Anda di halaman 1dari 20

PERTEMUAN 9 : ‘PERUSAHAAN YANG  Keanggotaan bersifat sukarela +

terbuka
BERBADAN HUKUM LANJUTAN’
 Pengelolaan secara demokratis
A. KOPERASI  Pembagian sisa hasil usaha (SHU)
secara proporsional
1. Pengenalan/historis koperasi  Pemberian balas jasa terbatas
Cooperative-cooperation  Pendidikan dan kerjasama antar
Vooperatieve vereenoging koperasi
4. Lapangan usaha/jenis kegiatan
 Pertama kali didirikan di Rochdale
(Inggris) tahun 1844, koperasi konsumsi  Memenuhi kebutuhan masyarakat
buruh-buruh pabrik tenun  Menjalankan usaha di segala bidang
 Di Jerman berkembang koperasi kehidupan ekonomi rakyat
kredit/simpan pinjam  Kegiatan usaha simpan pinjam
 Di Skandanavia koperasi produksi 5. Bentuk koperasi:
 Perkembangan koperasi tidak sama di a. Koperasi primer
berbagai Negara, berbeda pengertian + b. Koperasi sekunder
pengaturannya
 Di negeri Belanda sampai akhir abad ke 19 Koperasi primer:
belum ada ketegasan tentang status +
 Koperasi yang didirikan oleh dan
lapangan usaha koperasi
beranggotakan orang-orang
Di Indonesia pada jaman Hindia-Belanda  Dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20
berlaku dualism pengaturan koperasi orang

2. Pengertian Koperasi sekunder:


Pasal 1 UU no. 25/1992 (UU Tentang
 Koperasi yang didirikan oleh dan
perkoperasian) 67 Pasal
beranggotakan koperasi
“ Koperasi adalah badan usaha yang
 Dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3
beranggotakan orang-orang atau badan
koperasi
hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
6. Keanggotaan koperasi:
sekaligus gerakan ekonomi rakyat yang
 WNI + koperasi
berdasarkan azas kekluargaan”.
 Kesamaan kepentingan ekonomi
 Tidak dapat dipindah tangankan
Gerakan koperasi:
 Sebagai pemilik + pengguna jasa
Keseluruhan organisasi koperasi dan
koperasi
kegiatan perkoperasian yang bersifat
terpadu menuju tercapainya cita-cita
Kewajiban anggota:
bersama koperasi”.
 Memenuhi AD/ART & keputusan rapat
anggota
Landasan koperasi : Pancasila dan UUD
 Partisipasi dalam kegiatan usaha
‘45
 Mengembangkan dan memelihara
Azas koperasi : Kekeluargaan
kebersamaan/kekeluargaan
Tujuan : Memajukan
kesejahteraan anggota Ikut membantu
perekonomian nasional
3. Prinsip koperasi:
Hak anggota koperasi:  Diadakan atas permintaan
sejumlah anggota koperasi atau
 Menghadiri/menyatakan
atas keputusan pengurus
pendapat/memberikan suara dalam
 Mempunyai wewenang sama
rapat anggota
dengan wewenang rapat anggota
 Memilih/dipilih menjadi
 Pengurus:
pengurus/pengawas
 Dipilih dari dan oleh anggota
 Meminta diadakan rapat anggota
 Memberikan saran/pendapat kepada  Sebagai pemegang kuasa rapat
pengurus anggota
 Memanfaatkan koperasi  Masa jabatan Max. 5 tahun
 Mendapatkan keterangan/informasi  Syarat-syaratnya diatur dalam
tentang perkembangan koperasi anggaran dasar
7. Permodalan:  Kewenangan pengurus:
Modal sendiri:  Mewakili koperasi
 Memutuskan
 Simpanan Pokok penerimaan/pemberhentian
 Simpanan wajib anggota
 Dana cadangan  Melakukan tindakan untuk
 Hibah kepentingan/kemanfaatan
koperasi
Perangkat organisasi:

 Rapat anggota  Tugas-tugas pengurus:


 Pengurus  Mengelola koperasi + usaha
 Pengawas  Mempersiapkan + mengajukan
 Rapat anggota → pemegang kekuasaan rencana kerja + rapb
tertinggi  Menyelenggarakan rapat anggota
 Rapat anggota menetapkan:  Mengajukan laporan keuangan +
 Anggaran dasar pertanggung jawaban pelaksanaan
 Kebijaksanaan umum organisasi, tugas
manajemen, usaha  Menyelenggarakan pembukuan
 Pemilihan, pengangkatan, keuangan + inventaris secara tertib
pemberhentian pengurus dan  Memelihara daftar buku anggota
pengawas dan pengurus
 Rencana kerja, rapb, pengesahan  Pengurus dapat mengangkat pengelola
laporan keuangan yang diberi wewenang dan kuasa untuk
 Pengesahan tanggung jawab mengelola usaha
pengurus  Penunjukkan pengelola harus
 Pembagian shu mendapat persetujuan rapat anggota
 Penggabungan, peleburan,  Hubungan antar pengelola usaha
pembubaran. dengan pengurus koperasi merupakan
 Rapat anggota luar biasa hubungan kerja atas dasar perikatan
 Tanggung jawab pengurus:
 Bersama-sama + sendiri-sendiri  Penyelesaian pembubaran oleh
menanggung kerugian koperasi Pemberes (Likuidatur)
(kesengajaan + kelalaian)  Tanggung jawab anggota dalam
 Kesengajaan + tuntutan pidana pembubaran koperasi
 Sebatas simpanan pokok
 Laporan tahunan disusun oleh  Sebatas simpanan wajib
pengurus paling lambat 1 (satu) bulan  Sebata penyertaan
sebelum RAT (Rapat Anggota Tahunan)  Pembubaran oleh pemerintah:
 Laporan tahunan berisi  Tidak memenuhi syarat
 Keadaan dan usaha koperasi + hasil  Bertentangan dengan ketertiban
usaha yang dapat dicapai umum/kesusilaan
 Kelangsungan hidup tidak dapat
 Pengawas: lagi diharapkan → pailit.
 Dipilih dari dan oleh anggota dalam 10. Lembaga gerakan koperasi:
rapat anggota Organisasi tunggal antar koperasi →
 Pengawas bertanggung jawab Aspirasi → Disahkan oleh pemerintah
kepada rapat anggota
 Pengawas harus merahasiakan
hasil pengawasannya terhadap B. YAYASAN
pihak ketiga
1. Latar Belakang
→ Koperasi dapat meminta jasa audit  Selama ini belum ada aturan resmi
kepada kuntan public (peraturan perundang-undangan)
8. Sisa hasil usaha (SHU)  Dibentuk berdasarkan kebiasaan dalam
Pendapatan koperasi diperoleh dalam satu masyarakat/yurispudensi Mahkamah
tahun buku dikurangi biaya. Agung
SHU = Pendapatan – (biaya, penyusutan,  Sekarang ini berkembang pesat dengan
pajak, dll) berbagai kegiatan, maksud dan tujuan
 Untuk menjamin kepastian dan ketertiban
9. Pembubaran koperasi: 2. Pengertian Yayasan
 Keputusan rapat anggota  Yayasan merupakan badan hukum dengan
 Keputusan pemerintah kekayaan yang dipisahkan yang
diperuntukkan untuk mencapai tujuan
Keputusan pembubaran oleh rapat tertentu di bidang sosial, keagamaan dan
anggota diberitahukan secara tertulis oleh kemanusiaan dan tidak mempunyai
kuasa rapat anggota kepada: anggota
 Semua kreditor  Maksud dan tujuan yayasan yang
tercantum dalam akta pendirian/anggaran
 Pemerintah
dasar tidak dapat diubah
Kuasa rapat anggota: 3. Pendirian Yayasan
 Didirikan oleh satu orang atau lebih
 Ditunjuk (manusia/badan hukum)
 Diberi kuasa Oleh Rapat  Dilakukan dengan akta notaris
 Tanggung Anggota
jawab
 Dengan pemisahan harta kekayaan dari 6. Organ yayasan
pendiri/pemilik  Yayasan tidak mempunyai anggota
 Dapat didirikan berdasarkan surat wasiat  Kepengurusan yayasan dilakukan oleh
 Dapat didirikan oleh orang asing/bersama Pembina, Pengurus, Pengawas
dengan orang-orang asing a. Pembina yayasan
 Melakukan kegiatan di bidang sosial,  Pendiri yayasan/bekas pemilik yayasan
keagamaan, dan kemanusiaan tidak selalu otomatis menjadi Pembina
 Dapat melakukan kegiatan usaha dengan yayasan
cara mendirikan badan usaha/melakukan  Tidak boleh merangkap sebagai
penyertaan dalam badan usaha maksimal Pengurus/Pengawas
25% x kekayaan yayasan  Mengadakan rapat sekurang-
 Memperoleh status badan hukum setelah kurangnya 1x setahun
akta pendiriannya disahkan Menteri  Melakukan evaluasi terhadap
Kehakiman dan HAM/pejabat yang kekayaan, hak dan kewajiban yayasan
ditunjuk  Kewenangan Pembina Yayasan:
 Wajib diumumkan dalam Tambahan Berita  Pengangkatan/pemberentian
Negara RI Pengurus/Pengawas
 Selama pengumuman belum dilakukan,  Penetapan kebijakan umum
Pengurus yayasan bertanggungjawab  Pengesahan program
secara tanggung renteng atas seluruh kerja/anggaran tahunan
kerugian yayasan  Penggabungan/pembubaran
4. Kegiatan usaha dari badan usaha milik yayasan yayasan
 Bidang hak asasi manusia  Perubahan anggaran dasar
 Kesenian b. Pengurus yayasan
 Olahraga  Tidak boleh merangkap sebagai
 Perlindungan konsumen Pembina/Pengawas
 Pendididkan  Untuk jangka waktu 5 tahun, dapat
 Lingkungan hidup diperpanjang 1x masa jabatan
 Kesehatan  Susunan kepengurusan (Ketua,
 Ilmu pengetahuan Sekretaris, Bendahara)
5. Kekayaan yayasan  Mengurus kepentingan dan tujuan
a. Uang dan barang yayasan + mewakili yayasan
b. Kekayaan lain:  Dapat mengangkat/memberhentikan
 Sumbangan/bantuan tidak mengikat “pelaksanaan kegiatan yayasan”
 Wakaf  Tanggung jawab secara pribadi jika
 Hibah bertindak tidak sesuai ketentuan
 Hibah wasiat anggaran dasar yang merugikan
 Perolehan lain yang tidak bertentangan yayasan + pihak ketiga
dengan anggaran dasar  Tanggung jawab renteng jika berbuat
yayasan/peraturan perundangan kesalahan/lalai yang menyebabkan
(misalnya: dividen, bunga tabungan yayasan pailit (bangkrut)
bank, sewa gedung, perolehan dari  Pengurus dilarang/tidak berwenang:
hasil usaha yayasan)  Mengikat yayasan sebagai
penjamin hutang
 Mengalihkan kekayaan yayasan  Wajib diaudit oleh akuntan publik dan
kecuali ijin Pembina ikhtisar laporan tahunannya diumumkan
 Membebani kekayaan yayasan dalam surat kabar harian, jika:
untuk kepentingan pihak lain a. Memperoleh bantuan Negara, luar
 Mengadakan perjanjian dengan negeri, pihak lain sebesar Rp. 500
organisasi yang terkait dengan juta/lebih
yayasan, Pembina, Pengurus, b. Mempunyai kekayaan diluar harta
Pengawas, karyawan yayasan, wakaf sebesar Rp. 20 milyar/lebih
kecuali jika membawa manfaat bagi  Hasil audit disampaikan kepada Pembina
yayasan dan tembusannya kepada Menkeh dan
c. Pengawas yayasan HAM serta instansi terkait
 Tidak boleh merangkap sebagai 8. Bubar/berakhirnya (yayasan) sebagai badan
Pembina/Pengurus hukum
 Untuk jangka waktu 5 tahun dan dapat  Jangka waktu pendirian berakhir
diangkat kembali untuk 1x masa  Tujuan telah tercapai/tidak tercapai
jabatan  Berdasarkan putusan pengadilan, karena
 Bertugas mengawasi dan memberikan a. Melanggar ketertiban umum dan
nasehat kepada Pengurus kesusilaan
7. Laporan Tahunan b. Tidak mampu membayar hutang
 Paling lambat 5 bulan sejak akhir tahun setelah dinyatakan pailit
buku, Pengurus wajib membuat laporan c. Harta kekayaan yayasan tidak cukup
tahunan, berisi: untuk melunasi hutangnya setelah
 Laporan keadaan dan kegiatan yayasan pernyataan pailit dicabut
selama tahun buku yang lalu dan hasil  Likuidator/kurator wajib mengumumkan
yang telah dicapai pembubaran yayasan dan prosesnya
 Laporan keuangan (posisi keuangan dalam surat kabar harian paling lambat 5
pada akhir periode, laporan kegiatan, hari sejak penunjukan sebagai
laporan arus kas, catatan laporan likuidator/curator
keuangan)  Likuidator/kurator wajib mengumumkan
 Transaksi dengan pihak lain yang hasil likuidasi dalam surat kabar harian
menimbulkan hak dan kewajiban bagi paling lambat 30 hari sejak tanggal
yayasan wajib dicantumkan dalam laporan berakhirnya proses likuidasi
tahunan  Kekayaan sisa hasil likuidasi diserahkan
 Ditandatangani oleh Pengurus dan kepada yayasan yang mempunyai maksud
Pengawas dan tujuan sama atau kepada Negara
 Jika laporan tahunan ternyata tidak benar 9. Pemeriksaan terhadap yayasan
dan menyesatkan, Pengurus dan Pengawas  Organ yayasan diduga melakukan
secara tanggung renteng perbuatan melawan hukum atau
bertanggungjawab terhadap pihak yang bertentangan dengan anggaran dasar
dirugikan  Organ yang diduga lalai melaksanakan
 Ikhtisar laporan tahunan yayasan tugas
diumumkan pada papan pengumuman  Organ yang diduga melakukan perbuatan
kantor yayasan yang merugikan yayasan atau pihak ketiga
dan Negara
 Berdasarkan penetapan pengadilan atas mengumumkan ikhtisar laporan
permohonan yang keuangannya selama 10 tahun terkhir.
