Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala
yang telah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “SYI’AH” dengan
baik tanpa ada halangan yang berarti.

Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama


dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan
banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah berkontribusi
secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya


bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik
dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu
dengan segala kerendahan hati , saya selaku penyusun menerima
segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Dengan karya ini saya berharap dapat membantu pemerintah dalam


mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui pengembangan
internet di desa-desa.

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat


menambah khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat
nyata untuk masyarakat luas.

Karadenan, 20 Agustus 2016

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Kemunculan dan perkembangan sekte-sekte dalam agama Islam tidak
terlepas dari pesatnya pertumbuhan ilmu kalam pada masanya, baik itu yang masih
orisinil maupun yang telah bercampur dengan filfasat Yunani. Dan banyaknya
firqah atau sekte-sekte dalam Agama Islam juga telah disabdakan Rasulullah yang
hampir semua dari kita telah mendengarnya. Diantaranya banyak aliran teologi
tersebut firqoh Ahlus sunnah wal jama’ah atau yang kemudian dikenal dengan
istilah Sunni merupakan firqoh terbesar yang masih bertahan eksistensinya di dunia
hingga saat ini. Yang kemudian diikuti firqoh Syiah menempati urutan terbesar
kedua yang dianut oleh sebagian umat muslim dunia. Perbedaan diantaranya kerap
memicu konflik dan pertentangan besar yang berujung pada peperangan, Oleh
karena itu dalam makalah ini kami akan membahas salah satu firqoh
tersebut yaitu Syiah dalam mengkaji dan memahami sejarah kemunculan
dan bentuk-bentuk ajaran tersebut. Yang hasil akhirnya kami harapkan
dapat menjadi salah satu sumber pengetahuan dalam memahami
perbedaan aliran kalam guna menyikapi perbedaan-perbedaan diantara
umat secara baik dan bijak.

B. RUMUSAN MASALAH
A. Apa pengertian aliran Syiah ?
B. Bagaimana sejarah kemunculan aliran
Syiah ?
C. Bagaimana bentuk-bentuk ajaran Syiah ?
D. Bagaimana perkembangan ajaran Syiah saat
ini ?
C. TUJUAN PENULISAN

Dengan adanya rumusan masalah diatas, maka penulisan makalah


ini terbagi menjadi dua tujuan, yakni tujuan secara umum dan tujuan
secara khusus.

2
 Tujuan secara umum adalah tujuan yang nantinya kembali lagi kepada
semua obyek yang ada. Diantara tujuan umumnya adalah agar semua
pembaca ataupun pihak yang tertuju dalam pembuatan makalah ini
dapat mengetahui :
1. Pengertian aliran Syiah
2. Latar sejarah kemunculan aliran Syiah
3. Bentuk-bentuk ajaran dari aliran Syiah
4. Perkembangan ajaran Syiah saat ini
 Tujuan secara khusus adalah tujuan yang di khususkan untuk
memenuhi salah satu objek penilaian dan yang dimaksud disini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Tauhid.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Syiah
Syiah secara etimologis berarti “pengikut”, “pendukung”, atau “kelompok”,
Sedangkan secara terminologis istilah ini dikaitkan dengan sebagian kaum muslim
yang dalam bidang spiritual dan keagamaan merujuk pada keturunan nabi
Muhammad SAW (ahlul bait).1 Sedangkan menurut Ahmad al-Waili adalah : Syiah
menurut bahasa ialah pengikut atau pembantu. Menurut Abd al-Qadir Syaib al-
Hamdi Guru Besar Universitas Islam di Madinah menyatakan: “Syiah dalam
percakapan orang Arab berarti pengikut atau pembantu”2
Menurut ath-Thabathaba’i (1903-1981 M) istilah Syiah untuk pertama
kalinya ditujukan kepada para pengikut ‘Ali ( Syiah ‘Ali ), pemimpin pertama
ahlul bait pada masa nabi Muhammad SAW. Para pengikut ‘Ali yang disebut
Syiah, diantaranya adalah Abu Dzar al-Ghifari, Miqdar bin al-Aswad, dan Ammar
bin Yasir.3
Jadi pengertian etimologis dan terminologis diatas boleh dikatakan hanya
merupakan dasar yang membedakan Syiah dengan kelompok islam lainnya.
Meskipun demikian pengertian tersebut menjadi titik tolak penting bagi madzhab
syiah dalam mengembangkan dan membangun doktrin-doktrinnya yang meliputi
segala aspek kehidupan, seperti imamah, taqiyyah, mut’ah dsb.

