Tambang Terbuka Modul Belajar PDF
Tambang Terbuka Modul Belajar PDF
PENAMBANGAN
Modul 1: Penambangan Terbuka
Tim Penyusun:
Drs. Odih Supratman, ST., MT.
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa, karena hanya atas karunia dan rahmat-Nya, penyusunan Bahan
Ajar Program Keahlian Geologi Pertambangan dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusunan Bahan Ajar ini dilakukan untuk memberikan pembenaran
secara akademis dan sebagai landasan pemikiran dari materi pokok
Penambangan yang terdiri dari empat Kegiatan Pembelajaran (1) Tambang
Terbuka, (2) Tambang Bawah Tanah dan (3) Reklamasi Bekas Tambang.
Penyusunan bahan ajar ini didasarkan pada hasil kajian dan diskusi terhadap
substansi materi muatan yang terdapat di berbagai pelaksanaan perkembangan
di bidang Geologi Pertambangan. Adapun penyusunannya dilakukan
berdasarkan pengolahan dari hasil eksplorasi studi kepustakaan, pendalaman
materi secara komprehensif dengan para praktisi dan pakar di bidangnya, serta
diskusi internal tim yang dilakukan secara intensif.
Kelancaran proses penyusunan Bahan Ajar ini tentunya tidak terlepas dari
keterlibatan dan peran seluruh Tim Penyusun, yang telah dengan
penuh kesabaran, ketekunan, dan tanggung jawab menyelesaikan apa yang
menjadi tugasnya. Untuk itu, terima kasih atas ketekunan dan kerjasamanya.
Semoga Bahan Ajar ini bermanfaat bagi pembacanya.
Tim Penyusunan
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BIDANG KAJIAN PENAMBANGAN
Selamat datang di Mata Kegiatan Belajar (Modul) Penambangan Terbuka. Kita bersama-
sama akan membahas tentang definisi metode penambangan terbuka, jenis-jenis metode
penambangan terbuka, dan keunggulan serta kekurangan dari metode penambangan
terbuka. Modul berjudul penambangan terbuka ini merupakan bagian dari kajian
penambangan yang wajib dipahami oleh peserta PPG bidang keahlian geologi
pertambangan.
5
KEGIATAN BELAJAR 1: PENAMBANGAN TERBUKA
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Mata Kegiatan
Ilmu pertambangan merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meliputi
pekerjaan penyelidikan, pencarian, studi kelayakan, persiapan penambangan,
penambangan, pengolahan dan penjualan mineral-mineral atau batuan yang
memiliki arti ekonomis (berharga).
6
Urutan keseluruhan kegiatan di pertambangan modern dilakukan dengan lima
tahapan dalam perencanaan tambang yaitu: prospeksi (prospecting), eksplorasi
(exploration), pengembangan (development), eksploitasi (exploitation), dan
reklamasi (reclamation).
Penutupan (closure) dan reklamasi lokasi tambang telah menjadi bagian penting dari
siklus hidup tambang karena tuntutan masyarakat untuk lingkungan yang lebih
bersih dan undang-undang yang lebih ketat yang mengatur pengabaian suatu
tambang. Keseluruhan proses pengembangan tambang dengan pemanfaatan lahan
di masa mendatang disebut sebagai pembangunan berkelanjutan.
7
2. Relevansi Mata Kegiatan
Teknik penambangan merupakan suatu pekerjaan akhir dari kajian geologi
pertambangan ini. Dari pengetahuan awal mengenai batuan dan mineral, Geologi
Struktur kemudian dilanjutkan oleh pemetaan eksplorasi, semuanya bermuara ke
Teknik penambangan. Teknik penambangan merupakan hal yang kompleks yang
berhubungan baik sebelum maupun saat serta setelah penambangan. Teknik
penambangan digunakan saat proses menemukan dan menentukan suatu sumber
daya mineral atau bahan galian dengan melakukan studi data sekunder dan
pengukuran menggunakan metode eksplorasi lansung maupun tidak langsung.
3. Petunjuk Belajar
Agar kita berhasil dengan baik dalam mempelajari bahan ajar ini berikut beberapa
petunjuk yang dapat anda ikuti:
a. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai anda
memahami secara tuntas, untuk apa, dan bagaimana mempelajarinya.
b. Tangkaplah makna dari setiap konsep yang dibahas dalam modul ini melalui
pemahamam sendiri dan tukar pikiran dengan teman anda.
c. Upayakan untuk dapat membaca sumber-sumber lain yang relevan untuk
menambahkan wawasan anda menjadikan perbandingan jika pembahasan
dalam modul ini masih dianggap kurang.
d. Mantapkan pemahaman anda dengan latihan dalam modul dan melalui
kegiatan diskusi dengan mahasiswa atau dosen.
8
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
D. URAIAN MATERI
Tambang terbuka (surface mining) adalah metode penambangan yang segala kegiatan
atau aktivitas penambangannya dilakukan di atas atau relatif dekat dengan permukaan
bumi, dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan udara luar.
Pemilihan metode penambangan pada awalnya didasarkan pada letak endapan relatif
terhadap permukaan dangkal/dalam dan setelahnya mengacu pada keuntungan terbesar
yang akan diperoleh serta mempunyai perolehan tambang yang terbaik dengan
memperhatikan karakteristik unik di daerah yang akan ditambang (meliputi: alam,
geologi, lingkungan, dll).
9
2. Kondisi geologi dan hidrogeologi
Karakteristik geologi dari mineral dan batuan induknya sangat mempengaruhi
pemilihan metode penambangan, khususnya dalam pemilihan antara metode
selektif atau tidak. Hidrologi mempengaruhi sisten drainase dan pompa yang
diperlukan sedangkan mineralogy mempengaruhi cara pengolahan mineral.
Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan untuk kondisi geologi dan
hidrogeologi:
Mineralogi dan petrogafi (sulfida dan oksida)
Komposisi kimia dan kwalitas (bahan tambang primer dan produk
samping, by product, untuk batu bara: CV, TM, Ash, S)
Struktur geologi (lipatan, patahan, diskontiniu, itrusi)
Bidang lemah (kekar, retakan, cleavage dalam endapan bijih atau cleats
dalam batu bara)
Keseragaman, alterasi, oksidasi, erosi (zona dan batas)
Air tanah dan hidrologi
3. Sifat-sifat geoteknik (mekanika tanah dan batuan)
Sifat mekanis dari material endapan dan batuan sekitarnya merupakan faktor kunci
dalam pemilihan peralatan pada tambang terbuka sedangkan pada tambang bawah
tana hal ini berpengaruh pada kelas metode yang dipilih seperti unsupported,
supported, atau caving. Berikut adalah hal-hal yang jadi pertimbangan dari sifat
geoteknik untuk pertambangan:
Sifat elastik (kekuatan, modulus elastisitas, kekakuan, dll)
Perilaku elastik atau viskoelastik (flow, creep)
Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)
Konsolidasi, kompaksi, dan kompetensi
Sifat-sifat fisik lainnya (berat isi, specific gravity, angka pori, porositas,
permeabilitas, kadar air)
10
4. Konsiderasi ekonomi
Faktor ini mempengaruhi hasil, investasi, aliran kas, masa pengembalian dan
keuntungan. Berikut adalah hal-hal yang mempengaruhi kondisi ekonomi
pertambangan:
Cadangan (tonase dan kadar / kwalitas)
Laju produksi (produksi per satuan waktu)
Umur tambang
Produktivitas (produksi per satuan pekerja dan waktu, missal
ton/karyawan-shift)
Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang
cocok
5. Faktor teknologi
Berikut adalah hal-hal yang berkaitan dengan faktor teknologi dalam pemilihan
metode penambangan:
Perolehan tambang (mine recovery)
Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih / batubara)
Kefleksibelan metode dengan perubahan kondisi
Selektivitas metode untuk batubara dan waste
Konsentrasi atau disperse dari pekerjaan
Modal, pekerja, dan intensitas mekanisasi
6. Faktor lingkungan
Berikut adalah hal-hal yang berkaitan dengan faktor lingkungan dalam pemilihan
metode penambangan:
Kontrol bawah tanah
Penurunan permukaan tanah (subsidence)
Kontrol atmosfir (kontrol kwalitas, kontrol panas dan kelembaban, serta
untuk tambang bawah tanah: ventilasi)
Kekuatan pekerja (pelatihan, recruitment, kondisi kesehatan dan
keselamatan kerja, kehidupan dan pemukiman)
11
Klasifikasi metode menurut Hartman (1987) dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Dalam penambangan mineral atau endapan bijih dengan metode tambang terbuka
ada beberapa cara, yaitu:
1. Contour Mining
Contour mining cocok diterapkan untuk endapan batubara yang relatif datar dan
tersingkap di lereng pegunungan atau bukit.
