Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penduduk lanjut usia


adalah penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih.
Berdasarkan data Perserikaan Bangsa-bangsa (PBB) tentang World Population Ageing,
diperkirakan pada
tahun 2015 terdapat 901 juta jiwa penduduk lanjut usia di dunia. Jumlah tersebut diproyeksikan
terus meningkat
mencapai 2 (dua) miliar jiwa pada tahun 2050 (UN, 2015). Seperti halnya yang terjadi di negara-
negara di dunia, Indonesia juga mengalami penuaan penduduk.
Tahun 2019, jumlah lansia Indonesia diproyeksikan akan meningkat menjadi 27,5 juta atau
10,3%, dan 57,0 juta
jiwa atau 17,9% pada tahun 2045 (BPS, Bappenas, UNFPA, 2018). Dilihat dari distribusi
penduduk lanjut usia menurut provinsi, terdapat beberapa provinsi yang sudah
mengalami penuaan penduduk pada Tahun 2015. Hasil Supas 2015 menunjukkan empat
provinsi dengan
persentase penduduk lanjut usia tertinggi yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta (13,6%), Jawa
Tengah atau Jateng
(11,7%), Jawa Timur atau Jatim (11,5%), dan Bali sebesar 10,4% (BPS, 2016). Meskipun Provinsi
Daerah Istimewa
Yogyakarta merupakan proporsi tertinggi di Indonesia, namun dari segi jumlah lansia, masih
lebih sedikit
dibanding Provinsi Jabar, Jateng atau Jatim.
Sumber: Diolah. Upaya peningkatan kesejahteraan lanjut usia, khususnya dalam bidang kesehatan
tentu melibatkan peran serta dari pemerintah, swasta, dan masyarakat. Kecenderungan
meningkatnya Lansia yang tinggal di perkotaan bisa jadi disebabkan bahwa tidak banyak
perbedaan antara rural dan urban. Karena pemusatan penduduk di suatu wilayah dapat
menyebabkan dan membentuk wilayah urban. Oleh sebab itu pemerintah pun membuat
kebijakan-kebijakan untuk para penduduk lanjut usia di Indonesia sesuai dengan trend dan issue
yang terkait dengan penduduk lanjut usia. Oleh karena begitu sangatlah penting hal nya untuk
mempelajari kebijakan dan trend yang terjadi di kalangan penduduk lanjut usia yang jumlahnya
makin bertambah seiring waktu, dan terutama bagi mahasiswa keperawatan yang merupakan
penyedia jasa layanan kesehatan, maka penulis memutuskan untuk membahas topik Kebijakan,
Trend, dan Issue pelayanan kesehtan lansia dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
C. Tujuan
1.
2.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Kebijakan dalam Pelayanan Kesehatan Lansia


B. Trend dan Issue Pelayanan Kesehatan Lansia
1. Definisi
Trend dan issue keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibicarakan banyak orang
tentang praktek atau mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta ataupun tidak.
Trend dan issu keperawatan tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etik
keperawatan.
2. Fenomena demografi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dampak positif terhadap
kesejahteraan yang terlihat dari angka harapan hidup (AHH) yaitu:
a. AHH di Indonesia tahun 1971 : 46,6 tahun.
b. AHH di Indonesia tahun 2000 : 67,5 tahun.

Sebagaimana yang dilaporkan oleh Expert Committae on Health of The Erderly: di


Indonesia akan diperkirakan berangak dari peringkat ke 10 pada tahu 1980 ke
peringkat 6 pada tahun 2010. Pada tahun 1990 jumlah penduduk yang berusia 60
tahun kurang lebih 10 juta jiwa/ 5.5% dari total populasi penduduk. Pada tahun 2020
diperkirakan meningkat 3 kali lipat, menjadi kurang lebih 29 juta jiwa/ 11, 4%dari
total populasi penduduk.

3. Permasalahan pada lansia


a. Permasalahan umum
1) Semakin besar jumlah lansia yang berada dibawah garis kemiskinan.
2) Semakin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang
berusia lanjut kurang diperhatikan, dihargai, dan dihormati
3) Lahirnya kelompok masyarakat industry
4) Masih rendahnya kuantitas dan kwalitas tenaga professional pelayanan
lanjut usia
5) Belum membudaya dan melembaganya pembinaan kesejahtraan lansia
b. Permasalahan khusus
1) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik
fisik, mental maupun social
2) Berkurangnya integrasi social usia lanjut
3) Rendahnya produktifitas kerja lansia
4) Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat
5) Berubahnya nilai social masyarakat yang mengarah pada tatanan
masyarakat individualistic
6) Adanya dampak negative dari proses pembangunan yang dapat
mengganggu kesehatan fisik lansia
4. Fenomena bio-psiko-sosio-spiritual dan penyakit lansia
a. Penurunan fisik
b. Perubahan mental
c. Perubahan – perubahan psikososial
d. Karakteristik penyakit pada lansia
1) Penyakit multiple yaitu saling berhubungan satu sama lain
2) Penyakit bersifat degenerative yang sering menimbulkan kecacatan
3) Gejala sering tidak jelas dan berkembang secara perlahan
4) Sering terjadi bersama masalah psikologis dan social
5) Lansia sangat peka terhadap penyakit infeksi akut
6) Sering terjadi penyakit iatrogenic
e. Perubahan fungsi tubuh yang dirasakan menurun meliputi : penglihatan, daya
ingat, seksual, kelenturan, gigi dan mulut
f. Masalah kesehatan yang sering muncul : sakit tulang atau sendi, sakit kepala,
daya ingat menurun, seleramakan menurun, mual, sulit tidur, dan sesak nafas
5. Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia
Upaya pelayann kesehatan terhadap lansia meliputi azas, pendekatan, dan jenis
pelayanan kesehatan yang diterima.
a. Azas
Menurut WHO (1991) adalah to add life to the years that have been added to life,
dengan prinsip kemerdekaan (independen), partisipasi (participation), perawatan
(care), pemenuhan diri (self fulfillment) dan kehormatan (dignitiy). Azas yang
anut oleh departermen kesehatan RI adalah add life to the years, add health to life
and add years to life yaitu meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia,
meningkatkan kesehatan, dan memperpanjang usia.
b. Pendekatan
Menurut WHO (1982) pendekatan yang di gunakan adalah sebagai berikut :
1) Menikmati hasil pembangunan (sharing the benefit of social development)
2) Masing-masing lansia mempunyai keunikan (individuality of aging persons)
3) Lansia di usahakan mandiri dalam berbagai hal (nondependence)
4) Lansia turut memilih kebijakan (choice)
5) Memberikan perawatan di rumah (home care)
6) Pelayanan harus di capai dengan mudah (accessibility)
7) Mendorong ikatan akrab antar kelompok atau antar generasi ( engaging the
aging)
8) Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia (mobility )
9) Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya (productivity)
10) Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia (self help and
family care)
c. Jenis pelayanan kesehatan yang di terima
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi 5 upaya kesehatan yaitu :
promotif, preventif, diagnose dini dan pengobatan, pembatasan kecacatan, serta
pemulihan.
1) Promotif
Upaya promotif merupakan proses advokasi kesehatan untuk meningkatkan
dukungan lansia, tenaga professional dan masyarakat terhadap rakyat
kesehatan yang positif menjadi norma-norma social. Upaya perlindungan
kesehatan bagi lansia sebagai berikut:
a) Mengurangi cedera
b) Meningkatkan keamanan di tempat kerja
c) Meningkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk
d) Meningkatkan keamanan, penanganan makanan dan obat-obatan
e) Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut
2) Preventif
a) Mencakup pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Contoh pencegahan
primer adalah program konseling, dukungan nutrisi, keamanan di dalam
dan sekitar rumah, manajemen stres dan serta menggunakan medikasi
yang tepat.
b) Melakukan pencegahan sekunder berupa pemeriksaan terhadap penderita
tanpa gejala. Contoh control hipertensi, deteksi dan pengobatan kanker,
melakukan skrinning: pemeriksaan rectal, papsmear, gigi, mulut.
c) Melakukan pencegahan tersier dilakukan sesudah gejala penyakit dan
cacat. Jenis pelayanan mencegah berkembangnya gejala dengan
memfasilitasi rehabilitasi, mendukung usaha untuk mempertahankan
kemampuan anggota badan yang masih berfungsi.
3) Rehabilitative.

6. Trend dan issue pelayanan keperawatan pada lansia yaitu:


a. Pengontrolan biaya dalam pelayanan kesehatan
1) Diupayakan sesingkat mungkin dipelayanan kesehatan karena pergeseran
pelayanan dari rumah sakit ke rumah (home care).
2) Diperlukan perawat yang kompeten secara teknologi dan transkultural.
3) Pemanfaatan care giver atau pemberdayaan klien untuk bertanggungjawab
terhadap perawatan dirinya.
b. Perkembangan teknologi dan informasi
a. Data based pelayanan kesehatan komprehensif.
b. Penggunaan computer-based untuk pencatatan klien.
c. Pemberi pelayanan dapat mengakses informasi selama 24 jam.
d. Melalui internet dapat dilakukan pendidikan kesehatan pada klien atau membuat
perjanjian.
c. Peningkatan penggunaan terapi alternative (terapi modalitas dan terapi
komplementer)
a. Banyak masyarakat yang memanfaatkan terapi alternative tetapi tidak mampu
mengakses pelayanan kesehatan.
b. Dalam melaksanakan pendidikan kesehatan, perawat sebaiknya mengintegrasikan
terapi alternative kedalam metode praktik pendidikan kesehatan tersebut.
c. Perawat harus memahami terapi alternative sehingga mampu memberikan
pelayanan atau informasi yang bermanfaat agar pelayanan menjadi lebih baik.
d. Perubahan demografi
a. Pengembangan modal pelayanan keperawatan menjadi holistic model, yang
memandang manusia secara menyeluruh.
b. Perawat mempertimbangkan untuk melakukan praktik mandiri.
c. Perawat harus kompeten dalam praktik: home care.
d. Perawat memiliki pemahaman keperawatan transkultural (berbasis budaya
sehingga efektif dalam memberikan pelayanan tipe self care).
e. Perawat melakukan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit serta
ketidakmampuan kepada penduduk yang sudah lanjut usia.
f. Perawat mampu menangani kasus kronis dan ketidakmampuan kepada lansia.
g. Perawat melakukan proteksi kesehatan dengan deteksi dini dan manajemen
kesehatan secara tepat.
h. Mampu berkolaborasi dengan klien, anggota tim, interdisipliner dalam
memberikan pelayanan.
i. Mampu mengembangkan peran advokasi.
e. Community-based nursing care
a. Mampu berkolaborasi dalam tim untuk melakukan pelayanan kesehatan pada
lansia.
b. Mampu menggunakan ilmu dan teknologi untuk meningkatkan komunikasi
interdisiplin dengan tim dan klien.
c. Mempunyai kemampuan dalam mengambil keputusan sesuai dengan kode etik
keperawatan.
Sumber :

Nur Kholifah, S. 2016. “Keperawatan Gerontik”. Jakarta: BPPSDM.

Hanniedi, Ridzwan. 2011. “Trend dan Issue Keperawatan Lansia”. Jakarta. diakses pada tanggal
13 Januari 2020 pukul 14.00 dari https://www.academia.edu

Anda mungkin juga menyukai