Anda di halaman 1dari 12

TUGAS TEKNIK LINGKUNGAN

MINAMATA
Dibuat dalam rangka untuk memperoleh nilai

Agus Syahabuddin S.T.,M.M.

Dibuat Oleh :

Irvan Harno Firmansyah (181010800415)

Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik

Universitas Pamulang
2019-2020
BAB.I

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang


Penyakit minamata mendapat namanya dari kota Minamata. Penyakit minamata atau
Sindrom minamata adalah sindrom kelainan fungsi saraf yang disebabkan oleh
keracunan akut air raksa. Penyakit ini mewabah mulai tahun 1958, pada waktu itu terjadi
masalah wabah penyakit di kota Mintamana Jepang. Ratusan orang mati akitbat penyakit
yang aneh dengan gejala kelumpuhan syaraf. Melalui pengamatan yang mandala tentang
gejala penyakit dan kebiasaan orang jepang, termasuk pola makan kemudian diambil suatu
hipotesis. Hipotesisnya adalah bahwa penyakit tersebut mirip orang yang keracunan logam
berat. Kemudian dari kebudayaan setempat diketahui bahwa orang Jepang mempunyai
kebiasaan mengkonsumsi ikan laut dalam jumlah banyak. Dari hipotesis dan kebiasaan pola
makan tesebut kemudian dilakukan eksperimen untuk mengetahui apakah ikan-ikan di Teluk
Minamata banyak mengandung logam berat (merkuri). Kemudian di susun teori bahwa
penyakit tesebut diakibatkan oleh keracunan logam merkuri yang terkandung pada ikan. Ikan
tesebut mengandung merkuri akibat adanya orang atau pabrik yang membuang merkuri ke
laut. Penelitian berlanjut dan akihirnya ditemukan bahwa sumber merkuri berasal dar pabrik
batu baterai Chisso. Akhirnya pabrik tersebut ditutup dan harus membayar kerugian kepada
penduduk Minamata
Gejala-gejala sindrom ini seperti kesemutan pada kaki dan tangan, lemas-lemas,
penyempitan sudut pandang dan degradasi kemampuan berbicara dan pendengaran. Pada
tingkatan akut, gejala ini biasanya memburuk disertai dengan kelumpuhan, kegilaan, jatuh
koma dan akhirnya mati. Raksa banyak digunakan sebagai bahan amalgam gigi, termometer,
barometer, dan peralatan ilmiah lain, walaupun penggunaannya untuk bahan pengisi
termometer telah digantikan dengan alasan kesehatan dan keamanan karena sifat toksik yang
dimilikinya. Minamata adalah sebuah desa kecil yang menghadap ke laut Shiranui, bagian
selatan Jepang sebagian besar penduduknya hidup sebagai nelayan, dan merupakan
pengkonsumsi ikan cukup tinggi. Tahun 1908 berdiri PT Chisso dengan Motto “Dahulukan
Keuntungan” perkembangannya pada tahun 1932. Industri ini berkembang dan memproduksi
berbagai jenis produk dari pewarna kuku sampai peledak. Bencana mulai nampak pada tahun
1949 ketika hasil tangkapan mulai menurun drastis ditandai dengan punahnya jenis karang
yang menjadi habitat ikan yang menjadi andalan nelayan Minamata. Pada tahun 1953
beberapa ekor kucing yang memakan ikan dari teluk Minamata mengalami kejang, menari-
nari, dan mengeluarkan air liur beberapa saat kemudian kucing ini mati. Tahun 1956 adanya
laporan kasus gadis berusia 5 tahun yang menderita gejala kerusakan otak, gangguan bicara,
dan hilangnya keseimbangan sehingga tidak dapat berjalan. Menyusul kemudian adalah adik
dan empat orang tetangganya. Pada tahun 1960 bukti menyebutkan bahwa PT Chisso
memiliki andil besar dalam tragedi Minamata, karena ditemukan Methyl-Hg dari ekstrak
kerang dari teluk Minamata. Pada tahun 1968 pemerintah secara resmi mengakui bahwa
pencemaran dari pabrik Chisso sebagai sumber penyakit minamata. Penyakit ini ternyata juga
ditemukan pada janin bayi. Penyakit ini ternyata menurun secara genetis sehingga keturunnya
dipastikan akan menidap penyakit minamata, sehingga orang-orang disana tidak mau
mengakui bahwa mereka berasal dari Minamata karena takut tidak ada orang yang mau
menjadi jodohnya.