12
Karena keterbatasan daerah yang bisa digali, maka daerah menjadi sempit tetapi
panjang sehingga memerlukan alat-alat yang mudah berpindah-pindah. Umur
tambang biasanya pendek.
Menurut Robert Meyers, contour mining dibagi menjadi beberapa metode, antara
lain:
Pada metode ini, penggalian awal dibuat sepanjang sisi bukit pada daerah
dimana batubara tersingkap. Pemberaian lapisan tanah penutup dilakukan
dengan peledakan dan pemboran atau menggunakan Dozer dan ripper serta
alat muat front end leader, kemudian langsung didorong dan ditimbun di
daerah lereng yang lebih rendah (Gambar 1).
13
b. Block-cut contour mining
Pada tahap awal blok 1 digali sampai batas tebing (highwall) yang diijinkan
tingginya. Tanah penutup tersebut ditimbun sementara, batubaranya
kemudian diambil. Setelah itu lapisan blok 2 digali kira-kira setengahnya dan
ditimbun di blok 1. Sementara batubara blok 2 siap digali, maka lapisan tanah
penutup blok 3 digali dan berlanjut ke siklus penggalian blok 2 dan
menimbun tanah buangan pada blok awal. Pada saat blok 1 sudah ditimbun
dan diratakan kembali, maka lapisan tanah penutup blok 4 dipidahkan ke blok
2 setelah batubara pada blok 3 tersingkap semua. Lapisan tanah penutup blok
5 dipindahkan ke blok 3, kemudian lapisan tanah penutup blok 6 dipindahkan
ke blok 4 dan seterusnya sampai selesai (Gambar 2). Penggalian beruturan ini
akan mengurangi jumlah lapisan tanah penutup yang harus diangkut untuk
menutup final pit.
14
c. Haulback contour mining.
15
- Truk atau front-end loader
- Scrapers
Pada metode box-cut contour mining ini (Gambar 5) lapisan tanah penutup
yang sudah digali, ditimbun pada daerah yang sudah rata di sepanjang garis
singkapan hingga membentuk suatu tanggul-tanggul yang rendah yang akan
membantu menyangga porsi terbesar dari tanah timbunan.
16
2. Mountaintop removal method
17
Gambar 7. Conventional Area Mining Method (Chironis, 1978)
18
c. Block area mining
4. Open Pit
Penambangan dengan cara open pit adalah penambangan terbuka yang dilakukan
untuk menggali endapan-endapan bijih metal seperti endapan bijih nikel, endapan
bijih besi, endapan bijih tembaga, dan sebagainya.
Penambangan dengan cara open pit biasanya dilakukan untuk endapan bijih atau
mineral yang terdapat pada daerah datar atau daerah lembah. Tanah akan digali ke
bagian bawah sehingga akan membentuk cekungan atau pit.
19
Cara pengangkutan pada open pit tergantung dari kedalaman endapan dan
topografinya. Pada dasarnya cara pengangkutannya ada 2 (dua) macam, yaitu:
Cara konvensional atau cara langsung, yaitu hasil galian atau peledakan
diangkut oleh truck / belt conveyor / mine car / skip dump type rail cars, dan
sebagainya, langsung dari tempat penggalian ke tempat dumping dengan
menelusuri tebing-tebing sepanjang bukit.
Cara inkonvensional atau cara tak langsung adalah cara pengangkutan hasil
galian / peledakan ke tempat dumping dengan menggunakan cara kombinasi
alat-alat angkut. Misalnya dari permuka/medan kerja (front) ke tempat crusher
digunakan truk, dan selanjutnya melalui ore pass ke loading point; dari sini
diangkut ke ore bin dengan memakai belt conveyor, dan akhirnya diangkut ke
luar tambang dengan cage.
20
kerja yang digali dari arah bawah ke atas atau sebaliknya (side hill type). Bentuk
tambang dapat pula melingkari bukit atau undakan, hal tersebut tergantung dari
letak endapan penambangan yang diinginkan.
Cara pengangkutan endapan bijih atau mineral pada metode ini sama dengan
pengangkutan yang dilakukan pada metode open pit.
6. Quarry
Metode penambangan dengan cara quarry adalah penambangan terbuka yang
dilakukan untuk menggali endapan-endapan bahan galian industri atau mineral
industri, seperti batu marmer, batu granit, batu andesit, batu gamping, dll.
