Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN AKHIR KEGIATAN OBSERVASI

SMA NEGERI 14 JAKARTA

Disusun oleh:

AGUSTINA (3215102338)

CITRA WAHYUNI (3215100135)

HENI ROHMAWATI (3215102339)

KARLITA ARUMNINGTYAS (3215102340)

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2013

LAPORAN PENGESAHAN
Laporan ini telah diperiksa dan disahkan oleh:

Jakarta, 28 November 2013

Dosen Pembimbing Koordinator Guru Pamong

Fauzi Bakrie,M.Si Slamet Muhajirin, S.Pd

NIP. 197107151998031002 NIP. 197003092008011013

Mengetahui,

Kepala Sekolah

Drs. Tulus Winardi, M.Si

NIP. 196110251989051001
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan

rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan Praktek Ketrampilan Mengajar

(PKM) di SMA Negeri 14 Jakarta. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata

kuliah Praktik Keterampilan Mengajar (PKM) di Universitas Negeri Jakarta tahun

ajaran 2013/2014.

Dalam penyelesaian laporan ini, kami telah dibantu oleh berbagai pihak baik

berupa dukungan materi maupun moril. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih

kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 14 Jakarta yaitu Drs. Tulus Winardi, M.Si

yang telah mengizinkan kami melaksanakan PKM di SMAN 1 4 Jakarta dan Dosen

Pembimbing yaitu Fauzi Barie, M.Si. yang telah membimbing kami dengan penuh

kesabaran. Selain itu, kami juga berterima kasih kepada guru pamong Slamet

Muhajirin, S.Pd, yang telah membimbing dan mengarahkan kami selama

melaksanakan PKM di SMA Negeri 14 Jakarta serta semua pihak yang telah

membantu.

Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun jika terdapat

kesalahan atau kekurangan dalam penyusunan laporan PKM ini. Semoga laporan ini

bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, November 2013


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan proses pengembangan yang utuh menuju ke arah

kedewasaan dalam proses berfikir dan bertindak. Oleh karena itu, seorang calon

pendidik sebelum diterjunkan ke dunia pendidikan hendaknya dibekali dengan

berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan profesi, dan

kemampuan diri agar dalam melaksanakan tugasnya dapat berhasil seperti yang

diharapkan.

Menurut UU Nomor 74 Tahun 2008 Pasal 3, terdapat empat kompetensi yang

harus dimiliki seorang guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosisal, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan

profesi. Berdasarkan uraian di atas, kegiatan praktek pengalaman lapangan sangat

penting bagi para mahasiswa atau seorang calon guru dengan harapan setelah selesai,

para calon guru memiliki bekal yang cukup dalam menunaikan tugasnya kelak

sebagai seorang pendidik yang berkompetensi dan berdedikasi tinggi.

Secara teoritis mahasiswa calon guru di bangku kuliah telah mempelajari

berbagai ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pendidikan, namun apa yang

diperoleh nampaknya belum cukup sebagai bekal bagi seorang pendidik yang

profesional.

Melalui Praktek Ketrampilan Mengajar ini diharapkan agar para calon

pendidik dapat mengenal lebih jauh mengenai lingkungan pendidikan, pengaturan

administrasi sekolah, dan proses belajar mengajar sebelum nantinya terjun langsung

dan menjalani profesi ini secara utuh. Kegiatan observasi pengenalan sekolah ini juga

merupakan kegiatan awal sebelum mahasiswa mengikuti Praktek Ketrampilan

Mengajar. Observasi ini dilaksanakan secara berimbang, terarah dan terpadu yang
merupakan kegiatan untuk merekam keadaan dan situasi yang terjadi di sekolah yang

bersangkutan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian sebagaimana telah diuraikan di atas, maka

perumusan permasalahan yang diangkat oleh tim penulis adalah: “Bagaimana temuan

hasil yang diperoleh mahasiswa UNJ selama melaksanakan kegiatan PKM di SMA

Negeri 14 Jakarta?”

1.3 Tujuan

PKM bertujuan melatih mahasiswa agar memiliki kemampuan untuk

menerapkan berbagai pengetahuan, sikap. dan keterampilan yang dipelajari dalam

situasi nyata baik untuk kegiatan pembelajaran maupun tugas-tugas non pembelajaran

dalam rangka membentuk calon guru dan tenaga kependidikan yang profesional.