I.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan
hidup
2. Agar kita mengetahui dampak dari kerusakan lingkungan,salah satunya dalam
permasalahan limbah merkuri di Minanata

I.3 Rumusan Masalah


Dari latar belakang dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa masalah lingkungan yang terjadi di Teluk minamata?
2. Kapan masalah di teluk minamata mulai muncul?
3. Apa yang menyebabkan masalah lingkungan di teluk minamata?
4. Apa saja kerugian yang diakibatkan dari masalah di teluk minamata?
5. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah tersebut?
6. Apa saja hambatan yang menyebabkan lamanya penanganan masalah
lingkungan di minamata?
BAB II
LANDASAN TEORI

II.1 Defenisi lingkungan hidup


“Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.”

II.2 Pencemaran lingkungan


Berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alami, sehingga
mutu kualitas lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan tidak
dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Masuknya bahan pencemar atau polutan kedalam lingkungan tertentuyang
keberadaannya mengganggu kestabilan lingkungan.

II.3 Perubahan lingkungan


Faktor faktor Penyebab Perubahan Lingkungan.
1. Faktor Alam.
Faktor yang dapat menimbulkan kerusakan antara lain gunung meletus, gempa
bumi,angin topan, kemarau panjang, banjir, dan kebakaran hutan.
2. Faktor Manusia.
Kegiatan manusia yang menyebabkan perubahan lingkungan misalnya, membuang
limbah ( limbah rumah tangga, industri, pertanian, dsb ) secara sembarangan,
menebang hutan sembarangan, dsb.

Suatu zat dapat disebut polutan apabila:


1. Jumlahnya melebihi jumlah normal.
2. Berada pada waktu yang tidak tepat.
3. Berada di tempat yang tidak tepat.

Sifat polutan adalah :

1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak
merusak lagi.
2. Merusak dalam waktu lama.
BAB III

PEMBAHASAN MASALAH LINGKUNGAN DI TELUK MINAMATA

III.1 Permasalahan Yang Terjadi Di Minamata


Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dapat
memacu t e r j a d i n y a pencemaran lingkungan baik itu pencemaran air,
pencemaran udara maupun pencemaran tanah. Pencemaran air akibat dari aktivitas industry
harus dikendalikan sejak dini karena limbah yang berasal dari kawasan industry baik yang sudah diolah
maupun belum pada akhirnya juga akan dibuang ke pantai. Haltersebut merupakan masalah
yang serius bagi kelangsungan hidup manusia maupun kehidupan alamsekitarnya dan biota laut.
Pencemaran air itu sendiri adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,zat,energy, dan atau
komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan airoleh kegiatan manusia,sehingga
kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidakdapt berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya atau fungsinya.
Pencemaran lingkungan yang cukup terkenal di Jepang adalah masalah kerusakan laut shiranui di
kawasan teluk minamata.kondisi laut di minamata sudah mengalami kerusakan sehingga laut itutidak dapat
menjalankan fungsinya dengan baik. Diketahui laut ini banyak mengandung logam berat dengan kadar yang
sudah tidak aman lagi.Karena kadar logam berat yang di kandungnya sudah begitu tinggi banyak
permasalahan yang ditimbulkan oleh pencemaran laut ini.penyakit-penyaakit aneh mulai timbul bahkan tak
jarang mengakibatkan kematian,baik manusia,hewan dan juga ekosistem laut itu sendiri. Penyakit yang
melanda daerah ini kemuadian dikenal dengan penyakit minamata.

III.2 Penyebab Dari Kerusakan Laut Minamata.


Tahun 1959 merupakan tahun yang penting, baik bagi para penderita penyakit
Minamata maupun terhadap riwayat penelitian dari penyakit tersebut. Merkuri, yang telah
dicurigai sebagai penyebab sejak sekitar September 1958, mengundang lebih banyak
perhatian lagi. Tanggal 19 Februari 1959, Tim Survei Penyakit Minamata/Keracunan
Makanan dari Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan mengumumkan pentingnya
penelitian terhadap distribusi merkuri pada Teluk Minamata. Tim ini dibentuk pada Januari
1959 sebagai tim penelitian di bawah Kementerian Kesehatan Masyarakat, semua anggotanya
berasal dari Kelompok Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Kumamoto. Sebagai hasil
survey tersebut, terungkap sebuah fakta yang mengejutkan. Disebutkan, kadar merkuri yang
sangat tinggi dideteksi pada tubuh ikan, kerang-kerangan, dan lumpur dari Teluk Minamata
yang dikumpulkan pada saat terjadinya penjangkitan Penyakit Minamata. Secara geografi,
merkuri ditemukan dalam konsentrasi tertingginya di sekitar mulut kanal pembuangan pabrik
Chisso dan kadarnya menurun pada jarak yang jarak semakin jauh ke laut lepas. Data tersebut
dengan jelas menunjukkan bahwa merkuri berasal dari kanal pembuangan pabrik dalam
lumpur (masyarakat menyebutnya dobe) sekitar mulut saluran pembuangan di Hyakken, dua
kilogram merkuri per ton, seakan tempat tersebut merupakan tambang merkuri. Wajar jika
kemudian kelompok penelitian yang melakukan studi di tempat tersebut dibuat terkejut.
Kelak, sebuah cabang baru perusahaan Chisso ”Minamata Chemicals”dibuat khusus untuk
mengklaim merkuri yang terdapat di dalam Teluk Minamata, maka Pantai Minamata memang
telah menjadi sebuah tambang merkuri.Konsentrasi merkuri yang tinggi tidak hanya
ditemukan di Teluk Minamata. Kadar yang tinggi juga ditemukan pada rambut warga yang
tinggal di sepanjang Laut Shiranui, khususnya di distrik Minamata. Setelah dibandingkan
dengan penduduk di kota Kumamoto. Level tertinggi dari merkuri yang dideteksi pada rambut
penderita penyakit Minamata adalah 705 ppm, jumlah tertinggi dari warga Minamata yang
sehat adalah 191 ppm, dan mereka yang tinggal di luar areal Minamata adalah sekitar 4,42
ppm. Kadar merkuri yang besar juga dideteksi pada air seni penderita Penyakit Minamata,
berkisar antar 30-120 gamma per hari. Konsentrasi merkuri yang tinggi ditemukan pada ikan
dan kerang-kerangan yang berasal dari Teluk Minamata, dan menyebabkan Penyakit
Minamata pada tikus dan kucing percobaan. Mereka memiliki kandungan merkuri antara 20-
40 ppm, yang memperkuat dugaan bahwa merkuri telah menyebar luas pada area Laut
Shiranui. Standar nasional merkuri yang diperbolehkan di lingkungan saat ini adalah 1,0 ppm.
Tingkat merkuri yang tinggi juga ditemukan pada organ-organ mayat penderita penyakit
Minamata dan dalam organ kucing, baik yang secara alami, maupun yang mengalaminya
karena dalam percobaan diberi makan ikan dan kerang-kerangan dari Teluk Minamata.
Ditemukannya kadar merkuri yang tinggi pada rambut penduduk di distrik ini menunjukkan
mereka-orang dewasa, bayi, anak-anak dan ibu mereka-semua terkontaminasi merkuri berat,
dengan atau tanpa adanya gejala dengan mereka. Jika masalah ini ditanggapi dengan baik,
mungkin dapat meramalkan datangnya perjangkitan Penyakit Minamata yang laten. Sebelum
kasus-kasus pasien dengan omset yang lambat dan gejala-gejala laten menjadi masalah serius
seperti sekarang ini. Meski demikian, dalam kenyataannya, kandungan merkuri pada rambut
tidak dianggap sebagai faktor menentukan dalam menegakkan diagnosa Penyakit Minamata,
dan meletakkan garis batas bahwa kandungan merkuri pada rambut penduduk adalah tinggi,
baik pasien ataupun bukan. Jadi, di sini juga terjadi suatu kesalahan dalam memanfaatkan data
yang ada. Meski harus diakui, Kelompok Penelitian telah mengumpulkan data-data yang
berguna menyangkut Penyakit Minamata dan merkuri.
Pada 22 Juli 1959, Kelompok Penelitian Penyakit Minamata mengambil kesimpulan
di akhir penemuan: ”Penyakit Minamata merupakan suatu penyakit neurologis yang
disebabkan oleh konsumsi ikan dan kerang-kerangan lokal, dan merkuri telah menarik
perhatian besar sebagai racun yang telah mencemari ikan dan kerang-kerangan.” Teori
Merkuri Organik.
Tanggal 12 November 1959, anggota Komite Dewan Investigasi Makanan dan Sanitasi
Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan memaparkan laporan berikut ini kepada menteri
berdasarkan laporan oleh Tim Survei Keracunan Makanan/Penyakit Minamata. Penyakit
Minamata adalah suatu penyakit keracunan yang utamanya mempengaruhi sistim saraf pusat
akibat mengkonsumsi ikan dan kerang-kerangan dari Teluk Minamata dan sekitarnya dalam
jumlah besar, dimana agen penyebab utamanya adalah semacam campuran merkuri organik.
Jadi, dalam hal ini merkuri organik secara resmi diumumkan sebagai substansi penyebab
Penyakit Minamata. Walau begitu, tanggal 13 November, di hari berikutnya, Tim Survei
Penyakit Minamata/Keracunan Makanan dari Dewan Investigasi Makanan dan Sanitasi
dibubarkan secara resmi oleh Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan.
Sementara itu, Dr. Leonard T. Kurland (NIH USA) mengunjungi Minamata pada September
1958 dan memeriksa beberapa pasien. Ia mengambil beberapa contoh makanan dari laut, air
laut dan lumpur untuk dibawa ke Amerika dan dianalisa. Ia menulis sebuah artikel pada
sebuah surat kabarAsahi Shinbun dan Mainiji Shinbun tanggal 8 Desember 1959, yang
memperkuat kesimpulan yang dibuat oleh Universitas Kumamoto bahwa substansi penyebab
dari Penyakit Minamata adalah merkuri organik. Sebelum ditemukan bahwa merkuri
merupakan penyebab dari penyakit minamata, banyak teori yang muncul dari berbagai
peneliti mengenai penyebab dari penyakit minamata ini. Adapun teori-teori tersebut antara
lain:
 Teori Mangan
September 1956, beredar sebuah isu di Minamata bahwa kemungkinan mangan
merupakan penyebab utamanya. Sumber dari berita ini adalah Kelompok Peneliti Kumamoto.
Mangan wajar dicurigai sebagai substansi penyebab, karena kelainan pada sistem
ekstrapiramidal ditetapkan sebagai salah satu gejala klinis yang khas, ditambah lagi bila ada
alterasi pada gangguan basalis. Mangan juga merupakan suatu kemungkinan yang logis
karena kandungannya ditemukan pada air laut, air limbah, ikan, kerang, dan juga dalam
organ-organ dalam penderita dalam jumlah besar. Secara resmi, mangan diumumkan sebagai
penyebab yang dicurigai pada tanggal 4 November 1956, pada konferensi pertama yang
diadakan Kelompok Peneliti Penyakit Minamata untuk melaporkan temuan mereka.
 Teori Thallium
Pada Mei 1958, diperkenalkan sebuah teori baru, yang mengajukan thallium sebagai
penyebab. Hal ini terjadi karena thallium ditemukan dalam jumlah besar (300 ppm) pada
limbah dan pembuangan pabrik di Teluk Minamata. Thallium yang secara eksperimental
sangat beracun, ditemukan terkandung dalam debu yang dihasilkan oleh Cottreli precipitator
yang digunakan dalam produksi asam sulfur di pabrik.Namun setelah diadakan penelitian
lebih lanjut ternyata gejala penyakit akibat thallium, cukup berbeda dengan penyakit
Minamata. Sehingga teori thallium tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
 Teori Selenium
Bulan April 1957, teori selenium sebagai penyebab utama diperkenalkan oleh Profesor
Kitamura, mengingat sejumlah besar selenium ditemukan pada cairan limbah yang dibuang
oleh pabrik di teluk minamata. Secara klinis, gangguan penglihatan dan ginjal akibat
keracunan selenium terlihat lebih signifikan jika dibandingkan dengan penyakit Minamata.
Namun, pada keracunan selenium, lesi pada sel korteks otak jarang ditemukan dan
perwujudan klinisnya terbatas pada bergugurannya rambut dan memberatnya gejala-gejala
umum. Dengan demikian, teori selenium akhirnya ditolak. Kecurigaan Pada Merkuri

