Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK

A. Definisi

Otitis media supuratif kronik adalah kondisi yang berhubungan dengan


patologi jaringan ireversible dan biasanya disebabkan karena episode berulang
otitis media akut. (Hetharia dan Mulyani, 2011: 69).

Otitis media sufuratif kronis adalah perforasi membrane timpani secara


permanent, dengan atau tanpa pengeluaran pus dan kadang- kadang disertai
oleh perubahan dalam mukosa dan struktur tulang dari telinga tengah. (Ari,
2010: 65).

B. Etiologi

Faktor penyebab penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi


kronis antara lain :

1. Gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis akibat :

a. Infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang.

Patogen tersering yang diisolasi dari telinga pasien dengan OMSK


adalah P. aeruginosa dan S. aureus. Bakteri anaerob juga sering
ditemukan dalam penelitian. Jamur biasanya jarang muncul kecuali bila
terdapat super infeksi pada liang telinga. (Buchman,2003).

b. Obstruksi anatomik tuba eustachius parsial / total

2. Perforasi membran timpani yang menetap

3. Terjadinya metaplasia skuamosa atau perubahan patologik menetap lainnya


pada telinga tengah.

4. Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga tengah atau rongga mastoid. Hal
ini dapat disebabkan oleh jaringan parut, penebalan mukosa, polip, jaringan
granulasi (timpano-sklerosis).
5. Terdapat daerah-daerah dengan sekuester atau osteomielitis persisten di
mastoid.

6. Faktor-faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum, atau


perubahan mekanisme pertahanan tubuh.

C. Tanda dan Gejala

Pasien mengeluh otore, vertigo, tinitus, rasa penuh ditelinga atau


gangguan pendengaran. (Arif Mansjoer, 2001 : 82).

Nyeri telinga atau tidak nyaman biasanya ringan dan seperti merasakan
adanya tekanan ditelinga. Gejala-gejala tersebut dapat terjadi secara terus
menerus atauintermiten dan dapat terjadi pada salah satu atau pada kedua
telinga.(www.health central.com, 2004).

1. Telinga berair (otorrhoe)

Sekret bersifat purulen ( kental, putih) atau mukoid ( seperti air dan encer)
tergantung stadium peradangan. Sekret yang mukus dihasilkan oleh aktivitas
kelenjar sekretorik telinga tengah dan mastoid. Pada OMSK tipe jinak,
cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali
sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani
dan infeksi. Keluarnya sekretbiasanya hilang timbul. Meningkatnya jumlah
sekret dapat disebabkan infeksi  saluran nafas atas atau kontaminasi dari
liang telinga luar setelah mandi atau berenang. Pada OMSK stadium inaktif
tidak dijumpai adanya sekret telinga. Sekret yang sangat bau, berwarna
kuning abu-abu kotor memberi kesan kolesteatoma dan

produk degenerasinya. Dapat terlihat keping-keping kecil, berwarna putih,


mengkilap. Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah
berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas. Sekret
yang bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan
polip telinga dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya.
Suatu sekret yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan
tuberkulosis.
2. Gangguan pendengaran

Ini tergantung dari derajat kerusakan tulang-tulang pendengaran.


Biasanyadijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran.
Gangguan pendengaran mungkin ringan sekalipun proses patologi sangat
hebat, karena daerah yang sakit ataupun kolesteatom, dapat menghambat
bunyi dengan efektif ke fenestra ovalis. Bila tidak dijumpai kolesteatom, tuli
konduktif kurang dari 20 db ini ditandai bahwa rantai tulang pendengaran
masih baik. Kerusakan dan fiksasi dari rantai tulang pendengaran
menghasilkan penurunan pendengaran lebih dari 30 db. Beratnya ketulian
tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani

serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah.


Pada OMSK tipe maligna biasanya didapat tuli konduktif berat karena
putusnya rantai tulang pendengaran, tetapi sering kali juga kolesteatom
bertindak sebagai penghantar suara sehingga ambang pendengaran yang
didapat harus diinterpretasikan secara hati-hati. Penurunan fungsi kohlea
biasanya terjadi perlahan-lahan dengan berulangnya infeksi karena penetrasi
toksin melalui jendela bulat (foramen rotundum) atau fistel labirin tanpa
terjadinya labirinitis supuratif. Bila terjadinya labirinitis supuratif akan
terjadi tuli saraf berat, hantaran tulang dapat menggambarkan sisa fungsi
kohlea.

3. Otalgia ( nyeri telinga)

Nyeri tidak lazim dikeluhkan penderita OMSK, dan bila ada merupakan
suatu tanda yang serius. Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena
terbendungnya drainase pus. Nyeri dapat berarti adanya ancaman
komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau
dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak. Nyeri telinga
mungkin ada tetapi mungkin oleh adanya otitis eksterna sekunder. Nyeri
merupakan tanda berkembang komplikasi OMSK seperti Petrositis,
subperiosteal abses atau trombosis sinus lateralis.
4. Vertigo

Vertigo pada penderita OMSK merupakan gejala yang serius lainnya.


Keluhan vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin
akibat erosi dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya
akibat perubahan tekanan udara yang mendadak atau pada panderita yang
sensitif keluhan vertigo dapat terjadi hanya karena perforasi besar membran
timpani yang akan menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh
perbedaan suhu. Penyebaran infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan
keluhan vertigo. Vertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi serebelum.
Fistula merupakan temuan yang serius, karena infeksi kemudian dapat
berlanjut dari telinga tengah dan mastoid ke telinga dalam sehingga timbul
labirinitis dan dari sana mungkin berlanj ut menjadi meningitis. Uji fistula
perlu dilakukan pada kasus OMSK dengan riwayat vertigo. Uji ini
memerlukan pemberian tekanan positif dan negatif pada membran timpani,
dengan demikian dapat diteruskan melalui rongga telinga tengah.

E. Manifestasi Klinis

a. Perforasi pada marginal atau pada atik

b. Abses atau kiste retroaurikuler (belakang telinga)

c. Polip atau jaringan granulasi di lubang telinga luar yang verasal dari dalam
telinga tengah

d. Terlihat kolesteatom pada telinga tengah (sering terlihat di epitimpanum)

e. Sekret berbentuk nanah dan berbau khas (aroma kolesteanom)

f. Terlihat bayangan kolesteanom pada foro rontgrn mastoid


F. Klasifikasi OMSK

OMSK dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

a. OMSK tipe benigna (tipe mukosa = tipe aman)

Proses peradangan terbatas pada mukosa saja, dan biasanya tidak mengenai
tulang. Perforasi terletak disentral. Umumnya OMSK tipe benigna jarang
menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe benigna tidak
terdapat kolesteatom.

b. OMSK tipe maligna (tipe tulang = tipe bahaya)

OMSK tipe maligna adalah OMSK yang disertai dengan kolesteoma.


Perforasi terletak pada marginal atau di atik, kadang – kadang terdapat juga
kolesteoma dengan perforasi subtotal. Sebagian komplikasi yang berbahaya
atau total timbul pada atau fatal, timbul pada OMSK tipe maligna.

G. Penatalaksanaan Medis

a. Terapi OMSK

Tidak jarang memerlukan waktu lama serta harus berulang-ulang. Sekret


yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi. Keadaan ini antara
lain di sebabkan oleh satu atau beberapa keadaan, yaitu :

· Adanya perforasi membran timpani yang permanen sehingga telinga


tengah berhubungan dengan dunia luar.

· Terdapat sumber infeksi di laring, nasofaring, hidung dan sinus paranasal.

· Sudah terbentuk jaringan patologik yang ireversibel dalam rongga


mastoid.

· Gizi dan higiene yang kurang.


b. Tindakan Pembedahan

· Mastoidektomi sederhana

Operasi dilakukan pada OMSK tipe benigna yang dengan pengobatan


konservatif tidak sembuh. Dengan tindakan operasi ini dilakukan
pembersihan ruang mastoid dari jaringan patologik. Tujuannya ialah
supaya infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi pada operasi ini fungsi
pendengaran tidak diperbaiki.

· Mastordektomi radikal

Operasi ini dilakukan pada OMSK maligna dengan infeksi atau


kolesteatom yang sudah meluas. Tujuan operasi ini adalah untuk
membuang semua jaringan patologis dan mencegah komplikasi ke
intrakranial.

· Mastoidektomi radikal dengan modifikasi (operasi bondy)

Operasi ini dilakukan pada OMSK dengan kolesteatom di daerah atik,


tetapi belum merusak kavum timpani. Tujuan operasi ialah untuk
membuang semua jaringan patologik dari rongga mastoid, dan
mempertahankan pendengaran yang masih ada.

· Miringoplasti

Operasi ini merupakan jenis timpanoplasti yang paling ringan, dikenal juga
dengan nama timpanoplasti tipe I, rekonstruksi hanya dilakukan pada
membran timpani. Tujuan operasi ialah untuk mencegah berulangnya
infeksi telinga tengah pada OMSK tipe benigna dengan perforasi yang
menetap.
· Timpanoplasti

Operasi ini dikerjakan pada OMSK tipe benigna dengan kerusakan yang
lebih berat atau OMSK tipe benigna yang tidak bisa ditenangkan dengan
pengobatan medikamentosa. Tujuan operasi ialah untuk menyembuhkan
penyakit serta memperbaiki pendengaran.

H. Komplikasi

a. Komplikasi di telinga tengah

- Perforasi persisten

- Erosi tulang pendengaran

- Paralisis nervus fasial

b. Komplikasi ditelinga dalam

- Fistel labirin

- Labirinitis supuratif

- Tuli saraf

c. Komplikasi di ekstrasdural

- Abses ekstradural

- Trombosis sinus lateralis

- Petrositis

d. Komplikasi ke susunan saraf pusat

- Meningitis

- Abses otak

- Hidrosefalus otiti
ASUHAN KEPERAWATAN OMSK

A. Pengkajian

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama,


tanggal masuk rumah sakit, nomor register, diagnosa medis

· Identitas penanggung jawab

Meliputi nama, umur, pekerjaan, alamat, hubungan dengan klien

·         Keluhan utama

Feses semakin cair, muntah, bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi
gejala dehidrasi, berat badan menurun, turgor kulit berkurang, selaput lendir
mulut dan bibir kering, frekuensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer

·         Riwayat penyakit saat ini

Buang air besar lebih dari 3 hari disertai nyeri perut

·           Riwayat penyakit dahulu

Alergi akibat penggunaan obat dan makanan seperti obat pencahar, antibiotik dan
atau mengkonsumsi makanan yang mengandung sorbitol fruktosa

·           Riwayat kesehatan keluarga

Adanya riwayat keluarga yang menderita penyakit serius seperti diabetes melitus,
hipertensi

b.      Pemeriksaan Fisik

·         Keadaan umum

·         Pemeriksaan tanda-tanda vital

·         Pemeriksaan head to toe/persistem


c.       Pemeriksaan Diagnostik

·         Pemeriksaan Audiometri

Pada pemeriksaan audiometri penderita OMSK biasanya didapati tuli konduktif,


tapi dapat pula dijumpai adanya tuli sensotineural.

Derajat ketulian nilai ambang pendengaran (ISO 1964 dan ANSI 1969)

-          Normal                    :-10 dB sampai 26 dB

-          Tuli ringan               :  27dB sampai 40 dB

-          Tuli sedang             : 41 dB sampai 55 dB

-          Tuli sedang berat    : 56 dB sampai 70 dB

-          Tuli berat                 : 71 dB sampai 90 dB

-          Tuli total                 : lebih dari 90 dB

·         Pemeriksaan Radiologi

-          CT scan

-          X-ray

K.    Diagnosa Keperawatan

1.      Nyeri akut berhubungan dengan tindakan pembedahan mastoidektomi

2.      Gangguan persepsi sensori pendengaran

3.      Resiko injuri/trauma berhubungan dengan ketidak seimbangan labirin :


vertigo

4.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang


penatalaksanaan OMA

5.      Cemas berhubungan dengan prosedur tindakan pembedahan


L.     Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

1 Nyeri akut Setelah 1.      Atur posisi 1.         Membantu


berhubungan dilakukan semi fowler mengurangi rasa
dengan tindakan nyeri
tindakan keperawatan
2.        Mengevaluasi
pembedahan 3 x 24 jam 2.      Kaji respon
nyeri, menentukan
mastoidekto nyeri klien verbal/non verbal
tindakan pemberian
mi berkurang lokasi nyeri,
terapi
atau hilang intensitas dan
dengan lamanya nyeri
kriteria hasil
3.     Ajarkan 3.         Membantu
-          Klien teknik relaksasi mengalihkan rasa
melaporkan untuk nyeri
nyeri menghilangkan
berkurang/hil nyeri
ang
4.      Kolaborasi
-          Tidak pemberian
adanya analgetik
4.         Mengurangi
perilaku yang
rasa nyeri
menunjukan
adanya nyeri

