Anda di halaman 1dari 83

DIKTAT

UROGENITALIA

DR. H. ABD. RAZAK DATU, PH.D., P.A.K.

BAGIAN ANATOMI FAK. KEDOTERAN


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR.
UROGENITALIA

Urogenitalia adalah gabungan dari sisterna urinarius dan sisterna genitalia. Sistem
urinarius dari ren, ureter, vesica urinaria dan urethra. Sisterna genitalia terdiri dari organa
genitalia msculina dan organ genitalia femina.
Kedua sistem ini dibicarakan bersama-sama atas dasar ontogeni dan adanya organ yang
berfungsi ganda. Urethra masculina berada di dalam penis, merupakan bagian dari sisterna
urinarius dan bagian dari sisterna reproduksi. Urethra feminina terletak berdampingan (di
ventral) vagina, serta bermuara ke dalam vulva.
Organ-organ urogenitalia ada yang terdapat di dalam cavum abdominis, cavitas pelvis
dan ada yang berada di bagian luar tubuh. Sebaliknya di dalam cavitas pelvis terdapat pula
sebagian dari tractus digestivus, seperti ileum, colon sigmoideum dan rectum.

BAB I
PELVIS
Pendahuluan
Pelvis berfungsi dalam transmisi gaya berat badan pada waktu berdiri, duduk dan
berpindah tempat. Pada wanita pelvis mempunyai fungsi tambahan, yaitu merupakan jalan lahir
bagi bayi pada waktu partus.

SKELETON PELVIS
Tulang-tulang yang membentuk pelvis terdiri atas dua buah os coxae, yang berada di
bagian ventral dan lateral, os sacrum dan os coccygeus di bagian dorsal.
Dalam posisi Anatomi, spina iliaca anterior superior dan tuberculum pubicum terletak
pada bidang frontal yang sama; ujung coccygeus dan margo superior symphysis osseum pubis
berada pada bidang horizontal yang sama. Facies interna corpus pubis terletak menghadap ke
arah cranial, ditempati oleh vesica urinaria. Facies pelvina ossis sacri menghadap ke arah caudal.
Pelvis minor (= true pelvis ) membentuk apertura pelvis superior, cavitas pelvis dan apertura
pelvis inferior. Apertura pelvis superior (= pelvic inlet ) dibentuk oleh tepi cranialis symphysis
osseum pubis, linea arcuata sinistra dan linea arcuata dextra, serta promontorium.
Pada apertura pelvis superior dapat diukur diameter conjugata (= diameter anterior
posterior), diameter obliqua dan diameter transversal (= diameter sinister). Diameter conjugata
adalah jarak antara promontorium dan tepi cranialis symphysis osseum pubis. Diameter
conjugata diagonalis adalah jarak antara promontorium dan tepi caudalis symphysis osseum
pubis, yang diukur dengan cara melakukan vaginal toucher. Diameter transversal adalah jarak
antara articulatio sacroiliaca dengan eminentia iliopectinae yang kontra lateral.
Cavitas pelvis letaknya mengarah ke dorsal dan caudal, mulai dari apertura pelvis
superior sampai pada apertura pelvis inferior; bentuk dinding dorsal lebih panjang daripada
dinding ventralnya.
Apertura pelvis inferior (= pelvic outlet) berbentuk belah ketupat, dibatasi oleh
ligamentum arcuatum pubis, ramus inferior ossis pubis, tuber ischiadicum, ligamentum
sacrotubersum dan ujung os coccygeus.
Klasifikasi pelvis pada wanita ditentukan atas dasar bentuk pelvic inlet dan ukuran-
ukurannya. Menurut bentuknya apertura pelvis superior dibagi menjadi 4 tipe, sebagai berikut :
1. gynecoid, berbentuk bulat ;
2. android, berbentuk jantung kartu ;
3. anthropoid, berbentuk oval ;
4. platypelloid, berbentuk oval melintang.

DINDING PELVIS
Dinding pelvis terdiri atas tiga lapisan, yakni lapisan internal, intermedia dan external.
Lapisan intermedia terdiri dari os sacrum, os coccygeus dan os coxae, serta membrana
obturatoria, ligamentum sacrotubersum dan ligamentum sacrospinosum.
Lapisan externa dibentuk oleh otot-oto dan fascia yang berada di sebelah superficialis dari
lapisan intermedia, termasuk m.gluteus maximus.
Lapisan interna dibentuk oleh otot-otot dan fascia yang melekat pada lapisan interrmedia; selain
itu dibentuk pula oleh peritoneum, pembuluh darah dan serabut-serabut saraf.
Dinding pelvis dibagi menjadi dua buah dinding lateral, sebuah dinding posterior dan
sebuah dinding dasar (= lantai ).
Dinding lateral dibentuk oleh bagian dari os coxae yang berada di sebelah caudal dari linea
terminalis, ditutupi oleh m.obturator internus dan fascia obturatoria. Pada m.obturator internus
terdapat nervus obturatorius dan cabang-cabang dari vasa iliaca interna yang berjalan ke arah
ventro-caudal. Percabangan pembuluh darah yang dimaksud adalah arteria umbicalis, arteria
obturatoria, arteria vesicalis superior, dan pada wanita arteria uterina serta arteria vaginalis. Di
bagian posterior dari dinding ini terdapat ureter, di bagian anterior terdapat ligamentum teres
uteri (= round ligament of uterus ) dan pada pria ductus deferens. Pada wanita di dinding lateral
terdapat fossa ovarica, yakni suatu cekungan yang dibatasi oleh arteria umbilicalis, yang telah
mengalami obliterasi, di bagian anterior terdapat ureter, dan di bagian posterior terdapat vasa
iliaca communis.
Dinding posterior berbentuk melengkung; bagian cranialnya menghadap ke arah caudo-ventral.
Dibentuk oleh os sacrum dan os coccygeus. Pada bagian lateral terdapat m.piriformis dan
m.coccygeus. Pada dinding ini terdapat plexus lumbosacralis, plexus venosus dan percabangan
arteria iliaca intrna. Pada permukaan os sacrum terletak arteria sacralis media dan truncus
sympathicus yang berjalan di sebelah caudalnya.
Dinding dasar (lantai) dibentuk oleh peritoneum, diaphragma pelvis, diaphragma urogenitale
dan perineum.
Peritoneum di bagian caudal membentuk refleksi dan bagian ventral rectum menuju ke
vesica urinaria, yang pada pria membentuk excavatio rectovesicalis, pada wanita refleksi ini
menuju ke uterus dan vagina membentuk excavatio rectouterina. padA sisi lateral dari excavatio
tersebut terdapat lipatan peritoneum yang membentuk plica rectovesicalis dan plica rectouterina.
Baik pada pria maupun pada wanita kedua plica ini dinamakn plica sacrogenitale. Pada wanita
refleksi peritoneum dari permukaan anterior uterus menuju ke vesica urinaria membentuk
excavatio vesicouterina.

Diaphragma pelvis dibentuk oleh m.levator ani dan m.coccygeus serta fascia pelvis
lamina parietalis, yang membungkus kedua otot tersebut. M.levator ani merupakan otot yang
kuat dan tebal, terletak hampir horizontal. Di rectum pada pria dan wanita. Ketiga organ tersebut
tadi mendapat dukungan dari serabut-serabut m.levator ani. M.levator ani dibagi menjadi tiga
bagian, yakni m.pubococcygeus, m.puborectalis dan m.ileococcygeus.
m.pubococcygeus merupakan bagian yang utama, melekat dari facies dorsalis corpus pubis,
berjalan ke dorsal menuju ke os coccygeus. Pada pria otot ini mengarah ke dorsal, megadakan
perlekatan pada glandula prostat (myofibril bagian medial), disebut m.levator prostatae. Pada
wanita serabut otot di bagian medial tersebut mengadakan perlekatan pada urethra dan vagina,
disebut m.pubovaginalis; myofibril yang lainnya bersama-sama dengan myofibril yang
kontralateral membungkus urethra dan vagina, dinamakan m.sphincter vaginae. Di bagian dorsal
uerthra dan vagina terdapat myofibril yang mengadakan insertio pada centrum tendineum
perinei, dan ada sebagian kecil myofibril (= serabut otot puboanalis) yang melanjutkan diri pada
dinding canalis analis.
Serabut-serabut m.pubococcygeus yang berada di bagian paling lateral berasal dari arcus
tendineus m.levator ani.
m.puborectalis merupakan bagian yang paling posterior dari m.levator ani, yang banyak kali
hanya berupa suatu aponeurose saja. Musculus ini berasal dari facies medialis spina ischiadica
dan mengadakan insertio pada sisi lateral bagian caudal os sacrum serta bagian cranial os
coccygeus.
Diaphragma pelvis berfungsi membantu fiksasi viscera pelvis dan menahan tekanan intra
abdominal yang semakin meningkat. Bersama-sama dengan kontraksi otot-otot dinding ventral
abdomen meningkatkan tekanan intra abdominal, misalnya pada defecasi. M.levator prostetae
dan m.apubovaginalis berperan dalam mengontrol proses miksi (otot-otot ini terletak di caudalis
vesica urinaria). Pada waktu defecasi m.puborectalis mengalami relaksasi sehingga anorectal
junction menjadi kendor.

Diaphragma urogenitale dibentuk oleh m.transversus perinei profundus dan m.sphincter


urethrae. Di dalam diaphragma urogenitale terdapat glandula bulbourethralis. Diaphragma
urogenitale terdapat di dalam spatium perinei profundum. Letaknya hampir horizontal pada
posisi orang berdiri tegak. Dilalui oleh urethra kira-kira 2,5 cm di sebelah dorsalis symphysis
osseum pubis. Fascia yang menutupi diaphragma urogenitale merupakan lanjutan dari pars
anterior fascia diaphragmatis pelvis inferior.
FASCIA PELVIS
Terdiri dari lamina parietalis, yang menutupi otot-otot pelvis, dan lamina visceralis yang
mentupi viscera pelvis. Di beberapa tempat fascia ini menebal membentuk ligamentum.
Lamina parietalis membentuk fascia obturatoria, melanjutkan diri menjadi fascia iliaca
( menutupi m.iliacus). fascia ini membungkus vasa dan nervus obturatorius. Di sebelah anterior
melekat pada facies dorsalis corpus pubis dan di bagian dorsal melekat pada tepi anterior incisura
ischiadica major.
Tempat melekat m.levator ani pada fascia obturatoria disebut arcus tendineus m.levator ani. Di
sbelah caudalis dari tempat perlekatan m.levator ani, m.obturator internus bersama-sama dengan
fascia obturatoria membentuk dinding lateral fossa ischiorectalis (= fossa ischionalis). Vasa dan
nervus pudendus dibungkus oleh fascia ini membentuk canalis pudendalis (= Alcock). Fascia
pelvis menebal membentuk ligamentum puboprostaticum pada pria dan ligamnetum
pubovesicalis pada wanita. Ligamentum ini meluas ke dorsal dan membungkus cervix uteri,
membentuk ligamentum pubocervicale. Penebalan dari fascia yang meluas dari os sacrum
sampai pada cervix uteri membentuk ligamnetum uterosacrale. Ligamentum tersebut tadi
bersama-sama dengan diaphragma pelvis memfiksir uterus pada posisi normal.

FASCIA DIAPHRAGMATIS PELVIS


Fascia ini merupakan bagian dari fascia pelvis lamina parietalis, terdiri dari dua lapisan,
yakni fascia diphragmatis pelvis superior dan fascia diaphragmatis pelvis inferior.
Fascia diaphragmatis pelvis superior menutupi permukaan medial (facies pelvina) m,levator ani
dan m.occygeus. penebalan dari fascia ini membentuk arcus tendineus fasciae pelvis, yang
meluas dari spina ischiadica sampai ke facies dorsalis corpus pibis, dekat pada symphysis
osseum pubis. Bagian anterior dari arcus tendineus fasciae pelvis membentuk ligamnetum
puboprostaticum mediale (= ligamentum pubovesicale). Facies diaphragmatis pelvis superior
bersatu dengan ligamnetum sacrospinosum, banyak kali berjalan ke dorsal untuk membungkus
m.piriformis.
Fascia diaphragmatis pelvis inferior lebih tipis daripada yang superior, berada pada permukaan
inferior m.levator ani dan m.coccygeus. fascia ini membentuk dinding medial fossa ischiorectalis
(= fossa ischionalis ).

PERINEUM
Perineum adalah suatu daerah yang sesuai dengan apertura pelvis inferior, berbentuk
belah ketupat, dibatasi oleh arcus pubicum, tuber ischiadicum (bersama tepi m.gluteus maximus)
dan ujung os coccygeus, berada di sebelah caudalis dari diaphragma pelvis.
Perineum dibagi menjadi trigonum urogenitale dan trigonum anale.
Pada trigonum urogenitale pria terdapat muara urethra, dan pada wanita terdapat muara urethra
dan muara vagina. Di klinik obstetry perineum adalah daerah yang terletak diantara anus
dan commissura labiorum posterior.
Perineum dibentuk dari superficial ke profunda oleh :
1. Kulit
2. Fascia perinei superficialis
3. Fascia perinei profundus
4. Spatium perinei superficialis
5. Fascia diaphragmatis urogenitalis inferior
6. Spatiun perinei profundus
7. Fascia diaphragmatis urogenitalis superior

Fascia perinei superficialis disebut juga fascia Collesi, merupakan jaringan subcutaneus
yang terdiri atas jaringan ikat, lemak dan otot polos. Fascia ini meluas ke scrotum dan
kehilangan jaringan lemaknya, sedangkan serabut otot polos bertambah banyak, membentuk
tunica dartos. Jaringan lemak pada fascia ini meluas ke regio femoris bagian medial dan ke
dinding abdomen (melanjutkan menjadi fascia Camperi). Fascia perinei superficialis di abgaian
dorsal melekat pada tepi posterior diaphragma urogenitale dan pada centrum tendineum, di
bagian lateral melekat pada ramus ischiopubicus ( melekat bersama-sama bagain fascia lata ), ke
bagian anterior meluas ke scrotum.

Fascia perinei profundus melekat pada tepi posterior diaphragma urogenitale. Di bagian
lateral mel;ekat pada ramus ischiopubicus. Di bagian anterior fascia ini menyatu dengan
ligamentum suspensorium penis, lalu melanjutkan diri pada fascia abdominis superficialis, yang
meanutupi m.obliquus externus abdominis dan m.rectus abdominis.

Spatium perinei superficialis adalah suatu celah (kantong) yang dibentuk di bagian
caudal oleh fascia perinei profundus dan di bagian superior oleh fascia diaphragmatis inferior. Di
dalam spatium ini terdapat m.transversusu perinei superficialis, m.ischiocavernosus dan
m.bulbocavernosus.

Spatium perinei profundus adalah juga sebuah celah (kantong), yang dibentuk oleh fascia
diaphragmatis urogenitalis superior dan fascia diaphragmatis inferior. Spatium ini berisi
m.transversus perinei profundus dan m.sphincter urethrae (membranaceae), yang
membentuk diaphragma urogenitale dan di dalamnya terdapat glandula bulbourethralis.
Fascia diaphragmatis urogenitalis superior (lamina profunda, lamina interna) adalah
sebuah lembaran berbentuk segitiga, terletak diantara ramus ischiopubicus sinister dan dexter,
berada diantara m.transversusu perinei profundus dan m.pubococcygeus, menyatu dengan fascia
yang membungkus kedua otot tersebut. melekat di sebelah anterior pada symphysis osseum
pubis, di sebelah dorsal melekat pada centrum tendineum, di sebelah lateral melekat pada sisi
medial ramus ischiopubicus, dan menyatu dengan fascia obturatoria. Ditembusi oleh urethra dan
vagina. Melekat pada pars inferior capsula yang membungkus prostat.

Fascia diaphragmatis urogenitalis inferior (lamina superficialis, lamina externa) adalah


suatu lembaran berbetuk segitiga, terletak diantara ramus ischiopubicus sinister dan dexter. Di
sebelah lateral melekat pada sisi medial rami ischiopubicus pada ligamentum arcuatum pubicum
dan pada tuber ischiadicum.

Pada trigonum anale terdapat anus, baik pada pria maupun wanita. Jaringan subcutaneus
pada regio ini meluas ke arah cranial pada kedua sisi anus dan mengisi fossa ischioanalis (= fossa
ischiorectelis). Jaringan ini memfiksir canalis analais dan memberi kesempatan canalis analis
membesar pada waktu defecasi.

Fossa ischiorectalis (= fossa ischioanalis) berada diantara kulit di sebelah caudal dan
diaphragma pelvis di sebelah cranial. Mempunyai dinding lateral yang letaknya hampir vertikal,
dibentuk oleh m.obturator internus bersama-sama dengan fascia obturatoria. Pada dinding lateral
ini terdapat canalis pudendalis. Dinding supero-medial dibentuk oleh fascia diaphragmatis pelvis
inferior dan m.sphincter ani externus. Dinding ini bertemu dengan dinding lateral pada tempat
pertemuan fascia obturatoria dengan fascia diaphragmatis pelvis inferior. Di sebelah ventral fossa
ischiorectalis dibatasi oleh tepi posterior diaphragmatis urogenitale dan centrum tendineum
perinei.
Fossa ischiorectalis berisi jaringan ikat yang membentuk septa (rongga-rongga) dan jaringan
lemak (= ischiorectal pad of fat). Di sebelah posterior fossa ini dibayasi oleh ligamentum
sacrotubersum dan ditutupi oleh m.gluteus maximus.

Centrum tendineum perinei (= corpus perinale ) adalah sebuan bangunan fibrimuscular


yang terletak pada bidang mediana diantara canalis analis dan diaphragma urogenitale. Pada
bangunan ini melekat m.transversus perinei superficialis et profundus, m.bulbospongiosus,
m.levator ani, m.sphincter ani externus dan serabut-serabut otot polos dari startum longitudinale
dinding rectum. Pada centrum tendineum ini juga melekat fascia perinei superficialis, fascia
perinei profundus, fascia diaphragmatis urogenitalis superior dan fascia diaphragmatis
urogenitalis inferior.

Pada wanita yang akan partus centrum tendineum perinei ini perlu mendapat perhatian istimewa,
oleh karena dapat robek, untuk menghindari hal tersebut maka dilakukan episiotomy.
VASCULARISASI
A.ILIACA INTERNA
A.iliaca interna (= a.hypogastrica) dipercabangkan oleh a.iliaca communis di sebelah
ventral articulatio sacroiliaca, setinggi promontorium, panjang 4 cm. Arteri ini disilangi di
sebelah ventral oleh ureter. Dipisahkan terhadap articulatio sacroiliaca oleh vena iliaca interna.
Di bagian cranial a.iliaca interna berada di sebelah medial dari vena iliaca interne dan m.psoas
major, dan di bagian caudal arteri ini terletak di sebelah medial nervus obturatorius.

Arteria iliaca interna memberi percabangan parietal dan visceral.


Cabang parietal adalah sebagai berikut :
a.iliolumbalis
1. a.sacralis lateralis
2. a.obturatoria
3. a.glutea superior
4. a.glutea inferior
5. a.pudenda interna
6. a.pudenda interna
percabangan visceral adalah sebagai berikut :
1. a.umbalis
2. a.vesicalis superior
3. a.ductus deferens
4. a.vesicalis inferior
5. a.uterina
6. a.vaginalis
7. a.rectalis media.

A.iliolumbalis
Berjlan ke arah cranial dan lateral menuju ke fossa iliaca, mempercabangkan ramus iliacus
yang memberi suplai darah kepada m.iliacus, dan ramus lumbalis yang memberi vascularisasi
kepada m.quadratus lumborum dan m.psoas major.

A.sacralis lateralis
Sering ada dua buah, yakni ramus superior dan ramus inferior. Ramus superior berjalan
melalui foramen sacralis I atau yang ke II. Ramus inferior berjalan ke caudal, berada di sebelah
ventral m.piriformis dan nervus sacralis, di sebelah lateral truncus sympathicus menuju ke
coccygeus.

A.obturatoria
Berjalan ke ventral-caudal pada fascia obturatoria menuju ke foramen obturatorium. Di
sebelah cranialnya terdapat nervus obturatorius, dan di sebelah caudalnya berjalan vena
obturatoria. Ureter menyilang arteri ini dekat pada pangkalnya. Memberikan rami musculares
dan a.nutricia kepada ilium serta ramus pubicus yang berjalan ascendens pada facies pelvina ilii.
sEtelah melalui foramen obturatorium a.obturatoria mempercabangkan ramus anterior dan ramus
posterior, berjalan ke anterior dan posterior mengelilingi tepi foramen obturatorium. Terletak
pada membrana obturatoria dan mensuplai m.obturator externus.

A.pudenda interna
A.pudenda interna pada pria lebih besar daripada wanita. Berjalan ke caudo-lateral menuju
ke tepi caudal foramen ishiadicum majus, meninggalkan pelvis dengan berjalan diantara
m.piriformis dan os coccygeus. Kemudian menyilang di sebelah dorsal spina ischiadica, berada
di sebelah medial nervus yang menuju ke m.obturator internus, dan dengan melewati foramen
ischiadicum minus mencapai perineum.
Arteri ini berjalan bersama-sama dengan vena pudenda interna dan percabangan nervus
pudendus di dalam canalis pudendalis Alcock. Melanjutkan diri ke ventral, menembusi tepi
posterior diaphragma urogenitale, masuk ke dalam spatium perinei profundus, dekat pada ramus
inferior ossis pubis. Sebelum mencapai symphysis osseum pubis a.pudenda interna membentuk
dua cabang terminal, yakni a.dorsalis penis (clitoridis) dan a.profunda penis (clitoridis).
A.pudenda interna memberi cabang kepada plexus sacralis, otot-otot pelvis dan otot-otot pada
regio glutea.
Percabangannya lainnya :
1. arteria rectalis inferior
2. rami scrotales (labiales) posteriores
3. arteria perinealis
4. arteria bulbi penis
5. arteria bulbi vestibuli (vaginae)
6. arteria urethralis
A.umbilicalis
Merupakan pembuluh darah utama dalam circulatio foetalis, yang setelah lahir
mengalami obliterasi menjadi ligamentum umbilicale laterale. Bagian proximal arteri tetap ada
dan tetap berfungsi (= pars patens), berjalan ke ventral sepanjang dinding lateral pelvis dan
sepanjang fascia infero-lateral vesica urinaria, mempercabangkan a.ductus deferens dan
a.vesicalis superior. Ligamentum umbilicale lateral ditutupi oleh peritoneum membentuk plica
umbilicale laterale, sedangkan ligamentum umbilicale mediale yang adalah sisa dan urachus,
berada diantara vertex vesica urinaria dan umbilicus, ditutupi oleh peritoneum membentuk plica
umbilicale mediale.

VENA ILIACA INTERNA


Vena iliaca interna (= vena hypogastrica) bergabung dengan vena iliaca externa
membentuk vena iliaca communis. Terletak di sebelah dorsal arteria iliaca interna, disilangi di
sebelah lateral oleh nervus obturatorius. Menerima aliran darah venous yang dibawa oleh vena-
vena yang mengikuti percabangan a.iliaca interna, kecuali a.umbilicalis dan a.iliolumbalis. vena-
vena yang dimaksud adalah :
1. vena glutea superior
2. vena glutea inferior
3. vena pudenda interna
4. vena dorsalis penis (clitoridis)
juga menerima aliran darah venous dari plexus venosus, yakni :
1. plexus venosus rectalis
2. plexus venosus vesicalis
3. plexus venosus prostaticus
4. plexus venosus uterinus
5. plexus venosus vaginalis
Plexus sacralis tidak menerima aliran darah venosus dari viscera, tetapi mempunyai hubungan
dengan vena azygos dan sisterna vena vertebralis.

INNERVASI
Terutama berasal dari nervus spinalis segmental sacralis dan coccygeus, serta dari pars
pelvis systema autonomica. Plexus sacralis dibentuk oleh ramus ventralis n.sacralis 1 – 4 dan
truncus lumbosacralis. Terletak di sbelah ventral m.piriformis, dipisahkan dari vena iliaca interna
dan ureter oleh fascia pelvis parietalis.

Nervus pudendus
Dibentuk oleh nervus sacralis 2-3-4, mempersarafi perineum, mengandung komponen
motoris, sensoris dan serabut-serabut post ganglioner sympathis. Berjalan melalui foramen
ischiadicum ( sciaticum) majus, di caudalis m.pisiformis. kemudian menyilang di sebelah dorsal
spina ischiadica, berada di sebelah medial arteria pudenda interna, mencapai perineum melalui
foramen ischiadicum (sciaticum) minus bersama-sama dengan arteri tersebut. di dalam canalis
pudendalis Alcock n.pudendus mempercabangkan nervus rectalis inferior, dan selanjutnya
membentuk bifurcatio menjadi nervus perinealis dan rectus dorsalis penis ( clitoridis ).

N.rectalis inferior
Berjalan menembusi dinding medial canalis pudendalis, membentuk beberapa cabang,
berjalan melalui fossa ischiorectalis, mempersarafi m.sphincter ani externus, kulit di sekitar anus
dan canalis analis.

N.perinealis
Mempercabangkan ramus superficialis dan ramus profundus. Ramus profundus berjalan
menembusi dinding medial canalis pudendalis, meampersarafi m.sphincter ani externus dan
m.levator ani. Kemudian ramus ini menembusi fascia perinei superficialis dan fascia perinei
profundus, masuk kedalam spatium perinei superficialis, mempersarafi m.bulbospongiosum,
m.ischiocavernosum, m.transversus perinei superficialis dan bulbus penis. Ramus superficialis
terbagi menjadi dua buah nervi scrotales ( labiales ) posteriores, sebuah di lateral dan sebuah
medial. Kedua cabang ini menembusi fascia perinei profundus dan fascia perinei superficialis,
berjalan ke arah ventral bersama-sama dengan rami scrotales (labiales) posteriores menuju ke
scrotum (labium majus).

N.dorsalis penis (clitoridis)


Menembusi tepi posterior diaphragma urogenitale, mempersarafi m.transversus perinei
profundus dan m.sphincter urethrae membranaceae.

INNERVASI SYMPATHIS
Berasal dari dua sumber, yakni truncus sympathicus dan plexus aorticus. Truncus
sympathicus pars sacralis terletak pada facies pelvina ossis sacri, terdiri sebagian besar dari
serabut-serabut preganglioner. Ujung caudalis truncus sympathis membentuk ganglion impar,
terletak di sebelah ventral os coccygeus. Pada truncus sympathicus pars sacralis ini terdapat 3 – 4
buah ganglia vertebralia. Serabut-serabut dari plexus aorticus bersama-sama nervi splanchnici
lumbales membentuk plexus hypogastricus superior (= nervus presacralis ). Di sebelah ventral
os sacrum plexus ini memberi dua buah cabang yang disebut nervus hypogastricus dexter et
sinister. Setiap saraf ini berjalan pada sisi rectum (pada wanita, di sisi rectum dan vagina). Di
bagian caudal os sacrum nervus hypogastricus bersama-sama dengan nervus splanchinicus
pelvicus membentuk plexus hypogastricus inferior (= plexus pelvicus).

SISTEMA LYMPHATICA
Berada pada os sacrum, menerima lymphe dari pembuluh-pembuluh lymphe yang
berjalan mengikuti arteria iliaca interna, yaitu :
 lymphonodi sacrales
 lymphonodi iliaci interni
 lymphonodi iliaci externi
 lymphonodi iliaci communes.

Lymphonodi sacrales
Berada pada os sacrum, menerima lymphe dari visceraplexis, regio perineum dan regio
glutea. Dari lymphonodus ini lymphe mengalir menuju ke lymphonodi iliaci interni dan ke
lymphonodi iliaci communes.

Lymphonodi iliaci interni


[ Berada di sekeliling arteria iliaca interna, menerima lymphe dari viscera pelvis, perineum
dan regio glutea. Pembuluh efferen menuju ke lymphonodi iliaci communes.

Lyphonodi iliaci externi


Terletak di sepanjang arteria iliaca externa. Menerima lymphe dari lymphonodus
inguinalis superficialis dan lymphonodus inguinalis profundus, dari diding ventral abdomen di
bagian caudalis umbilicus, serta dari viscera pelvis. Pembuluh efferen menuju ke lymphonodi
iliaci communes.
Lymphonodi iliaci communes
Menerima aliran lymphe dari ketiga kelompok lymphonodi tersebut tadi.

BAB II
ORGANA URINARIA

Pendahuluan
Organa urinaria terdiri dari ren, ureter, vesica urinaria dan urethra. Organ-organ ini
berfungsi memproduksi urine, melalui proses filtrasi darah, dan mengumpulkan urine untuk
sementara waktu. Selain itu pada ren terdapat glandula suprarenalis yang termasuk sistem
endokrin. Lokalisasi dari organ-organ tersebut berada di dalam cavum abdominis, cavitas pelvis
dan di luar tubuh.

REN
MORFOLOGI, STRUKTUR DAN LOKALISASI
Ren ( L, Gk = nefros, I = kidney ) ada dua buah, berada di sebelah kiri dan kanan
columna vertebralis. Berbentuk seperti kacang merah denga ukuran panjang 11 cm, lebar 6 cm,
tebal 3 cm. Ukuran berat kira-kira 135 –150 gram. Berwarna agak kecoklat-coklatan.
Mempunyai extermitas cranialis (= polus cranialis ) dan extremitas inferior (= polus caudalis ),
facies anterior dan facies posterior, kedua permukaan itu bertemu pada margo lateralis dan margo
medialis. Kira-kira pada pertengahan margo medialis terbentuk suatu cekungan yang dinamakna
hilum renale, yang merupakan tempat masuk arteria renalis dan serabut-serabut saraf serta
tempat keluarnya vena renalis dan ureter. Kedua buah ren dibungkus oleh suatu jaringan ikat
yang membentuk capsula fibrosa, dan membungkus juga struktur-struktur yang masuk dan
meninggalkan hilum renale. Capsula fibrosa ini dibungkus oleh jaringan le,ak ( adipose tissue,
disebut perirenal fat = corpus adiposum pararenale ), yang bersama-sama dengan jaringan ikat
(connective tissue) membentuk fascia renalis.
Secara relatif ren pada anak-anak lebih besar daripada orang dewasa. Ren ikut bergerak dengan
gerakan respirasi.

Struktur ren terdiri atas cortex renalis dan medulla renalis, yang masing-masing berbeda
dalam warna dan bentuk. Cortex renalis berwarna pucat, mempunyai permukaan yang kasar.
Medulla renalis terdiri atas pyramidales renale (= pyramis renalis Malpighii ), berjumlah antara
12 – 20 buah, berwarna agak gelap. Basis dari bangunan piramid ini, disebut basis pyramidis
berada pada cortex, dan apexnya yang dinamakan papilla renalis, terletak menghadap ke arah
medial, bermuara pada calyx minor.
Diantara satu piramid dengan piramid lainnya terdapat jaringan cortex yang berbentuk colum,
disebut columna renalis Bertini. Pada basis dari setiap piramid terdapat deretan jaringan medulla
yang meluas ke arah cortex, disebut medullary rays. Setiap piramid bersama-sama dengan
columna renalis Bertini yang berada di sampingnya membentuk lobus renalis, berjumlah antara 5
– 14 buah.
Pada setiap papilla renalis bermuara 10 – 40 buah ductus yang mengalirkan urine ke calyx minor.
Daerah tersebut berlubang-lubang dan dinamakan area cribrosa.
Hilum renale meluas membentuk sinus renalis, dan didalam sinus renalis terdapat pelvis renalis,
yang merupakan pembesaran dari ureter ke arah cranialis (Gk. Pyelos). Pelvis renalis terbagi
menjadi 2 – 3 calices renalis majores, dan setiap calyx major terbagi menjadi 7 – 14 buah calices
renalis minores.

Ren terletak di bagian posterior cavum abdominis, retroperitoneal, di sebelah kiri dan
kanan columna vertebralis, setinggi vertebra lumbalis 1 – 4 pada posisi berdiri. Kedudukan ini
bisa berubah mengikuti perubahan posisi tubuh. Ren dexter terletak lebih rendah dari yang
sinister disebabkan karena hepar berada di sebelah cranial dari ren. Pada wanita kedudukan ren
kira-kira setengah vertebra lebih rendah daripada pria.
Axis transversal dan ren terletak latero dorsal, dan axis longitudinal terletak latero-caudal,
sehingga extremitas superior renalis letaknya lebih dekat pada linea mediana daripada extremitas
inferior renalis.
Extremitass inferior renalis pada umumnya dapat dipalpasi.
Ren sinister dan ren dexter berdampingan dengan organ-organ yang berada di sekitarnya,
baik pada facies anterior maupun pada facies posteriornya.
Facies posterior renalis berbentuk kurang cembung bila dibandingkan dengan facies
anteriornya, dan berhadapan dengan organ-organ bersangkutan. Ren sinister di bagian cranio-
lateral terdapat, dari lateral ke medial, costa XI, costa XII. Processus transversus vertebra
lumbalis I. Di bagian caudal, dari medial lateral, terdapt m.transversus abdominis, m.quadratus
lumborum, m.psoas major dan processus transversus vertebrae lumbalis sinister.
Ren dexter di bagian cranial terdpat diaphragma thoracis, costa XII dan processus transversus
vertebrae lumbalis I, dan di bagian caudal dari lateral ke medial terdapat m.transversus
abdominis, m.quadratus lumborum, m.psoas major dan processus transversus vertebrae lumbalis
II.
Diantara facies posterior ren dan otot dinding dorsal abdomen terdapat nervus
subcostalis, nervus iliohypogastricus dan nervus ilioinguinalis.
Facies anterior renalis berbentuk cembung, dan pada kedua extremitas superiornya
terdapat glandula suprarenalis.
Ren sinister di bagian tengah terdapat corpus pancreatis dan caudal pancreatis, di sebelah
cranialnya terdapat paries posterior ventriculi, yang menyebabkan terbentuknya impressio
lienalis. Di sebelah caudal, dari medial ke lateral terdapat duodenum dan flexura colica sinistra.
Ren dexter, pada 2/3 bagian cranial berhadapan dengan facies posterior lobus hepatis dexter, di
sebelah caudalnya terdapat flexura colica dextra. Di sebelah medial dari area hepatica terdapat
duodenum, membentuk area duodenalis renalis.
Fascia renalis yang berada pada facies ventralis (= lamina ventralis ) meluas melewati
linea mediana, sedangkan bagian yang berada pada facies posterior renalis (= lamina posterior )
menyatu dengan jaringan ikat pada facies anterior columna vertebralis. Facies renalis juga
membungkus glandula suprarenalis, dan di bagian caudal dari ren kedua lapisan fascia tadi saling
mendekati, tidak melekat erat.
Ren difiksasi pad tempatnya oleh fascia renalis, corpus adiposum pararenale dan vasa
renalis.

VASCULARISASI
ARTERIA RENALIS
Dipercabangkan oleh aorta abdominalis di sebelah caudal dari pangkal arteria
mesenterica superior, berada setinggi discus intervertebrale antara vertebra lumbalis I dan II.
Arteria renalis dextra berjalan di sebelah dorsal vena cava inferior, memberikan percabangan
yang berjalan menuju ke glandula suprarenalis dan ureter. Di dalam sinus renale arteria renalis
mempercabangkan ramus primeryang disebut ramus anterior yang besar dan ramus posterior
yang kecil. Masing-masing arteri tersebut berjalan masuk kedalam belahan anterior dan belahan
posterior dari ren. Batas antara belahan anterior dan belahan posterior disebut Broedel’s line,
yang miskin vascularisasi. Ramus primer mempercabangkan arteria interlobaris, berada diantara
pyramid., ;a;u berjalan pada basis piramid membentuk arcus yang membentuk arcus, disebut
arteria arcuata. Dari arteria arcuata dipercabangkan arteria interlobularis. Ujung terminal
a.arcuata dan a.interlobularis berjalan vertikal, paralel, paralel satu sama lain, menuju ke cortex
renalis. A.interlobularis berakhir sebagai arteriola glomerularis afferens (= vasa afferens )
membentuk glomerulus . pembuluh arah yang meninggalkan glomerulus disebut arteriola
glomerulus efferens (= vasa efferens ), selanjutnya membentuk plexus arteriosus, dan dari plexus
tersebut dipercabangkan arteriola recta (= vasa recta ) yang berjalan menuju ke pelvis renalis.
Arteriolae rectae membentuk plexus dan dari plexus ini darah mengalir kedalam venulae rectae,
lalu menuju ke venae interlobulares, dari sini menuju ke venae arcuatae dan selanjutnya
bermuara kedalam venae interlobaris. Vena interrlobaris bermuara kedalam vena cava inferior.
Venulae stellatae adalah pembuluh darah yang terdapat di daerah subcapsularis, dibentuk oleh
cabang-cabang arteria interlobularis, menjadikan suatu anastomosis arterio-venosa, dan
selanjutnya bermuara kedalam vena cava inferior.

NODUS LYMPHSTICUS
Pembuluh lymphe pada ren membentuk tiga buah plexus, yakni yang berada di dalam
ren, yang berada di sebelah profunda capsula dan yang berada di dalam corpus adiposum
pararenale. Pembuluh lymphe dari substansi ren membentuk 4 – 5 buah pembuluh lymphe yang
lebih besar, menuju ke hilum renale. Pembuluh lymphe di bagian profunda capsula renalis dan
yang berada di dalam corpus adiposum mempunyai hubungan yang bebas satu sama lainnya.
Kemudian membentuk pembuluh lymphe yang besar dan bersama-sama dengan pembuluh
lymphe dari jaringna ren mengikuti perjalanan vena renalis menuju dan berakhir pada
lymphonodus aorticus lateralis.

INNERVASI
Plexus renalis dibentuk oleh percabangan dari plexus coeliacus. Serabut-serabut dari
plexus tersebut tadi berjalan bersama-sama dengan vena renalis. Plexus suprarenalis juga
dibentuk oleh percabangan dari plexus coeliacus. Kadang-kadang mendapatkan percabangan dari
nervus splanchnicus major dan dari plexus lienalis.
Plexus renalis dan plexus suprarenalis mengandung komponen sympathis dan parasympathis
yang dibawa oleh Nervus vagus.
Stimulus dari pelvis renalis dan ureter bagian cranialis oleh nervus splanchnicus.

ANOMALI
Ada beberapa anomali yang sering diketemukan, yakni :
1. Horseshoe kidney yang terbentuk oleh karena extremitas inferior dari kedua ren tumbuh
bersatu ;
2. Congenital policystic kidney, terbentuk karena ductus secretorius berkembang tidak
normal ;
3. Pe4lvic kidney, ren tidak mengalami ascensus dan tetap tertinggal didalam cavitas
pelvis ;
4. Multiple renal artery, pada satu ren terdapat dua buah arteria renalis, masing-masing
menuju ke extremitas superior dan extremitas inferior.

GLANDULA SUPRARENALIS
Kelenjar ini tidak termasuk sisterna uropoetica, melainkan adalah bagian dari sistem
endokrin. Berat kira-kira 3 – 6 gram. Terletak pada puncak extremitas superior, tepatnya di
bagian ventro-supero-medial. Dibungkus oleh fascia renalis. Glandula suprarenalis dextra
berbentuk piramid., berada di sebelah ventraldari diaphragma thoracis, di sebelah dorsal dari
hepar, vena cava inferior dan peritoneum.
Glandula suprarenalis sinistra berbentuk agak datar, berada di sebelah ventral diaphragma
thoracis, di sebelah dorsal peritoneum (bursa omentalis) dan di cranialis ddari pancreas. Di
sebelah anteriornya terdapat arteria lienalis.
Struktur kelenjar terdiri atas cortex dan medulla. Dari bagian cortex dihasilkan hormon
steroid yang berfungsi mempertahankan keseimbangan elektrolit, metabolisme protein dan
karbohidrat. Dari bagian medulla dihasilkan epinephrin dan neropinephrin.
Suplai darah berasal dari beberapa sumber, sebagai berikut : arteriae suprarenalis
superiores yang dipercabangkan oleh arteria pherenica inferior, satu atau beberapa arteria
suprarenalis inferior yang dipercabangkan oleh arteria renalis, dan arteria suprarenalis media
yang dipercabangkan oleh aorta abdominalis.
Aliran darah venous dibawa oleh vena suprarenalis yang meninggalkan kelenjar ini
melalui hilus glandulae suprarenalis. Vena suprarenalis dextra bermuara kedalam vena cava
inferior, sedangkan vena suprarenalis sinistra bermuara kedalam vena renalis, kadang-kadang
bersama-sama dengan vena phrenica inferior.
Pembuluh lymphe ada beberapa yang berada di dalam cortex dan lebih banyak terdapat di
dalam medulla, berjalan mengikuti pembuluh vena.
Innervasi diperoleh dari cabang-cabang plexus coeliacus, n.splanchnicus thoracialis dan
lumbalis. Serabut saraf preganglioner sympathis berjalan langsung menuju ke medulla.

URETER
MORFOLOGI DAN LOKALISASI
Ureter adalah suatu saluran yng dibentuk oleh jaringan otot polos dengan ukuran 25 – 30
cm, menghubungkan ren dengan vesica urinaria. Terletak retroperitoneal, sebagian berada di
dalam cavum abdominis, disebut pars abdominalis, dan sebagian lagi berada di dalam cavitas
pelvis, disebut pars pelvica. Kedua bagian ini kurang lebih sama panjang. Merupakan kelanjutan
dari pelvis renalis, meninggalkan ren melalui hilum renale, berada di sebelah dorsal vasa renalis,
berjalan descendens pada permukaan m.psoas major.
Ureter dexter berada di sebelah dorsal dupdenum pars descendens dan menyilang radix
mesenterii di bagian dorsal.
Ureter menyilang arteria iliaca communis atau pangkal arteria iliaca externa, berjalan di
sebelah ventro-caudal arteria iliaca interna, lalu menyilang arteria umbilicalis serta vasa
obturatoria dan nervus obturatorius di sbelah medialnya. Selanjutnya berjalan sepanjang dinding
lateral pelvis, lalu membelok ke medial menuju ke dinding dorsal vesica urinaria.
Ureter pars pelvica masculina berada di sebelah lateral ductus deferens. Ketika sampai di
vesica urinaria, ureter terletak di sebelah ventral ujung cranial vesicula seminalis, di sebelah
ventral dari ductus deferens.
Pada wanita ureter pars pelvica berada pad tepi posterior ovarium, lalu berjalan di dalam
ligamentum sacro-uterinum, selanjutnya berada di dalam ligamentum cervicale laterale, di
sebelah caudal pars inferior ligamentum latum (= broad ligament ). Dekat pada cervix uteri
ureter membelok ke medial, berada di dalam ligamentum vesicale laterale, berjalan di sebelah
ventral ligamentum vaginale laterale menuju ke vesica urinaria. Ureter sinister terletak lebih
dekat pada vagina daripada ureter dexter.
Kedua ureter bermuara kedalam vesica urinaria dengan jarak 5 cm satu sama lian.
Berjalan oblique sepanjang 2 cm di dalam dinding vesica urinaria sebelum bermuara kedalam
vesica urinaria. Muara tersebut berbentuk lubang yang pipih, disebut ostium ureteris, yang pada
vesica urinaria yang kosong berjarak 2,5 cm satu sama lain, sedangkan vesica urinaria yang terisi
penuh jarak antara kedua muara tersebut adalah 5 cm.
Uereter menyempit di tiga tempat, masing-masing pada tempat peralihan pelvis renalis
menjadi ureter, ketika menyilang arteria iliaca communis dan ketika bermuara kedalam vesica
urinaria.
VASCULARISASI
Arteri yang memberi suplai darah kepada ureter sangat bervariasi, dan bersumber pada
arteria renalis, aorta abdominalis, arteria ovarica (arteria testicularis), arteria iliaca interna, arteria
uterina dan arteria vesicalis. Arteri-arteri tersebut membentuk anastomose. Yang selalu ada
adalah percabangan-percabangan dari arteria vesicalis inferior, yang selain memberi
vascularisasi kepada ureter pars inferior, juga kepada trigonum vesicae Lieutaudi. Pembuluh
vena berjalan bersama-sama dengan arteri.

LYMPHONODUS
Pembuluh-pembuluh lymphe dari ureter pars cranialis bergabung dengan pembuluh
lymphe dari ren, sebelum berjalan menuju ke lymphonodi aortici laterales. Pembuluh-pembuluh
lymphe lainnya berjalan langsung menuju ke lymphonodi aortici laterales, yang berada
berdekatan dengan arteria testicularis. Pembuluh-pembuluh lymphe dari bagian yang lebih ke
caudalis membawa lymphe menuju ke lymphonodi iliaci communes, lymphonodi iliaci externi
dan lymphonodi iliaci interni.

INNERVASI
Serabut-serabut saraf yang menuju ke ureter berasal dari nervus thoracalis 10 –12, nervus
lumbalis 1 – nervus sacralis 4. Serabut-serabut tersebut mencapai ureter melalui plexus renalis,
plexus aorticus, plexus hypogastricus superior dan plexus hypogastricus inferior. Plexus
uretericus mengandung komponen sympathis dan parasympathis, namun fungsinya belum jelas,
mungkin berfungsi sensibel.
Ureter yang mengalami distensi atau spasme dapat menimbulkan rasa nyeri yang berupa kolik,
dan juga proyeksi extern melalui nervus thoracalis 11 – nervus lumbalis 2.

VESICA URINARIA
MORFOLOGI DAN LOKALISASI
Vesica urinaria adalah sebuah kantong yang dibentuk oleh jaringan ikat dan otot polos,
berfungsi sebagai tempat penyimpanan urine. Apabila terisi sampai 200 – 300 cm maka timbul
keinginan untuk melakukan miksi. Miksi adalah suatu proses yang dapat dikendalikan, kecuali
pada bayi dan anak-anak kecil merupakan suatu reflex.
Bentuk, ukuran, lokalisasi dan hubungan dengan organ-organ di sekitarnya sangat
bervariasi, ditentukan oleh usia, volume dan jenis kelamin. Dalam keadaan kosong bentuk vesica
urinaria agak bulat. Terletak di dalam pelvis. Pada wanita letaknya lebih rendah daripada pria.
Dalam keadaan terisi penuh vesica urinaria dapat mencapai umbilicus.
Perubahan bentuk mengikuti tahapan pengisian, mula-mula diameter transversal yang
bertambah, lalu dikuti peningkatan diameter longitudinal. Dalam kondisi terisi penuh, maka
kedua ukuran tadi adalah sama.
Dalam keadaan kosong vesica urinaria mempunyai empat buah dinding, yaitu facies
superior, fascies infero-lateralis (dua buah) dan facies posterior.
Facies superior berbentuk segitiga dengan sisi basis menghadap ke arah posterior. Facies
superior dan facies infero-lateralis bertemu di bagian ventral membentuk apex vesicae. Antara
apex vesicae dan umbilicus terdapat ligamentum umbilicale medium, yang merupakan sisa dari
urachus.
Facies infero-lateral satu sama lian bertemu di bagian anterior membentuk sisi anterior yang
bulat, dan di bagian inferior membentuk collum vesicae. Collum vesicae dapat bergerak dengan
bebas dan difiksasi oleh diphragma urogenitale.
Facies posterior membentuk fundus vesicae (= basis vesicae). Sudut inferior dari fundus berada
pada collum vesicae.
Bagian yang berada di antara apex vesicae, di bagian ventral, dan fundus vesicae di bagian
dorsal, disebut corpus vesicae.
Facies superior dan bagian superior dari basis vesicae ditutupi oleh peritoneum, yang
membentuk reflexi (lipatan, lengkungan) dari dinding lateral dan dari dinding ventral abdomen,
di dekat tepi cranialis symphysis osseum pubis. Dalam keadaan vesica urinaria terisi penuh maka
peritoneum ditekan ke arah cranial sehingga reflexi tadi turut terangkat ke cranialis. Di sisi
lateral vesica urinaria reflexi peritoneum membentuk fossa para vesicalis.
Di sebelah dorsal vesica urinaria peritoneum membentuk reflexi ke arah uterus pada wanita dan
rectum pada pria.
Facies superior vesica urinaria mempunyai hubungan dengan organ-organ di sekitarnya,melalui
peritoneum, yaitu dengan intestinum tenue dan colon sigmoideum.
Pada wanita, vesica urinaria dalam keadaan kosong berada di sbelah caudal corpus uteri.
Di antara symphysis osseumpubis dan vesica urinaria terdapat spatium retopubis (=
spatium praevesicale Retzii ), berbentu huruf U, dan berisi jaringan ikat longgar, jaringan lemak
dan plexus venosus. Spatium ini dibatasi oleh fascia prevesicalis dan fascia transversalis
abdominis.
Facies infero-lateral vesicae dipisahlan dari m.levator ani dan m.obturator internus oleh fascia
pelvis.
Di sebelah dorsal dari vesica urinaria feminina terdapat uterus dan vagina. Reflexi
peritoneum dari permukaan superior vesica urinaria meluas sampai pada facies anterior uterus
setinggi isthmus, sehingga corpus uteri terletak di sebelah cranial dari vesica yang kosong. Celah
yang terdapat di antara corpus uteri dan facies superior vesica yang kosong. Celah yang terdapat
di antara corpus uteri dan facies superior vesica urinaria dinamakan spatium uterovaginalis. Di
antara basis vesica urinaria dengan vagina dan corpus uteri terdpat jaringan ikat longgar.
Collum vesica urinaria difiksasi oleh penebalan fascia pelvis, disebut ligamentum
pubovesicalis, pada facies dorsalis symphysis osseum pubis, dan melanjutkan diri menjadi
ligamentum pubocervicale yang memfiksasi cervix uteri serta bagian cranial vagina pada
symphysis osseum pubis.
Pada pria peritoneum yang menutupi facies superior vesica urinaria meluas ke posterior
membungkus ductus deferens dan bagian superior vesicula seminalis, lalu melengkung pada
permukaan anterior rectum, membentuk spatium retrovesicalis, suatu celah yang berada di antara
rectum dan vesica urinaria, berisi interstinum tenue. Ke arah postero-lateral peritoneum
membentuk plica sacrogenitalis, yang berjalan ke dorsal mencapai tepi lateral os sacrum. Basis
vesica urinaria terletak menghadap ke dorsal dan agak ke caudal. Bagian caudalnya dipisahkan
dari rectum oleh vesicula seminalis dan bentuk ductus deferens.
Collum vesicae mempunyai hubungan dengan facies superior atau basis prostat, difiksasi oleh
ligamentum puboprostaticum mediale dan ligamentum puboprostaticum laterale. lIgamentum
puboprostaticum mediale melekat pada pertengahan symphysis osseum pubis dan pada pihak
lain melekat pada capsula prostatica, membentuk lantai spatium retropubicum. Ligamentum
puboprostaticum laterale melekat pada ujung anterior arcus tendineus fascia pelvis dan meluas ke
arah medial dan dorsal menuju ke pars superior capsula prostatica.
Pada kedua jenis kelamin masih terdapat ligamentum lateral yang merupakan penebalan
dari fascia pelvis, yang meluas dari sisi laterale vesica urinaria menuju ke arcus tendineus fasciae
pelvis
Pembuluh-pembuluh darah vena dari plexus venosus vesicalis berjalan ke dorsal dari basis
vesicae menuju ke vena iliaca interna, dibungkus oleh jaringan ikat longgar dan disebut
ligamentum posterior.
Dari apex vesicae sampai ke umbilicus terdapat ligamentum umbilicale medianum, yang
merupakan sisa dari urachus. Sisa arteria umbilicalis membentuk ligamentum umbilicale laterale.
Ketiga ligamenta tersebut dibungkus oleh peritoneum parietale, membentuk plica umbilicalis
media dan plica umbilicalis lateralis, tetapi tidak berfungsi untuk memfiksasi collum vesicae.
Struktur vesica urinaria terdiri atas jaringan ikat dan otot-otot polos. Mucosa vesica
urinaria berwarna agak kemerah-merahan, dan bervariasi sesuai dengan tingkat volumenya.
Dalam keadaan kosong mucosa membentuk lipatan-lipatan yang disebabkan oleh karena
perlekatannya pada lapisan otot menjadi longgar. Mucosa pada fundus vesicae melekat erat pada
lapisan otot dan membentuk sebuah segitiga dengan permukaan yang licin, berwarna lebih gelap,
disebut trigonum vesicae Lieutaudi. Sisa-sisa dari segitiga ini berukuran 2,5 – 5 cm dan
bertambah panjang mengikuti volume vesica urinaria.
Pada sudut craniodorsal dari trigonum vesicae terdapt ostium ureteris, yang adalah muara
ureter berbentuk elips, dan pada sudut di sebelah caudal (apex) terdapat ostium urethrae
internum,. Yang merupakan pangkal dari urethra. Di sebelah dorsal ostium uretrae internum
terdapat penonjolan yang disebut uvula vesicae, yang dibentuk oleh lobus medius prostat. Di
sebelah superior trigonum vesicae, berada diantara kedua muara ureter, terdapat plica
interurterica, berwarna pucat, dibentuk oleh serabut-serabut transversal otot polos dinding vesica
urinaria. Serabut-serabut otot ini adalah lanjutan dari stratum longitudinale internum dari ureter.
Muara ureter pada vesica urinaria membentuk lipatan pada dinding vesica, berada di sebelah
lateralnya, dan disebut plica ureterica.

VASCULARISASI dan ALIRAN LYMPHE


Arteria vesicalis superior dan arteria vesicalis inferior dipercabangkan oleh arteria iliaca
interna. Aliran darah venous dari daerah muara ureter dan dari collum vesicae bergabung dengan
pembuluh vena dari prostat dan urethra, dan bersama-sama bermuara kedalam vena iliaca
interna.
Pembuluh-pembuluh lymphe terdapat di seluruh permukaan vesica urinaria membawa lymphe
menuju ke ll.nn.iliaci externi danll.nn.aoritici laterales.

INNERVASI
Plexus vesicalis dibentuk oleh serabut-serabut sympathis dan parasympathis,
mengandung komponen motoris dan sensibel. Serabut efferent parasympathis (= nervus erigentis
) berasal dari medulla spinalis segmen sacralis 2 – 4 menuju ke m.detrusor, berganti neuron pada
dinding vesica urinaria. Berfungsi pula sebagai penghambat (inhibitory fibers) bagi otot polos
vesicae dan m.sphincter urethrae.
Stimulus parasympathis menimbulkan kontraksi dinding vesica urinaria dan relaksasi sphincter
urethrae.
Stimulus sympathis menyebabkan kontraksi otot-otot trigonum vesicae, muara ureter dan
sphincter urethrae, dan disertai relaksasi otot dinding vesica. Serabut sensibel membawa stimulus
nyeri dan stimulus pembesaran vesica (distension, vesica terisi penuh). Stimulus nyeri dibawa
oleh serabut-serabut sympathis dan parasympathis. Nyeri pada vesica dapat menyebar pada regio
hypogastrica ( referred pain ), sedangkan nyeri pada daerah trigonum vesicae dapat menyebar
sampai ke ujung penis atau clitoris.

ANOMALI
Jarang terjadi pada vesica. Banyak yang terkait dengan anomali urachus, misalnya cyste,
diverticulum dan urachus persistence (fistula pada umbilicus).

MEKANISME MIKSI (= MICTURITION )


Mekanisme micti dipengaruhi oleh lantai pelvis, dinding abdomen dan diaphragma
thoracis. Ssebelum micti berlangsung, terjadi kontraksi otot-otot dinding abdomen dan
diaphragma thoracis sehingga tekanan intra abdominal meningkat dan diikuti oleh relaksasi
m.pubococcygeus. selanjutnya collum vesicae bergarak turun dan dengan segera diikuti oleh
kontraksi m.detrusor. pada saat yang sama terjadi kontraksi serabut-serabut longitudinal otot
dinding urethra (berhubungan dengan m.detrusor) yang membuat urethra menjadi lebih pendek
serta membuka ostium urethrae internum, lalu urine mengalir keluar.
Apabila m.pubococcygeus berkontraksi maka collum vesicae terangkat kembali ke cranial,
diikuti oleh relaksasi m.detrusor dan serabut longitudinal otot dinding urethra, dengan demikian
yerthra menjadi panjang kembali (bentuk semula), ostium urethrae internum menutup dan urine
berhenti mengalir keluar.

