waluran ini adalah amalgamasi cara langsung. Dalam metode ini semua material (bijih emas,
media giling, kapur tohor, air, dan air raksa) dimasukkan secara bersama-sama pada awal proses,
sehingga proses penghalusan bijih emas dan pengikatan emas oleh air raksa terjadi secara
bersamaan. Metode amalgamasi cara langsung ini kurang efektif dengan beberapa alasan, yaitu
memerlukan jumlah air raksa relatif lebih banyak, air raksa yang digunakan cepat rusak menjadi
butir-butir kecil/flouring (Peele, 1956), sehingga daya ikat air raksa terhadap emas kurang, dan
butir-butir air raksa yang kecil mudah terbuang bersama ampas sewaktu dilakukan pendulangan
Akibatnya, metode ini menghadapi dua permasalahan utama, yaitu kehilangan air raksa
yang cukup tinggi dan perolehan emas yang rendah. Kehilangan air raksa dalam pengolahan bijih
emas yang cukup tinggi ini telah mencemari air Sungai Ciliunggunung, tempat pengolahan bijih
1.3. TUJUAN
AIR RAKSA.
(2) Tujuan Khusus
1.4. MANFAAT
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah pencemaran air atau polusi air dapat dipersepsikan berbeda oleh satu orang dengan
orang lainnya mengingat banyak pustaka acuan yang merumuskan definisi istilah tersebut, baik
dalam kamus atau buku teks ilmiah. Pengertian pencemaran air juga didefinisikan dalam
Peraturan Pemerintah, sebagai turunan dari pengertian pencemaran lingkungan hidup yang
hidup tidak pernah ditunjukkan secara utuh, melainkan sebagai pencemaraan dari komponen
komponen lingkungan hidup, seperti pencemaran air, pencemaran air laut, pencemaran air tanah
Dengan demikian, definisi pencemaran air mengacu pada definisi lingkungan hidup yang
ditetapkan dalam UU tentang lingkungan hidup yaitu UU No.23/1997. Dalam PP No. 20/1990
tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan sebagai : “pencemaran air
adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke
dalam air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” (Pasal 1,angka 2). Definisi
pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai makna pokoknya menjadi 3 (tiga) aspek, yaitu
aspek kejadian, aspek penyebab atau pelaku dan aspek akibat (Setiawan, 2001).
Pencemaran air juga merupakan penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan
dari kemurniannya. Air yang tersebar di alam semesta ini tidak pernah terdapat dalam bentuk
murni, namun bukan berarti bahwa semua air sudah tercemar. Misalnya, walaupun di daerah
pegunugnan atau hutan yang terpencil dengna udara yang bersih dan bebas dari pencemaran air,
air hujan yang turun di atasnya selalu mengandung bahn-bahan terlarut, seperti CO2, O2 dan N2,
serta bahan-bahan tersuspensi misalnya debu dan partikel-partikel lainnya yang terbawa air hujan
dari atmosfer.
Air pemukaan dan air sumur pada umunya mengandung bahan-bahan metal terlarut,
seperti Na, Mg, Ca dan Fe. Air yang mengandung komponen-komponen tersebut dalam jumlah
Jadi, air yang tidak tercemar tidak selalu merupakan air murni, tetapi merupakan air yang tidak
mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah melebihi batas yang telah ditetapkan
sehingga air.
Ada beberapa aspek sebagai pengukuran tingkat pencemaran air, apakah air tersebut
termasuk air yang tercemar ataukah tidak tercemar. Aspek-aspek pencemaran air yaitu terdiri
dari aspek kimia-fisika pencemran air dan aspek biokimia pencemaran. Adapun aspek kimia-
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH sekitar 6,5 –
7,5. Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya pH. Bila pH di bawah pH
normal, maka air tersebut bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH di atas pH normal
bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan industri akan mengubah pH air yang akhirnya akan
mengganggu kehidupan biota akuatik.
Alkalinitas berkaitan dengan kesadahan air, yan merupakan salah satu sifat air. Adanya
ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) di dalam air akan mengakibatkan sifat kesadahan air
tersebut.
b. Suhu
Air sering digunakan sebagai medium pendingin dalam berbagai proses industri. Air
pendingin tersebut setelah digunakan akan mendapatkan panas dari bahan yang didinginkan,
kemudian dikembalikan ke tempat asalnya, ayitu sungai atau sumber air lainnya. Air buangan
lebih tingi dari pada air asalnya. Naiknya suhu air akan menimbulkan akibat sebagai berikut :
- Jika bata suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya mungkin akan
mati.
d. Oksigen Terlarut
Untuk mempertahankan hidupnya, makhluk yang tinggal di dalam air, baik tumbuhan
maupun hewan, bergantung kepada oksigen terlarut. Jada kadar oksigen terlarut dapat dijadikan
Kepekaan oksigen terlarut dalam air bergantung kepda kepekaan karbondioksida yang
ada. Jika udara (yang mengandung 0,03% karbondioksida) bersentuhan dengna permukaan air
Warna air dibedakan menjadi dua macam yaiti warna sejati (akibat bahan-bahan terlarut) dan air
semu (akibat bahan terlaru, bahan tersuspensi diantaranya yang bersifat koloid.
Kekeruhan menunjukan sifat toptis air, yang mengakibatkan pembiasan cahaya ke dalam
air. Kekruhan membatasi masukannya cahaya ke dalam iar. Kekurahan ini terjadi karena adanya
bahan terapung, dan terurainya zat tertentu, seperti bahan organik, jasad renik, lumpur tanah liat
dan benda yang terapung dan sangat halus sekali. Semakin keruh air, semakin tinggi daya hantar
g. Padatan
Pada dasarnya air yang tercemar selalu mengandung padatan yang dapat dibedakan
menjadi empat kelompok berdasarkan besar partikelnya dan sifat-sfat lainnya, terutama
kelarutannya, yaitu :
h. Nitrat
Jika kandungan nitrat tersebut akan berubah menjadi nitrit di perut. Keracunan nitrit akan
i. Posfor
Posfor memasuki air melalui berbagai jalan yaitu kotoran, limbah, sisa pertanian, kotoran
hewan dan sisa tumbuhan dan hewan yang mati. Pencegahan pencemaran posfor dapat dilakukan
dengan melarang penggunaan ditergen yang mengandung posfat. Juga dengan mewajibkan
pengolahan limbah industri dengan memberikann air kapur atau aluminium sulfat agar posfatnya
Selain itu ada juga yang disebut dengan aspek biokimia pencemaran air. Aspek ini
menggunakan dua pengujian yang berhubungan dengan kandungan oksigen dalam air yaitu :
a. Uji BOD (Biochemical Oxygen Demand Test = uji kebutuhan oksigen biokimia).
Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat tau komponen lain (polutan) kedalam
perairan sehingga mutu air menurun. Adanya perubahan warna, bau,rasa dan pH air
limbah industri, limbah rumah tangga, limbah pertanian dan limbah hasil tambang.
1.Limbah Industri
Limbah industri mengandung berbagai macam zat berbahaya, salah satunya logam berat.
Contoh logam berat: timbal (Pb), Kadmium (Cd) dan merkuri atau raksa (Hg) yang sangat
berbahaya bagi manusia. Logam berat (Merkuri) dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui
hewan laut yang sudah tercemar dan jika dikomsumsi manusia dapat menyebabkan gangguan
atau kerusakan sistem saraf. Penyakit yang disebabkan karena penimbuna logam berat seperti ini
disebut minamata.
Limbah industri yang dibuang ke perairan dan mengendap dapat menyebabkan hal-hal
sebagai berikut:
a. Pendangkalan perairan
Penguraian limbah dan bangkai organisme oleh dekomposer menghasilkan zat anorganik
dalam jumlah yang melimpah. Hal ini menyebabkan ganggang dan enceng gondok tumbuh subur
di perairan.
Agar limbah pabrik tidak menjadikan sumber polutan, dapat dilakukan dengan cara-cara
sebagia berikut:
a. Setiap limbah pabrik harus mempunyai penampungan dan instalasi pengolahan limbah
b. Menanam tanaman sejenis alang-alang di sekitar tempat pembuangan limbah. Tumbuhan ini
c. Memberikan sanksi hukum yang tegas bagi perusahaan yang sengaja membuang limbah tanpa
2. Limbah Pertanian
pupuk buatan yang berlebihan. Sebagaianpupuk yang tidak diserap tanaman akan terbuang
bersama aliran air. Akibatnya perairan banyak mengandung zat hara. Hal ini dapat menyebabkan
tumbuhan tumbuhan air berkembang biak dengan sangat cepat. Peristiwa ini disebut eutrofikasi.
perairan terhalang permukaan air yang dipenuhi ganggang. Akibatnya proses fotosintesis oleh
dalam membantu penyerbukan tanaman atau predator bagi hama. Hama juga dapt menjadi kebal
akibat penggunaan insektisida yang terus menerus, yang suatu saat akan terjadi ledakan jumlah
hama.
DDT ( Dikloro Difenil Triloretana ) merupakan salah satu jenis insektisida berbahaya, senyawa
DDT tidak dapt terurai di alam. Zat pencemar ini dapat masuk dan tertimbuan dalam tubuh
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya pencemaran air akibat limbah
pertanian adalah:
c. Menggunakan pestisida yang mudah terurai oleh alam dan dosis yang tepat.
Kegiatan rumah tangga tiap hari menghasilkan sampah dan air buangan yang
mengandung detergen. Dalam jumlah besar apabila limbah masuk ke perairan akan
akibatnya sampah yang menumpuk tidak cepat terurai . Hal ini mengakibatkan pendangkalan
menyebabkan pencemaran air. Adanya lapisan minyak pada per, menyebabkaan perairan oksigen
tidak dapatberdifusi dengan ke dalam air. Hal ini berpengaruh terhadap mikroorganisme perairan
secara langsung. Selain itu juga mengakibatkan sinar matahri tidak mampu menembus seluruh
masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air sehingga menyebabkan
kualitas air tercemar. Masukan tersebut sering disebut dengan istilah unsur pencemar, yang pada
prakteknya masukan tersebut berupa buangan yang bersifat rutin, misalnya buangan limbah cair.
Selain itu juga terdapat bahan pencemaran air seperti logam berat. Air sering tercemar
oleh berbagai komponen anorganik, diantarnya berbagai jenis logam berat yang berbahaya, yang
beberapa di anatarnya banyak digunakan dalam berbagai keperluan sehingga diproduksi secara
kontinyu dalam skala industri. Logam berat yang berbahay yang mencemari lingkunga, yang
terutama dalah Merkuri (Hg). Timbal (Pb), Arsenik (As), Kadmium (Cd), Kromium (Cr), dan
Nikel (Ni). Logam-logam berat diketahui dapat menggumpal di dalam tubuh suatu organisme
dan tetap tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu yang lama sebagai racun yang terakumulasi.
Dua macam logam berat yang sering mengkontaminasi air adalah Merkuri dan Timbal.
Aspek pelaku/penyebab dapat yang disebabkan oleh alam, atau oleh manusia.
Pencemaran yang disebabkan oleh alam tidak dapat berimplikasi hukum, tetapi Pemerintah tetap
harus menanggulangi pencemaran tersebut. Sedangkan aspek akibat dapat dilihat berdasarkan
Pengertian tingkat tertentu dalam definisi tersebut adalah tingkat kualitas air yang
menjadi batas antara tingkat tak-cemar (tingkat kualitas air belum sampai batas) dan tingkat
cemar (kualitas air yang telah sampai ke batas atau melewati batas). Ada standar baku mutu
tertentu untuk peruntukan air. Sebagai contoh adalah pada UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 ayat
3 terkandung makna bahwa air minum yang dikonsumsi masyarakat, harus memenuhi
persyaratan kualitas maupun kuantitas, yang persyaratan kualitas tettuang dalam Peraturan
Mentri Kesehatan No. 146 tahun 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air.
Sedangkan parameter kualitas air minum/air bersih yang terdiri dari parameter kimiawi, fisik,
Air yang aman adalah air yang sesuai dengan kriteria bagi peruntukan air tersebut.
Misalnya criteria air yang dapat diminum secara langsung (air kualitas A) mempunyai kriteria
yang berbeda dengan air yang dapat digunakan untuk air baku air minum (kualitas B) atau air
kualitas C untuk keperluan perikanan dan peternakan dan air kualitas D untuk keperluan
2.2. Merkuri
Merkuri atau Raksa atau Air raksa (Latin: Hydrargyrum, air/cairan perak) adalah unsur
kimia pada tabel periodik dengan simbol Hg dan nomor atom 80. Merkuri merupakan elemen
alami, sering mencemari lingkungan. Kebanyakan merkuri yang terdapat di alam dalam bentuk
senyawa dengan elemen lain dan jarang dijumpai dalam bentuk elemen terpisah.
Komponen merkuri banyak tersebar di karang-karang, tanah, udara, air dan organisme
Unsur golongan logam transisi ini berwarna keperakan dan merupakan satu dari lima
unsur (bersama cesium, fransium, galium, dan brom) yang berbentuk cair dalam suhu kamar,
serta mudah menguap. Hg akan memadat pada tekanan 7.640 Atm. Kelimpahan Hg di bumi
menempati di urutan ke-67 di antara elemen lainnya pada kerak bumi. Di alam, merkuri (Hg)
ditemukan dalam bentuk unsur merkuri (Hg0), merkuri monovalen (Hg1+), dan bivalen (Hg2+).
Sifat kimia dan fisika merkuri membuat logam tersebut banyak digunakan untuk keperluan kimia
Merkuri merupakan satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu kamar
(250C) dan mempunyai titik beku terendah dibanding logam lain yaitu -390C.
sangat lebar yaitu 3960C, dan kisaran suhu ini merkuri mengembang secara
Banyak logam yang dapat larut di dalam merkuri membentuk komponen yang
hidup.
BAB III
PEMBAHASAN
Secara alami, ekosistem air dapat melakukan “rehabilitasi” apabila terjadi pencemaran
terhadap badan air. Kemampuan ini ada batasnya. Oleh karena itu perlu diupayakan untuk
pencemaran air. Untuk mengatasi pencemaran air dapat dilakukan usaha preventif, misalnya
secara konsekuen. Sampah-sampah hendaknya dibuang pada tempat yang telah ditentukan.
Masyarakat di sekitar sungai perlu merubah perilaku tentang pemanfaatan sungai agar
sungai tidak lagi dipergunakan sebagai tempat pembuangan sampah dan tempat mandi-cuci-
kakus (MCK). Peraturan pembuangan limbah industri hendaknya dipantau pelaksanaannya dan
Limbah industri hendaknya diproses dahulu dengan teknik pengolahan limbah, dan
setelah memenuhi syarat baku mutu air buangan baru bisa dialirkan ke selokan-selokan atau
sungai. Dengan demikian akan tercipta sungai yang bersih dan memiliki fungsi ekologis.
1. Tidak membuang sampah atau limbah cair ke sungai, danau, laut dll.
2. Tidak menggunakan sungai atau danau untuk tempat mencuci truk, mobil dan sepeda motor
3. Tidak menggunakan sungai atau danau untuk wahana memandikan ternak dan sebagai tempat
kakus
4. Tidak minum air dari sungai, danau atau sumur tanpa dimasak dahulu
Saat ini mulai digalakkan pembuatan WC umum yang dilengkapi septic tank di
daerah/lingkungan yang rata-rata penduduknya tidak memiliki WC. Setiap sepuluh rumah
disediakan satu WC umum. Upaya demikian sangat bersahabat dengan lingkungan, murah dan
cucian, air kamar mandi, dan lain-lain) secara kolektif, agar limbah tersebut tidak langsung
Untuk limbah industri dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke dalam
beberapa kolam kemudian dibersihkan, baik secara mekanis (pengadukan), kimiawi (diberi zat
kimia tertentu) maupun biologis (diberi bakteri, ganggang atau tumbuhan air lainnya). Pada
kolam terakhir dipelihara ikan untuk menguji kebersihan air dari polutan yang berbahaya. Reaksi
Dengan demikian air yang boleh dialirkan keluar (selokan, sungai dll.) hanyalah air yang
tidak tercemar.
Salah satu contoh tahap-tahap proses pengolahan air buangan adalah sebagai berikut:
a) Proses penanganan primer, yaitu memisahkan air buangan dari bahan-bahan padatan
mengapung.
b) Proses penanganan sekunder, yaitu proses dekomposisi bahan-bahan padatan secara
biologis
Untuk itu bisa menggunakan beberapa metode bergantung pada komponen yang ingin
dihilangkan.
– Pengendapan, yaitu cara kimia penambahan kapur atau metal hidroksida untuk
mengendapkan fosfor.
– Adsorbsi, yaitu menghilangkan bahan-bahan organik terlarut, berwarna atau bau.
– Elektrodialisis, yaitu menurunkan konsentrasi garam-garam terlarut dengan menggunakan
tenaga listrik
– Osmosis, yaitu mengurangi kandungan garam-garam organik maupun mineral dari air
Tahapan proses pengolahan air buangan tidak selalu dilakukan seperti di atas, tetapi
Hasil akhir berupa air tak tercemar yang siap dialirkan ke badan air dan lumpur yang siap
dikelola lebih lanjut. Berdasarkan penelitian, tanaman air seperti enceng gondok dapat
Pencemaran air oleh Mercury tidak bisa diatasi hanya dengan cara penyaringan,
koagulasi kopulasi, pengendapan, atau pemberian tawas. Hal ini karena Mercury di air berbentuk
ion. Cara terbaik untuk menghilangkan Mercury dalam air ini adalah dengan pertukaran ion.
Yaitu mempergunakan suatu resin yang mampu mengikat ion Mercury hingga menjadi jenuh,
kemudian diregenerasi kembali dengan penambahan suatu asam, sehingga Mercury bisa
dinetralisir.
Namun karena biaya ionisasi ini sangat mahal, maka biaya termurah dan terbaik adalah
dengan mencegah Mercury tidak masuk perairan. Cara lain, yaitu penyulingan. Tapi setali tiga
uang, biaya yang akan dikeluarkan untuk penyulingan pun sangat mahal.
Penelitian tentang pengobatan keracunan merkuri sangat terbatas. Akhir- akhir ini dapat
digunakan chelators N-acetyl-D,L-penicillamine (NAP), British Anti-Lewisite (BAL), 2,3-
penelitian dengan sampel kecil dilakukan pada pekerja tambang yang ter ekpos air raksa
diberikan DMSA dan NAP. Obat ini bekerja dengan cara memperkecil partikel air
Akan tetapi Pencegahan adalah lebih baik dari pengobatan. Artinya, ini kembali pada soal
koordinasi unsur-unsur masyarakat terkait. Khususnya untuk kasus PETI (Penambangan Emas
Tanpa Izin), kebijakan publik, Gubernur, Bupati, dan Departemen Pertambangan sangat
menentukan dalam mengurangi pencemaran sungai. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan
penyuluhan-penyuluhan pada masyarakat penambang. Tentu saja bukan perkara yang mudah,
sebab penggunaan Mercury berkait dengan mata pencaharian serta juga pendapatan daerah.
Tidak selalu pengobatan dapat berhasil dan kecacadan yang terjadi sudah permanen, oleh
karena itu peran pemerintah untuk melakukan AMDAL terhadap suatu perusahaan yang
menggunakan air raksa harus dilakukan dengan benar dan sanksi yang tegas apabila AMDALnya
Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran
Air. Secara umum hal ini meliputi pencemaran air baik oleh instansi ataupun non-instansi. Salah
satu upaya serius yang telah dilakukan Pemerintah dalam pengendalian pencemaran air adalah
Program ini merupakan upaya untuk menurunkan beban limbah cair khususnya yang
berasal dari kegiatan usaha skala menengah dan besar, serta dilakukan secara bertahap untuk
mengendalikan beban pencemaran dari sumber-sumber lainnya. Program ini juga berusaha untuk
menata pemukiman di bantaran sungai dengan melibatkan masyarakat setempat (KLH, 2004).
penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara non teknis yaitu
suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan
perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk
kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini
hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang akan
perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah
Selain itu juga, suatu laporan yang dibuat oleh Enviromental Protection Agency (EPA) memuat
Penggunaan pestisida yang menggunakan komponen merkuri lainnya dibatasi untuk daerah-
daerah tertentu.
Semua industri yang menggunkan merkuri harus membuang limbah industri dengan terlebih
atau danau dan menghasilkan CH3Hg+ yang dilepaskan ke badan air sekililingnya
DAFTAR PUSTAKA
http://tsani-oke.blogspot.co.id/2011/06/pengertian-pencemaran-pencemaran-adalah.html
http://www.belajarbagus.com/2015/02/pengertian-pencemaran-lingkungan.html
http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-jenis-pencemaran-lingkungan-dan-cara-
penanggulanganya/
https://wyuliandari.wordpress.com/2008/09/25/strategi-pengendalian-pencemaran-lingkungan/
http://www.miung.com/2013/04/pengertian-polusi-pencemaran-air-udara.html
http://firazahira.blogspot.co.id/2012/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://hukum.unsrat.ac.id/pp/pp_82_01.htm
http://smart-pustaka.blogspot.co.id/2011/03/bioremediasi.html
Jb:
Berdasarkan analisis jurnal yang berjudul pencemaran air raksa yang mengakibatkan
di negara cina
Kesimpulan saya adalah Kadar merkuri, logam Fe, serta logam lainnya begitu tinggi
karena pendulangan untuk memisahkan amalgam dengan ampas hasil pengolahan dilaku-
kan di sungai. Ampas yang terbuang ke sungai itu mengandung logam-logam berat yang
tidak terikat oleh air raksa membentuk amalgam. Keracunan karena merkuri dapat
menyebabkan kerusakan saraf di otak, terganggunya fungsi ginjal dan hati, serta merusak
janin pada wanita hamil. Konsentrasi logam berat Mn, Cu, Pb, dan As masih berada di
bawah nilai maksimum kriteria air Kelas I (air baku untuk minum), tetapi untuk besi (Fe)
sudah di atas nilai maksimum kriteria air Kelas I. Konsentrasi Fe di lokasi pengamatan
ini berada di atas ambang batas kriteria air Kelas I (air baku untuk minum). Logam Fe
merupakan unsur hara mikro yang diperlukan tumbuhan. Bagi tubuh manusia, Fe
dibutuhkan dalam konsentrasi kecil, tetapi akan menjadi racun dalam jumlah besar.
Meskipun air sungai tidak dikonsumsi langsung oleh manusia, namun air sungai tersebut
Kritik : pemilik industri setempat kurang kesadaran dan rendah pengetahuan akan
bahaya limbah buangan industri tersebut bagi kerusakan lingkungan hidup dan kesehatan
manusianya
Saran : menyarankan kepada pemilik industri agar membuat suatu lembaga untuk
mengolah air buangan dari industri itu sendiri sehingga tidak terjadi pencemaran air dan