Anda di halaman 1dari 7

FORMAT TUGAS RESUME

(INDIVIDU)

Nama Mata Kuliah : Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif


Semester : VI
Mahasiswa/NPM : M. Iksan Akbar / 02271711033
Kode : EKA31223
SKS :3
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi

a. Resume (Pokok Pembahasan): Fraud, Akuntansi Forensik, dan Audit


Investigatif
b. Lingkup Pembahasan:
1. Fraud adalah tindakan penyimpangan atau pembiaran yang sengaja
dilakukan untuk mengelabui, menipu, atau memanipulasi Bank,
nasabah, atau pihak lain, yang terjadi di lingkungan Bank dan/atau
menggunakan sarana Bank sehingga mengakibatkan Bank, nasabah,
atau pihak lain menderita kerugian dan/atau pelaku Fraud memperoleh
keuntungan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Akuntansi Forensik adalah penerapan disiplin akuntansi dalam arti


luas, termasuk auditing, pada masalah hukum untuk penyelesaian
hukum di dalam atau di luar pengadilan.

Audit Investigatif adalah suatu bentuk audit atau pemeriksaan yang


bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengungkap kecurangan atau
kejahatan dengan menggunakan pendekatan, prosedur dan teknik-
teknik yang umumnya digunakan dalam suatu penyelidikan atau
penyidikan terhadap suatu kejahatan.
2. Menurut Dr. Cris Kuntadi, SE, MM, CA, CPA, QIA, FCMA, CGMA,
Ak. sebagai seorang Inspektur Jendral Kementrian Perhubungan –
dalam seminarnya yang bertajuk FRAUD: Modus, Pencegahan, dan
Pengendalian di UMM Dome Malang, beliau menyampaikan bahwa
Fraud sendiri dapat disebabkan oleh dorongan atas tiga hal, yang
digambarkan melalui Fraud Triangle (Pendorong Kecurangan), yaitu
kesempatan, tekanan, dan rasionalisasi. Penyebab yang pertama yaitu
karena adanya kesempatan. Unsur kesempatan ini sesungguhnya
timbul bukan dari dalam individu, melainkan luar individu yakni
organisasi itu sendiri yang menjadi korban atas tindakan kecurangan.
Hal ini di sebabkan karena kurangnya pengendalian yang memadai di
dalam organisasi itu sendiri. Sehingga kesempatan dapat muncul
kapanpun ketika pelaku merasa akan mendapatkan keuntungan saat
pengendalian dari organisasi sedang lemah.Penyebab selanjutnya yaitu
tekanan. Jika kesempatan berasal dari luar individu, maka tekanan
berasal di dalam individu itu sendiri. Dalam unsur tekanan, biasaya
erat kaitannya dengan faktor ekonomi yang dialami oleh pelaku tindak
kecurangan. Dimana, tekanan tersebut terasa berat baginya sehingga
pelaku berani untuk melakukan kecurangan tersebut untuk
memperoleh sebuah keuntungan.

Akuntansi Forensik dibagi ke dalam dua bagian: jasa penyelidikan


(investigative services) dan jasa litigasi (litigation services). Jasa
Penyelidikan mengarahkan pemeriksa penipuan atau auditor penipuan,
yang mana mereka menguasai pengetahuan tentang akuntansi
mendeteksi, mencegah, dan mengendalikan penipuan, dan
misinterpretasi. Jasa litigasi merepresentasikan kesaksian dari seorang
pemeriksa penipuan dan jasa-jasa akuntansi forensik yang ditawarkan
untuk memecahkan isu-isu valuasi, seperti yang dialami dalam kasus
perceraian. Sehingga, tim audit harus menjalani pelatihan dan
diberitahu tentang pentingnya prosedur akuntansi forensik di dalam
praktik audit dan kebutuhan akan adanya spesialis forensik untuk
membantu memecahkan masalah.
Dalam audit investigatif, seorang auditor memulai suatu audit dengan
praduga/ indikasi akan adanya kemungkinan kecurangan dan kejahatan
yang akan diidentifikasi dan diungkap melalui audit yang akan
dilaksanakan. Kondisi tersebut, misalnya, akan mempengaruhi siapa
yang akan diwawancarai terlebih dahulu atau dokumen apa yang harus
dikumpulkan terlebih dahulu. Selain itu, dalam audit investigatif, jika
memiliki kewenangan, auditor dapat menggunakan prosedur dan
teknik yang umumnya digunakan dalam proses penyelidikan dan
penyidikan kejahatan, seperti pengintaian dan penggeledahan.

3. Manfaat pengetahuan mengenai Fraud: Supaya bisa melakukan


antisipasi dini/ mencegah fraud. Dengan mengetahui apa itu fraud
beserta jenis-jenisnya, mahasiswa bisa mengenali dan waspada
terhadap tindakan fraud tertentu, sekaligus bisa memberikan respon
yang tepat, supaya tidak terlibat tindakan fraud karena sebagai
mahasiswa akuntansi hal yang terpenting adalah kepercayaan. Supaya
bisa dipercaya maka segala tindakan harus bisa
dipertanggungjawabkan.

Manfaat pengetahuan mengenai Akuntansi Forensik: Dunia bisnis


yang semakin kompleks, meningkatnya kecenderungan penyelesaian
sengketa bisnis di pengadilan, dan makin menurunnya tingkat
integritas masyarakat di negara maju–ini ditandai dengan terungkapnya
sejumlah mega skandal, seperti kasus Ponzi Scheme oleh Bernard
Madoff di Amerika Serikat yang merugikan nasabah kurang lebih US$
50 billion– membuat profesi sebagai akuntan forensik makin
dibutuhkan oleh semua pihak.
Di Indonesia, kasus-kasus korupsi yang makin banyak terungkap dan
semakin beragam jenisnya dan belum terlihat ada kecenderungan
penurunan juga pada hakekatnya membuktikan saat ini dan di masa
datang makin diperlukan keahlian di bidang akuntansi forensik.
Menurut The U.S. News and World Report (2002), akuntansi forensik
berada di urutan teratas daftar karier dengan masa depan paling
cerah. US News & World Report mengidentifikasi akuntansi forensik
sebagai salah satu dari “20 trek pekerjaan panas di masa depan.”

Manfaat pengetahuan mengenai audit investigatif: mengetahui


bagaimana audit investigatif dalam proses pengumpulan dan pengujian
bukti-bukti terkait kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan
keuangan Negara dan / atau perekonomian Negara, untuk memperoleh
kesimpulan yang mendukung tindakan litigasi dan/atau tindakan
korektif manajemen.
c. Analisis Objek:
1. Esensi fraud atau kecurangan adalah tindakan yang dilakukan oleh
seseorang, dimana dia telah melanggar hukum, dan menyebabkan
kerugian kepada berbagai pihak.

Esensi akuntansi forensik adalah penggunaan keahlian di bidang audit


dan akuntansi yang dipadu dengan kemampuan investigatif untuk
memecahkan suatu masalah/sengketa keuangan atau dugaan fraud
yang pada akhirnya akan diputuskan oleh pengadilan/ arbitrase/ tempat
penyelesaian perkara lainnya.

Esensi audit investigatif adalah proses mengidentifikasi dan


mengungkap kecurangan atau kejahatan.
2. Menurut teori Cressey (1953), terdapat tiga kondisi yang selalu hadir
dalam tindakan fraud yaitu pressure, opportunity dan rationalization
yang disebut sebagai fraud triangle. Ketiga kondisi tersebut
merupakan faktor risiko munculnya kecurangan dalam berbagai situasi

Akuntansi Forensik secara sistem terbagi dua tipe yaitu:


a) FOSA atau Fraud Oriented system audit, adalah akuntansi forensik
yang menangani masalah-masalah fraud dalam 2 fokus kajian yaitu
Pengambilan asset secara illegal berupa Skimming (Penjarahan),
Lapping (Pencurian) Kitting (Penggelapan dana), serta Kecurangan
laporan keuangan berupa salah saji material dan data keuangan palsu.
Dengan demikian untuk mengidentifikasi fraud secara umum,
digunakan FOSA.
b) COSA atau Corruption Oriented system audit adalah akuntansi
forensik yang menangani masalah fraud dalam fokus kajian yaitu
Korupsi. Jadi COSA digunakan untuk identifikasi fraud secara spesifik
yaitu korupsi.

Audit Investigatif dengan pendekatan teori fraud, meliputi langkah-


langkah sebagai berikut:
a. Analisis data yang tersedia.
b. Ciptakan atau kembangkna berdasarkan analisis diatas
c. Uji atau tes hipotesis tersebut
d. Ubah dan simpulkan hipotesis berdasarkan hasil pengujian.
Kalau kita bisa menjawab, kelima W dan satu H (what, why, when,
where, who, and how) atau apa, mengapa, kapan, dimana, siapa, dan
bagaimana fraud tersebut, maka ia telah mempunyai teori Fraud.
Namun khusus untuk audit investigatif, ada satu hal lagi yang harus
dijawab yaitu satu H, yaitu how much atau seberapa banyak. Sehingga
dalam audit investigatif kita mempunyai rumus 5W 2H. (what, why,
when, where, who,how and how much).

3. Sintesa Mengenai Objek


Dari objek yang menjadi pembahasan di atas tentang Fraud, Akuntansi
Forensik, dan Audit Investigatif. fraud yaitu kecurangan dimana kita
bisa temukan kesalahan yang dibuat seseorang dengan sengaja,
menurut Cressey menemukan bahwa orang melakukan fraud ketika
mereka memiliki masalah keuangan yang tidak bisadiselesaikan
bersama. Dengan pembahasan ini kita harus dengan cepat mengatasi
tidakan- tindakan kecurangan dengan cara mencegah yaitu, adanya
pengawasan dan pengendalian yang baik dan arus komunikasi serta
informasi harus berjalan dengan baik juga. Akuntansi Forensik
artinya akuntansi dapat bertahan dalam kancah perseteruan selama
proses pengadilan, atau dalam proses peninjauan judicial atau
administratif. Dimana dalam pembahasan ini kita harus lebih banyak
mempelajari lagi mengenai akuntansi forensik karena melalui ilmu ini
dapat membantu membangun kesadaran dan memprerbaiki
pemahaman mengenai pola pikir kita sebagai masyarakat yang
memerangi korupsi dan kecurangan. Audit Investigatif lebih
Mengkaji system pengendalian intern untuk menilai kekuatan dan
kelemahannya, mengidentifikasi potensi kecurangan berdasarkan
kelemahan yang ada pada sistem pengendalian intern,
Mengidentifikasi hal-hal yang menimbulkan tanda tanya dan transaksi-
transaksi diluar kewajaran (non procedural), Membedakan factor
kelemahan dan kelalaian manusia dari kesalahan yang bersifat fraud,
Berhati-hati terhadap prosedur, praktik dan kebijakan manajemen.
DAFTAR PUSTAKA

IMAGAMA (2014, Maret) “AKUNTANSI FORENSIK”,


https://imagama.feb.ugm.ac.id/2014/03/19/akuntansi-forensik/
diakses pada 23 Februari 2020 pukul 22.49
Herlambang (2011, November) “Pengertian Audit Investigasi”
https://masherla.wordpress.com/2011/11/22/pengertian-audit-
investigasi/ diakses pada 23 Februari 2020 pukul 22.49
Dekaf, Nurman (2015, Januari) “FRAUD”
https://dekafnurman.wordpress.com/2015/01/06/artikel-fraud/
diakses pada 23 Februari 2020 pukul 22.49
Tuanakotta, Theodorus M. Akuntansi Forensik dan Audit
Investigasi. Jakarta: Salemba Empat, 2016

Anda mungkin juga menyukai