Anda di halaman 1dari 1

Dialog Allah dengan Manusia di Dalam

Surat Al Fatihah

– Sejatinya sholat itu adalah komunikasi antara seorang hamba dengan penciptanya, Allah swt. Oleh karena itu
memahami arti bacaan dalam sholat adalah suatu keniscayaan agar tercipta sholat khusuk. Sholat yang tidak hanya
melafadzkan bacaan-bacaan dengan di bibir dan lisan tapi juga mampu menghadirkan Allah di hati dan pikiran. 

Diantara bacaan di dalam sholat yang esensial adalah surat Al Fatihah. Surat inilah yang dipilih Allah diantara sekian
surat di dalam Al Qur’an sebagai Ummul Kitab  dengan segala kelebihan dan keistimewaannya

“Ada dua bagian di dalam surat Al Fatihah, satu bagian yang dibaca manusia sebagai pujian dan permohonan
sedangkan bagian lainnya adalah jawaban Allah”, kata KHR Ahmad Azaim Ibrahimy mengawali paparannya. 

“Ketika kita berkata   َ‫( ْالحَ مْ ُد هَّلِل ِ رَ بِّ ْالعَ الَمِين‬Segala Puji Hanya Bagi Allah, Tuhan semesta alam) Allah swt. menjawab, ‫حَ ِم َدنِي‬
‫( َع ْبدِي‬Hambaku telah memuji-Ku). 

Dan ketika seorang hamba berkata,‫ِيم‬ ِ ‫ الرَّ حْ م‬ (Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang), Allah swt berfirman ‫أَ ْث َنى‬
ِ ‫َن الرَّ ح‬
‫ عَ لَيَّ َع ْبدِي‬ (Hambaku telah memujiku).

Dan ketika kita mengucapkan, ‫ِّين‬ ِ ‫ مَالِكِ ي َْو ِم الد‬ (Yang Menguasai di Hari Pembalasan), Allah kembali menyambungnya
dengan   ‫ مَجَّ دَ نِي َع ْبدِي‬ (Hambaku telah memuliakan Aku).

Dan ketika seseorang berkata, ُ‫ك َنعْ ُب ُد َوإِيَّاكَ َنسْ َتعِين‬


َ ‫ إِيَّا‬ (Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada
Engkau kami memohon pertolongan), Allah swt menjawab  َ‫ ه ََذا َب ْينِي َو َب ْينَ عَ ْبدِي َولِعَ ْبدِي مَا سَأَل‬ (ini adalah bagian-Ku dan
bagian hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang dimintanya).

Setelah jawaban Allah itu, maka kita langsung memohon dengan bacaan, ‫اهْ ِد َنا الصِّرَ ا َط ْالمُسْ َتقِي َم صِ رَ ا َط الَّذِينَ أَ ْن َعمْتَ َع َلي ِْه ْم غَ ي ِْر‬
ِ ‫ ْالم َْغضُو‬ (Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat
َ‫ب عَ لَي ِْه ْم َواَل الضَّالِّين‬
kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. ), atas permohonan
seorang hamba itu, maka Allah swt langsung menjawab,  َ‫“ولِ َع ْبدِي مَا َسأَل‬ َ ‫ َه َذا لِ َع ْبدِي‬, jelas cucu Kiai As’ad itu dihadapan
mu’takifiin yang memenuhi masjid Baiturrahman, Lumutan, Botolinggo, Bondowoso. 

Anda mungkin juga menyukai