Anda di halaman 1dari 2

Hadirin yang saya hormati, pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat

Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberian kita nikmat sehat serta sempat sehingga kita
dapat berkumpul disini bertholabul ilmi mencari ridho ilahi
Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan ceramah tentang dampak negatif film.
Film adalah salah satu jenis hiburan yang banyak disukai orang. Film memiliki banyak genre
salah satunya horor dan film horor memiliki beberapa subgenre seperti gore dan slasher.
Film slasher umumnya memiliki formula khusus, yaitu menghadirkan sosok yang memiliki
pengalaman buruk di masa lalu, mengalami trauma parah, sehingga memicu gangguan mental
yang 'melahirkan' sosok psikopat. Beberapa film slasher yang terkenal antara lain Halloween,
Friday 13th, Scream, A Nightmare on Elm Street, dan Joker.
Salah satu dampak negatif dari film slasher adalah efek meniru (copycat effect). Dokter
spesialis kedokteran jiwa, Agung Frijanto mengatakan ada sejumlah kelompok yang memang
rentan untuk terkena dampak psikologis akan tontonan slasher, horor, thriller, dan sejenisnya,
yaitu kelompok usia balita, anak-anak, dan remaja awal. Psikolog Klinis Anak dan Remaja Listya
Paramita berpendapat, secara tahap perkembangan kognitif, usia 17 tahun memang sudah
masuk dalam tahap operasi formal. Artinya, secara mental sudah dapat berpikir logis. Sehingga
sudah mampu memaknai isi film dengan logis dan tepat ketimbang usia di bawahnya.
Sedangkan bagi balita, anak-anak, dan remaja awal, menonton film slasher akan membuka
peluang bagi mereka untuk menirukan perilaku abnormal sang tokoh, sehingga dibutuhkan
pendampingan untuk memaknai film tersebut.
Dampak lain dari menonton film slasher untuk orang dibawah umur adalah anak mungkin
saja belum siap untuk melihat adegan-adegan maupun kalimat di film tersebut. Akibatnya, anak
tidak mampu memahami dan menganalisa film, sehingga hanya fokus pada adegan yang
diperlihatkan dalam film.
“Penyerapan yang diambil dari film tanpa ada diskusi lebih lanjut dengan orang dewasa pun
akan meninggalkan jejak trauma tidak langsung di sistem otak anak,” kata Samanta kepada
Kompas Lifestyle, Jumat (4/10).
Beberapa dampak yang terjadi sebagai bentuk trauma di antaranya mimpi buruk, anak
mengalami kecemasan, ketakutan, dan dampak terburuk adalah emosi serta pola pikir tokoh
dalam film mempengaruhi kehidupan mereka di kemudian hari.
Dengan kata lain, efek psikologi dalam sebuah tontonan dinilai sangat perlu dipahami. Itu
sebabnya, penonton benar-benar diharapkan mematuhi aturan terkait klasifikasi usia dari
Lembaga Sensor Film (LSF). film-film slasher dan yang bergenre serupa lekat dengan kekerasan,
pembunuhan, mental illness dan dibuat untuk penonton usia 17 tahun ke atas.

Anda mungkin juga menyukai