URETHRA
Merupakan suatu saluran fibromuscular yang dilalui oleh urine keluar dari vesica
urinaria. Saluran ini menutup apabila kosong. Pada pria urethra dilalui juga oleh semen
(spermatozoa). Ada beberapa perbedaan antara urethra feminina dan urethra masculina.
URETHRA FEMININA
MORFOLOGI dan LOKALISASI
Panjang 4 cm, terletak di bagian anterior vagina. Muaranya disebut ostium urethrae
externum, berada didalam vestibulum vaginae, di ventralis dari ostium vaginae, di antara kedua
ujung anterior labia minora. Berjalan melalui diaphragma pelvis dan diaphragma urogenitale.
Pada dinding dorsal terdapat suatu lipatan yang menonjol, membentuk crista urethralis. Urethra
difiksasi pada os pubis oleh serabut-serabut ligamentum pubovesicale.

VASCULARISASI dan ALIRAN LYMPHE


Pars cranialis mendapat suplai darah dari arteria vesicalis inferior. Pars medialis
mendapat suplai darah dari cabang-cabang arteria vesicalis inferior dan arteria uterina.
Sedangkan pars caudalis mendapat vascularisasi dari cabang-cabang arteria pudenda interna.
Aliran darah venous dibawa menuju ke plexus venosus vesicalis dan vena pudenda interna.
Pembuluh-pembuluh lymphe berjalan mengikuti arteria pudenda menuju ke lymphonodi iliaci
interni.

INNERVASI
Pars cranialis urethrae dipersarafi oleh cabang-cabang dari plexus nervosus vesicalis dan
plexus nervosus uterovaginalis. Pars caudalis dipersarafi oleh nervus pudendus.

URETHRA MASCULINA
MORFOLOGI dan LOKALISASI
Dimulai pada collum vesicae, mempunyai ukuran panjang 20 cm, berjalan menembusi
glandula prostat, diaphragma pelvis, diaphragma urogenitale dan penis ( radix penis, corpus
penis dan glans penis ). Dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1. pars prostatica
2. pars membranacea
3. pars spongiosa

urethra pars prostatica berjalan menembusi prostata, mulai dari basis prostatae sampai pada
apex prostatae. Panjang kira-kira 3 cm. Mempunyai lumen yang lebih besar daripada di bagian
lainnya. Dalam keadaan kosong dinding anterior bertemu dengan dinding posterior. Dinding
anterior dan dinding lateral membentuk lipatan longitudinal. Pada dinding anterior dan dinding
lateral membentuk lapisan longitudinal. Pada dinding posterior di linea mediana terdapat crista
urethralis, yang ke arah cranialis berhubungan dengan uvula vesicae, dan ke arah caudal
melanjutkan diri pada pars membranacea. Pada crista urethralis terdapat suatu tonjolan yang
dinamakan collicus seminalis (= verumontanum ), berada pada perbatasan sepertiga bagian
medial dan sepertiga bagian caudal urethra pars prostatica. Pada puncak dari collicus terdapat
sebuah lubang, disebut utriculus prostaticus, yang merupakan bagian dari suatu diverticulum
yang menonjol sedikit kedalam prostata. Bangunan tersebut tadi adalah sisa dari pertemuan
kedua ujung caudalis ductus paramesonephridicus ( pada wanita ductus ini membentuk uterus
dan vagina ). Di sisi-sisi utriculus prostaticus terdapat muara dari ductus ejaculatorius (dilalui
oleh semen dan secret dari vesicula seminalis). Saluran yang berada di sebelah lateral utriculus
prostaticus, disebut sinus prostaticus, yang pada dinding posteriornya bermuara saluran-saluran
dari glandula prostat (kira-kira sebanyak 30 buah).

Urethra pars membranacea berjalan ke arah caudo-ventral, mulai dari apex prostatae menuju ke
bulbus penis dengan menembusi diaphragma pelvis dan diaphragma urogenitale. Merupakan
bagian yang terpendek dan tersempit, serta kurang mampu berdelatasi. Ukuran panjang 1 –2 cm,
terletak 2,5 cm di sebelah dorsal tepi caudal symphysis osseum pubis. Dikelilingi oleh
m.sphincter urethrae membranaceae pada diaphragma urogenitale. Tepat di caudalis diaphragma
urogenitale, dinding dorsal urethra berjalan sedikit di caudalis diaphragma. Ketika memasuki
bulbus penis urethramembelok ke anterior membentuk sudut lancip. Glandula bulbourethralis
terletak di sebelah cranial membrana perinealis, berdekatan pada kedua sisi urethra. Saluran
keluar dari kelenjar tersebut berjalan menembusi membrana perinealis, bermuara pada pangkal
urethra pars spongiosa.

Urethra pars spongiosa berada didalam corpus spongiosum penis, berjalan di dalam bulbus
penis, corpus penis sampai pada glans penis. Panjang kira-kira 15 cm, terdiri dari bagian yang
fiks dan bagian yang mobil. Bagian yang difiksasi dengan baik dimulai dari permukaan inferior
membrana perinealis, berjalan di dalam bulbus penis. Bulbus penis menonjol kira-kira 1,5 cm di
sebelah dorsal urethra. Bagian yang mobil terletak di dalam bagian penis yang mobil. Dalam
keadaan kosong, dinding urethra menutup membentuk celah transversal dan pada glans penis
membentuk celah sagital. Lumen urethra pars spongiosa masing-masing di dalam bulbus penis,
disebut fossa intrabulbaris, dan pada glans penis, dinamakan fossa navicularis urethrae.
Lacunae urethrales (= lacuna Morgagni ) adalah cekungan-cekungan yang terdapat pada
dinding urethra di dalam glans penis yang membuka ke arah ostium urethrae externum, dan
merupakan muara dari saluran keluar dari glandula urethrales. Ostium urethrae externum
terdapat pada ujung glans penis dan merupakan bagian yang paling sempit.

VASCULARISASI dan ALIRAN LYMPHE


Urethra pars prostatica mendapat suplai darah terutama dari arteria vesicalis inferior dan
arteria rectalis media. Urethra pars membranacea diberi suplai darah oleh arteria bulbi penis.
Urethra pars spongiosa mendapat suplai darah dari arteria urethralis dan cabang-cabang arteria
dorsalis penis dan arteria profunda penis. Aliran darah venous menuju ke plexus venosus
prostaticus dan ke vena pudenda interna. Aliran lymphe dari urethra pars prostatica dan pars
membranacea dibawa oleh pembuluh-pembuluh lymphe yang berjalan mengikuti vasa pudenda
interna menuju ke lymphonodi iliaci interni (sebagian besar) dan ke lymphonodi iliaci externi
(sebagian kecil). Aliran lymphe dari urethra pars spongiosa, sebagian besar dibawa menuju ke
lymphonodus inguinalis profundus, dan sebagian kecil menuju ke lymphonodus iliacus externus.
Urethra feminina pars cranialis mendapatkan vascularisasi dari arteria vesicalis inferior.
Pars medialis mendapatkannya dari arteria vesicalis inferior dan cabng-cabang dari arteria
uterina, sedangkan pars caudalis disuplai oleh arteria pudenda interna. Pembuluh darah vena
membawa aliran darah venous menuju ke plexus venosus vesicalis dan vena pudenda interna.

INNERVASI
Urethra pars prostatica menerima innervasi dari plexus nervosus prostaticus. Urethra pars
membranacea dipersarafi oleh nervus cavernosus penis, dan pars spongiosa diinervasi oleh
cabng-cabang dari nervus pudendus. Urethra feminina pars cranialis dipersarafi oleh plexus
nervosus vesicalis dan plexus nervosus uterovaginalis, pars caudalis dipersarafi oleh nervus
pudendus.

BAB III
ORGANA GENITALIA MASCULINA

PENDAHULUAN
Organa genitalia masculina selain berfungsi memproduksi spermatozoa dan hormon juga
dipakai untuk mengalirkan urine keluar melalui urethra. Dibagi menjadi organa genitalis
masculina interna dan organa genitalia masculina externa. Organa genitalis interna terdiri dari :
1. Testis
2. Epididymis
3. Ductus deferens
4. Vesicula seminalis
5. Funiculus spermaticus
6. Prostata
7. Glandula bulbourethralis.

Organa genitalia masculina externa terdiri atas :


1. Penis
2. Urethra masculina
3. Scrotum
TESTIS (= ORCHIS )
MORFOLOGI dan STRUKTUR
Testis berbentuk ovoid, berat 10 n- 14 gram. Mempunyai ukuran panjang 4 cm, ukuran
anterior-posterior 3 cm, dan ukuran lebar 2,5 cm. Setiap testis mempunyai facies medialis dan
facies lateralis yang berbentuk konveks, bertemu di bagian anterior dan posterior membentuk
margo anterior dan margo posterior yang juga berbentuk konveks bulat. Ujung-ujungnya
berbentuk bulat dan disebut extremitas superior dan extremitas inferior. Permukaan testis halus.
Testis mempunyai capsula yang terdiri atas tiga lembar lapisan, dan superficial ke profunda,
yakni :
1. Tunica vaginalis, merupakan bagian dan peritoneum, terdiri dari lamina parietalis dan
lamina visceralis; di bagian dorsal dari testis terjadi peralihan dari lamina parietalis
menjadi lamina visceralis.
2. Tunica albuginea, dibentuk oleh jaringan ikat, berwarna putih. Dibungkus oleh tunica
vaginalis, kecuali permukaan testis yang ditempati oleh epididymis. Di bagian dorsal
tunica albuginea menebal, membentuk mediatinum testis (= corpus Highmori ).
3. Tunica vasculosa, dibentuk oleh anyaman pembuluh darah dan jaringan ikat, berada
pada facies profunda dari tunica albuginae dan mengikuti permukaan septula testis.

Dari mediatinum testis terdapat beberapa septula testis ke arah tunica albuginea, membagi testis
kedalam 250 buah rongga-rongga kecil (= lobuli testis). Di dalam setiap rongga tersebut terdapat
dua buah tubuli seminiferi contorti atau lebih. Setiap tubuli tadi mempunyai ukuran dua feet (60
cm). Ke arah mediatinum testis tubuli tadi saling berhubungan dan berbentuk lurus, disebut
tubuli seminiferi recti. Di dalam mediatinum testis tubuli seminiferi recti mengadakan
anastomose membentuk rete testis. Dari rete testis terdapat 6 – 12 buah ductuli efferentes testis
yang mengadakan hubungan dengan epididymis.

VASCULARISASI dan ALIRAN LYMPHE


Arteria testicularis memberi beberapa percabangan, menuju ke margo posterior,
menembusi tunica albuginea, berjalan mengikuti septula testis menuju ke mediastinum testis.
Arteria testicularis mengadakan anastomose dengan arteria deferentialis dan arteria spermatica
externa, dan bersumber pada aorta abdominalis.
Pembuluh-pembuluh vena berjalan ke posterior menuju ke margo posterior, menembusi
tunica albuginea dan bergabung dengan plexus pampiniformis. Selanjutnya plexus
pampiniformis menjadi vena testicularis di dekat anulus inguinalis internus. Vena testicularis
dextra bermuara kedalam vena cava inferior, dan vena testicularis sinistra bermuara kedalam
vena renalis sinistra.
Pembuluh-pembuluh lymphe berjalan mengikuti vasa testicularis menuju ke
lymphonodus lumbalis.

INNERVASI
Testis dipersarafi oleh serabut-serabut saraf dari plexus nervosus testicularis. Plexus ini
dibentuk oleh nervus spinalis thoracalis 6 – 9 dan nervus thoracalis 10 – 12, yang turut
mempersarafi dinding abdomen di sekitar umbilicus. Plexus nervosus testicularis juga menerima
serabut-serabut saraf yang dipercabangkan oleh nervus genitofemoralis dan nervus scrotalis
posterior. Serabut-serabut saraf sympathis membawa komponen vasomotoris.
Referred pain (rasa nyeri) pada testis menyebar ke daerah inguinalis dan daerah bagian
caudal dinding abdomen.

EPIDIDYMIS
MORFOLOGI dan LOKALISASI
Epididymis berbentuk suatu saluran yang berkelok-kelok sepanjang kira-kira 5 – 6
meter. Secara keseluruhan bentuknya seperti sebuah koma, terletak pada margo posterior testis
dan menutupi extremitas superior serta facies lateralis testis. Terdiri atas caput, corpus dan cauda
epididymis.
Caput epididymis berada di bagian cranial, corpus epididymis berada di bagian medial dan
cauda epididymis berada di bagian caudal. Cauda epididymis melanjutkan diri menjadi ductus
deferens, berjalan ascendens pada sisi medial epididymis. Caput epididymis dihubungkan oleh
ductus efferentes testis dengan testis.
Epididymis mempunyai permukaan yang menghadap ke testis, dinamakan facies testicularis
yang berbentuk konkaf, dan permukaan posterior yang bundar dan bebas, ditutupi oleh tunica
vaginalis. Di antara corpus epididymis dan sisi lateral testis terdapat sinus epididymis, suatu
rongga kecil berbentuk agak oval. Rongga tadi berada di bagian kanan pada testis dexter, dan
berada di bagian kiri pada testis sinister.
Setiap ductuli efferentes testis membentuk lobuli epdidymis. Lobuli ini bersatu membentuk caput
epididymis, dan selanjutnya bermuara kedalam ductus epididymidis. Ductus epididymidis
membentuk corpus dan cauda epididymidis. Ductus epididymidis berkelok-kelok, mempunyai
ukuran kira-kira sepanjang intestinum tenue. Cauda epididymidis berakhir pada ductus deferens,

VASCULARISASI dan ALIRAN LYMPHE


Epididymis mendapat suplai darah dari cabang-cabng arteria testicularis. Pembuluh vena
bermuara kedalam plexus pampiniformis.
Pembuluh-pembuluh lymphe berjalan bersama-sama dengan vasa testicularis menuju ke
lymphonodus lumbalis.

INNERVASI
Diperoleh dari cabang-cabang plexus hypogastricus inferior.

DUCTUS DEFERENS
MORFOLOGI dan LOKALISASI
Merupakan lanjutan dari cauda epididymidis, yang berbentuk saluran, tempat mengalir
spermatozoa dari testis sampai urethra. Dindingnya mempunyai lapisan otot yang tebal,
sedangkan lumennya sangat kecil. Mula-mula berjalan ascendens di sebelah dorsal testis, pada
sisi medial epididymis, lalu meninggalkan scrotum dan masuk kedalam canalis inguinalis, berada
di bagian dorsal funiculus spermaticus. Kemudian membelok ke sebelah lateral arteria
epigastrica inferior, berjalan ascendens extra peritoneal menuju ke sisi postero-lateral vesica
urinaria, bermuara kedalam urethra. Ujung terminal ductus deferens membesar dan berkelok-
kelok, disebut ampulla ductus deferentis.

VASCULARISASI dan ALIRAN LYMPHE


Arteria deferentialis merupakan salah satu cabang dari arteria vesicalis superior yang
memberi suplai darah kepada epididymis dan ductus deferens (= vas deferens ). Arteria
deferentialis mengadakan anastomose dengan arteria testicularis.
Ada sebagian dari vena bermuara kedalam vena testicularis dan ada sebagian lagi yang
menuju ke plexus pampiniformis.
Pembuluh-pembuluh lymphe menuju ke lymphonodus iliacus externus.

INNERVASI
Kontraksi ductus deferens berada di bawah pengaruh serabut-serabut saraf sympathis.
Serabut-serabut parasympathis dibawa oleh nervi erigentes, yang berasal dari medulla spinalis
sacralis.

VESICULA SEMINALIS
MORFOLOGI dan LOKALISASI
Ada dua buah yang terletak simetris, berada diantara vesica urinaria dan rectum. Berupa
kantong dengan ukuran 5 cm. Ujung cranial berbentuk bulat, buntu, dan ujung caudal kecil,
membentuk ductus excretorius. Volume dari vesicula kira-kira 1,5 – 5 cc. Sumbu panjang dari
vesicula seminalis membentuk sudut 45 derajat dengan axis vertikal, arahnya caudo-medio-
ventral. Posisi ini dipengaruhi oleh isi dari vesica urinaria dan rectum. Bentuk dan ukuran
vesicula seminallis ditentukan oleh usia. Vesicula yang kanan biasanya lebih besar daripada yang
kiri. Bagian cranial dari vesicula ditutup oleh peritoneum, dan terletak di sebalah dorso-caudal
pars terminalis ureter. Di antara kedua vesicula seminalis terdapat kedua ampulla dari ductus
deferens yang letaknya saling berdekatan pada linea mediana. Ampulla ductus deferentis
bergabing dengan ductus ejaculatorius.
Di antara pars caudalis vesicula seminalis dan prostata di satu pihak dan rectum di pihak lainnya
terdapat penebalan jaringan ikat yang dinamakan fascia Denonvilliers. Fascia ini adalah
modifikasi dari peritoneum.

VASCULARISASI dan ALIRAN LYMPHE


Suplai darah diperoleh dari cabang-cabang arteria vesicalis inferior dan arteria vesicalis
media.
Pembuluh ven abermuara kedalam plexus venosus vesicoprostaticus.
Pembuluh lymphe berjalan bersama-sama dengan pembuluh darah.
INNERVASI
Vesicula seminalis dipersarafi oleh serabut-serabut sympathis dan para sympathis.
Pengosongna vesicula seminalis dipengaruhi oleh persarafan sympathis.

FUNICULUS SPERMATICUS
MORFOLOGI dan LOKALISASI
Dibentuk oleh :
1. ductus deferens, bersama-sama dengan vasa deferentialis dan serabut-serabut saraf
yang menuju ke epididymis; ductus deferens terletak di bagian posterior didalam
funiculus spermaticus, dan di dalam canalis inguinalis berada di baian caudal ;
2. arteria testicularis, terletak di sebelah ventral ductus deferens, bersama-sama dengan
serabut-serabut saraf yang menuju ke testis;
3. plexus pampiniformis, suatu anyaman pembuluh-pembuluh vena yang berasal dari
testis, epididymis dan ductus deferens;
4. pembuluh-pembuluh lymphe;
5. arteria cremasterica;
6. ramus genitalis, suatu cabang dari nervus genitofemoralis;
7. processus vaginalis peritonei.

Funiculus spermaticus dibungkus dari superficial ke profunda oleh :


1. fascia spermatica externa berbentuk tipis, melekat pada crus inferius (anulus inguinalis
externus), merupakan lanjutan dari fascia yang menutupi m.obliquus externus
abdominis ;
2. fascia cremasterica bersama-sama dengan m.cremaster ;
3. fascia spermatica interna, tipis, berasal dari fascia transversalis abdominis, berada
bersama-sama dengan jaringan extra peritoneal.

M.cremaster merupakan myofibril dari m.obliquus internus abdominis. Mendapat vascularisasi


dari arteria cremasterica, dan innervasi dari ramus genitalis n.genitofemoralis. stimulus di bagian
cranial facies medialis regio femoris dapat menimbulkan kontraksi m.cremaster sehingga testis
terangkat, ini yang dinamakan reflex cremaster.
Arteria cremasterica (= a.spermatica externa) adalah salah satu cabang dari arteria
epigastrica inferior. Mengadakan anastomose dengan arteria spermatica interna.
Funiculus spermaticus terletak mulai dari anulus inguinalis internus, berjalan melalui
danalis inguinalis sampai pada margo posterior testis. Di bagian caudalis dari anulus inguinalis
externus funiculus spermaticus terletak di sebelah ventral m.adductor longus. Ditempat ini arteria
pudenda externa superficialis menyilang funiculus spermaticus di bagian anterior, dan arteria
pudenda externa profunda berjalan menyilang di sebelah dorsalnya.
PROSTATA
MORFOLOGI dan LOKALISASI
Terdiri atas kelenjar (50 %) dan jaringan ikat fibromuscular (25 % myofibril otot polos
dan 25 % jaringan ikat), membungkus yrethra pars prostatica. Mempunyai bentuk seperti piramid
terbalik dengan basis (= basis prostatae) mneghadap ke arah collum vesicae dan apex (= apex
prostatae) yang menghadap ke arah diaphragma urogenitale. Facies anterior berbentuk konveks,
facies posterior agak konkaf dan dua buah facies infero-lateralis. Facies anterior berada 2,5 cm di
sebelah dorsal facies posterior symphysis osseum pubis. Celah yang terbentuk ini terisi oleh
jaringan lemak retropubica dan ligamentum puboprostaticum. Facies infero-lateralis difiksasi
oleh serabut-serabut m.pubococcygeus (m.levator ani). Facies posterior menghadap ke arah
rectum, dan dipisahkan oleh ligamentum Denonvilliers.
Ukuran prostata adalah tinggi 3 cm, lebar 4 cm dan lebar anterior-posterior sebesar 2,5
cm.
Fascia prostatica adalah bagian dari fascia pelvis, yang ke arah caudal melanjutkan diri
menjadi fascia diaphragmatis urogenitalis superior, dan difiksasi pada symphysis osseum pubis
oleh ligamentum puboprostaticum mediale (= ligamentum pubovesicale). Fascia prostatica
membi=ungkus capsula prostatica, yakni jaringan ikat pada permukaan prostata. Pada sisi lateral
prostata, diantara fascia prostatica dan capsula prostatae terdapat plexus venosus prostaticus.
Plexus venosus prostaticus menerima vena dorsalis penis, meneruskan aliran darah venous
kepada plexus venosus vesicalis, dan selanjutnya bermuara kedalam vena iliaca interna.
Prostata selain difiksasi oleh ligamentum puboprostaticum mediale, yang mengandung
m.puboprostaticus, juga difiksasi oleh ligamentum puboprostaticum laterale pada arcus tendineus
fascia pelvis.
Urethra berjalan vertikal menembus bagian anterior prostata. Basis prostatae mempunyai
hubungan erat dengan collum vesicae, kecuali di bagian lateral. Celah yang terbentuk di
antaranya terisi oleh plexus venosus vesicoprostaticus dan ductus ejaculatorius.
Jaringan kelenjar membentuk tiga buah gugusan konsentris, yaitu :
1. gugusan mucosal yang terletak paling profunda dengan saluran keluarnya yang
bermuara kedalam urethra di sebelah cranial dari colliculus seminalis;
2. gugusan submucosal, terletak di bagian intermedia, saluran keluarnya bermuara kedalam
urethra setinggi colliculis seminalis;
3. gugusan utama(gld.prostatica propria), bentuknya besar dan membungkus kedua gugusan
lainnya, kecuali di bagian anterior di mana kedua gugusan lainnya dihubungi satu sama
lain oleh isthmus prostatae (serabut otot polos). Gugusan ini mempunyai saluran keluar
yang bermuara kedalam sinus prostaticus.

Prostata membentuk tiga buah lobi, yakni dua buah lobus lateralis dan sebuah lobus medius.
Kedua lobus lateralis dihubungkan satu sama lain di sebelah ventral urethra oleh isthmus
prostatae, yang tampak dari luar. Lobus medius mempunyai ukuran yang bervariasi, terletak
m,enonjol kedalam urethra pars cranialis pada permukaan posterior, dan menyebabkan
terbentuknya uvula vesicae. Hyppertrophi lobus medius dapat menghalangi pengeluara urine.
VASCULARISASI dan ALIRAN LYMPHE
Ramus prostaticus dipercabangkan oleh arteria vesicalis inferior. Prostata seringkali juga
mendapatkan suplai darah dari percabangan arteria rectalis superior. Apabila ada arteria rectalis
media maka ada percabangannya yang mensuplai prostata. Ramus prostaticus memasuki
prostata pada celah antara prostata dengan vesica urinaria.
Pembuluh vena berjalan memasuki plexus venosus prostaticus, yang selanjutnya bergabung
dengan plexus venosus vesicalis, kemudian bermuara kedalam vena iliaca interna.
Pembuluh-pembuluh lymphe berjalan menuju ke lymphonodus iliacus internus. Ada juga yang
menuju ke lymphonodus iliacus externus dan lymphonodus sacralis.

INNERVASI
Menerima serabut-serabut saraf sympathis dan parasympathis dari plexus nervosus
prostaticus. Serabut-serabut parasympathis berasal dari medulla spinalis segmental sacralis.

GLANDULA BULBOURETHRALIS
Kelenjar ini disebut juga glandula Cowperi. Ada buah yang terlatak di sebelah kiri dan
kanan linea mediana, berada didalam spatium perineum profundus, di antara pars caudalis
prostata dan bulbus penis. Terletak di sebelah dorsal urethra pars membranacea. Mempunyai
diameter 0,5 – 1,5 cm. Dibungkus oleh m.sphincter urethrae membranaceae. Saluran keluar dari
kelenjar ini berjalan menembusi fascia inferior diaphragmatis urogenitalis, masuk di bagian
caudal urethra pars spongiosa pada dinding posterior.
Berfungsi mengeluarkan secret yang belum jelas fungsinya.
Mendapat suplai darah dari cabang-cabang arteria bulbi penis. Pembuluh lymphe berjalan
menuju ke lymphonodus iliacus internus.

PENIS
MORFOLOGI dan STRUKTUR
Penis dibentuk oleh jaringan erectil, yang dapat mengeras (ereksi) dan dipakai untuk
melakukan copulasi. Ereksi terjadi oleh karena rongga-rongga di dalam jaringan erectil terisi
darah. Terdiri atas dua bagian utama, yaitu bagian yang difiksasi, disebut radix penis, dan bagian
yang mobil dan dinamakan corpus penis.
Radix penis terletak pada trigonum urogenitale. Terdiri atas tiga buah batang jaringan
erectil. Bagian yang berada pada linea mediana disebut corpus spongiosum penis, meluas ke
dorsal menjadi bulbus penis. Bagian ini dibungkus oleh m.bulbospongiosus. ujung posterior
bulbus penis membesar dan ditembusi oleh urethra, yang selanjutnya berjalan didalam corpus
spongiosum penis. Corpus cavernosum penis ada dua buah, masing-masing dibagian dorsal
membentuk crus penis. Crus penis difiksasi pada ramus pubo-ischiadicus dan pada membrana
perinealis, dibungkus oleh m.ischiocavernosus, berada di sebelah lateral dari bulbus penis.
Corpus penis terletak bebas dan mudah bergarak, dibungkus oleh kulit. Dorsum penis
adalah bagian dari penis yang menghadap ke arah ventral pada saat penis berada dalam keadaan
flaccid (lemas), dan menghadap ke arah cranial pada penis yang ereksi. Urethra menghadap ke
arah caudal pada penis yang ereksi. Pada permukaan ini terdapat raphe penis, yang melanjutkan
diri pada raphe scroti. Corpus penis mengandung kedua buah corpus cavernosum penis dan
corpus spongiosum penis. Corpora cavernosa penis merupakan bagian yang utama dari corpus
penis, membentuk dorsum penis dan bagian lateral penis. Kedua corpora tersebut bersatu pada
facies urethralis, pada linea mediana, membentuk sebuah cekungan yang ditempati oleh corpus
spongiosum penis. Ujung anterior buntu dan dibungkus oleh glans penis.
Corpus spongiosum penis mempunyai bentuk yang lebih kecil daripada corpus cavernosum
penis, terletak di sepanjang corpus penis, dan ujung anterior membesar membentuk glans penis.
Antara glans penis dan corpus penis terdapat suatu cekungan, disebut collum glandis. Tepi dari
glans penis yang agak menonjol, berada dekat pada collum glandis, disebut corona glandis.dekat
ujung glans penis, pada linea mediana, terdapat ostium urethrae externum. Kulit yang
membungkus glans pemnis disebut preputium penis, yang meluas dari collum glandis. Frenulum
preputi adalah lipatan kulit yang menonjol pada linea mediana, meluas dari permukaan interna
preputium menuju ke ostium urethrae externum.
Kulit penis licin, halus, elastis, berwarna gelap. Dekat pada radix penis kulit ditumbuhi
rambut. Pada corpus penis kulit melekat longgar pada jaringan subcutaneus, kecuali pada glans
penis. Di daerah collum glandis dan corona glandis terdapat sejumlah glandulae preputiales yang
memproduksi smegma, mempunyai bau yang khas.
Penis dibungkus oleh fascia penis superficialis, yang merupakan jaringan subcutaneus,
mengandung beberapa myofibril, dan tidak mengandung jaringan lemak. fAscia ini melanjutkan
diri pada tunica dertos (scrotum) dan fascia perinei superficialis.
Fascia penis profunda merupakan lanjutan dari fascia perinealis profunda, kuat, membungkus
kedua corpora cavernosa dan corpus spongiosum penis secara keseluruhan. Fascia ini hanya
mencapai collum glandis dan tidak sampai pada glans penis.
Di sebelah profunda dari fascia penis profunda terdapat tunica albuginea. Tunica albuginea
corporum cavernosum terdiridari serabut jaringan ikat longitudinal di sebelah superficial yang
membungkus kedua corpora cavernosa penis, dan jaringan ikat yang circular berada di bagian
profunda membungkus setiap corpus cavernosum penis. Jaringan ikat yang arahnya circular ini
bertemu pada bidang mediana membentuk septum penis, yang bentuknya tebal dan utuh dekat
pada radix penis, sedangkan makin ke arah terminal menjadi tipis sehingga terjadi hubungan
antara corpus cavernosum penis kiri dan kanan.
Tunica albuginea corporis spongiosi membungkus corpus spongiosum penis, berbentuk tipis dan
bersifat elastis.
Di dalam corpus cavernosum penis terdapat trabeculae corporum cavernosum dan di dalam
corpus spongiosum penis terdapat juga trabeculae corporis spongiosi. Trabeculae ini meluas
mulai dari permukaan tunica albuginea ke arah medial, membatasi rongga-rongga caverve yang
dapat berisi darah. Trabecula ini dibentuk oleh jaringan ikat collagen, elastin dan serabut otot
polos, dilalui oleh pembuluh arteri dan serabut-serabut saraf.
Ligamentum fundiforme penis memfiksir penis pada batas antara radix dan corpus,
dibentuk oleh serabut-serabut jaringan ikat dari linea alba dan jaringan subcutaneus, yang
terpisah menjadi pars sinistra dan pars dextra, melekat pada sisi-sisi penis. Kedua bagian
ligamentum tersebut bersatu pada facies urethralis, dan meluas sampai pada septum scroti.
Di sebelah profunda ligamnetum fundiforme penis terdapat ligamentum suspensorium
penis, yang pada satu sisi melekat di bagian ventral symphysisosseum pubis dan pada sisi lain
melekat pada fascia penis profunda, di sisi lateral penis.

VASCULARISASI dan ALIRAN LYMPHE


1. Arteria bulbi penis, berjalan di dalam bulbus penis, lalu melanjutkan diri kedalam
corpus spongiosum penis.
2. Arteria urethralis, berada di sebelah anterior a.bulbi penis, masuk kedalam corpus
spongiosum penis, melanjutkan diri sampai pada glans penis.
3. Arteria profunda penis, setelah masuk kedalam crus penis, selanjutnya berjalan di
dalam corpus cavernosum penis.
4. Arteria dorsalis penis, berjalan di sebelah profunda fascia penis profunda, berada
pada dorsum penis, terletak di sebelah medial dari nervus dorsalis penis dan di
sebelah lateral dari vena dorsalis penis. Percabangan dari arteri ini memberi suplai
darah kepada corpus cavernosum penis dan corpus spongiosum penis, mengadakan
anastomose dengan percabangan dari arteria profunda penis dan arteria bulbi penis.
gLans penis terutama mendapat vascularisasi dari arteria dorsalis penis.
Keempat buah arteri tersebut tadi dipercabangkan oleh arteria pudenda interna.

Vena dorsalis penis ada sebuah, menerima darah venous dari glans penis, preputium, corpus
spongiosum dan corpora cavernosa, lalu membentuk bifurcatio sebuah vena ke kanan dan sebuah
ke kiri, bermuara kedalam plexus venosus prostaticus.
Vena dorsalis penis cutanea (superficialis) membawa darah venous dari kulit dan jaringan
subcutaneus, bermuara kedalam vena saphena magna.
Pembuluh-pembuluh lymphe dari kulit dan preputium berjalan menuju ke lymphonodus
inguinalis superficialis, sedangkan yang berasal dari glans penis berjalan menuju ke
lymphonodus inguinalis profundus dan lymphonodus iliacus externus.

INNERVASI
Penis dipersarafi oleh :
1. Nervus dorsalis penis, dipercabangkan oleh nervus pudendus, mempersarafi kulit,
terutama glans penis.
2. Ramus profundus nervi perinealis, berjalan masuk kedalam bulbus penis, lalu masuk
kedalam corpus spongiosum penis, terutama mempersarafi urethra.
3. Nervus ilioinguinalis, memberikan cabang-cabang yang mempersarafi kulit pada
radix penis.
4. Nervus cavernosus penis ( major et minor ) mempersarafi jaringan erectil pada
bulbus, crus, corpus spongiosum penis dan corpus cavernosum penis. Berasal dari
truncus sympathicus dan nervus sacralis 2 – 4 (parasympathis) melalui plexus
nervosus pelvicus. Beberapa cabang berjalan bersama-sama dengan nervus dorsalis
penis.

Saraf-saraf tersebut di atas berfungsi membawa stimulus sensibel, termasuk rasa nyeri dari kulit
dan urethra, dan mengontrol circulasi darah penis.

MEKANISME ERECTI
Stimulus parasympathis dibawa oleh nervus cavernosus penis yang menyeababkan
vasodelatasi arteria helicinae di dalam jaringan erectil, sehingga caverne penuh terisi darah,
vena menjadi tertekan dan membuat penis menjadi erecti. Sesudah ejaculasi, maka stimulus
sympathis menyebabkan vasoconstricti arteri, dengan demikian darah vena mengalir kembali,
lalu penis menjadi flaccid.

SCROTUM
MORFOLOGI dan STRUKTUR
Scrotum adalah sebuah kantong yang terbagi menjadi dua bagian oleh septum scroti,
ditempati oleh testis, epididymis dan bagian caudal funiculus sparmaticus beserta
pembungkusnya. Terletak di sebelah caudal dari radix penis dan symphysis osseum pubis.
Scrotum dibentuk oleh lapisan-lapisan dari superficial ke profunda, sebagai berikut :
1. Kulit, tipis, mengandung banyak pigmen, sedikit rambut, banyak kelenjar sebacea dan
kelenjar keringat. Pada linea mediana terdapat raphe scroti, yang ke arah anterior
menjadi raphe penis dan ke arah posterior menjadi raphe perinealis.
2. Tunica dartos, mengandung serabut-serabut otot polos, yang dinamakan m.dartos.
lapisan ini melekat pada kulit, tidak mengandung jaringan lemak dan banyak
mengadung pembuluh darah. Lapisan ini membentuk septum scroti.
3. Tunica vaginalis, yang merupakan bagian dari peritoneum, turut bersama-sama dengan
testis masuk kedalam scrotum.
4. Fascia spermatica externa, suatu lembarab tipis yang membungkus funiculus
spermaticus dan testis. Pada anulus inguinalis externus lapisan ini melanjutkan diri
dengan fascia yang membungkus m.obliquus externus abdominis.
5. Lamina cremasterica yang terdiri atas fascia cremasterica dan serabut-serabut
m.cremaster, mempunyai hubungan dengan m.obliquus internus abdominis bersama
dengan fascianya.
6. Fascia spermatica interna, suatu lembaran yang tipis, sukar dipisahkan dari lamina
cremasterica, tetapi mudah dilepaskan dan funiculus spermaticus dan testis yang
dibungkusnya.

Bentuk dan ukuran scrotum bervariasi antar individu, dan berubah menurut kondisi. Pada waktu
udara dingin, m.dartos berkontraksi membuat kulit scrotum berkeriput. Sebaliknya pada suhu
udara panas kulit scrotum menjadi longgar. Keadaan ini berkaitan dengan fungsi scrotum untuk
mempertahankan suhu yang optimal sehingga proses spermatogenesis dapat berlangsung dengan
baik dan sempurna.

VASCULARISASI dan ALIRAN LYMPHE


Ada beberapa arteri yang memberi suplai darah kepada scrotum, sebagai berikut :
1. Arteria pudenda externa, memberi vascularisasi ke bagian anterior scrotum.
2. Ramus scrotalis arteriae pudendae internae, mensuplai scrotum bagian posterior.
3. Cabang-cabang arteria testicularis.
4. Cabang-cabang arteria cremasterica.
Pembuluh-pembuluh vena berjalan bersama-sama dengan arteri terkait.
Pembuluh lymphe berjalan menuju ke lymp[honodus inguinalis superficialis.

INNERVASI
Scrotum dipersarafi oleh :
1. Nervus ilioinguinalis, mempersarafi scrotum bagian ventral ;
2. Ramus genitalis nervi genitofemoralis, juga mempersarafi bagian anterior scrotum ;
3. Ramus scrotales mediales et laterales sebagai cabang dari nervus perinealis,
mempersarafi scrotum bagian posterior bersama-sama dengan saraf yang tersebut di
bawah ini ;
4. Ramus perinealis n.cutaneus femoris posterior.

BAB IV
ORGANA GENITALIA FEMININA

PENDAHULUAN
Terdiri atas genitalia feminina interna dan organa genitalia externa. Organa genitalia
interna terdiri dari :
1. Ovarium
2. Tuba uterina (Salpinx)
3. Uterus
4. Vagina
Organa genitalia externa atau pudendum femininum, disebut juga vulva, terdiri dari :
1. Mons pubis
2. Labium majus pudendi
3. Labium minus pudendi
4. Vestibulum vaginae
5. Clitoris
6. Bulbus vestibuli
7. Glandula (GI) vestibularis major
8. Glandulae (GII) vestibulares minores.

Ovarium, tuba uterina, uterus dan sebagian dari vagina berada di dalam cavitas pelvis. Sebagian
dari vagina berada pada perineum. Vulva terletak di sebelah ventral dan caudal dari symphysis
osseum pubis.

OVARIUM
Ada dua buah yang memproduksi oocyte sesudah usia pubertas. Selain itu ovarium
menghasilkan dua jenis hormon, yaitu :
1. Oestrogen (= follicular hormone) yang dihasilkan oleh sel-sel follicle pada ovarium;
hormon ini mempengaruhi tanda-tanda sex secunder, seperti pembesaran mamma,
timbunan lemak pada regio glutea, pertumbuhan rambut pada pubis dan axilla, selain
itu juga mempengaruhi pertumbuhan endomentrium selama cyclus menstruasi
berlangsung ;
2. Progesteron ( hormon copus luteum ), dihasilkan oleh corpus luteum, yang berperan
pada saat implantasi aacyte yang telah mengalami fertilisasi, serta pertumbuhan awal
dari embryo.
Produksi kedua hormon tersebut di atas dipengaruhi oleh hormon gonadotropin yang dihasilkan
oleh hypophyse pars distalis. Masih ada hormon yang ketiga, yakni relaxin, yang dihasilkan oleh
ovarium pada masa hamil. Hormon ini berfungsi menghalangi otot uterus berkontraksi sebelum
waktunya.

MORFOLOGI dan LOKALISASI


Ovarium adalah suatu organ yang homolog dengan testis. Pada wanita nullipara ovarium
terletak di dalam fossa ovarica, yang berada pada dinding lateral pelvis. Letaknya setinggi spina
iliaca anterior superior, difiksasi pada uterus, sehingga posisinya dapat berubah mengikuti
perubahan-perubahan yang terjadi pada uterus. Fossa ovarica dibatasi di bagian anterior sisa
arteria umbilicalis, di bagian dorsal oleh ureter dan arteria iliaca interna.
Sebelum mengalami ovulasi pertama, permukaan ovarium halus dan berwarna pink,
setelah mengalami beberapa kali ovulasi maka permukaannya menjadi kasar oleh karena
jaringan ikat yang mengisi follicle terkait, berwarna abu-abu.
Ukuran panjang ovarium adalah kira-kira 4 cm, lebar 2 cm dan tebal 1 cm, berat 7 gram,
dipengaruhi oleh usia dan cyclus menstruasi.
Sumbu panjang ovarium terletak hampir vertikal, mempunyai facies medialis dan facies
mesovaricus. Facies lateralis ditutupi oleh peritoneum parieta;e, dan di antara keduanya ini
terdapat jaringan extraperitoneal, yang sekaligus membungkus vasa obturatoria dan nervus
obturatorius. Facies medialis ditutupi oleh tuba uterina.
Margo anterior atau margo mesovaricus melekat pada mesovarium dan menghadap ke arah sisa
arteria umbilicalis. Pada margo tersebut terdapat hilum ovarii, yaitu tempat masuk keluarnya
vasa ovarica, pembuluh lymphe dan nervus ovaricus.
Margo liber atau margo posterior berhubungan dengan tuba uterina dan ureter. Extremitas tubaria
(tubale) atau extramitas superior mempunyai hubungan erat dengan tuba uterina melalui
ligamentum suspensorium ovarii. Di dalam ligamentum tersebut terdapat vasa ovarica dan plexus
nervosus. Extramitas uterina atau extramitas inferior difiksasi oleh ligamentum ovarii proprium
pada tempat bermuara tuba uterina pada corpus uteri.

VASCULARISASI dan ALIRAN LYMPHE


Ovarium mendapatkan vascularisasi dari :
1. Arteria ovarica, berjalan di dalam ligamentum suspensorium ovarii, berada di antara
kedua lembaran ligamentum latum uteri, mencapai mesovarium dan masuk kedalam
ovarium melalui hilus ;
2. Ramus ovaricus a.uterina, berjalan ke arah lateral di dalam ligamentum latum uteri
menuju ke mesovarium, dan mengadakan anatomose dengan arteria ovarica ;
3. Vena ovarica sinistra bermuara kedalam vena renalis sinistra ;
4. Vena ovarica dextra bermuara kedalam vena inferior.
Pembuluh lymphe dari ovarium berjalan bersama-sama dengan vasa ovarica menuju ke
lymphnodus lumbalis.

INNERVASI
Ovarium mendapat persarafan dari percabangan plexus ovaricus yang mengandung
komponen vasomotoris.

TUBA UTERINA (= TUBA FALLOPII )


MORFOLOGI dan LOKALISASI
Dalam bahasa Yunani tuba uterina disebut salpinx yang berarti terompet atau tuba. Di
klinik radang pada tuba uterina disebut salpingitis. Ada dua buah tuba uterina yang berfungsi
tempat mengalir ovum ( oocyte ) dari ovarium menuju ke uterus. Fertilisasi terjadi pada tuba
uterina.
Tuba uterina terletak pada margo superior ligamentum latum uteri dan berada di antara kedua
lembaran ligamentum tersebut, mempunyai ukuran panjang kira-kira 10 cm, berjalan ke lateral
dari uterus menuju ke extremitas uterina ovarii. Lalu berjalan di cranialis margo mesovarium,
melengkung di sebelah cranial extremitas tubaria ovarii, berakhir pada margo liber dan faciess
medialis ovarii.
Terbagi menjadi empat bagian, yaitu :
1. Pars uterina, berada didalam dinding uterus, berakhir didalam cavitas uteri, di tempat
ini terdapat ostium uterinum tubae ;
2. Isthmus tubae uterinae adalah bagian yang paling sempit dan mempunyai dinding yang
lebih tebal daripada ampulla ;
3. Ampulla tubae uterinae, merupakan bagian yang paling panjang dan paling lebar,
bentuk berkelok-kelok, mempunyai dinding yang relatif tipis, di tempat ini terjadi
fertilisasi ;
4. Infudibulum tubae uterinae, padda ujung terminalnya terdapat ostium abdominale
tubae uterinae, mempunyai diameter 2 cm, dilalui oleh ovum, melalui ostium ini terjadi
hubungan antara cavitas peritonealis dengan dunia luar. Pada ostium abdominale tubae
uterrinae terdapat fimbriae tubae, beupa tonjolan-tonjolan kecil, irregular, dan salah
satu tonjolan mempunyai bentuk yang lebih daripada yang lainnya, disebut fimbria
ovarica, sering melekat pada extremitas tubaria ovarii.

VASCULARISASI dan ALIRAN LYMPHE


Tuba uterina mendapat suplai darah dari ramus tubarius a.ovarica dan cabang-cabang
kecil dari arteria ovarica. Pembuluh vena berjalan mengikuti arteri menuju ke plexus venosus
ovaricus dan vena uterina.
Pembuluh-pembuluh lymphe berjalan bersama-sama dengan pembuluh darah, bergabung dengan
pembuluh-pembuluh lymphe dari ovarium menuju ke lymphonodus lumbalis.

INNERVASI
Tuba uterina dipersarafi oleh serabut saraf sympathis dan parasympathis. Saraf sympathis
berasal dari plexus hypogastricus, dan komponen parasympathis dari N.vagus mempersarafi tuba
uterina bagian lateral, sedangkan bagian medial dan tuba uterina dipersarafi oleh nervus
splanchinicus pelvicus. Serabut-serabut afferen menuju ke medial spinalis thoracal 11 – lumabl
2.

UTERUS
MORFOLOGI dan LOKALISASI
Dalam bahasa Yunani uterus disebut hystera. Uterus adalah organ muscular, berdinding
tebal, mempunyai bentuk seperti buah peer. Mempunyai ukuran panjang 7,5 cm, lebar 5 cm dan
tebal 3 – 4 cm. Pada wanita yang pernah melahirkan maka ukuran-ukuran tersebut menjadi lebih
besar.
Permukaan anterior datar, ditempati oleh vesica urinaria, dinamakan facies vesicalis. Permukaan
dorsal berbentuk konveks, disebut facies intestinalis. Pada tepi lateral uterus terdapat ligamentum
latum uteri.
Uterus terletak di dalam cavitas pelvis, membentuk sudut 90 derajat dengan vagina;
posisi ini disebut angle of anteversion. Letak uterus tidak tepat pada linea mediana, banyak kali
berada di sebelah kanan.
Posisi uterus sangat bervariasi baik dalam ukuran, bentuk, lokalisasi maupun struktur, yang
dipengaruhi oleh usia, kondisi gravid dan keadaan organ-organ yang berada disekitarnya, seperti
vesica urinaria dan rectum.
Uterus dibagi menjadi empat bagian, sebagai berikut :
1. Fundus uteri yang letaknya di bagian cranial dan mempunyai permukaan yang bundar ;
2. Corpus uteri, merupakan bagian yang palaing utama, terletak menghadap ke arah
caudal dan dorsal. Facies vesicalis uteri dipisahkan dari vesica urinaria oleh spatium
uterovesicalis. Facies intestinalis uteri dipisahkan dari colon sigmoideum di bagian
cranial dan dorsal oleh excavatio rectouterina. Pada margo lateralis melekat
ligamentum latum uteri ;
3. Isthimus uteri, bagian ini mengecil, panjang kira-kira 1 cm. Pada waktu gravid bagian
ini menjadi bagian dari corpus uteri, yang klinik disebut “ lower uterina segment “ ;
4. Cervix uteri, letak mengarah ke caudal dan dorsal. Merupakan bagian yang terletak di
antara isthimus uteri dan vagina. Dibagi dua bagian oleh dinding anterior vagina
menjadi portio supravaginalis (cervicis) dan portio vaginalis (cervicis).
(a) Portio supravaginalis dipisahkan dari vesica urinaria oleh jaringan ikat longgar, dan
dari rectum oleh excavatio rectouterina (= cavum Douglassi ). disebelah lateralnya
terdapat ureter dan arteria uterina
(b)Portio vaginalis meluas kedalam vagina. Di ujungnya terdapat orificium externum
uteri. Bagian anteriornya membentuk labium anterius dan bagian posterior
membentuk labium posterius.

Di dalam cervix terdapat canalis cervicis uteri yang sempit di bagian caudal. Pada dinding
anterior dan dinding posterior terdapat lipatan mucosa yang dinamakan plica palmata, letaknya
sedemikian rupa sehingga tidak saling bertemu.
Imp,antasi terjadi pada dinding uterus. Di dalam uterus terdapat cavitas uteri, yang bersama-
sama dengan vagina membentuk jalan lahir.
Posisi uterus adalah anteversi ( posisi uterus terhadap vagina) dan anteflexi (posisi corpus uteri
terhadap cervix).
Spatium uterovesicalis dibentuk oleh reflexi peritoneum dari facies posterior vesica urinaria,
menuju ke isthmus uteri, lalu berjalan ke cranial pada facies vesicalis corpus uteri.
Setelah membungkus fundus, peritoneum berjalan ke caudal pada facies intestinalis sampai di
bagian dorsal cervix uteri dan pars cranialis vagina, kemudian menutupi facies ventralis rectum,
lekukan inimembentuk excavatio rectouterina.
Uterus difiksasi oleh :
1) Diaphragma pelvis, terutama m.levator ani.
2) Ligamentum fibromuscular, yakni penebalan fascia pelvis yang mengandung serabut-
serabut otot polos, terdiri atas :
(a) Ligamentum pubocervicale, memfiksasi bagian anterior cervix pada facies dorsalis
symphysis osseum pubis ( = ligamentum puboprostaticum latrale et mediale );
(b) Ligamentum cardinale, disebut juga ligamentum cervicale larerale atau ligamentum
transversum colli (Mackenrodt) menghubungkan sisi laterale cervix bersama
bagian cranial dinding vagina dengan dinding laterale pelvis. Dibentuk oleh
penebalan jaringan ikat yang membungkus vasa uterina, mulai dari tempat
percabangan dari arteria iliaca interna sampai pada cervix ;
(c) Ligamentum uterosacrale memfiksir cervix pada os sacrum, berada didalam plica
rectouterina ;
(d) Ligamentum teres uteri memfiksir corpus uteri pada dinding ventral abdomen, turut
membentuk posisi anteflexi uterus. Ligamnetum ini dibentuk oleh jaringan
fibromuscular, di satu pihak melekat di bagian inferior pertemuan tuba uterina
dengan uterus dan di pihak lain melekat pada labium majus pudendi. Ligamentum
ini melanjutkan diri menjadi ligamentum suspensorium ovarii. Ligamentum teres
uteri berjalan ke lateral, berada di dalam ligamentum latum uteri, mencapai dinding
lateral pelvis, lalu berjalan ke ventral dan cranial menyilang sisa arteria umbilicalis
dan vasa iliaca extrena, mencapai anulus inguinalis internus, lalu membelok dengan
tajam di sebelah lateral arteria epigastrica inferior, masuk kedalam canalis
inguinalis, keluar dari anulus inguinalis externus dan mengadakan perlekatan pada
labium majus pudendi.
(e) Ligamentum latum uteri, dibentuk oleh peritoneum yang menutup facies vasicalis
dan facies intestinalis uteri, meluas ke dinding lateral pelvis. Ligamnetum latum
uteri terdiri atas dua lembaran, meluas ke cranial dan membungkus tuba uterina.
Kedua lembaran tersebut salaing mendekati ke arah uterus, ke arah lateral dan
caudal saling menjauhi. Lamina anterior melanjutkan diri dengan peritoneum yang
menutupi lantai dan dinding lateral pelvis. Lamina posterior meluas ke bagian
dorsal uterus membentuk plica rectouterina. Plica tersebut membentuk batas lateral
dan excavatio rectouterina, berjalan sepanjang sisi rectum mencapai dinding
posterior pelvis.
Mesosalpinx adalah bagian dari ligamentum latum uteri yang berada di antara tuba
uterina dan tempat peralihan ligamentum latum uteri yang membentuk
mesosalpinx.
Mesometrium adalah bagian dari ligamentum latum uteri yang berada di sebelah
caudal mesosalpinx dan mesovarium.

3) Lipatan peritoneum yang membentuk :


(a) Plica vesicouterina (= ligamentum anterior ) adalah reflexi peritoneum dari dinding
anterior uterus, pada batas cervix dengan corpus, menuju ke facies posterior vesica
urinaria.
(b) Plica rectovaginalis (= ligamnetum posterior ) adalah reflexi peritoneum dari facies
fornix posterior vaginae menuju ke facies anterior rectum.
(c) Plica rectouterina, disebut juga plica sacrogenitalis adalah lipatan peritoneum yang
membungkus ligamentum uterosacrale.

VASCULARISASI dan ALIRAN LYMPHE


Suplai darah diperoleh dari arteria uterina, yang dipercabangkan oleh arteria iliaca
interna, seringkali luga dipercabangkan oleh arteria vesicalis superior. Arteri ini berjalan ke arah
medial pada facies superior ligamentum cervicale laterale, memberi percabangan kepada cervix
dan vagina bagian cranial, lau membelok ke cranial, berjalan didalam ligamentum latum uteri
dekat pada sisi cranial uterus, dan memberi cabang-cabang pada kedua permukaan corpus uteri.
Selama gravid srteri ini menjadi besar, dan sesudah partus arteri ini menjadi berkelok-kelok.
Mengadakan anastomose dengan ramus uterinus a.ovarica. Vena uterina berjalan mengikuti
arteria uterina, bermuara kedalam vena iliaca interna.

INNERVASI
Innervasi sympathis diperoleh dari medulla spinalis segmental thoracalis XII – lumbalis I.
Serabut parasympathis berasal dari medulla spinalis segmental sacralis. Serabut-serabut efferent
sympathis dan parasympathis mencapai uterus melalui plexus nervosus hypogastricus dan plexus
nervosus pelvicus. Rasa nyeri dari uterus berasal dari kontraksi otot uterus oleh karena ischaemia
otot-otot tersebut. stimulus tersebut diproyeksikan pada dermatome thoracalis XI dan XII, serta
regio lumbosacralis.

VAGINA
MORFOLOGI dan LOKALISASI
Vagina ( L. = sheath ) adalah sebuah “organ of copulation” selain itu berfungsi juga untuk
jalan lahir dan sebagi saluran untuk mengeluarkan darah menstruasi. Saluran vagina mempunyai
hubungan dengan cavitas uteri, dan ke arah caudal bermuara pada vestibulum vaginae, suatu
ruangan yang terletak di antara kedua labia minora pudendi, melalui ostium vaginae.
Kedudukan vagina adalah caudo-ventral pada satu bidang yang kira-kira paralel dengan
apertura pelvis superior, membentuk sudut sebesar 60 derajat dengan bidang horizontal. Apabila
vesica urinaria dalam keadaan kosong, maka axis vagina membentuk sudut kira-kira 90 derajat
dengan sumbu uterus. Dengan bertambahnya volume vesica urinaria maka sudut tersebut tadi
menjadi bertambah besar.
Vagina sangat elastis, terutama bagian yang berada di sebelah cranial diaphragma pelvis.
Lumen vagina berbentuk huruf “H” pada penampang melintang. Facies interna dinding anterior
(= paries anterior ) dan facies interna dinding posterior (= paries posterior ) letak saling
bersentuhan. Baik pada paries anterior maupun paries posterior terdapat tonjolan longitudinal,
disebut columna rugarium anterior dan columna rugarium posterior. Ujung caudal columna
rugarium anterior membentuk penonjolan yang disebut carina urethalis vaginae. Mucosa
dinding vagina membentuk lipatan-lipatan horizontal yang dinamakan rugae vaginales.
Dinding anterior ditembusi oleh cervix uteri, mempunyai ukuran panjang sebesar 1,5 cm,
dan dinding posterior berukuran 9 cm. Dinding lateral di bagian cranial difiksasi pada
ligamentum cervicale laterale dan di bagian caudal difiksasi pada diaphragma pelvis.
Cekungan yang terbentuk antara portio vaginalis cervicis dan dinding vagina, disebut
fornix vaginae, yang dapat dibagi menjadi fornix anterior, fornix posterior dan fornix lateral.
Fornix superior membentuk cekungna yang paling dalam dan dindingnya berhubungan dengan
peritoneum yang membeatasi excavatio rectouterina. Pada fornix lateral terdapat ligamentum
latum uteri, arteria uterina dan ureter.
Pada nullipara (= virgin) terdapat hymen, yaitu lipatan mucosa yang terdapat pada ujung
vagina ketika bermuara kedalam vestibulum vaginae. Lipatan di bagian posterior lebih besar
daripada lipatan di bagian anterior. Ada berbagai bentuk hymen, seperti cincin (anularis),
seminularis, cribriformis, fimbriatus dan imperforatus. Apabila hymen robek, pada coitus
pertama, maka sisa-sisanya yang masih tertinggal disebut carunculae hymenalis (perlu
dibedakan dari hymen fimbriatus).
Dinding anterior di bagian cranial (1/3 bagian) mempunyai hubungan dengan basis vesica
urinaria, dan di bagian caudal (2/3 bagian) bersatu dengan dinding posterior urethra. Orifium
vaginae berada di bagian dorsal dari ostium urethrae externum.
Dinding dorsal dibagian cranial mempunyai hubungan dengan excavatio rectouterina, di
bagian caudal dipisahkan dari rectum oleh jaringan ikat.
Di bagian lateral dan cranial vagina mempunyai hubungan dengan jaringan ikat yang
mengandung plexus venosus vaginalis, kedua ureter, a.uterina dan beberapa ligamenta.
M.pubococcygeus membungkus vagina kira-kira 3 cm di sebelah cranial orificium vaginae, dan
berperan sebagai sphincter. Selanjutnya vagina berjalan menembusi diaphragma urogenitale dan
dinding lateralnya mengadakan hubungan dengan bulbus vestibuli, m.bulbospongiosus dan
glandula vestibularis major (= Bartholini), bagian ini merupakan bagian yang paling sempit.
Bagian caudal vagina bersatu dengan centrum tendineum.

VASCULARISASI dan ALIRAN LYMPHE


Vagina mendapatkan vascularisasi dari :
1) percabangan arteria uterina,mensuplai vagina pars cranialis ;
2) arteria vaginalis memberi percabangan kepada dinding ventral dan dorsal vagina,
mengadakan anastomose pada linea mediana, membentuk arteria azygos anterior dan
arteria azygos posterior ;
3) percabangan dari arteria bulbi vaginae yang mensuplai darah kepada bagian caudal
vagina.
Arteria uterina dan arteria vaginalis adalah cabang dari iarteria iliaca interna. Arteria bulbi
vaginae dipercabangkan oleh arteria pudenda interna, sedangkan arteria pudenda interna adalah
cabang dari arteria iliaca interna.
Pembuluh vena berkumpul membentuk plexus venosus vaginalis, mengadakan
anastomose dengan plexus venosus uterinus serta plexus venosus vesicalis.
Pembuluh-pembuluh lymphe dari pars cranialis vagina berjalan mengikuti a.uterina
menuju ke lymphonodus iliacus internus dan lymphonodus iliacus externus. Dari pars medialis
vaginae pembuluh lymphe berjalan mengikuti a.vagianlis bermuara kedalam lymphnodus iliacus
internus. Pembuluh-pembuluh lymphe dari bagian caudal vagina berjalan menuju ke
lymphonodus sacralis dan lymphonodus iliacus communis. Pembuluh-pembuluh lymphe dari
bagian yang berdekatan dengan hymen berjalan menuju ke lymphonodus inguinalis
superficialiss.

INNERVASI
Vaginamendapat innervasi sympathis dari plexus hypogastricus, dan serabut-serabut
afferen berada dalam nervus pudendus. Persarafan parasympathis berpusat pada medulla spinalis
segmen sacralis 2 – 3, yang membawa komponen vasodilator untuk arteri. Pars caudalis vaginae
dipersarafi oleh nervus pudendus.
VULVA
(= ORGANA GENITALIS FEMINA EXTERNA )
Nama lain adalah pudendum, terdiri atas beberapa organ.

MONS PUBIS
Mons pubis adalah suatu penonjolan yang berada di sebelah ventral symphysis osseum
pubis, dibentuk oleh jaringan lemak. Pada usia pubertas mons pubis (= mons veneris) ditumbuhi
rambut yang kasar dan membentuk batas cranial yang horizontal.

LABIUM MAJUS PUDENDI


Terdiri dari dua buah labia majora, dibentuk oleh lipatan kulit, yang terletak (mengarah)
caudo-dorsal, mulai dari mons pubis. Kedua labia majora ini membatasi suatu celah yang
dinamakan rima pudendi.
Pada facies externa terdapat banyak pigmen, ditumbuhi rambut pada usia pubertas,mengandung
banyak kelenjar sebacea dan kelenjar keringat. Facies internanya licin dan tidak ditumbuhi
rambut.
Labium majus pudendi sinister dan labium majus pudendi dexter bertemu di bagian anterior
membentuk commissura labiorum anterior. Di bagian posterior ujung labia majora bertemu
dengan penonjolan centrum tendineum perinei membentuk commissura labiorum posterior.
Jaringan subcutaneus mengandung banyak lemak, mempunyai hubungan dengan jaringan
subcutaneus regio urogenitale, mons pubis dan dinding ventral abdomen.
Pada labium majus pudendi melekat ligamentum teres uteri, dan labium majus pudendi homolog
dengan scrotum.

LABIUM MINUS PUDENDI


Berbentuk dua buah lipatan kulit yang kecil, terletak di sebelah medial labium majus
pudendi, permukannya licin, tidak mengandung jaringan lemak, berwarna pink. Labium minus
pudendi di bagian dorsal bergabung dengan facies medial medialis labium majus pudendi dan
saling bertemu dengan pihak sebelah membentuk lipatan transversal. Disebut frenulum labiorum
pudendi (= fourchette). Bangunan ini tampak jelas pada nullipara.
Di bagian anterior labium minus pudendi terbagi menjadi pars medialis dan pars lateralis. Pars
lateralis dari labium minus pudendi sinister bertemu dengan pars lateralis dari labium minus
pudendi dexter membentuk preputium clitoridis. Pars medialis dari kedua labia minora pudendi
saling bertemu di bagian caudal dari clitoris membentuk frenulum clitoridis.
Labium minus pudendi terletak tersembunyi di balik labium majus pudendi, kecuali pada anak-
anak dan pada wanita yang telah mengalami menopause.
VESTIBULUM VAGINAE
vestibulum vaginae adalah suatu celah yang terdapat di antara kedua labia minora, dan di
tempat ini terdapat muara dari vagina, disebut orificium vaginae, ostium yretrae externum dan
muara ductus excretorius glandula vestibularis major.
Ostium urethrae externum terletak 2,5 cm di sebelah dorsal dari clitoris, dan berada di sebelah
ventral dari orificium vaginae, terletak pada linea mediana dengan tepinya yang sedikit
menonjol.
Orificium vaginae mempunyai bentuk yang lebih besar dari ostium urethrae externum, terletak
pada linea mediana. Ukuran dan bentuknya ditentukan oleh bentuk dari hymen.
Ductus excretorius dari glandula vestibularis major ada dua buah, masing-masing bermuara di
antara orificium vaginae dan labium minus pudendi.
Saluran keluar dari glandulae vestibulares minores bermuara didalam vestibulum vaginae di
antara orificium vaginae dan ostium urethrae externum.
Fossa navicularis (= fossa vestibuli vaginae) adalah suatu cekungan yang berada di
antara orificium vaginae dan frenulum labiorum pudendi.

CLITORIS
Organ ini homolog dengan penis. Terdiri dari jaringan erectil, dapat ereksi, tidak dilalui
oleh urethra. Ukuran panjang 2,5 cm, dibentuk oleh dua buah corpora cavernosa. Terletak di
sebelah dorsal commissura labiorum anterior, ditutupi oleh kedua labia minora.
Corpus cavernosum ke arah dorso-lateral melekat pada arcus pubicus melalui crus clitoridsi.
Crus clitoridis ditutupi oleh m.ischiocavernosus, dan m.bulbospongiosus melekat pada radix
clitoridis. M.bulbospongiosus melekat pada centrum tendenium, lalu membungkus pars caudalis
vaginae dan orificium vaginae, melekat pada radix clitoridis, selanjutnya melekat pada sisi arcus
pubis.
Kedua crus clitoridis saling bertemu dan melanjutkan diri menjadi dua buah corpora cavernosa
clitoridis ( corpus cavernosus clitoridis sinistrum et dextrum ) membentuk corpus clitoridis.
Kedua corpora cavernoasa ini dibungkus oleh fascia clitoridis. Antara corpus cavernosus kiri dan
kanan terdapat septum corporum cavernosum. Ujung anterior corpus clitoridis membentuk glans
clitoridis, suatu tonjolan yang bundar dan sangat sensitif. Radix clitoridis difiksasi pada facies
ventralis symphysis osseum pubis oleh ligamentum suspensorium clitoridis.

BULBUS VESTIBULI
Ada sepasang jaringan erectil yang memanjang, terletak pada sisi ostium vaginae,
ditutupi oleh m.bulbospongiosus. di bagian dorsal bentuknya besar dan di bagian anterior kecil
dan saling bertemu (bersatu), berada di sepanjang tepi caudal corporis clitoridis sampai pada
glans clitoridis. Bulbus vestibuli homolog dengan bulbus penis dan corpus spongiosus penis.

GLANDULA VESTIBULARIS MAJOR ( BARTHOLINI )


Ada dua buah kelenjar kecil berbentuk bundar, berada di sebelah dorsal bulbus vestibuli.
Saluran keluar dari kelenjar ini bermuara pada celah yang terdapat di antara labium minus
pudendi dan tepi hymen.
Glandula ini homolog dengan glandula bulbourethralis pada pria. Kelenjar ini tertekan pada
wakti coitus dan mengeluarkan secresinya untuk membasahi (melicinkan) permukaan vagina di
bagian caudal.

VASCULARISASI dan ALIRAN LYMPHE


Vascularisasi diperoleh dari :
1) rami labiales anteriores yang dipercabangkan oleh arteria pudenda externa, memberi
suplai darah kepada labia major dan labia minora
2) rami labiales posteriores, dipercabangkan oleh arteria pudenda interna, memberi juga
suplai darah kepada labia majora dan labia minora
3) arteria profunda clitoridis, memberi suplai darah kepada crus clitoridis dan corpus
cavernosum clitoridis
4) arteria dorsalis clitoridis memberi vascularisasi kepada glans clitoridis
5) arteia bulbi vestibuli ( vaginae ) memberi vascularisasi kepada bulbus vestibuli dan
glandula vestibularis major.
Pembuluh-pembuluh lymphe berjalan menuju ke lymphonodus inguinalis externus.

INNERVASI
Labia major dan labia minora dipersarafi oleh rami labiales anteriores yang
dipercabangkan oleh nervus ilioinguinalis dan rr.labiales posteriores yang dipercabangkan dari
nervus pudendus.
Bulbus vestibuli mendapatkan innervasi dari plexus uterovaginalis, yang melanjutkan diri
menjadi nervus cavernosus clitoridis.
Clitoris juga mendapat persarafan dari nervus dorsalis clitoridis
Innervasi otonom diperuntukkan kepada pembuluh darah dan kelenjar.
DIKTAT
A B D O M E N

DR. H. ABD. RAZAK DATU, PH.D., P.A.K.

BAGIAN ANATOMI FAK. KEDOTERAN


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR.

ABDOMEN

PENDAHULUAN
Materi mata kuliah Abdomen terdiri dari dinding cavum abdominis dan viscera
abdominis. Cavum abdominis merupakan bagian dari cavum abdominopelvicum.
Viscera abdominis terdiri dari organ-organ dari sistema digestivus dan sistema
uropoetica. Pada wanita gravidarum uterus membesar dan masuk ke dalam cavum
abdominis, demikian pula dalam keadaan retinsi urinae vesica urinaria bisa masuk ke
dalam cavum abdominis. Lien adalah viscera abdominis, yang tidak termasuk sistema
digestivus, dan juga tidak dalam system cardiovascular. Di klinik lien bisa memberi
kelainan berupa ruptura lienalis dan spelenomegalli.
Dengan membagi cavum abdominis menjadi beberapa regiones maka lokalisasi
viscera dapat ditentukan dari luar [ anamnestis dan palpasi ].
Antara cavum abdominis dengan cavum thoracis ada batas yang tegas, yakni
deaphragma thoracis, sedangkan antara cavum abdominis dengan cavum pelvicum
tidak ada batas yang tegas, hanya sebuah batas imaginer [ Apertura Pelvis Superior ].

BAB I
CAVUM ABDOMINIS

Cavum abdominis adalah bagian dari cavum abdominopelvicum yang dibentuk


oleh skeleton, otot dan fascia. Cavum abdominis terletak di sebelah cranial dari cavum
pelvicum. Batas cranial dari cavum abdominis dibentuk oleh diaphragma thoracis, dan
bagian caudal dari cavum abdominopelvicum dibentuk oleh diaphragma pelvis. Oleh
apertura pelvis superior cavum abdominis dipisahkan secara imaginer dari cavum
pelvicum. Antara cavum abdominis dan cavum pelvicum terbentuk sudut yang hampir
tegak lurus.

STRUKTUR DINDING CAVUM ABDOMINIS


Terdiri dari superficial ke profunda :
1. Kulit
2. Jaringan lemak
3. Fascia superficialis abdominis
4. Vertebra lumbalis 1 – 5
5. Otot
6. Fascia transversalis abdominis
7. Jaringan lemak extrperitoneal
8. Peritoneum.

Pada facies externa dinding abdomen dapat dipalpasi :


 Processus xiphoideus
 Arcus costarum
 Spina iliaca anterior superior
 Ligamentum inguinale
 Tepi cranialis symphysis ossis pubis
 Otot dinding ventral abdomen.

KULIT
Pada linea mediana anterior mulai dari processus xiphoideus sampai pada tepi
cranialis symphysis osseum pubis terdapat linea alba dan umbilicus. Linea alba
dibentuk oleh aponeurose dari otot dinding ventra abdomen, yang saling menyilang,
kurang mengandung pembuluh darah, terutama jelas terlihat di sebelah caudal
umbilicus.
Umbilicus [ = navel ] berada pada linea alba, lebih dekat ke arah pubis daripada ke arah
processus xiphoideus, merupakan sisa [ cicatrix ] dari umbilical cord, yang pada masa
embyonal berisi vena umbilicalis dan arteria umbilicalis.
JARINGAN LEMAK dan FASCIA SUPERFICIALIS ABDOMINIS
Fascia superficialis abdominis terdiri dari dua lapisan yang mudah dipisahkan
satu sama lain. Lapisan superficialis berisi jaringan lemak [ adipose layer ], disebut
Fascia Camperi. Lapisan ini sangat tebal pada orang yang gemuk. Lapisan yang
profunda tidak mengandung lemak [ membranous layer ], disebut Fascia Scarpai.
Fascia Camperi melanjutkan diri menjadi fascia superficialis di bagian ventral regio
femoris; Fascia Scarpai melanjutkan diri menjadi fascia profunda pada regio femoris [ =
fascia lata ] dan fascia perinea.

OTOT
Terdiri dari otot-otot di bagian ventro-latero-dorsal dan otot yang melekat pada
columna vertebralis, berada di sebelah kiri kanan columna vertebralis.
Otot-otot dinding ventro-latero-dorsal adalah m.rectus abdomis, m.pyramidalis,
m.obliquus axternus abdominis, m.obliquus internus abdominis dan m.transversus
abdominis.

FASCIA TRANSVERSALIS ABDOMINIS


Merupakan fascia yang tipis, terletak pada facies interna m.transversus
abdominis. Pada facies interna dari fascia transversalis abdominis terdapat jaringan
lemak extraperitoneal, yang memisahkan fascia tersebut dari peritoneum. Fascia ini
turut membentuk dinding posterior canalis inguinalis.
Fascia transversalis abdominis berhubungan / melanjutkan diri menjadi fascia yang
melapisi diaphragma thoracis. Ke arah dorsal menjadi fascia renalis. Melanjutkan diri
menjadi fascia iliaca.

PERITONEUM
Peritoneum adalah suatu membrana serosa yang tipis, halus dan mengkilat,
terletak pada facies interna cavum abdominis. Terdiri dari peritoneum parietale yang
meliputi facies interna cavum abdominis dan peritoneum viscerale yang langsung
membungkus viscera, serta membentuk lipatan/alat penggantung dari viscera pada
dinding abdomen. Alat penggantung tersebut tadi merupakan peralihan antara
peritoneum parietale dan parietoneum viscerale. Antara peritoneum parietale dan
peritoneum viscerale terbentuk cavum peritonei. Cavum ini merupakan suatu ruangan
yang kosong, berisi cairan sereus yang berfungsi untuk membasahi permukaan
peritoneum. Pada keadaan pathologis cavum peritonei dapat terisi udara, cairan exudat
[ = ascites ] dan sebagainya. Pada pria cavum peritonei merupakan ruangan tertutup,
sedangkan pada wanita cavum peritonei mempunyai hubungan dengan dunia luar
melalui ostium tubae uterinae.
Cavum peritonei mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui ostium tubae
uterinae.
Cavum peritonei terdiri dari dua rongga, yaitu [1] cavum peritonei s.s. = greater sac dan
[2] bursa omentalis = lesser sac. Kedua rongga tersebut saling berhubungan melalui
foramen epiploicum Winslowi.
Greater sac terletak sepanjang cavum abdominis, mulai dari diaphragma thoracis
sampai ke dasar pelvis, terbagi menjadi bagian anterior-superior dan bagian postero-
inferior yang dipisahkan oleh gaster, omentum majus, colon transversum dan
mesocolon. Bagian cranial dari bagian antero-superior dibagi oleh ligamentum
falciforme hepatis menjadi pars dexter dan pars sinister.
Bagian postero-inferior dibatasi di sebelah superior oleh perlekatan mesocolon
transversum pada pancreas, dan bagian ini dibagi dua oleh intestinum tenue bersama
mesenterium menjadi pars dexter dan sinister.
Bursa omentalis adalah suatu ruangan yang irregular, terletak di sebelah dorsal
dari lobus caudatus hepatis, omentum minus dan gester, dan berada di dalam omentum
majus. Batas-batas bursa omentalis di sebelah ventral adalah :
 peritoneum yang melapisi lobus caudatus hepatis ;
 omentum minus ;
 peritoneum yang melapisi paries posterior ventriculi ;
 omentum majus.
Dinding posterior dibentuk dari caudal ke cranial oleh :
 omentum majus ;
 peritoneum yang meliputi colon transversum ;
 mesocolon transversum ;
 peritoneum yang meliputi struktur di bagian posterior cavum abdominis, misalnya
pancreas, glandula suprarenalis sinistra, polus superior ren sinister.
Foramen epiploicum Winslowi dibatasi di sebelah :
 ventral oleh ductus cysticus, a.hepatica, vena portae
 cranial oleh hepar
 caudal oleh pars superior duodeni
 dorsal oleh peritoneum yang melapisi dinding posterior abdomen dan vena cava
inferior.
Bursa omentalis membentuk recessus superior, recessus inferior dan recessus lienalis.
Recessus superior berada di sebelah dorsal hepar; recessus inferior berada di sebelah
dorsal gaster dan di dalam omentum majus, sebagian dari recessus ini meluas ke arah
sinister membentuk recessus lienalis.
Bagian dari peritoneum yang membentuk reflexi peritoneum berfungsi sebagai
alat penggantung viscera abdominis pada dinding abdomen, seperti mesenterium,
mesocolon transversum, ligamentum hepatogastricum, ligamentum falciforme hepatis.
Reflexi peritoneum dapat juga berbentuk plica, seperti plica rectouterina dan plica
umbilicalis lateralis.
Reflexi peritoneum yang berbentuk lembaran disebut omentum.

Dinding dorsal abdomen dibentuk oleh :


 corpus vertebrae L 1 – 5
 m.psoas major
 m.quadratus lumborum.
Fascia transversalis abdominis melanjutkan diri menjadi ventral fascia thoracolumbalis,
dan selanjutnya menjadi fascia psoas [ di cranialis ] dan fascia iliaca [ caudalis ]. Fascia
psoas disebut psoas sheath yang melekat pada processus transversus vertebra
lumbalis dan pada corpus vertebrae lumbalis, ke arah caudal menjadi fascia iliaca di
dalam fossa iliaca.
DIAPHRAGMA THORACIS
Dinding cranial cavum abdominis dibentuk oleh diaphragma thoracis yang
memisahkan cavum thoracis daripada cavum abdominis. Bentuk diaphragma thoracis
melengkung ke atas membentuk cupula; cupula diaphragmatica sinistra terletak
setinggi ruang intercostalis ke-5 dan cupula diaphragmatica dextra terletak setinggi
costa 5.
Diaphragma thoracica terdiri dari [1] pars muscularis, terletak di bagian luar dan [2] pars
tendineus [ = centrum tendineum ], yang terletak di bagian tengah.
Pars muscularis dibagi menjadi [1] pars sternalis, [2] pars costalis dan [3] pars lumbalis,
dan ketiga bagian ini melekat pada centrum tendineum.
Pars sternalis melekat pada permukaan dorsal processus xiphoideus.
Pada setiap sisi terdapat sebuah lubang berbentuk segitiga, disebut trigonum
sternocostalis yang dibentuk oleh pars sternalis dan pars costalis. Lubang ini dilalui oleh
vasa epigastrica superior dan pembuluh lymphe. Pada lubang ini sering terjadi hernia
diaphragmatica.
Pars costalis melekat pada facies interna costa 7 – 12 dan mengadakan insertio pada
bagian antero-lateral centrum tendineum.
Pars lumbalis atau pars vertebralis mengadakan perlekatan pada vertebra lumbalis.
Menurut perlekatannya pars lumbalis dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1. crus mediale, melekat pada dataran ventral corpus vertebrae L 3 – 2 ;
2. crus intermedius, melekat pada dataran ventral corpus vertebrae L 2 – 1 ;
3. crus laterale, melekat pada arcus lumbocostalus medialis et lateralis.
Arcus lumbocostalis adalah penebalan fascia lumbalis yang melekat pada dataran
lateral corpus vertebrae Lumbalis 1 menuju ke processus transversus vertebrae
Lumbalis 1. Arcus lumbocostalis lateralis melekat dari processus transversus Lumbalis
1 menuju ke costa 12.
Di antara pars costalis dan pars lumbalis terdapat celah yang dinamakan trigonum
costolumbalis.
Hiatus aorticus dibentuk oleh crus mediale sinister dan dexter, letaknya setinggi
vertebra Th.12 – L 1. di sebelah ventral hiatus aorticus agak kiri terdapat foramen
oesophageum [ = hiatus oesophageus ], setinggi vertebra Th.10, dilalui oleh
oesophagus dan N.vagus.
Foramen venae cavae yang dilalui oleh vena cava inferior terletak setinggi vertebra
Th.8, di sebelah anterior foramen oesophageum agak ke kanan.
Vena azygos dan nn.splanchnici berjalan melewati celah yang terdapat di antara crus
mediale dan crus intermedius. Antara crus intermedius dan crus laterale terdapat celah
yang dilalui oleh truncus sympathicus.
Pada inspirasi abdominal maka cavum thoracis menjadi lebih luas secara vertical
yang disebabkan oleh berkontraksinya diaphragma thoracis. Bilamana pars muscularis
berkontraksi maka diaphragma thorachis bentuknya menjadi lebih mendatar dan
mendorong viscera abdominis sehingga dinding abdomen menonjol ke anterior.

INNERVASI DIAPHRAGMA THORACIS


1. N.phrenicus [ C 3-4-5 ] yang mengandung komponen motoris, sensibel dan
sympathis. Komponen sympathis merupakan serabut postganglioner dari
ganglion cervicale.
2. Nervus intercostalis bagian caudal.

VASCULARISASI DIAPHRAGMA THORACIS


1. Arteria pericardiacophrenica, dipercabangkan pada pangkal a.mammaria interna,
jalan bersama-sama dengan n.phrenicus.
2. Arteria musculophrenica, merupakan cabang terminal dari a.mammaria interna;
arteria ini selain memberi vascularisasi kepada diaphragma thorachis juga
memberikan suplai darah kepada dinding ventral abdomen.
3. Arteria phrenica sebagai cabang dari Ao.abdominalis, berada pada facies inferior
diaphragma. Arteria ini mempercabangkan a.suprarenalis superior. Vena
phrenica bermuara ke dalam vena cava inferior; vena phrenica sinistra seringkali
bermuara ke dalam v.suprarenalis sinistra.
4. Cabang-cabang kecil dari Aorta thoracalis.

VASCULARISASI DINDING CAVUM ABDOMINIS


1. A.epigastrica superior, merupakan salah satu cabang terminal dari a.mammaria
interna, berjalan melalui trigonum sternocostalis, berada di sebelah dorsal
m.rectus abdominis, dan memberikan aliran darah kepada otot ini dan kulit di
daerah tersebut. Mengadakan anastomose dengan a.epigastrica inferior.
2. A.epigastrica inferior, dipercabangkan oleh a.iliaca externa, berjalan ascendens
di sebelah lateral m.rectus abdominis, tembus fascia transversalis abdominis,
berjalan di sebelah dorsalis m.rectus abdominis. Memberikan suplai darah
kepada m.rectur abdominis dan kulit di daerah tersebut.
3. A.circumflexa ilium superficialis, dipercabangkan oleh a.femoralis, berjalan
ascendens menuju ke spina iliaca anterior superior.
4. A.epigastrica superficialis, cabang dari a.femoralis, berjalan menuju ke
umbilicus dan mengadakan anastomose dengan a.epigastrica inferior.
5. A.circumflexa ilium profunda, dipercabangkan oleh a.iliaca externa, berjalan
menembusi m.transversus abdominis dan m.obliquus internus abdominis,
memberikan cabang-cabang kepada m.transversus abdominis dan m.obliquus
internus abdominis.

Aliran darah venous di sebelah caudal umbilicus mengalir menuju ke vena saphena
magna dan yang berada di sebelah cranial dari umbilicus bermuara ke dalam vena
thoraco epigastrica, selanjutnya bermuara ke dalam vena thoracalis lateralis.

LYMPHE DRAINAGE
Aliran lymphe dari kulit dinding cavum abdominis mengikuti aliran vena
superficialis, yaitu yang berada di sebelah caudalis umbilicus mengalir menuju
l.n.inguinalis superficialis. Aliran lymphe yang berada di sebelah cranial umbilicus
mengalir menuju ke l.n.axillaris.

INNERVASI
1. Nervus intercostalis 7 – 11 berjalan ke ventro-caudal di antara m.transversus
abdominis dan m.obliquus internus abdominis, memberikan rr.musculares untuk
m.transversus abdominis, m.obliquus internus abdominis dan m.obliquus
externus abdominis, serta m.rectus abdominis.
N.intercostalis mempercabangkan :
 Ramus cutaneus anterior yang berjalan tembus fascia m.rectus abdominis
dekat linea mediana anterior ;
 Ramus cutaneus lateralis yang menampakkan diri pada origo m.obliquus
externus abdominis, selanjutnya bercabang dua menjadi ramus anterior
dan ramus posterior.
2. Nervus subcostalis, merupakan n.thoracalis ke-12, tembus
m.transversus abdominis, berjalan di antara m.transversus abdominis dan
m.obliquus internus abdominis, lalu tembus vagina mm.recti, menampakkan diri
kurang lebih pada pertengahan jarak antara umbilicus dan symphysis osseum
pubis. Saraf ini memberikan rr.musculares untuk m.transversus abdominis,
m.obliquus internus abdominis, m.abliquus externus abdominis, m.rectus
abdominis dan m.pyramidalis. Juga mempersarafi peritoneum.
3. Nervus iliohypogastricus [ L 1 ]
4. Nervus ilioinguinalis [ L 1 ].