berkepentingan/kejaksaan
 Sebagai pemeriksa diangkat ahli(paling
banyak 3 orang) yang bbukan Pembina, PERTEMUAN 10 : ‘DISTRIBUSI BARANG
Pengurus, Pengawas, pelaksanaaan
DAN PERIZINAN USAHA’
kegiatan, karyawan yayasan
10. Penggabungan yayasan a. Distribusi Barang
 Berdasarkan usulan Pengurus kepada  Distribusi barang terkait dengan
Pembina perdagangan (jual beli barang)
 Alasan penggabungan  Jual beli barang secara umum diatur dalam
a. Yayasan yang bersangkutan tidak pasal 1457 KUHPer (BW), dimana si penjual
mampu melaksanakan kegiatan usaha terikat untuk menyerahkan barang dan si
b. Untuk kegiatan usaha yayasan yang pembeli terikat untuk membayar harga
sejenis barang yang didistribusikan
c. Yayasan tidak pernah bertentangan  Distribusi barang dalam dunia
dengan anggaran dasarnya, ketertiban perdagangan merupakan jual beli khusus
umum, kesusilaan dengan berbagai istilah seperti jual beli
 Dengan keputusan rapat Pembina (¾,¾) perdagangan, jual beli perusahaan, jual
 Ada usul rencana penggabungan beli (produk) perusahaan, jual beli antar
 Diumumkan dalam suratkabar harian perusahaan
dalam waktu 30 hari sejak tanggal
penggabungan 1. Pengertian
 Rancangan akta penggabungan dan  Jual beli khusus (jual beli perdagangan)
perubahan anggaran dasar disampaikan adalah jual beli barang antar perusahaan
kepada Menkeh dan HAM untuk atau antar para pengusaha atau antara
mendapatkan persetujuan pengusaha dengan bukan pengusahaa
11. Yayasan asing dengan unsur-unsur dan persyaratan
 Yayasan asing yang tidak ber-badan tertentu yang berkembang dalam praktek/
hukum Indonesia dapat melakukan kebiasaan (tidak diatur dalam peraturan
kegiatan jika tidak merugikan masyarakat, perundangan)
bangsa, dan Negara RI
12. Ketentuan pidana 2. Unsur-unsur/ciri-ciri jual beli khusus
 Untuk pengalihan kekayaan yayasan  Subjek → penjual dan pembeli
kepada Pembina, Pengurus, Pengawas,  Objek → benda = barang dagangan
karyawan, pihak lain dipidana maksimum 5
Harga = nilai benda
tahun + wajib mengembalikannya
13. Ketentuan peralihan/penutup  Perbuatan → menjual dengan penyerahan
Untuk penyesuaian dalam waktu 5 tahun + barang dan membeli dengan pembayaran
wajib lapor dalam waktu 1 tahun harga
 Yayayasan yang telah ada yang sebagian  Tujuan → keuntungan/laba
kekayaannya berasal dari 3. Sifat khusus jual beli perdagangan
bantuan/sumbangan dari luar wajib  Umumnya diadakan antar para pengusaha
 Yang diperjualbelikan objek/barang/benda  Pengangkutan merupakan perjanjian antar
dalam jumlah yang besar  Si pengangkut di satu pihak yang
 Lokasi/domisili penjual dan pembeli bersedia mengangkut barang si
berlainan pengirim dengan harapan adanya
 Pembayaran umumnya dalam jumlah imbalan jasa
besar  Si pengirim di lain pihak yang
 Perlu bantuan perbankan menggunakan jasa angkutan dan
4. Pembayaran harga →← penyerahan barang pengangkut bersedia menjamin untuk
 Para pihak adalah pembeli dan penjual memindahkan barang-barang dari
a. Kewajiban pembeli → membayar harga tempat semula dengan selamat ke
barang tempat tujuan
- Dalam suatu Negara → membayar  Sifat perjanjian pengangkatan
harga, karena pembayaran dalam a. Bertimbal balik (pasal 1601
jumlah besar, tidak dilakuakan secara KUHPer)
kartal tetapi secara giral, sehingga Perjanjian melakukan pekerjaan
perlu bantuan perbankan, timbul atau pemborongan dengan
perikatan antara pembeli dan menerima upah/pembayaran
perbankan b. Pelayanan berkala
- Dengan lain Negara → pembayaran Tidak terus menerus diadakan
dilakukan dengan valuta asing melalui pengangkutan
bank dengan menggunakan L/C (Letter c. Bersifat borongan (pasal 1602,
of credit). Transaksi perdagangan pada 1617 KUHPer) atau campuran/ ada
umumnya dituangkan dalam bentuk pemberian kuasa (pasal 1792
perjanjian (kontrak), dalam perjanjian KUHPer0 dimana pengangkut
tersebut sekaligus ditentukan mata dapat bertindak atas nama
uang apa yang digunakan sebagai alat pemberi kuasa (penjual/pihak lain)
pembayaran d. Bersifat konsensuil (pasal 1338
b. Kewajiban penjual → menyerahkan KUHPer), tidak perlu tertulis
barang  Pengusaha transport/angkutan →
- Dalam suatu Negara → (yang berlainan melakukan pengangkutan baik untuk
tempat) dilakukan dgn pengangkutan trayek sendiri maupun untuk trayek
barang & jarang menggunakan orang lain
asuransi 6. Pengiriman barang
- Dengan lain Negara → menggunakan  Perusahaan dapat memperjualbelikan
pengangkutan laut/udara untuk itu produk (barang/jasa)
perlu asuransi (perlindungan resiko)  Pengiriman barang terkait dengan
timbul perikatan dengan pihak asuransi pengangkutan barang disertai syarat-
5. Pengangkutan Barang syarat penyerahan barang, asuransi
 Fungsi pengangkutan → untuk dan syarat-syarat pembayaran
memindahkan atau mengangkut barang 7. Syarat-syarat penyerahan barang
atau orang ke daerah lain dengan tujuan (menyangkut pengangkutan laut/darat/udara)
mendapatkan keuntungan dari jasa yang a. LOCO
diberikan dan juga dari nilai barang yang  Pembeli menerima penyerahan barang
diangkut di gudang penjual
 Resiko dan hak milik beralih kepada 9. Letter of Credit (L/C)
pembeli pada saat barang diangkut ke  L/C adalah suatu perjanjian tertulis yang
luar gudang tersebut oleh bank (the issuing bank/opening bank)
b. FAS (Free Along-Side-ship) diberikan kepada penjual (beneficiary) atas
 Penyerahan barang dilakukan di permintaan dan instruksi-instruksi dari
dermaga disamping kapal yang pembeli (the applicant/importir) untuk
disediakan pembeli melakukan pembayaran sejumlah uang
 Resiko dan hak milik beralih kepada secara tunai atau pada suatu waktu
pembeli pada saat barang ditempatkan mendatang yang ditetapkan atau dalam
di dermaga di samping kapal suatu waktu yang diwajibkan berdasarkna
(pelabuhan embarkasi) dokumen-dokumen yang telah ditentukan
c. FOB (Free on Board)  L/C merupakan perjanjian bersyarat,
 Penyerahan barang dilaksanakan dimana pembeli wajib menaruh uang
diatas kapal yang disediakan oleh muka pada saat permohonan pembukaan
pembeli L/C diajukan atau wajib segera menyetor
 Resiko dan hak milik beralih kepada pembayaran pada saat dokumen-dokumen
pembeli sejak saat barang berada diserahkan, sedangkan penjual wajib
diatas kapal (pelabuhan embarkasi) memenuhi ketentuan-ketentuan dalam
d. CIF (Cost, Insurance, and Freight) L/C
 Tanggungjawab penjual mencakup  Dalam prakteknya, L/C adalah setiap
semua ongkos, biaya angkut dan premi perjanjian dengan nama apapun atau
asuransi barang sampai di pelabuhan bagaimanapun perumusannya, dimana
pembongkaran (debarkasi) suatu pihak bank (the issuing bank = the
e. CF (Cost and Freight) → mirip CIF opening bank) yang bertindak atas
 Premi asuransi menjadi tanggungjawab permintaan dan instruksi-instruksi dari
pembeli seorang nasabah (the applicant for the
f. FRANCO credit)
 Penjual harus menyerahkan barang di a. Harus melakukan suatu pembayaran
gudang pembeli kepada pihak ketiga (beneficiary) atau
 Resiko dan hak milik bertalih kepada ordernya atau harus membayar atau
pembeli pada saat barang berada di mengaksep wesel-wesel (bill of
gudang pembeli exchange) yang ditarik oleh beneficiary
 Pembeli bebas dari segala macam tersebut, atau:
biaya dan resiko b. Memberi kuasa kepada bank lain
8. Syarat/cara pembayaran (advising bank = the paying bank) untuk
 Secara tunai/kredit/bertahap (tergantung melakukan pembayaran dimaksud atau
isi perjanjian) membayar, mengaksep, menegoisasi,
 Dilakukan di tempat pembeli atau penjual (mengambil alih) wesel-wesel atas
atau tempat lain yang disepakati bersama penyerahan dokumen-dokumen yang
 Jika menyangkut jual beli internasional ditentukan dan sesuai dengan syarat
melalui darat/udara, cara pembayaran dan kondisi dari kredit yang
yang dikenal pada umumnya melalui bersangkutan
penerbitan/pembukaan L/C (Letter of
Credit)
 Dokumen-dokumen yang terkait L/C  Pemberian ijin usah terkait dengan
a. Konosemen (B/L = Bill of Leading) yaitu pengaturan, pembinaan dan
surat bukti pengangkutan barang yang pengembangannya
berisi daftar barang yang dikirimkan  Ijin usaha diberikan oleh departemen
oleh penjual kepada pembeli teknis yang bersangkutan atau kanwil
b. Faktur (invoice) yaitu surat bukti yang di daerah
berisi cataatn tentang barang-barang  Jangka waktu ditentukan misalnya
yang dikirim dengan harganya dari untuk satu tahun dan dapat
penjual diperpanjang
c. Surat Keterangan Asal (Certicate of
Origin) surat bukti keaslian barang yang Contoh:
merupakan jaminan atas kualitas SIUP : Surat ijin usaha
barang yang dijual perdagangan
d. Polis asuransi (insurance policy) yaitu
surat bukti bahawa barang yang SIUJK : Surat ijin usaha konstruksi
dikirimkan SIUPP : Surat ijin usaha penerbitan pers
e. Dokumen lain
SIUUI : Surat ijin usaha industry
 Kesimpulan L/C
a. Merupakan suatu perjanjian dengan 2. Ijin tempat usaha
bank untuk menyelesaikan transaksi Erat kaitannya dengan usaha-usaha yang
perdagangan internasional dapat menimbulkan gangguan bagi
b. Menjamin pembayaran yang lingkungan/masyarakat. Misalnya: pabrik,
disediakan apabila syarat-syarat dan bengkel, usaha industry
kondisi-kondisi dalam L/C dipenuhi Diberikan berdasarkana ketentuan
c. Setiap pembayarn yang dilakukan UU/koordinasi gangguan (H.O = Hinder
didasarkan semata-mata pada Ordonantie)→ Ijin tempat usaha = ijin H.o
dokumen bukan pada barang/jasa-jasa 3. Wajib daftar perusahaan (UU No.3/1982)
yang bersangkutan Daftar perusahaan
d. Memberikan suatu bentuk Daftar catatan resmi yang berisi hal-hal
pengamanan untuk semua pihak yang yang wajib didaftrakan oleh setiap
terkait dan transaksi perdagangan yang perusahaan dan disahkan oleh pejabat
dilakukan berwenang pada kantor pendaftaran
e. Merupakan surat kredit berdokumen perusahaan.
f. Tercantum dalam kontrak jual beli Daftar perusahaan terbuka untuk semua
(sales contract) pihak → dapat dipergunakan oleh pihak
 LEGALITAS USAHA/ PERIZINAN USAHA: ketiga sebagai sumber informasi.
 Ijin Usaha Dikecualikan dari wajib daftar perusahaan:
 Ijin tempat usaha a. Perjan (Perusahaan jawatan)
 Wajib daftar perusahaan b. Perusahaan kecil perorangan yang
1. Ijin Usaha → ijin operasional perusahaan tidak memerlukan ijin usaha, bukan
 Ijin usaha untuk perusahaan baru + badan hukum, bukan persekutuan
perluasannya c. Perusahaan yang tidak bertujuan
 Ijin usaha tergantung pada jenis + mecari laba
bidang usahanya
Perusahaan yang wajib daftar:  Kredit produktif
 Kredit modal kerja
 Berkedudukan di Indonesia
 Kredit investasi
 Menjalankan usaha di Indonesia
 Kredit konsumtif
 Termasuk kantor cabang, kantor
 Kredit jangka pendek (s/d 1 tahun)
pembantu, anak perusahaan, agen,
 Kredit jangka menengah (1-3
perwakilan
tahun)
 Termasuk perusahaan asing yang
 Kredit jangka panjang (>3 tahun)
berkedudukan dan berusaha di
Indonesia  Tujuan pemberian kredit
 Tidak untuk kegiatan/usaha
Waktu pendaftaran: dalam jangka waktu 3 terlarang
(tiga) bulan setelah perusahaaan mulai  Sesuai izin usaha debitur
menjalankan usaha  Tidak menyimpang dari perjanjian
Berlakunya tanda daftar perusahaan 5 (side streaming)
(lima) tahun + wajib diperbaharui  Syarat-syarat umum pemberian kredit
(isi perjanjian)
Hapusnya daftar perusahaan:  Besarnya kredit
 Perusahaan yang bersangkutan menghentikan  Jenis dan jangka waktu kredit
kegiatan usaha  Tingkat bunga dan biaya lainnya
 Akta pendirian perusahaan kadaluarsa  Cara-cara
 Perusahaan yang bersangkutan dihentikan pembayaran/pengembalian
kegiatan usahanya atas putusan pengadilan  Barang jaminan (agunan)

Kredit Sindikasi adalah kredit yang


Pertemuan 11 : Perluasan Kegiatan Usaha diberikan oleh 2 atau lebih lembaga
keuangan dengan persyaratan dan kondisi
A. PERKREDITAN yang serupa, menggunakan dokumentasi
yang umum, ditatausahakan oleh suatu
a. Perjanjian Kredit
agen bank, disusun oleh “pengatur”
 Kredit adalah penyediaan uang atau
(arranger) yang bertugas dan bertanggung
tagihan yang dapat dipersamakan
jawab mulai dari proses solisitasi
dengan itu, berdasarkan persetujuan
(permintaan pinjaman) sampai dengan
atau kesepakatan pinjam-meminjam
proses penandatanganan perjanjian kredit.
antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk  Terjadinya kredit sindikasi
melunasi hutangnya setelah jangka  Keterbatasan dana bank-bank
waktu tertentu dengan pembayaran  Penyebaran risiko
bunga  Adanya batas maksimum pemberian kredit
 Unsur-unsur kredit
 Kepercayaan  Pihak-pihak dalam perjanjian kredit sindikasi
 Waktu  Debitur (borrower)
 Risiko  Kreditur (lender)
 Prestasi  Pencari dana (lead manager)
 Jenis-jenis kredit  Agen bank (Administrator)
 Beban biaya (fee) yang dibayar debitur  Kredit kurang lancar
 Participation fee  Kredit diragukan
 Arranger fee  Kredit macet
 Management fee  Antisipasi kredit bermasalah
 Agency fee  Character (itikad)
 Commitment fee  Capacity (kemampuan)
 Modal bank  Condition (kondisi ekonomi)
 Modal inti → modal disetor, modal  Penyelesaian kredit bermasalah
sumbangan, cadangan, laba  Negosiasi
 Modal pelengkap → cadangan lain, modal a. Rescheduling (penjadwalan kembali)
pinjaman, pinjaman subordinasi b. Restructuring (penataan kembali)
 Batas maksimum pemberian kredit c. Reconditioning (persyaratan kembali)
 Peminjaman yang tidak terkait dengan  Litigasi
bank 20% x modal bank a. Pengadilan (gugatan/eksekusi/ grosse
 Kelompok peminjam yang tidak terkait akta)
dengan bank 20% x modal bank b. BUPLN/PUPLN
 Pihak-pihak yang terkait dengan bank 10% c. BPPN (PP No. 17 tahun 1999)
x modal bank b. Jaminan Kredit
 Pihak terkait dengan bank  Hukum jaminan yaitu hukum yang
 Pemegang saham 10% x modal disetor mengatur tentang jaminan untuk
 Anggota direksi piutang kreditur terhadap hutang
 Anggota dewan komisaris debitur
 Keluarga pihak terkait  Jaminan pemberian kredit yaitu
 Pejabat bank keyakinan atas kemampuan dan
 Perusahaan yang sahamnya dimiliki 25% kesanggupan debitur untuk melunasi
oleh pihak terkait hutangnya sesuai perjanjian
Kredit bermasalah  Unsur-unsur jaminan pemberian kredit
 Kolektibilitas macet 1. Watak (Character)
2. Kemampuan (capacity)
 Kolektibilitas diragukan
3. Modal (Capital)
 Potensi macet
4. Agunan (collateral)
Kredit macet
5. Kondisi ekonomi (condition of
 Tunggakan angsuran pokok +
economy)
bunga lebih dari 2 masa angsuran +
 Jenis-jenis jaminan
21 bulan
1. Jaminan debitur
 Penyelesaian diserahkan kepada
 Jaminan Umum
pengadilan/BUPLN/BPPN
 Jaminan Khusus
Kolektibilitas kredit: Keadaan pembayaran 2. Jaminan pihak ketiga
pokok/angsuran + bunga kredit oleh debitur + (penanggungan hutang)
tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana  Jaminan korporasi
tersebut  Bank garansi
 Jaminan pribadi(personal
 Kriteria kolektibilitas kredit
guarantee = borgtocht)
 Kredit lancar
 Subrogasi yang disebut namanya pada surat
 Jaminan bersama (renteng) berharga yang bersangkutan
 Asuransi benda jaminan  Penyerahan/pengalihan/penggadaian
 Jaminan umum (pasal 1131 + 1132 piutang atas nama harus diberi
KUHS/KUHPER) tahukan kepada debitur
Harta kekayaan debitur (benda gerak +
benda tidak gerak) menjadi jaminan 2. Fidusia
(tanggungan) untuk semua (fiduciaire-eigendomsoverdracht)
perikatannya terhadap (para) kreditur
Jaminan hutang dalam bentuk penyerahan hak
secara proposional
 Jaminan khusus yaitu benda jaminan milik atas dasar kepercayaan secara constitutum
tertentu sebagai jaminan hutang possessorium.
debitur kepada kreditur dengan hak
keutamaan/ droit de preference Fiducia = Fides (kepercayaan), itikad baik
(sebagai kreditur separatis)
Fiducia (= fides)
 Jaminan khusus
a. Jaminan benda bergerak
 Gadai
 Fidusia Fiducia cum creditore
Fiducia cum amico
b. Jaminan benda tidak bergerak
 Hipotik
 Fidusia atas tanah hak pakai
 Hak tanggungan
1. Gadai (Pasal 1150 dst KUHS/KUHPER) Constitutum Possessorium
 Jaminan hutang dengan jaminan
(agunan) benda bergerak  UU Nomor 42 tahun 1999 (jaminan fidusia)
 Benda jaminan dikuasai kreditur Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan
(penerima gadai) suatu benda atas dasar kepercayaan
 Pemegang benda bergerak dianggap dengan ketentuan bahwa benda yang hak
sebagai pemilik kepemilikannya dialihkan tersebut tetap
 Gadai berakhir setelah ditebus oleh dalam penguasaan pemilik benda
debitur (pemberi gadai)  Jaminan fidusia
 Objek gadai : benda bergerak berwujud Hak jaminan atas benda bergerak
+ tidak berwujud berwujud , tidak berwujud dan benda tidak
 Penyerahan benda bergerak berwujud bergerak khususnya bangunan yang tidak
+ piutang atas pembawa (aan toonder dapat dibebani hak tanggungan (UU
= to bearer) dihadapan/ dibawah Nomor 4 tahun 1996) sebagai agunan bagi
kekuasaan kreditor pelunasan hutang tertentu yang
 Penyerahan piutang atas tunjuk (aan memberikan kedudukan yang diutamakan
order = to order) dilakukan dengan kepada kreditur
endosemen kepada orang yang  Jaminan fidusia
ditunjuk sebagai pengganti dari orang
Sebagai perjanjian ikutan dari perjanjian a. Perjanjian hutang piutang
pokok yang menimbulkan kewajiban bagi b. Perjanjian penitipan
para pihak untuk memenuhi suatu prestasi
c. Perjanjian fidusia
 Pembebanan benda jaminan fidusia dibuat
dengan akta notaries dan didaftarkan di
kantor pendaftaran fidusia (Departemen 5. Properti
Kehakiman)
 Debitur dilarang melakukan fidusia ulang 1. Hak pakai atas tanah negara yang belum
terhadap benda jaminan fidusia yang telah terdaftar
terdaftar 2. Rumah susun (UU No. 16/1985) sebelumnya
 UU fidusia tidak berlaku terhadap: berlaku UU tentang hak tanggungan (UU No.