2 Gangguan Setelah 1.      Ajarkan 1.      Keefektifan


persepsi dilakukan klien untuk alat pendengaran
sensori tindakan menggunakan dan tergantung pada tipe
pendengaran keperawatan merawat alat gangguan/ketulian,
berhubungan 3x24 jam pendengaran pemakaian serta
dengan persepsi/sens secara tepat perawatannya
obstruksi, ori baik
2.      Apabila
infeksi dengan
penyebab pokok
telinga kriteria hasil
ketulian tidak
tengah
-          Klien 2.      Instruksikan progresif, maka
akan klien untuk pendengaran yang
mengalami menggunakan tersisa sensitif
peningkatan teknik-teknik terhadap trauma dan
persepsi/sens yang aman infeksi sehingga
ori sehingga dapat harus dilindungi
pendengaran mencegah
3.      Diagnosa dini
sampai pada terjadinya
terhadap keadaan
tingkat ketulian lebih
telinga atau terhadap
fungsional jauh
masalah-masalah
pendengaran rusak
secara permanen

4.      Penghentian
terapi antibiotik
3.      Observasi sebelum waktunya
tanda-tanda awal dapat menyebabkan
kehilangan organisme sisa
pendengaran yang berkembang biak
lanjut sehingga infeksi
akan berlanjut

4.      Instruksikan
klien untuk
menghabiskan
seluruh antibiotik
yang diresepkan

3 Kurang Setelah 1.      Kaji tingkat 1.         Membantu


pengetahuan dilakukan pengetahuan klien dalam memberikan
berhubungan tindakan informasi yang tepat
dengan keperawatan
2.         Menambah
kurang 2x24 jam
pengetahuan klien
informasi klien
2.      Berikan
tentang mengetahui
informasi
penatalaksan prosedur
berkenaan dengan
aan OMA OMA dengan
kebutuhan klien
kriteria hasil
3.      Beri upaya
-          Penget 3.         Membantu
penguatan pada
ahuan klien mengurangi
klien
tentang OMA kecemasan
meningkat 4.      Gunakan
4.         Dapat dengan
bahasa yang
mudah dipahami
mudah dipahami
klien
5.      Pertahankan
5.         Agar klien
kontak mata
merasa nyaman dan
selama diskusi
dihargai

4 Cemas Setelah 1.      Jujur kepada 1.      Menunjukkan


berhubungan dilakukan klien ketika kepada klien bahwa
dengan tindakan mendiskusikan dia dapat
prosedur keperawatan mengenai berkomunikasi
tindakan 1x24 kemungkinan dengan efektif tanpa
pembedahan jam  cemas kemajuan dari menggunakan alat
berkurang fungsi khusus, sehingga
atau hilang pendengarannya dapat mengurangi
dengan untuk rasa cemasnya.
kriteria hasil : mempertahankan
harapan klien
-          Klien
dalam
mampu
berkomunikasi.
mengungkap 2.      Dukungan dari
kan 2.      Berikan bebarapa orang yang
ketakutan/ke informasi memiliki
hawatirannya mengenai pengalaman yang
kelompok yang sama akan sangat
-          Respo
juga pernah membantu klien.
n klien
mengalami
tampak
gangguan seperti
tersenyum
yang dialami
klien untuk
memberikan
dukungan kepada
klien.

3.      Berikan
3.      Agar klien
informasi
menyadari sumber-
mengenai
sumber apa saja
sumber-sumber
yang ada
dan alat-lat yang
disekitarnya yang
tersedia yang
dapat mendukung
dapat membantu
dia untuk
klien.
berkomunikasi

Anda mungkin juga menyukai