Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang Dilaksanakannya PKL
Proses terwujudnya pencapaian sebuah kesehatan nasional pastinya
turut didukung dari berbagai aspek yang melengkapi berjalannya proses
tersebut. Salah satunya puskesmas yang merupakan suatu kesatuan
organisasi kesehatan fungsional yang menjadi pusat pengembangan
kesehatan masyarakat, membina peran serta masyarakat, disamping
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
diwilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Kesehatan merupakan
kebutuhan yang sangat diperlukan oleh masyarakat dalam kehidupan.
Dengan memiliki hidup yang sehat seseorang dapat menjalani dan
melakukan aktivitasnya dengan baik. Untuk meningkatkan kesehatan, selain
upaya yang dilakukan oleh diri sendiri dalam menjaga kesehatan,
dibutuhkan juga adanya upaya yang menunjang pelayanan kesehatan
lainnya seperti posyandu, Puskesmas, Apotek, Rumah Sakit dan lainnya
guna meningkatkan kesehatan masyarakat.
Puskesmas merupakan bagian dari elemen kesehatan yang berperan
dalam bidang sarana upaya kesehatan yang menyelanggarakan kegiatan
pelayanan kesehatan untuk kepentingan masyarakat, serta dapat
dimanfaatkan untuk pendidikan atau penelitian. Seingga dibutuhkan tenaga
ahli dan kesehatan yang berkompeten pada bidangnya masing-masing
tersebut. Diharapkan tenaga pelayanan kesehatan yang dimaksud khususnya
farmasi harus memiliki sikap terampil, terlatih dan dapat mengembangkan
diri baik sebagai pribadi maupun sebagai tenaga kesehatan yang profesional
berdasarkan nilai-nilai yang dapat menunjang upaya pembangunan
kesehatan.
Oleh karena itu, dalam mencapai pemenuhan skill calon para tenaga
ahli dan tenaga pelayanan kesehatan khususnya dibidang farmasi seperti
yang diharapkan. Maka setiap perguruan tinggi khususnya Akademi
Farmasi Yamasi Makassar merealisasikan program pendidikan yang telah
1
digariskan pada kurikulum jurusan farmasi, agar pada setiap
mahasiswa tingkat III diwajibkan untuk melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) dipuskesmas. Praktek Kerja Lapangan (PKL) sangat
membentu mahasiswa tingkat III sebagai calon Ahli Madya Farmasi untuk
menambah pengetahuan serta mengenal lebih jauh kegiatan kefarmasian dan
kegiatan lain yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan khususnya
dibidang Farmasi di Puskesmas. Hal tersebut mencakup pengelolaan
perbekalan farmasi mulai dari perencanaan, permintaan, penyimpanan,
penyiapan, peracikan, pelayanan langsung kepada pasien sampai dengan
pengendalian semua perbekalan kesehatan yang beredar dan digunakan
dipuskesmas, baik untuk pasien rawat inap dalam hal persalinan, rawat jalan
maupun untuk semua unit pelayanan. Berperan serta dalam beberapa
program pelayanan kesehatan lainnya di Puskesmas untuk meningkatkan
kesehatan seluruh lapisan masyarakat, baik pasien maupun tenaga kerja
puskesmas dan lingkungan sekitar puskesmas. Dengan praktek kerja
lapangan ini, diharapkan nantinya dapat memahami tugas dan tanggung
jawabnya sebagai seorang ahli Madya Farmasi di Puskesmas, Rumah Sakit
atau Instansi-instansi lainnya.
II. Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanankan dengan tujuan untuk
membentuk sikap/mental sebagai tenaga teknis kefarmasian yang
profesional untuk mampu menyelesaiakn masalah-masalah pada bidang
kefarmasian didunia kerja dengan elaborasi knowlege, attitude, dan skill
yang dimiliki sehingga dapat menjadi figur unggulan dimasa depan.
III. Tujuan Pembuatan Laporan
1. Peserta PKL diharapkan saat memberikan korelasi antara materi
pembelajaran yang didapatkan pada tingkat pendidikan diploma III Akfar
Yamasi Makassar.
2. Sebagai bahan evaluasi hasil pelaksanaan PKL mahasiswa diploma III
Akfar Yamasi Makassar.
2
3. Peserta PKL mampu mencari alternatif pemecahan masalah yang
ditemukan di lapangan.
4. Menambah perbendaharaan perpustakaan Akademi Farmasi Yamasi
Makassar untuk menunjang peningkatan pengetahuan angkatan
berikutnya.
5. Sebagai syarat mengikuti ujian komprehensif.
3
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Uraian Umum Puskesmas Antang
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan/atau
masyarakat (Permenkes RI No.43 tahun 2019).
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Upaya
Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap kegiatan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga,
kelompok, dan masyarakat. Sedangkan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit,
pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan (Permenkes RI No.43 tahun 2019).
II. Organisasi Unit Kerja
Organisasi puskesmas disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
berdasarkan kategori, upaya kesehatan dan beban kerja puskesmas. Organisasi
Puskesmas paling sedikit terdiri atas:
1. Kepala Puskesmas
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
3. Penanggung Jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
4. Penanggung Jawab UKP , Kefarmasian dan Laboratorium
5. Penanggung Jawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Fasilitas
Playanan Kesehatan (Permenkes RI No. 75 tahun 2014)
4
III. Personalia
Sumber daya manusia puskesmas terdiri atas tenaga kesehatan dan non
kesehatan. Jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan non kesehatan dihitung
berdasarkan analisis beban kerja dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan
yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik
wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama lainnya di wilayah kerja dan pembagian waktu kerja. Jenis
tenaga kesehatan paling sedikit terdiri atas:
1. Dokter atau Dokter Layanan Primer
2. Dokter Gigi
3. Perawat
4. Bidan
5. Tenaga Kesehatan Masyarakat
6. Tenaga Kesehatan Lingkungan
7. Ahli Teknologi Laboratorium Medik
8. Tenaga Gizi
9. Tenaga Kefarmasian
Tenaga non kesehatan dapat mendukung kegiatan ketatausahaan
administrasi keuangan, sistem informasi dan kegiatan operasional lain di
Puskesmas (Permenkes RI No.75 tahun 2014).
IV. Tugas dan Fungsi
1. Tugas
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
2. Fungsi
a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya (Permenkes
RI No.43 tahun 2019).
V. Kegiatan-kegiatan Instalasi/ Unit Kerja (Pengelolaan, Pelayanan,
Pelaporan, dll)
5
Kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
meliputi:
1. Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis habis Pakai
Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Sediaan farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Sediaan
Farmasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas. Tujuan
perencanaan adalah untuk mendapatkan:
a. Perkiraan jenis dan jumlah Sediaan farmasi dan Bahan Medis habis Pakai
yang mendekati kebutuhan;
b. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional; dan
c. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.
Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan medis Habis Pakai
di Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh Ruang farmasi di
Puskesmas.
Proses seleksi sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan
dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi sediaan farmasi
periode sebelumnya, data mutasi sediaan farmasi, dan rencana
pengembangan. Proses seleksi sediaaan Farmasi dan Bahan medis habis
pakai juga harus mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan
Formularium Nasional. Proses seleksi ini harus melibatkan tenaga kesehatan
yang ada di Puskesmas seperti dokter, dokter gigi, bidan, dan perawat, serta
pengelola program yang berkaitan dengan pengobatan.
Proses perencanaan kebutuhan Sediaan farmasi per tahun dilakukan
secara berjenjang bottom-up). Puskesmas diminta menyediakan data
pemakaian obat dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar
Permintaan Obat (LPLPO).
Selanjutnya Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota akan melakukan
kompilasi dan analisa terhadap kebutuhan Sediaan Farmasi Puskesmas di
wilayah kerjanya, menyesuaikan pada anggaran yang tersedia dan
memperhiyungkan waktu kekosongan obat, buffer stock, serta menghindari
stok berlebih.
6
2. Permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Tujuan permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
adalah memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
di Puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah dibuat.
Permintaan diajukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan pemerintah daerah
setempat.
3. Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah
suatu kegiatan dalam menerima Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai dari Instalasi farmasi Kabupaten/Kota atau hasil pengadaan
Puskesmas secara mandiri sesuai dengan permintaan yang telah diajukan.
Tujuannya adalah agar Sediaan farmasi yang diterima sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Puskesmas, dan
memenuhi persyaratan keamanan, khasiat dan mutu.
Tenaga kefarmasian dalam kegiatan pengelolaan bertanggung jawab
atas ketertiban penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan penggunaan
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai berikut kelengkapan catatan yang
menyertainya.