 Hak tanggungan (tanah dan bangunan 4/1996)
yang wajib didaftar)
 Hipotik atas kapal laut terdaftar (≥ 20 a. Perjanjian Hutang piutang
m³) b. Perjanjian fidusia
6. Gadai tanpa penguasaan barang jaminan
 Hipotik atas pesawat terbang
(gasia)
 Gadai
a. Perjanjian hutang piutang
b. Perjanjian gadai
c. Perjanjian pinjam pakai
FIDUSIA
d. Perjanjian fidusia

1. Barang bergerak (umum)

Penyerahan hak milik atas dasar kepercayaan


PERTEMUAN 12 : PERLUASAN
a. Perjanjian hutang piutang
KEGIATAN (LANJUTAN)
b. Perjanjian pinjam pakai
HUKUM PASAR MODAL
c. Perjanjian fidusia
(UU No. 8/1995)
2. Jual-beli Sewa beli
a. Pelaku Pasar Modal
Jual beli dengan angsuran
b. Lembaga Penunjang Pasar Modal
a. Perjanjian jual – beli c. Proses Penawaran Emisi
b. Perjanjian hutang piutang d. Perdagangan Orang Dalam (Insider
c. Perjanjian fidusia Trading)

3. Barang inventaris
a. Pelaku Pasar Modal
a. Perjanjian hutang piutang 1. Emiten → pihak/perusahaan yang
b. Perjanjian pinjam pakai melakukan penawaran umum
2. Perusahaan efek → pihak/perusahaan
c. Perjanjian fidusia
yang melakukan kegiatan usaha sebagai:
4. Barang dagangan  Penjamin emisi efek (underwriter)
 Perantara pedagang efek
Penitipan (konsinyasi)  Manajer/penasehat investasi
3. Perusahaan publik → PT yang saham- 9. Penawaran umum → kegiatan penawaran efek
sahamnya telah dimiliki oleh sekurang- yang dilakukan oleh emiten untuk menjual
kurangnya 300 pemegang saham dan efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara
memiliki modal disetor sekurang- yang diatur UU/peraturan tentang pasar
kurangnya Rp. 3 milyar atau ditetapkan modal
dengan peraturan pemerintah 10. Yang dapat melakukan penawaran umum
4. Bursa efek → perusahaan pelaksana pasar hanyalah emiten yang telah menyampaikan
modal/penyelenggara perdagangan efek pernyataaan pendaftaran kepada BAPEPAM
5. Perusahaan reksadana → perusahaan untuk menawarkan atau menjual efek kepada
penghimpun dana dari investor yang masyarakat dan pernyataan pendaftaran
selanjutnya diinvestasikan dalam tersebut telah efektif
portofolio efek 11. Efek (surat berharga) dapat berupa:
6. BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal)  Surat pengakuan hutang
 Lembaga Pembina/pengawas pasar  Surat berharga komersial
modal  Saham
 Memberikan ijin usaha operasional  Obligasi
bagi perusahaan-perusahaan yang  Tanda bukti hutang
berkecimpungan di pasar modal  Kontrak investasi Kolektif
 Memberikan/membatalkan  Kontrak berjangka atas Efek
pencatatan di bursa (listing) atau  Setiap deriatif (turunan) dari efek (waran,
menghentikan transaksi bursa atas opsi, right, dan lain-lain)
efek tertentu dengan jangka waktu
tertentu
 Menghentikan kegiatan perdagangan
b. Lembaga Penunjang Pasar Modal
bursa efek untuk jangka waktu tertentu
1. Biro Administrasi Efek → Perusahaan/PT
dalam keadaan darurat
yang mencatat pendaftaran pemilikan efek
 Mengadakan pemeriksaan dan
dalam buku daftar pemegang efek emiten
penyelidikan bila terjadi peristiwa yang
dan pembagian hak yang berkaitan dengan
diduga sebagai pelanggaran terhadap
efek
UU/peraturan tentang pasar modal
2. Wali amanat → pihak/perusahaan yang
7. Lembaga penunjang pasar modal →
mewakili kepentingan pemegang efek yang
 Biro Administrasi Efek
bersifat hutang
 Waliamanat
3. Kustodian/lembaga penyimpanan dan
 Kustodian/lembaga penyimpanan dan
penyelesaian → perusahaan/PT yang
penyelesaian
menyediakan jasa custodian sentral dan
 Lembaga kliring dan penjaminan
penyelesaian transaksi yang teratur, wajar
8. Profesi penunjang pasar modal →
dan efisien(PT KSEI = PT Kustodian Sentral
 Akuntan publik
Efek Indonesia)
 Konsultan hukum
4. Lembaga kliring dan penjaminan →
 Perusahaan penilai
Perusahaan/PT yang menyediakan jasa
 Notaris
kliring dan penjaminan penyelesaian
 Profesi lain (percetakan, biro iklan, agen
transaksi bursa yang teratur, wajar, dan
penjualan)
efisien (PT KPEI = PT Kliring dan Pengecualian (WTP=unqualified
Penjaminan Efek Indonesia) opinion)
 Duat tahun terakhir memperoleh laba
C. Profesi Penunjang Pasar Modal  Perusahaan telah berdiri minimal 2
1. Akuntan Publik → memberikan tahun
pendapat/penilaian (financial audit) yang  Pengurus (Direksi dan Komisaris)
independen atas laporan keuangan dari memiliki reputasi baik
perusahaan emiten  Pernyataan pendaftaran telah efektif
2. Konsultan hukum → memberikan
PERTEMUAN 13 : HUKUM
pendapat/penilaian (legal opinion dan
PERSAINGAN USAHA
legal audit) atas kondisi perusahaan
emiten Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha
3. Perusahaan penilai → memberikan Tidak Sehat (UU No. 5/1999)
pendapat/penialaian (appraisal) atas nilai
 Tujuan/latar belakang
asset/ kekayaan perusahaan emiten
 Menjaga kepentingan umum
(termasuk asset yang dapat dijadikan
 Meningkatkan efisiensi ekonomi
jaminan)/pemeringkatan efek yang akan
 Mewujudkan iklim usaha yang kondusif
diterbitkan
 Mencegah praktek monopoli dan
4. Notaris → memberikan/menyiapkan akte-
persaingan curang
akte notaries yang diperlukan dalam
 Demokrasi Ekonomi
proses “go public” perusahaan emiten
Kesimbangan antar kepentingan pelaku usaha
termasuk menyiapkan/membuat
dan kepentingan umum → Prinsip berusaha
bermacam-macam perjanjian yang
 Monopoli
diperlukan
Penguasaan produksi/pemasaran barang/
5. Percetakan, biro, iklan, agen penjualan →
pengggunaan jasa tertentu oleh pelaku usaha/
menyiapkan dan menyalurkan bahan-
kelompok pelaku usaha
bahan yang diperlukan serta efek yang
 Praktek monopoli
ditawarkan kepada masyarakat pemodal
Pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau
(investor)
lebih pelaku usaha yang mengakibatkan
6. Prospektus → brosur/informasi tertulis
dikuasainya produksi/pemasaran barang/jasa
dari/tentang perusahaan emiten
tertentu sehingga menimbulkan persaingan
sehubungan dengan penawaran umum
usaha tidak sehat dan dapat merugikan
dengan tujuan agar investor membeli efek
kepentingan umum
7. Pernyataan pendaftaran → dokumen yang
 Pemusatan kekuatan ekonomi
wajib disampakan kepada BAPEPAM oleh
Penguasaan nyata atas pasar tertentu oleh
perusahaan emiten dalam rangka
satu atau lebih pelaku usaha sehingga dapat
penawaran umum atau menjadi
menentukan harga barang/jasa
perusahaan public
 Posisi dominan → keadaan dominasi pelaku
8. BAPEPAM tidak memberikan penilaian
usaha
atas keunggulan dan kelemahan suatu efek
 Tidak mempunyai pesaing yang berarti
9. Persyaratan umum perusahaan yang “go
 Mempunyai posisi tertinggi
public”:
 Laporan keuangan 2 tahun terakhir  Kelebihan kemampuan keuangan, akses
dengan predikat Wajar Tanpa pada pasokan/penjualan, menyesuaikan
pasokan atau permintaan barang/jasa  Membuat perjanjian dengan
tertentu pesaing untuk menghalangi pelaku
 Pelaku usaha usaha lainnya untuk melakukan
Setiap orang perseorangan atau badan usaha usaha yang sama untuk pasar
(badan hukum/bukan badan hukum) yang dalam/luar negeri
didirikan dan berkedudukan atau melakukan  Menolak menjual barang/jasa dari
kegiatan dalam wilayah hukum Negara RI baik pelaku usaha lain
sendiri maupun bersama-sama melalui  Membatasi penjualan/pembelian
perjanjian yang melakukan berbagai kegiatan barang/jasa
usaha dalam bidang ekonomi 5. Kartel
 Persaiangan usaha tidak sehat → persaiangn Membuat perjanjian dengan pesaing
antar pelaku usaha dalam menjalankan untuk mempengaruhi harga dengan
kegiatan produksi /pemasaran barang/jasa mengatur produksi/pemasaran
yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau 6. Trust
melawan hukum atau menghambat Membentuk gabungan perusahaan
persaingan usaha (masing-masing perusahaan tetap
 Persekongkolan/Konspirasi Usaha → bentuk eksis) yang bertujuan mengontrol
kerjasama yang dilakukan oleh pelaku usaha produksi barang/jasa
dengan pelaku usaha lain untuk menguasai 7. Oligopsoni
pasar. Menguasai pembelian/pasokan agar
a. Perjanjian-perjanjian yang dilarang (yang dapat mengendalikan harga
mengakibatkan monopoli/persaingan barang/jasa
tidak sehat)
1. Oligopoli 8. Integrasi vertikal
 Penguasaan produksi Menguasai produksi sejumlah produk
 Pemasaran barang/jasa barang/jasa tertentu yang merupakan
 Menguasai >75% pangsa pasar satu hasil pengolahan atau proses lanjutan
jenis barang/jasa tertentu langsung/tidak langsung yang
2. Penetapan harga merugikan masyarakat
 Pada pasar yang sama dengan 9. Perjanjian tertutup
pesaing, kecuali pada usaha  Bahwa penerimaan barang/jasa
patungan/karena undang-undang hanya akan memasok/tidak
 Berbeda untuk pembeli yang memasok kembali barang/jasa
berbeda untuk barang/jasa yang tersebut kepada pihak
sama tertentu/tempat tertentu
 Dibawah harga pasar  Bahwa penerimaan barang/jasa
(bersekongkol dengan pesaing) tertentu harus bersedia membeli
 Lebih rendah dari harga yang telah barang/jasa lain dari pemasok
dipejanjikan  Bahwa penerima barang/jasa harus
3. Pembagian wilayah bersedia membeli barang/jasa lain
Membuat perjanjian dengan pesaing dari pemasok atau tidak akan
untuk pemasaran/alokasi pasar membeli barang/jasa yang sama
barang/jasa atau sejenis dari pemasok lain yang
4. Pemboikotan menjadi pesaing dari pemasok
10. Perjanjian dengan pihak luar negeri 4. Persekongkolan
yang mengakibatkan terjadinya  Untuk mengatur/menentukan
praktek monopoli/persaingan usaha pemenang tender
tidak sehat  Untuk mendapatkan informasi
kegiatan usaha pesaingnya (rahasia
B. Kegiatan-kegiatan yang dilarang
perusahaan)
(persaingan curang)
 Untuk menghambat
1. Monopoli produksi/pemasaran barang/jasa
Penguasaan produksi/pemasaran dari pesaingnya agar berkurang
barang/jasa yang belum ada jumlah, kualitas dan tidak tepat
substitusinya, pelaku usaha lain tidak waktu
dapat masuk, menguasai > 50% pangsa 5. Posisi dominan
pasar satu jenis barang/jasa tertentu  Menetapkan syarat-syarat dagang
2. Monopsoni untuk mencegah/menghalangi
Menguasai pasokan atau pmebelian konsumen memperoleh
barang/jasa tertentu yang menguasai > barang/jasa yang bersaing
50% pangsa pasar satu jenis (harga+kualitas)
barang/jasa tertentu  Membatasi pasar dan
3. Penguasaan pasar pengembangan teknologi
 Menghalangi pelaku usaha tertentu  Menghambat pelaku usaha lain
melakukan kegiatan usaha yang yang berpotensi menjadi pesaing
sama pada pasar tertentu untuk memasuki pasar
 Menghalangi konsumen dari
pesaing untuk tidak melakukan C. Posisi dominan
hubungan usaha dengan pesaing 1. satu pelaku usaha/kelompok pelaku usaha
tersebut menguasai ≥50% pangsa pasar satu jenis
 Membatasi peredaran/penjualan barang/jasa tertentu, dua/tiga pelaku
barang/jasa pada pasar tertentu usaha/kelompok pelaku usaha menguasai
 Melakukan praktek diskriminasi ≥75% pangsa pasar satu jenis barang/jasa
terhadap pelaku usaha tertentu tertentu
 Melakukan pemasokan barang/jasa 2. Jabatan rangkap Direksi/Komisaris pada
dengan cara jual-rugi atau peusahaan lain
menetapkan harga yang sangat  Yang berada pada dasar yang sama
rendah untuk menyingkirkan atau  Yang terkait erat dalam bidang/jenis
mematikan usaha pesaing di pasar usaha
tertentu  Yang secara bersama-sama dapat
 Melakukan kecurangan dalam menguasai pangsa pasar barang/jasa
menetapkan biaya produksi dan tertentu
biaya lainnya yang menjadi bagian 3. Pemilikan saham tertentu
dari komponen harga barang/jasa  Memiliki saham mayoritas pada
yang dapat mengakibatkan beberapa perusahaan sejenis yang
terjadinya persaingan usaha tidak melakukan kegiatan usaha dalam
sehat bidang yang sama pada pasar tertentu
 Mendirikan beberapa perusahaan yang  Menetapkan denda Rp. 1 milyar s/d Rp. 25
memiliki kegiatan usaha yang sama milyar
pada pasar yang sama  Sanksi tambahan
 Yang mengakibatkan  Pencabutan izin usaha
a. Satu pelaku usaha/kelompok usaha  Larangan menjadi Direksi/Komisaris 2 s/d 5
menguasai >50% pangsa pasar satu tahun
jenis barang/jasa tertentu  Penghentian kegiatan tertentu
b. Dua/tiga pelaku usaha/kelompok  Perkecualian terhadap UU tentang Larangan
usaha menguasai >75% pangsa Monopoli dan Persaiangan Curang
pasar atau jenis barang/jasa  Bertujuan melaksanakan Undang-
tertentu undang/UUD 1945
4. Penggabungan, peleburan dan  Terkait dengan HAKI (Hak Atas Kekayaan
pengambilalihan (yang menimbulkan Intelektual)/Lisensi/Waralaba
monopoli dan persaingan curang)  Kegiatan penelitian
 Penggabungan/peleburan/pengambila  Perjanjian internasional
lihan tertentu  Kegiatan ekspor
 Yang mengakibatkan nilai asset/nilai  Pengusaha kecil
jualnya melebihi jumlah tertentu wajib
diberitahukan kepada KPPU dalam LARANGAN DALAM UU NO. 5/1999
waktu 30 hari
PERTEMUAN 14: PENYELESAIAN
 KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha)
 Bertanggung jawab kepada Presiden SENGKETA
 Terdiri dari 9 anggota
A. Penyelesaian melalui Pengadilan (litigasi)
 Diangkat/diberhentikan dengan Keppres
atau persetujuan DPR  Setelah perdamaian gagal
 Bertugas selama 5 tahun dan dapat  Untuk menghindari tindakan main hakim
diangkat kembali sendiri (eigenrichting)
 Dibantu oleh Sekretariat dan Kelompok  Hakim sebagai penengah
kerja  Semua putusan pengadilan harus berisi
 Tugas KPPU dasar-dasar hukum
 Melakukan penilaian terhadap perjanjian,  Proses perkara
kegiatan, posisi dominan  Pihak penggugat (yang merasa
 Memberikan saran/pertimbangan dirugikan) mengajukan surat gugatan
 Menyusun pedoman yang diperlukan kepada Kantor Panitera Pengadilan
 Memberikan laporan berkala kepada Negeri setempat
Presiden dan DPR  Juru sita menyampaikan surat
 Putusan KPPU memerlukan penetapan pemberitahuan kepada pihak tergugat
eksekusi kepada Pengadilan Negeri (yang menimbulkan kerugian)
 Sanksi tindakan administratif  Para pihak menghadap ke kantor
 Membatalkan perjanjian pengdilan
 Menghentikan integrasi vertikcal  Dapat diminta bantuan jasa
 Menetapkan pembayaran ganti rugi pengacara/pembela
 Membayar biaya perkara
 Hakim berusaha mendamaikan kedua  Keinginan bernegosiasi
pihak yang bersengketa  Kebebasan untuk
 Hakim memeriksa dan memutuskan berunding/memutuskan
perkara  Terdapat sarana/kemampuan saling
 Jenis putusan hakim mempengaruhi
 Putusan deklarator (menguatkan hak  Tidak ada hambatn psikologis
seseorang)  Tersedia sumber daya bernegosiasi
 Putusan konstitutif (menimbulkan 2. Mediasi
hak/hukum yang baru)  Penyelesaian sengketa yang ditengahi
 Putusan kondemnator (menjatuhkan pihak ketiga (mediator) yang netral dan
hukuman) tidak memihak
 Tingkat pelaksanaan peradilan  Mediator hanya sebagai penengah dan
 Pengadilan negeri/pengadilan tidak berwenang memutuskan
niaga/PTUN sengketa
 Pengadilan tinggi/banding  Peranan mediator
 Mahkamah Agung  Membantu menyelesaikan sengketa
 Kritik terhadap pengadilan  Membantu identifikasi masalah
 Lambat (makan waktu)  Memudahkan pertukaran informasi
 Biaya perkara relative mahal  Mendorong diskusi
 Kurang responsive  Mengarahkan penyelesaian sengketa
 Kemampuan hakim terbatas  Mengusulkan alternative penyelesaian
 Penyelesaian sengketa bisnis masalah
 Perlu cepat  Keterbatasan mediasi → tidak dapat
 Praktis diterapkan pada semua sengketa
 Efektif/efisien  Optimalisasi mediasi
 Saling menguntungkan  Para pihak seimbang dalam
“bargaining power”
B. Penyelesaian di luar Pengadilan (Alternative
 Tetap mengharapkan hubungan baik
Dispute Resolution = ADR)  Banyak kemungkinan untuk
pertukaran(trade-off)
1. Negosiasi  Batas waktu/urgensi penyelesian
Konsensus untuk mendapatkan
masalah
kesepakatan atas sengketa/kemungkinan
 Tidak ada permusuhan diantara para
sengketa
pihak
 Syarat negosiasi
 Lebih mengutamakan solusi sebagai
 Identifikasi masalah/perbedaan
tujuan utama
pendapat
3. Arbitrase
 Memahami perbedaan kepentingan
Berdasarkan perjanjian antara para pihak
/kebutuhan menundukkan diri dan menyerahkan
 Mencari bersama solusi masalah penyelesaian sengketa kepada pihak ketiga
 Masing-masing menawarkan yang netral yang bertindak sebagai
persyaratan kondisi arbitrator dalam mahkamah arbitrase
 Kondisi yang mempengaruhi negosiasi  Alasan arbitrase
 Kebebasan dan rasa aman  Sengketa yang tidak dapat diselesaikan
 Arbiter memiliki kemampuan melalui arbitrase (di Indonesia)
 Proses cepat, informal, hemat biaya  Sengeketa mengenai hadiah dan
 Kerahasiaan terjamin warisan untuk pemeliharaan tempat,
 Non preseden tinggal pakaian
 Bentuk-bentuk arbitrase  Sengketa mengenai pisah ranjang,
a. Arbitrase ad-hoc perceraian dan pembagian harta
Yaitu arbitrase temporer dan para bersama
pihak menetukan arah sendiri arbitrase  Sengketa yang tunduk pada hukum
diantar mereka adat
 Cara pelaksanaan/pemilihan  Kewajiban alimentasi
arbiter  Hukum yang berlaku→ ditentukan oleh
 Kerangka/mekanisme kerja para pihak dalam perjanjian mereka,
arbitrase kecuali jika memberikan kebebasan
 Sisdur kepada para arbiter untuk bertindak
 Aparatur administratif sebagai “orang baik menurut
b. Arbitrase institusional → arbitrase kepatutann”(prinsip ex aequo et bono)
dalam bentuk lembaga permanen yang  Pelaksanaan putusan arbitrase domestic
telah memiliki aturan baku tentang  Pendaftaran putusan arbitrase
arbitrase  Permohonan eksekusi kepada
- International Chamber of Commerce pengadilan negeri (fiat eksekusi)
(ICC)  Banding langsung ke Mahkamah Agung
- International Center for the Settlement (jika diperlukan)
of Investment Disputes (ICSID)/Bank  Bantahan kepada Pengadilan Negeri
Dunia (jika melepaskan hak banding)
- United Nations Commission on  Pelaksanaan putusan arbitrase asing 
International Trade Law (Perma No.1/1990)
(UNCITRAL)/PBB  Negara yang bersangkutan bersama
- Badan Arbitrase Nasional Indonesia Indonesiatunduk pada Konvensi
(BANI) Internasional New York 1958 (The
Convention on the Recognition and
 Arbitrase di Indonesia Enforcement of Foreign Arbital Awards
 Proses arbitrase sebagai bagian = REFAA)
dari hukum acara perdata (RID  Termasuk ruang lingkup Hukum Bisnis
1941)  Tidak bertentangan dengan ketertiban
 Dasar pengaturan terdapat dalam umum
- Reglement of de Burgerljke Rechis-  Memperoleh exequatur (pernyataan
vordering (Rv) setuju) dari Mahkamah Agung
- UU No. 4/2004 (Ketentuan Pokok
Kekuasaan Kehakiman)
- Peraturan Mahkamah Agung (Perma)
Nomor 1/1990 tentang Pelaksanaan
Keputusan Arbitrase Asing

Anda mungkin juga menyukai