Membantu mahasiswa sebagai calon guru dalam mengenal dan memahami situasi dan

kondisi secara langsung dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk terjun

langsung dalam pembelajaran di sekolah yang menjadi tempal prakteknya, sehingga

dapat mengetahui persiapan yang harus dimiliki oleh peserta pendidik atau guru di

dalam memberikan pengajaran, bimbingan dan motivasi kepada peserta didik.


BAB II

KEGIATAN YANG DILAKUKAN SELAMA OBSERVASI

2.1 Kegiatan yang Dirancang

Selama observasi pengenalan lapangan, kami merancang kegiatan observasi

dalam tiga tahap yaitu: tahap pencarian data, tahap pengumpulan data dan tahap

pengarsipan data.

Adapun data yang kami cari adalah sebagai berikut:

A. Keadaan fisik sekolah

B. Keadaan lingkungan sekolah

C. Fasilitas sekolah

D. Guru dan siswa

E. Interaksi sosial

F. Kegiatan pembelajaran

Sedangkan untuk orientasi, kegiatan yang dirancang atau direncanakan oleh

pihak sekolah dan disepakati oleh penulis selaku mahasiswa PKM merupakan

kegiatan rutin seperti yang dilakukan semua guru setempat. Adapun kegiatan itu

dapat dipisahkan sebagai berikut :

1. Kegiatan Pokok

Kegiatan pokok selama PKM adalah mengajar kelas XI IPA mata pelajaran

Fisika. Masing-masing penulis mendapat kompetensi yang berbeda.

2. Kegiatan Tambahan

Kegiatan tambahan yang kami lakukan di sekolah adalah mengikuti upacara

setiap hari senin dan membantu di laboratorium Fisika untuk Praktek kelas XI

dan XII.
No. Waktu Kegiatan Narasumber Keterangan

1. 24 Juli 2013 Meminta izin untuk melakukan Kepala Datang

PKM di SMA Negeri 14 Sekolah dan langsung

Jakarta Wakil Kepala dengan

Sekolah membawa

surat

pengantar

2. 29 Juli 2013 - Berkenalan dengan Guru Kepala Datang

Pamong Sekolah dan langsung ke

- Menyerahkan form 02 Guru Pamong sekolah

tempat PKM

3. 19 Agustus - Mengenali lingkungan fisik Guru, siswa, SMA Negeri

2013 dan non fisik sekolah dan karyawan 14 Jakarta

- Mengenal dan mengobservasi TU.

tingkah laku siswa

- Mengenal kehidupan sosial

budaya sekolah

- Mengenal program kegiatan

ekstrakurikuler di sekolah

4. 20 Agustus Mengkonsultasikan program Guru pamong SMA Negeri

2013 kerja dan kelas yang akan 14 Jakarta

diajar.

5. 22-23 Mengenal kegiatan Guru Fisika SMA Negeri

Agustus 2013 pembelajaran di kelas SMA N 14 14 Jakarta

Jakarta
2.2 Cara Mengumpulkan Data

Teknik pengumpulan data dalam penyusunan laporan ini tim penulis

menggunakan metode observasi, wawancara, telaah arsip /dokumen, dan catatan

lapangan. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa

dalam proses belajar mengajar. Metode-metode ini diharapkan dapat membantu tim

penulis mendapatkan informasi yang akurat dan sesuai dengan fakta di lapangan

(sekolah). Wawancara pun dilakukan untuk memperdalam temuan hasil selama

melaksanakan PKM. Telaah arsip dan dokumen yakni mengumpulkan data yang

diperoleh dari sekolah berdasarkan data-data yang didokumentasikan pada bagian

tata usaha. Tim penulis juga menggunakan metode studi pustaka untuk

mengembangkan tulisan yang kami peroleh melalui buku-buku pustaka maupun

internet.
BAB III

TEMUAN SELAMA ORIENTASI

3.1 Keadaan Fisik Sekolah

SMA Negeri 14 Jakarta beralamat di Jalan SMA Barat Cililitan , Jakarta Timur.