B. Sejarah Kemunculan Aliran Syiah


Penganut aliran Syiah dan juga sekian pakar dari Ahlussunnah berpendapat
bahwa benih Syiah muncul sejak masa Nabi Muhammad SAW, atau paling tidak
secara politis benihnya muncul saat wafatnya Nabi Muhammad SAW (pada saat
pembaiatan Sayyidina Abu Bakar di Tsaqifah). Ketika itu keluarga Nabi

1 Prof.Dr.H.Abd Rozak dkk, Ilmu Kalam (Bandung:Pustaka setia, 2012) .


Hlm 111.

2 Abd al-Qadir syaib al-Hamdi, al-adyan Wa al-Firaq Wa al-Madzahib al-


Mu’ashirah (Madinah: Al-Jami’ah al-Islamiyah. Tt.). hlm 145.

3 M.H. Thabathaba’I, Islam Syiah, Asal-usul dan perkembangannya, terj. Djohan


Effendi, (Grafiti Press, Jkt 1989). Hlm 37 dan 71.
Muhammad SAW dan sejumlah sahabat memandang bahwa Sayyidina Ali bin Abi
Thalib ra lebih berhak dan lebih wajar menjadi khalifah Nabi Muhammad SAW
dari pada Sayyidina Abu Bakar ra. Pendapat tentang benih lahirnya Syiah seperti
ini, antara lain dikemukakan oleh Ibnu Khaldun dalam Tarikh-nya, dan beberapa
orientalis, seperti Goldziher dan juga pemikir kontemporer lain.4
Sedangkan dalam data sejarah, para ahlipun berbeda pendapat. Menurut
Abu Zahrah, Syiah mulai muncul ke permukaan pada masa akhir pemerintahan
Usman bi Affan. Selanjutnya, aliran ini tumbuh dan berkembang pada masa
pemerintahan Ali bin Abi Thalib. 5 Watt menyatakan bahwa Syiah muncul ketika
berlangsungnya peperangan antara Ali bin Abi Thalib dan Mu’awwiyah yang
dikenal dengan perang Shiffin. Dalam peperangan ini, sebagai respons atas
penerimaan Ali terhadap arbitrase yang ditawarkan oleh Mu’awwiyah, pasukan Ali
terpecah menjadi dua, yaitu kelompok yang mendukung Ali (Syiah) dan kelompok
yang menolak skap Ali yang disebut Khawarij.6
Berbeda dengan pendapat diatas, kalangan Syiah berpendapat bahwa
kemunculan Syiah berkaitan dengan masalah pengganti (khilafah) Nabi
Muhammad SAW. Mereka menolak kekhalifahan Abu Bakar, Umar Bin Khattab,
dan Utsman Bin Affan karena dalam pandangan mereka hanya Ali bin Abi thalib
yang berhak menggantikan Nabi. Ketokohan Ali dalam pandangan Syiah sejalan
dengan isyarat-isyarat yang di berikan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam masa
hidupnya. Pada awal kenabian, ketika nabi Muhammad diperintahkan
menyampaikan dakwah kepada kerabatnya, yang pertama-tama menerima adalah
Ali bin Abi Thalib. Pada saaat itu Nabi mengatakan bahwa orang yang pertama
memenuhi ajakannya akan menjadi penerus dan pewarisnya. Selain itu, sepanjang
kenabian Muhammad Ali merupakan orang yang menunjukan perjuangan dan
pengabdia yang luar biasa besar.7

C. Bentuk-Bentuk Ajaran Syiah

4 M. Quraish Shihab, Sunnah-Syiah bergandengan tangan, Mungkinkah,


(Tangerang,:Lentera Hati, 2007), hlm. 66.

5 Muhammad Abu Zahrah, Aliran Politik dan Aqidah dalam Islam, terj.
Abd. Rahman Dahlan dan Ahmad Qarib, Logos, Jakarta, 1996, hlm. 34.

