1. Pengertian
dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi
lemak, dan protein yang di sebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan
Diabetes melitus adalah ganguan metabolisme yang secara genetis dan kinis
(soewondo, 2010).
Ada beberapa tipe Diabetes Mellitus yang berbeda; penyakit ini di bedakan
a. DM Tipe I
[IDDM]). Pada DM jenis ini, sel-sel beta pankreas yang dalam keadaan normal
glukosa darah.
b. DM Tipe II
Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (non-insulin-dependent Diabetes
Mellitus [NIDDM]). Diabetes Melitus tipe ini terjadi akibat penurunan sensitivitas
Faktor resiko terjadinya GDM adalah usia tua, etnik, obesitas, multiparitas,
riwayat keluarga, dan riwayat Diabetes Gestasional terdahulu (Bruner and sudart,
2014).
komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, di sertai lesi pada
2. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi pankreas
Pankreas adalah suatu organ yang terdiri dari jaringan eksokrin dan endokrin.
endokrin yang dikenal sebagai pulau (islets) Langerhans. Sel endokrin pankreas
yang terbanyak adalah sel β (beta), tempat sintesis dan sekresi insulin, dan sel α
(alfa) yang menghasilkan glukagon. Sel D (delta), yang lebih jarang adalah tempat
kelenjar ludah, panjangnya kira-kira 15 cm, lebarnya pada vertebrebarnya 5cm, mulai
dari duodenum sampai ke limpa, beratnya rata-rata 60-90gr terbentang pada vertebra
masing kelenjar bersatu menjaudi duktus yang jari-jarinya 3mm, duktus ini di sebut
duktus pangkreatikus.
duodenum 7,5cmdi bawah pilarus. Pangkreas terletak di belakang selaput perut atau
(retro peritoneal).Di depan di tutupi selaput dinding perut dan mendapat darah dari
arteri pankreatika. Salah satu cabang dari batang nadi aorta abdominalis.
Pankreas mempunyai dua macam sel kelenjar. Dimana sel itu di kumpulkan dan
2002).
b. Fisiologi
Fungsi pankreas
1) Fungsi Eksokrin
c. Lipase, yang menghidrolisis lemak netral menjadi gliserol dan asam lemak.
2) Fungsi Endokrin
langerhans, terdiri dari sel-sel pucat dengan banyak pembuluh darah yang
beberapa jenis di antaranya adalah sel A(alfa), sel B(beta), dan sel D(delta).
Setiap jenis sel mensekresi hormon yang berbeda.Sel A membentuk glukosa yang
insulin yang memudahkan transper glukosa ke dalam sel, sehingga kadar glukosa
3. Etiologi
a. Diabetes Tipe I
sel beta.
ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA (Human Leokosit
Antigen) tertentu.
2) Faktor-faktor imunologi. Pada DiabetesMelitus tipe I terdapat bukti adanya
antibodi terarah pada jaringan normal tubuh (sel-sel pulau langerhans) yang
seperti virus atau toksin tertentu yang dapat memicu proses autoimun yang
b. Diabetes Tipe II
Disbetes Mellitus di sebabkan kegagalan relatip sel beta dan resistensi insulin.
pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa
oleh hati. Sel beta tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya,
sekresi insulin lain. Berarti sel beta pengkreas mengalami desensitisasi terhadap
4. Patofisiologi
a. Diabetes Tipe I
insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun.
Hiperglikemia-puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati.Di
samping itu, glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati
(sesudah makan).
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat
menyerap kembali, semua glukosa yang tersaring keluar sehingga glukosa tersebut
urine, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan
dalam bentuk urine (poliuria) sehingga klien akan mengalami rasa haus (polidipsia).
glukosa yang disimpan) dan glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru dari asam
amino serta substansi lain), namun pada penderita defisiensi insulin, proses ini akan
b. Diabetes Tipe II
Pada Diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan
insulin yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin
akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya
insulin dengan reseptor tersebut terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme
glukosa di dalam sel. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk
sekresi insulin yang merupakan ciri khas Diabetes tipe II, namun masih terdapat
insulin dengan jumlah yang adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dan
produsi badan keton yang menyertainya. Karena itu ketoasidosis diabetik tidak
5. Clinical Pathway
Produk insulin
Glukosa meningkat
hiperglikemi
glukosaria glukosaria
hiperosmolaritas
Penurunan Osmotic diuresis
Produksi
Kalori keluar
glukosa oleh
energi
sel poliura
metabolisme
Rasa lapar
Protein dehidrasi
Protein dan
tulang polipagia
lemak dibakar
hilang
Risiko
Kekurangan Ketidak seimbangan
Respon BB menurun nutrisi kurang dari
volume cairan
peredaran kebutuhan tubuh
darah keletihan
Risiko infeksi
Tanda dan gejala Diabetes Melitusmenurut Arif, (2000) adalah sebagai berikut:
a. Polifagia
b. Poliuria
c. Polidipsia
d. Lemas
f. Kesemutan
g. Gatal
h. Mata kabur
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penyaring perlu di lakukan pada kelompok dengan resiko tinggi DM,
yaitu kelompok usia dewasa tua (>40 tahun), obesitas, tekanan darah tinggi, riwayat
keluarga DM, riwat kehamilan dengan berat badan lahir bayi >4000g, riwayat DM pada
sewaktu, kadar glukkosa darah puasa, kemudian dapat di ikuti dengan tes toleransi
glukosa oral (TTGO) standar. Untuk kelompok resiko tinggi yang hasil pemeriksaan
penyaringnya negatif, perlu pemeriksaan penyaring ulangan tiap tahun. Bagi pasien
berusia >45 tahun tanpa faktor resiko, pemeriksaan penyaring dapat dilakukan tiap 3
a. Pemeriksaan Darah
b. Pemeriksaan Urine
mendidih.
Chepolathin, chepolaxin.
Pelaksanaan :
a) Ambil urine ke II
d) Lalu bandingkan pita test yang di rendam di dalam urine dengan daftar warna.
Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai
patokan penyaring.
Kreteria diagnostik WHO untuk diabetes militus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
2) Tes labolaturium DM
Jenis tes pada pasien DM dapat berupa tes sering,tes diagnostik, tes
3) Tes saring
1. GDP, GDS
4) tes diagnostic
Tes-tes diagnostic pada Dm adalah: GDP, GDS, GD2PP (glukosa darah 2 jam
1) Mikroalbuminurial : urin
8. Penatalaksanaan
(HONK).
9. Komplikasi
diabetik.
c. Neuropati diabetik.
d. Rentan infeksi, seperti tuberkulosis paru, gingivitis, dan infeksi saluran kemih.
Melitus
1. Pengkajian
a. Identitas
Identitas klien mencakup nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, agama,
pendidikan, pekerjaan, status, alamat, tanggal masuk rumah sakit, cara masuk
1) Keluhan utama
Melitus adalah poliuri, polipagi dan polidipsi serta ditemukan juga keluhan
bisul dan gangren, pada wanita sering terjadi pruritus vulva, sedangkan pada
Riwayat kesehatan saat ini berupa uraian mengenai penyakit yang diderita
oleh klien dari mulai timbulnya keluhan yang dirasakan sampai klien dibawa ke
rumah sakit dan apakah pernah memeriksakan diri ke tempat lain selain rumah
sakit umum serta pengobatan apa yang pernah diberikan dan bagaimana
perubahannya.
Riwayat kesehatan yang lalu dititik beratkan apakah klien pernah menderita
penyakit hormon atau penyakit pankreas yang berkaitan dengan faktor pencetus
Yang perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit yang
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Biasanya lemah
2) Kesadaran
Biasanya composmetis
3) Berat badan
meliputi :
a) Pernapasan(B1:breathing)
b) Cardiovaskuler(B2:blood)
,TD:Hipotensi
c) Persyarafan (B3:Brain)
kuadran kanan bawah,nyeri lepas pada sisi kiri diduga inflamasi peritoneal
gula darah.
fisik.Pada klien lansia dengan diabetes melitus, semua aspek kehidupan klien
termasuk persepsi klien terhadap diri sendiri dan kesehatan dapat berubah
makan, pola makan, diit, kesulitan menelan, mual / muntah dan makanan
polidipsi.
3) Pola eliminasi
Pada klien diabetes melitus dijumpai poliuri, dan juga proteinuria akibat
dari efek samping pengobatan. Pada klien lanjut usia terjadi penurunan fungsi
tampak kecoklatan dan putih susu pada pupil, peningkatan air mata.
a) Semua aspek kehidupan klien termasuk persepsi klien terhadap diri sendiri
dapat berubah akibat perjalanan penyakit diabetes melitus yang tidak dapat
dirasakan klien.
b) Pada pengkajian pola persepsi dan konsep diri juga dikaji tingkat depresi
Terjadi perubahan pada kinerja seksualitas karena takut pada rasa nyeri
atau takut yang ditimbulkan oleh pasangannya dan keterbatasan gerakan dapat
menggunakan koping / toleransi stres yang tidak efektif. Klayan menarik diri,
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien dengan diagnosa medis
(diabetes militus).
dan dehidrasi
meningkatkan asupan
tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Doenges. M.E,at all. (1999).Rencana Asuhan Keperawatan. Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawat Pasien.EGC : Jakarta.
International Diabetes Federatio. (2016). IDF Diabetes Atlas Seventh Edition 2016.Dunia: IDF
Adam, J.M.F, Purnamasari. D., 2009. Diabetes Melitus Gestasional. Di Dalam : Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jilid 3 Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FK UI, hal. 1952-1956.
Muhadjir. (1996). Metode Penelitian Kualitatif. Edisi III. Pake Sarasia : Jakarta.
Nurarif, Amin Huda, dkk..(2015) Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
Nanda NIC-NOC Edisi Revisi Jilid. Mediaction :Yogyakarta
Pearce, C. (2004). Anatomy & Physiology for Nurse.AlihBahasa : Sri YilianiHandoyo. Anatomi dan
Fisiologis Untuk Paramedis. Gramedia : Jakarta.
Soewondo P., 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam: Insulin : Ketoasidosis Diabetik,
Soemadji W.D., 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam: Hipoglikemia Iatrogenik, Jilid