Sekolah ini sedang memakai gedung sementara di STIKES Binawan dengan

perincian sebagai berikut:

Jumlah
No. Ruang Luas (m2)
Ruang

1 Luas Tanah 3855 -

2 Luas Bangunan -

3 Ruang Kepala Sekolah 2

4 Ruang Tata Usaha 1

5 Ruang Guru 2

6 Ruang Perpustakaan 165 1

7 Ruang Masjid 595 1

8 Ruang Kelas 24

11 Ruang Kantin (1) 1364 7

13 Ruang BK 64 1

14 Ruang AULA/Serbaguna 1

15 Ruang Koperasi 1

16 Ruang Lab. Kimia 1

17 Ruang Lab.Fisika 1

18 Ruang Lab. Biologi 1

19 Ruang Lab. Komputer 1

25 Kamar Mandi 10

32 Lapangan Upacara/Olahraga 1250 1

33 Tempat Parkir 1
3.2 Keadaan Lingkungan Sekolah

Jenis-jenis bangunan yang mengelilingi sekolah antara lain: Gedung

Perkuliahan STIKES BINAWAN, rumah-rumah penduduk , jalan raya. Karena

saat ini SMAN Negeri 14 Jakarta sedang mengontrak sementara di STIKES

BINAWAN, jadi ada pencampuran gedung antara siswa dengan mahasiswa,

termasuk kantin sekolah. Keadaan seperti ini memang kurang kondusif bagi para

siswa. Selain itu lokasi saat ini juga pernah digenangi banjir awal tahun 2013,

sehingga menyebabkan modul siswa dilab menjadi basah.

3.3 Fasilitas Sekolah

Beberapa fasilitas sekolah yang terdapat pada SMA Negeri 4 Jakarta di antaranya:

1. Ruang perpustakan yang saat ini kurang kondusif karena persiapan pindah ke

gedung sekaligus antisipasi banjir yang bisa mengakibatkan buku-buku

menjadi basah.

2. Ruang Laboratorium berjumlah 4 ruangan yang terdiri dari laboratorium

fisika, biologi, kimia, dan komputer.

3. Ruang BK (Bimbingan Konseling) memiliki luas 64 m2 .

4. Ruang AULA/Serba Guna yang digunakan untuk kegiatan pengajian bulanan,

acara halal bihalal, acara LDKS, dan OSIS.

5. Mushola

6. Kantin sebanyak 2 buah kantin

7. Kamar Mandi/WC

3.4 Guru dan Siswa

Data jumlah guru dan siswa sebagai berikut:

a. Jumlah guru : 55 orang

b. Jumlah kelas : 24 ruangan

c. Jumlah siswa per kelas : 40 orang


d. Jumlah siswa seluruhnya : 804 orang

3.5 Interaksi Sosial

Interaksi sosial antara guru dengan guru, guru dengan siswa, siswa dengan

siswa, dan guru dengan pegawai berlangsung dengan baik dan masih dalam batas

wajar. Seluruh kegiatan di sekolah berjalan dengan normal seperti kegiatan pada

umumnya. Sesama warga sekolah saling bertegur sapa, menyalami yang lebih tua,

saling menghargai dan menghormati. Meskipun masih terdapat sedikit siswa yang

butuh perhatian lebih karena beberapa alasan seperti datang terlambat atau tidak

bersemangat dalam belajar.

Jumlah rata-rata siswa yang melanggar tata tertib sekolah tiap bulannya

sebanyak 30 orang. Jenis pelanggaran yang dilakukan siswa antara lain datang

terlambat ke sekolah, tidak mengenakan seragam sesuai jadwal, tidak

menggunakan atribut sekolah dengan lengkap, dll.

3.6 Kegiatan Pembelajaran

Berikut ini adalah sedikit catatan kami selama mengelola kegiatan belajar

mengajar pelajaran Fisika di kelas X IPA dengan Bapak Agus Sunaryo:

A. Membuka Pelajaran

Pertama kali yang dilakukan guru ketika masuk kelas adalah mempersiapkan

kondisi kebersihan dan kerapihan kelas, mengkondisikan suasana kelas,

mengecekk kehadiran siswa, mempersiapkan media belajar. Guru membuka

pelajaran dengan cara membuka forum diskusi kelas dengan menanyakan

materi ajar sebelumnya, menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran hari

ini. Selama pembukaan pelajaran, perhatian siswa ada beberapa yang terlihat

masih mengobrol, keluar kelas untuk izin ke toilet, dan beberapa yang lain

sudah terlihat kesiapannya untuk belajar. waktu yang digunakan untuk

pembukaan yaitu 15 menit.


B. Kegiatan Pembelajaran

Selama pembelajaran berlangsung, siswa memperhatikan guru, namun ada

beberapa yang mengobrol dan ada yang diam saja. Jumlah siswa yang

mengajukan pertanyaan 2 orang. Untuk bobot pertanyaannya masih tergolong

sedang, namun ada juga yang bertanya tentang hal yang baru saja dijelaskan.

Jumlah siswa yang ribut di kelas 5 orang, kemudian guru mengatasinya

dengan memanggil nama siswa tersebut dan memintanya untuk tidak ribut.

Guru menggunakan metode yang yang dapat memotivasi siswa belajar dengan

melibatkan siswa aktif berdiskusi kelas. Meskipun perhatian siswa belum

terpusat/terfokus seluruhnya pada pelajaran, karena media yang digunakan

hanaya spidol dan papan tulis.

C. Penutup

Untuk mengakhiri pelajaran, guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya

tentang materi yang masih belum dipahami dan memberi kesempatan siswa

untuk merangkum materi pelajaran. Hasil belajar siswa dinilai dengan

memberi soal evaluasi tentang materi pelajaran hari ini. Kesimpulan pelajaran

hari ini diperoleh dari guru menanyakan kembali kepada sswa tentang

kesimpulan dari pembelajaran hari ini. Waktu yang digunakan untuk

penutupan pembelajaran yaitu 15 menit.

Pembelajaran berjalan dengan lancar, hanya ada beberapa siswa yang kurang

fokus terhadap diskusi kelas. Hal ini dimungkinkan terjadi karena masih kurangnya

media yang digunakan dalam pembelajaran.

Dari hasil pengamatan yang kami peroleh, persiapan rencana pembelajaran

yang dapat dilakukan untuk ke depannya adalah lebih mempersiapkan media/alat

peraga dalam setiap penjelasan materi ajar.


3.7 Langkah-langkah dalam menyusun RPP

1. Mencantumkan Identitas

Terdiri dari : Nama sekolah, Mata pelajaran, Kelas, Semester, Standar

Kompetensi, dan Kompetensi dasar.

2. Menyusun Indikator

Indikator merupakan:

a. Ciri perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa

peserta didik telah mencapai kompetensi dasar penanda pencapaian

kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat

diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

b. Dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan

pendidikan, dan potensi daerah.

c. Rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau dapat

diobservasi. § digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian

Dalam menyusun indikator pembelajaran, kami melihat karakteristik

siswa SMA Negeri 14 Jakarta merupakan siswa yang tergolong dalam

kemampuan akademis yang sangat baik. Oleh karena itu, indikator

pembelajaran yang kami buat sudah mencapai tahapan C4 dan C5, yaitu

menganalsis dan mensintesa.

3. Alokasi Waktu

Alokasi waktu yang kami perhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi

dasar mengacu pada kalender akademik dan jam pembelajaran yang berlaku

di SMA Negeri 14 Jakarta.


4. Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran yang kami rumuskan terdiri dari:

a. Audience

Secara verbal, audience diartikan sebagai pendengar, peserta. Dalam konteks

pembelajaran yang dimaksud audience adalah peserta didik.

b. Behavior

Behavior merupakan tingkah laku atau perilaku atau aktivitas suatu

proses. Dalam pembelajaran behavior nampak pada aktifitas siswa dalam

pembelajaran. Potensi siswa dioptimalisasi dalam kondisi ini, karena

siswalah yang menjadi sasaran pembelajaran sekaligus pelakunya.

c. Condition

Condition, diartikan sebagai keadaan, kondisi. Dalam konteks ini adalah

keadaan/kondisi siswa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan/aktifitas,

persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang diharapkan dapat

tercapai. Mengingat bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku, maka

keberadaan kondisi sangatlah pokok. Dalam keadaan seperti apa proses

pembelajaran terjadi, sehingga siswa dapat dikatakan mengalami

perubahan tingkah laku.

d. Degree

Artinya perbandingan/bandingan, dalam konteks tujuan pembelajaran

bertujuan untuk membandingkan kondisi sebelum dan sesudah belajar.

Kembali kita pahami bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku.

Dari tidak bisa menjadi bisa atau apapun perubahannya. Degree juga

merupakan tingkat penampilan yang dapat diterima oleh siswa setelah

melalui rangkaian sajian proses pembelajaran.

5. Menentukan Materi Pembelajaran

Untuk memudahkan penetapan materi pembelajaran, dapat diacu dari

indikator.
6. Menentukan Metode Pembelajaran

Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula

diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada

karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.

