PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penyakit Penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan masyarakat
saat ini adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan laporan WHO tahun
2005, dari 58 juta kematian di dunia, 17,5 juta (30%) diantaranya disebabkan oleh
penyakit jantung dan pembuluh darah, terutama oleh serangan jantung (7,6 juta) dan
strok (5,7 juta) (Wirandoko, 2016).
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyakit jantung yang terutama di
sebabkan karena penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau
spasme. Penyakit ini juga merupakan salah satu penyakit degeneratif yang pada
umumnya terjadi karena perilaku atau pola hidup yang tidak sehat.1,2 penyakit jantung
koroner juga dipengaruhi oleh berbagai macam faktor resiko, ada faktor resiko yang
dapat diubah dan ada pula faktor resiko yang tidak dapat diubah.
Di Indonesia salah satu penyakit kardiovaskular yang terus menerus menempati
urutan pertama adalah penyakit jantung koroner. Menurut survei Sample Registration
System angka kematian penyakit jantung koroner 12,9% dari seluruh kematian.
Prevalensi penyakit jantung koroner berdasarkan diagnosis dokter yang dilakukan Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 sebesar 0,5% sedangkan berdasarkan diagnosis
dokter atau gejala sebesar 1,5%. Hasil Riskesdas ini menunjukkan penyakit jantung
koroner berada pada posisi ketujuh tertinggi Penyakit Tidak Menular (PTM) di
Indonesia.
Berdasarkan hasil Riskesdas (2013) menunjukkan bahwa prevalensi penyakit
jantung koroner (PJK) berdasarkan wawancara yang didiagnosis dokter meningkat
seiring dengan bertambahnya umur, tertinggi pada kelompok umur 65 -74 tahun yaitu
2,0 persen dan 3,6 persen, menurun sedikit pada kelompok umur ≥ 75 tahun.
Prevalensi PJK yang didiagnosis dokter maupun berdasarkan diagnosis dokter atau
gejala lebih tinggi pada perempuan (0,5% dan 1,5%). Prevalensi PJK lebih tinggi pada
masyarakat tidak bersekolah dan tidak bekerja. Berdasar PJK terdiagnosis dokter
prevalensi lebih tinggi di perkotaan, namun berdasarkan terdiagnosis dokter dan gejala
lebih tinggi di perdesaan.
Berbagai penelitian telah berhasil mengidentifikasi faktor-faktor risiko penyakit
jantung koroner antara lain herediter, usia, jenis kelamin, sosioekonomi, letak geografi,
merokok, alkohol, aktifitas fisik kurang, hipertensi, obesitas, diabetes mellitus,
aterosklerosis, penyakit arteri perifer, stroke, dislipidemia makanan tinggi lemak dan
kalori, kurang makan sayur buah, Faktor tersebut merupakan risiko dominan penyakit
jantung koroner.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penyusunan
menu untuk diit jantung 2 dengan menu siklus 5 hari.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana menyusun menu diit penyakit jantung siklus menu selama 5 hari sesuai
dengan diit penyakit jantung yang dilaksanakan di RSUP H. Adam Malik Medan?
PJK adalah suatu penyakit degeneratif yang berkaitan dengan gaya hidup, dan
sosial ekonomi masyarakat. Penyakit ini merupakan problem kesehatan utama di negara
maju. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih dari 7 juta orang meninggal akibat
PJK di seluruh dunia pada tahun 2002. Angka ini diperkirakan meningkat hingga 11 juta
orang pada tahun 2020. Di Indonesia telah terjadi pergeseran kejadian penyakit jantung dan
pembuluh darah dari urutan ke-l0 tahun 1980 menjadi urutan ke-8 tahun 1986. Sedangkan
penyebab kematian tetap menduduki peringkat ke-3 (Iskandar, 2017).
1. Populasi yang akan dilayani, termasuk kebiasaan makan dan preferensinya terhadap
makanan;
2. Kebutuhan gizi individu maupun kelompok populasi;
3. Pengetahuan yang luas mengenai aneka ragam makanan, kombinasi makanan yang
dapat diterima, persiapan dan teknik penyajian makanan.
a. Bentuk tim kerja untuk menyusun menu yang terdiri dari ahli gizi/dietisien, kepala
masak (chief cook), dokter spesialis gizi klinik, dan lain-lain.
b. Kumpulkan tanggapan/keluhan konsumen mengenai menu dengan cara
menyebarkan kuesioner.
c. Buat rincian macam dan jumlah konsumen yang akan dilayani.
d. Kumpulkan data peralatan dan perlengkapan dapur yang tersedia.
e. Sesuaikan penyusunan menu dengan macam dan jumlah tenaga.
f. Perhatikan kebiasaan makan daerah setempat, musim, iklim dan pasar.
g. Tetapkan siklus menu yang akan dipakai.
h. Tetapkan standar porsi.
BAB III
MENU DIIT 5 HARI
A. Menu Diit 5 Hari
Hari ke l
Hari ke ll
No Waktu Menu Bahan Berat Energi KH Protein Lemak
Makanan
1 07.00 Bubur nasi Beras 25 144.4 31.8 2.7 0.2
Ayam Ayam 60 170.9 16.1 11
panggang Kecap 5 3.0 0.3 0.5
Margarin 5 31.8 3.6
Tahu 50 38.0 0.9 4.1 2.4
Pepes tahu Kunyit 5
Kelapa 10 17.7 0.8 0.2 1.7
parut
Sayur cah Kangkung 75 11.3 1.6 1.7 0.2
kangkung
Hari ke lll
No Waktu Menu Bahan Berat Energi KH Protein Lemak
Makanan
1 07.00 Nasi tim Beras 25 144.4 31.8 2.7 0.2
Telur dadar Telur 75 116.3 0.8 9.5 8.0
wortel saus Wortel 10 3.6 0.8 0.1 0.1
tomat Tomat 5 1.1 0.2
Frikadel Tempe 50 99.5 8.5 9.5 3.8
Tempe
Bawang 5
panggang
putih
Putih telur 15 23.3 0.2 1.9 1.6
Sayur asam Labu siam 100 20.1 4.3 0.9 0.3
Jagung 50 29.5 6.9 0.9 0.3
manis
Buah Sawoh 65
B. Aalisa Biaya
TOTAL Rp.17.185
Bab lV
PEMBAHASAN
A. Analisa Menu
A. Kesimpulan
1. Penyusunan menu siklus 5 hari merupakan kombinasi yang serasi dari berbagai
masakan yang merupakan sumber energi, sumber protein ,mineral serta sumber
berbagai vitamin.
2. Penyusunan menu diit disesuaikan dengan syara diit jantung ll.
3. Dari perhitungan nilai gizi yang dilakukan, rata-rata hasil energi yang didapat
mencapai 1200 kkal sesuai dengan kebutuhan energi diit.
4. Berdasarkan perhitungan anggaran biaya makan didapat harga dari masing-
masing harga menu sehari adalah Rp. 19.780 (menu hari I), Rp.18.740 (menu
hari II), Rp.15.110 (menu hari III), Rp. 17.185 (menu hari lv) dan Rp. 17.800
(menu hari V).
5. Penyusunan menu diit ll tidak bisa menggunakan bahan makanan yang keras,
bergas dan berbumbu tajam.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ghani, Lannywati, Made Dewi Susilawati, Harli Novrianai. 2016. Faktor Resiko Dominai
Penyakit Jantung Koroner di Indonesia, vol 44 no 33.
Wirandoko, Ignatius Hapsoro, Hubungan Faktor-Faktor Risiko Dengan Kejadian Penyakit
Jantung Koroner di Klinik Jantung Rumah Sakit Waled, Jurnal Logika, vol XVIII, No 3.
Desember 2016.
Meilani, Jesica, Dkk. 2014. Gambaran Kebiasaan Makan Makanan Beresiko Penyakit
Jantung Koroner Pada Etnis Minahasa di Kecamatan Tomohon Utara Kelurahan
Kakaskasen. Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik : Volume 2 November 2 mei 2014.
Iskandar, Abdul Hadi, Alfridysyah. 2017. Faktor Resiko Terjadinya Penyakit Jantung Koroner
Pada Pasien Rumah Sakit Umum Meuraxa Banda Aceh.
Almatsier, Sunita. 2010. Penuntut Diet. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Meilaty, Ika. 2013. Penyusunan Menu Porsi Kecil (Small Portion Menu) Untuk Pasien
Dengan Malnutrisi di RSUP DR. Hasan Sadikin Bandung. Departemen Gizi Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor.