Anda di halaman 1dari 6

1.

Kutulis kata ini


Kala hujan gerimis
Semerbak angin mendesah
mengeluh,mengeluh ,mendesah

Wahai engkau yang aku cintai


Tetaplah bersamaku sampai akhir mati

2. Fajar telah menyapa pagiku


Mengingatkan aku tentang ayahku

Kau ajarkan aku arti perjuangan


Kau ajarkan aku arti kesuksesan
Impian untuk meraih keberhasilan
Impian untuk mencapai kemenangan

3. Masih ingatkah saat kita bersama dahulu


Susah senang bersama

Namun detik demi detik kian terlewat


Semua hilang di telan zaman
Bagaikan dedaunan yang terurai tanah
Yang tak bias kembali seperti semula

4. Setiap bangun pagi


Suara kokok ayam selalu menyauti
Pohon pohon merimbun
Daun daunnya pun berembun

Namun semua tidak ada artinya


Engkau pergi tanpa kabar

5. Guru …..
Kaulah yang telah mendidikku
Kaulah yang telah menasehatiku
Kaulah yang telah membimbingku

Guru
Terima kasih atas jasa jasamu
Kami sayang padamu
Seperti engkau menyayangi kami
6. Dalam senyummu kau sembunyikan letihmu
Derita siang dan malam menimpamu
Tak ada yang bisa menghentikanmu
Untuk memberikan harapan kepadaku

Terima kasih ibu


Pengorbanmu akan ku kenang selalu

7. Dengan kesabaran dan ketulusan senyummu


Memberikan semangat bagi kami
Untuk menyongsong masa depan lebih baik

Jasa jasa mu sangat berarti bagi kami


Perjuangan sanagat penting bagi kami
Terima kasih bapak,ibu guru

8. Aku berdiri tegap menatap langit bangsaku


Lukisan negeri ini berubah menjadi pemandangan haru

Indonesia aku tak ingin kehilangan tanah kelahiranku


Tanah yang selamanya menjadi tumpah darahku

9. Kicauan burung begitu merdu


Menandakan adanya hari baru
Keindahan alam ini membuatku terpaku
Seperti dunia hanya untuk diriku

Keindahan alam terasa sempurna


Tetapi kita harus menjaganya

10. Tanpa sahabat…….


Hidupku bagai jiwa yang terlepas dari ragaku
Bergerak dalam setiap langkahku
Persahabatan ini akankah abadi
Meski dunia ini tak aka nada yang abadi

11. Cinta adalah air


Mangalir untuk menyegarkan
Bukan menghanyutkan
Apalagi menenggelamkan

Cinta adalah aku


Untukmu wahai kekasihku
12. Ketulusan penghargaan juga penerimaan
Untuk semua waktu dan perasaan
Tidak ada yang bias menggantikan
Terima kasih cinta kuucapkan

Dalam cinta kurindukan


Wahai kekasih sang pujaan

13. Ibu
Cintamu seluas samudra
Sebesar cakrawala
Seindah pemandangan

Oh ibu…..
Inilah segenap cintaku
Ku tahu tak akan ada yang bias membalasmu
Namun doaku selalu untukmu

14. Semua telah kulakukan


Namun tidak ada timbal baliknya
Hanya gelisah yang kurasakan
Kata terima kasih pun tak terucapkan

Diriku hanya sebagai sampah


Yang terlihat tapi tak berguna

15. Dalam setiap langkahmu selalu ada inspirasi bagiku


Dalam setiap langkahmu selalu ada arti bagiku
Kau taburkan nilai nilai di setiap perbuatanmu
Perbutanmu selalu sesuai dengan ucapanmu

Wahai panutanku
tetaplah jadi engkau yang sesungguhnya

16. Dialah guruku


Pahlawan tanpa tanda jasa
Yang giat mendidikku
Yang membekaliku ilmu

Tanpamu ku tak akan tahu tentang dunia ini


Akan selalu kupanjatkan doa terbaik untukmu
Terima kasih guruku
17. Wahai sang pencipta alam
Kekagumanku sulit kupendam
Dari siang hingga malam
Pesonanya tak kunjung padam

Keindahan alam terasa sempurna


Membuat semua orang terpesona
Tetapi kita harus menjaganya
Agar keindahannya tak akan sirna

18. Surga masa depan ada di benakku


Karena pendidikan adalah kekuatanku

Pengabdianku,ilmuku
Kucurahkan semuanya untukmu
Semoga menjadi berkah selalu

19. Tanpa sahabat


Bagai jiwa yang tertlepas dari ragaku
Membuat rangka tak mampu
Bergerak dalam setiap langkahku

Persahabatan ini kan abadi


Meski di dunia ini takn akan ada yang abadi

20. Wahai pahlawan


Akan kujaga negeri ini
Kucurahkan jiwa dan raga untuk negeri indoneisa ini
Kubangun dan ku isi kemerdekaan ini
Dengan penuh upaya walaupun hanya sedikit

21. Jauh memandang ke tepian sekolah


Inilah tempatku menuntut sekolah
Bertlatih menjaga kebersihan
Berlatih menjaga kedamaian
Berlatih menjaga ketentraman
Berlatih menempa jiwa

22. Ibu engkau pelita dihidupku


Engkau tak pernah lelah menunggu kehadiranku
Dengan segala beban dan keringat yang membasahi wajahku
Tiada engkau merasakan lelah serta pilu

Terima kasihku pada ibu


Atas segala doa yang engkau panjatkan selalu kepadaku
23. Tanah liat berlatar gersang
Tempatmu merebah sepanjang malam
Atap usam berlatar sawang
Tanpa keluh aku terlelap

Memadu peluh di atas bumi


Di kala sunyi menghampiri

24. Gemerlap malam dihiasi lampu kota


Kerlap kerlip memanjakan mata

Aku melihat ada yang berbeda


Dari surat mata terselip cinta
Redupnya purnama di tepian samarkan sinarnya
Rasa cinta mulai tumbuh seketika

25. Gelap gulita memandang malam


Tengah hutan belantara

Aku tersesat…
Mencari arah
Berkelana tak karuan
Hingga tumbuh tak berdaya…

26. Berdian lalu bersujud


Memohon segala ampunan
Waktuku tidaklah banyak
Ajalku semakin mendekat

27. Rasa bosan dengan kebisingan kota


Mengajak diriku untuk mengasingkan raga
Menikmati hamparan rumput segar
Serta menikmati sejuta keindahan alam

28. Dengan kuseruput kopi pagi ini


Imajiku melayang pada kita saat ini
Namun disini hanya ada rindu
Yang membekas di dalam kalbu

Wahai mentari apa masih ada harap untukku?

29. Hujan di matamu kembali tumpah


Deras membasahi muka
Sebab rindu terbayang nyata
Tak kuasa ku menahan duka

Atas rindu yang ada


Hanya kusimpan tak bisa ku ungkapkan
30. Di ruang kehampaan
Aku sendiri berteman rasa
Tak ada yang menyampaikan
Rindu ini semacam tak berguna

Lantas apakah ini bentuk penantian?

Anda mungkin juga menyukai