Karena itu pada bagian ini cantumkan pendekatan pembelajaran dan metode

yang diintegrasikan dalam satu kegiatan pembelajaran peserta didik:

a. Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya: pendekatan proses,

kontekstual, pembelajaran langsung, pemecahan masalah, dan

sebagainya.

b. Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inkuiri, observasi,

tanya jawab, e-learning dan sebagainya.

7. Menetapkan Kegiatan Pembelajaran

a. Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-

langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah

kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti,

dan kegiatan penutup.

Langkah-langkah minimal yang harus dipenuhi pada setiap unsur

kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan Pendahuluan

 Orientasi: memusatkan perhatian peserta didik pada materi

yang akan dibelajarkan, dengan cara menunjukkan benda

yang menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di

surat kabar, menampilkan slide animasi dan sebagainya.

 Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada peserta didik

tentang materi yang akan diajarkan.

 Motivasi: Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari

konsep, fenomena yang berkaitan dengan konsep, dsb.


 Pemberian Acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu

yang akan dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi

pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar.

 Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme


pelaksanaan pengalaman belajar (sesuai dengan rencana

langkah-langkah pembelajaran).

2. Kegiatan Inti

 Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta didik

untuk dapat mengkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata

(frame work) masing-masing. Langkah-langkah tersebut

disusun sedemikian rupa agar peserta didik dapat

menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan

pada tujuan pembelajaran dan indikator.

 Untuk memudahkan, biasanya kegiatan inti dilengkapi

dengan Lembaran Kerja Siswa (LKS), baik yang berjenis

cetak atau noncetak. Khusus untuk pembelajaran berbasis

ICT yang online dengan koneksi internet, langkah-langkah

kerja peserta didik harus dirumuskan detil mengenai waktu

akses dan alamat website yang jelas. Termasuk alternatif

yang harus ditempuh jika koneksi mengalami kegagalan.

3. Kegiatan penutup

 Guru mengarahkan peserta didik untuk membuat

rangkuman/simpulan.

 Guru memeriksa hasil belajar peserta didik. Dapat dengan


memberikan tes tertulis atau tes lisan atau meminta peserta

didik untuk mengulang kembali simpulan yang telah

disusun atau dalam bentuk tanya jawab dengan mengambil

± 25% peserta didik sebagai sampelnya.


 Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat
berupa kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas sebagai

bagian remidi/pengayaan.

b. Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk

seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model

pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan

modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti,

dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.

8. Memilih Sumber Belajar

Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus

yang dikembangkan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan,

media, narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih

operasional, dan bisa langsung dinyatakan bahan ajar apa yang digunakan.

Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam RPP

harus dicantumkan bahan ajar yang sebenarnya.

9. Menentukan Penilaian

Penilaian pencapaian KD oleh siswa dilakukan dengan didasarkan kepada

indikator yang telah dikembangkan sebelumnya. Penilaian dilakukan dengan

menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis (paper and pencil test)

maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya

berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian

diri (self asessment).


BAB IV

PENUTUPAN

4.1 Kesimpulan

Dalam pelaksanaan Praktek Pengalaman Lapangan (PKM) ini, para mahasiswa

memperoleh banyak pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan

belajar mengajar. Serangkaian pelaksanaan PKM di SMA Negeri 14 Jakarta ini dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kegiatan PKM merupakan salah satu sarana dan prasarana untuk

meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman baru yang menjadi

bekal seseorang untuk menjadi calon guru. Di samping itu, mahasiswa dapat

melihat secara nyata kekompleksan masalah pendidikan sebagai pengalaman

dan pelajaran yang berharga untuk masa yang akan datang.

2. Melalui PKM ini mahasiswa dapat membandingkan, menyesuaikan dan

menerapkan teori yang telah didapatkan oleh mahasiswa di perguruan tinggi.

3. PKM ini membuat mahasiswa menjadi lebih dewasa baik dalam berfikir,

berbuat, bertingkah laku, bergaul, dan berdisiplin sebagai seorang guru.

4.2 Tindak Lanjut

SMA Negeri 14 Jakarta merupakan salah satu sekolah negeri yang berada di wilayah

Jakarta Timur tepatnya di jalan SMA Barat, Cililitan Jakarta Timur. Bangunan ini

terletak di dalam kampus STIKES Binawan, sehingga bercampur siswa dengan

mahasiswa. Sebaiknya sekolah ini segera pindah ke sekolah sendiri agar

pembelajaran lebih kndusif.

Anda mungkin juga menyukai