Anda di halaman 1dari 15

GEOGRAFI

Raynaldo
11 ips 1
TSUNAMI
Kata tsunami berasal dari bahasa jepang. Tsu yang berarti pelabuhan, dan nami berarti
gelombang. Jadi Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan
permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa
disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut,
longsor bawah laut, atau hantaman meteor di laut. Tsunami sangat sering terjadi di Jepang.
Sejarah Jepang mencatat setidaknya 197 tsunami telah terjadi di jepang.

Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara yang terletak di antara dua
Benua yaitu Asia dan Australia dan antara dua Samudera yaitu Pasifik dan Hindia sehingga
menjadi zona pertemuan lempeng dunia. Hal inilah yang menjadi penyebab kenapa Indonesia
memiliki banyak gunung terutama yang berstatus masih aktif. Setiap tahun lempeng terus
bergerak aktif, saling menjauhi ataupun saling menabrak satu sama lain dan terus terjadi
dalam kurun waktu jutaan tahun.
Lempeng yang saling bertabrakan tentu saja akan ada salah satu lempeng yang kalah dan
pada akhirnya terangkat ke atas membentuk dataran tinggi dan pengunungan.

Nah, ketika terdapat dua lempeng yang saling bergerak menyebabkan gesekan diantara
keduanya sehingga seringkali menimbulkan gempa teknonik yang selalu terjadi tiap tahun di
seluruh wilayah Indonesia, khususnya pantai barat Sumatera, pantai selatan jawa dan Nusa
tenggara hingga sebagian besar wilayah Papua sekitarnya. Menurut fakta yang sering terjadi,
gempa tektonik di Indonesia terjadi pada wilayah lautan sehingga tak jarang menimbulkan
potensi Tsunami.

Apa Sih Yang Dimaksud Dengan Tsunami?


Tsunami adalah gelombang air yang sangat besar yang dibangkitkan oleh macam-macam
gangguan di dasar samudra. Gangguan ini dapat berupa gempa bumi, pergeseran lempeng,
atau gunung meletus. Tsunami tidak kelihatan saat masih berada jauh di tengah lautan,
namun begitu mencapai wilayah dangkal, gelombangnya yang bergerak cepat ini akan
semakin membesar.

Tsunami juga sering disangka sebagai gelombang air pasang. Ini karena saat mencapai
daratan, gelombang ini memang lebih menyerupai air pasang yang tinggi daripada
menyerupai ombak biasa yang mencapai pantai secara alami oleh tiupan angin. Namun
sebenarnya gelombang tsunami sama sekali tidak berkaitan dengan peristiwa pasang surut air
laut. Karena itu untuk menghindari pemahaman yang salah, para ahli oseanografi sering
menggunakan istilah gelombang laut seismik (seismic sea wave) untuk menyebut tsunami,
yang secara ilmiah lebih akurat.

Ciri-ciri Tsunami
Tsunami berbeda dengan badai angin atau badai hujan yang deras atau bahkan topan yang
keras dapat menghancurkan rumah dan menimbulkan korban jiwa. Tsunami juga bukan
gelombang ombak besar disertai angin keras dan kuat dari lautan.
Berikut merupakan ciri-ciri terjadinya tsunami.

 Saat terjadi gempa bumi, letusan gunung berapi dan tanah longsor di dasar laut serta
dampak meteorit, air laut seketika berangsur surut kemudian naik secara mendadak dari
garis pantai.
 Gelombang air laut bergerak dengan cepat.
 Memiliki gelombang pasang yang tinggi amplitudonya dan panjang. Dalam beberapa
kasus amplitudo gelombang dapat mencapai 50 meter. Sedangkan panjang gelombang
mencapai ribuan kilometer.
 Gelombang tsunami bergerak dengan kecepatan mencapai 500 sampai 1000 km perjam,
tergantung dengan kedalaman laut . Biasanya membawa material lumpur laut yang
cukup banyak
 Biasanya gelombang laut itu akan menghantam pantai atau pelabuhan terdekat dalam
waktu 10 sampai 30 menit.
 Berpotensi besar menghantam pantai atau pelabuhan laut yang terdekat dengan sumber
tsunami.
 Gelombang tsunami biasanya berlapis-lapis. Setiap lapisan gelombang memiliki panjang
gelombang sekitar 150 meter dan membutuhkan periode waktu sekitar 10 detik.

penyebab
 Gempa Bumi Bawah Laut

Penyebab terjadinya tsunami yang pertama adalah gempa bumi bawah laut. Tetapi, ada
kriteria lain yang bisa membuat gempa bumi di dasar laut itu menjadi penyebab tsunami. Nah
kriteria gempa bumi tersebut adalah pusat gempa kurang dari 30 km dari permukaan laut,
magnitudo gempa lebih besar dari 6.0 SR, dan jenis pensesaran gempa tergolong sesar
vertikal.

