Anda di halaman 1dari 16

PERILAKU KEORGANISASIAN

DOSEN:
AMBO SAKKA

DISUSUN OLEH:
NUR HADIJAH
(15218410)
2EA17

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
MANAJEMEN
2019/2020
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap organisasi atau perusahaan memiliki sumber daya manusia dengan perilaku yang
berbeda-beda. Dilain sisi, organisasi ataupun perusahaan memiliki suatu tujuan yang ingin
dicapai. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, diperlukannya sinkronisasi antara manusia dengan
organisasi. Adapaun caranya ialah dengan mempelajari perilaku keorganisasian. Di dalam
perilaku keorganisasian, kita akan mempelajari interaksi antara manusia dengan organisasi
dimana perilaku keorganisasian ini sifatnya abstrak, tidak menghasilkan prinsip-prinsip yang
sederhana, tetapi seringkali menemui prinsip-prinsip yang kompleks dimana penjelasan atau
analisanya bersifat situasional. Dalam perilaku keorganisasian tidak ada prinsip-prinsip yang
berlaku umum yang dapat diterapkan pada semua situasi. Maka dari itu, penting mempelajari
perilaku keorganisasian agar kita dapat menggunakan prinsip yang tepat sehingga tujuan dari
suatu organisasi dapat tercapai secara tepat, efektif, serta efisien.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari perilaku organisasi?
2. Apa definisi dari keorganisasian?
3. Apa saja unsur-unsur organisasi?
4. Bagaimana pendekatan mengenai fungsi-fungsi organisasi?
5. Bagaimana pendekatan pengetahuan perilaku organisasi?
6. Bagaimana model kekuasaan dalam organisasi?
7. Apa saja sumber-sumber kekuasaan organisasi?
8. Bagaimana etika dalam politik keorganisasian?
9. Apa saja jenis-jenis kegiatan politik organisasi?
10. Apa saja alat untuk mencapai tujuan?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Menjelaskan definisi dari perilaku organisasi
2. Menjelaskan definisi dari keorganisasian
3. Menyebutkan unsur-unsur organisasi
4. Menjelaskan pendekatan mengenai fungsi-fungsi organisasi
5. Menjelaskan pendekatan pengetahuan perilaku organisasi
6. Mejelaskan model kekuasaan dalam organisasi
7. Menyebutkan dan mejelaskan sumber-sumber kekuasaan organisasi
8. Menjelaskan etika dalam politik keorganisasian
9. Menyebutkan jenis-jenis kegiatan politik organisasi
10. Menyebutkan alat untuk mencapai tujuan
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Perilaku Organisasi


Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku tingkat
individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta dampaknya terhadap kinerja (baik
kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Perilaku organisasi juga dikenal sebagai
studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang
mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu
politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah
studi tentang sumber daya manusia dan psikologi industri.

2.2. Definisi Keorganisasian

Keorganisasian adalah suatu badan yang di mana di dalamnya terdiri dari beberapa orang
yang mempunyai Visi dan Misi yang sama. Atau organisasi ialah setiap bentuk persekutuan
antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka
pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan.

Hidup kita banyak bergantung dan dipengaruhi oleh organisasi, sebab sebagian besar
kebutuhan hidup kita dipenuhi melalui organisasi. Apa yang kita pakai, apa yang kita makan
dan dengan apa kita pergi, semua merupakan produk atau output organisasi. Secara umum
dapat dikatakan bahwa seserang masuk atau membentuk suatu organisasi karena
mengaharapkan akan dapat terpenuhi kebutuhannya melalui organisasi.

Inilah satu hakikat hidup manusia yaitu selalu hidup dalam organisasi atau berorganisasi, bukan
saja karena manusia tak mampu hidup sendiri kecuali hidup dan berinteraksi dengan manusia
lain dalam memenuhi kebutuhanya, melainkan juga karena manusia menghadapi pembatasan,
ketidakmampuan fisik dan psikis, pemilikan materi dan waktu dalam usahanya untuk mencapai
tujuananya. Pada dasarnya organisasi itu ada karena organisasi mempersatukan sumber –
sumber dan potensi individu – individu. Dua orang yang bekerja sama akan lebih mudah
melakukan pekerjaanya dibanding bila seorang diri melakukanya karena akan menanggung
beban yang lebih berat.
Sekelompok orang yang ingin mencapai tujuan melalui kerja sama memerlukan aturanya
dan koordinasi terhadap kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Sebab jika salah seorang tidak
bergerak, maka sasaran dan tujuan tidak akan tercapai sebagaimana diinginkan. Dapat
dikatakan bahwa organisasi merupakan alat untuk mencapai tujuan, karena organisasi itu
mengejar tujuan dan sasaran yang dapat dicapai secara lebih efisien dan klebih efektif dengan
tindakan yang dilakukan secara bersama - sama. Organisasi dimana individu menjadi
anggotanya dapat berukuran yang berbeda - beda, baik besarnya, strukturnya, kompleksitasnya
maupun tujuannya.

2.3. Unsur-Unsur Organisasi

Setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain sebagai berikut :

1. Sebagai Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja Sama

Organisasi adalah merupakan suatu wadah atau tempat dimana orang-orang dapat
bersama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan tanpa adanya organisasi menjadi saat
bagi orang-orang untuk melaksanakan suatu kerja sama, sebab setiap orang tidak mengetahui
bagaimana cara bekerja sama tersebut akan dilaksanakan. Pengertian tempat di sini dalam arti
yang konkrit, tetapi dalam arti yang abstrak, sehingga dengan demikian tempat sini adalah dalam
arti fungsi yaitu menampung atau mewadai keinginan kerja sama beberapa orang untuk
mencapai tujuan tertentu. Dalam pengertian umum, maka organisasi dapat berubah wadah
sekumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu misalnya organisasi buruh, organisasi
wanita, organisasi mahasiswa dan sebagainya.

2. Proses kerja sama sedikitnya antar dua orang

Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja sama juga merupakan proses kerja sama
sedikitnya antar dua orang. Dalam praktek, jika kerja sama tersebut di lakukan dengan banyak
orang, maka organisasi itu di susun harus lebih sempurna dengan kata lain proses kerja sama di
lakukan dalam suatu organisasi, mempunyai kemungkinan untuk di laksanakan dengan lebih
baik hal ini berarti tanpa suatu organisasi maka proses sama itu hanya bersifat sementara, di
mana hubungan antar kerja sama antara pihak-pihak bersangkutan kurang dapat diatur dengan
sebaik-baiknya.
3. Jelas tugas kedudukannya masing-masing

Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing-masing orang atau pihak
hubungan satu dengan yang lain akan dapat lebih jelas, dengan demikian kesimpulan dobel
pekerjaan dan sebagainya akan dapat di hindarkan. Dengan kata lain tanpa orang yang baik
mereka akan bingung tentang apa tugas-tugasnya dan bagaimana hubungan antara yang satu
dengan yang lain.

4. Ada tujuan tertentu

Betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi seorang manajer. Suatu perencana


yang kurang baik tetapi organisasinya baik akan cenderung lebih baik hasilnya dari pada
perencanaan yang baik tetapi tidak baik. Selain itu dengan cara mengorganisasi secara baik akan
mendapat keuntungan antara lain sebagai berikut :

- Pelaksanaan tugas pekerjaan mempunyai kemungkinan dapat dilaksanakan secara efisien dan
efektif

Organisasi juga mempunyai unsur-unsur pendukung agar bisa berjalan dan terlaksana,
berikut unsur-unsur organisasi :

a. Personil (Man)

Ini adalah unsur terpenting di dalam sebuah organisasi dimana masing-masing personil
memiliki tingkatan dan fungsi tersendiri.

b. Kerjasama (Team Work)

Organisasi hanya bisa mencapai tujuan bersama bila para anggotanya melakukan tugas
dan tanggungjawab secara bersama-sama.

c. Tujuan Bersama

Ini adalah sasaran yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi, baik dari sisi prosedur,
program, pola, hingga hasil akhir dari pekerjaan organisasi tersebut.

d. Peralatan (Equipment)

Untuk mencapai tujuan diperlukan sarana dan prasarana berupa kelengkapan sebuah
organisasi, seperti; kantor/ gedung, material, uang, sumber daya manusia, dan lainnya.
e. Lingkungan (Environment)

Faktor lingkungan juga sangat berpengaruh pada sebuah organisasi. Misalnya sosial
budaya, kebijakan, anggaran, peraturan, dan kondisi ekonomi.

f. Sumber Daya Alam


Selain lingkungan, sumber daya alam juga merupakan unsur penting yang harus terpenuhi
agar organisasi berjalan dengan baik. Beberapa contohnya adalah; air, keadaan iklim,
kondisi tanah, cuaca, flora dan fauna.

2.4. Pendekatan Mengenai Fungsi-Fungsi Organisasi

Teori pertama yang memiliki keterkaitan dengan pendekatan ini adalah teori birokrasi
yang diperkenalkan oleh Max Weber, seorang teoritisi terkenal sepanjang zaman. La
mendefinisikan organisasi sebagai sistem dari suatu aktivitas tertentu yang bertujuan dan
berkesinambungan. Intl dari teori Weber mengenai birokrasi adalah konsep mengenai kekuasaan,
wewenang dan legitimasi. Menurut Weber, kekuasaan adalah kemampuan seseorang dalam
setiap hubungan sosial guna mempengaruhi orang lain. La juga mengemukakan adanya tiga jenis
kewenangan (otoritas), yaitu otoritas tradisional, otoritas birokratik (rasional-legal) dan otoritas
karismatik. Kewenangan tradisional terjadi ketika perintah atasan dirasakan sebagai sesuatu yang
sudah pastas atau sudah benar menurut ukuran tradisi. Sedangkan kewenangan birokratik
merupakan bentuk yang paling relevan dalam birokrasi, karena kekuasaan diperoleh dari aturan-
aturan birokrasi yang disepakati oleh seluruh anggota organisasi. Dan kewenangan karismatik
merupakan kekuasaan yang diperoleh karena karisma dari kepribadian seseorang. Selain itu,
Weber juga mengemukakan pandangannya mengenai enam prinsip birokrasi yang terdiri dari:

1. Birokrasi didasarkan pads aturan-aturan yang memungkinkan diselesaikannya suave


persoalan;
2. Birokrasi mengenai pembagian secara sistematis terhadap tenaga kerja. Setiap tenaga
kerja memiliki hak dan kekuasaan yang terdefinisikan secara jelas;
3. Esensi dari birokrasi adalah adanya penjenjangan (hierarki);
4. Pimpinan diangkat berdasarkan kemampuan dan pendidikan mereka;
5. Birokrasi harus memiliki kebebasan untuk mengalokasikan sumbersumber yang ada
dalam lingkup pengaruhnya;
6. Birokrasi mensyaratkan pengelolaan arsip yang rapi.
Teori lain yang berhubungan dengan pendekatan struktur dan fungsi organisasi adalah teori
sistem. Salah satu teoritisinya adalah Chester Barnard yang merupakan Presiders dari Bell
Telephone Company di New Jersey, Amerika Serikat. Barnard mengungkapkan sebuah tesis,
bahwa organisasi hanya dapat berlangsung melalui kerja sama antar manusia, dan bahwa kerja
sama adalah sarana di mana kemampuan individu dipadukan guna mencapai tujuan bersama atau
tujuan yang lebih tinggi. Selain itu, kita juga dapat menyimak karya Daniel Katz dan Robert
Kahn yang mengatakan bahwa sebagai suatu sistem sosial, organisasi memiliki keunikan di
dalam kebutuhannya guna memelihara berbagai masukan untuk menjaga agar perilaku manusia
di dalam organisasi tersebut tetap dalam keadaan terkendali. Dengan perkataan lain, sistem
memiliki tujuan-tujuan bersama yang mengharuskannya menomor-duakan kebutuhan individu-
individu.

2.5. Pendekatan Pengetahuan Perilaku Organisasi

Dengan adanya interaksi atau hubungan antar individu dalam organisasi, maka penelaahan
terhadap perilaku organisasi haruslah dilakukan melaui pendekatan-pendekatan sebagai berikut :

a. Pendekatan Sumber Daya Manusia (Suportif)

Pendekatan sumber daya manusia dimaksudkan untuk membantu pegawai agar berprestasi lebih
baik, menjadi orang yang lebih bertangung jawab, dan kemudian berusaha menciptakan suasana
dimana mereka dapat menyumbang sampai pada batas kemampuan yang mereka miliki, sehingga
mengarah kepada peningkatan keefektifan pelaksanaan tugas. Pendekatan ini berarti juga bahwa
orang yang lebih baik akan mencapai hasil yang lebih baik pula, sehingga pendekatan ini disebut
pula dengan pendekatan suportif.[9]

b. Pendekatan Kontingensi

Pendekatan Kontingensi mengandung pengertian bahwa adanya lingkungan yang berbeda


menghendaki praktek perilaku yang berbeda pula untuk mencapai keefektifan. Disini pandangan
lama yang mengatakan bahwa prinsip-prinsip manajemen bersifat universal dan perilaku dapat
berlaku dalam situsi apapun, tidak dapat diterima sepenuhnya.

c. Pendekatan Produktivitas

Pendekatan Produktivitas dimaksudkan sebagai ukuran seberapa efisien suatu organisasi dapat
menghasilkan keluaran yang inginkan. Jadi, produktivitas yang lebih baik merupakan ukuran
yang bernilai tentang seberapa baik penggunaan sumber daya dalam masyarakat. Dalam hal ini
perlu diingat bahwa konsep produktivitas tidak hanya diukur dalam kaitannya dengan masukan
dan keluaran eonomis, tetapi masukan manusia dan social juga merupakan hal yang penting.
Dengan demikian, apabila perilaku organisasi yang lebih baik dapat mempertinggi kepuasan
kerja, maka akan dihasilkan keluaran manusia yang baik pula, dan pada akhirnya akan
meghasilkan produktivias pada derajat yang diinginkan.

d. Pendekatan Sistem

Pendekatan system terutama diterapkan dalam sistem sosial, dimana di dalamnya terdapat
seperangkat hubungan manusia yang rumit yang berinteksi dalam banyak cara. Ini berarti, dalam
mengambil keputusan para manajer harus mengkaji hal-hal diluar situasi langsung untuk
menentukan dampaknya terhadap system yang lebih besar, sehingga memerlukan analisis
manusia dengan pendekatan produktivitas diatas, memiliki kaitan yang sangat erat, dmana
adanya dorongan pimpinan terhadap karyawan untuk melakukan tugasnya sebaik mungkin,
secara langsung akan mendorong tingkat produktivitas organisasi.

2.6. Model Kekuasaan Dalam Organisasi

Dalam tanggapannya atas taksonomi jenis kekuasaan French and Raven, Douglas
Fairholm mengklasifikasi 10 jenis kekuasaan yang banyak diaplikasikan hingga saat ini, yang
menurutnya adalah:

1. Reward Power

Reward Power adalah kekuasaan yang didasarkan kemampuan seseorang menyediakan


keuntungan bagi sesuatu atau orang lain. Kekuasaan mengalir dari individu yang mampu
menyediakan reward yang dibutuhkan orang lain. Kemampuan ini memungkinkan pemilik
kekuasaan mengendalikan perilaku orang lain dan mencapai hasil yang diharapkan sejauh
adanya kebutuhan orang lain tersebut akan reward yang disediakan olehnya.

Penggunaan kekuasaan reward biasanya dilakukan oleh orang di tingkatan tertinggi hirarki
organisasi. Mereka biasanya punya akses pada material, informasi atau upah psikologis (senyum,
perhatian, pujian, kata-kata manis).
Manajemen tingkat menengah dan para supervisor juga biasanya memiliki jenis kekuasaan ini.
Sebaliknya, pekerja juga dapat menerapkan kekuasaan reward ini kepada atasannya, dengan cara
menerapkan energi dan skill yang mereka miliki guna menyelesaikan pekerjaan yang diharapkan
seorang manajer. Karena manajer bergantung pada kinerja pekerja, maka pekerja dapat menyetir
perilaku manajer agar sesuai keinginan mereka.