6 W.Montgomery Watt, Pemikiran Teologi dan Filsafat Islam, terj. Umar


Basalim, P3M, Jakarta, 1987, hlm.10.
Dalam ajaran Syi’ah Istna ‘Asyariyah dikenal cukup banyak ajaran yang
harus dipatuhi, seperti menyangkut masalah Akidah, Ibadah, Mu’amalah, Imamah,
Ishmah, Washiat, Raj’ah, Bada’ dan lain sebagainya, namun pada prinsipnya,
seluruh ajaran tersebut bertumpu pada lima ajaran pokok yang dikenal dengan
ushuluddin.8 Yaitu :
1. Tauhid (The divini Unity)
2. Keadilan (The divini Justice)
3. Nubuwwah (Apoltlenship)
4. Ma’ad (The Last Day)
5. Imamah (The Divini Guidance)9

1. Tauhid
Tuhan adalah Esa baik esensi maupun eksistensinya. Keesaan Tuhan adalah
mutlak. Ia bereksistensi dengan sendirian. Tuhan adalah qodim, maksudnya Tuhan
bereksistensi dengan sendirinya sebelum ada ruang dan waktu. Ruang dan waktu
dicipta oleh Tuhan. Tuhan Maha Tahu, Maha Mendengar, mengerti semua bahasa,
selalu bebas dan bebas berkehendak, keesaan Tuhan tidak murakkab. Tuhan tidak
membutuhkan sesuatu. Ia berdiri sendiri, tidak dibatasi oleh ciptan-Nya. Ia tidak
bisa dilihat dengan mata biasa. Dalam Syiah Istna ‘Asyariyah, manusia diharapkan
memahami dirinya yang dibuktikan dengan mentauhidkan Allah setelah lebih
dahulu mengenal-Nya, pada akhirnya terjalin hubungan yang akrab dan harmonis
yang buahnya melahirkan kepasrahan manusia terhadap Tuhannya. Ini berarti
dalam mentauhidkan Allah, hendaknya menggunakan pendekatan akal (filsafat) di
samping keyakinan. Dengan demikian, tidak ada sedikitpun keraguan terhadap
Allah Sang Pencipta semesta alam.(QS. 14:10)

2. Keadilan
Tuhan mencipta kebaikan di alam semesta ini dengan adil, ia tidak pernah
menghiasi ciptaan-Nya dengan ketidakadilan. Karena ketidakadilan dan
kedholiman terhadap yang lain merupakan tanda kebodohan dan ketidakmampuan
sementara Tuhan Maha Tahu dan Maha Kuasa. Atas dasar itulah aliran Syiah

7 Harun Nasution, (ED.), Ensiklopedi Islam Indonesia, Jambatan, Jakarta,


1992, hlm. 904

8 Ghaffarri,Op.Cit., hlm.41-42.

9 Abu Fazl Ezzati, The Revulusionary islam and The Islamic Revolution
(Teheran: Islamic Republik of Iran.1981). hlm. 133.
utamanya Syiah Istna ‘Asyariyah berusaha sekuat tenaga untuk menegakkan
keadilan. Menegakkan keadilan, diakui bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi
diperlukan seperangkat aturan dan institusi. Hal ini menurut keyakinannya, tidak
akan terwujud tanpa adanya seorang imam sebagai wakil Tuhan. Oleh karena itu,
keberadaan seorang imam itu harus sesuai dengan pemilik keadilan yng hakiki,
yaitu Allah. Disinilah benang merah yang menghubungkan antara Tuhan-imam dan
keadilan.10

3. Kenabian
Kelompok Syiah berkeyakinan bahwa seluruh Nabi yang disebut dalam Al-
Quran adalah utusan-utusan Allah, dan Nabi Muhammad SAW adalah Nabi
terakhir dan penghulu seluruh Nabi. Beliau terpelihara dari kesalahan dan dosa.
Allah telah memperjalankan beliau diwaktu malam hari dari Masjidil Haram ke
Masjidil Aqhsa kemudian dinaikkan ke Sidratil Muntaha. Kitab Al-Quran
diturunkan Allah kepada beliau sebagai mukjizat dan tantangan serta pengajaran
hukum yang membedakan antara haram-dan halal, yang tiada kekurangan juga
penambahan atau perubahan didalamnya. Dan barang siapa mengaku mendapat
wahyu atau diturunkan kitab kepadanya setelah kenabian Muhammad maka dia itu
kafir yang harus dibunuh.11

4. Al-Ma’ad (Hari akhir)


Al-ma’ad adalah hari akhir (kiamat) untuk menghadap keadilan Tuhan di
akhirat. Setiap muslim harus yakin akan keberadaan kiamat dan kehidupan suci
setelah dinyatakan bersih dan lurus dalam pengadilan Tuhan. Mati adalah proses
transit dari kehidupan dunia menuju kehidupan akhirat. Kehidupan baru yang akan
dilalui oleh roh manusia itu masuk kedalam wilayah al-ma’ad. Artinya: mulus dan
tidaknya perjalanannya tergantung apa yang telah dilakukannya (bersama
tubuhnya) ketika di dunia. Dengan pemahaman yang benar tentang al-Ma’ad ini
akan muncul rasa takut kepada Allah dan siksa-Nya, sehingga mendorongnya
untuk senantiasa berjalan sesuai dengan syariat-Nya dengan menjauhkan diri dari

10 Fadil Su’ud al-Ja’fari, Islam Syiah, (malang: UIN Maliki Press,2010). Hlm.
64-65

11 Ashel asy-syiah wa ushuliha, hlm. 132


kesalahan. Dengan demikian pengetahuan tentang al-ma’ad ini sebenarnya
mengandung pendidikan yang agung demi kebahagiaan manusia itu sendiri.12

5. Imamah
Adalah institusi yang diinagurasikan Tuhan untuk memberikan petunjuk
manusia yang dipilih dari keturunan Ibrahim dan didelegasikan kepada keturunan
Muhammad sebagai Nabi dan Rasul terakhir
Selanjutnya, dalam sisi yang bersifat mahdah, Syiah Istna ‘Asyariah berpijak pada
delapan cabang agama yang disebut furu ad-din. Delapan cabang tersebut terdiri
atas shalat, puasa, haji, zakat, khumus atau pajak sebesar seperlima dari
penghasilan, jihad, al-amr bi al-ma’ruf, dan an-nahyu al-munkar.13

D. Bagaimana ajaran Syiah saat ini ?


Menurut data yang kami himpun, ajaran Syiah saat ini tersebar luas daerah
penyebarannya berada di Iran, Irak, Azerbaijan, dan Bahrain. Daerah-daerah ini
merupakan penyumbang terbesar pengikut ajaran Syi'ah Itsna Asyariyyah. Daerah
lain yang juga terdapat banyak pengikut Syi'ah Itsna Asyariyyah berada di wilayah
Teluk Persia dan di Lebanon. Pengikut Syi'ah juga terdapat di Arab Saudi, yang
notabene penduduk Arab Saudi beraliran Sunni Wahabi. Pengikut Syi'ah Itsna
Asyariyyah di Arab Saudi terpusat di beberapa kota seperti Qatif, Madinah dan di
Al-Hasa'. Selain itu, pengikut Syi'ah Itsna Asyariyyah juga dapat ditemui di
Muskat, Oman dan di negara-negara yang terdapat di Asia Selatan.

Menurut Ensiklopedia Britannica, terdapat 60-80 juta (40 juta di antaranya


adalah Syi'ah Itsna Asyariyyah) pengikut Syi'ah di seluruh dunia. Sedangkan
menurut Ensiklopedia Kristen Internasional, diyakini bahwa jumlah pengikut
Syi'ah adalah 135 juta di seluruh dunia. 14

Sedangkan di Indonesia sendiri kemunculan dan pertumbuhan ajaran Syiah


mengalami penolakan. Mantan Menteri Agama Kabinet Indonesia Bersatu II
Suryadharma Ali di gedung DPR pada 25 Januari 2012 menyatakan, bahwa