Bentuk tambang berdasarkan letak endapan bahan galian industri itu sendiri ada 2
(dua) macam, yaitu:
21
a. Side Hill Type
Side hill type merupakan bentuk penambangan untuk batuan atau bahan galian
indutri yang terletak dilereng-lereng bukit. Medan kerja dibuat mengikuti arah
lereng-lereng bukit itu dengan 2 (dua) kemungkinan, yaitu:
- Bila seluruh lereng bukit itu akan digali dari atas ke bawah, maka medan
kerja dapat dibuat melingkar bukit dengan jalan masuk (access road)
berbentuk spiral.
- Bila hanya sebagian lereng bukit saja yang akan di tambang atau bentuk
bukit itu memanjang, maka medan kerja dibuat memanjang pula dengan
jalan masuk dari salah satu sisisnya atau dari depan yang disebut straight
ramp.
22
Keuntungan penambangan dengan cara ini adalah:
- Kalau bentuk endapan kurang lebih bulat atau lonjong (oval), maka
medan kerja dan jalan masuk dibuat berbentuk spiral.
- Bila bentuk endapan kurang lebih empat persegi panjang atau bujur
sangkar, maka medan kerjapun di buat seperti bentuk-bentuk tersebut di
23
atas dengan jalan masuk dari sisi yang disebut straight ramp atau
berbentuk switch back.
7. Strip Mine
Penambangan dengan sistem strip mine merupakan penambangan terbuka yang
dilakukan untuk endapan-endapan yang letaknya mendatar atau sedikit miring.
Dalam metode ini yang harus diperhitungkan adalah cara nisbah penguapan
(stripping ratio) dari endapan yang akan ditambang, yaitu perbandingan
banyaknya volume tanah penutup (m3 atau BCM) yang harus dikupas untuk
mendapatkan 1 ton endapan. Cara ini sering diterapkan pada penambangan
batubara, atau endapan garam-garam.
24
Gambar 14. Strip mine
8. Alluvial Mine
Tambang alluvial adalah tambang terbuka yang diterapkan untuk menambang
endapan-endapan alluvial, misalnya tambang bijih timah, pasir besi, emas dll.
25
Gambar 15. Alluvial mine
Tekanan aliran air yang dihasilkan oleh monitor dapat diatur sesuai
dengan keadaan material yang akan digali atau disemprot yang biasanya
bisa mencapai tekanan sampai 10 atm. Untuk memperbesar produksi
biasanya:
26
Untuk mengangkut material hasil galian atau semprotan ke instalasi
pengolahan digunakan air yang digerakkan dengan pompa. Jadi jika
digunakan cara penambangan tambang semprot harus tersedia cukup air,
baik untuk sperasi penambangan maupun untuk proses pengolahannya
(konsentrasi).
- Multi bucket dredge yaitu kapal keruk yang alat galinya berupa
rangkaian mangkok (bucket).
- Cutter suction dredge, yaitu kapal keruk dengan alat gali berupa
pisau pemotong yang menyerupai bentuk mahkota.
- Bucket wheel dredge, yaitu kapal keruk yang dilengkapi dengan
timba yang berputar (bucket wheel) sebagai alat-gali.
Sistem penggalian dengan kapal keruk dapat dibedakan menjadi 3 (tiga)
macam, yaitu:
27
menggalikan tanah penutup, sedangkan sistem tekan untuk menggali
endapan bijihnya.
9. Manual mining
Manual mining atau penambangan secara sederhana adalah penambangan yang
menggunakan tanaga manusia atau hampir tidak menggunakan tenaga masin atau
alat mekanis.
Cara ini biasanya dilakukan oleh rakyat setempat atau kontraktor kecil untuk
menambang endapan yang:
Tempat penimbunan dapat dibagi menjadi dua, yaitu waste dump dan stockpile:
1. Suatu waste dump adalah suatu daerah dimana suatu operasi tambang
terbuka dapat membuang material kadar rendah dan / atau material
bukan bijih yang harus digali dari pit untuk memperoleh bijih /
material kadar tinggi.
28
pada saat yang akan datang, material yang akan disimpan dibagi
menjadi:
a. Bijih kadar rendah yang dapat diproses pada saat yang akan datang.
b. Tanah penutup atau tanah pucuk yang dapat digunakan
untuk reklamasi.
Daerah yang diperlukan untuk waste dump pada umumnya luasnya 2 – 3 kali dari
daerah penambangan (pit), hal ini disebabkan beberapa faktor yaitu:
b. Sudut kemiringan untuk suatu dump umumnya lebih landai dari pit
c. Material pada umumnya tidak dapat ditumpuk setinggi kedalaman dari pit.
Perbandingan tambang terbuka dan bawah tanah dapat diuraikan dalam beberapa
pertimbangan dalam penentuan tempat penimbunan, baik dari segi meterial lokasi dan
syarat syarat yang lain, diantaranya adalah:
Tempat penimbunan dapat dibagi menjadi dua, yaitu waste dump dan
stockpile:
29
Keuntungan tambang terbuka antara lain:
1. Ongkos penambangan per ton atau per BCM bijih lebih murah karena tidak
perlu adanya penyangga, ventilasi dan pencahayaan.
2. Kondisi kerjanya lebih baik, karena berhubugnan langsung dengan udara luar
dan sinar matahari.
3. Penggunaan alat-alat mekanis dengan ukuran besar dapat lebih leluasa,
sehingga produksinya bisa lebih cepat.
4. Pemaiakian bahan peledak dapat lebih efisien, leluasa dan hasilnya lebih baik
karena adanya bidang bebas (free face) dan gas-gas beracun yang dapat
ditimbulkan akan langsung dihembuskan oleh angin dengan cepat (tidak
terakumulasi).
5. Perolehan tambang (mining recovery) lebih besar karena batas endapan dapat
dilihat dengan jelas.
6. Relatif lebih aman karena bahaya yang mungkin timbul terutama akibat
longsoran sedangkan pada tambang bawah tanah selain kelongsoran juga
dapat disebabkan oleh adanya gas-gas beracun, kebakaran, dll.
7. Pengawasan dan pengamatan mutu biji (grade control) lebih mudah
1. Para pekerja akan langsung dipengaruhi oleh keadaan cuaca dimana hujan
yang lebat atau suhu yang panas akan mengakibatkan efisien kerja menurun.
2. Kedalaman penggalian terbatas karena semakin dalam pengaalian akan
semakin banyak overburden harus dipindahkan.
3. Timbul masalah dalam mencari tempat pembuangan tanah penutup yang
jumlahnya cukup banyak.
4. Alat-alat mekanis letaknya tersebar.
5. Pencemaran lingkungan hidup relatif lebih besar.
30
E. RANGKUMAN
Tambang terbuka (surface mining) adalah metode penambangan yang segala kegiatan
atau aktivitas penambangannya dilakukan di atas atau relatif dekat dengan permukaan
bumi, dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan udara luar.
Dalam penambangan mineral atau endapan bijih dengan metode tambang terbuka ada
beberapa cara, yaitu:
1. Contour mining
2. Mountaintop removal method
3. Area mining method
4. Open pit
5. Open cast
6. Quarry
7. Strip mine
8. Alluvial mine
9. Manual mining
1. Ongkos penambangan per ton atau per BCM bijih lebih murah karena tidak perlu
adanya penyangga, ventilasi dan pencahayaan.
2. Kondisi kerjanya lebih baik, karena berhubugnan langsung dengan udara luar dan
sinar matahari.
31
3. Penggunaan alat-alat mekanis dengan ukuran besar dapat lebih leluasa, sehingga
produksinya bisa lebih cepat.
4. Pemaiakian bahan peledak dapat lebih efisien, leluasa dan hasilnya lebih baik
karena adanya bidang bebas (free face) dan gas-gas beracun yang dapat
ditimbulkan akan langsung dihembuskan oleh angin dengan cepat (tidak
terakumulasi).
5. Perolehan tambang (mining recovery) lebih besar karena batas endapan dapat
dilihat dengan jelas.
6. Relatif lebih aman karena bahaya yang mungkin timbul terutama akibat longsoran
sedangkan pada tambang bawah tanah selain kelongsoran juga dapat disebabkan
oleh adanya gas-gas beracun, kebakaran, dll.
7. Pengawasan dan pengamatan mutu biji (grade control) lebih mudah
1. Para pekerja akan langsung dipengaruhi oleh keadaan cuaca dimana hujan yang
lebat atau suhu yang panas akan mengakibatkan efisien kerja menurun.
2. Kedalaman penggalian terbatas karena semakin dalam pengaalian akan semakin
banyak overburden harus dipindahkan.
3. Timbul masalah dalam mencari tempat pembuangan tanah penutup yang
jumlahnya cukup banyak.
4. Alat-alat mekanis letaknya tersebar.
5. Pencemaran lingkungan hidup relatif lebih besar.
32
F. DAFTAR PUSTAKA
33