2. Coercive Power

Coercive Power adalah kekuasaan yang didasarkan atas kemampuan seseorang


menyediakan dampak hukuman pada target akibat ketidakpatuhannya. Kekuasaan ini terletak
pada kemampuan seseroang untuk memerintahkan kepatuhan lewat cara fisik. Seperti reward,
kekuasaan jenis ini memungkinkan pemimpin mempengaruhi perilaku orang lain akibat
kemampuannya menerapkan hasil yang tidak diinginkan. Ketidakpatuhan atas orang yang punya
jenis kekuasaan koersif menghasilkan penerapan hukuman dalam bentuk menahan reward yang
diinginkan. Ini merupakan situasi kekuasaan koersif, kekuasaan yang mengikuti model militer.

3. Expert Power

Expert Power adalah kekuasaan yang didasarkan kemampuan dan pengetahuan khusus
yang dimiliki seseorang di mana target atau orang lain kerap menggunakan atau bergantung
kepadanya. Orang selalu menghargai kompetensi, dan sebab itu Expert Power merupakan
sumber kekuasaan yang penting untuk diterapkan. Kekuasaan mengalir dari orang yang punya
skill, pengetahuan, dan kemampuan yang dibutuhkan dan dihargai oleh orang lain. Jika orang
merengek agar seorang pekerja mau menggunakan skill yang ia miliki untuk membantu mereka,
maka pekerja tersebut punya kekuasaan.

4. Legitimate Power

Legitimate Power adalah kekuasaan yang didasarkan atas perasaan orang lain bahwa
pelaku kekuasaan punya otoritas dan hak untuk mempengaruhi tindakan mereka. Perasaan ini
merupakan hasil yang diterima dari organisasi formal atau warisan historis. Kekuasaan hadir
pada mereka yang ditunjuk oleh organisasi untuk memberi perintah. Delegasi otoritas
melegitimasikan hak seseorang memaksakan kepatuhan pada mereka yang menyatakan wajib
untuk mentaati sumber kekuasaan (organisasi). Persepsi legitimasi di benak target kekuasaan
bersifat kritis. Baru setelah target ini yakin bahwa pemberi perintah punya hak yang legitimate
untuk memerintah sajalah mereka akan patuh.
5. Identification Power with Other

Hubungan seseorang dengan orang lain yang punya kekuasaan menular pada orang yang
berhubungan tersebut. Sebab itu, kekuasaan yang ada merujuk pada penguasa lain. Jenis
kekuasaan ini bisa datang lewat hubungan personal seperti sekretaris atau asisten administrasi
yang kerap kerja bareng boss eksekutif. Jika orang yang mendekatkan diri dengan kekuasaan
tersebut juga meniru gagasan, norma, metode, dan tujuan dari orang berkuasa, kekuasaan orang
tersebut akan bertambah.

6. Critical Power

Pada tingkat lain, seseorang berkuasa hingga derajat mana kontribusi orang tersebut
bersifat kritis bagi individu lain atau bagi organisasi. Bilamana orang lain berhasrat pada energi,
sumberdaya, dan keahlian seseorang, hingga derajat tersebut pula ia punya kekuasaan atas
mereka. Seseorang juga menerapkan kekuasaan sejauh orang tersebut terhubung dengan sumber
daya yang mereka kuasai.

7. Social Organization Power

Sumber kekuasaan lainnya adalah organisasi sosial. Kekuasaan juga diturunkan lewat
hubungan terstruktur di mana seseorang mengkombinasikan kekuatan individual mereka guna
memenuhi tujuan kelompok. James MacGregor Burns menyatakannya dalam kata-kata
“kekuasaan seorang pemimpin mengalir dari kekuasaan pengikut.” Pencapaian tujuan hanya
dapat terselenggara ketika satu individu berhasil memobilisasi dan mentransformasi pengikut,
yang pada gilirannya mentransformasikan kekuasaan tersebut kepada pemimpin.

8. Power Using Power

Kekuasaan juga bisa bersumber tatkala seseorang menggunakan kekuasaan-nya.


Kekeliruan menerapkan kekuasaan dapat berakibat hilangnya kekuasaan. Sebaliknya,
penggunaan kekuasaan cenderung meningkatkan kekuasaan itu sendiri. Persepsi dari orang lain
seputar kekeliruan seorang pengguna kekuasaan bisa menghasilkan berkurangnya dukungan.
Kekeliruan bertindak atau sering melakukan kekuasaan secara sembrono bisa mengikis
kekuasaan dan dukungan dari orang lain yang kita butuhkan agar kekuasaan kita langgeng.
Kekuasaan, pada dirinya sendiri, adalah sumber bagi kekuasaan lainnya.
9. Charismatic Power

Karisma yang digambarkan Max Weber dan Referent Power diidentifikasi menyediakan


dasar teoretis bagi dasar kekuasaan. Orang yang punya karisma biasanya punya personalitas
menyenangkan, menarik, dan mendorong orang mau mematuhi si pemilik karisma. Orang yang
punya kharisma biasanya ada di lingkar tengah klik-klik berpengaruh dan punya akses pada
orang-orang berpengaruh di dalam komunitas.

10. Centrality Power

Penempatan strategis individu ke dalam organisasi juga merupakan sumber kekuasaan.


Lokasi fisik di jantung kegiatan atau interaksi dengan orang-orang berkuasa menambah
perkembangan dan penggunaan efektif dari kekuasaan. Sentralitas kekuasaan ini penting dalam
konteks kekuasaan, baik secara fisik ataupun sosial.

2.7. Sumber-Sumber Kekuasaan Organisasi

Lebih dari 40 tahun yang lalu John Frech dan Betram raven mendaftarkan 5 sumber


kekuasaan dalam organisasi yaitu : kepercayaan anggota, penghargaan, paksaan, keahlian, dan
kepatuhan.

Tiga kekuatan dasar Kekuatan pertama ditirunkan dari posisi pemegang kekuasaan, yaitu orang -
orang yang menerima kekuasaan ini karena otoritas.

Dua sumber kekuatan sisa, murni dari karakter pemegang kekuasaan itu sendiri.

Hal ini mengindikasikan bahwa ada 5:

                              1. Legitimasi  merupakan hasil kesepakatan antara anggota organisasi yang mana orang
dengan peran tertentu dapat menerima perilaku spesifik dari orang lain.

Contoh : Hak seorang pemimpin untuk merekrut karyawan guna untuk menunjukan keahlian
yang berbeda.

                              2.  Penghargaan merupakan kekuasaan untuk memberikan penghargaan turun dari


kekuasaan perseorangan yang mengalokasikan penghargaan yang diberikan oleh orang lain dan
guna menghindari sebuah sanksi negatfif yang diberikan oleh atasan jikia dia melakukan
pelanggaran.
Contoh : Manajer memiliki otoritas formal yang memberinya kekuasaan penuh dalam
pendistribusian penghargaan organisasi seperti upah, kenaikan pangkat, waktu kerja, jadwal cuti,
dan penempatan kerja.

                              3.  Paksaan : Kekuasaan melalui paksaan adalah kekuasaan untuk memberikan vonis.

Contoh : Manajer memiliki kekuasaan untuk memaksa lewat otoritasnya dengan memberikan
teguran, menaikan dan menurunkan semangat karyawan. Persatuan butuh mungkin
menggunakan taktik untuk memaksa, seperti sebuah jasa pemotongan pajak, mogok kerja, serta
kenaikan gaji.

                    4. Pengalaman : Kekuasaan murni yang bersumber dari dalam diri individu, pengaruh yang
diperoleh dari keahlian, ketrampilan khusus, pengetahuan.

Contoh : Habibie yang ahli dalam bidang pembuatan pesawat, Kotler yang ahli dalam bidang
pemasaran sehingga pendapatnya banyak dirujuk, dan diikuti oleh orang-orang pemasaran, para
mahasiswa yang sedang belajar pemasaran.

                 5.  Referent / karismatik : Kekuasaan yang didasarkan pada kepatuhan kepada seseorang
yang mempunyai citra yang sangat dikenal oleh banyak orang. Dapat juga didasarkan pada
identifikasi terhadap seseorang yang memiliki sumber daya atau sifat-sifat personal yang
menyenangkan. 

Contoh : Seseorang atau biasanya pemimpin baik pemimpin formal maupun non formal yang
mempunyai kekuasaan karismatik seperti Bung Karno. Dia adalah pemimpin yang karismatik.
Orang sampai rela mendengarkan pidatonya sampai berjam jam tanpa bosan.

Menurut pendapat Gareth Morgan tentang sumber kekuasaan dalam organisasi, yang
menurutnya berasal dari:

1. Otoritas formal;
2. Kendali sumber daya langka;
3. Penggunaan struktur, aturan, dan kebijakan organisasi;
4. Kendali proses pembuatan keputusan;
5. Kendali pengetahuan dan informasi’
6. Kendali batasan (boundary) organisasi;
7. Kendali teknologi;
8. Aliansi interpersonal, jaringan, dan kendali atas “organisasi informal”;
9. Simbolisme dan manajemen makna (filosofi organisasi);
10. Gender dan manajemen hubungan berbasis gender;
11. Faktor-faktor struktural yang menentukan tahap-tahap tindakan; dan
12. Kekuasaan yang telah seorang miliki.
Bagi Morgan, sumber-sumber kekuasaan menyediakan para anggota organisasi sejumlah
makna berbeda untuk menggapai kepentingan mereka serta memecahkan sekaligus melestarikan
konflik dalam organisasi.

2.8. Etika Dalam Politik Keorganisasian


1. Memerankan sifat utilarian ( berguna bagi semua kalangan)
2. Menghormati hak hak individu
3. Menghargai persamaan hukum.

2.9. Jenis-Jenis Kegiatan Politik Organisasi


1. Menyerang atau menutup mata terhadap kedudukan pihak lain
2. Selektif dalam mendistribusikan informasi
3. Mendendalikan saluran informasi
4. Membentuk koalisi
5. Managing impressions

2.10. Alat Untuk Mencapai Tujuan

Salah satunya adalah menggunakan Manajemen. Menurut Peter Drucker, Manajemen


adalah bagaimana kita menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan dengan
efisensi dan efektivitas. Caranya ialah dengan menjalankan fungsi dan proses manajemen
dengan baik.
Kesimpulan dan Saran

3.1 Kesimpulan

Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku tingkat
individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta dampaknya terhadap kinerja (baik
kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Sedangkan, Keorganisasian adalah suatu
badan yang di mana di dalamnya terdiri dari beberapa orang yang mempunyai Visi dan Misi
yang sama.

3.2 Saran

Mengingat adanya keterbatasan yang dimiliki oleh penulis baik dalam pengetahuan
maupun dari pemaparan yang sudah dijelaskan. Alangkah lebih baiknya jika para pembaca juga
membaca literatur-literatur dari daftar pustaka yang ada dibawah ini, guna menambah
pemahaman dan ilmu pengetahuan.
Daftar Pustaka

http://fadlyscreez.blogspot.com/2011/01/makalah-keorganisasian.html

http://juliaandrianiputri.blogspot.com/2012/10/normal-0-false-false-false-in-x-none-x_6650.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_organisasi

https://id.scribd.com/document/339363512/Alat-Untuk-Mencapai-Tujuan-Adalah

http://mangihot.blogspot.com/2016/12/fungsi-organisasi-dan-pendekatan.html

https://naskahtua.blogspot.com/2015/09/konsep-dasar-faktor-pendekatan-perilaku-organisasi.html?
m=1

http://setabasri01.blogspot.com/2011/01/kekuasaan-dan-politik-dalam-organisasi.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai