PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagian besar kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun, sekitar 15%
setengah juta ibu setiap tahun. Dari jumlah yang diperkirakan terjadi 90%
2013, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup angka ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan SKDI
tahun 1991, yaitu sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini sedikit
kematian ibu secara langsung. Artinya kematian ibu yang terjadi akibat
komplikasi kehamilan, persalinan, atau masa nifas dan segala intervensi atau
preeklamsia dan eklamsia (13%), infeksi pada kehamilan (10%) partus macet
terjadi pada ibu hamil. Preeklamsia adalah toksemia pada kehamilan lanjut yang
proteinuria dan edema (Karima, 2015). Menurut WHO angka kejadian pre-
dan sebanyak 26% di Amerika Latin dan Karibia (Arun Jeyabalan, 2013).
ekonomi, genetik, komplikasi obtsetrik dan kondisi medis yang sudah ada
sebelumnya (Yogi dkk, 2014). Menurut penelitian usia ibu saat hamil dapat
mempengaruhi kehamilan maupun persalinan. Usia ibu terlalu muda dan usia
ibu terlalu tua akan memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi untuk terjadi
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
secara SOAP.
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat teoritis:
mengenai preeklampsia.
2. Manfaat praktis
penulis.
Dapat memberikan informasi kepada pasien bahwa usia ibu hamil risiko
informasi baru mengenai hubungan usia ibu hamil resiko tinggi pada
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kehamilan
1. Pengertian
ibu, yang diawali dengan proses pembuahan, yaitu pertemuan sperma dan
sel telur di dalam tuba fallopi, yang kemudian tertanam di dalam uterus dan
selama 38-40 minggu, yang dibagi menjadi tiga fase, yaitu : Trimester
3. Tanda Kehamilan
adalah : tanda tidak pasti, tanda kemungkinan dan tanda pasti hamil.
dapat dikenali dari pengakuan atau yang dirasakan oleh wanita hamil. Tanda
bentuk janin pada pemeriksaan USG dan keluhan normal yang biasa
1. Pengertian
lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Hadijono,
sebelum hamil (Bobak, 2010). Post partum (nifas) secara harfiah adalah
sebagai masa persalinan dan segera setelah kelahiran, masa pada waktu
hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria
dkk, 2010).
2. Etiologi
penyakit ini adalah spasmus arteriole, retensi Na dan air dan coogulasi
intravaskulaer.
1) Hypertensi
preeklamsia yaitu :
5) Molahidatidosa
6) Diabetes melitus
7) Kehamilan ganda
8) Hidrocepalus
9) Obesitas
Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi
Pre eklampsia yang berat dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang
Growth Retardatio.
4. Faktor Predisposisi
antara lain :
b. Kekurangan protein.
d. Kelainan genetik.
mempengaruhi diantaranya :
hidatidosa.
5. Klasifikasi
a. Preeklampsia ringan.
1) TD sebesar 140/90 mmHg atau +30 / +15 di atas nilai dasar, pada
b. Preeklampsia berat
8) Hemolisis mikroangiopatik.
dengan cepat
10) Gangguan funsi hepar : peningkatan kadar alanin dan asparte
aminotransferase
6. Prognosa
prematuritas.
7. Diagnosa
preeklamsia yaitu kenaikan berat badan atau edema (edema lokal tidak
8. Pemeriksaan Penunjang
Selain anamneses dan pemeriksaan fisik , pada kecurigaan adanya
a. Pemeriksaan darah rutin serta darah kimia: Urium kreatin, SGOT, LDH,
Bilirubin
Yulianingsih, 2009)
9. Penatalaksanaan
1) Preeklampsia Ringan.
c) Diet biasa.
a) Diet biasa
dipulangkan :
preeklampsia berat
berat.
prostaglandin.
1) Penanganan Umum
>)
setiap jam.
furosemide 40 mg IV.
koagulopati.
a) Ibu
b) Janin
- Terjadinya Oligohidroamnion
- Laboratorik
c) Pengobatan medicinal
- Antasida
- Anti kejang
3) Perawatan Konservatif
dilakukan terminasi
oksigen, oksigen).
resiko aspirasi.
Obat anti kejang yang menjadi pilihan utama adalah magnesium Sulfat, Bila
dengan obat jenis ini kejang masih sukar diatasi, dapat dipakai obat jenis
11. Antihipertensi
b. Jika perlu, pemberian hidralazin dapat diulang setiap jam, atau 12,5 mg
IM setiap 2 jam.
12. Persalinan
b. Jika terdapat gawat janin, atau persalinan tidak dapat terjadi dalam 12
resiko hipotensi.
d. Jika anestesia yang umum tidak tersedia, atau janin mati, aterm terlalu
terakhir.
mmHg.
c. Pantau urin.
14. Rujukan
15. Komplikasi
a. Pada Ibu :
1) Atonia uteri.
2) Sindrom HELLP.
Sindroma HELLP ialah preeklamsia-eklamsia disertai timbulnya
H : Hemolisis
3) Ablasi retina.
5) Gagal ginjal.
6) Perdarahan otak.
7) Nekrosis hati.
b. Pada bayi :
baik untuk hamil dan melahirkan adalah 20-35 tahun. Sedangkan wanita
usia remaja yang hamil untuk pertama kali dan wanita yang hamil pada
usia > 35 tahun akan mempunyai resiko yang sangat tinggi untuk
dan tidak siap menerima hasil konsepsi, sehingga pemberian nutrisi dan
TINJAUAN KASUS
NIM : PO7224319073
A. Subjektif
1. Identitas
Istri
Nama : Ny. S
Umur : 42 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Ilir
Suami
Nama : Tn. M
Umur : 39 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Ilir
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Perkawinan
Ibu kawin 1 kali, kawin pertama kali umur 32 tahun, dengan suami sekarang
sudah 10 tahun
4. Riwayat Haid
b. Siklus : 28 hari
c. Teratur/tidak : Teratur
f. Dismenorhoe : Tidak
g. HPHT : 21-04-2019
5. Riwayat Obstetri
G3P2002
Kehamilan P e r s a l i n a n N i f a s
N o Tahun Penyulit Nifas K E T
U K Penyulit Penolong Cara Tempat Pe n y u l i t B B PB Seks Keadaan
Normal 49 cm L k
1 2 0 1 0 39 mg -
Bidan- - - R S - -3000 gr - - H i d u p -
B id a n Normal R S P E 3000 gr 50 cm L K H i d u p -
2 2 0 1 1 40 mg -
P E B
3 2 0 1 9 36-37 mg
b. Lama : ± 4 tahun
7. Riwayat Kesehatan
a. Ibu
b. Keluarga
G3P2002
a. ANC Trimester I
1) Frekuensi : 2 kali
2) Tempat : BPM
istirahat
yang cukup
lelah
b. ANC Trimester II
1) Frekuensi : 5 kali
2) Tempat : BPM
1) Frekuensi : 4 kali
2) Tempat : BPM
4) Imunisasi : Belum
7) Pengobatan : etabion
a. Nutrisi
1) Sebelum hamil
a) Makanan
- Frekuensi : 3x sehari
teh, kopi
- Frekuensi : 6x sehari
- Porsi : 1 gelas
2) Saat hamil
a) Makanan
- Frekuensi : 3x sehari
b) Minuman
- Frekuensi : ± 6x sehari
- Porsi : 1 gelas
1) Sebelum hamil
a) BAB
- Frekuensi : 1x sehari
- Konsistensi : Lembek
b) BAK
2) Saat hamil
a) BAB
- Frekuensi : 1x sehari
- Konsistensi : Lembek
b) BAK
c. Personal Hygiene
1) Sebelum hamil
2) Saat hamil
d. Aktifitas
1) Sebelum hamil
2) Saat hamil
1) Sebelum hamil
2) Saat hamil
f. Pola Seksual
1) Sebelum hamil
2) Saat hamil
1. Pemeriksaan umum
c. Berat badan
Sebelum hamil : 63 kg
Saat hamil : 74 kg
e. LILA : 31 cm
f. Tanda-tanda vital
1) TD : 150/100 mmHg
2) Nadi : 88 x/m
3) Suhu : 36,50c
4) Respirasi : 20 x/menit
2. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi
bersih
dan peradangan
ekspirasi
b. Palpasi
kelenjar tyroid
terkecil janin
PAP (konvergen)
4) TFU : 31 cm
c. Auskultasi
d. Perkusi
3. Pemeriksaan Penunjang
b. Golongan darah : O
d. Reduksi : Negatif
C. Analisa
D. Penatalaksanaan
bagian tengkuk adalah gejala untuk pre eklampsia berat. Ibu dijelaskan
3. Menganjurkan ibu agar menjaga pola makan serta asupan nutrisi yang
mengganti celana dalam setiap kali merasa lembab atau basah. Mandi
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, siang hari kurang lebih 2
jam dan pada malam hari kurang lebih 8 jam agar kondisi dan stamina
a. Perdarahan pervaginam
c. Pandangan kabur
kesehatan terdekat.
Bhayangkara Balikpapan:
“Ibu mengerti atas penjelasan yang diberikan dan rasa cemas berkurang”
a. Nama ibu
b. Taksiran persalinan
c. Penolong persalinan
d. Tempat persalinan
e. Pendamping persalinan
f. Transportasi
10.Memberikan terapi:
a. Nifedipin 2 x 1 tab
dalam.
PEMBAHASAN
Setelah melihat dari tinjauan teori dan hasil penelitian bahwa riwayat
diderita oleh keluarga yang ditandai dengan adanya kenaikan tekanan darah,
Setelah melihat dari tinjauan teori dan hasil penelitian bahwa Obesitas
dapat mengatur pola makan, sehingga mengalami obesitas yang termasuk dalam
yaitu bila proses fertilasi menghasikan janin lebih dari satu dan setelah dilakuan
Palpasi : uterus terab besar, teraba tiga bagian, teraba 2 bagian, dan 2 punggung,
teraba bagian-bagian kecil yang banyak. Kemudian dilakukan Inspeksi : perut
Wanita yang mengalami kehamilan ganda bukan menjadi faktor penyebab pre
eklampsia pada Ny. S, karena telah dilakukan palpasi dan janin 31minggu.
Setelah melihat dari tinjauan teori dan hasil penelitian ternyata ibu tidak
D. Molahidatidosa
Setelah melihat dari tinjauan teori dan hasil penelitian ternyata ibu tidak
hanya ada bising usus, molahidatidosa bukan menjadi faktor penyebab pada Ny.
E. Faktor Nutrisi
Setelah melihat tinjauan teori dan hasil penelitian bahwa faktor nutrisi Ny.
jantung bekerja lebih kaut dan tekanan darah pun meningkat. Jadi aturlah menu
garam tinggi.
F. Faktor Umur
Setelah melihat tinjauan teori dan hasil penelitian faktor umur Ny. S
dikategorikan beresiko. Dimana ibu berusia 42 tahun, maka hal ini sesuai
dijelaskan bahwa jika usia ibu < 20 tahun dan > 35 tahun dikategorikan beresiko
mengalami preeklamsia
G. Kesehatan Fisik
Setelah melihat dari tinjauan teori hasil penelitian faktor Fisik Ny. KS
kurang baik. Didalam teori dijelaskan bahwa kesehatan fisik ibu hamil dengan
pre eklampsia ringan ditandai dengan kenaikan tekanan darah atau kenaikan
darah 140/90 mmHg atau lebih, odema umum dijari tengah kaki dan muka,
kenaikan berat badan 1 kg atau lebih, protein urine 0,3 gram / liter atau kualitatif
+ 1 sampai 2 para urine kateter. Kesehatan fisik Ny. S yang kurang, karena itu
H. Kondisi Psikologis
Setelah melihat dari tinjauan teori dan hasil penelitian, bahawa kondisi
A. Kesimpulan
yang bisa dialami oleh setiap wanita hamil, penyakit ini ditandai dengan
tekanan darah yang meninggi diikuti oleh peningkatan kadar protein dalam
urine, dan dapat menyebabkan gangguan peredaran darah pada plasenta. Hal ini
menyebabkan berat badan bayi yang akan dilahirkan relatif kecil, si ibu akan
TD, gagal ginjal, kejang-kejang dan dapat menyebabkanm koma, atau bahkan
terjadi pada trimester ke III, penatalaksanaan yang dilakukan pada kasus ini
Hasil usaha yang diberikan pada Ny. S menunjukkan bahwa ANC yang
teratur merupakan tindakan yang tepat dilakukan oleh ibu sehingga kasus yang
nasihat dari tenaga kesehatan (dokter atau bidan), dan melakukan antenatal
Cunninggham, dkk (2009). Obstetri Williams (Edisi 20. vol. 2 ed.). Jakarta: EGC.
Dorland, W.A. Newman. 2012. Kamus Kedokteran Dorland; Edisi 28. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Fathonah, (2016). Gizi & Kesehatan Untuk Ibu Hamil. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hadijono (2009). Kadar D-dimer pada ibu hamil dengan preeklampsia berat dan
normotensi di RSUP Dr. Kariadi. Vol 33, No 2.
Hani, Ummi, dkk (2010). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Penerbit
: SalembaMedika EGC 2010. Jakarta
Karima. (2015). Hubungan Faktor Risiko dengan kejadian Pre-eklamsia Berat di
RSUP Dr. M . Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas.
Kurniasari. 2015. Hubungan Usia, Paritas Dan Diabetes Mellitus Pada Kehamilan
Dengan Kejadian Preeklamsia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas
Rumbia Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2014. jurnal kesehatan holistik.
Ladwig, Patricia W. 2010. Buku Saku Ibu dan Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC