Anda di halaman 1dari 9

Volume 3 Issue 1 (2019) Pages 161 – 169

Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini


DOI: 10.31004/obsesi.v3i1.161

Perspektif Orang Tua pada Kesehatan Gigi Anak Usia Dini


Nuri Yuniar Wahyu Putri Abadi1, Suparno2
Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta

Abstract

Health aspects of Early Childhood that need to be considered one of them is dental and oral
health. This study involved 51 parents who had children aged 1-7 years in Lowokwaru Sub-
District, Malang City. This study aims to look at parents' perspectives on children's dental and
oral health. This study used an observational method by giving questionnaires to parents. Data
collection using interviews and filling out questionnaires. The results of the study show that
most parents have a good enough perspective and care enough about the health of their
children's teeth and mouth. However, there are still many parents who do not understand
about dental caries in children. Parents who have a good enough perspective and care enough
about their children's dental and oral health are not related to the parents' work factors. This
research was conducted with the aim of providing an overview of parental perspectives on
dental and oral health of children who can improve health services for early childhood and
improve efforts for early childhood education in creating dental and oral health care programs
for early childhood.

Keywords: Health, Dental, Early Childhood, Parents' Perspective

Abstrak

Aspek kesehatan Anak Usia Dini yang perlu diperhatikan salah satunya adalah kesehatan gigi
dan mulut. Penelitian ini melibatkan 51 orang tua yang memiliki anak berusia 1-7 tahun di
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perspektif orang
tua terhadap kesehatan gigi dan mulut anak. Penelitian ini menggunakan metode
observational dengan memberikan kuesioner kepada orang tua. Pengumpulan data dengan
menggunakan wawancara dan pengisian kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar orang tua memiliki perspektif cukup baik dan cukup peduli terhadap kesehatan
gigi dan mulut anak. Namun, masih banyak orangtua yang tidak memahami mengenai karies
gigi pada anak. Orangtua yang memiliki perspektfi cukup baik dan cukup peduli terhadap
kesehatan gigi dan mulut anak tidak berhubungan dengan faktor pekerjaan orangtua.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memberikan gambaran mengenai perspektif orangtua
terhadap kesehatan gigi dan mulut anak yang dapat meningkatkan pelayanan kesehatan untuk
anak usia dini dan meningkatkan upaya pendidikan anak usia dini dalam menciptakan
program pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut untuk anak usia dini.

Kata Kunci : Kesehatan Gig; Anak Usia Dini; Perspektif Orang Tua

@Jurnal Obsesi Prodi PG-PAUD FIP UPTT 2019


 Corresponding author
Address : Jl. Colombo No.1, Karang Malang ISSN 2356-1327 (Media Cetak)
Email : nuriyuniarputri@gmail.com ISSN 2549-8959 (Media Online)
162 | Perspektif Orang Tua pada Kesehatan Gigi Anak Usia Dini

PENDAHULUAN pada gigi, yang pada akhirnya


Orang tua memiliki peranan penting menyebabkan pengapuran gigi (Widayati,
dalam memelihara kesehatan gigi anak usia 2014). Masalah karies gigi pada anak usia
dini. Hasil sebuah studi mengatakan bahwa dini membawa dampak yang cukup
faktor-faktor psikososial orang tua yang berbahaya yaitu gigi menjadi keropos,
telah terbukti berdampak negatif terhadap berlubang, bahkan patah sehingga
kesehatan mulut anak termasuk depresi membuat anak mengalami kehilangan daya
ibu, rendahnya koherensi, pengasuhan kunyah dan mengganggu pencernaan
yang memanjakan dan orang tua yang (Widayati, 2014). Selain itu karies gigi
stress (Dentistry et al., 2013). Kepedulian dapat menyebabkan timbulnya rasa sakit
orang tua terhadap kesehatan gigi anak pada gigi sehingga akan mengganggu
dapat dilihat melalui sikap dan penyerapan makanan dan memperngaruhi
perhatiannya terhadap kesehatan gigi anak. pertumbuhan anak hingga hilangnya waktu
Kesehatan gigi pada anak usia dini bermain anak karena sakit gigi
merupakan salah satu tumbuh kembang (Fatimatuzzahro et al., 2016). Pada anak
anak yang perlu diperhatikan. Sebuah studi usia dini gigi yang tumbuh merupakan gigi
mengatakan bahwa selama dekade terakhir susu yang akan lepas dan berganti dengan
penekanan telah ditempatkan pada gigi yang baru. Namun dalam hal ini,
pencegahan daripada pengobatan penyakit. menjaga kesehatan gigi sedini mungkin
Oleh karena itu penting untuk menyadari adalah hal yang dapat menjadi pembiasaan
bahwa pencegahan penyakit gigi bagi anak hingga dewasa. Kesehatan gigi
memainkan peran penting dalam anak masih menjadi tanggungjawab dan
perawatan kesehatan pasien secara perhatian orang tua, artinya anak masih
keseluruhan (Ferretti & Dent, 1982). bergantung kepada orang tua dalam
Kerusakan gigi yang terjadi pada anak menjaga dan merawat kesehatan giginya.
dapat menjadi salah satu penyebab Perilaku anak dalam menjaga kesehatan
terganggunya pertumbuhan gigi anak pada gigi biasanya ditunjukkan dengan cara
usia selanjutnya (Oktarina, Tumaji, & menyikat gigi secara teratur. Namun
Roosihermiatie, 2016). Perawatan gigi terkadang hal tersebut tidak berbanding
preventif harus dimulai sejak awal masa lurus dengan pola makan yang dijalani
bayi, selama tahun pertama kehidupan oleh anak. Anak usia dini masih sangat
anak untuk memastikan hasil yang sukses menggemari makanan dan minuman yang
(Shivaprakash et al, 2009). Perhatian mengandung banyak gula. Kebiasaan anak
utama pada kesehatan gigi adalah yang mengkonsumsi makanan dan
kerusakan pada gigi-geligi primer. Karies minuman yang banyak mengandung gula
anak usia dini, gigi busuk pada anak di belum diimbangi dengan perawatan gigi
bawah usia 6 tahun, adalah penyakit anak yang baik dan benar. Karies gigi telah
multi-faktorial dengan penentu sosial- dianggap sebagai komponen penting dari
budaya dan sosial ekonomi (Naidu, Nunn, beban penyakit mulut global. Fasilitas
& Forde, 2012). Karies gigi merupakan kesehatan dan penyuluhan pendidikan
masalah kesehatan gigi yang cukup tinggi kesehatan gigi sudah dilakukan, namun
dialami di Indonesia dengan prevalensi pengetahuan masyarakat mengenai karies
lebih dari 80% (Fatimatuzzahro, Prasetya, gigi masih rendah (Widayati, 2014).
& Amilia, 2016). Karies gigi terbentuk Dampak yang ditimbulkan akibat
karena ada sisa makanan yang menempel karies gigi yang dialami anak-anak akan
menghambat perkembangan anak sehingga
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 2019 | 163

