Geotek Kolo-Kolo
Geotek Kolo-Kolo
PENDAHULUAN
Manusia secara historis telah menggunakan tanah dan batuan sebagai bahan
dan kanal yang berasal setidaknya sejak tahun 2000 SM yang ditemukan di
Mesir kuno, Mesopotamia, serta sekitar pemukiman awal Mahenjo Daro dan
konstrusi karena tidak ada dasar teoritis untuk ilmu tersebut. Ilmu rekayasa
geoteknik sendiri baru mulai berkembang pada awal abad ke-1. Sekarang ini
pertambangan.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Gaya
Gaya merupakan suatu vektor yang dapat merubah gerak dan arah
hanya pada bagian tertentu dari suatu benda (misalnya gaya-gaya yang
diatas permukaan dapat dibagi menjadi 2 komponen yaitu: satu tegak lurus
dengan bidang permukaan dan satu lagi searah dengan permukaan. Pada
kondisi 3-dimensi, setiap komponen gaya dapat dibagi lagi menjadi dua
2. Tekanan
Tekanan yang terjadi pada suatu benda yang berada di dalam air
suatu benda yang berada di dalam air adalah berbanding lurus dengan
berat volume air yang bergerak ke atas atau volume air yang
mendapat tekanan yang sama seperti benda yang berada dalam air, akan
tetapi tekanannya jauh lebih besar ketimbang benda yang ada di dalam air,
dan hal ini disebabkan karena batuan yang berada di dalam bumi mendapat
tekanan yang sangat besar yang dikenal dengan tekanan litostatik. Tekanan
litostatik ini menekan kesegala arah dan akan meningkat ke arah dalam
bumi.
3. Efek Gaya
Perpindahan
jadi bergerak.
Kecepatan
Percepatan
Di dalam dunia teknik sipil ini, ilmu geoteknik merupakan hal
ilmu ini, dapat dipastikan bahwa suatu infrastruktur tidak dapat berdiri
dengan kokoh, karena geoteknik merupakan cabang ilmu teknik sipil yang
berdiri kokoh sesuai umur rencana. Pada dasarnya ilmu ini merupakan
benar dan sangat teliti dengan asumsi serta batasan yang sudah ada dan
2012). Seseorang yang ahli dalam ilmu geoteknik biasa disebut Engineer
yang akan terjadi bila dilakukan secara asal-asalan kepada pihak terkait.
Salah satu akibat dari ketidak hati-hatian dalam penggunaan asumsi dan
batasan yang telah ada adalah Menara Pizza di Italia yang disebabkan
bawah Tanah.
2. Dalam Pertambangan
merupakan bagian dari uji lokasi dan merupakan dasar untuk pemilihan
ada untuk dapat mencapai hasil seperti yang diinginkan. Dalam urutan
luncuran dan adanya gaya tekan ke atas dari permukaan air yang terdapat
kaki timbunan saat permukaan air laut pada elevasi terendah (low-tide).
Beban cyclic pasang surut air, menyebabkan tanah2 pasir dan lanau ikut
terbawa saat air surut, yg mengakibatkan rongga dibawah ruas jalan. Ini
cukup parah pada deck pelabuhan. Kombinasi ke-5 hal tsb diatas
Kegagalan struktur.
beban traffic dan bukan utk menahan beban geoteknik, sehingga saat
akibat beban traffic, adanya lapisan tanah lunak di bawah ruas jalan ini,
1. Tanah
Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas
semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi
1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di Bumi sedangkan
pembentukan suatu struktur geologi akan menjadi lebih mudah apabila kita
suatu benda. Tegangan juga dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi yang
terjadi pada batuan sebagai respon dari gaya-gaya yang berasal dari luar. Ada
yang bekerja di seluruh tempat dimuka bumi. Salah satu jenis tegangan yang
biasa kita kenal adalah tegangan yang bersifat seragam (uniform-stress) dan
yang bekerja secara seimbang kesemua arah. Tekanan yang terjadi di bumi
yang berkaitan dengan beban yang menutupi batuan adalah tegangan yang
bersifat seragam. Jika tegangan ke segala arah tidak sama (tidak seragam)
mengalami penekanan.
c. Tegangan geser adalah tegasan yang dapat berakibat pada tergesernya dan
berpindahnya batuan.
Nilai kuat tekan uniaksial dari percontoh batuan merupakan tegangan
2. Regangan (Strain)
Regangan akan merubah bentuk, ukuran, atau volume dari suatu batuan.
yang mendapat gaya tarik atau tekan akan mengalami perubahan panjang.
Benda akan mulur (bertambah panjang) dengan gaya tarik dan mengkerut
tinggi.
diameter.
meregang (strain).
(failure).
(time-dependent).
seragam.
Diskontinu Massa batuan di alam tidak kontinu (diskontinu) karena
Anisotrop Reaksi batuan terhadap gaya dalam berbagai arah tidak sama.
2.7 Sifat Fisik Batuan
menekan contoh batu yang berbentuk silinder, balok atau prisma dari satu
adalah searah dengan gaya dikenakan pada contoh tersebut. Tetapi dalam
kenyataannya arah tegangan tidak searah dengan gaya yang dikenakan pada
contoh tersebut karena ada pengaruh dari plat penekan mesin tekan yang
tegangan triaxial saling bertemu sehingga akan memperbesar nilai kuat tekan
batuan. Untuk pengujian kuat tekan digunakan yaitu 2 < l/D < 2,5.
2. Uji Kuat Tarik Tak Langsung (Indirect Tensile Strength Test)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kuat tarik (tensile strength) dari
contoh batu berbentuk silinder secara tak langsung. Uji ini dikenal sebagai uji
tarik Brazil (Brazilian Test). Alat yang digunakan adalah mesin tekan seperti
pada uji kuat tekan. Rumus kuat tarik yang digunakan adalah Uji Kuat Tekan
Uniaksial ( UCS )
Penekanan uniaksial terhadap contoh batuan selinder merupakan uji
sifat mekanik yang paling umum digunakan. Uji kuat tekan uniaksial
dilakukan untuk menentukan kuat tekan batuan (σt ), Modulus Young (E),
silinder ditekan atau dibebani sampai runtuh. Perbandingan antara tinggi dan
diameter contoh silinder yang umum digunakan adalah 2 sampai 2,5 dengan
luas permukaan pembebanan yang datar, halus dan paralel tegak lurus
terhadap sumbu aksis contoh batuan. Dari hasil pengujian akan didapat
Tujuan utama uji kuat tekan uniaksial adalah untuk mendapatkan nilai
kuat tekan dari contoh batuan. Harga tegangan pada saat contoh batuan
hancur didefinisikan sebagai kuat tekan uniaksial batuan dan diberikan oleh
hubungan :
σc = F
Keterangan :
F = Gaya yang bekerja pada saat contoh batuan hancur (kN)
A = Luas penampang awal contoh batuan yang tegak lurus arah gaya
(mm)
2. Modulus Young ( E )
bervariasi. Nilai modulus elastisitas batuan bervariasi dari satu contoh batuan
dari satu daerah geologi ke daerah geologi lainnya karena adanya perbedaan
dalam hal formasi batuan dan genesa atau mineral pembentuknya. Modulus
kandungan air. Modulus elastisitas akan lebih besar nilainya apabila diukur
tegak lurus perlapisan daripada diukur sejajar arah perlapisan (Jumikis, 1979).
dengan
persamaan :
Е= Δσ
Δεa
modulus elastisitas
yaitu :
1. Tangent Young’s Modulus, yaitu perbandingan antara tegangan
aksial dengan regangan aksial yang dihitung pada persentase tetap dari nilai
kuat tekan. Umumnya diambil 50% dari nilai kuat tekan uniaksial.
aksial dengan regangan aksial yang dihitung pada bagian linier dari kurva
tegangan- tegangan.
aksial dengan regangan aksial yang dihitung dengan membuat garis lurus dari
yang tetap dari nilai kuat tekan. Umumnya diambil 50% dari nilai kuat tekan
uniaksial.
V = – εl
εa
Keterangan:
V = Nisbah Poisson
pada saat runtuh. Tipe pecah contoh batuan bergantung pada tingkat
a. Cataclasis
corner).
shear).
buckling).
namanya sama misalnya andesit, tetapi antara andesit satu dengan yang lain
hampir pasti tidak sama persis. Oleh karena itulah maka sifat massa batuan di
yang berbeda.
adalah :
1. Sifat fisik batuan seperti bobot isi, porositas, kandungan air, absorpsi
penentuan sifat fisik dan sifat mekanik batuan. Pengujian sifat fisik dan
adalah penentuan sifat fisik batuan yang merupakan pengujian tak merusak
percontoh hancur.
- Kohesi (c)
- Kohesi (c)
jumlah rebound.
7. Uji Beban Titik (Point Load Test), untuk menentukan kuat tekan secara
diperoleh inti yang berbentuk silinder. Inti tersebut langsung dapat digunakan
diameternya.
percontoh dapat lebih kecil maupun lebih besar dari ukuran tersebut di atas
semakin kuat. Campuran ini kemudian diaduk dan dimasukkan ke dalam pipa
3. pelapukan.
Distribusi Tegangan :
redistribusi tegangan.
Tegangan Awal
Tegangan gravitasi; terjadi karena berat dari tanah atau batuan yang berada
di atasnya (overburden).
sudah hilang.
Kemantapan Lubang Bukaan Berdasarkan pada:
Kriteria keruntuhan
Kriteria perpindahan
Pemodelan numerik
keruntuhan batuan.
Kriteria Perpindahan :
lebih besar dari perpindahan yang diperkirakan dari teori elastic b. loosening:
perpindahan yang teramati tiga kali lebih besar dari perpindahan elastic c. Jika
2. Kecepatan Perpindahan
Catatan Zhenxiang:
Lebar terowongan 6 m
Kecepatan Kritis :
Ghosh dan Ghose (1995) menggunakan kecepatan konvergensi (convergency
nilai di atas nilai kritis maka atap perlu disangga untuk mencegah atap
runtuh.
kecepatan konvergensi telah mencapai batas ini maka atap akan segera
runtuh.
Permodelan Numerik :
Dari pengujian dapat ditentukan kohesi dan sudut geser dalam (kekuatan
massa batuan).
lubang bukaan.
Pemantauan (Monitoring) :
Pengukuran perpindahan merupakan hal yang sangat penting di dalam
bawah tanah.
bawah tanah, karena massa batuan pada kondisi alamiah sangat kompleks.
batuan modern dan telah dikembangkan sejak 40 – 50 tahun yang lalu, baik
dilakukan secara visual maupun dengan bantuan peralatan. Lubang bukaan atau
berarti telah bebas dari semua resiko kegagalan struktur. Oleh karena itu mulai
Tujuan Pemantauan :
peralatan.
Memberi peringatan awal mengenai ketidakstabilan sehingga
penggalian mulai dari pergerakan yang kecil sampai terjadinya runtuhnya batuan.
Metode Pemantauan.
Metode ini hanya dapat dilakukan pada kondisi titik pengukuran yang baik,
seperti kondisi jalan masuk dan landasan untuk menempatkan alat. Pengukuran ini
mudah dilakukan karena alat dan sumber daya manusia biasanya tersedia di
Metode Pemantauan :
batuan pada lubang bukaan bawah tanah. Alat ini terdiri dari batang yang
bisa bergeser atau kawat tegang, diikat dengan jangkar dengan jarak-jarak
Konvergenmeter.
Extensometer.
Lokasi Pongkor :
Lokasi Cibaliung :
mm = 37,15 mm)
dilakukan.
Hasil Analisis :
Dengan melihat kondisi massa batuan dan data perpindahan dari hasil
Zhenxiang (1984).
mengupayakan teknologi yang lebih akurat (tidak hanya secara visual) untuk
sebelum mulai kerja dan inspeksi tempat kerja harian oleh pengawas
sebuah dokumen yang wajib dipatuhi oleh semua pihak yang terlibat dalam
PENUTUP
lapisan batuan atap, samping dan dinding, yang karena ketinggiannya tidak
dapat diperiksa”.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: Erlangga.
University Press.
Dunn, Irving S., Anderson, Loren R., & Kiefer, Fred W. 1980. DasarDasar