Alhamdulillah. Pertama-tama dan yang paling utama marilah kita panjatkan puja dan
puji syukur atas kehadirat Allah SWT, tuhan yang maha esa, karena atas izin dan
karunianyalah kita dapat berkumpul ditempat ini dalam keadaan sehat wal’afiat. Salawat serta
salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhamammad SAW beserta sahabat
dan pengikutnya hingga akhir zaman. Selain itu juga, saya mengucapkan banyak terima kasih
kepada Bapak guru dan teman-temanku yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk
berdiri disini. Pada kesempatan ini, saya akan membahas tentang Pentingnya Toleransi Sebagai
Kunci Keutuhan Bangsa.
Hal ini mengakibatkan perpecahan yang disebabkan oleh adanya perbedaan akan
minim terjadi karena berpegang teguh dengan arti Bhinneka Tunggal Ika.
Pada kenyataannya, saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang menghiraukan semangat
toleransi sehingga timbul berbagi kasus intoleransi di Indonesia. Kasus intoleransi yang sering
terjadi biasanya bersangkutan dengan agama.
Kasus intoleransi dan kekerasan beragama akhir-akhir ini seperti penyerangan terhadap
ulama yang terjadi di Lamongan, bom yang diledakkan di gereja yang berada di Surabaya
sehingga mengambil beberapa nyawa manusia, perusakan masjid di Tuban, ancaman bom di
klenteng yang bertempat di Karawang, dan masih banyak lagi. Bahkan, intoleransi sudah
masuk ke dalam dunia pendidikan yang terjadi pada tahun 2017 lalu bahwa terdapat siswa yang
menolak ketua OSIS karena perbedaan agama. Hal ini sangat disayangkan dan memprihatinkan
karena siswa merupakan penerus bangsa yang seharusnya memegang teguh nilai Pancasila
yang diajarkan dalam pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Semangat toleransi bukan hanya
dipelajari melalui teori, tetapi juga harus diterapkan dalam kehidupan.
Dari kasus intoleransi yang ada, dapat dilihat bahwa masih banyak masyarakat
Indonesia yang tidak memahami dan mempelajari arti kesatuan dan kebersamaan yang
diterapakan oleh para pahlawan dan rakyat Indonesia dalam melindungi negara dari para
penjajah tanpa mengenal perbedaan.Selain itu, terlihat juga bahwa masyarakat yang intoleran
masih belum bisa berpikir, bertutur kata dan berperilaku secara intelektual atau terdidik.
Pendidikan kewarganegaraan harus lebih ditegaskan mengenai arti toleransi dan mengajarkan
para pelajar untuk menerapkan semangat toleransi dalam kehidupan. Apa jadinya negara
Indonesia apabila generasi penerus bangsa kehilangan semangat toleran?
Apabila dilihat dari sudut keagamaan, hal ini dapat dilakukan dengan cara menghargai
setiap umat beragama yang sedang beribadah, seperti tidak makan atau minum di depan umat
Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa, umat yang beragama Muslim dan yang tidak
merayakan natal dapat menjaga gereja pada saat berjalannya ibadah, tidak membuat gaduh
pada saat nyepi di Bali, dan sebagainya.
Hal lain yang dapat dilakukan adalah menghargai perbedaan perilaku dan budaya
masyarakat yang datang dari daerah yang berbeda-beda. Mengapa harus gaduh karena
perbedaan sedangkan semangat toleransi menimbulkan kedamaian? Semboyan Bhinneka
Tunggal Ika harus ditanamkan untuk menghindari runtuhnya semangat toleransi dengan
menyatukan perbedaan yang ada. Sikap toleransi harus mulai diterapkan kepada anak-anak
sejak dini. Perilaku anak-anak merupakan cerminan dari perilaku orang dewasa yang ada
disekitarnya, khususnya orang tua.
Pendidikan tidak hanya didapatkan di sekolah, tetapi juga dari lingkungan sosial dan
keluarga. Orang tua harus mulai mengajarkan nilai-nilai toleransi kepada anaknya dengan
mengajarinya untuk berperilaku, bertutur kata dan tidak boleh membeda-bedakan antar sesama.
Salah satu tindakan nyata yang dapat dilakukan orang tua untuk mengajarkan sikap toleransi
adalah membaurkan anak dengan teman atau saudara-saudaranya yang berbeda keyakinan
dengannya agar menimbulkan keakraban. Anak akan tumbuh menjadi manusia yang memiliki
kepribadian dan moral yang baik apabila telah dibimbing sejak dini.
Jadi, Marilah kita sama sama mencegah terjadinya konflik dan perpecahan. Melindungi
negara merupakan tugas masyarakat Indonesia. Termasuk juga seorang mahasiswa yang
merupakan cerminan diwajibkan menjunjung tinggi nilai toleransi pada era globalisasi ini
dengan menerima berbagai perbedaan pendapat dalam berorganisasi, bersikap jujur, bertindak
dan berpikir sebagai manusia secara intelektual, saling menghormati tanpa membedakan etnis
dan ras. Hal ini dilakukan oleh masyarakat Indonesia guna meredamkan ketegangan konflik
yang menimbulkan perpecahan dalam negara.
Demikian pidato yang saya sampaikan. Semoga bermanfaat pada kita semua khususnya pada
diri saya pribadi, apabila ada kekurangan dalam menyampaikan pidato ini, saya mohon maaf.
Wallahumusta’an wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.