Tenaga kefarmasian wajib melakukan pengecekan tehadap Sediaan
Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang diserahkan, mencakup jumlah,
kemasan/peti, jenis dan jumlah Sediaan Farmasi, bentuk Sediaan Farmasi
sesuai dengan isi dokumen LPLPO, ditanda tangani oleh Tenaga
Kefarmasian, dan diketahui oleh Kepala Puskesmas. Bila tidak memenuhi
syarat, maka Tenaga Kefarmasian dapat mengajukan keberatan.
Masa kadaluarsa minimal dari Sediaan Farmasi yang diterima
disesuaikan dengan periode pengelolaan di Puskesmas ditambah satu bulan.
4. Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Penyimpanan Sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan Farmasi yang
diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun
7
kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan.
Tujuannya adalah agar mutu Sediaan farmasi yang tersedia di
puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dengan
mempertimbangkan hal-hal berikut:
a. Bentuk dan jenis sediaan;
b. Kondisi yang dipersyaratkan daam penandaan di kemasan Sediaan
Farmasi, seperti suhu penyimpanan, cahaya, dan kelembaban;
c. Mudah atau tidaknya meledak/terbakar;
d. Narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
e. Tempat penyimpanan Sediaan Farmasi tidak dipergunakan untuk
penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.
5. Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Pendistribusian Sediaan farmasi dan Bahan Medis habis Pakai
merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi
kebutuhan sub unit/satelit farmasi Puskesmas dan jaringannya.
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi sub unit
pelayanan kesehatan yang ada diwilayah kerja Puskesmas dengan jenis,
mutu jumlah dan waktu yang tepat. Sub-sub unit di Puskesmas dan
jaringannnya antara lain:
a. Sub unit pelayanan kesehatan di dalam lingkungan Puskesmas;
b. Puskesmas Pembantu;
c. Puskesmas Keliling;
d. Posyandu; dan
e. Polindes.
Pendistribusian ke sub unit (ruang rawat inap, UGD, dan lain-lain)
dilakukan dengan cara pemberian obat sesuai resep yang diterima (flor
stock), pemberian obat per sekali minum (dispensing dosis unit) atau
8
kombinasi, sedangkan pendistribusian ke jaringan Puskesmas dilakukan
dengan cara penyerahan obat sesuai dengan kebutuhan (flor stock).
6. Pemusnahan dan penarikan
Pemusnahan dan penarikan Sediaaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penarikan Sediaan Farmasi yang tidak memenuhi standar/ketentuan
peraturan perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar
berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM (mondatory recall) dengan
tetap memberikan laporan kepada Kepala BPOM.
Penarikan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produkyang
izin edarnya telah dicabut oleh Mentri.
Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai bila:
a. Produk tidak memenuhi persyaratan mutu;
b. Telah kadaluarsa;
c. Tidak memenuhi syarat untuk digunakan dalam pelayanan kesehatan atau
kepentingan ilmu pengetahuan; dan/atau
d. Dicabut izizn edarnya.
Tahapan pemusnahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
terdiri dari:
a. Membuat daftar Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang
akan dimusnahkan;
b. Menyiapkan Berita Acara Pemusnahan
c. Mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada
pihak terkait
d. menyiapkan tempat pemusnahan; dan
e. Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan
serta peraturan yang berlaku.
7. Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Pakai
9
Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah
suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan
sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak
terjadi kelebihan dan kekurangan/kekososngan obat di unit pelayanan
kesehatan dasar.
Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekososngan obat di
unit pelayanan dasar. Pengendalian sediaan Farmasi terdiri dari:
a. Pengendalian persediaan;
b. Pengendalian penggunaan; dan
c. Penanganan Sediaan Farmasi hilang, rusak, dan kadaluarsa.
8. Administrasi
Administrasi meliputi pencatatan dan pelaporan terhadap seluruh
rangkaian kegiatan dalam pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai, baik Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yan
diterima, disimpan, didistribusikan, dan digunakan di Puskesmas atau unit
pelayanan lainnya.
Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah:
a. Bukti bahwa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
telah dilakukan;
b. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian; dan
c. Sumber data untuk pembuatan pelaporan.
9. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
habis Pakai
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi Bahan Medis
Habis Pakai dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk:
a. Mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam pengelolaan
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis habis Pakai sehingga dapat menjaga
kualitas maupun pemerataan pelayanan;
b. Memperbaiki secara terus-menerus pengeloaan Sediaan Farmasi Dan
Bahan Medis Habis Pakai;
c. Memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.
10
Setiap kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai, harus dilaksanakan sesuai standar prosedur operasional. Standar
Prosedur Operasional (SPO) ditetapkan oleh Kepala Puskesmas. SPO
tersebut diletakkan di tempat yang mudah dilihat. Contoh standar prosedur
perasional sebagaimana terlampir.
(Permenkes No.74,2016)
11
12
BAB III
URAIAN KHUSUS
I. Uraian Umum Puskesmas Antang
1. Keadaan Geografi
Puskesmas Antang kota Makassar berdiri sejak tahun 1977 merupakan
puskesmas Pustu yang berlokasi di jalan Antang Raya dengan status aset
pemeritah daerah, kemudian di tahun 1979 dibangunlah Puskesmas Antang
yang berlokasi di jalan Antang Raya No. 43 kelurahan Antang, Kecamatan
Antang Kota Makassar.
Setelah pemerintah kota Makassar melakukan pemekaran wilayah,
maka di tahun 2018 wilayah kerja Puskesmas Antang menjadi dua
kelurahan karena data Kelurahan Bitoa belum masuk Pusdatin sehingga data
penduduk Kelurahan Bitoa masih menyatu pada Kelurahan Antang.
Wilayah kerja Puskesmas Antang terdiri atas dua kelurahan, 13 ORW dan
64 ORT dengan luas wilayah 3,94 km/segi dengan batas wilayah sebagai
berikut:
a. Sebelah timur : Berbatasan dengan Kel. Manggala
b. Sebelah selatan : Berbatasan dengan Kel. Mangkala
c. Sebelah barat : Berbatasan dengan Kel. Borong
d. Sebelah utara : berbatasan dengan Kel. Tello dan Kecamatan
Biringkanaya
2. Sarana dan Sumber Daya Kesehatan di Puskesmas Antang
a. Sarana
Jenis sarana kesehatan yang terdapat diwilayah kerja Puskesmas Antang
tahun 2018 terdiri dari:
i. Rumah Sakit Bersalin : 1 buah
ii. Balai/Klinik Pengobatan : 2 buah
iii. Dokter Praktek : 1 orang
iv. Bidan Praktek Swasta :0
v. Apotek : 9 buah
vi. Posyandu : 17 buah
12
b. Tenaga Kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan yang terdapat di Puskesmas Antang tahun
2018 sebanyak 22 orang dengan berbagai spesifikasi, yang terdiri dari:
i. Dokter Umum : 3 orang
ii. Dokter Gigi : 1 orang
iii. Perawat : 7 orang
iv. Bidan : 2 orang
v. Sanitarian : 2 orang
vi. Nutrisionis : 1 orang
vii. Ranata Lab. : 1 orang
viii. Apoteker : 1 orang
ix. Perawat Gigi : 1 orang
x. Sarjan Kesmas : Epidemologi 1 orang, Promkes 1 orang, AKK 1
orang.
3. Visi dan Misi Puskesmas Antang
a. Visi
Visi dari Puskesmas Antang adalah terwujudnya pelayanan
kesehatan yang berkualitas di wilayah kerja Puskesmas Antang.
b. Misi
i. Meningkatkan profesionalisme SDM dalam pelayanan kesehatan.
ii. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar.
iii. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
4. Motto Puskesmas Antang
Motto Puskesmas Antang adalah "Sehat Untuk Semua".
5. Tata Nilai
i. A: Amanah dan memberi pelayanan
ii. N: Nyaman
iii. T: Taat terhadap aturan dan norma yang ada
iv. A: Nyata dan santun dalam memberi pelayanan
13
v. G: Giat meningkatkan sistem informasi pelayanan (Kepala
Puskesmas Antang,2018).
II. Struktur Organisasi Puskesmas Antang
Struktur Organisasi Puskesmas Antang berdasarkan peraturan Wali Kota
Makassar Nomor 41 Tahun 2012 tanggal 19 September 2012 terdiri atas:
1. Kepala Puskesmas
2. Kepala Subbag Tata Usaha
3. Upaya kesehatan Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
a. Pelayanan Promkes serta UKS
b. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
c. Pelayanan KIA, KB
d. Pelayanan Gizi
e. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
f. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tidak Menular
g. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
4. Upaya Kesehatan Pengembangan
a. Pelayanan Kesehatan Jiwa Masyarakat
b. Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat
c. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplamnter
d. Pelayanan Kesehatan Olahraga
e. Pelayanan Kesehatan Inra
f. Pelayanan Kesehatan Lansia
g. Pelayanan Kesehatan Kerja
h. Usaha Kesehatan Lain
5. Upaya Kesehatan Masyarakat Perorangan Kefarmasian dan Laboratorium
a. Pelayanan Pemeriksaan Umum
b. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
c. Pelayanan KIA-KB
d. Pelayanan Kamar Tindakan
e. Pelayanan Gizi
f. Pelayanan Kefarmasian
14
g. Laboratorium
h. Pelayanan Kesehatan Perorangan
6. Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jaringan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
a. Pelayanan Keliling
Berdasarkan struktur organisasi dan spesifikasi ketenagaan yang terdapat
di Puskesmas Antang sebagai berikut:
1. Kepala Puskesmas
TUGAS POKOK
a. Tugas kepala Puskesmas adalah mengusahakan agar fungsi Puskesmas
dapat diselenggarakan dengan baik.
FUNGSI
a. Sebagai seorang dokter
b. Sebagai seorang manager
KEGIATAN POKOK KEPALA PUSKESMAS
a. Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
b. Melakukan pemeriksaan dan pengobatan pada penderita ddan menerima
konsultasi dari perawat atau bidan serta merujuk penderita jika perlu
c. Mengkordinir kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat
d. Mengkordinir pembinaan peran serta masyarakat melaluipendekatan
PKMD
e. Melakukan supervisi dan bintek pada seluruh staf puskesmas
f. Melakukan kerja sama lintas sektor dalam pengembangan PSM melalui
pendekatan PKMD
2. Kasubag Tata Usaha
TUGAS POKOK
a. Menyusun rencana kegiatan sub bagian tata usaha
b. Membagi tugas dan memberi petunjuk kepada bawahan
c. Melakukan penyususnan rencana program/ kebijakan puskesmas
d. Mengontrol dan merekapitulasi kehadiran pegawai sesuai daftar absensi
e. Memberikan layanan humas kepada pihak lainnya secara transparan dan
akurat sesuai petunjuk atasan
15
f. Memberikan layanan administrasi umum dan tekhnis meliputi urusan
kepegawaian, keuangan, tata usaha, perlengkapan, rumah tangga, dan
perjalanan dinas untuk kelancaran pelaksanaan tugas
g. Merencanakan dan mengusulkan kebutuhan diklat pegawai baik
struktural, teknis maupun fungsional sesuai latar pendidikan teknis
pegawai
h. Melaksanakan kegiatan pengelolaan naskah dinas yang masuk dan keluar
serta menyususn dan mengkoreksi konsep naskah dinas lainnya.
i. Mengelola arsip baik inaktif maupun statis sesuai pola kearsipan agar
mudah dan cepat ditemukan bila diperlukan
j. Melaksanakan urusan rumah tangga meliputi menata ruangan,
lingkungan dan kebersihan kantor agar terasa nyaman dalam
melaksanakan tugas
k. Merencanakan dan mengontrol pelaksanaan tugas pengamanan sarana
dan prasarana kantor baik pada jam dinas maupun diluar jam dinas agar
terjamin keamanan kantor dan lingkungan
l. Membuat laporan bulanan, triwulan dan tahunan serta hasil pelaksanaan
tugas koordinasi lainnya berdasarkan kegiatan yang dilakukan dan
sumber daya yang ada
m. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala
puskesmas.
WEWENANG
a. Memberi tugas kepada dibawahnya untuk kasus-kasus tertentu
b. Memberi teguran kepada staf dan pegawai yang melanggar
kedinasan/kedisiplinan
c. Memberi masukan penilaian SKP kepada kepala puskesmas
TANGGUNG JAWAB
a. Bertanggung jawab atas terpenuhinya tugas-tugas diatas
3. Bendahara
TUGAS POKOK
a. Membuat RKA anggaran keuangan selama setahun
16
b. Membuat SPJ untuk kegiatan operasional
c. Membuat buku kas umum, SPJ pengesahan, berita acara pemeriksaan
kas, registrasi penutupan kas, laporan pajak untuk kegiatan operasional
dan bantuan operasional kesehatan (BOK)
d. Membuat SPP dan SPM untuk pengajuan dokumen ke badan pengelola
keuangan daerah
e. Mengajukan pencairan uang UP
f. Mengajukan pencairan uang GU
g. Mengajukan pencairan uang LS
h. Membayarkan kegiatan operasional dan BOK
i. Membukukan semua kegiatan penerimaan dan pembayaran dana yang
diterima
j. Membuat laporan keuangan bulanan, tribulan dan tahunan
k. Melaporkan ke kantor pajak semua kegiatan perpajakan
l. Melakukan pencatatan dan pmbukuan kas dan buku bantu penerimaan
dan pengeluaran dan bantuan operasional kesehatan (BOK)
m. Membuat laporan keuangan (penerimaan dan pengeluaran) dan laporan
kegiatan BOK sesuai format yang telah ditentukan
n. Membuat SPJ dan pendukung lainnya
o. Membuat laporan tahunan
4. Pelaksana Farmasi
a. Apoteker
TUGAS POKOK
i. Melakukan pelayanan resep mulai dari menerima resep, menyerahkan
obat sesuai resep dan menjelaskan kepada pasien tentang pemakaian
obat.
ii. Memberikan KIE kepada pasien
iii. Merencanakan kebutuhan obat dan perbekalan kefarmasian bulanan
dan tahunan
iv. Mengelola pemasukan obat dan alat kesehatan dari gudang farmasi
17
v. Mengelola pengeluaran dan pendistribusian obat kepada unit-unit
yang adadi puskesmas antang dan kegiatan puskesmas keliling
vi. Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi
vii. Mengkordinir kegiatan kefarmasian di Puskesmas
viii. Memastikan kegiatan kefarmasian di puskesmas berjalan dengan baik
ix. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai bidang
tugas untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
b. Asisten Apoteker
TUGAS POKOK
i. Melakukan pelayanan kefarmasian meliputi penerimaan resep dari
pasienkemudian memberikan obat sesuai resep
ii. Memberikan pelayanan informasi obat
iii. Melakukan peracikan obat apabila terdapat resep untuk diracik
iv. Sebagai pelaksana administrasi ata teknis penerimaan obat
5. Dokter Gigi
TUGAS POKOK
a. Tugas pokok dokter gigi adalah mengusahakan agar pelayanan kesehatan
gigi dan mulut diwilayah kerja Puskesmas dapat berjalan dengan baik.
FUNGSI
a. Memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di wilayah kerja
puskesmas secara teratur
b. Supervisisal dan bimbingan teknis pada perawatan gigi dipuskesmas.
KEGIATAN POKOK DOKTER GIGI
a. Memberikan penyuluhan kesehatan gigi pada penderita dan masyarakat
di wilayah kerjanya
b. Membantu melaksanakan kegiatan fungsi manajemen
c. Membantu pembinaan kerjasama lintas sektor dalam pembangunan peran
serta masyarakat melalui pendekatan PKMD
6. Koordinator Pelaksanaan KIA
a. Tugas pokok koordinator pelaksana KIA adalah melaksanakan pelayanan
KIA dan KB
18
b. Fungsi koordinator KIA adalah membantu kepala puskesmas
mengkoordinir dan melaksanakan kegiatan KIA dan KB
c. Kegiatan pokok pelaksana KIA:
i. Melaksanakan pemeriksaan dan perawatan berkala bagi bumil,
bususi, bayi dan anak balita di puskesmas dan di lapangan dalam
wilayah kerja puskesmas
ii. Melatih dan membina kursus penyegaran bagi dukun bayi
iii. Memberi rujukan persalinan bagi bumil
iv. Memberi imunisasi bagi ibu hamil
v. Mencatat dan melaporkan kegiatan KIA/KB baik dipuskesmas
maupun di luar puskesmas
vi. Memberi penyuluhan KIA dan KB
vii. Membina murid TK dan guru TK
viii. Memberi pelayanan KB dan pembinaan bagi akseptor baru dan
ulang/aktif baik dipuskesmas maupun di lapangan
ix. Membina pos KB/Posyandu di wilayah kerjanya
7. Bidan
a. Tugas pokok bidan adalah melaksanakan pelaksanaan KIA dan KB
b. Fungsi bidan adalah membantu dokter dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan di Puskesmas
c. Kegiatan pokok bidan:
i. Melaksanakan pemeriksaan berkala kepada ibu hamil, ibu
menyususi, bayi dan anak-anak di Puskesmas
ii. Memberi pelayanan kontrasepsi dan akseptor KB
iii.Menyampaikan cara pemberian makanan tambahan pada bayi yang
membutuhkan dan penyuluhan kesehatan dalam bidang KIA dan
KB. Melaksanakan imunisasi pada bayi dan bumil
iv. Memberikan pengobatan pada bayi, dan anak-anak yang berkunjung
ke Puskesmas
v. Turun ke lapangan (Posyandu) setiap bulan
vi. Membuat pencatatan dan pelaporan setiap akhir bulan
19
8. Program UKS
a. Tugas pokok program UKS adalah melaksanakan kegiatan usaha
kesehatan sekolah di wilayah kerja Puskesmas
b. Fungsi program UKS adalah membantu kepala Puskesmas melaksanakan
kegiatan usaha kesehatan sekolah
c. Kegiatan pokok program UKS
i. Membina sarana keteladanan gizi, sarana keteladanan lingkungan
serta membina kebersihan perorangan
ii. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berperan dalam
membentuk kader kesehatan sekolah dan dokter kecil
9. Program Gizi
a. Tugas pokok program gizi adalah melaksanakan kegiatan perbaikan gizi
diwilayah kerja Puskesmas
b. Fungsi program gizi adalah membantu kepala Puskesmas melaksanakan
kegiatan-kegiatan Puskesmas
c. Kegiatan-kegiatan program gizi:
i. Melakukan pemantauan status gizi anak balita
ii. Mamonitoring anak balita gizi buruk dan gizi kurang setiap bulan
iii.Melakukan pemantauan garam beriyodium terutama pada bulan
Februaru dan Agustus.
iv. Melakukan kegiatan di Posyandu (Kepala Puskesmas Antang,2018).
III. Kegiatan Kefarmasian di Puskesmas Antang
Sesuai dengan bidang yang sedang di tempuh, maka pada bab III ini
penulis juga memasukkan hal-hal yang berkaitan dengan kefarmasian sebagai
urain khusus dari laporan ini. Adapun hal-hal yang berhubungan dengan
kefarmasian di Puskesmas Antang adalah sebagai berikut:
20
1. Struktur Organisasi Ruang Obat
PEMBINA
dr.Hj.Roslyna Abu Bakar
APOTEKER
ADMINISTRASI GUDANG FARMASI
A.Tenri Olle Nurafni,S.Farm. Wahyu Nurfajrin,S.Farm
S.Darma,S.Si,Apt.
21
h. Triheksipenidil Tab.
i. Codein Tab.
j. Klorpromazin
k. Haloperidol
4. Alur Pelayanan Ruang Obat
Datang Membawa Resep
Resep
Apoteker/Asisten Apoteker
Cek/Periksa Resep
Lengkap
Siapkan Obat
Racikan/non racikan
Pemberian Etiket
Pulang
Proses seleksi sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan
dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi sediaan farmasi
periode sebelumnya, data mutasi sediaan farmasi, dan rencana pengembangan.
Sedangkan di Puskesmas Antang dalam melakukan perencanaan berdasarkan
pada pola konsumsi pemakaian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
pada bualan sebelumnya.
Seluruh penggunaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis pakai di
Puskesmas Antang dibuat dalam rekapan dari masing-masing unit (Home Care,
22
Imunisasi, Laboratorium, Poli Gigi, Poli KIA/KB, Poli Umum, Pukesdes,
Puskel, dan UGD) untuk dimasukkan dalam laporan pemakaian dan lembar
permintaan obat (LPLPO).
Setelah LPLPO dibuat, permintaan diajukan di Gudang Farmasi Dinkes
Kota Makassar sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kebijakan
pemerintah daerah setempat.
Pada saat penerimaaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
disesuaikan dengan permintaan yang telah diajukan. Kemudian dilakukan
pengecekan mulai dari kelengkapan jumlah, kemasan, bentuk sediaan sesuai
dengan LPLPO, ED, ditanda tangani oleh penanggung jawab Farmasi dan
diketahui oleh kepala puskesmas.
Penyimpanan obat di Puskesmas Antang mencakup 2 tempat. Pertama
yaitu di gudang obat Puskesmas penyimpanannya berdasarkan indikasi dan
bentuk sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai. Kedua yaitu
penyimpanan di ruang obat berdasarkan bentu sediaan dan disusun secara
alfabetis. Penyimpanan obatnya juga memperhatikan sistem FEFO dan FIFO.
Adapun penyimpanan obat-obat khusus (Narkotik dan Psikotropik, LASA,
Hight Alert dan Suppositoria) yaitu:
a. Narkotik dan Psikotropik disimpan dalam lemari 2 pintu yang dilengkapi
dengan kunci
b. Obat LSA diberi label LASA
c. Obat Hight Alert diberi label Hight Alert
d. Untuk Suppositoria disimpan di lemari pendingin
Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di
Puskesmas Antang selain didistribusikan langsung ke pasien juga
didistribusikan ke tiap-tiap unit sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit.
Pemusnahan obat di Puskesmas Antang yaitu dengan membuat berita
acara pemusnahan kemudian di bawa ke Gudang Farmasi beserta dengan
obatnya.
23
Untuk pengendalian penggunaan sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai segala aspek yang dapat mempengaruhi mutu sediaan sedapat mungkin
diminimalisir.
Untuk Administrasi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
dibuatkan rekapan harian dan bulanan yang kemudian dapat menjadi acuan
untuk permintaan selanjutnya.
Pemantauan dan evaluasi akan dilakukan oleh Dinkes Kota yang datang
langsung ke puskesmas dan meninjau segala aspek yang dilakukan pada tiap
Unit di Puskesmas.
24
25
BAB IV
PEMBAHASAN
I. Masalah yang di Temukan dan Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah kami melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Puskesmas
Antang selama 2 minggu kami banyak mendapatkan banyak pengetahuan seputar
pelayanan dan ilmu yang bermanfaat bagi pelayanan obat di puskesmas yang pada
dasarnya kami telah mendapatkannya di bangku kuliah.
Kami mengetahui bahwa semua sistem pelayanan yang berada di Puskesmas
antang tidak terdapat pungutan biaya apapun yang dapat memberatkan
masyarakat, namun bukan berarti tidak memperdulikan mutu pelayanan dan
kesembuhan pasien.
Adapun masalah yang ditemukan dilapangan beserta dengan alternatif
pemecahan masalahnya yaitu: Yang pertama, tidak ada ruang peracikan obat obat
dapat di atasi dengan meningkatkan pembangunan sarana dan prasrana untuk
menjamin mutu dan keamanan obat yang di racik; yang kedua, tidak ada lemari
pendingin di ruang obat alternatifnya yaitu dengan menyediakan lemari pendingin
di ruang obat agar stabilitas obat tetap terjaga; yang ketiga, posisi gudang obat dan
ruang obat yang berjauhan, untuk mengefisienkan waktu sebaiknya ruang obat
dan gudang obat berdekatan sehingga pada proses pelayanan lebih optimal; yang
keempat, kartu stok obat yang sering tidak sesuai dengan fisik obat yang ada.
Adapun Salah satu metode yang di terapkan adalah selalu melakukan double cek
kartu stok obat, maksudnya untuk obat yang keluar selain obat di tulis pada kartu
stok juga di laporkan di meja pelyanan; yang kelima, Peresepan obat-obat
narkotik dan psikotropik tidak diberi tanda. Alternatif untuk mencegah terjadinya
kesalahan adalah kita sebagai TTK harus bijak dan selalu berhati-hati dalam
memberikan obat kepada pasien khususnya obat-obat narkotik dan psikotropik.
25
27
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
I. Kesimpulan
Pengelolaan Puskesmas Antang sebagaian besar sudah sesuai dengan
peraturan yang berlaku (Permenkes RI No.43 Tahun 2019). Adapun bila ada
ketidaksesuaian yang terjadi hal tersebut adalah kebijakan dari Puskesmas itu
sendiri.
II. Saran
Durasi waktu pelaksanaan PKL yang begitu singkat, diharapkan
kedepannya dapat di monitoring lagi jadwal pelaksanaannya agar mahasiswa
mempunyai kesempatan yang lebih lama untuk belajar di lahan PKL.
26
28
DAFTAR PUSTAKA
Direktur Akfar yamasi. 2020. Panduan Pelaksanaan Praktek Kerja lapangan
2019/2020. Akfar Yamasi: Makassar
27
28