PENDAHULUAN
100.000 persalinan hidup (SDKI,2012). Dimana angka ini masih perlu kerja keras
untuk mencapai target global MDGs (Millenium Development Goals) ke-5 yaitu
menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup
previa atau karena solusio plasenta), pendarahan postpartum, kepala janin dan
ruang panggul yang tak seimbang, ruptur uteri serta malpresentasi letak janin
(Manuaba, 2010).
Plasenta previa sendiri merupakan komplikasi yang terjadi pada kira-kira 1 dari
200 kehamilan dan merupakan salah satu penyebab utama perdarahan pervaginam
rahim sehingga menutupi ostium uteri internum secara partial maupun total
perdarahan berwarna merah segar, tidak disertai rasa sakit dan biasanya berulang.
Komplikasi dapat terjadi pada ibu dan bayi yaitu pendarahan antepartum selama
kehamilan yang dapat menimbulkan syok dan kelainan letak pada janin
(Yeni,2017). Oleh sebab itu, diperlukan penanganan yang tepat agar keduanya
dapat diselamatkan.
1
2
Oleh sebab itu, penulisan laporan kasus mengenai plasenta previa ini sangat
Dapus
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Yeni, Cut Meurah et al.,2017. Plasenta Previa Totalis pada Primigravida. Fakultas
Kedokteran Universitas Syiah Kuala
Kemenkes RI,.2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan. Bakti Husada
Kemenkes RI, 2014. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Jakarta
Selatan
Manuaa,2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC