Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai suatu aspek yang terpenting dalam proses keperawatan,
perumusan diagnosa keperawatan ini sangatlah vital untuk dilakukan.
Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon
individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau
potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat secara
akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti
untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status
kesehatan klien (Carpenito, 2000; Gordon, 1976 & NANDA).
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan
interpretasi data yang diperoleh dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosis
keperawatan memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan
klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana
pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat. Sehingga
perawat bisa menentukan intervensi yang akan dilakukannnya untuk proses
penyembuhan pasien.
Sehingga dalam makalah ini kami menggunakan tema yang
berhubungan dengan latar belakang masalah diatas yaitu “ analisa data,
diagnosa keperawatan dan intervensi”
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah,
1. Apa pengertian analisis data ?
2. Bagaimana cara pengelompokan data ?
3. Apa contoh dari analisa data ?
4. Bagaimana cara identifikasi masalah klien?
5. Apa saja langkah – langkah dalam menulis analisis data?
6. Apa pengertian dari diagnosa keperawatan?
7. Apa langkah-langkah menentukan diagnosa keperawatan?

1
8. Apa tujuan dari diagnosa keperawatan?
9. Bagaimana aplikasi dalam analisa data dan penetapan masalah dari hasil
pengkajian?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu analisis data
2. Untuk mengetahui cara pengelompokkan data
3. Untuk mengetahui contoh dari analisa data
4. Untuk mengetahui cara identifikasi masalah klien
5. Untuk mengetahui langkah – langkah dalam menulis analisis data
6. Untuk mengetahui pengertian dari diagnosa keperawatan
7. Untuk mengetahui langkah – langkah menentukan diagnosa keperawatan.
8. Untuk mengetahui tujuan dari diagnosa keperawatan.
9. Mengetahui aplikasi dalam analisa data dan penetapan masalah dari hasil
pengkajian

2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. ANALISIS DATA
1. Pengertian
Selama pengkajian, data dikumpulkan dari berbagai sumber,
divalidasi dan diurut ke dalam kelompok yang membentuk pola. Data dasar
secara kontinu direvisi sejalan dengan terjadinya perubahan dalam status
fisik dan emosi klien. Hal ini juga mencakup hasil pemeriksaan
laboratorium dan diagnostik. Selama langkah ini perawat menggunakan
pengetahuan dan pengalaman, menganalisis dan mengintrepretasi, dan
menarik konklusi tentang kelompok dan pola data (Banner, 1984;
Carnevalli et al, 1984; Carlson et al 1991; Bandman & Bandman, 1995).
2. Pengelompokan Data
Analisa data mencakup mengenali pola atau kecenderungan
membandingkan pola ini dengan pola kesehatan yang normal, dan menarik
konklusi tentang respon klien (lihat tabel di bawah). Perawat
memperhatikan pola atau kecenderungan sambil memeriksa kelompok
data.jika hubungan diantara pola – pola tersebut teridentifikasi, maka daftar
masalah atau kebutuhan yang berpusat pada klien mulai muncul.
3. Contoh Analisis Data
CONTOH ANALISA DATA
Kenali pola (kelompok batasan karakteristik)
 Tidak defekasi selama 4 hari
 Defekasi nyeri dengan mengejan
 Feses terakhir kecil dan keras
 Abdomen keras dan distensi
Bandingkan dengan standar normal
 Feses lunak, dan berbentuk setiap hari
 Defekasi tidak nyeri
 Abdomen lunak, tidak distensi

3
Buat konklusi pertimbangan
 Masalah eliminasi feses
Mengorganisasi dan mengidentifikasi pola secara kritis ditunjukkan
dalam contoh berikut ini. Rambut yang berwarna abu-abu saja tidak harus
mempunyai arti bahwa orang teersebut sudah tua. Namun demikian,
rambut yang berwarna abu-abu, kulit keriput, bercak penuaan, dan cara
berjalan yang lambat adalah kelompok dari data yang nencirikan pola
dikenal sebagai orang berusia sudah tua.
Pola yang teridentifikasi dibandingkan dengan standar normal.
Perawat menggunakan norma yang diterima secara umum, seperti nilai-
nilai norma pemeriksaan laboratorium dan diagnostik, dan pengetahuan
professional sebagai dasar untuk perbandingan dan penilaian. Ketika
membandingkan pola, perawat memutuskan apakah tanda dan gejala yang
dikelompokkan termasuk dalam standar normal (Gordon, 1994). Batasan
karakteristik yang berada diluar norma sehat membentuk dasar untuk
identifikasi masalah.
Analisa berarti mengkaitkan ,menghubunbgkan data yang diperoleh
dengan konsep,teori,prinsip relevan untuk mengetahui masalah kesehatan
pasien.Oleh karena itu analisa data dilakukan dengan :
a. Mengesahkan data
b. Mengelompokan data
c. Membandingkan dengan standart
d. Menentukan kesejengan
e. Menginterpretasi kesenjangan
f. Membuat kesimpulan tentang kesenjangan (masalah )
4. Identifikasi Masalah Klien
Sebelum melakukan diagnosa keperawatan, perawat
mengidentifikasi masalah perawatan kesehatan umum klien. Sebagai
contoh, setelah menerima sekelompok data seperti dispnea, peningkatan
frekuensi pernafasan dan batuk, perawat dapat mengenali bahwa klien
mempunyai masalah pernafasan umum. Namun begitu sebelum perawat
mendapat perawatan secara efektif, masalah harus ditetapkan secara lebih

