Disusun Oleh :
Judul jurnal : Sistem distraksi video untuk mengurangi kecemasan dan nyeri
pada anak-anak yang mengalami venipuncture (pengambilan
darah vena) dalam keadaan darurat pediatrik.
Judul jurnal asli : Video - Distraction System to Reduce Anxiety and Pain in
Children Subjected to Venipuncture in Pediatric Emergencies
Penulis : Concepción Miguez-Navarro dan Gloria Guerrero-Marquez
Dipublikasikan : 2016
A. Latar Belakang
1. Latar Belakang Pemilihan Jurnal
Anak-anak sangat rentan terhadap penyakit dan hospitalisasi. Hospitalisasi
merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat,
mengharuskan anak untuk tinggal dirumah sakit, menjalani terapi dan perawatan
sampai pemulangannya kembali kerumah. Hal tersebut dikarenakan anak
memiliki ketahanan fisik yang lebih rentan, dibandingkan orang dewasa yang
memiliki ketahanan fisik lebih baik. Selama masa hospitalisasi anak selalu
memiliki pengalaman tidak terduga dan menjalani prosedur yang menyebabkan
anak merasa nyeri. Prosedur invasif baik yang menimbulkan nyeri atau tidak,
merupakan ancaman bagi anak- anak yang konsep integritas tubuhnya belum
berkembang baik.
Prosedur invasif yang didapatkan oleh anak yang menjalani hospitalisasi
yaitu pengambilan darah vena, injeksi, dan pemasangan infus. Pengambilan
sampel darah vena merupakan bagian dari prosedur yang rutin dilakukan saat
seseorang menjalani perawatan di rumah sakit. Prosedur terapi melalui jalur
intravena tersebut menimbulkan kondisi cemas dan nyeri akut bagi anak. Nyeri
yang tidak diatasi memiliki dampak fisik dan psikologis. Dampak fisik dari nyeri
yang tidak diatasi antara lain pernafasan yang cepat dan dangkal yang dapat
menyebabkan hipoksemia dan alkalosis. Ekspansi paru-paru yang tidak memadai
dan batuk yang tidak efektif, sehingga menyebabkan retensi cairan dan atelektasis.
Peningkatan denyut nadi, tekanan darah, peningkatan produksi hormon stress
(cortisol, adrenaline, katekolamines), yang meningkatkan metabolisme,
menghambat penyembuhan dan menurunkan fungsi imun. Ketegangan otot,
kejang dan kelelahan, yang menyebabkan kesengganan untuk bergerak secara
spontan dan penolakan ambulasi, sehingga makin menunda pemulihan.
Sedangkan dampak psikologis dari nyeri yang tidak diatasi antara lain gangguan
perilaku seperti takut, cemas, stress, gangguan tidur, selain itu juga mengurangi
koping, dan menyebabkan regresi perkembangan.
Salah satu teknik distraksi yang dapat dilakukan pada anak dalam
penatalaksanaan nyeri adalah menonton kartun animasi. Pada film kartun animasi
terdapat unsur gambar, warna, dan cerita sehingga anak-anak menyukai menonton
film kartun animasi. Ketika anak lebih fokus pada kegiatan menonton film kartun,
hal tersebut membuat impuls nyeri akibat adanya cidera tidak mengalir melalui
tulang belakang, pesan tidak mencapai otak sehingga anak tidak merasakan nyeri.
Dari hasil studi pendahuluan tanggal 27 September 2017 yang dilakukan di
ruang HCU Melati 2 RSUD Dr. Moewardi surakarta, terdapat 3 dari 4 anak
dilakukan pengambilan sampel darah vena yang bereaksi menangis, menjerit,
wajah menyeringai, dan mengatupkan gigi. Pada ruang HCU Melati 2 sudah
memberikan implementasi dengan mengajak berbicara dan bercanda klien saat
dilakukan pengambilan sampel darah vena namun hasilnya kurang maksimal
terhadap kecemasan dan nyeri anak. Oleh karena itu, kami tertarik untuk
menggunakan teknik distraksi dengan video kartun sebagai terapi untuk
menurunkan tingkat kecemasan dan nyeri saat dilakukan pengambilan darah vena
yang dapat diterapkan di ruang HCU Melati 2.
B. Tujuan
1. Tujuan Jurnal
Tujuan jurnal adalah untuk mengetahui efektifitas teknik distrakssi dengan
video dalam mengurangi kecemasan dan nyeri pada anak-anak yang mengalami
venipuncture dalam keadaan darurat pediatrik. Tujuan lain adalah untuk
menganalisis hubungan antara kecemasan antisipatif, kecemasan nyata, tingkat
nyeri yang dirasakan dan riwayat venipuncture, serta hubungan antara kecemasan
anak-anak dan orang tua.
2. Tujuan Review Jurnal
Tujuan dari review jurnal ini adalah untuk menganalisa efektivitas teknik
distrakssi dengan video dalam mengurangi kecemasan dan nyeri pada anak-anak
yang mengalami venipuncture. Selain itu, untuk memberikan sosialisasi kepada
perawat di ruang HCU Melati 2 bahwa teknik distrakssi dengan video dapat
mengurangi kecemasan dan nyeri pada anak-anak yang dilakukan pengambilan
darah vena.
C. Metode
1. Desain penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian prospektif, acak dan studi terkontrol
pada anak-anak usia 3 sampai 11 tahun di ruang kegawatan sebuah rumah sakit.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 140 anak dan dibagi menjadi dua
kelompok dengan 70 anak pada kelompok intervensi (menerima teknik distraksi
video) dan 70 anak pada kelompok control (tanpa diberi teknik distraksi video).
Adapun kriteria inklusi adalah anak-anak usia 3 sampai 11 tahun yang
mendapatkan venipuncture (pengambilan darah vena). Untuk kriteria
eksklusinya adalah anak-anak dengan retardasi psikomotor, patologi kronis,
gangguan kesadaran, pasien yang diklasifikasikan sebagai Prioritas 1 atau
Prioritas 2 (dalam sistem 5 tingkat triase), serta orang tua atau pengasuh yang
tidak menandatangani informed consent.
3. Prosedur Penelitian
Anak dipilih secara acak ke salah satu dari dua kelompok studi: kelompok
intervensi terdiri dari anak-anak yang diberi teknik distraksi video dan kelompok
kontrol terdiri dari anak-anak yang tidak diberi teknik distraksi video.
Teknik distraksi video terdiri dari menampilkan video pendek dari kartun
yang paling sering ditonton oleh anak-anak Spanyol (menggunakan DVD
portable, LG). Video itu dipilih oleh masing-masing anak (antara lain:
Doraemon, Spongebob atau Shrek).
b. Penerapan tourniquet, mencari vena yang tepat dan desinfeksi zona yang
dipilih untuk tusukan.
Variabel penelitian yang diambil untuk setiap pasien adalah: jenis kelamin,
ras / etnis, usia, riwayat venipuncture (Ya atau Tidak; menanyai orang tua / wali
apakah anak pernah dilakukan venipuncture dalam 2 bulan terakhir sebelum
menjadi responden pada penelitian ini), teknik venipuncture (venipuncture
untuk ekstraksi darah atau untuk kateterisasi), tingkat kesulitan dari
venipuncture (penilaian subjektif dari perawat yang telah melakukan), jumlah
venipunctures hingga sukses, pengalaman perawat yang melakukan
venipuncture (lebih atau kurang dari 6 bulan), tingkat kecemasan antisipatif
(dari saat anak tahu dia akan ditusuk oleh jarum atau saat angiocatheter
menyentuh kulit, yaitu kecemasan yang dirasakan anak saat 1-5 menit sebelum
tusukan), tingkat kecemasan yang nyata (dari saat jarum menyentuh kulit
sampai saat diekstraksi), tingkat kecemasan orang tua / wali (dinilai dari saat
orang tua diberitahu tentang perlunya venipuncture hingga saat perawat mulai
penusukan). Kehadiran orang tua / wali tidak diizinkan dalam kelompok studi,
karena dianggap bahwa kehadiran mereka bisa menjadi metode non-
farmakologis untuk mengurangi kecemasan pada anak-anak, dan itu dapat
menyebabkan bias pada penelitian). Tingkat nyeri (anak ditanya tentang tingkat
nyeri yang dia rasakan selama tusukan), dan juga denyut jantung anak (denyut
per menit (bpm)).
Tingkat nyeri: Untuk mengukur nyeri yang dirasakan oleh anak selama
venipuncture, menggunakan skala yang valid dan skala adaptasi untuk setiap
kelompok usia. Semua anak-anak bisa mengatakan berapa banyak nyeri yang
mereka rasakan. Pada anak-anak berusia 3 sampai 7 tahun menggunakan skala
Wong-Baker. Skala Wong Baker adalah skala analog visual dengan gambar
wajah yang mengekspresikan derajat nyeri yang berbeda; ada 6 wajah, dan
wajah masing-masing memiliki skor (0, 2, 4, 6, 8 dan 10, di mana 0 adalah tidak
ada rasa sakit, 2 adalah nyeri ringan, 4 dan 6 adalah nyeri sedang, dan 8 dan 10
adalah nyeri yang parah) . Pada anak-anak berusia lebih dari 7 tahun
menggunakan skala numerik verbal (skala numerik dengan interval dari 1
sampai 10, dimana 0 tidak ada nyeri dan 10 adalah nyeri maksimum).
4. Instrumen
a. Terapi pijat
Instrumen yang digunakan dalam penelitian di jurnal untuk terapi pijat
adalah standar prosedur untuk pijat dan baby oil.
b. KMC
Instrumen yang digunakan pada intervensi KMC di dalam jurnal tidak terlalu
jelas, hanya dijelaskan saat dilakukan intervensi KMC bayi hanya
menggunakan popok (diapers) dan ditempelkan pada dada ibu. Pada KMC
ibu duduk di kursi goyang selama melakukan KMC. Kemudian dilakukan
pengukuran berat badan pada hari pertama sebelum intervensi dan pada hari
kelima sesudah intervensi. Selain itu dilakukan pengukuran lama perawatan
di rumah sakit dihitung mulai dari hari kelahiran partisipan sama seperti
pada kelompok terapi pijat.
D. Hasil
Terapi pijat dan KMC efektif dalam meningkatkan berat badan dan
mengurangi lama perawatan di rumah sakit pada bayi prematur dengan BBLR.
Berikut tabel hasil penelitian :
Pada hasil penelitian dapat diketahui bahwa terapi pijat dan KMC sama-
sama efektif dalam meningkatkan berat badan pada bayi dengan BBLR dan
mengurangi lama perawatan di rumah sakit. Namun terapi pijat lebih efektif untuk
kedua parameter tersebut dapat diketahui dari rata-rata peningkatan berat badan
setelah dilakukan terapi pijat lebih tinggi daripada rata-rata peningkatan berat badan
pada kelompok KMC. Begitu juga untuk lama perawatan terapi pijat lebih efektif
dilihat dari lama perawatan pada terapi pijat lebih sedikit dari pada lama perawatan
pada kelompok KMC.
E. Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terapi pijat dan KMC dapat
meningkatkan berat badan dan mengurangi lama perawatan di rumah sakit. Adanya
peningkatan berat badan pada kelompok terapi pijat sesuai dengan penelitian dari
Dieter dkk tahun 2003, bahwa terapi pijat dapat mempengaruhi penambahan berat
badan. Dieter dkk (2003) meneliti efek dari terapi pijat selama 5 hari terhadap berat
badan dan perilaku tidur pada bayi prematur yang stabil dan menyimpulkan bahwa
terapi pijat yang efektif dalam meningkatkan berat badan dan meningkatkan waktu
tidur.
Pada penelitian sebelumnya, diketahui bahwa neonatus yang memiliki berat
badan lebih tidak dapat mencerna lebih banyak kalori atau menghabiskan lebih
banyak waktu tidur. Menanggapi temuan ini Diego dkk. pada tahun 2008
mengemukakan teori bahwa pijat merangsang aktivitas vagal (aktivasi saraf vagal
merupakan indeks sistem saraf parasimpatis) yang mengarah ke peningkatan
pelepasan hormon pencernaan dan peningkatan motility.
Pijat lambung telah terbukti menurunkan stres pada neonatus. Efek dari pijat
pada bayi prematur adalah meningkatkan kesehatan dan mengurangi panjangnya
waktu di NICU. Hal ini juga dapat menurunkan tingkat stres neonatus pada
lingkungan yang dapat meningkatkan aktivitas vagal sehingga nafsu makan bayi
meningkat dan dapat meningkatkan berat badan serta pengurangan lama perawatan
di rumah sakit.
Mendes dan Procianoy (2008) meneliti tentang efek dari terapi pijat dan
KMC di rumah sakit pada bayi berat lahir rendah dan menyimpulkan bahwa terapi
pijat dapat menurunkan perawatan di rumah sakit dan meminimalkan kejadian
neonatal dengan sepsis pada berat lahir bayi rendah. Penurunan ini mungkin
dikaitkan dengan peningkatan berat badan bayi, peningkatan kekebalan tubuh, dan
penurunan tingkat stres dan aktivitas setelah terapi pijat.
Pada kelompok KMC juga terdapat peningkatan berat badan dan pengurangan
lama perawatan di rumah sakit. Roberts et al (2000) menyimpulkan bahwa KMC
dapat meningkatkan berat badan bayi mungkin disebabkan karena adanya
peningkatan angka menyusui, peningkatan tonus vagus, meningkatkan siklus tidur,
dan meningkatkan tingkat metabolisme.
Metabolisme basal merupakan jumlah keseluruhan aktivitas metabolisme
dalam keadaan istirahat fisik dan mental. Kondisi bayi yang rileks, tidak stress dan
tidur yang cukup akibat pemberian terapi pijat dan KMC, dapat meningkatkan
kecepatan metabolisme basal. Kalori yang ada dalam tubuh digunakan untuk
menghindari kehilangan berat badan, mempertahankan suhu tubuh dan membiarkan
persediaan aktivitas fungsional semua sel jaringan, kelenjar dan organ. Bayi dengan
tingkat kalori tinggi akan mengalami peningkatan berat badan, sehingga akan
mempercepat proses perawatan di Rumah Sakit (Syaifuddin, 2012).
Demikian pula pengurangan perawatan di rumah sakit dapat dikaitkan dengan
penurunan tingkat infeksi secara keseluruhan dan meningkatkan ikatan ibu dan bayi
yang dapat memulihkan kondisi kesehatan yang lebih baik.
F. Analisis Jurnal
1. Kelebihan Jurnal.
a. Penulis menjelaskan teknik penelitian dan waktu dalam penerapan sehingga
memudahkan dalam pelaksanaan.
b. Terapi pijat dan KMC mudah dilakukan karena tidak memerlukan alat yang
rumit.
c. Langkah-langkah terapi pijat dan KMC dalam jurnal sederhana sehingga
mudah diaplikasikan.
d. Tidak menimbulkan efek samping apapun.
2. Kekurangan Jurnal
a. Jurnal ini tidak menyampaikan secara lengkap langkah-langkah setiap sesi
taktil dan kinestetik serta langkah-langkah melakukan KMC.
b. Jurnal ini tidak menjelaskan secara jelas tentang instrumen apa saja yang
digunakan dalam melakukan tindakan KMC.
c. Jurnal ini tidak menggunakan kelompok kontrol sehingga hasil kurang
signifikan karena tidak ada kelompok pembanding.
d. Jurnal ini tidak menjelaskan dan melampirkan instrumen atau alat ukur yang
digunakan dalam peneitian.
G. Implikasi Keperawatan
1. Terapi pijat dan KMC telah diterapkan dan berhasil, akan sangat bermanfaat
dalam membantu bayi dalam penambahan berat badan dan mengurangi lama
perawatan di rumah sakit pada bagi prematur.
2. Jurnal ini dapat menambah informasi bagi pelayanan keperawatan sebagai
tindakan mandiri perawat dalam melakukan intervensi kepada bayi prematur
dengan BBLR, khususnya pada bayi yang memiliki resiko komplikasi pada
persalinan prematur.
3. Terapi pijat dan KMC dapat menjadi alternatif sebagai pilihan tindakan mandiri
keperawatan pada bayi yang mudah dilakukan di ruang perinatologi dan rawat
gabung bayi dengan ibunya.