12 Fadil Su’ud al-Ja’fari, Islam Syiah, Hlm. 66

13 Prof.Dr.H.Abd Rozak dkk, Ilmu Kalam, hlm. 118

14 https://id.wikipedia.org/wiki/Syiah
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementerian Agama mengatakan Syiah bukan
Islam, "Selain itu, Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) pernah mengeluarkan
surat resmi No.724/A.II.03/101997, tertanggal 14 Oktober 1997, ditandatangani
Rais Am, M Ilyas Ruchiyat dan Katib KH. Drs. Dawam Anwar, yang
mengingatkan kepada bangsa Indonesia agar tidak terkecoh oleh propaganda Syiah
dan perlunya umat Islam Indonesia memahami perbedaan prinsip ajaran Syiah
dengan Islam. "Menag juga mengatakan Kemenag mengeluarkan surat edaran no.
D/BA.01/4865/1983 tanggal 5 Desember 1983 tentang hal ihwal mengenai
golongan Syiah, menyatakan Syiah tidak sesuai dan bahkan bertentangan dengan
ajaran Islam." Majelis Ulama Indonesia sejak lama telah mengeluarkan fatwa
penyimpangan Syi'ah dan terus mengingatkan umat muslim seperti pada Rakernas
MUI 7 Maret 198415 Selain itu, MUI Pusat telah menerbitkan buku panduan
mengenai paham Syi’ah pada bulan September 2013 lalu berjudul “Mengenal dan
Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia”.16

15 http://www.beritasatu.com/nasional/27980-menag-syiah-bukan-
islam.html

16 http://www.tribunnews.com/regional/2014/02/03/mui-minta-umat-islam-
mewaspadai-aliran-syiah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Syiah merupakan salah satu diantara banyak sekte atau aliran teologi yang
tumbuh dan berkembang didunia kalam. Diantara sekian banyak perbendaan
pendapat mengenai aliran ini, pada dasarnya aliran Syiah merujuk pada satu
pangkal makna yaitu kaum muslimin yang dalam bidang spiritual dan keagamaan
mengikut pada keturunan nabi Muhammad SAW (ahlul bait). Aliran Syiah
merupakan penganut terbesar kedua dalam agama Islam setelah Sunni. Dan yang
paling terbesar ialah golongan Syiah Imam Dua Belas atau Imamiyyah/Ja'fariyyah
(‫ ةيرش ع انث ا‬iṯnāʿašariyya) yang merangkumi 90% penduduk di Iran. Dan lima ajaran
pokok yang dikenal dalam aliran syiah ialah, Tauhid, Keadilan, Nubuwwah, Ma’ad
dan Imamah.
Perbedaan aliran teologi yang berkembang di masyarakat haruslah
kita pahami dengan bijak, jadi alangkah baiknya jika masalah-masalah
tersebut tidak menjadikan kita saling memusuhi dan berselisih paham yang
pastinya hanya akan berakhir dengan perpecahan yang tidak pernah
berujung, melainkan memilih sikap Tasamuh yang sesuai yang sesuai
dengan koridor-Nya dan kadar proposinya guna mempertahankan
kesatuan dan menghindari perpecahan dan kehancuran umat.

B. Saran
Demikianlah penulisan makalah ini kami buat, kiranya
penulis sadar betul masih banyak terdapat kekurangan disana-sini karena
keterbatasannya keilmuan dan pemahaman penulis yang masih dalam
tahap proses pembelajaran. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kepada para pembaca untuk bisa memberi masukan atau kritik demi
perbaikan kepenulisan makalah ini
dikemudian hari . Semoga apa yang penulis tuangkan dalam makalah ini
dapat bermanfaat dan menjadi salah satu tambahan khazanah keilmuan
bagi kita semua. Aamiin.

DAFTAR PUSTAKA

Razak, Abdul dkk. Ilmu kalam, Bandung: Pustaka Setia, 2012.

Shihab, Muhammad Quraish. Sunnah-Syiah Bergandengan Tangan, Mungkinkah?,


Tangerang: Lentera Hati, 2007.

Su’ud al-Ja’fari, Fadil. Islam Syiah, Malang: UIN Maliki Press,2010.

Nasution,Harun. (ED.), Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta; Jambatan, 1992.

Thabathaba’I, M.H. Islam Syiah, Asal-usul dan perkembangannya, Jakarta: Grafiti

Press, 1989.

Muhammad, Nur Hidayat. Benteng Ahlus Sunnah wal Jamaah, Kediri: Nasyrul

Ilmi Publishing, 2012.

Anda mungkin juga menyukai