akan menurunkan tingkat kecerdasan anak, Kebudayaan mengenai pelaksanaan


yang secara jangka panjang akan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
berdampak pada kualitas hidup masyarakat disebutkan pada beberapa tingkat
(Widayati, 2014). Peningkatan kesehatan pencapaian perkembangan anak yaitu
gigi dan mulut harus dimulai sedini menjaga kebersiha diri dan lingkungan dan
mungkin, karena pada balita dan anak-anak melakukan kegiatan kebersihan diri. Hal
prasekolah merupakan faktor yang sangat tersebut berkaitan dengan perilaku anak di
penting untuk pengaturan pertumbuhan sekolah terkait sikap hidup sehat serta
gigi lebih lanjut. Selain itu, ini juga berkaitan dengan program-program
memengaruhi kemampuan anak untuk sekolah yang mendukung perilaku anak
berbicara dan penguasaannya (Gigi, yang mencerminkan hidup sehat dan
Bramantoro, Prabandari, Ismail, & mengajarkan cara hidup sehat (PAUD,
Tedjosasongko, 2015). Persepsi dan 2014). Kesehatan gigi anak merupakan
pengetahuan orang tua terhadap kesehatan salah satu faktor pendukung keberhasilan
gigi anak mempengaruhi sikap dan tumbuh kembang anak. Kesehatan gigi
tindakan orang tua dalam menjaga anak usia dini memengaruhi kesejahteraan,
kesehatan gigi anak serta menentukan keterampilan, kompetensinya, dan
status kesehatan gigi anak. Sebagai orang memengaruhi hasil kesehatan secara
tua perlu mengajarkan kepada anak keseluruhan. Selain faktor kepedulian
bagaimana cara menggosok gigi yang baik orang tua, kinerja sekolah juga memiliki
dan benar, kapan waktu yang tepat untuk hubungan dengan kesehatan mulut anak-
menggosok gigi, dan rutin membawa anak anak yang baik. Kesehatan mulut anak-
untuk memeriksa status kesehatan giginya. anak yang buruk menyebabkan jutaan hari
Pengaruh tingkat keluarga ini dimediasi sekolah yang terlewatkan setiap tahun
terutama melalui orang tua dan pengasuh (Fisher-owens et al., 2007). Hal tersebut
dengan siapa anak-anak prasekolah dapat mempengaruhi aspek perkembangan
menghabiskan sebagian besar waktu anak yang lainnya. Salah satu hal yang
mereka (Naidu et al., 2012). Walaupun gigi penting bahwa anak pada usia prasekolah
yang tumbuh pada anak usia 1-7 tahun memiliki komunikasi yang baik dengan
merupakan gigi susu, namun anak harus guru di sekolah. Dalam membangun
belajar menjaga dan merawat kesehatan komunikasi yang efektif antara guru dan
gigi sedini mungkin. Beberapa faktor yang murid, sebagai komunikator yang baik,
mempengaruhi status kesehatan gigi guru harus memiliki karakteristik yang
seseorang diantaranya adalah keturunan, dapat menarik perhatian para muridnya
lingkungan, perilaku, serta pelayanan (Prasanti & Fitriani, 2018). Hal tersebut
kesehatan (Oktarina et al., 2016). juga berlaku ketika guru berkomunikasi
Keterlambatan dalam perawatan gigi dengan anak dalam menyampaikan hal-hal
menciptakan sumbatan karena masalah yang terkait dengan kebersihan gigi dan
gigi menjadi lebih rumit dan lebih mahal mulut anak, seperti mengajarkan cara
untuk dirawat (Clemencia & Cynthia, menggosok gigi yang benar,
2002). menyampaikan kepada anak bahwa
Menjaga kesehatan anak termasuk menjaga kesehatan gigi itu sangat penting,
kesehatan gigi dan mulut anak merupakan dan juga menyampaikan kepada orang tua
salah satu tingkat pencapaian bahwa sekolah telah mengajarkan cara
perkembangan anak usia 5-6 tahun. Dalam menjaga kesehatan gigi kepada anak agar
Peraturan Menteri Pendidikan dan dapat digunakan sebagai kegiatan yang
164 | Perspektif Orang Tua pada Kesehatan Gigi Anak Usia Dini

dilakukan di rumah. Sehingga orang tua orang tua yang bekerja di luar rumah dan
perlu bekerja sama dengan sekolah dalam orang tua yang di rumah terhadap
meningkatkan perspektif dan kepedulian kesehatan gigi anak.
terhadap kesehatan gigi anak. Dalam
penelitian ini, disajikan data faktual HASIL DAN PEMBAHASAN
mengenai gambaran perspektif dan Hasil Penelitian
kepedulian orang tua terhadap kesehatan
Berdasarkan hasil pengolahan
gigi anak yang dapat digunakan sebagai
kuisioner ditampilkan pada tabel 1 bahwa
landasan atau acuan dalam menentukan
sebanyak 56,9% orang tua berada di
solusi untuk meningkatkan perspektif dan
rumah. Dari 51 responden, sebanyak
kepedulian orang tua bersama layanan
64,7% orang tua memiliki anak berjenis
pendidikan anak usia dini terhadap
kelamin laki-laki. Sebanyak 76,47% orang
kesehatan gigi anak.
tua mengajarkan anak menggosok gigi
pada usia 1-2 tahun. Dari 51 responden,
METODOLOGI
68,6% orang tua mendampingi anak untuk
Metode penelitian ini adalah menggosok gigi 2 kali dalam sehari.
deskriptif dengan menggunakan metode Pengetahuan orang tua terhadap waktu
survei deskriptif. Survei deskriptif yang tepat bagi anak untuk menggosok
merupakan suatu metode dalam penelitian gigi masih minim berdasarkan data yang
yang dilakukan untuk mendeskripsikan didapat, sebanyak 52,94% orang tua
atau menjelaskan secara rinci suatu mengajarkan anak menggosok gigi pada
fenomena yang terjadi di masyarakat. waktu mandi pagi dan sore. Padahal yang
Populasi dalam penelitian ini adalah orang paling tepat adalah menyikat gigi setiap
tua yang memiliki anak berusia 1-7 tahun kali selesai makan (sarapan, makan siang,
yang berjumlah 51 orang. Sedangkan dan makan malam) (Depkes, 2008).
sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah total sampling artinya seluruh Tabel 1. Pekerjaan Orang tua
sampel dijadikan sebagai sampel Pekerjaan N %
penelitian. Guru 11 21,58
Teknik pengumpulan data terdiri dari Dosen 4 7,84
menyiapkan instrument yang digunakan Wiraswasta 4 7,84
Pedagang 3 5,88
dalam pemeriksaan kesehatan gigi anak
Ibu Rumah 29 56,86
dan kuesioner yang diisi oleh orangtua.
Tangga
Untuk mendapatkan data perilaku dan Jumlah 51 100
kepedulian orang tua terhadap kesehatan
gigi anak seperti kebiasaan memeriksa gigi Tabel 1 menunjukkan kriteria
ke dokter, usia pengenalan gosok gigi, responden berdasarkan pekerjaannya.
frekuensi anak menggosok gigi dalam satu Mayoritas responden adalah ibu rumah
hari, waktu anak ketika menggosok gigi, tangga. Pekerjaan orang tua bukan menjadi
mengajarkan cara menggosok gigi yang satu-satunya pengaruh kesehatan gigi dan
benar, pengetahuan orang tua tentang gigi mulut anak.
karies dilakukan melalui pengisian
kuisioner oleh orang tua.
Penelitian ini dilakukan dengan
tujuan untuk melihat bagaimana perspektif
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 2019 | 165

Tabel 2 Jenis Kelamin Anak Tabel 6 Pengetahuan Orang tua tentang


Jenis Tujuan dari Menggosok Gigi
n %
Kelamin Pengetahuan Orang
N %
Perempuan 18 35,3 Tua
Laki-laki 33 64,7 Agar gigi tidak 28 54,9
Jumlah 51 100 berlubang
Agar gigi bersih dan 34 66,7
Tabel 3 Usia Anak Mulai Menggosok mulut wangi
Gigi Agar nafas segar 6 11,8
Usia N % Agar gigi putih 8 15,7
1-2 tahun 39 76,47 Jumlah 51 100
2-3 tahun 10 19,61
3-4 tahun 2 3,92 Tabel 7 Sikap Orang tua dalam
4-5 tahun 0 0 Mencegah Gigi Karies pada Anak
5-6 tahun 0 0 Sikap Orang tua N %
6-7 tahun 0 0 Rutin periksa ke dokter 7 13,73
Jumlah 51 100 gigi
Rajin Menggosok gigi 33 64,71
Tabel 4 Frekuensi Anak Menggosok Mengurangi makanan 11 21,57
Gigi dan minuman manis
Frekuensi Jumlah 51 100
N %
Waktu
1 kali sehari 13 25,5% Tabel 8 Frekuensi Pemeriksaan Gigi ke
2 kali sehari 35 68,6% Dokter Gigi
Lebih dari 2 2 3,9% Frekuensi N %
kali sehari 1 kali dalam 6 bulan 7 13,73
Kurang dari 1 2% 1 kali dalam 1 tahun 10 19,61
1 kali 1 kali dalam 2 tahun 20 39,22
sehari/jarang Tidak pernah 14 27,45
Jumlah 51 100 Jumlah 51 100

Tabel 5 Waktu Anak Menggosok Gigi Tabel 9 Pengetahuan tentang Gigi


Waktu Menggosok Karies
N %
Gigi Orang tua memahami
N %
Ketika Mandi Pagi 27 52,94 tentang gigi karies
dan Sore Ya 23 45,10
Setelah Makan dan 11 21,57 Tidak 28 54,90
Sebelum Tidur Jumlah 51 100
Pagi dan sebelum 13 25,49
tidur Disajikan pada tabel 6 bahwa
Jumlah 51 100 sebanyak 66,7% orang tua beranggapan
bahwa tujuan dari menggosok gigi adalah
agar gigi bersih dan mulut wangi. Hal
tersebut menandakan bahwa orang tua
belum memahami tujuan dari menggosok
166 | Perspektif Orang Tua pada Kesehatan Gigi Anak Usia Dini

gigi bagi kesehatan gigi anak. Kepedulian mencegah karies gigi anak selain itu tidur
orang tua terhadap pentingnya melakukan dengan botol yang berisi cairan manis,
kunjungan ke dokter gigi juga masih durasi penggunaan botol, menyikat gigi
rendah. Disajikan pada tabel 7 dan 8 yang tidak mencukupi, dan sering
bahwa orang tua lebih banyak memilih mengonsumsi karbohidrat adalah faktor
rajin menggosok gigi dan mengurangi risiko karies anak usia dini (Fisher-owens
makanan serta minuman manis daripada et al., 2007). Penggunaan botol untuk
melakukan kunjungan ke dokter gigi. minum tidak dianjurkan pada anak usia
Sebanyak 13,73% saja orang tua yang rutin lebih dari 2 tahun. Pada anak usia 0-2
memeriksakan gigi anak kepada dokter tahun seharusnya masih mendapatkan ASI
gigi. Sebuah studi yang relevan juga eksklusif dari ibunya, akan tetapi sebuah
menunjukkan bahwa anak TK yang karies penelitian mengatakan bahwa sebanyak 72
dengan tingkat perilaku orang tua dalam ibu dari 120 ibu tidak memberikan asi
pemeriksaan gigi dan mulut anak kurang eksklusif untuk anaknya (Lestari, 2017)
lebih banyak dibandingkan dengan anak sehingga cara yang dapat dilakukan dalam
yang karies dengan tingkat perilaku orang memberikan nutrisi kepada anaknya
tua dalam pemeriksaan gigi dan mulut menggunakan botol.
anak baik (Widayati, 2014). Dari 56,86% orang tua yang berada
Berdasarkan hasil penelitian, dapat di rumah, sebanyak 19,61% melakukan
disimpulkan bahwa sebanyak 56,86% kunjungan pemeriksaan gigi anak kepada
orang tua yang berada di rumah tidak dokter gigi sebanyak 1 kali dalam 1 tahun.
semuanya memahami bahwa anak Mayoritas sebanyak 39,22% orang tua
dianjurkan untuk menggosok gigi sebayak melakukan kunjungan ke dokter gigi 1 kali
3 kali sehari yaitu setelah makan pagi, dalam 2 tahun. Dari 51 orang tua mayoritas
makan siang, dan makan malam. Hal sebanyak 54,90% tidak memahami tentang
tersebut dibuktikan pada tabel 4 dan 5 karies gigi pada anak. Sehingga dapat
yaitu hanya 3,9% orang tua yang disimpulkan bahwa baim orang tua yang
mengajarkan anak untuk menggosok gigi bekerja maupun orang tua yang di rumah
sebanyak lebih dari 2 kali sehari dan hanya dalam penelitian yang telah dilakukan
sebanyak 21,57% orang tua yang memiliki perspektif yang cukup baik
membiasakan anak menggosok gigi pada terhadap kesehatan gigi anak dilihat
saat setelah makan dan sebelum tidur. melalui data yang didapat meliputi
Sedangkan untuk pengetahuan orang kesadaran orang tua dalam mengajarkan
tua terhadap gangguan kesehatan gigi pada anak menggosok gigi, upaya-upaya yang
anak yaitu karies gigi, dari 56,86% orang dilakukan orang tua dalam menjaga
tua yang berada di rumah sebanyak kesehatan gigi anak, membiasakan anak
13,73% orang tua yang melakukan menggosok gigi sejak usia 1-2 tahun. Hal
tindakan kunjungan ke dokter gigi dalam tersebut sesuai dengan rekomendasi
upaya mencegah gigi karies sedangkan American Academy of Pediatric Dentistry
mayoritas sebanyak 64,71% orang tua (AAPD) bahwa bayi harus berkonsultasi
melakukan upaya pencegahan karies gigi dengan dokter gigi dalam waktu 6 bulan
dengan cara membiasakan anak untuk rajin untuk mendapatkan gigi pertama mereka
menggosok gigi dan sisanya sebanyak atau pada ulang tahun pertama mereka
21,57% orang tua melakukan upaya (Alshehri, 2015). Akan tetapi orang tua
mengurangi memberi makanan dan belum cukup baik dalam memahami karies
minuman manis kepada anak untuk gigi pada anak. Hal tersebut dibuktikan
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 2019 | 167

melalui data hasil penelitian yang Kurangnya pengetahuan sebagian


menunjukkan bahwa mayoritas orang tua dikombinasikan dengan perilaku dan
mengakui tidak memahami tentang karies keyakinan yang mengarah pada praktik
gigi pada anak dan masih banyak orang tua pemberian makan yang buruk,
yang membiasakan anak menggosok gigi pemeliharaan kebersihan mulut yang
dengan tujuan agar gigi putih dan bersih. buruk, dan kegagalan untuk mencari
perawatan gigi profesional tampaknya
Pembahasan menempatkan anak tertentu pada risiko
Pada dasarnya orang tua harus lebih tinggi terkena karies daripada anak-
memiliki pengetahuan dan kesadaran yang anak lain dengan perawatan lebih
baik dalam menjaga kesehatan gigi pad (Mahmoud et al., 2017).
anak. Anak-anak yang orang tuanya Banyak faktor yang menjadi
memiliki pengetahuan orang tua yang pengaruh perhatian orang tua terhadap
rendah tentang kebersihan mulut yang kesehatan anak. Beberapa faktor orang tua
benar memiliki peningkatan jumlah karies lain mungkin termasuk tingkat pendidikan
gigi dibandingkan anak-anak yang orang ibu, pekerjaannya, usia, pengetahuan saat
tuanya memiliki pengetahuan lebih (Mahat ini, sikap, dan perilaku terhadap kesehatan.
& Bowen, 2017). Hubungan antara Faktor-faktor ini menentukan keputusan
perilaku kesehatan mulut orang tua dan yang diambil ibu tentang kesehatan
status kesehatan mulut dan perilaku anak- anaknya (Mahmoud et al., 2017). Sebuah
anak prasekolah mereka, dan menemukan studi menunjukkan bahwa kecerdasan
hubungan yang signifikan antara frekuensi emosional ibu berkorelasi positif dengan
orang tua menyikat gigi dan frekuensi anak perilaku anak dalam pengaturan gigi dan
menyikat gigi (Mahat & Bowen, 2017). dapat menjadi prediktor perilaku anak. Ini
Selain itu efikasi diri orang tua yang lebih berarti anak-anak yang memiliki ibu yang
tinggi dikaitkan dengan lebih sering lebih cerdas secara emosional, memiliki
menyikat gigi (oleh orang tua dan anak) perilaku yang lebih adaptif selama
dan lebih sering mengunjungi dokter gigi perawatan (Fazli & Reza, 2015). Sehingga
(Mahat & Bowen, 2017). dapat disimpulkan bahwa banyak faktor
Menurut American Dental yang mempengaruhi kesehatan gigi anak,
Association dan American Academy of akan tetapi perspektif orang tua terhadap
Pediatrics, setiap anak harus dibawa ke kesehatan gigi anak penting untuk
dokter gigi sebelum berusia satu tahun atau meningkatkan kepedulian orang tua
pada saat erupsi gigi sulung pertama terhadap kesehatan gigi anak.
(Abbas et al., 2017). Penyakit mulut pada Peningkatan pengetahuan orang tua
anak-anak lebih tinggi di antara kelompok mengenai kesehatan mulut melalui
populasi miskin dan kurang beruntung intervensi seperti wawancara motivasi dan
(Mahmoud, Kowash, Hussein, Hassan, & bimbingan antisipatif memiliki potensi
Al Halabi, 2017). Sejumlah faktor yang untuk meningkatkan kesehatan mulut anak
terkait dengan anak-anak, ibu atau dokter melalui perubahan perilaku (Manton,
gigi dapat menyebabkan kolaborasi yang 2018). Untuk menentukan langkah yang
buruk selama perawatan gigi (Fazli & dapat diambil dalam upaya meningkatkan
Reza, 2015). Menentukan kesehatan mulut perspektif dan kepedulian orang tua
anak-anak sangat dipengaruhi oleh ibu terhadap kesehatan gigi anak, hal yang
mereka; sebagai pengasuh utama. perlu dilakukan antara lain
mengidentifikasi peran yang sangat
168 | Perspektif Orang Tua pada Kesehatan Gigi Anak Usia Dini

diperlukan orang tua tentang perawatan selesai. Ucapan terima kasih juga
kesehatan untuk anak-anak mereka, disampaikan kepada tim editor Jurnal
menilai pengetahuan dan sikap orang tua Obsesi yang telah memberikan saran,
tentang kesehatan mulut bayi, memberi kritik, dan rekomendasi untuk perbaikan
edukasi kepada orang tua tentang artikel ini.
kebersihan mulut adalah langkah penting
selanjutnya karena orang tua adalah DAFTAR PUSTAKA
pemberi perawatan primer (Alshehri,
Alshehri, A. (2015). Infant oral health care
2015). Edukasi untuk orang tua mengenai
knowledge and awareness among
pentingnya menjaga kesheatan gigi dan parents in Abha city of Aseer Region ,
mulut anak dapat dilakukan oleh layanan Saudi Arabia. The Saudi Journal for
pendidikan anak usia dini dengan cara Dental Research, 6(2), 98–101.
mengadakan sosialisasi kesehatan anak. https://doi.org/10.1016/j.sjdr.2015.01.
Upaya-upaya sosialisasi yang dapat 001
dilakukan oleh layanan pendidikan anak Clemencia, M., & Cynthia, R. (2002).
usia dini kepada orang tua dalam Relationship between children ’ s
meningkatkan perspektif dan kepedulian dental needs and dental care
utilization : United States , 1988-
terhadap kesehatan gigi dan gangguan
1994.
kesehatan gigi pada anak dapat dilakukan
melalui banyak hal, salah satunya Dentistry, C., Duijster, D., Centrum, A.,
Amsterdam, T., Centrum, A.,
memanfaatkan media sosial sebagai wadah
Amsterdam, T., … Amsterdam, T.
edukasi yang tentunya harus diberikan oleh (2013). The role of family functioning
pihak yang berwenang seperti dokter gigi in childhood dental caries, (August
ataupun perawat gigi. 2018).
https://doi.org/10.1111/cdoe.12079
KESIMPULAN Depkes. (2008). Psikososial.
Perspektif orang tua terhadap Www.Depkes.Go.Id.
kesehatan gigi anak mempengaruhi sikap Fatimatuzzahro, N., Prasetya, R. C., &
dan perilaku orang tua dalam menjaga Amilia, W. (2016). Gambaran
kesehatan gigi anak. Orang tua yang Perilaku Kesehatan Gigi Anak
Sekolah Dasar di Desa Bangalsari
memiliki perspektif baik terhadap
Kabupaten Bantaeng. Jurnal
kesehatan gigi anak berbanding lurus IKESMA, 12(2), 85.
dengan kesehatan gigi anak. Pemeriksaan
Fazli, M., & Reza, M. (2015). Parents ’ s
kesehatan gigi pada anak dan pemberian
Anxiety on Children Cooperation at
penyuluhan kepada orang tua tentang cara Dental Visit. Procedia - Social and
menjaga kesehatan gigi anak perlu Behavioral Sciences, 205(May), 117–
ditingkatkan agar semakin baik kesehatan 121.
gigi anak-anak Indonesia https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.
09.035
UCAPAN TERIMA KASIH Ferretti, G. A., & Dent, M. (1982).
Peneliti mengucapkan terimakasih Maintaining Oral Health. Symposium
on Oral Health, 29(3), 653–668.
kepada kedua orang tua dan kedua https://doi.org/10.1016/S0031-
pembimbing penelitian yang telah 3955(16)34185-2
memberikan semangat dan dukungan
Fisher-owens, S. A., Fisher-owens, S. A.,
kepada penulis sampai penelitian ini Gansky, S. A., Platt, L. J., Weintraub,
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 2019 | 169
J. A., Bramlett, M. D., & Newacheck, 12-27
P. W. (2007). Influences on Children Oktarina, Tumaji, & Roosihermiatie, B.
’ s Oral Health : A Conceptual Model (2016). Korelasi Faktor Ibu Dengan
Influences on Children ’ s Oral Status Kesehatan Gigi Dan Mulut
Health : A Conceptual Model The Taman Kanak-Kanak di Kelurahan
online version of this article , along Kemayoran Kecamatan Krembangan,
with updated information and services Kota Surabaya. Pusat Penelitian Dan
, is located on the World Wide Web Pengembangan Humaniora Dan
at :, (October). Manajemen Kesehatan, 19(17), 226–
https://doi.org/10.1542/peds.2006- 235.
3084
PAUD, S. N. (2014). PERMENDIKBUD
Gigi, M. K., Bramantoro, T., Prabandari, No. 137 Th. 2014 .
Y. S., Ismail, D., & Tedjosasongko,
U. (2015). The development of early Prasanti, D., & Fitriani, D. R. (2018).
childhood caries impact on quality of Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan
life - Indonesia instrument as Anak Usia Dini Building Effective
assessment instrument of dental caries Communication Between Teachers
impact on quality of life of children and Early Children In PAUD
aged 3-5 years based on Indonesian Institutions, 2(2), 259–266.
community characteristics, 197(56), https://doi.org/10.31004/obsesi.v2i2.9
197–203. 6
https://doi.org/10.20473/j.djmkg.v48.i Widayati, N. (2014). Factors associated
4.p197-203 with dental caries in children aged 4-6
Lestari, R. R. (2017). Jurnal obsesi, 1(2), years old. Jurnal Berkala
97–104. Epidemiologi, 2(2), 196.
https://doi.org/10.20473/jbe.V2I2201
Mahat, G., & Bowen, F. (2017). Parental 4.196-205
Knowledge about Urban Preschool
Children ’ s Oral Health Risk, 43(1).
Mahmoud, N., Kowash, M., Hussein, I.,
Hassan, A., & Al Halabi, M. (2017).
Oral health knowledge, attitude, and
practices of Sharjah mothers of
preschool children, United Arab
Emirates. Journal of International
Society of Preventive and Community
Dentistry.
https://doi.org/10.4103/jispcd.JISPCD
_310_17
Manton, D. J. (2018). EClinicalMedicine
Child Dental Caries – A Global
Problem of Inequality.
EClinicalMedicine, 1, 3–4.
https://doi.org/10.1016/j.eclinm.2018.
06.006
Naidu, R., Nunn, J., & Forde, M. (2012).
Oral healthcare of preschool children
in Trinidad : a qualitative study of
parents and caregivers. BMC Oral
Health, 12(1), 1.
https://doi.org/10.1186/1472-6831-

Anda mungkin juga menyukai