Hal ini dilihat dari peristiwa tsunami yang pernah terjadi pada tahun 20114 lalu di Aceh.
Gempa bumi saat itu mencapai kekuatan 9.1 SR yang berpusat di bawah laut, sehingga hal
inilah yang menjadi pemicu terjadinya tsunami yang besar dan meratakan sebagian besar
bangunan di bumi Aceh.
 Letusan Gunung Berapi Bawah Laut atau Atas Laut

Dampak letusan gunung berapi bawah laut dapat menjadi penyebab tsunami yang sangat
besar. Tidak hanya di daratan, lautan yang begitu luas sebenarnya juga terdapat gunung
berapi, yang apabila meletus akan menimbulkan getaran yang efeknya sama dengan gempa
tektonik bawah laut tadi. Meskipun jarang terjadi namun jika sekali terjadi dapat
menimbulkan tsunami. Semakin besar skala letusan maka akan semakin besar tsunami yang
dihasilkan.

Peristiwa tsunami yang paling terkenal akibat letusan gunung berapi yakni terjadi pada tahun
1883 dimana saat itu gunung krakatau meletus dengan begitu dahsyat sehingga menimbulkan
gelombang tsunami yang menyapu bersih desa desa di pantai sekitar selat sunda. Begitu juga
dengan letusan gunung Tambora pada tahun 1815 yang menimbulkan tsunami di daerah Jawa
timur, Nusa tenggara hingga mencapai kepulauan Maluku.

Indonesia sebagai negara yang memiliki gunung berapi terbanyak sehingga dijuluki Ring of
Fire harus waspada terhadap potensi tsunami yang disebabkan oleh letusan vulkanik gunung
berapi. Terutama pada gunung yang berdekatan dengan laut seperti gunung Gamalama di
kepulauan Maluku utara dan Anak Krakatau di selat Sunda

 Hantaman Meteor

Salah satu penyebab terjadinya tsunami yang terakhir adalah karena hantaman meteor.
Walaupun ini merupakan penyebab yang jarang terjadi. Namun kekuatan meteor yang jatuh
ke samudra sangatlah luar biasa. Sepanjang sejarah peradaban manusia, belum ada
dokumentasi mengenai tsunami akibat hantaman meteor ini. Namun berdasarkan simulasi
yang dilakukan pada komputer canggih, dampaknya merupakan paling besar jika
dibandingkan dengan tsunami yang disebabkan faktor lain.

Jika meteor nya berukuran kecil tidak terlalu berpengaruh, namun jika ukuran meteor sangat
besar, misalnya berdiameter lebih dari 1 km maka akan menimbulkan mega tsunami dengan
ketinggian gelombang ratusan meter. Dan hal ini tentu saja akan mengakibatkan kehancuran
peradaban manusia dan menyapu bersih daratan hingga ratusan kilometer dan
menenggelamkan pulau pulau kecil disekitar pusat hamtaman.

Belum lagi dampak jangka panjangnya yang mempengaruhi bumi seperti perubahan iklim,
hancurnya pertanian dunia dan kelaparan massal serta pada akhirnya menyebabkan kematian
makhluk hidup dalam skala besar. Perlu diketahui bahwa kecepatan meteor saat menabrak
bumi yaitu sekitar puluhan ribu kilometer per jam, sehingga dapat dibayangkan betapa besar
energi yang dihasilkan akibat hantaman, terlebih jika ukurannya sangat besar.
anyak kota-kota di sekitar Pasifik, terutama di Jepang dan juga Hawaii, mempunyai sistem
peringatan tsunami dan prosedur evakuasi untuk menangani kejadian tsunami. Bencana
tsunami dapat diprediksi oleh berbagai institusi seismologi di berbagai penjuru dunia dan
proses terjadinya tsunami dapat dimonitor melalui perangkat yang ada di dasar atau
permukaan laut yang terhubung dengan satelit.
Perekam tekanan di dasar laut bersama-sama denganperangkat yang mengapung di laut buoy,
dapat digunakan untuk mendeteksi gelombang yang tidak dapat dilihat oleh pengamat
manusia pada laut dalam. Sistem sederhana yang pertama kali digunakan untuk memberikan
peringatan awal akan terjadinya tsunami pernah dicoba di Hawaii pada tahun 1920-an.
Kemudian, sistem yang lebih canggih dikembangkan lagi setelah terjadinya tsunami besar
pada tanggal 1 April 1946 dan 23 Mei 1960. Amerika serikat membuat Pasific Tsunami
Warning Center pada tahun 1949, dan menghubungkannya ke jaringan data dan peringatan
internasional pada tahun 1965.
Salah satu sistem untuk menyediakan peringatan dini tsunami, CREST Project, dipasang di
pantai Barat Amerika Serikat, Alaska, dan Hawai oleh USGS, NOAA, dan Pacific Northwest
Seismograph Network, serta oleh tiga jaringan seismik universitas.
Hingga kini, ilmu tentang tsunami sudah cukup berkembang, meskipun proses terjadinya
masih banyak yang belum diketahui dengan pasti. Episenter dari sebuah gempa bawah laut
dan kemungkinan kejadian tsunami dapat cepat dihitung. Pemodelan tsunami yang baik telah
berhasil memperkirakan seberapa besar tinggi gelombang tsunami di daerah sumber,
kecepatan penjalarannya dan waktu sampai di pantai, berapa ketinggian tsunami di pantai dan
seberapa jauh rendaman yang mungkin terjadi di daratan. Walaupun begitu, karena faktor
alamiah, seperti kompleksitas topografi dan batimetri sekitar pantai dan adanya corak ragam
tutupan lahan (baik tumbuhan, bangunan, dll), perkiraan waktu kedatangan tsunami,
ketinggian dan jarak rendaman tsunami masih belum bisa dimodelkan secara akurat.
Sistem Peringatan Dini Tsunami di Indonesia
Pemerintah Indonesia, dengan bantuan negara-negara donor, telah mengembangkan Sistem
Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesian Tsunami Early Warning System -
InaTEWS). Sistem ini berpusat pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG) di Jakarta. Sistem ini memungkinkan BMKG mengirimkan peringatan tsunami jika
terjadi gempa yang berpotensi mengakibatkan tsunami. Sistem yang ada sekarang ini sedang
disempurnakan. Kedepannya, sistem ini akan dapat mengeluarkan 3 tingkat peringatan,
sesuai dengan hasil perhitungan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (Decision
Support System - DSS).
Pengembangan Sistem Peringatan Dini Tsunami ini melibatkan banyak pihak, baik instansi
pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga internasional, lembaga non-pemerintah.
Koordinator dari pihak Indonesia adalah Kementrian Negara Riset dan Teknologi (RISTEK).
Sedangkan instansi yang ditunjuk dan bertanggung jawab untuk mengeluarkan INFO
GEMPA dan PERINGATAN TSUNAMI adalah BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika). Sistem ini didesain untuk dapat mengeluarkan peringatan tsunami dalam
waktu paling lama 5 menit setelah gempa terjadi.
Sistem Peringatan Dini memiliki 4 komponen: Pengetahuan mengenai Bahaya dan Risiko,
Peramalan, Peringatan, dan Reaksi.Observasi (Monitoring gempa dan permukaan laut),
Integrasi dan Diseminasi Informasi, Kesiapsiagaan.
Sebuah Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah merupakan rangkaian sistem kerja yang
rumit dan melibatkan banyak pihak secara internasional, regional, nasional, daerah dan
bermuara di Masyarakat.
Apabila terjadi suatu Gempa, maka kejadian tersebut dicatat oleh alat Seismograf (pencatat
gempa). Informasi gempa (kekuatan, lokasi, waktu kejadian) dikirimkan melalui satelit ke
BMKG Jakarta. Selanjutnya BMKG akan mengeluarkan INFO GEMPA yang disampaikan
melalui peralatan teknis secara simultan. Data gempa dimasukkan dalam DSS untuk
memperhitungkan apakah gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami. Perhitungan
dilakukan berdasarkan jutaan skenario modelling yang sudah dibuat terlebih dahulu.
Kemudian, BMKG dapat mengeluarkan INFO PERINGATAN TSUNAMI. Data gempa ini
juga akan diintegrasikan dengan data dari peralatan sistem peringatan dini lainnya (GPS,
BUOY, OBU, Tide Gauge) untuk memberikan konfirmasi apakah gelombang tsunami benar-
benar sudah terbentuk. Informasi ini juga diteruskan oleh BMKG. BMKG menyampaikan
info peringatan tsunami melalui beberapa institusi perantara, yang meliputi (Pemerintah
Daerah dan Media). Institusi perantara inilah yang meneruskan informasi peringatan kepada
masyarakat. BMKG juga menyampaikan info peringatan melalui SMS ke pengguna ponsel
yang sudah terdaftar dalam database BMKG. Cara penyampaian Info Gempa tersebut untuk
saat ini adalah melalui SMS, Facsimile, Telepon, Email, RANET (Radio Internet), FM RDS
(Radio yang mempunyai fasilitas RDS/Radio Data System) dan melalui Website BMG
(www.bmg.go.id).
Pengalaman serta banyak kejadian dilapangan membuktikan bahwa meskipun banyak
peralatan canggih yang digunakan, tetapi alat yang paling efektif hingga saat ini untuk Sistem
Peringatan Dini Tsunami adalah RADIO. Oleh sebab itu, kepada masyarakat yang tinggal
didaerah rawan Tsunami diminta untuk selalu siaga mempersiapkan RADIO FM untuk
mendengarkan berita peringatan dini Tsunami. Alat lainnya yang juga dikenal ampuh adalah
Radio Komunikasi Antar Penduduk. Organisasi yang mengurusnya adalah RAPI (Radio
Antar Penduduk Indonesia). Mengapa Radio ? jawabannya sederhana, karena ketika gempa
seringkali mati lampu tidak ada listrik. Radio dapat beroperasi dengan baterai. Selain itu
karena ukurannya kecil, dapat dibawa-bawa (mobile). Radius komunikasinyapun relatif
cukup memadai.
GEMPA BUMI
Pengertian Gempa Bumi - Gempa Bumi adalah getaran di tanah yang disebabkan oleh
gerakan permukaan bumi. Gerakan tersebut menyebabkan suatu kerusakan baik pada gedung,
jembatan, jalan perumahan hingga pada perubahan permukaan tanah, bahkan sampai
melibatkan hilangnya nyawa manusia.

Permukaan bumi memiliki bentuk dari lapisan yang bebatuan paling luar yang disebut dengan
keak bumi. Kerak bumi tersebut memiliki bentuk dari nikel dan juga besi dengan bagian
padat di tengahnya. Ketebalan dari kerak bumi tersebut dapat mencapai 70 km.

Umumnya gempa bumi berasal dari kerak bumi yang notabene tidaklah jauh dari bawah
tanah. Kerak bumi tersebut kemudian pecah yang membentuk suatu potongan-potongan besar
yang paling berpasangan. Potongan ini disebut dengan lempeng. Tumbukan antara dua
lempeng tersebut menyebabkan salah satu dari lempeng kerak akan terdorong ke bawah.

Umumnya lempeng samudera di laut menumbuk lempeng benua yang lebih tipis di darat.
Lempeng samudera yang jatuh tersebut kemudian bergesekan dengan lempeng di atasnya
yang mampu menyebabkan gempa bumi dan tsunami.

Sedangkan pada peristiwa lain, saat lempeng kemudia membentuk suatu kerak bumi yang
bergerak dan saling berdesakan akan berakibat suatu tegangan besar, bahkan dapat memecah
batuan. Tempat batuan pecah tersebut desebut dengan patahan (fault). dan alur dari akibat
pecahan batuan dinamakan dengan alur patahan.

Alur patahan yang dampaknya besar dapat sampai ke bebatuan di bawah tanah yang dalam
dan merentang sepanjang benua. Alur patahan tersebsar di dunia sama misalnya gempa bumi
terkuat dan juga dapat ditemukan di dekat tepi lempeng. Beberapa dari patahan besar tersebut
kemudian membelah tanah saat bergerak, energi yang telah dilepaskan, kumpulan batuan di
kedua sisi patahan tersebut terkunci pada satu di posisi yang baru.

Tekanan dan tegangan yang menyebabkan gempa bumi pertama sering terus berulang dan
kemudian tersu bertambah sampai menyebabkan gempa lain. Setiap tahunnya tercatat gempa
bumi yang memiliki ukuran kecil sebanyak 11 juta kali dan gempa cukup kuat yakni
sebanyak 34.000 kali.

Pengertian Gempa Bumi Menurut Para Ahli

1. Howel
Meurut Howel dalam Mulyo (2004) yang mendefinisikan bahwa pengertian gempa bumi
adalah getaran atau serentetan getaran dari kulit bumi yang bersifat tidak abadi dan kemudian
menyebar ke segala arah. Kulit bumi bergetar secara kontinyu walaupun relatif sangat kecil.
Getaran tersebut tidak dikatakan gempa bumi karena memiliki sifat getaran yang terus
menerus. Jadi, gempa bumi harus memiliki waktu awal dan waktu akhir yang jelas.

2. Bayong
Menurut Bayong (2006: 12) gempa bumi adalah gerakan atau getaran pada kulit bumi yang
disebabkan oleh tenaga endogen. Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam
bumi yang disebabkan oleh perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen memiliki sifat yang
membentuk permukaan bumi menajdi tidak rata. Mungkin saja di suatu daerah dulunya
permukaan bumi rata (datar) tetapi akibat tenaga endogen ini berubah menjadi gunung, bukit
atau pegunungan. Pada bagian lain permukaan bumi turun menjadikan adanya suatu lembaga
ataupun jurang. Secara umum tenaga endogen tersebut dibagi kedalam tiga jenis yakni
vulkanisme, tektonisme, dan seisme atau gempa. Vulkanisme dibagi lagi menjadi plutonisme
dan vulkan.

Sifat-Sifat Gempa Bumi

Selain itu, gempa bumi juga memiliki sifat-sifat. Sifat-sifat gempa bumi adalah sebagai
berikut...

 Global. Secara geografis, distribusinya terstruktur terdapat daerh gempa bumi atau
dengan gempa bumi yang besar.
 Melepaskan energi yang juga sangat besar. Pelepasan energi dapat terjadi di dataran
maupun juga di lautan, pelepasan energi yang terjadi di lautan dapat menyebabkan
tsunami.
 Datang secara berkelompok baik terhadap waktu maupun juga dengan ruang.
 Kedalaman focus gempa beragam hingga 700 km.
 Distribusi frekuensi gempa merupakan fungsi dari kedalam focus namun tidak
seragam terhadap kedalaman maupun juga geologis.

Jenis-Jenis Gempa Bumi

Gempa bumi pada umumnya membuat tanah bergerak. Jika terdapat pusat gempa yang dekat
dengan pemukiman, akan terjadi suatu kerusakan bangunan di wilayah tersebut. Sebaliknya,
jika pusat gempat tersebut berada jauh dari suatu permukiman, maka pengaruhnya hanya
berupa getaran-getaran kecil, terkadang sama sekali tidak dirasakan getaran.

Adanya rambatan getaran gempa secara vertikal atau horisontal serta besar-kecilnya dampak
tersebut terhadap kerusakan bangunan lebih banyak dipengaruhi oleh suatu kondisi tanah itu
sendiri misalnya.

 Tebal tipisnya lapisan suatu tanah.


 Keras atau lembeknya lapisan tanah,
 Sifat tanah dan kondisi geologis tanah (geological setting).

Terdapat tiga kondisi atau sifat tanah misalnya dapat disimpulkan suatu proses menjalarnya
gempa adalah suatu peristiwa yang sangat kompleks. Tanah dapat memperbesar atau
memperkecil gerak gelombang gempa. Kondisi tanah di bawah juga menentukan tingkat
kerusakan, bukan hanya dari besaran skala Richter yang tercata.

Ketika lapisan tanah di bawah sangat keras, maka dapat diprediksikan adanya suatu gempa
yang memiliki kekuatan 5,9 skala Richter dan dapat menimbulkan kerusakan besar karena
tanah keras akan mampu meneruskan dan bahkan memperbesar getaran suatu gempa.
Misalnya gempa di Yogyakarta dan di tanah Jawah Tengah.

Namuin, ketika tanah bagian di bawah lembek, gempa tidak dapat menimbulkan suatu
kerusakan. Contohnya, setelah gempa Yogyakarta beberapa bulan kemudian Jakarta di
guncang gempa dengan kekuatan 6,2 skala Richter, akan tetapi tidak ada kerusakan. Yang
ada hanyalah sebuah kepanikan, itu kemudian disebagkan oleh sebagian getaran gempa yang
terjadi sudah diserap oleh tanah yang lembek.
Selain dari sifat tanah tersebut, turut memperbesar atau meredam getaran adalah radius
gempa dari pusat gempa. Semakin dekatnya dengan suatu pusat gempa, maka akan semakin
keras getarannya. Selain itu bergerak secara mendatar, gempa ada yang dapat bergerak ke
atas-bawah. Hal ini dapat terjadi ketika gempa bumi di kota Kobe, Jepang, 17 Januari 1995.
Gempa yang dikenal oleh para ahli terdapat dua macam, yakni gempa tektonik dan juga
gempa vulkanik.

1. Gempa Tektonik
Pengertian Gempa Tektonik - Pengertian Gempa Tektonik adalah gempa yang disebakan oleh
pergeseran kulit bumi secara tiba-tiba di dalam bumi dan berkaitan sekal idengan gejala
pembentukan pegunungan. Dalam kulit bumi terus menerus terjadi yang disebut dengna
proses geologis yang memiliki akibat konsentrasi dan terkekangnya suatu tegangan-tegangan
serta regangan-regangan yang dalam waktu geologis mampu menghasilkan suatu perubahan-
perubahan pembentukan pegunungan-pegunungan.

Jika kondisi tersebut meningkatkan maka dapat melampua kekuatan pada batas kulit bumi,
terjadilah dikatakan suatu pergeseran-pergeseran sepanjang bidang terlemah yang disebut
dengan patahan lempengan (fault) atau pergeseran blok-blok batuan untuk mencari suatu
keseimbangan baru. Gempa tektonik tersebut memiliki gelombang gempa yang besar dan
terjadi berulang-ulang serta tidak dapat diprediksi dapat terjadi.

Ciri-Ciri Gempa Tektonik

 Gempa tektonik dikenal juga sebagai gempa dislokasi


 Gempa tektonik terjadi jika berentuk patahan aru atau terjadi pergeseran sepanjang
patahan karena timbul tegangan di dalam kulit bumi.
 Berdasar atas rekaman yang ada, 90 persen dari seluruh gempa dikategorikan sebagai
gempa tektonik.
 Penyebaran gempa sangat luas, dengan kekuatan menengah hingga tinggi, diawal
idengan gerakan yang lemah kemudian menimbulka ngempa utama dengan skala
yang cukup besar, kemudian di susul oleh gempa-gempa susulan yang dengna
intensistas yang semakin mengecil dalam usaha mencapai suatu keseimbangan.
 Koran yang ditimbulkan memiliki bentuk kerusakan dan juga kroban manusia.

2. Gempa Vulkanik
Pengertian Gempa Vulkanik - Pengertian Gempa vulkanik adalah gempa yang disebakan oleh
kinerja gunung api, dan terjadi sebleum, selama, dan sesudah letusan gunung api. Ketika
sebuah gunung berapi meletus, letusan yang diakibatkan tersebut mengalirkan gelombang-
gelombang yang tercatat oleh alat sesimograf. Namun jika letusan yang diakibatkan sangat
besar, maka gerakannnya dapat dirasakan langsung.

Gempa vulkanik tersebut memiliki sifat lokal dengan getaran yang lemah. Hal ini disebabkan
oleh sebagian besar energi yang kemudian dilepaskan dalam suatu bentuk suara ledakan. Jadi,
pada umumnya gempa tersebut kemudian menimbulkan suatu kerusakan adalah gempa bumi
tektonik.
Gempa vulkanik dapat terjadi ketika berulang-ulang dalam sehari atau bahkan dalam
hitungan jam. Intensitas getaran gelombangnya tidaklah besar sehingga tidak dapat
mengakibatkan suatu kerusakan parah pada bangunan. Gelombang gempa vulkanik yang
masih dapat diprediksi akan terjadi.

Ciri-Ciri Gempa Vulkanik

 Gempa vulkanik terjadi karena kinerja gunung berapi.


 Terjadi sebelum, selama dan sesudah letusan gunung berapi
 Sebab uitama gempa vulkanik ialah bersentuhan magma dengan dinding tubuh
gunung api dan tekanan gas pada peledakan hebat
 Perpindahan mendadak dari magma di dalam dapur magma
 |Berdasarkan rekaman kejadian gempa terjadi, kurang lebih 7 persen digolongkan ke
dalam gempa vulkanik.

Selain itu ada juga yang berpendapat bahwa terdapat 4 jenis-jenis gempa bumi atau macam-
macam gempa bumi yakni sebagai berikut:

3. Gempa Bumi Runtuhan


Gempa bumi runtuhan adalah salah satu dari jenis atau macma bencana alam yang mana jenis
gempa ini umumnya terjadi di daerah yang dekat dengan pertambnagna atau gunung yang
berkapur. Jenis gempa tersebut sebenarnya jarang terjadi dan bahaya yang diakibatkan atau
dampak dari gempa tersebut relatif kecil dibandingka ndengan gempa bumi tektonik dan
vulkanik.

4. Gempa Bumi Buatan


Gempa bumi bautan pada umumnya bukanlah gempa yang termasuk dalam kategori bencana
alam, akan tetpai menjadi kategori bencana alam yang memiliki akibat sangat besar.
Penyebab gempa bumi ini berasal dari aktivitas manusia yang berlebihan misalnya bom,
peledakan dinamit, nuklir dll, hingga permukaan bumi di sekitarnya terguncang.

Sering juga jenis-jenis atau macam-macam gempa bumi dibedakan menjadi dua yaitu gempa
daratan dan juga gempa lautan. Pembagian gempa atau macam-macam gempa bumi
berdasarkan atas jarak fokus, yakni:

 Gempa setempat dengan jarak episentrum <10.000 km


 Gempa jauh kurang lebih jarak episentrum 10.000 km
 Gempa sangat jauh jarak episentrum > 10.000 km

Tidak hanya itu, ada juga jenis-jenis gempa bumi berdasarkan jarak fokus yakni sebagai
berikut:

 Gempa dangkal dengan kedalaman fokus kurang lebih 50 km


 Gempa intermediet dengan kedalaman fokus 100-300 km
 Gempa dalam dengan kedalaman fokus 300-700 km
Penyebab Terjadinya Gempa Bumi

Penyebab atau asal mula terjadinya gempa bumi merupakan hasil fenomena alam dan juga
perbuatan manusia yang dapat diakibatkan oleh:

 Akibat meteor yang jatuh


 Aktivitas gunung berapi
 Ledakan bahwa tanah akibat nuklir.

Gempa bumi yang paling membahayakan adalah gempa bumi akibat pelepasan suatu energi
karena konstrasi suatu tegangan yang tinggi pada kerak bumi. Mekanisme tersebut didasari
dari dalam bumi yang mengakibatkan gmepa bumi belum dimengerti sepenuhnya, dan
berbagai teori kemudian mengusulkan berkenaan dengan mekanisme terseut cenderung
menimbulkan suatu konflik. Untuk maksud tersebut sekarang cukuplah ditujukan sebab
utama dari gempa bumi yang berkaitan dengan proses tektonik lautan dan jgua dipermukaan
bumi.

Proses Terjadinya Gempa Bumi

Para ahli berpendapat bahwa terdapat sebab timbulnya gempa bumi yakni

 Runtuhan lubang-lubang interior bumi. Misalnya gua atau tambang batuan atua
mineral dalam bumi yang menyebabkan getaran di atas permukaannya, akan tetapi
getaran tersebut tidaklah terlalu besar dan terjadi hanya di setempat saja atau terjadi
secara lokal.
 Tabrakan (Impack). Tabrakan benda langit atau sering juga disebut dengan meteori
yang menyebabkan getaran, hanya saja getarannya tidak sampai terekam oleh suatu
alat pencatat getaran gempa bumi dan juga sangat jarang terjadi.
 Letusan atau ledakan gunung api. Aktivitas gunung api dapat menimbulkan gempa
yang disebut dengan gunung api vulkanik. Penyebabnya adanya persentuhan antara
magma dengan dinding gunung api dan juga tekanan gas yang meletus dengan kuat,
atau terjadi suatu perpindahan magna secara tiba-tia dari dapur magma.
 Kegiatan Tektonik. Gempa yang memiliki efek besar yang berasal dari kegiatan
tektonik. Gempa yang berhubungan dengan kegiatan gaya tektonik berlangsung dalam
gunung, terjadi patahan dan tarikan ataupun tekanan dari pergerakan lempeng batuan
penyusun kerak bumi.

Dampak Gempa Bumi

Adapun yang disebabkan oleh gempa bumi, bukanlah suatu persoalan bisu ketika terjadi
sebuah dampak gempa bumi. Indonesia yang sering dilanda fenomen demikian, tidaklah
sedikit anggaran dan berbagai akibat atau dampak yang diterima oleh Indonesia akibat
terjadinya proses gempa bumi. Akibat gempa bumi atau dampak gempa bumi tersebut dibagi
kedalam dua macam dampak gempa bumi yakni sebagai berikut:

Dampak fisik :

 Bangunan banyak yang hancur atau roboh.


 Tanah longor akibat goncangan.
 Jatuhnya korban jiwa.
 permukaan tanah menjadi merekat, retak dan jalan menjadi putus.
 Banjir karena rusaknya tanggul.
 Gempa dasar laut dapat menyebabkan tsunami.
 Dan sebagainya.

Dampak sosial:

 Menimbulkan kemiskinan.
 Kelaparan.
 Menimbulkan penyakit.
 Bila pada sekala yang besar ( dapat menimbulkan tsunami yang besar), bisa
melumpuhkan politik, system ekonomi dan lain-lain.
 Dan sebagainya.

Cara Mengatasi Dampak Gempa Bumi


Berbagai fenomena gempa bumi yang terjadi di negara Indonesia, merupakan sumber
pengalaman dalam mempelajari hal-hal yang harus diperhatikan ketika terjadi gempa bumi.
Ada beberapa tips dan trik mengatasi dampak gempa bumi agar dapat menyelamatkan diri
kita, keluarga dan teman-teman. Cara mengatasi dampak gempa bumi adalah sebagai
berikut...

Sebelum Terjadinya Gempa Bumi

 Mengetahui apa yang dikatakan gempa bumi


 Memastikan bahwa struktur dan letak dari rumah anda dapat terhindar dari bahaya
yang disebabkan oleh gempabumi (longsor, liquefaction dan lain-lain).
 Mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan anda agar terhindar bahaya
gempa bumi
 Mengenali lingkungan dari tempat anda bekerja dan tinggal.
 Memperhatikan letak pintu, lift serta tangga darurat, ketika terjadi suatu gempa bumi,
yang telah tempat paling aman untuk berlindung.
 Belajar melakukan P3K
 Belajar menggunakan pemadam kebakaran.
 Mencatat nomor telepon penting ketika terjadi gempa bumi
 Persiapan rutin pada tempat anda tinggal dan bekerja
 Menyimpan bahan yang mudah terbakar di tempat yang tidak mudah pecah agar dapat
terhindar dari kebakaran.
 Memastikan air,gas dan juga listrik sedang tidak digunakan.
 Penyebab yang paling besar adalah atur benda berat pada bagian bawah, cek
kestabilan benda saat jatuh
 Menyiapkan kotak p3k, senter, radio dan makanan suplemen serta air.
 Membuat bangunan yang tahan gempa
 Jangan panik
 Mengamati tanda-tanda gempa

Saat Terjadi Gempa


 Lindungi kepla dan badan dari reruntuhan bangunan
 Mencari tempat paling aman
 Berlari keluar ketika masih bisa.
 Ketika diluar bangunan hindari gedung, tiang listrik dan pohon dll. Kemudian
perhatikan tempat anda berpijak dan hindari retakan tanah.
 Jika mengendari mobil, segera keluar, turun dan menjauh dari mobil. Kemudian
perhatikan tempat berpijak. Hindari berada di dekat pantai. Hindari daerah
pegunungan yang mungkin dapat terjadi longsor.

Setelah Gempa Bumi

 Jika berada dalam bangunan segera keluar. Jangan gunakan lif. Periksa ada yang
terluka. Telpon atau minta pertolongan. Periksa lingkungan sekitar, terjadi kebakarna,
kebocoran gas, arus pendek, aliran dan pipa air.

Akibat Dampak Tsunami

Dampak Negatif

1. Memakan banyak korban manusia dan hewan


2. Merusak infrastruktur bangunan, tumbuhan, dan apa saja yang dilalui oleh
gelombangnya
3. Mengeluarkan banyak dana pemerintah untuk pembangunan pasca tsunami
4. Dapat menambah tingkat kemiskinan
5. Memakan harta benda

Dampak Positif

1. Rasa gotong royong semakin meningkat


2. Sebagai bahan pembelajaran jika terjadi tsunami lagi
3. Dapat melakukan identifikasi seberapa kuat konstruksi bangunan yang terkena
dampak
4. Lapangan pekerjaan meningkat pasca tsunami

Penanggulangan Tsunami

1. Berlari menuju ke tempat tertinggi setelah mendengar adanya gemuruh yang keras
pada perairan didekat pantai. Anda juga bisa menaiki tempat yang lebih tinggi dan
mnaiki pohon yang kokoh
2. Ikuti himbauan dari pemerintah setempat, jangan kembali ke tempat yang rendah
sebelum pemerintah menyatakan status aman pada bencana tsunami
3. Ketika sedang terjadi tsunami, saling bantu membantulah meskipun tidak
mengenal, tolonglah korban yang luka-luka
4. Menetap di posko penanggulangan bencana dan jangan panik secara berlebihan

Akibat Gempa Bumi

Akibat yang ditimbulkan oleh gempa bumi ini ada yang bersifat menguntungkan manusia
tetapi ada juga yang merugikan manusia. Tetapi kebanyakan bersifat merugikan manusia.
Akibat gempa bumi tersebut antara lain adalah:

1. Terangkatnya mineral ke permukaan bumi

Gempa bumi dapat mengakibatkan terangkatnya mineral – mineral yang ada di dalam lapisan
bumi. Hal ini dikarenakan oleh proses tektonik yaitu pergerakan lempeng bumi atau
pergerakan sesar. Sesar dapat menyebabkan lapisan bumi terangkat ke permukaan. Sesar ini
disebut dengan sesar naik. Tetapi tidak semua proses gempa yang disebabkan oleh sesar
atau jenis – jenis patahan ini dapat mengangkat mineral – mineral yang ada di dalam bumi.
Hanya lapisan yang mengandung mineral dan juga memang terdapat sesar aktif yang
memotong lapisan mineral tersebut.

2. Terjadinya Tsunami
Gempa bumi yang menjadi penyebab tsunami ini berjenis gempa tektonik yang terjadi
karena adanya pergerakan lempeng akibat dari adanya arus konveksi yang terjadi di dalam
bumi dan pusat titik gempanya berada di dasar lautan. Gelombang tsunami yang terjadi dapat
merusak dan menenggelamkan apa saja yang ada di pesisir pantai sekitar sumber gempa
sampai beberapa kilometer ke daratan tergantung dari besar kecilnya kekuatan gempa dan
dekat tidaknya pusat titik sumber gempa dari permukaan. Jika gelombang tsunami ini sering
terjadi pada suatu daerah maka tidak menutup kemungkinan daerah tersebut akan terkena
dampak abrasi dan erosi pantai.

3. Terjadinya Jenis – Jenis Longsor


Gempa bumi mengakibatkan getaran atau guncangan tanah (ground shaking) yang
disebabkan oleh karena adanya gerakan endogen. Getaran tanah ini menyebabkan tanah dan
massa batuan keluar dan akhirnya terjadi penyebab tanah longsor pada lapisan tanah dan
batuan yang ada diatasnya.

4. Terjadinya Banjir
Air yang terdapat didalam waduk, atau danau dapat keluar dan mengalir dalam jumlah besar
sehingga menjadi penyebab banjir ketika gempa terjadi. Jenis – jenis Banjir ini terjadi karena
ketika gempa, fungsi danau atau waduk menjadi rusak karena air dalam waduk atau danau
mengalir ke berbagai arah atau tumpah kembali dan keluar dan memenuhimanfaat sungai-
sungai dibawahnya.

5. Terjadinya Kebakaran
Gempa bumi menimbulkan getaran yang dapat mengakibatkan rusaknya bangunan yang ada.
Kerusakan – kerusakan bangunan tersebut dapat mengakibatkan aliran listrik terputus atau
kebocoran pipa dan tabung gas sehingga menyebabkan ledakan. Aliran listrik yang
terputus secara tiba – tiba dan ledakan tabung dan pipa gas tersebut dapat menimbulkan
kebakaran. Apalagi jika material yang ada di sekitarnya adalah material yang mudah terbakar.
Kebakaran yang terjadi juga menjadi penyebab pencemaran udara di lingkungan sekitarnya.

6. Hancurnya Bangunan
Bangunan yang ada diatas permukaan bumi atau berada bawah tanah dapat rusak bahkan
hancur karena adanya getaran pada lapisan tanah akibat dari terjadinya gempa. Parahnya
kerusakan tergantung dari besar kecilnya kekuatan gempa dan jauh dekatnya sumber titik
gempa serta kuat tidaknya konstruksi bangunan yang ada.
Gelombang pada gempa bumi menyebabkan pergerakan pada lapisan tanah yang
mengakibatkan bangunan – bangunan rumah atau gedung bergoyang sehingga dapat
menjadikan tidak kokohnya dan lemahnya kontruksi bangunan atau kerangka bangunan,
bahkan sebagian atau keseluruhan bangunan menjadi runtuh. Maka dari itu, pada beberapa
negara yang sering terjadi gempa, sudah membuat rumah mereka atau gedung – gedung
dengan kontruksi bangunan anti gempa agar kerugian yang ditimbulkan oleh terjadinya
gempa bumi tidak terlalu besar.

7. Munculnya wabah Penyakit


Wabah Penyakit ini dapat muncul ketika gempa yang terjadi telah merusak semua fasilitas
yang ada sehingga mengakibatkan sulitnya air bersih karena terjadi pencemaran air atau
saluran – saluran air yang rusak, sanitasi yang buruk, dan kebersihan yang tidak terjaga.
Wabah penyakit yang biasanya muncul adalah seperti diare, demam berdarah, deman dan flu,
sesak nafas, sampai TBC.

8. Banyaknya korban Jiwa


Ketika gempa terjadi, banyak korban jiwa berjatuhan karena tertimpa reruntuhan bangunan,
terbawa arus gelombang tsunami, atau terkena wabah penyakit.

9. Kerusakan Lingkungan
Getaran yang dihasilkan gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan fungsi lingkungan hidup
bagi manusia dan ruang publik untuk kehidupan seperti rusaknya struktur jenis – jenis
tanah, erosi tanah (baca juga: cara mencegah erosi tanah), terkikisnya lapisan
tanah, pencemaran tanah (baca juga: pencemaran yang mengakibatkan perubahan
alam dan ciri – ciri air, tanah, dan udara yang tercemar), rusaknya fungsi ekosistem terumbu
karang jika pusat gempa ada di laut, banyak tanaman yang rusak dan roboh, dan lain
sebagainya.

Dan untuk menghadapi keadaan ketika gempa bumi terjadi dalam rangka mengurangi
dampak akibat terjadinya gempa bumi seperti yang disebutkan diatas, kita bisa melakukan
mitigasi bencana gempa bumi seperti yang dijelaskan pada artikel cara melakukan mitigasi
gempa bumi.

Anda mungkin juga menyukai