4
spesifik. Ketika mengidentifikasi masalah ini, perawat
mempertimbangakan semua data pengkajian dan memfokuskan pada data
abnormal dan yang berkaitan (Gordon, 1994). Mungkin akan membantu
bagi perawat yang tidak berpengalaman untuk berfikir tentang fase
identifikasi ini sebagai msalah perawatan kesehatan umum dan
perumusan diagnosa keperawatan sebagai masalah perawatkesehatan
yang lebih spesifik. Perawat beralih dari sifatnya yang umum ke yang
lebih spesifik.
Untuk mengidentifikasi kebutuhan klien, perawat harus lebih dulu
menentukan apa masalah kesehatan klien dan apa masalah tersebut aktual
atau potensial. Masalah kesehatan aktual adalah masalah yang
dirasakan atau yang dialami oleh klien, seperti gangguan pola tidur yang
berhubungan dengan lingkungan yang bising. Suatu masalah kesehatan
berisiko mewaspadakan perawat pada pentingnya intervensi pencegahan
(Gordon, 1994). Faktor risiko untuk diagnosa keperawatan atau berisiko
menunjukkan situasi yang meningkatkan kerentanan klien atau kelompok
terhadap suatu penyakit atau kecelakaan (Carpenito, 1995). Sebagai
contoh, selama perjalanan selama pasca operatif, perokok yang kelebihan
berat badan berisiko terhadap bersihan jalan nafas tidak efektif yang
berhubungan dengan nyeri insisi.
Langkah identifikasi masalah membawa perawat lebih dekat
untuk membentuk diagnosa keperawatan. Dengan membuat analisi umum
dari data yang dikelompokkan membantu perawat dapat mengenali
masalah spesifik dan kemudian membuat diagnosa keperawatan.
5. Langkah - langkah analisis permasalahan
a. Susunlah pengelompokan data – data yang telah diorganisasi terdahulu
secara sistematis dan logis sesuai dengan teori atau model tertentu
b. Identifikasi kesenjangan data – data tersebut dengan pedoman teori
standar. Hal ini sering disebut kesenjangan antara “kenyataan” dan
“seharusnya” terjadi, kesenjangan ini merupakan permasalahan
diaknosa.

5
c. Apabila jenis permasalahan tersebut banyak maka tentukan urutan
prioritas permasalahan tersebut.
d. Identifikasikan kekuatan dan kelemahan atau kekuatan dari data – data
tersebut. Kemungkinan – kemungkinan kekawatiran yang akan
dijumpai adalah
1) Tidak ada kekawatiran berarti status kesehatannya baik.
2) Tidak ada kekawatiran tetapi ada potensi masalah
3) Ada kekawatiran tetapi klien dapat mengatasinya sendiri.
4) Ada kekawatiran namun diperlukan pemeriksaan diagnostik
lanjutan.
5) Ada kekawatiran yang memberatkankesanggupan klien untuk
mengatasinya.
6) Ada kekawatiran dimana klien memerlukan bantuan untuk
mengatasinya.
7) Ada kekawatiran yang kritis terhadap klien.
8) Dari kekawatiran tersebut tentukan status masalahnya apakah
aktual, atau potensial.
9) Identifikasi penyebab masalah tersebut atau hubungan sebab dan
akibat dari permasalahan.

10) Identifikasikan kemampuan dan data yang menunjang asuhan


keperawatan yang akan di lakukan.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pengertian
a. YURA
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan atau kesimpulan
yang diambil dari pengkajian tentang status kesehatan pasien
b. American Nursing Association (ANA)
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah
kesehatan yang aktual dan potensial. Masalah aktual adalah masalah

6
yang ditemui pada waktu pengkajian. Masalah potensial adalah
masalah yang mungkin timbul kemudian.
c. Lu Verne Wollf RN.MA
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang
menggambarkan masalah spesifik yang berkaitan dengan keadaan
kesehatan seseorang dan didasarkan pada penilaian keperawatan yang
bercorak negatif.
d. Gordon
Diagnosa keperawatan adalah diagnosa yang dibuat oleh
perawat profesional yang menggambarkan tanda-tanada dan gejala-
gejala yang menunjukkan masalah kesehatan yang dirasakan pasien
yang mampu ditolong oleh perawat berdasarkan jenjang
pendidikannya.
e. Edel
Diagnosa keperawatan adala suatu keadaan kesehatan pasien
secara menyeluruh dengan ciri-ciri:
1) Adanya masalah kesehatan pasien yang memberikan bantuan untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya atau meninggal
dunia dengan damai
2) Diagnosa keperawatan yang menggambarkan hal-hal sebagai
berikut:
a) masalah kesehatan aktual
b) masalah kesehatan potensial
c) perkembangan perilaku pasien

2. Langkah-langkah menentukan diagnosa keperawatan


a. Klasifikasi data
Pengelompokan data didasarkan atas kriteria permasalahan
kesehatannya.setelah data dikelompokkan maka perawat dapat
mengidentifikasi masalah keperawatan klien dan merumuskannya.
Pengelompokan data dapat disusun berdasarkan “pola respon manusia
(taksonomi NANDA)”

7
b. Interprestasi data
1) Menentukan kelebihan klien
2) Menentukan masalah klien
3) Menentukan masalah klien yan pernah dialami
4) Penentuan Keputusan
1) Tidak ada masalah tetapi perlu peningkatan status dan fungsi
(kesejahteraan)
 Tidak ada indikasi respon keperawatan
 Meningkatnya status kesehatan dan kebiasaan
 Adanya inisiatif promosi kesehatan untuk meningkatkan
derajat kesehatan yang optimal
2) Masalah yang kemungkinan
Pola mengumpulkan data yang lengkap untuk memastikan
ada atau tidaknya masalah yang diduga
3) Masalah aktual atau resiko atau sindrom
 Tidak mampu merawat karena klien menolak masalah dan
pengobatan
 Mulai desain Perencanaan,pelaksanaan,dan evaluasi untuk
mencegah ,menurunkan atau menyelesaikan masalah
4) Masalah kolaboratif
Masalah kolaboratif adalah komplikasi fissiologi yang
diakibatkan dari patofisiologi, berhubungan dengan
pengobaatan, dan situasi yang lain. Tugas perawat adalah
memonitor untuk mendeteksi status klien dan kolaboratif
dengan tenaga ,medis gna pengobatan yang
tepat(Carpenito,2000).
 Konsultasikan dengan tenaga kesehatan profesional yang
kompeten dan bekerja secara kolaboratif pada maslah
tersebut

c. Validasi data
Begitu diagnosa keperawatan disusun ,maka harus
dilakukan validasi secara akurat yang dilakukan bersama
klien/keluarga dan atau masyarakat.Menurut price ada beberapa

8
indikasi pertanyaan tentang respon yang menentukan diagnosa
keperawatan :
1) Apakah data dasar mencukupi,akurat dan berasal dari
beberapa konsep keperawatan?
2) Apakah data yang signifikan menunjukkan gangguan pola?
3) Apakah ada data-data subyektif dan obyektif yang mendukung
terjadinya gangguan pola pada klien?
4) Apakah diagnosa keperawatan yang ada berdasarkan
pemahaman ilmu keperawtan dan keahlian klinik?
5) Apakah diagnosa keperawatan yang ada dapat
dicegah,dikurangi dan diselesaikan dengan melakukan
tindakan keperawatan yang independent?

C. APLIKASI ANALISIS DATA DAN PENETAPAN MASALAH DARI


HASIL PENGKAJIAN
Tn. A 57 tahun datang ke RS Respati karena akhir-akhir ini Tn. A
mengeluhkan susah untuk memulai tidur. Tn.A juga mengatakan sering
merasakan cemas, karena pekerjaannya yang menumpuk dan ia khawatir tidak
mampu menyelesaikan pekerjaan tersebut dalam waktu yang sudah
ditentukan. Istri Tn.A juga mengatakan, Tn.A sering mengigau pada saat
tidur. Tn.A juga mengatakan sering mengalami mimpi buruk, ia juga
mengatakan saat bekerja sering merasa mengantuk, cepat lelah, dan tidak
focus dalam bekerja. Tn.A terlihat pucat, lemas, dan kantung mata Tn.A
terlihat membengkak. Tn.A juga mengatakan nafsu makannya menurun, disaat
makan Tn.A mengeluh cepat kenyang. Berat badan Tn.A juga menurun, yang
semulanya 70 kg sekarang menjadi 65 kg. Saat dilakukan pengkajian :
S : 37,50 C
RR : 26x/menit
TB : 170 cm

9
N : 50x/menit
TD : 100/70 mmHg

1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Nama perawat : Donny


Tanggal pengkkajian : 06 Agustus 2019
Jam pengkajian : 10.00
a. Biodata:
Pasien
Nama : Tn.A
Usia : 57 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Status pernikahan : Menikah
Suku : Jawa
Bangsa : Indonesia
Alamat : Yogyakarta
Diagnosa medis : Insomnia
Waktu/tgl masuk RS : 10.00WIB/ 06 Agustus 2019

Penanggung Jawab
Nama : Ibu. A
Usia : 56 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Status pernikahan : Menikah
Suku : Jawa

10
Bangsa : Indonesia
Alamat : Yogyakarta
Hubungan dengn klien : Istri

b. Keluhan utama :
Pasien mengeluh susah untuk memulai tidur.

Riwayat kesehatan :
1) Riwayat penyakit sekarang :
Tn.A mengeluhkan susah untuk memulai tidur. Tn. A juga
mengatakan sering mengigau pada saat tidur. Ia juga mengatakan
sering mengalami mimpi buruk, saat bekerja sering merasa
mengantuk, cepat lelah dan tidak fokus dalam bekerja.
2) Riwayat penyakit dahulu :
Tn.A mengatakan sebelumnya mempunyai penyakit yang sama
dengan sekarang.
3) Riwayat penyakit keluarga :
Tn. A mengatakan bahwa dikeluarganya tidaka ada yang
mempunyai penyakit yang sama dengan klien.

c. Pengkajian Kebutuhan dasar klien


1) Aktifitas dan latihan :
Tn.A sebelum sakit bisa melakukan aktifitas seperti biasa tetapi
selama sakit Tn.A tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasa
diantaranya sering tidak fokus saat bekerja dan sering merasa
mengantuk saat bekerja.
2) Tidur dan istirahat :
Sebelum sakit Tn.A mengatakan tidak mengalami kesulitan
untuk memulai tidur tetapi ketika Tn.A sakit ia mengatakan sulit

11
untuk memulai tidur dan ketika Tn.A tertidur ia mengatakan sering
mengalami mimpi buruk dan mengiggau.
3) Kenyamanan dan nyeri
Tidak terkaji
4) Nutrisi
Sebelum sakit frekuensi makan klien 3 kali sehari, berat badan
klien sebelum sakit 70 kg tetapi setelah sakit klien makan 1 kali
sehari sehingga berat badan klien menjadi 65 kg.
5) Cairan Elektrolit dan asam basa
Sebelum sakit klien minum 8 gelas standar 250 cc perhari,
setelah sakit frekuensi minum pasien tidak berubah.
6) Oksigenasi
Sebelum dan sesudah mengalami insomnia, klien tidak
mengalami sesak nafas.
7) Eliminasi fekal/bowel
Sebelum sakit klien mengatakan BAB 2x sehari, feses
berwarna kuning. Setelah sakit klien mengatakan BAB dua hari
sekali, feses berwarna coklat.
8) Eliminasi urin
Sebelum sakit klien mempunyai frekuensi berkemih
500cc/hari, selama sakit klien hanya berkemih 300cc/hari dan urin
kuning.
9) Sensori, persepsi, dan kognitif
Setelah melakukan pengkajian klien tidak mengalami
gangguan pada sensori, presepsi, dan kognitif.
10) Koping-toleransi stres
Saat stress biasanya bpk.E menghirup udara segar, dan tidak
memikirkan hal-hal yang dapat menimbulkan stress.

d. Pemeriksaan Fisik

12
1) Keadaan umum
Keadaan umum pasien saat ini adalah :
S : 37,50 C
RR : 26x/menit
TB : 170 cm
N : 50x/menit
TD : 100/70 mmHg
2) Kepala
Pada saat dilakukan inspeksi dan palpasi tidak terdapat
benjolan, bentuk tengkorak simetris, dengan bagian frontal
menghadap kedepan dan bagian pariental menghadap kebelakang,
kulit kepala tidak mengalami peradangan, tumor, maupun bekas
luka.

3) Leher
Setelah dilakukan inspeksi, palpasi, dan teknik gerakan leher
klien dapat melakukan gerakan leher secara terkoordinasi tanpa
gangguan.
4) Dada, paru, dan jantung
Pada saat inspeksi klien tidak terlihat sesak nafas, frekuensi
pernapasan 26x/menit, pada saat dilakukan palpasi getaran pada
dinding dada kiri dan kanansama. Pada saat dilakukan perkusi suara
paru klien normal yaitu terdengar bunyi resonan.
5) Abdomen
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik abdomen normal, pada
saat inspeksi tidak ada pembengkakan, dan simetris. Pada saat
dilakukan auskultasi terdengar suara bising usus secara normal,
terdengar setiap 10x/menit.
6) Psiko, sosio, budaya, dan spiritual
a) Psikologi

13
Klien mengatakan takut pingsan ababila sedang melakukan
pekerjaan.
b) Sosial
Klien berkomunikasi dengan bahasa jawa dan bahasa
indonesia, nada biacara klien sopan.
c) Budaya
Tidak terkaji
d) Spiritual
Tidak terkaji
7) Pemeriksaan penunjang
a) Terapi medis
Saat di rumah sakit klien diberikan oksigen dan diberikan
cairan infuse serta diajarkan teknik relaksasi.

2. ANALISIS DATA
Nama klien : Tn. A No Register : 00001
Umur : 57 Tahun Diagnosa Medis : Insomnia
Ruang Rawat : Mawar Alamat : Yogyakarta
NO DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
1. Ds : Tn. A mengeluh susah untuk Ansietas Insomnia
memuali tidur
Ds : Tn. A juga mengatakan
sering merasakan cemas, karena
pekerjaanya yang menumpuk dan
ia khawatir tidak mampu
menyelesaikan pekerjaan
tersebut dalam waktu yang sudah
ditentukan.
Do : Tn. A terlihat pucat, lemas,
dan kantung mata Tn. A terlihat

14
membengkak.

2. Ds : Istri Tn. A juga Deprivasi tidur


mengatakan Tn. A sering Pergeseran tahap
mengigau pada saat tidur. tidur berkaitan
Ds : Tn. A juga mengatakan dengan penuaan
sering mengalami mimpi buruk,
ia juga mengatakan sering
mengantuk, cepat lelah, dan
tidak fokus dalam bekerja.
Ds :Tn. A juga mengatakan
sering merasakan cemas, karena
pekerjaanya yang menumpuk
dan ia khawatir tidak mampu
menyelesaikan pekerjaann
tersebut dalam waktu yang
sudah ditentukan.

Ds : Tn. A mengatakan nafsu makanya


menurun, disaat makan Tn. A mengeluh
cepat
3. kenyang. Ketidakseimbangan
Do : Berat badan Tn. A juga menurun, Faktor psikologis nutrisi : Kurang dari
Yang semula 70 Kg sekarang menjadi kebutuhan tubuh.
65 Kg.

PRIORITAS DIAGNOSA
1. Insomnia b.d Ansietas
2. Deprivasi Tidur b.d. Pergeseran tahap tidur berkaitan dengan penuaan

15
3. Ketidakseimbangan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh b.d. Faktor
psikologis

16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Analisis data merupakan kemampuan kognitif dalam pengembangan
daya berfikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan
pengetahuan, pengalaman, dan pengertian keperawatan. Dalam melakukan
analisis data, diperlukan kemampuan mengkaitkan data dan menghubungkan
data tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat
kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan klien.
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan
interpretasi data yang diperoleh dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosis
keperawatan memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan
klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana
pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat.
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk
membantu klien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang
diinginkan dalam hasil yang diharapkan.
B. KRITIK DAN SARAN
Tugas kami sangatlah jauh dari kata sempurna. Karena kami hanyalah
manusia biasa yang tak luput dari salah dan khilaf.oleh karena itu kami
membutuhkankritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan terutama dari dosen pembimbing guna perbaikan tugas kami
selanjutnya.

17
DAFTAR PUSTAKA
1. Potter & Perry.2005.Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik.
Jakarta:Buku Kedokteran EGC
2. Christensen J. Paula dan Kenny w. Janet, 2009, proses keperawatan aplikasi
model konseptual,
3. Carpenito linda juall, 2000, diagnosa keperawatan, Jakarta: EGC
4. Ali Zaidin, 2002, dasar-dasar dokumentasi proses keperawatan, Depok:CV.
Duta Raflesia
5. Kozier, 2010, fundamental keperawatan, Jakarta: EGC.
6. Herdman,T.Heather,2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi 2018-2020.Jakarta: EGC

18

Anda mungkin juga menyukai