Kedua saraf terakhir ini selain bersifat motoris untuk otot-otot dinding ventral
abdomen juga bersifat sensible untuk kulit [ komponen motoris dan sensibel ].

REGIONES
Cavum abdominis dibagi oleh bidang subcostalis dan bidang intertubercularis
menjadi tiga zona, yaitu :
1. zona costalis
2. zona umbilicalis
3. zona hypogastrica.
Masing-masing zona tersebut dibagi oleh sepasang bidang vertikal yang melalui
pertengahan ligamentum inguinale menjadi tiga regio :
1. zona costalis dibagi menjadi regio hypochondrium dexter, epigastrium dan regio
hypochondrium sinister ;
2. zona umbilicalis dibagi menjadi regio lumbalis dexter, regio umbilicalis dan regio
lumbalis sinister ;
3. zona hypogastrica dibagi menjadi regio inguinalis [ = iliaca ] dexter, regio
suprapubis [ = hypogastrium ] dan regio inguinalis sinister.

BAB II
VISCERA ABDOMINIS

Yang dimaksud dengan Viscera abdominis adalah viscera dari sistema digestivus
yang terdapat di dalam cavum abdominis, seperti gaster, interstinum tenue, intestinum
crassum, hepar dan pancreas, serta lien yang merupakan organ tersendiri [ ontogeni
sama denagn hepar dan pancreas ].

1. GASTER
[ Griek, Latin = VENTRICULUS, Inggeris = STOMACH ]
Di klinik ada istilah Gastritis dan Ulcus Ventriculi.

MORFOLOGI
Pada umumnya berbentuk huruf “ L “ terbalik, huruf “ J “ atau berbentuk silinder.
Bagian-bagian dari Gaster adalah :
 Cardia
 Fundus
 Corpus
 Pylorus
Antara bagian yang satu dengan yang lainnya tidak ada batas yang tegas secara
makroskopis. Pembagian ini lebih bersifat mikroskopis, yaitu keadaan mucosa dan
kelenjar.
Cardia adalah bagian dari gaster di mana oesophagus bermuara. Fundus
ventriculi merupakan bagian sesudah cardia, yang menonjol dan terletak lebih tinggi
dari cardia. Bagian yang terbesar adalah corpus ventriculi, yang merupakan lanjutan
dari fundus ventriculi. Bagian paling caudal disebut pylorus, yang melanjutkan diri
menjadi duodenus. Batas antara corpus ventriculi dengan pylorus disebut antrum
pyloricum. Ujung distal dari pylorus berbentuk kecil, disebut canalis pyloricum. Muara
pylorus ke dalam duodenum disebut orificium pyloricum, dilengkapi oleh sphincter
pyloricum, yang dibentuk oleh penebalan stratum circulare pars muscularis. Antara
corpus dan pylorus terbentuk suatu lekukan di bagian kanan, disebut incisura angularis.
Facies [ = paries ] ventralis ventriculus menghadap ke arah ventro-cranial,
tertutup oleh peritoneum viscerale. Facies dorsalis menghadap ke arah caudo- dorsal,
tertutup oleh peritoneum viscerale, kecuali sebagian kecil dari cardia yang langsung
menempel pada diaphragma thoracis.
Facies ventralis dan facies dorsalis bertemu pada curvatura minor, di sebelah kanan,
berbentuk konkaf; pertemuan kedua permukaan di sebelah kiri membentuk curvatura
major, yang berbentuk konveks.
Gaster dibungkus oleh peritoneum viscerale, jadi letak intraperitoneal, dan difiksasi oleh
omentum minus dan omentum majus. Omentum minus pada satu sisi melekat pada
curvatura minor dan pada sisi lain melekat pada hepar dan diaphragma thoracis.
Omentum majus melekat pada curvatura major dan pada sisi lain melekat pada colon
transversum. Selain itu gaster juga difiksasi oleh ligamentum gastrolienale dan
ligamentum gastrophrenicum.

LOKALISASI
Holotopi : gaster terletak dalam regio hypochondrium sinister dan regio
epigastrium. Lokalisasi ini tergantung dari berbagai faktor, seperti bentuk gaster, isi
gaster, konstitusi tubuh dan sikap tubuh.
Skeletopi : tepi cranialis dari cardia terletak setinggi costa 7 dan vertebra thoracalis
9.Tepi cranialis fundus ventriculi terletak setinggi costa 5.
Letak pylorus dalam keadaan kosong setinggi vertebra lumbalis 1.
Syntopi : facies ventralis langsung berhadapan dengan dinding ventral abdomen
dan diaphragma thoracis, dan berada di sebelah kiri dari hepar;sebagian
dari gaster berada di bagian caudo-posterior hepar. Facies dorsalis letak
berbatasan dengan ;
 Corpus pancreaticus, a.lienalis ;
 Ujung ren sinister, gld.suprarenalis sinister ;
Di sebelah dorso-lateral terdapat lien.
Di sebelah caudal terdapat colon transversum.

VASCULARISASI
1. Arteria gastrica sinistra, sebagai cabang dari A.coeliaca, berjalan ascendens
menuju ke foramen oesophageum, lalu membelok ke ventral masuk dan berjalan
mengikuti curvatura minor ke caudal di antara kedua lembaran omentum minus,
mengadakan anastomose dengan a.gastrica dextra.
2. Arteria gasterica dextra, cabang dari A.hepatica, berjalan di sebelah dorsal
pylorus, di sebelah ventral vena portae, mengikuti curvatura minor ke cranial,
berada di antara kedua lembaran omentum minus.
3. Arteria gastrica brevis, cabang dari A.lienalis, yang berjalan menuju ke fundus
ventriculi melalui ligamentum phrenicolienale dan ligamentum gastrolinale.
4. Arteria gastroepiploica sinistra, cabang dari A.lienalis ketika arteri ini berada di
hilus lienalis, lalu berjalan di dalam ligamentum gastrolienale ke ventral sampai
pada curvatura major, berada di antara kedua lembaran omentum majus dan
mengikuti curvatura major ke caudal, mengadakan anastomose dengan
a.gastroepiploica dextra.
5. Arteria gastroepiploica dextra, cabang dari a.gastroduodenalis, berada di
sebelah profunda pars superior duodeni, berjalan di antara kedua lembaran
omentum majus, mengikuti curvatura major ke kiri. Memberi rami epiploici untuk
omentum majus.

Aliran darah venous mengalir melalui :


1. Vena coronaria ventriculi, membawa darah venous dari facies ventralis dan
facies dorsalis ventriculi. Vena ini berjalan dari kanan ke kiri di sepanjang
curvatura minor, berada di antara kedua lembaran omentum minus, menuju ke
foramen oesophageum. Menerima cabang-cabang vena oesophagei.
Selanjutnya vena cava ventriculi berjalan ke caudal dari kiri ke kanan, disebelah
dorsal bursa omentalis dan bermuara ke dalam vena portae.
2. Vena gastrica brevis, yang berasal dari fundus ventriculi dan bagian sinister
curvatura major, berjalan di dalam ligamentum gastrolienale dan bermuara ke
dalam vena lienalis.
3. Vena gastro epiplocia sinistra, yang menerima darah venous dari kedua
permukaan gaster dan omentum majus, berjalan dari kanan ke kiri sepanjang
curvatura major dan bermuara ke dalam vena lienalis.
4. Vena gastro epiploica dextra, yang berasal dari omentum majus dan kedua
permukaan gaster, berjalan dari kiri ke kanan mengikuti curvatura major, berada
di antara kedua lembaran omentum majus. Vena ini bermuara ke dalam vena
mesenterica superior.
5. Vena pylorica yang berjalan dari kiri ke kanan mengikuti curvatura minor, berada
pada pylorus dan bermuara ke dalam vena portae.
LYMPHATIC DRAINAGE
Aliran lymphe dari gaster di bagi menjadi empat bagian, yaitu :
1. Yang mengikuti a.gastrica sinistra, menerima aliran lymphe sebagian besar dari
paries ventralis dan paries dorsalis gaster, dan membawanya menuju ke
ll.nn.gastrici superiores.
2. Daerah fundus ventriculi dan corpus ventriculi yang terletak di sebelah kiri garis
vertical yang melalui oesophagus; aliran lymphe mengikuti a.gastrica brevis dan
a.gastro epiploica sinistra menuju ke ll.nn.pancreatico lienalis.
3. Daerah curvatura major di sebelah kanan garis vertikal tadi sampai pylorus,
aliran lymphe menuju ke ll.nn.gastrici inferiores dan efferentnya menuju ke
ll.nn.subpylorici.
4. Pars pylorica memberikan aliran lymphe menuju ke ll.nn.hepatici, ll.nn.subpylorici
dan ll.nn.gastrici superiores.

INNERVASI
1. Nervus vagus, berjalan mengikuti oesophagus, berada di kiri kanan oesophagus,
menjadi chorda anterior yang mempersarafi facies ventralis ventriculi,
memberikan cabang-cabang rr.hepatici yang berjalan melalui omentum minus
menuju ke hepar. Chorda posterior memberikan innervasi kepada facies
posterior ventriculi, mengikuti jalan kebalikan dari a.gastrica sinistra, dan menuju
ke ganglion coeliacum; pada ganglion ini tidak terjadi pergantian neuron.
Synapse terjadi pada dinding organ bersangkutan.
2. Nn.splanchnici = nervus sympathicus, merupakan serabut postganglioner dari
ganglion coeliacum, berjalan mengikuti percabangan arteria coeliaca.

2. INTESTINUM TENUE
Dimulai dari ujung distal pylorus sampai di caecum.
Terdiri dari duodenum, jejenum dan ileum. Panjang seluruh intestinum tenue adalah
kira-kira 7 meter.

DUODENUM
Disebut usus 12 jari oleh karena panjangnya adalah selebar 12 jari atau kurang
lebih 25 cm.

Morfologi
Berbentuk huruf C dengan bagian konkaf menghadap ke kiri. Dimulai dari ujung
distal pylorus sampai flexura duodeno-jejenalis.
Terdiri dari :
1. pars superior
2. pars descendens
3. pars horizontalis
4. pars ascendens.

PARS SUPERIOR DUODENI


Letaknya ke kanan mengarah ke dorsal, mulai dari sebelah ventral columna
vertebralis dan vena cava inferior. Pangkal pars superior duodeni mudah mengikuti
gerakan dari pylorus. Di sebelah ventralnya terletak hepar dan vesica fellea, di sebelah
dorsal terletak ductus cysticus, vena portae dan pancreas.

PARS DESCENDENS DUODENI


Bagian ini berbatasan :
 di sebelah dorsal dengan renalis dexter dan sinister
 di sebelah ventral dengan hepar, vesica fellea, colon transversum, intestinum
tenue.

PARS HORIZONTALIS DUODENI


Bagian ini terletak mengarah ke kiri menyilang m.psoas major, vena cava inferior,
aorta abdominalis dan m.psoas minor. Di sebelah dorsal terdapat ureter dexter, vasa
testicularis dextra dan vena mesenterica inferior. Di sebelah ventral terdapat vena
mesentrica superior dan radix mesenterii. Bagian ini lebih panjang bila dibandingkan
dengan ketiga bagian lainnya.
PARS ASCENDENS DUODENI
Berada di sebelah kiri aorta abdominalis, membelok ke ventral menjadi flexura
duodeno-jejenalis. Letak flexura ini kurang lebih setinggi pars superior duodeni.

Lokalisasi
Pangkal duodenum dimulai setinggi vertebra lumbalis I, kurang lebih 2,5 cm di
sebelah kanan linea mediana dan berakhir di sebelah kiri linea mediana setinggi
vertebra lumbalis II. Pars descendens turun sampai setinggi vertebra lumbalis III.
Bagian konkaf dari duodenum ditempati oleh caput pancreatic. Batas antara pars
superior duodeni dan pars descendens duodeni disebut flexura duodeni superior, batas
antara pars descendens duodeni dan pars horizontalis duodeni disebut flexura duodeni
inferior.
Antara pars superior duodeni dan hepar terdapat ligamentum hepatoduodenale yang
merupakan penebalan dari tepi bebas omentum minus. Jadi bagian ini terletak
intraperitoneal, sedangkan bagian duodenum lainnya terletak retroperitoneal.
Ductus choledochus bermuara ke dalam pars descendens duodeni melalui papilla
duodeni major, yang terletak kurang lebih 7 cm dari pylorus di bagian konkaf dari
duodenum. Kadang-kadang terdapat papilla duodeni minor di sebelah cranial papilla
duodeni major.
Flexura duodeno-jejenalis di fixir oleh ligamentum Treitz [ = lig.suspensorium duodeni ]
pada diaphragma. Ligamentum ini terdiri dari jaringan ikat dan otot.

VASCULARISASI
1. Arteria supra duodenalis, memberi suplai darah kepada pars superior duodeni;
arteri ini adalah suatu end arteri sehingga bagian dari duodenum ini sering
mengalami ulcus [ = ulcus duodeni ].
2. Arteria retroduodenalis memberikan aliran darah kepada dinding posterior
duodenum.
3. Arteria pancreatico duodenalis superior, yang berada di sebelah posterior pars
superior duodeni, berjalan di antara pancreas dan pars descendens duodeni,
memberi suplai darah kepada duodenum dan pancreas.
4. Arteria pancreatico duodenalis inferior, dipercabangkan oleh m.mesenterica
superior, berjalan ke cranialis di antara pancreas dan duodenum, mengadakan
anastomose dengan a.pancreatico duodenalis superior. Memberi suplai darah
kepada duodenum dan pancreas.
5. Arteria gastrica dextra, juga memberikan cabang-cabang kepada duodenum.
6. Arteria gastro epiploica dextra, memberikan cabang-cabang kepada duodenum.

INNERVASI
Menerima serabut-serabut saraf dari plexus coeliacus dan plexus mesentericus
superior, berjalan sesuai dengan pembuluh darah yang dipercabangkan oleh arteria
coeliaca dan arteria mesenterica superior.

LYMPHONODUS
Pembuluh lymphe dari duodenum membawa lymphe menuju ke lymphonodus
pancreatico duodenalis yang terletak di antara caput pancreatis dan duodenum,
kemudian mengalir menuju ke lymphonodus hepaticus dan l.n.preaorticus.

JEJENUM – ILEUM
Organ ini berkelok-kelok dan difiksasi pada dinding dorsal cavum abdominis oleh
mesenterium.
Panjang seluruh jejenum – ileum adalah 6 – 7 meter; jejenum berada di bagian proximal
dengan panjang kurang lebih 2/5 bagian dari keseluruhnya, sedangkan ileum berada di
bagian distal [ anal ] dengan panjang kira-kira 3/5 bagian yang sisa.
Pada umumnya jejenum berada dalam keadaan kosong, warnanya lebih merah [
lebih banyak mengandung pembuluh darah ], dindingnya lebih tebal, diameter lumen
lebih besar, plica circularis Kerkringi lebih besar dan jumlahnya lebih banyak, vili
intestinales lebih besar dan lebih banyak jumlahnya, percabangan pembuluh-pembuluh
darah kurang kompleks. Hal yang tersebut tadi jelas terlihat perbedaannya bila
dibandingkan jejenum bagian proximal dengan ileum bagian distal, di bagian tengah
perbedaan-perbedaan tersebut kurang jelas.
Mesenterium pada jejenum kelihatan lebih terang oleh karena jaringan lemak
extraperitoneal hanya terbatas pada pangkal pembuluh darah, sedangkan pada ileum
jaringan lemak tersebut mengikuti seluruh panjang pembuluh darah sampai pada
dinding ileum.
Kurang lebih 1 meter di sebelah proximal dari ujung terminal ileum terdapat
diverticulum ilei [ = diverticulum Meckeli ], sebagai sisa dari ductus
omphalomesentericus. Ukuran diverticulum ini sebesar 5 cm.

LOKALISASI
Jejenum dan ileum menempati sebagian besar cavum abdominis bahkan sampai
ke dalam cavum pelvicum. Mesenterium berbentuk kipas dengan bagian yang terlebar
di bagian tengah sebesar 20 cm, melekat pada dinding dorsal abdomen dan tempat
melekatnya disebut radix mesenterii. Panjang radix mesenterii kira-kira 15 cm, terletak
miring dari kiri atas ke kanan bawah, dimulai dari flexura duodeno-jejenalis [ setinggi
corpus vertebrae lumbalis II ] sampai setinggi articulatio sacroiliaca dextra. Oleh karena
jejenum – ileum bentuknya lebih panjang daripada radix mesenterii maka jejenum –
ileum terletak berkelok-kelok, sangat mobil atau mudah bergerak.
Di dalam mesenterium terdapat cabang-cabang dari a.mesenterium superior, nervus,
lymphonodus, pembuluh lymphe dan jaringan lemak.
Radix mesenterii menyilang di sebelah ventral pars horizontal duodeni, corpus
vertebrae lumbalis III dan ureter dexter.

VASCULARISASI
Aliran darah bersumber pada a.mesentrica superior melalui cabang aa.jejenales
dan aa.ileae. Pembuluh-pembuluh darah berjalan di dalam mesenterium.

INNERVASI
Jejenum – ileum mendapatkan innervasi dari plexus mesentericus superior, dan
percabangan serabut saraf berjalan mengikuti cabang-cabang arteri.

LYMPHONODUS
Di dalam mesenterium terdapat banyak lymphonodus dari berbagai ukuran dan
dibagi menjadi 3 kelompok, sebagai berikut :
 Dekat jejenum dan ileum
 Mengikuti pembuluh-pembuluh darah
 Pada radix mesenterii

3. INTESTINUM CRASSUM
Lebih pendek daripada intestinum tenue, panjang kira-kira 1,5 meter.
Pangkalnya lebih lebar daripada ujung distalnya.
Terdiri dari :
1. caecum dan processus vermiformis
2. colon
3. rectum.
Pada intestinum crassum dapat dilihat struktur-struktur sebagai berikut :
 Taenia coli, yang dibentuk oleh bersatunya serabut-serabut stratum
longitudinale lapisan muscularis; terdapat 3 taenia yang terletak pada ketiga sisi
dari intestinum crassum, yakni taenia omentalis, taenia libera dan taenia
mesocolica.
 Haustra, yang terbentuk oleh adanya taenia tersebut tadi; taenia lebih
pendek daripada panjang dinding intestinum crassum sehingga dinding
intestinum crassum tertarik.
 Incisura, yang terdapat di antara haustra dan dibentuk oleh pertumbuuhan
stratum circulare yang terjadi lebih cepat daripada stratum longitudinale, dengan
demikian terbentuk plica ke arah mucosa dan disebut plica semilunaris.
 Appendices epiploicae, yaitu lipatan peritoneum yang berisi jaringan
lemak dan terdapat pada incisura; banyak terdapat pada colon transversum.
CAECUM
Bangunan ini merupakan permulaan dari colon; salah satu ujungnya buntu dan
menghadap ke caudal. Sedangkan ujung yang lain terbuka menghadap ke cranial.
Terletak di dalam fossa iliaca dextra, dibungkus oleh peritoneum [ intra peritoneal ],
mudah bergerak.
Pada dinding sebelah kiri caecum terdapat muara dari ileum; mucosa dinding di
bagian ini membentuk lipatan yang dinamakan valvula ileo colica Bauhini. Valvula
tersebut tadi terdiri dari labium superior dan labium inferius, bertemu membentuk
frenula valvulae coli, yaitu frenulum anterior [ sinister ] dan frenulum posterior [ dexter ].
Pada caecum terdapat juga muara dari processus vermiformis [ = appendix ],
dan pada pangkalnya terdapat valvula processus vermiformis. Processus vermiformis
berbentuk silindris, mempunyai lumen dan berujung buntu. Baik letak, maupun panjang
dan arah dari processus vermiformis sangat bervariasi. Letaknya bisa retro caecal, sub
caecal, retro colica, pre ileal dan post ileal. Processus vermiformis mempunyai alat
penggantung, yang disebut mesenteriolum atau mesoappendix sehingga processus
vermiformis terletak intra peritoneal. Pada pangkal processus vermiformis ketiga
taeniae coli bersatu.

COLON
Terdiri dari :
1. colon ascendens
2. colon transversum
3. colon descendens
4. colon sigmoideum

COLON ASCENDENS
Merupakan kelanjutan dari caecum ke arah cranial, mulai dari fossa iliaca dextra,
berada di sebelah ventral m.quadratus lumborum, di ventral polus inferior ren dexter,
membelok ke kiri setinggi vertebra lumbalis II, membentuk flexura coli dextra,
selanjutnya menjadi colon transversum.
Pada facies ventralis terdapat taenia libera, pada facies dorsolateral terdapat taenia
omentalis dan pada facies dorsomedial terdapat taenia mescolica.
Colon ascendens ditutupi oleh peritoneum, disebut letak retroperitoneal.

COLON TRANSVERSUM
Mulai dari flexura coli dextra, berjalan melintang ke kiri melewati linea mediana,
agak miring ke cranial sampai di tepi kanan ren sinister, d sebelah caudal lien, lalu
membelok ke caudal. Belokan ini disebut flexura coli sinistra, terletak setinggi vertebra
lumbalis I, difiksasi pada diaphragma oleh ligamentum phrenico colicum.
Pada facies ventralis terdapat taenia omentalis, pada facies inferior terdapat
taenia libera dan pada facies dorsalis terdapat taenia mesocolica.
Di sebelah cranial dari kanan ke kiri colon transversum berbatasan dengan :
 hepar
 vesica fellea
 curvatura major ventriculi
 extremitas inferior lienalis.
Di sebelah caudal berbatasan dengan jejenum. Di sebelah ventral ditutupi oleh
omentum majus. Di sebelah dorsal dari kanan ke kiri berbatasan dengan :
 pars descendens duodeni
 caput pancreatic
 ren sinister.
Colon transversum dibungkus oleh peritoneum viscerale, disebut mesocolon
transversum, dan difiksir [ digantung ] pada dinding dorsal abdomen.

COLON DESCENENS
Dimulai dari flexura coli sinistra, berjalan ke caudal, berada di sebelah ventro-
lateral polus inferior ren sinister, di sisi lateral m.psoas major, di sebelah ventral
m.quadratus lumborum sampai di sebelah ventral crista iliaca dan tiba di fossa iliaca
sinistra. Kemudian membelok ke kanan, ke arah ventrocaudal menjadi colon
sigmoideum, berada di sebelah ventral dari vasa iliaca externa.
Taenia omentalis terletak pada permukaan dorsolateral, taenia libera berada pada
facies ventralis dan taenia mesocolica berada pada bagian medio-dorsal. Colon
descendens ditutupi oleh peritoneum parietale [ letak retro peritoneal ].

COLON SIGMOIDEUM
Bangunan ini berbentuk huruf S dan terletak di dalam cavum pelvicum. Membuat
dua buah lekukan dan pada linea mediana menjadi rectum, setinggi corpus vertebrae
sacralis 3. pada colon ini masih terdapat haustra dan taenia.
Dibungkus oleh peritoneum viscerale dan membentuk mesocolon sigmoideum, difiksasi
pada dinding pelvis.

RECTUM
Merupakan bagian caudal [ anal ] dari intestinum crassum, terletak
retroperitoneal, memanjang mulai setinggi corpus vertebrae sacralis 3 sampai Anus.
Anus adalah muara dari rectum ke dunia luar. Pada rectum terdapat flexura sacralis
yang mengikuti curvatura os sacrum dan flexura perinealis yang mengikuti lengkungan
perineum. Bagian cranialis disebut pars ampularis recti dan bagian caudalis disebut
pars analis recti.
Pada pars ampularis terdapat 3 buah plica transversalis yang dibentuk oleh
penebalan stratum circulare tunica muscularis. Plica yang tengah sangat tebal, disebut
plica transversalis Kohlraush, berfungsi sebagai penahan isi rectum.
Pada pars analis terdapat plica yang arahnya longitudional dan disebut columna
rectalis Morgagni. Di sebelah analis columna rectalis bersatu membentuk anulus
rectalis [ = anulus haemorrhoidalis ]. Di sebelah profunda mucosa terdapat plexus
venosus yang disebut plexus haemorrhoidalis.

VASCULARISASI
Bersumber pada :
I. Arteria mesenterica superior
1. A.ileocolica, yang mempercabangkan r.ascendens [ r.superior ] menuju ke colon
ascendens, dan r.descendens [ r.inferior ] yang mempercabangkan :
 A.coecalis anterior
 A.coecalis posterior
 A.appendicularis
 R.ilealis
2. A.colica dextra, mempercabangkan r.ascendens dan r.descendens
3. A.colica media, memberikan cabang terminal berupa ramus sinister dan ramus
dexter.

II. Arteria mesenterica inferior :


1. A.colica sinistra, mempercabangkan r.ascendens dan r.descendens
2. A.sigmoidea.
Aliran darah venous mengikuti perjalanan arteri.

INNERVASI
N.vagus [ chorda posterior ] memberikan cabang-cabang yang mengikuti
percabangan arteria coeliaca dan arteria mesenterica superior untuk caecum,
processus vermiformis, colon ascendens, colon transversum.
Colon descendens dan colon sigmoideum menerima serabut-serabut parasympathis
dari segmental Sacral 3 – 4, melalui plexus mesentericus inferior.
Saraf sympathis berpusat pada medulla spinalis Th. 6 – 12 dan Lumbal 1 – 3.

4. PANCREAS
Merupakan kelenjar exocrine dan endocrine yang sedikit mengandung jaringan
ikat. Terdiri dari caput, corpus dan cauda pancreatic. Terletak pada bagian konkaf dari
duodenum. Antara caput dan corpus terdapat collum pancreatis, dan di sebelah dorsal
collum pancreatis terletak vena portae. Pancreas ditutupi oleh peritoneum
[ retroperitoneal ].

Caput Pancreatis
Terletak di sebelah kiri dan ditutupi oleh pylorus dan pars superior duodeni.
Ductus choledochus berada di bagian dorsal caput pancreatis. Processus uncinatus
adalah bagian caudal dari caput pancreatis yang menonjol ke sebelah kiri, ke bagian
posterior vasa mesenterica superior.
Vena mesenterica superior berjalan melalui incisura pancreatica, yang dibentuk oleh
processus uncinatus.

Corpus dan Cauda pancreatis


Kedua bagian ini meluas ke kiri menyilang columna vertebralis. Cauda
pancreatis menonjol ke dalam ligamentum lienorenale sehingga berbatasan dengan
lien. Corpus pancreatis berada di sebelah caudal arteria coeliaca, di sebelah cranial
dari flexura duodenojejenalis, berbentuk prisma dengan 3 permukaan, masing-masing
facies anterior, posterior dan inferior. Dengan demikian ada 3 tepi, yaitu margo superior,
anterior dan inferior.
Tuber omentale adalah tonjolan pada margo superior yang berbatasan dengan facies
posterior dan omentum minus.
Saluran keluar kelenjar dimulai dari cauda pancreatic, berjalan di bagian cranial, disebut
ductus pancreaticus Wirsungi. Kadang-kadang terdapat ductus pancreaticus
accessories Santorini, berada di sebelah cranial dari ductus Wirsungi.

LOKALISASI
Di sebelah ventral dari pancreas terdapat gaster dan colon transversum.
Di sebelah posterior terdapat :
1. Vena cava inferior, aorta abdominalis, vasa renalis sinister [ di bagian posterior
caput pancreatis ],
2. Vasa mesentrica superior, vena portae [ di dorsal collum pancreatis ],
3. Diaphragma thoracis, gld.suprarenalis sinister, ren sinister [ di posterior corpus
pancreatis ],
4. Vasa lienalis, vena letak di cranialis arteri, berada di sebelah dorsal corpus dan
cauda pancreatis, dan selanjutnya berada pada margo superior pancreatis.

VASCULARISASI
Diperoleh dari :
1. Arteria pancreatico duodenalis superior, cabang dari arteria gastroduodonalis,
berada di sebelah ventral pancreas dan pars descendens duodeni; mengadakan
anastomose dengan arteria pancreatico duodenalis inferior di bagian dorsal
caput pancreatis ;
2. Cabang dari arteria lienalis :
a) Arteria pancreatica dorsalis, yang dipercabangkan dari pangkal arteria
lienalis, cabang ini menuju ke collum dan corpus pancreatis;
b) Ateria pancreatica magna, dipercabangkan dari bagian tengah a.lienalis;
cabang ini adalah yang terbesar di antara cabang-cabang lainnya;
c) Arteria pancreatica caudalis, dipercabangkan dari bagian distal a.linealis,
menuju ke caudal pancreatis.

5. LIEN
[ Latin = spleen ; Inggeris = spleen ]

MORFOLOGI
Lien adalah suatu organ lymphatic yang lunak dan vascular. Organ ini tidak
termasuk sistema digestivus, namun aliran darah venousnya menuju ke vena portae.
Dibungkus oleh peritoneum [ intraperitoneal ] sehingga mudah digerakkan. Difiksasi
oleh ligamentum gastrolienale dan ligamentum lienaorenale. Peranan lien antara lain
adalah filtrasi darah, menghasilkan lymphocyt, menghasilkan antibody. Pembesaran
lien disebut splenomegali.
Lien mempunyai facies diaphragmatica [ convex ] dan facies visceralis, margo
superior [ = margo anterior = margo crenatus ] dan margo inferior [=margo posterior ],
dan dua ujung yang dinamakan extremitas superior [= anterior] dan extremitas inferior
[=posterior]. Vasa lienalis dan nervus yang masuk keluar lien melalui hilus lienalis,
terletak pada facies visceralis agak ke caudal.

LOKALISASI
Skeletopi : di antara costa 9 – 11 sinister
Holotopi : regio hypochondrium sinister
Syntopi : - facies diaphragma berhadapan dengan pars costalis diaphragmatica,
- facies visceralis berbatasan dengan gaster, ren dan colon.
Pada cadaver, organ-organ tersebut tadi meninggalkan bekas berupa lekukan yang dinamakan
facies gastrica, facies renalis dan impressio colica [ditempati oleh flexura coli sinistra]. Di antara
impressio colica dan hilis lienalis terhadap cauda pancreatic.

VASCULARISASI
Arteria lienalis di percabangkan oleh arteria coeliaca, berjalan ke kiri pada tepi cranial
corpus pancreatis. Pada hilus lienalis, arteria lienalis bercabang menjadi 2 – 3 cabang sebelum
masuk ke dalam lien. Vena lienalis berjalan ke kanan di sebelah dorsal corpus pancreatis,
mengikuti arteria lienalis.

6. HEPAR
Merupakan organ yang terbesar di dalam tubuh manusia. Warna coklat kemerah-merahan,
konsistensi padat dan mengandung banyak pembuluh darah. Berat hepar kira-kira 1/50 berat
badan; pada pria berat 1,4 – 1,6 kg dan pada wanita 1,2 – 1,4 kg. Ukuran hepar dalam arah
transversal kira-kira 20 – 22,5 cm, arah vertical 15 – 17,5 cm [di bagian lateral], dan ukuran
antero-posterior kurang lebih 10 – 12,5 cm.
Hepar dibungkus oleh capsula Glissoni, yaitu suatu jaringan ikat yang transparan.

LOKALISASI
Holotopi :
 Regio hypochondrium dexter
 Regio epigastrium
 Regio hypochondrium sinister [sampai pada linea mammilaris sinistra]

Skeletopi :
 Pada bagian kanan, titik tertinggi hepar berada setinggi costa V pada linea
medioclavicularis dexter [sesuai dengan cupula diaphragmatica dextra],
 Pada bagian kiri, titik tertinggi hepar berada setinggi spatium intercostalis V 1 – 2 jari di
sebelah medial linea medioclavicularis sinister [sesuai dengan cupula diaphragmatica
sinistra],
 Pada bagian caudal dexter, mengikuti arcus costarum mulai dari perlekatan costa IX –
VIII,
 Pada bagian caudal sinister, mengikuti arcus costarum mulai dari perlekatan costa VIII –
VII.
Syntopi :
Hepar mempunyai permukaan yang luas, yang berbatasan dengan organ-organ disekitarnya,
yaitu :
1. facies diaphragmatica hepatis, berbatasan dengan diaphragma thoracis ;
2. facies viscelaris, berbatasan dengan organ-organ sebagai berikut :
gaster
pars superior duodeni
polus superior ren dexter
glandula suprarenalis dexter
sebagian colon transversum
flexura coli dexter
vesica fellea
oesophagus
vena cava inferior

MORFOLOGI
Hepar mempunyai bentuk hemisphere dan irregular, serta mempunyai permukaan yang
rata. Mempunyai facies diaphragmatica yang konveks dan facies visceralis yang konkaf.
Hepar terdiri dari dua buah lobi, yang dipisahkan oleh incisura umbilicalis [ligamentum
falciforme hepatis] dan fossa sagittalis sinistra menjadi lobus hepatis dexter dan lobus hepatis
sinister.

Lobus Hepatis Dexter


Lobus hepatis dexter mempunyai ukuran yang lebih besar daripada lobus hepatis sinister,
yaitu kira-kira 5/6 bagian dari seluruh hepar.
Fossa sagitalis sinistra terdiri atas :
 fossa ductus venosi [ di dorso – cranial ] ;
 fossa venae umbilicalis [ di ventro – caudal ].
Pada facies visceralis [ = facies postero – inferior ] terdapat dua fossae, yaitu :
1. fossae vesicae felleae, yang ditempati oleh vesica fellea ;
2. fossae venae cavae, yang ditempati oleh vena cava inferior.
Kedua fossae tersebut, bersama-sama membentuk fossa sagitalis dextra.
Di antara kedua fossae sagitalis sinistra dan fossa sagitalis dextra terdapat suatu cekungan, letak
melintang, disebut porta hepatis, yang membagi dua lobus hepatis dexter, di antara kedua fossa
tersebut tadi, menjadi dua buah lobi yang lebih kecil. Dengan demikian di antara kedua fossae
sagitalis tadi tampak suatu bangunan berbentuk huruf “ H “ oleh adanya porta hepatis. Kedua
lobi yang dimaksud adalah :
1. lobus quadratus hepatis ;
2. lobus caudatus hepatis.
Lobus quadratus hepatis
Terletak pada facies inferior lobus hepatis dexter, dibatasi di :
 depan oleh margo anterior hepatis,
 dorsal oleh porta hepatis
 di bagian sinister oleh fossa venae umbilicalis
 di sebelah kanan oleh fossa vesicae felleae.
Pada lobus ini terdapat suatu cekungan, yang dibentuk oleh pars pylorica ventriculi dan pars
superior duodeni, dan disebut impressio duodeni lobi quadrati.

Lobus caudatus hepatic [Spigeli]


Lobus ini berada pada facies posterior lobus hepatis dexter setinggi vertebra Thoracalis
10 – 11, dan dibatasi di :
 ventro-caudal oleh porta heaptis,
 kanan oleh fossa venae cavae,
 kiri oleh fossa ductus venosi.
Lobus ini mempunyai tonjolan yang berjalan agak ke antero-lateral, yang memisahkan fossa
venae cavae dan fossa vesicae felleae, tonjolan itu dinamakan processus caudatus. Di sebelah
kiri dari processus caudatus, berbatasan dengan porta hepatis dan fossa ductus venosi, terdapat
processus papillaris, suatu tonjolan kecil.

Lobus hepatis sinister


Bentuknya jauh lebih kecil daripada lobus hepatis dexter, lebih pipih dan hanya kira-kira
1/6 dari hepar keseluruhan. Lokalisasi di dalam regio epigastrium dan sedikit di dalam regio
hypochondrium sinistrum. Facies superior sedikit konveks. Permukaannya luas dan dibagi
menjadi :
 facies diaphragmatica
 facies visceralis hepatis.

Facies diaphragmatica hepatis


Facies ini berbatasan langsung dengan diaphragma thoracis, berbentuk konveks dan luas.
Terbagi menjadi facies anterior dan facies superior, namun batasnya tidak jelas, dan disebut
facies antero-superior.
Facies anterior, berbatasan dengan facies inferior dari facies visceralis hepatis berupa
suatu tepi yang tajam, disebut margo anterior hepatis. Pada facies anterior ini terdapat perlekatan
dari ligamentum falciforme hepatis, yang membagi hepar menjadi dua buah lobi. Pada margo
anterior di sebelah kanan terdapat suatu cekungan, yang ditempati oleh fundus vesica fellea.
Facies superior, bagian tengahnya berbentuk konkaf, merupakan suatu cekungan, disebut
impressio cardiaca, yang ditempati oleh ventriculus dexter cordis. Ada bagian yang tidak
ditutupi oleh peritoneum viscerale, disebut pars affixa hepatis.
Facies visceralis hepatis
Berbatasan langsung dengan viscera abdominis lainnya di dalam cavum abdominis,
terdiri dari dua buah permukaan, sebagai berikut :
 facies posterior,
 facies inferior.
Kedua facies tersebut tidak mempunyai batas yang jelas, dan facies visceralis ini disebut juga
facies postero-inferior.

Facies posterior di bentuk sebagian besar oleh lobus hepatis dexter dan sebagian kecil
oleh lobus hepatis sinister, berbentuk mirip segitiga. Bentuknya tampak agak konkaf oleh karena
berbatasan dengan columna vertebralis. Sebagian besar facies posterior tidak ditutupi oleh
peritoneum viscerale dan bersama-sama dengan bagian yang tidak ditutupi pula oleh peritoneum
viscerale pada facies superior hepatis membentuk pars affixa hepatis. Pada facies posterior ini
terdapat suatu cekungan yang dinamakan fossa venae cavae, ditempati oleh vena capa inferior.
Di sebelah kanan fossa tersebut, terdapat suatu cekungan yang berbatasan dengan glandula
suprarernalis dexter, disebut impressio suprarenalis. Pada facies posterior ini terdapat lobus
caudatus hepatis [spigeli], yang di sebelah kirinya terdapat cekungan, disebut fossa ductus
venosi, ditempati oleh ligamentum venosum Arantii. Pada fossa ductus venosi terdapat
perlekatan dari ligamentum hepato gastricum. Di sebelah kiri fossa ductus venosi, pada lobus
hepatis sinister, terdapat impressio oesophagea, ditempati oleh oesophagus pars abdominalis.

Facies inferior, menghadap ke arah caudo – ventral dan berbatasan dengan facies anterior
membentuk margo anterior hepatis. Pada facies inferior terdapat :
1. impressio colica, ditempati oleh flexura coli dextra dan sebagian colon transversum,
2. impressio renalis, ditempati oleh polus superior ren dexter,
3. impressio duodenalis, ditempati oleh pars inferior duodeni,
4. fossa vesicae felleae, ditempati oleh fundus vesicae felleae,
5. fossa venae umbilicalis, ditempati oleh ligamentum teres hepatis yang merupakan sisa
dari vena umbilicalis sinistra; fossa venae umbilicalis berada di bagian kiri dari lobus
hepatis dexter.

Di antara fossa vesicae felleae dan fossa venae umbilicalis terdapat lobus quadratus
hepatis. Di antara lobus quadratus dan lobus caudatus hepatis terdapat porta hepatis, yang
merupakan pintu tempat keluar masuknya struktur ke dan dari hepar, yaitu :
 vena portae dan cabang-cabangnya [ramus dexter et sinister],
 ductus cysticus, ductus hepaticus dan ductus chelodochus,
 arteria hepatica propria dextra dan arteria hepatica sinistra,
 nervus dan pembuluh lymphe.

Pada lobus sinister terdapat suatu cekungan yang besar, yang berhubungan dengan gaster,
disebut impressio gastrica. Di sebelah kanannya dekat pada fossa sagitalis sinistra terdapat
tonjolan yang dinamakan tuber omentale.
Pada bagian margo posterior lobus hepatis sinister terdapat appendix fibrosa hepatis, jaringan
ikat yang merupakan sisa dari jaringan hepar pada masa embryonal.

LIGAMENTA HEPATIS
1. Ligamentum falciforme hepatis
Merupakan suatu ligamentum yang berbentuk seperti bulan sabit, dan merupakan sisa
dari meso-gastrium ventrale. Terdiri dari dua lembaran peritoneum yang berasal dari reflexi
peritoneum parietale, mulai dari ventral pada linea mediana, yaitu di bagian inferior
diaphragma kemudian meluas sampai ke caudal sampai umbilicus. Dari sini kedua lembaran
tadi berjalan sedikit miring ke kanan terhadap linea mediana menuju ke incisura umbilicalis
hepatis dan ke cranial pada facies anterior dan superior hepatis sehingga membagi dua hepar
menjadi lobus dexter dan lobus sinister hepatis.
Kedua lembaran tadi berupa lamina sinistra dan lamina dextra.
Pada facies superior kedua lembaran ligamentum falciforme hepatis berpisah,
masing-masing berjalan ke kiri dan ke kanan. Lamina sinistra membentuk lamina anterior
ligamenti coronarii hepatis sinistrum, dan lamina dextra membentuk lamina anterior
ligamenti coronarii hepatis dextrum.
Pada tepi inferior [tepi bebas] lig.falciforme hepatis terdapat :
1. ligamentum teres hepatis
2. vena para umbilicalis.

2. Omentum minus
Merupakan sisa meso-gastrium ventrale, berupa suatu lembaran peritoneum yang
berjalan dari curvatura ventriculi minor dan pars superior duodeni menuju ke fossa ductus
venosi dan porta hepatis.
Omentum minus membentuk :
a. Ligamentum hepatogastricum, berjalan dari curvatura ventriculi minor
menuju ke fossa ductus venosi. Pada ujung posterior dan pada fossa ductus venosi
lig.hepatogastricum berpisah, masing-masing berjalan ke kiri dan ke kanan :
 Lamina anterior berjalan ke arah kiri pada facies superior lobus
hepatis sinister membentuk lamina posterior ligamenti coronarii hepatis sinistrum,
 Lamina posterior berjalan ke arah kanan pada facies posterior
lobus hepatis dexter, membentuk lamina posterior ligamenti coronarii hepatis
dextrum.
b. Ligamentum hepatoduodenale
Merupakan bagian dari omentum minus yang berjalan dari pars superior duodeni menuju
ke porta hepatis. Ligamentum ini agak tebal dan merupakan tepi bebas pada bagian
caudal dari omentum minus, dan berisi :
 Ductus choledochus, berjalan di sebelah dextro-anterior lig.hepatoduodenale
 Arteria hepatis communis, berjalan di sebelah sinister ductus choledochus.
 Vena porta, berjalan di sebelah dorsal a.hepatis communis
 Pembuluh lymphe, nodi lymphatici dan nervus.

3. Ligamentum coronarium hepatis


Ligamentum ini merupakan ligamenta yang menggantung hepar pada diaphragma
thoracis, dan terutama terletak pada :
 Facies posterior lobus hepatis dexter
 Facies superior lobus hepatis et sinister.
Ligamentum ini terdiri dari :
a. ligamentum coronarium hepatis dextrum
b. ligamentum coronarium hepatis sinistrum.
Kedua ligamentum ini, masing-masing terdiri atas lamina anterior dan lamina posterior.

Ad.a. Ligamentum coronarium hepatis dextrum


Terdapat pada lobus hepatis dexter. Lamina anterior dan lamina posterior berjalan
convergen ke lateral sampai pada ujung inferior dexter dari lobus hepatis dexter, bersatu
membentuk ligamentum triangulare dextrum.
Lamina anterior berasal dari lamina dextra
ligamentum falciforme hepatis, berjalan melintas ke ventro-cranial fossa venae cavae,
lalu turun ke lateral menuju ke ujung inferior dexter facies posterior lobus hepatis dexter
dan bersatu dengan lamina posterior.
Lamina posterior berasal dari lamina posterior
lig.hepatogastricum yang berjalan sepanjang tepi inferior facies posterior lobus hepatis
dexter, kemudian ke bagian caudal fossa venae cavae terus ke lateral di antara impressio
suprarenalis dan impressio renalis, dan berakhir pada ujung inferior dexter faciesposterior
lobus hepatis dexter, bersatu dengan lamina anterior membentuk ligamentum triangulare
dextrum.
Lamina posterior berada di sebelah lateral vena cava inferior, mengadakan reflexi ke
polus superior ren dexter, membentuk ligamentum hepatorenale.

Ad.b. Ligamentum coronarium hepatis sinistrum


Berada pada lobus hepatis sinister, berupa dua lembaran yaitu lamina anterior dan
lamina posterior. Kedua lembaran tersebut berjalan convergen ke medial pada facies superior
lobus hepatis sinister, dan dekat di sebelah kiri impressio oesophagea bersatu membentuk
ligamentum triangulare sinistrum.

4. Ligamentum triangulare hepatis


Ligamentum ini merupakan lembaran yang menggantung hepar pada diaphragma
thoracis. Dibentuk dari lamina anterior dan lamina posterior dari ligamentum coronarii
hepatis dexter dan ligamentum coronarii hepatis sinister.
Terdiri dari ;
a) ligamentum triangulare hepatis dextrum
b) ligamentum triangulare hepatis sinistrum.

Ad.a. Ligamentum triangulare hepatis dextrum


Dibentuk oleh lamina anterior dan lamina posterior ligamenti coronarii hepatis
dextrum pada ujung anterior kanan dari facies posterior lobus hepatis dexter.

Ad.b. Ligamentum triangulare hepatis sinistrum


Dibentuk oleh lamina anterior dan lamina posterior ligamenti coronarii hepatis
sinistrum. Terdapat pada facies superior lobus hepatis sinister, mulai dari sudut kiri impressio
oesophagei, berjalan sepanjang facies superior lobus hepatis sinister sampai dekat pada
appendix fibrosa hepatis.

5. Ligamentum teres hepatis


Merupakan sisa dari vena umbilicalis sinistra. Berjalan dari umbilicus menuju ke incisura
umbilicalis hepatis, berada pada sepanjang tepi bebas [tepi inferior] ligamentum falciforme
hepatis. Selanjutnya masuk fossa venae umbilicalis.

6. Ligamentum venosum Arantii


Merupakan sisa atau obliterasi dari ductus venosus Arantii yang menutup sesaat
sesudah lahir. Berjalan dari ramus sinister venae portae, berada di sepanjang fossa
ductus venosi sampai mencapai vena hepatis sinistra atau vena cava inferior.

7. Ligamentum hepatorenale
Berjalan dari hepar, sedikit di sebelah lateral vena cava inferior menuju ke polus
superior ren dexter. Merupakan reflexi dari lamina posterior ligamentum coronarium
hepatis dextrum.

8. Ligamentum hepatocolicum
Dibentuk oleh lipatan peritoneum yang berjalan dari facies posterior vesica fillea
menuju ke flexura coli dextra dan pars descendens duodeni. Ligamentum mungkin
merupakan perluasan dari ligamentum hepatoduodebnale.

FIXASI HEPAR
Hepar difiksasi pada tempatnya oleh :
a. Ligamenta, yaitu :
 Lig.falciforme hepatis [ di ventral ]
 Omentum minus [ di caudo – medial ]
 Lig.triangulare hepatis sinistrum et dextrum [ di lateral & medial ]
 Lig.coronarium hepatis sinistrum et dextrum [ di cranial ]
 Lig.teres hepatis [ di caudal ]
 Lig.venosum Arantii [ di caudal ].

b. Vena hepatica, memfiksasi hepar ke dinding postero-cranial


cavum abdominis. Difiksasi pada vena cava inferior.

c. Desakan negatif dari cavum thoracis, yaitu adanya daya isap dari
tekanan negatif ke arah ventro-cranial terhadap organ-organ intra abdominal.

d. Desakan positif dari cavum abdominis, yaitu adanya dorongan


dari organ-organ satu sama lainnya dalam cavum abdominis, dan oleh kontraksi
[ tonus ] dari otot-otot dinding ventral abdominis.

PERITONEUM VISCERALE HEPATIS


Hepar dibungkus oleh peritoneum viscerale [ = organ intra peritoneal ], kecuali :
A. Tempat masuknya ligamenta pada hepar, yaitu pada :
 Fossa ductus venosi
 Fossa venae umbilicalis
 Fossa vesicae felleae
 Fossa venae cavae
 Porta hepatis
 Incisura umbilicalis
 Tempat perlekatan lig.falciforme hepatis pada facies anterior
hepatis.
B. Pars affixa hepatis
Suatu daerah yang terdapat sebagian besar pada facies posterior lobus
dexter dan sebagian kecil pada facies superior lobus dexter dan lobus sinister.
Bangunan ini berbentuk jajaran genjang dan dibatasi oleh :
Di ventral dan dorsal oleh lig.coronarium hepatis
Di sudut kanan dan kiri oleh lig.triangulare
hepatis
Di sudut anterior oleh lig.falciforme hepatis
Di sudut dorsal oleh lig.hepato gastricum.

VASCULARISASI HEPAR
Hepar mendapat circulasi darah dari arteria hepatica, vena portae dan vena
hepatica. Circulasi ini disebut circulasi portal.

1. A.HEPATICA COMMUNIS
Merupakan cabang dari arteria coeliaca, berjalan ke ventral agak ke kanan
pada margo superior pancreatic di sebelah dorsal pars superior duodeni. Kemudian
arteri ini membelok dan masuk ke dalam ligamentum hepatoduodenale di bagian
caudal foramen epiploicum Winslowi, berjalan di dalam ligamentum ini bersama-
sama denga ductus choledochus, vena porta, pembuluh lymphe dan serabut saraf
menuju ke porta hepatis. Di dalam ligamentum heptoduodenale a.hepatica
communis berada di sebelah anterior agak ke kiri dari ductus choledochus, dan
berada di sebelah anterior vena porta. Sampai pada porta hepatis a.hepatica
communis bercabang dua membentuk [a] arteria hepatica propria dextra dan [b]
arteria hepatica propria sinistra.

a) A.hepatica propria dextra


Arteri ini berjalan di sebelah ventral vena portae, kemudian menyilang ductus
hepaticus communis, berjalan terus ke kanan dan sebelum masuk ke dalam lobus
hepatis dexter memberi cabang a.cystica yang memberi suplai darah kepada vesica
fellea.

b) A.hepatica propria sinister


Arteri ini berjalan ke arah porta hepatis, berada di sebelah kiri ductus hepatis
dexter, dan sebelum masuk ke dalam lobus hepatis sinister memberi cabang ke
cranial dan caudal, serta memberi suplai darah untuk capsula Glissoni dan lobus
caudatus.

2. VENA PORTAE HEPATIS


Berada setinggi vertebra lumbalis II. Dibentuk oleh persatuan vena
mesenterica superior dengan vena lienalis. Berada di sebelah dorsal collum
pancreatic, berjalan di sebelah dorsal pars superior duodeni, lalu berjalan
ascendens masuk ke dalam ligamentum hepato duodenale.
Di dalam lig.hepato duodenale vena portae berada di sebelah dorsal a.hepatica
communis, sampai pada porta hepatis vena portae bercabang dua menjadi ramus
dexter dan ramus sinister, dan bersama-sama dengan a.hepatica propria dexter dan
a.hepatica propria sinister masuk ke dalam lobus hepatis dexter dan lobus hepatis
sinister.

3. VENA HEPATICA
Vena ini membawa darah dari hepar masuk ke dalam vena capa inferior.
Terdiri dari [a] upper group, tiga vena yang besar dan [b] lower group, yang
jumlahnya bervariasi dan ukurannya lebih kecil.

LYMPHONODUS
Hepar merupakan organ yang mempunyai sistema lymphatica yang terbesar
dibandingkan dengan viscera abdominis lainnya. Diperkirakan ¼ - ½ cairan lymphe
yang berada di dalam ductus thoracicus berasal dari hepar. Terdiri dari kelompok
superficial dan profunda.
1. Kelompok superficialis, berasal dari bagian subserosa hepar, meliputi 3 bagian,
yaitu :
 Pada facies inferior dan facies anterior hepatis. Sebagian besar dari bagian
ini mengalir menuju ke lymphonodi hepatici, dan sebagian kecil [ dari lobus
hepatis sinister ] mengalir menuju ke lymphonodi gastrici superiores, dan
seterusnya menuju ke lymphonodi coeliaci, selanjutnya ke cysterna chili.
 Pada facies superior dan facies posterior aliran lymphe menuju ke
lymphonodi para aortici [ sekitar vena cava inferior ], selanjutnya menuju ke
lymphonodi sternalle [ terletak di sebelah dorsal processus xiphoideus ] yang
membawa cairan lymphe dari daerah pars affixa hepatis pada facies superior
hepatis.
 Pada facies posterior sebagian menuju ke lymphonodi coeliaci, seterusnya ke
cisterna chili.
2. Kelompok profunda, sebagian besar menuju ke lymphonodi hepatici, lalu menuju
ke lymphonodi coeliaci, selanjutnya ke cisterna chili. Sebagian kecil saja yang
menuju ke lymphonodi para aortici, selanjutnya ke lymphonodi coeliaci, terus ke
cisterna chili.

INNERVASI HEPAR
Hepar mendapatkan innervasi dari ;
a) Nn.splanchnici
Innervasi ini bersifat sympathis untuk pembuluh darah di dalam hepar. Diperoleh
melalui plexus coeliacus dan merupakan serabut-serabut postganglioner.

b) N.vagus dexter et sinister


Bersifat parasympathis, berasal dari chorda anterior dan chorda posterior nervi
vagi.
 Chorda anterior [ dari N.vagus sinister ], mengikuti a.gastrica dexter
masuk ke dalam ligamentum hepatoduodenale, mencapai porta hepatis.
Sebagian serabut chorda anterior tidak melalui plexus coeliacus dan
sebagian lagi mengikuti percabangan plexus coeliacus, masuk ke dalam
ligamentum hepatoduodenale, dan berakhir pada hepar ;
 Chorda posterior [ dari N.vagus dexter ], setelah mempersarafi gaster lalu
masuk plexus coeliacus, lalu mengikuti ligamentum hepatoduodenale
menuju ke porta hepatis, memberi rami hepatici.

c) N.phrenicus dexter
Setelah masuk ke dalam cavum abdominis, lalu menuju ke plexus coeliacus,
mengikuti ligamentum hepatoduodenale, mencapai porta hepatis. Nervus ini
bersifat viscero-afferent untuk ligamentum falciforme hepatis, lig.coronarium
hepatis, lig.triangulare hepatis dan capsula Glissoni.

Semua serabut saraf tersebut tadi membentuk plexus hepaticus anterior dan
plexus hepaticus posterior, dalam hal ini turut dibentuk oleh serabut-serabut dari plexus
coeliacus dexter et sinister.

APPARATUS EXCRETORIUS HEPATIS


Terdiri dari :
a. Vescira fellea
b. Ductus cysticus
c. Ductus hepaticus
d. Ductus Choledochus
A. VESICA FELLEA = GALLBLADDER
Vescira fellea merupakan suatu kantong berbentuk memanjang, berjalan dari
caudo-anterior pada fossa vesica fellea ke cranio-posterior sampai porta hepatis.
Mempunyai dua facies, yaitu facies anterior yang berhubungan dengan dasar fossa
vesica fellea, dan facies posterior yang ditutupi oleh peritoneum.
Morfologi vesica fellae terdiri dari corpus, collum dan fundus. Fundus vesica fellea
terletak pada tepi costa 8 – 9 dexter, di sebelah lateral m.rectus abdominis, yaitu pada
arcus costarum dexter. Berbatasan di dorso-caudal dengan colon transversum dan pars
descendens duodeni. Mucosa vesica fellea berlipat-lipat membentuk villi, disebut plicae
tunicae mucosae. Kadang-kadang fundus vesica fellea seluruhnya dibungkus oleh
peritoneum sehingga seakan-akan mempunyai mesenterium, dan kelihatan fundus
tergantung pada hepar.
Vascularisasi : a.cystira, suatu cabang dari a.hepatica propria dexter; vena
cystica bermuara ke dalam ramus dexter yang portae.
Innervasi : cabang-cabang dari plexus coeliacus.
Lymphe drainage : menuju ke lymphonodi hepatici.

