Novi Diah Rakhmawati, Prof. Dr. Ir. C. Danisworo, M.T.,M.Sc, Intan Paramita Haty,
S.T., M.T.
SARI
Indonesia memiliki sumber daya energi yang melimpah, dimana sumber daya
alam yang konvensional maupun non-konvensional masih banyak yang belum
dieksploitasi. Ketergantungan Indonesia akan energi fosil sudah seharusnya dikurangi,
dimana puncak produksi minyak sebesar 1,6 juta barel per hari menurun menjadi
861.000 barel per hari pada tahun 2012. Penurunan yag sangat signifikan ini
menandakan ketergantungan kita terhadap minyak harus segera dikurangi dengan
salah satunya menggunakan gas alam dan gas non-konvensional.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah : tipe, jenis da
nasal fluida, temperatur bawah permukaan, dan besar potensi cadangan energi dengan
menggunakan metode natural heat loss pada lapangan panasbumi “X” pada daerah
penelitian.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di daerah Bandar jaya dan sekitarnya, secara administratif
terletak pada Kecamatan Lengkiti, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi Sumatra
Selatan. Lokasi penelitian merupakan bagian dari Cekungan Sumatra Selatan yang
termasuk kedalam Subcekungan Palembang. Lokasi penelitian trletak pada koordinat
(UTM-WGS84 zona 48 S) 400000 – 404000mT dan 9515600 – 95134000mU.
Manfaat Penelitian
Manfaat bagi perusahaan dan daerah penelitian adalah ersedianya data hasil
analisis dari daerah penelitian serta pemahaman tentang karakteristik reservoir
sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan perencanaan pengembangan
eksplorasi.
Manfaat bagi perusahaan dan universitas adalah menjalin hubungan baik antara
perusahaan terkait, yaitu PT. Pertamina Geothermal Energy dan universitas yakni
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian terdiri dari empat tahap,
yaitu: (1) Pendahuluan, (2) Pengumpulan data, (3)Analisis data, dan (4) Penyusunan
data, (5) Hasil.
Dasar Teori
a. Sistem Panasbumi
b. Manifestasi Panasbumi
Manifestasi permukaan adalah segala bentuk, rupa, gejala, dan aktivitas
kebumian di permukaan yang mengindikasikan kemungkinan adanya potensi
panasbumi daerah tersebut. (Sumotarto, 2015).
Kenampakan paling jelas dari suatu reservoir panasbumi terjadi ketika fluida
panasbumi merembes ke permukaan sepanjang bidang sesar dan rekahan atau melalui
singkapan batua-batuan permeabel, tergantung pada temperatur reservoir dan
kecepatan aliran. Manifestasi permukaan ini dapat berbentuk rembesan (seeps),
fumarol, mata air panas, mata air mendidih, geyser, kawah letusan freatik, dan zona-
zona alterasi batuan asam. Selain itu, bisa dapat berupa endapan-endapan silica sinter
dan travertine. (Sumotarto, 2015).
c. Daftar Penerapan Geokimia
Aktivitas kimia yang terjadi dalam proses pembentukan sistem panasbumi
bukan saja memahami apa yang terjadi dalam batuan penyusun sistem panasbum,
tetapi juga aspek kimia (komposisi, reaksi, dan perubahan) yang berlangsung dalam
fluida panasbumi harus dipahami untuk mampu memprediksi potensi energi
panasbumi yang ada. Selain itu, geokimia panasbumi juga menganalisis pembentukan
dan perubahan mineral penyusun batuan, tetapi juga sifat kimia fluida yang digunakan
untuk memprediksi temperatur, yang dikenal dengan cabang ilmu geotermometer.
Filosofi metode geokimia dalam eksplorasi panasbumi adalah bahwa fluida-fluida di
permukaan (larutan cair dan campuran gas) mencerminkan kondisi kimia-fisika dan
panas di dalam reservoir. Studi geokimia semacam fluida panasbumi pada prinsipnya
melibatkan tiga tahapan, yaitu pengambilan sampel, analisis data, dan interpretasi data.
(Sumotarto, 2015)
Tujuan metode geokimia digunakan dalam penelitian eksplorasi panasbumi
adalah untuk mengkaji kemungkinan pengembangan sumberdaya panasbumi. Data
yang sering digunakan dalam metode geokimia adalah data manifestasi air panas dan
gas, serta dasa isotop. Data tersebut digunakan untuk mengkaji kemungkinan
pengembangan sumberdaya panasbumi yang meliputi berbagai parameter yakni
penentuan potensi sumberdaya, perkiraan temperatur reservoir, dan permeabilitas dan
porositas pada batuan. (Lawless, 1996)
d. Geokimia Air
Sifat kimia air panasbumi pada manifestasi permukaan berupa mata air panas
yang memiliki komposisi kimia yang bermacam-macam. Komposisi kimia ini dapat
digunakan untuk interpretasi pada kegiatan eksplorasi panasbumi. Nicholson (1993)
menjelaskan kegunaan setiap unsur kimia yang biasanya berada dalam air panasbumi.
Unsur-unsur yang ada pada sistem panasbumi antara lain: Silika (SiO2), Ammonia
(NH4+), Boron (B), Argon (Ar), Sodium (Na+) dan Potasium (K+), Lithium (Li+),
Rubidium (Rb+), Cessium (Cs+), Kalsium (Ca2+), Magnesium (Mg2+), Flourida (F-),
Klorida (Cl-), Bikarbonat (HCO3-), dan Sulfat (SO42-).
e. Jenis Air Panasbumi
1. Jenis air yang sering ditemukan pada kedalaman tertentu dalam sistem
panasbumi temperatur tinggi memiliki kandungan pH mendekati netral
dengan klorida sebagai anion dominan. Jenis air lain yang ditemui
merupakan hasil dari interaksi fluida dengan batuan melalui proses fisik dan
kimiawi. Jenis-Jenis air yang diuraikan sebagai berikut merupakan
klasifikasi air berdasarkan kandungan anion dominan dalam air: Air Klorida
(Chloride Waters), Air Sulfat (Acid-Sulphate Waters), Air Bikarbonat
(Bicarbonate Waters), Air Sulfat-Klorida (Sulphate-Chloride Waters), dan
Air Klorida-Bikarbonat (Chloride-Bicarboante Waters).