III.3 Dampak yang ditimbulkan


Kerusakan yang terjadi pada laut minamata yang disebabkan tingginya kandungan
logam berat menimbulkan banyak masalah lainnya yang juga cukup serius.beberapa masalah
itu yakni sebagai berikut:
1. Populasi Di Laut Terkontaminasi Logam Berat
Laut yang telah tercemar oleh logam berat dengan kadar yang tinggi sangat merusak
kehidupan di laut minamata. Ikan-ikan di laut banyak yang mati karena perubahan lingkungan
yang terlalu ekstrim.Keadaan lautpun sudah menjadi tidak layak untuk konsumsi akan
kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya.
2. Masyarakat Banyak Yang Terjangkit Penyakit Aneh.
Hingga 30 April 1997, jumlah penduduk Propinsi Kumamoto dan Kagoshima yang
menyatakan diri sebagai korban Minamata disease berjumlah lebih dari 17.000 orang.
Sebanyak 2264 diantaranya telah diakui oleh Pemerintah dan 1408 diantaranya telah
meninggal sebelum 31 Oktober 2000.
Kasus pertama penyakit minamata terjadi pada 21 april 1956.seorang anak perempuan
dibawa ke klinik dr. kaneki Noda dengan keluhan mengalami sejumlah gejala kerusakan otak
dan jaringan saraf tulang belakang. 1 minggu kemudian adiknya usia 3 tahun juga dibawa ke
klinik.karena itulah noda pada 1mei 1956merujuk kedua pasien tersebut ke pusat kesehatan
mnamata.para dokter menduga kasusnya tidak hanya pada kedua anak tersebut.sebagai
konsekuensinya dilakukan penyelidikan epidemiolog di kawasan teluk minamata.hasilnya
amat mengejutkan ,karena jumlah penderita amat banyak .bulan agustus 1956 dengan
koordinir universitas kumamoto dilakukan penelitian lebih serius.Ditarik kesimpulan
sementara,para penderita kerusakan otak dan saraf itu disebabkan olehcemaran logam berat
dalam kadar tinggi. Diketahui dari penelitian penyakit Minamata terjadi akibat banyak
mengkonsumsi ikan dan kerang dari Teluk Minamata yang tercemar metil merkuri. Penyakit
Minamata bukanlah penyakit yang menular atau menurun secara genetis. Pada tahun 1968
pemerintah Jepang menyatakan bahwa penyakit ini disebabkan oleh pencemaran pabrik
Chisso Co., Ltd. Metil merkuri yang masuk ke tubuh manusia akan menyerang sistem saraf
pusat. Gejala awal antara lain:
a. Kaki dan tangan menjadi gemetar dan lemah,
b. Kelelahan
c. Telinga berdengung,
d. Kemampuan penglihatan melemah,
e. Kehilangan pendengaran,
f. Bicara cadel dan
g. Gerakan menjadi tidak terkendali.
Beberapa penderita berat penyakit Minamata menjadi gila, tidak sadarkan diri dan
meninggal setelah sebulan menderita penyakit ini. Penderita kronis penyakit ini mengalami
gejala seperti sakit kepala, sering kelelahan, kehilangan indra perasa dan penciuman, dan
menjadi pelupa. Meskipun gejala ini tidak terlihat jelas tetapi sangat mengganggu kehidupan
sehari-hari. Selain itu yang lebih parah adalah penderita congenital yaitu bayi yang lahir cacat
karena menyerap metil merkuri dalam rahim ibunya yang banyak mengkonsumsi ikan yang
terkontaminasi metil merkuri. Ibu yang mengandung tidak terserang penyakit Minamata
karena metil merkuri yang masuk ke tubuh ibu akan terakumulasi dalam plasenta dan diserap
oleh janin dalam kandungannya. Penyakit Minamata tidak dapat diobati, sehingga perawatan
bagi penderita hanya untuk mengurangi gejala dan terapi rehabilitasi fisik. Disamping dampak
kerusakan fisik, penderita Minamata juga mengalami diskriminasi sosial dari masyarakat
seperti dikucilkan, dilarang pergi tempat umum dan sukar mendapatkan pasangan hidup.

III.4 Upaya yang dilakukan menanggulangi masalah minamata


Berbagai upaya dilakukan demi membangun dan memperbaiki laut yang telah
rusak,daan juga untuk menetralisir dampak-dampak yang ditimbulkan dari masalah tersebut.
Upaya tersebut yakni sebagai berikut :
1. Penelitian awal oleh Universitas Kumamoto

Dikarenakan menjamurnya penyakit minamata Tim peneliti dari universitas


kumamoto melakukan penelitian dan melaporkan bahwa yang menyebabkan penyakit
minamata adalah merkuri organik. Berdasarkan hasil tersebut masyarakat pesisir meminta
pembuangan limbah ke laut Shiranui,minamata dihentikan dan perusahaan
ditutup.namun Chisso dan kementrian Perdagangan dan Industri menggunakan berbagai
cara secara politik untuk mengaburkan hasil penelitian tersebut.bahkan ssempat melarang
kelanjutan penelitian tersebut karena publikasi mengenai penyakit minamata dianggap
membahayakan pertumbuhan ekonomi.tapi penyakit ini semakin menjadi masalah yang
serius.

2. Chisso menggunakan teknologi yang ramah lingkungan.

Pembuangan limbah melewati proses pembersihan (purifikasi) dengan apa yang


dinamakan Cyclator.Tetapi Cyclator tidak mampu menangkap merkuri yang terlarut
dalam limbah acetaldehid.

3. Pengobatan bagi para korban

Korban dengan gejala gangguan sensorik yang parah menerima 2.6 juta yen dari
Chisso (yang didanai oleh pemerintah pusat dan pemerintah Kumamoto). Sekitar 255 juta
dolar dikeluarkan untuk biaya kompensasi para korban. ‘Solusi politik’ yang diambil
pemerintah merupakan penengah sebagai bentuk tanggungjawab, ini merupakan sifat
tipikal orang jepang.

4. Pemasangan jarring

Usaha lainnya dilakukan dengan pemasangan jaring sebagai batas mengelilingi mulut
teluk untuk menangkap ikan yang terkontaminasi (imobilisasi). Teknik ini cukup efektif
serta lebih murah, namun gangguan efek ekologis pada ekosistem tempat batas dipasang
dapat saja terjadi. Pemerintah telah mengizinkan kembali penangkapan ikan di teluk
Minamata di tahun 1997 dan menyatakan bahwa tingkat merkuri di Laut Shiranui,teluk
minamata telah mencapai batas aman untuk dimakan.
5. Upaya pemerintah
Setelah ancaman minamata membesar barulah pemerintah sadar untuk mendukung
upaya penanggulangan masalah ini.Dengan mendirikan pusat penelitian untuk kasus
minamata. Agar perkembangan kasus ini terus terpantau demi perbaikan selanjutnya
karena secara total kandungan merkuri belum hilang dari teluk minamata.

6. Meningkatkan kesadaran masyarakat


Museum dan Memorial didirikan sebagai sarana pengalaman dan pendidikan untuk
mengingatkan dan menambah kesadaran manusia bagaimana bencana tersebut terjadi dan
berharap agar bencana serupa dimanapun tidak terjadi lagi. National Institute of Minamata
Disease didirikan di tahun 1978 untuk penelitian dan monitoring sekaligus meluruskan
fakta akibat pencemaran dan bukan hanya akibat merkuri tetapi bahan-bahan pencemar
lainnya .
BAB IV
PENUTUP

VI.1 Kesimpulan
Pada kasus pencemaran laut minamata disebabkan oleh sebuah perusahaan industri
yang membuang limbahnya ke laut minamata. Limbah industri yang dibuang mengandung
logam berat dengan kadar tinggi sehingga menyebabkan kerusakan pada komunitas laut dan
juga pada kehidupan manusia sekitar dan hewan lainnya. Banyak manusia yang terkena
wabah penyakit yang dikenal dengan penyakit minamata dan tidak sedikit yang menimbulkan
kematian.
Berbagai upaya dilakukan dalam mengatasi masalah ini mulai dari
masyarakat,pemerintah dan perusahaan chisso.Namun dalam perbaikan membutuhkan waktu
yang lama dan usaha yang keras apalagi saat di awal masalah pemerintah kurang mendukung.
Pada akhirnya dalam kurun waktu yang panjang keadaan sungai minamata cukup
membaik,namun kadar merkuri belum sepenuhnya hilang di laut minamata.

VI.2 Saran
Dalam kejadian kasus ini membuka mata kita agar berusaha menjaga dan
memperbaiki lingkungan kita dengan usaha yang keras.Usaha keras dari rakyat jepang ini
sungguh mengagumkan , berusaha keras walau pemerintah tidak member dukungan di
awalnya.Pada akhirnya rakyat berhasil membuka mata pemerintah untuk menanggulangi
masalah.
Sebagai pemerintah tidak seharusnya hanya memandang sebuah masalah dari segi
ekonomi tanpa memikirkan rakyat.Jika kasus ini cepat ditindaklanjuti dengan tegas
kemungkinan bias mengurangi jumlah korban dan kerusakan yang terjadi.
Perusahaan juga tidak patut sembarang membuang limbah tanpa memfilter terlebih
ahalu dan tidak memikirkan dampak yang akan terjadi.Keuntungan tidak hanya dari segi
materi,namun kesehatan dan kebersihan merupakan unsur penting dalam menunjang
kesejahteraan kehidupan manusia.

Anda mungkin juga menyukai