B. DUCTUS CYSTICUS
Merupakan lanjutan dari vesica fellea, terletak pada porta hepatis. Panjangnya
kira-kira 3 – 4 cm. Pada porta hepatis ductus cysticus mulai dari collum vesicae fellea,
kemudian berjalan ke postero-caudal di sebelah kiri collum vesicae felleae. Lalu bersatu
dengan ductus hepaticus communis membentuk ductus choledochus. Mucosa ductus
ini berlipat-lipat terdiri dari 3 – 12 lipatan, berbentuk spiral yang pada penampang
longitudional terlihat sebagai valvula, disebut valvula spiralis [ Heisteri ].

C. DUCTUS HEPATICUS
Ductus hepaticus berasal dari lobus dexter dan lobus sinister bersatu
membentuk ductus hepaticus communis pada porta hepatis dekat pada processus
papillaris lobus caudatus. Panjang ductus hepaticus communis kurang lebih 3 cm.
Terletak di sebelah ventral a.hepatica propria dexter dan ramus dexter vena portae.
Bersatu dengan ductus cysticus menjadi ductus choledochus.

D. DUCTUS CHOLEDOCHUS
Mempunyai panjang kira-kira 7 cm, dibentuk oleh persatuan ductus cysticus
dengan ductus hepaticus communis pada porta hepatis. Di dalam perjalanannya dapat
di bagi menjadi tiga bagian, sebagai berikut :
1. bagian yang terletak pada tepi bebas ligamentum hepatoduodenale, sedikit di
sebelah dextro-anterior a.hepatica communis dan vena portae;
2. bagian yang berada di sebelah dorsal pars superior duodeni, berada di luar
lig.hepatoduodenale, berjalan sejajar dengan vena portae, dan tetap di sebelah
dexter vena portae ;
3. bagian caudal yang terletak di bagian dorsal caput pancreatis, di sebelah ventral
vena renalis sinister dan vena cava inferior.
Pada caput pancreatis ductus choledochus bersatu dengan ductus pancreaticus
Wirsungi membentuk ampulla, kemudian bermuara pada dinding posterior pars
descendens duodeni membentuk suatu tonjolan ke dalam lumen, disebut papilla
duodeni major.

BAB III
VASA ABDOMINIS

1. AORTA ABDOMINALIS
Dimulai sejak aorta thoracalis melewati hiatus aorticus diaphragmatic setinggi
vertebra thoracalis 12 – lumbalis 1.
Aorta abdominalis berjalan disebelah ventral columna vertebralis di sebelah sinister
vena cava inferior. Makin ke arah caudal makin oblique ke sinister dan berakhir setinggi
vertebra lumbalis 4, bercabang dua menjadi arteria iliaca communis sinistra dan arteria
iliaca communis dextra.
Berada di sebelah dorsal pancreas, vena lienalis, vena renalis sinister, pars horizontalis
duodeni dan intestinum tenue. Ganglion coeliacum dan plexus coeliacus berada di
sebelah ventral pangkal aorta abdominis. Pada anak-anak dan orang dewasa yang
kurus aorta abdominalis dapat dipalpasi pulsasinya pada dinding ventral abdomen
setinggi vertebra lumbalis 4.
Percabangan :
I. Cabang parietalis
II. Cabang visceralis

Ad.I. Cabang parietalis :


1. a.phrenica inferior
2. a.lumbalis
3. a.iliaca communis
4. a.sacralis media

Ketiga arteri yang pertama di atas berpasangan, dan yang keempat hanya
tunggal.

Ad.1. A.phrenica inferior sinister et dexter kadang-kadang dipercabangkan oleh


arteria coeliaca. Mengadakan anastomose dengan arteria pericardiaco phrenica
dan arteria musculophrenica. Dari a.phrenica inferior dipercabangkan
a.suprarenalis superior.

Ad.2. A.lumbalis, dipercabangkan dari dinding dorsal aorta abdominalis, berjumlah


4 – 5 pasang, memberikan aliran darah kepada dinding dorsal abdomen.

Ad.3. A.iliaca communis, ada sepasang yang merupakan cabang terminal dari
aorta abdominalis, berjalan ke arah caudo-lateral, dan berakhir setinggi vertebra
lumbalis 5 – sacralis 1 sebagai arteria iliaca interna dan arteria iliaca externa.
Arteria iliaca communis dextra lebih panjang dari yang sinistra oleh karena
bifurcatio aorta abdominalis berada di sebelah sinister linea mediana.
Ureter menyilang di sebelah ventral bifurcatio arteria iliaca communis atau di
sebelah ventral arteria iliaca externa.
A.iliaca communis sinistra berjalan diantara ujung mesocolon sigmoideum
dan corpus vertebrae lumbalis 4 – 5 dan m.psoas major.
A.iliaca communis dextra dipisahkan dari vertebra lumbalis 4 – 5 dan
m.psoas major oleh vena iliaca communis dan pangkal vena cava inferior.
 A.iliaca externa sinistra et dextra merupakan lanjutan dari a.iliaca
communis. Berjalan descendens masuk kedalam fossa iliaca, selanjutnya
menjadi a.femoralis setelah melewati ligamentum inguinale. Berada di
sebelah ventral dari m.psoas major. Di sebelah ventral a.iliaca externa
sinistra terdapat colon sigmoideum dan intestinum tenue. Dari arteri ini
dipercabangkan :
1) A.epigastrica inferior dan
2) A.circumflexa ilium profunda

 A.iliaca interna [ = arteria hypogastrica ] yang mensuplai viscera pelvis.

Ad.4. A.sacralis media, dipercabangkan dari dinding dorsal aorta abdominis di


sebelah cranial bifurcatio aorta abdominalis, berjalan di sebelah ventral vertebra
lumbalis 4 – 5, disebelah ventral os sacrum dan os coccygeus.

Ad.II. Cabang visceralis.


Yang berpasangan adalah :
1. a.suprarenalis media
2. a.renalis
3. a.testicularis.
Yang tunggal adalah ;
1. a.coeliaca
2. a.mesenterica superior
3. a.mesenterica inferior.

Ad.1. A.suprarenalis media


Dua buah arteri kecil, dipercabangkan oleh aorta abdominis
berseberangan dengan pangkal a.mesenterica superior, berjalan ke arah latero-
cranial menuju ke glandula suprarenalis. Mengadakan anastomose dengan ramus
suprarenalis yang dipercabangkan oleh a.phrenica inferior dan a.renalis.

Ad.2. A.renalis
Dipercabangkan setinggi vertebra lumbalis II, di sebelah caudal dari
a.suprarenalis media. A.renalis dextra seringkali berada di sebelah caudal vena
cava inferior dan yang sinistra berjalan di sebelah dorsal vena cava inferior.
A.renalis mempercabangkan a.suprarenalis inferior dan cabang-cabang untuk
ureter.

Ad.3. A.testicularis [ = a.spermatica interna ]


Pada wanita arteri ini dinamakan a.overica. dipercabangkan dari dinding
ventral aorta abdominis, berjalan ke arah caudo-lateral di sebelah ventral m.psoas
major, menyilang ureter dan berjalan melalui canalis inguinalis menuju ke testis.
A.ovarica sesuai dengan a.testicularis menyilang a.iliaca externa dan masuk ke
dalam ligamentum suspensorium ovarii, menuju ke ovarium.

A.COELIACA
Arteri ini pendek, ukuran 1 – 3 cm, mempunyai diameter yang besar,
dipercabangkan pada pangkal aorta abdominalis. A.coeliaca mempercabangkan
 a.gastrica sinistra
 a.hepatica communis
 a.lienalis.
Kadang-kadang dipercabangkan a.phrenica inferior.

A.MESENTERICA SUPERIOR
Dipercabangkan dari dinding ventral aorta abdominalis di sebelah caudal dari
arteria coeliaca. Memberi suplai darah kepada pancreas, intestinum tenue [kecuali
sebagian dari duodenum], caecum, colon ascendens dan colon transversum. Pangkal
arteri ini berada di sebelah dorsal pancreas dan vena lienalis. A.mesenterica superior
berada di sebelah ventral dari vena renalis sinistra, processus uncinatus pancreatic dan
pars horizontalis duodeni. Selanjutnya berjalan melalui radix mesenterii menuju ke
fossa iliaca dextra.
Biasanya vena mesenterica superior berjalan di sebelah kanan arteri. Dari
a.mesenterica superior dipercabangkan :
 arteria ileocolica
 arteria colica dextra
 a.colica media

A.ileocolica
Merupakan cabang paling caudal dari bagian yang konkaf a.mesenterica
superior, berjalan ke arah caudal menuju ke fossa iliaca dextra. Memberi dua buah
cabang, yaitu ramus superior dan ramus inferior. Terbentuk anastomose antara ramus
superior dengan arteria colica dextra, dan antara ramus inferior dengan ujung terminal
a.mesenterica superior.
Ramus inferior berjalan menuju sisi superior dari ileocolic junction, dan memberi
percabangan, sebagai berikut :
a) ramus colica, berjalan ascendens pada colon ascendens ;
b) ramus caecalis anterior et posterior, mensuplai caecum ;
c) a.appendicularis, berjalan descendens di sebelah dorsal ujung
caecum, masuk ke dalam mesoappendix, berjalan pada tepi bebasnya,
mensuplai processus vermiformis ;
d) ramus ilealis, berjalan ke arah cranial sinister pada pars caudalis
ileum, mengadakan anastomose dengan ujung terminal a.mesenterica superior.

A.colica dextra
Dipercabangkan di tengah bagian konkaf a.mesenterica superior. Berjalan ke
kanan, berada di sebelah ventral a.spermatica interna dextra [a.ovarica], ureter dexter
dan m.psoas major, menuju ke pertengahan colon ascendens, menyilang pars
descendens duodeni, ujung caudal ren dexter. Sesampai pada colon ascendens, lalu
bercabang dua membentuk ramus ascendens dan ramus descendens. Ramus
ascendens mengadakan anastomose dengan arteria olica media; ramus descendens
membentuk anastomose dengan a.ilocolica.
Percabangan-percabangan tadi membentuk suatu arcus.

A.colica media
Merupakan cabang dari a.mesenterica superior yang berada di bagian caudal
pancreas, berjalan ke arah ventral di dalam mesocolon transversum, membentuk ramus
dexter dan ramus sinister. Ramus dexter beranastomose dengan arteria colica dextra,
ramus sinister mengadakan anastomose dengan arteria colica sinistra [cabang dari
arteria mesenterica inferior].

A.MESENTERICA INFERIOR
Dipercabangkan 3 – 4 cm di sebelah cranial bifurcatio aorta abdominalis.
Memberi suplai darah kepada colon transversum pars sinistra, colon descendens, colon
sigmoideum dan sebagian besar rectum. Berjalan ke arah caudal ditutupi oleh
peritoneum. Mula-mula berada di sebelah ventral aorta abdominalis, selanjutnya berada
di sebelah kiri aorta abdominis. Berjalan menyilang arteria iliaca communis sinistra,
masuk ke dalam cavum pelvis menjadi arteria rectalis superior yang berada di dalam
mesocolon sigmoideum, dan berakhir pada pars superior rectum.

A.mesenterica inferior mempercabangkan ;


 arteria colica sinistra
 arteria sigmoideae
 arteria rectalis superior

A.colica sinistra
Berjalan kekiri ditutupi oleh peritoneum, berada di sebelah ventral m.psoas
major, bercabang dua membentuk ramus ascendens dan ramus descendens.
Ramus ascendens menyilang di sebelah ventral ren sinister, berakhir di dalam
mescolon transversum, membentuk anastomose dengan a.colica media.
Ramus descendens mengadakan anastomose dengan a.sigmoidea superior.
Memberi suplai darah untuk colon transversum pars sinistra dan colon
descendens.

Aa.sigmoideae
Berjumlah 2 – 3 buah, berjalan oblique ke arah caudal sinister, berada di sebelah
ventral m.psoas major, ureter dan vasa testicularis. Memberi vascularisasi pada pars
caudalis colon descendens dan colon sigmoideum. Mengadakan anastomose dengan
a.colica sinistra dan a.rectalis superior.

A.rectalis superior [ = a.hemorrhoidalis superior ]


A.mesenterica inferior berjalan descendens di dalam mesocolon sigmoideum,
menyilang colon sigmoideum dan a.iliaca communis sinistra. Setinggi vertebra sacralis
3 arteri ini memberi dua buah cabang yang berjalan descendens pada sisi-sisi rectum,
dan kira-kira 10 – 12 cm di sebelah cranial anus memberi beberapa cabang-cabang
kecil. Membentuk anastomose dengan a.rectalis media, suatu cabang dari a.iliaca
interna, dan dengan a.rectalis inferior yang dipercabangkan oleh a.pudenda interna.

VENA CAVA INFERIOR


Dibentuk oleh persatuan vena iliaca communis sinistra dan vena iliaca communis
dextra setinggi vertebra lumbalis 5. terletak disebelah kanan linea mediana, berjalan ke
arah cranial, mula-mula berada di sebelah ventral corpus vertebrae lumbalis dan origo,
psoas major, kemudian berjalan di sebelah ventral arteria renalis dextra. Vena cava
inferior terletak retroperitoneal, berada di sebelah dorsal pars inferior duodeni dan caput
pancreatic, berbatasan dengan hepar pada fossa venae cavae hepatis.
Menerima darah veous dari :
1. vv.lumbales
2. v.phrenica inferior
3. v.hepatica
4. v.renalis
5. v.suprarenalis
6. v.spermatica [interna] dextra.

VENA VORTAE
Terletak di sebelah ventral vena cava inferior, berada di sebelah dorsal caput
pancreatis, berjalan ke arah cranial di sebelah dorsal kiri pars superior duodeni, lalu
berjalan di dalam lig.hepatoduodenale di sebelah dorsal arteria hepatica dan ductus
hepaticus, berjalan ke cranial menuju ke porta hepatis.
Vena portae bercabang dua membentuk ramus dexter dan ramus sinister, masing-
masing menuju ke lobus dexter dan lobus sinister hepatis.
Vena ini dibentuk oleh pertemuan vena mesenterica superior, vena lienalis dan vena
mesenterica inferior.

VENA MESENTERICA SUPERIOR


Berjalan di sebelah kanan arteria mesenterica superior, menampung darah
venous dari :
1. vv.intestinales
2. v.ileocolica
3. v.colica dextra
4. v.colica media
5. v.pancreatico duodenalis
6. v.gastroepiploica dextra.

VENA LIENALIS
Berjalan dari kiri ke kanan bersama-sama dengan arteria lienalis, berada di
sebelah kanan arteri. Menerima darah venous dari :
1. v.gastroepiploica sinistra
2. v.gastrica brevis
3. v.mesenterica inferior.
VENA MESENTERICA INFERIOR
Berjalan bersama-sama dengan arteria mesenterica inferior. Ketika sampai pada
pangkal a.mesenterica inferior maka vena mesenterica inferior memisahkan diri dan
berjalan ke arah cranial retroperitoneal sampai pada plica duodenojejenalis, lalu
membelok berjalan di sebelah dorsal pancreas sampai di bagian dorsal pars
descendens duodeni, bermuara ke dalam vena lienalis. Menerima darah venous dari :
1. v.hemorrhoidalis superior
2. v.sigmoidea
3. v.colica sinistra.

VENA CORONARIA VENTRICULI


Berjalan di sepanjang curvatura minor ventriculi dari kanan ke kiri, berada di
antara kedua lembaran omentum minus, dan dekat pada muara oesophagus menerima
cabang-cabang dari vena oesophagei. Selanjutnya v.coronaria ventriculi membelok ke
dorsal, berjalan ke kanan di sebelah dorsal bursa omentalis, lalu bermuara ke dalam
vena portae.

VENA PYLORICA
Bentuk kecil, berjalan dari kiri ke kanan di sepanjang pylorus, berada di antara
kedua lembaran omentum minus, bermuara ke dalam vena portae.

VENA CYSTICA
Membawa darah venous dari vesica fellea, berjalan bersama-sama ductus
cysticus, bermuara ke dalam ramus dexter venae portae.

VENAE PAR UMBILICALIS


Berada di dalam ligamentum teres hepatis dan ligamentum umbilicalis medium,
mengadakan anastomose dengan vena thoraco epigastrica, vena epigastrica
superficialis dan dengan vena portae.

ANASTOMOSE PORTO CAVALIS


Bilamana di dalam ligamentum teres hepatis dan ligamentum umbilicalis
medium, mengadakan anastomose dengan vena thoraco epigastrica, vena epigastrica
superficialis dan dengan vena portae.

ANASTOMOSE PORTO CAVALIS


Bilamana vena portae terbendung [ oleh kelainan pada hepar ] maka darah akan
mengalir kembali melalui beberapa anastomose yang menimbulkan berbagai kelainan,
seperti varices, ascites, dan sebagainya. Anastomose yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
1. Vena coronaria ventriculi – vena oesophagei, terbentuk varices oesophagei
[ plexus oesophagei membesar ] dan lebih parah lagi terjadi pendarahan [ =
hematemesis ].
2. Vena hemorrhoidalis superior – vena hemorrhoidalis media – vena
hemorrhoidalis inferior, terbentuk varices pada plexus haemorrhoidalis [ =
Haemorrhoid ] yang dapat menimbulkan melena.
3. Vena par umbilicalis – vena thoraco epigastrica – vena epigastrica superficialis,
menyebabkan pembesaran venae pada dinding abdomen; darah dalam vena par
umbilicalis mengalir kembali sedangkan pada kedua vena lainnya tidak terjadi
perubahan aliran, hanya volumenya bertambah besar.

Tekanan darah di dalam vena portae meninggi menyebabkan cairan transudat


tertimbun di dalam cavum peritoneum, keadaan ini dinamakan ascites.

SYSTEMA LYMPHATICA
Nodus lymphaticus terdiri dari gugusan :
1. parietalis, letak di sebelah dorsal peritoneum, disekitar pembuluh-pembuluh
darah besar, berada dinding abdomen ;
2. visceralis, menampung cairan lymphe dari viscera.

LYMPHONODI PARIETALIS
Terdiri dari :
1. Nodi lymphatici iliaci externi, berjumlah 8 – 10 buah, berada sepanjang a.iliaxa
externa; menerima lymphe dari dinding ventral abdomen bagian profunda di
sebelah caudal umbilicus.
2. Nn.ll.iliaci communes, ada 4 – 6 buah yang terletak pada di sebelah lateral dan
dorsal a.iliaca communis; menerima lymphe dari nn.ll.hypogastrici dan nn.ll.iliaci
externi, dan meneruskan lymphe menuju ke nn.ll.para aortici.
3. Nn.ll.lumbalis, terdiri dari tiga kelompok sebagai berikut :
 Nn.ll.aortici lateralis
 Nn.ll.preaortici [ di ventralis aorta abdominalis ]
 Nn.ll.retroaortici [ di sebelah dorsal aorta abdominalis ].
Nn.ll.aortici laterales, yang kanan berada di sebelah kanan aorta abdominalis
dan di sebelah ventral vena cava inferior, yang kiri terdapat di sebelah kiri aorta
abdominalis. Kedua nn.ll.aortici lateralis sinister dan dexter membentuk truncus
lumbalis, bermuara ke dalam cisterna chili [berada di sebelah dorsal aorta
abdominalis].
Nn.ll.preaortici mengalirkan lymphe ke dalam truncus intestinalis.
Nn.ll.retroaortici, berada setinggi vertebra lumbalis 3 – 4, di sebelah caudal dari
cisterna chili dan bermuara ke dalam cisterna chili; menerima lymphe dari nodus
lympheticus aorticus lateralis dan preoarticus.
Cisterna chili adalah saluran lymphe yang terletak di sebelah dorsal aorta
abdominalis, di sebelah ventral vv.lumbales, mengalirkan lymphe masuk ke
dalam ductus thoracicus.

LYMPHONODI VISCERALIS
Lymphonodus bersama dengan salurannya mengikuti cabang-cabang arteria
coeliaca, arteria mesenterica superior dan arteria mesenterica inferior. Nn.ll.coeliaci
berada di sekitar arteria coeliaca.

1. GASTER : a. nn.ll.gastrici sinistri [= nn.ll.gastrici superior ] mengikuti


a.gastrica sinistra ;
b. nn.ll.gastrici dextri [= nn.ll.gastrici inferiores ] berada di antara
kedua lembaran omentum majus.
Memberikan lymphe kepada nn.ll.coeliaci.
c. Ln.nn.subpylorici terletak di antara pars superior dan pars
descendens duodeni, menerima aliran lymphe dari gaster,
meneruskan lymphe kepada ll.nn.coeliaci.
d. Ll.nn.pancreaticolienalis mengikuti arteria lienalis, menerima
aliran lymphe dari fundus dan corpus ventriculi [mengikuti
a.gastrica brevis] dan meneruskan kepada ll.nn.coeliaci.

2. DUODENUM : saluran lymphe berjalan mengikuti a.pancreatico duodenalis


superior dan bermuara ke dalam nn.ll.subpylorici.

3. PANCREAS : dari caput pancreatic mengikuti a.pancreatico duodenalis


superior dan a.hepatica menuju ke ll.nn.coeliaci; dari corpus
dan cauda pancreatic menuju ke ll.nn.subpylorici dan
meneruskannya kepada ll.nn.pancreaticolienalis.

4. HEPAR : terdiri dari nn.ll.hepatici dan nn.ll.subpylorici. Nodus lymphaticus


hepaticus terdiri dari bagian superficialis dan profunda. Yang
superficialis dari facies superior mengalirkan lymphe menuju
nodi lymphatici yang berada di sekitar vena cava inferior; dari
facies inferior mengalirkan lymphe ke nn.ll.coeliaci dengan
mengikuti a.hepatica propria ; dari facies diaphragmatic saluran
lymphe menuju ke nn.ll.gastrici superiores dan meneruskannya
kepada ll.nn.coeliaci.

Yang profundus, saluran lymphenya berjalan mengikuti


a.hepatica propria, bermuara ke dalam ll.nn.coeliaci.

5. LIEN : saluran lymphe menuju ke ll.nn.pancreatico lienalis dan


selanjutnya menuju ke ll.nn.coeliaci.

Nn.ll.mesenterici superiores terdiri dari ll.nn.mesenterii, ll.nn.ileocolici dan


ll.nn.mesocolici. Aliran lymphe dari intestinum tenue, colon ascendens dan colon
transversum menuju cisterna chili.
Nn.ll.mesenterici inferiores mengikuti a.mesenterica inferior, membawa lymphe dari
colon descendens, colon sigmoideum dan rectum.
BAB IV
INNERVASI VISCERA

Serabut saraf yang mempersarafi dinding cavum abdominis dan viscera


abdominis terdiri dari :
1. nervus thoraco abdominalis
2. nervus phrecus
3. nervus vagus
4. nn.splanchnici [ = thoracis splanchnic nerves ]
5. truncus sympathicus
6. plexus otonom
7. plexus lumbalis.

Ad.1. NERVUS THORACO ABDOMINALIS


Nervus intercostalis 7 – 11 memberikan innervasi kepada dinding thorax dan
dinding abdomen. Serabut-serabut saraf ini berjalan dalam ruang intercostalis,
selanjutnya berjalan di antara m.transversus abdominis dan m.obliquus internus
abdominis, lalu di antara m.rectus abdominis dan lamina posterior vagina musculi recti.
Dari setiap nervus intercostalis dipercabangkan ramus cutaneus anterior dan ramus
cutaneus lateralis. Ramus cutaneus anterior menembusi m.rectus abdominis dan
mempersarafi kulit pada dinding ventral abdomen. Ramus cutaneus lateralis
menembusi m.obliquus externus abdominis, kemudian bercabang dua menjadi ramus
anterior dan ramus posterior yang mempersarafi kulit di bagian dorsal, lateral dan
ventral dinding abdomen.
Nervus thoracalis yang ke-12 berjalan di sebelah caudal costa XII dan disebut nervus
subcostalis.

Ad.2. NERVUS PHRENICUS


Berpusat pada medulla spinalis C 3-4-5, mengandung komponen motoris,
sensibel dan sympathis. Komponen motoris untuk otot-otot diaphragma thoracis.
Komponen sensibel [stimulus neri] dari diaphragma thoracis. N.phrenicus dexter
mempersarafi capsula hepatis dan ligamenta pada hepar. Stimulus nyeri dari capsula
hepatis yang dibawa oleh n.phrenicus dexter diproyeksikan ke kulit sehingga nyeri
terasa pada kulit bahu kanan, proses ini disebut proyeksi extern.

Ad.3. NERVUS VAGUS


Berjalan ke kiri kanan oesophagus, mempersarafi facies ventralis dan facies
posterior ventriculi, disebut chorda anterior dan chorda posterior. Dari chorda anterior
ada cabang rr.hepatici yang berjalan di dalam omentum minus menuju ke hepar.
Serabut-serabut N.vagus yang menuju ke plexus coeliacus dan plexus mesentericus
superior [tidak berganti neuron] memberi percabangan menuju ke :
 gaster
 pancreas
 hepar
 intestinum tenue
 intestinum crassum sampai pada flexura coli sinistra

Intestinum crassum yang lainnya menerima innervasi parasympathis dari a.spinalis


sacralis [= pelvic splanchnic nerves].

Ad.4. NN.SPLANCHNICI
Serabut-serabut sympathis ini membentuk nervus splanchnicus major [Th.6 – 9]
dan nervus splanchnicus minor [Th.10 – 12], melewati ganglion coeliacum. Serabut-
serabut postganglioner berjalan mengikuti percabangan arteria coeliaca. Serabut-
serabut preganglioner menuju ke ganglion mesentericum superius.

Ad.5. TRUNCUS SYMPATHICUS


Dibentuk oleh serabut-serabut saraf sympathis dan ganglion paravertebrale,
terletak di sebelah kiri dan kanan columna vertebralis. Yang kanan berada di sebelah
dorsal vena cava inferior, yang kiri berada di samping aorta abdominalis. Terdiri dari
serabut-serabut afferent dan efferent.

Ad.6. PLEXUS OTONOM


Dibentuk oleh serabut-serabut nn.splanchnici, N.vagus dan ganglion otonom.
Anyaman serabut-serabut saraf ini merupakan plexus prevertebralis yang terlrtak di
sebelah ventral aorta abdominalis. Serabut-serabut saraf yang dimaksud adalah :

1. sympathis preganglioner dan post ganglioner


2. parasympathis preganglioner
3. serabut sensibel [sensoris]

Plexus coeliacus adalah anyaman serabut-serabut saraf yang terdapat pada pangkal
arteria coeliaca dan mengandung ganglion coeliacum.
Plexus mesentericus superior adalah anyaman serabut-serabut saraf yang terdapat
pada pangkal a.mesenterica superior dan mengandung ganglion mesentericum
superius. Serabut-serabut postganglioner dari ganglion mesentericum superius berjalan
bersama-sama dengan cabang-cabang arteria mesenterica superior.
Plexus aorticus dibentuk oleh anyaman serabut-serabut dari nervus lumbalis [lumbar
splanchnic nerves] yang terletak sepanjang aorta abdominalis. Anyaman serabut saraf
yang terletak di antara percabangan arteria mesenterica superior dan arteria
mesenterica inferior disebut plexus intermesentericus. Di sebelah caudal bifurcatio
aorta abdominalis plexus aorticus melanjutkan diri menjadi plexus hypogastricus
superior.
Plexus mesentericus inferior adalah bagian dari aorticus yang terletak pada arteria
mesenterica inferiro. Pada plexus ini terdapat ganglion mesentericum inferius, berada
pada pangkal a.mesenterica inferior. Plexus ini melanjutkan diri menjadi rectalis
superior.

Ad.7. PLEXUS LUMBALIS


Dibentuk oleh ramus anterior nervus lumbalis 1 – 4, terletak pada m.psoas major.
Dari plexus lumbalis dipercabangkan :
 nervus iliohypogastricus
 nervus ilioinguinalis
 nervus cutaneus femoris lateralis
 nervus femoralis
 nervus genito femoralis
 nervus obturatorius.

Anda mungkin juga menyukai