Anda di halaman 1dari 17

Oral Bad Habbits

1. Mouth Breathing

Anak yang mouth breathing biasanya berwajah sempit, gigi anterior atas maju ke
arahlabial, dan bibir terbuka dengan bibir bawah yang terletak di belakang insisif atas.
Karenakurangnya stimulasi muscular normal dari lidah dan karena adanya tekanan berlebih
padacaninus dan daerah molar oleh otot orbicularis oris dan bucinator, maka segmen bukal
darimaksila berkontraksi mengakibatkan maksila berbentuk V dan palatal tinggi. Sehingga
menurut beberapa pendapat mouth breathers cenderung memberikan klinis memilki wajah
yang panjang(long faced) dan sempit, sering juga disebut dengan Classic Adenoids Facies.

Bila hal inidilakukan terus menerus dapat mengakibatkan kelainan berupa gigi depan rahang
atas bisamrongos (protusif) dan gigitan depan menjadi terbuka (open bite)

Dampak :

1. Maloklusi Klas II divisi 1. Anak yang bernafas melalui mulut memiliki bibir pendek
sehingga diperlukan usaha otot yang besar untuk mendapatkan penutupan bibir, maka
diperoleh penutupan lidah-bibir bawah dan ini terdapat hubungan Klas II divisi 1. Akibat
dorongan lidah ketika pasien mencoba membasahi bibir yang kering mengakibatkan mahkota
insicivus terdorong ke labial.

2. Anterior open bite. Tanimoto dkk. menyatakan bahwa mouth breathing dapat
mengakibatkanopen bite dengan susunan gigi maksila yang sempit. Penutupan bibir pada
anak yang bernafas melalui mulut yaitu penutupan lidah-bibir bawah, di mana ujung lidah
berada pada incisal insicivus mandibula yang mencegah erupsi lebih lanjut dan menghalangi
perkembangan vertical dari segmen insicivus tersebut. Hal ini yang menyebabkan anterior
open bite pada anak yang bernafas melalui mulut.

3. Maksila yang sempit dengan palatum tinggi. Perubahan pola pernapasan dapat
mengubah ekuilibrium tekanan pada rahang dan gigi dan mempengaruhi pertumbuhan
rahang dan posisi gigi. Lidah tergantung di antara lengkung maksila dan mandibula
menyebabkan konstriksi segmen bukal sehingga menyebabkan bentuk v maksila dan palatum
yang tinggi. Hal ini dikarenakan kurangnya stimulasi muskulus yang normal dari lidah dan
tekanan yang meningkat pada kaninus dan area molar pertama akibat tegangnya muskulus
orbicularis oris dan bucinator, segmen bukal maksila tidak berkembang dan memberikan
bentuk v pada maksila dan palatum yang tinggi dan pasien biasanya mengalami cross
bite posterior.
Cara mengatasi :

1. Pemakaian oral screen.

Oral screen adalah adalah suatu alat yang dipasang pada bagian vestibula yang
menutup jalan udara melalui mulut dan secara langsung berkontraksi dengan bibir yang
berlawanan dengan gigi anterior dalam keadaan labioversi. Alat ini digunakan
untuk melatih kembali bibir, untuk memperbaiki labioversi pada gigi anterior rahang
atas dan sebagai alat untuk membantu melatih kembali dan memperkuat gerakan bibir.
Alat ini tidak bisa digunakan jika anak tersebut sulit bernapas atau pernapasannya
terhalang. ”Oral screen” bukan alat yang digunakan untuk memperbaiki maloklusi kelas
II. Sebelum menggunakan oral screen penyebab dari kebiasaan bernafas melalui mulut
ini harus dihilangkan terlebih dahulu.

Biasanya penyebab dari kebiasaan ini adalah adanya gangguan saluran nafas anak
terutama pada bagian hidung. Akibat gangguan tersebut anak merasa lebih nyaman
dengan bernafas melalui mulut. Gangguan saluran nafas hidung ini perlu ditindak lanjuti
oleh spesialis THT (Telinga Hidung Tenggorokan)

2. Bruxism

Bruxism adalah kebiasaan buruk berupa menggesek-gesek gigi-gigi rahang atas dan
rahang bawah, bisa timbul pada masa anak-anak maupun dewasa. Reding, Rubright, and
Zimmerman melaporkan 15% anak dan remaja dalam studi mereka menunjukkan adanya
beberapa tingkatan bruxism. Biasanya terjadi pada malam hari dan jika dilanjutkan dalam
jangka waktu yang lama bisa berakibat abrasi gigi permanen. Ketika kebiasaan tersebut
berlangsung hingga masa dewasa maka mengakibatkan penyakit periodontal dan atau
gangguan temporomandibular joint.

Bruxism didefinisikan sebagai gerakan mengerat dan gerakan grinding dari gigi yang
bersifat non-fungsional. Istilah ini dalam literatur sering disebut dengan beberapa istilah
yang lain, yaitu neuralgia traumatic, occlusal habit neurosis, dan parafungsional. Pasien yang
mengalami bruxism (bruxer), biasanya tidak menyadari kebiasaan buruk yang dimilikinya
tersebut.

Bruxism pada malam hari terjadi selama tidur dan anak biasanya tidak menyadari
masalah ini. Kejadian ini biasanya singkat, berlangsung 8-9 detik, dengan terdengar suara
grinding. Bruxism pada siang hari terutama terkait dengan mengepalkan dari gigi dan
umumnya tidak menghasilkan suara terdengar.

Dampak :

Bruxism dapat menyebabkan aus permukaan gigi-gigi pada rahang atas dan rahang
bawah, baik itu gigi susu maupun gigi permanen. Lapisan email yang melindungi permukaan
atas gigi hilang, sehingga dapat timbul rasa ngilu pada gigi-gigi tersebut. Bila kebiasaan ini
berlanjut terus dan berlangsung dalam waktu lama, dapat menyebabkan kerusakan pada
jaringan periodontal, terjadi pada pasien dengan bentuk tonjol yang curam, luka pada
periodonsium, pulpitis, kadang-kadang disertai peningkatan derajat mobilitas gigi yang
terlibat, maloklusi, patahnya gigi akibat tekanan yang berlebihan, dan kelainan pada sendi
temporomandibular joint.

Cara pencegahan :
1. Penggunaan Night-guard

2. Bila penyebab utama dari bruxism adalah stress. Cobalah untuk mencari tahu apa yang
mungkin membuat anak stress dan membantu mereka menghadapinya. Konsultasi
dengan psikolog merupakan salah satu hal yang dapat membantu dalam menghilangkan
kebiasaan buruk ini.

3. Thumb sucking

Menghisap ibu jari, jari maupun dot merupakan kebiasaan yang umum pada
anak. Kebiasaan menghisap jari biasanya timbul pada usia 1-2 tahun. Jika dibiarkan terus
menerus sampai usia 5 tahun atau lebih dapat berakibat kelainan pada posisi gigi. Jari
akan menekan gigi rahang atas ke depan dan gigi rahang bawah ke dalam,
sehingga gigi tampak merongos(protusif). Sama halnya dengan anak yang menerima
Bottle feeding terlalu lama. Menurut Profit (2000), karakteristik maloklusi
berhubungan dengan adanya kombinasi tekanan langsung dari benda yang dihisap dan
perubahan pola tekanan pipi dan bibir. Tekanan pipi pada sudut mulut merupakan
tekanan yang tertinggi, Tekanan otot pipi terhadap gigi-gigi posterior rahang atasini
meningkat akibat kontraksi otot buccinators selama mengisap pada saat yang sama
sehingga memberikan risiko lengkung maksila menjadi berbentuk V. Sederhananya
kebiasaan buruk menghisap ibu jari/ jari/ dot ini dapat menyebabkan prostusi insisiv
permanen atas dan retrusiinsisiv permanen bawah dan juga merintangi perkembangan
lengkung gigi mandibula sehingga terjadi open bite anterior serta maloklusi kelas II divisi
1
Dampak :

1. Masalah gigi, bila kebiasaan ini bertahan sampai umur 4 tahun maka akan menyebabkan
maloklusi gigi susu dan permanen, juga dapat menyebabkan masalah pada tulang-tulang di
sekitar mulut. Resiko tinggi ditemukan pada anak yang mengisap ibu jari pada waktu siang
dan malam.

2. Jari abnormal, dengan pengisapan yang terus menerus terjadi hiperekstensi jari, terbentuk
callus, iritasi, eksema, dan paronikia (jamur kuku)

3. Resiko infeksi saluran cerna meningkat

4. Keracunan tidak disengaja, anak yang mengisap ibu jari terpapar tinggi terhadap keracunan
yang tidak disengaja, misalnya keracunan Pb.

Cara Penanganan :

1. Perawatan Psikologis

Bila kebiasaan ini menetap setelah anak berumur 4 tahun, orang tua disarankan untuk
mulai melakukan pendekatan kepada anak agar dapat menghilangkan kebiasaan
buruknya tersebut, antara lain :

1. Mengetahui penyebab. Ketahui kebiasaan anak sehari-hari termasuk cara anak


beradaptasi terhadap lingkungan sekitar. Faktor emosional dan psikologis dapat
menjadi faktor pencetus kebiasaan mengisap ibu jari.

2. Berikan penghargaan. Orang tua dapat memberikan pujian dan hadiah yang
disenangi si anak, bila anak sudah berhasil menghilangkan kebiasaannya.

2. Perawatan Ekstra Oral


1. Menggunakan thumb guard atau finger guard.
2. Pemakaian retainer (cribs dan rakes)
Crib adalah suatu kawat tumpul yang digunakan untuk mencegah kebiasaan
buruk menghisap benda pada anak. Alat ini berupa kawat yang tertanam pada
akrilik, bisa berebentuk lepasan dan bisa juga berbentuk cekat. Fungsi dari crib ini
adalah; untuk mencegah kebiasaan menghisap benda dan menekan bagian anterior
rahang, mengalirkan tekanan yang sama ke bagian posterior rahang, sebagai
pengingat bagi anak untuk tidak mengulangi kebiasaan buruk tersebut, dan untuk
membuat kebiasaan buruk tersebut menjadi tidak mengenakkan lagi bagi sianak.
Rake bisa berbentuk lepasan dan juga cekat sama halnya seperti Crib. Fungsinya
sama seperti crib namun sifatnya lebih kepada menghukum si anak daripada sekedar
sebagai pengingat. Bentuknya mirip dengan crib namun ujung kawat diproyeksikan
dari retainer akrilik ke bagian langit-langit. Ini tidak hanya mencegah kebiasaan
menghisap benda namun jugadapat mengatasi kebiasaan mendorong lidah dan cara
menelan yang kurang baik.

4. Lip / Nail / Cheek bitting

Merupakan kebiasaan buruk oral dimana posisi gigi insisif atas dan bawah
mengalami penekanan gigi pada bagian benda yang digigit. Menurut
Finn (1971), kebiasaan menggigit ini adalah kebiasaan normal pada anak yang sebelumnya
memiliki kebiasaan menghisap. Selain itu menurut Alexander dan Lane (1990), etiologi
menggigit benda ini disebabkan karena stres,imitasi terhadap anggota keluarga, herediter,
transfer dari kebiasaan menghisap jari, dan kuku jari yang tidak rapi.
Pada beberapa kasus kebiasaan ini dapat menyebabkan atrisi pada gigi anterior bawah.
Kebiasaan ini sering dilakukan pada anak usia 4-6 tahun, dapat merubah kedudukan gigi
depan atas ke arah depan, sedang gigi depan bawah ke arah dalam.

Dampak :

Kebiasaan mengisap atau menggigit bibir bawah akan mengakibatkan hipertonicity


otot-otot mentalis. Kebiasaan buruk dapat menjadi faktor utama atau merupakan faktor
yang kedua. Kebiasaan mengisap bibir yang menjadi faktor utama akan terdapat overjet yang
besar dengan gigi anterior rahang atas condong ke labial dan gigi anterior rahang bawah
condong ke lingual diikuti perbedaan skeletal yang ringan. Kebiasaan mengisap bibir
mengakibatkan overjet normal. Kebiasaan mengisap bibir sebagai faktor kedua biasanya
terjadi disebabkan oleh perbedaan sagital, seperti retrognatik mandibula. Inklinasi gigi
incisivus rahang atas bisa normal dan jarak antara gigi rahang atas dan rahang bawah terjadi
setelah proses adaptasi
Cara Mengatasi :

Penanganan yang dapat dilakukan untuk menghilangkan kebiasaan mengisap bibir atau
menggigit bibir pada anak-anak antara lain :

1. Myotherapi (latihan bibir)

- Memanjangkan bibir atas menutupi incisivus rahang atas dan menumpangkan bibir
bawah dengan tekanan di atas bibir atas

- Memainkan alat tiup

2. Orang tua harus berperan aktif mencari tahu tentang sebab-sebab yang membuat anak
stress. Konsultasi dengan seorang psikiater merupakan salah satu hal yang dapat
membantu dalam menghilangkan kebiasaan buruk ini.

5. Tongue thrusting

Menurut Straub (1960), kebiasaan mendorong lidah dapat disebabkan karena bottle
feeding yang tidak tepat dan biasanya disertai dengan kebiasaan buruk lain seperti kebiasaan
menghisap ibu jari, menggigit bibir, dan menggigit kuku. Jika kebiasaan ini terus berlanjut
akan menyebabkan open bite danincomplete overbite serta ujung lidah terposisi lebih
anterior dari normal.

Telah dicatat bahwa sejumlah besar anak-anak pada usia sekolah memiliki kebiasaan
menyodorkan lidah. Menurut literatur baru-baru ini, sebanyak 67-95% dari anak-anak yang
berusia 5-8 tahun melakukan kebiasaan tongue thrust dalam jangka waktu yang lama akan
berhubungan dengan masalah orthodontik atau gangguan pengucapan.
Dampak :

1. Anterior openbite merupakan kasus yang paling umum terjadi akibat tongue thrust.
Dalam kasus ini, bibir depan tidak menutup dan anak sering membiarkan mulutnya
terbuka dengan posisi lidah lebih maju daripada bibir. Secara umum, lidah yang
berukuran besar biasanya disertai menjulurkan lidah. Openbite anterior pada umumnya
mengakibatkan gangguan estetik, pengunyahan maupun gangguan dalam pengucapan
kata-kata yang mengandung huruf “s”, “z”, dan “sh”.

2. Anterior thrust. Gigi incisivus atas sangat menonjol dan gigi incisivus bawah tertarik ke
dalam oleh bibir bawah. Jenis ini paling sering terjadi disertai dengan dorongan
M.mentalis yang kuat.

3. Unilateral thrust. Secara karakteristik, ada gigitan terbuka pada satu sisi.

4. Bilateral thrust. Gigitan anterior tertutup namun gigi posterior dari premolar pertama ke
molar dapat terbuka pada kedua sisinya. Kasus seperti ini pada umumnya sangat sulit
untuk dikoreksi.

5. Closed bite thrust menunjukkan protrusi ganda yang berarti gigi-gigi rahang atas maupun
rahang bawah mengalami gigitan yang terbuka lebar.

Cara penanganan :

1. Terapi bicara

2. Latihan myofunctional

Menarik bibir bawah pasien. Sementara bibir menjauh dari gigi, pasien diminta untuk
menelan. Jika pasien biasa menyodorkan lidahnya, bibir akan menjadi sedemikian
kencang seolah berusaha untuk menarik jari-jari yang menarik bibir pada saat pasien
berusaha menelan. Pasien yang menyodorkan lidah tidak dapat melakukan prosedur
penelanan mekanis sampai bibir-bibir membuka rongga mulut.
3. Latihan lidah

Berlatih meletakkan posisi lidah yang benar saat menelan. Pasien harus belajar
melakukan “klik”. Prosedur ini mengharuskan pasien meletakkan ujung lidah pada atap
mulut dan menghentakkannya lepas dari palatum untuk membuat suara klik. Posisi lidah
pada palatum selama aktivitas ini kira-kira seperti posisi jika menelan dengan tepat.
Pasien juga diminta membuat suara gumaman dimana pasien akan mengisap udara ke
dalam atap mulutnya di sekeliling lidah. Selama latihan ini, lidah secara alamiah
meletakkan dirinya ke atap anterior palatum. Selanjutnya pasien akan meletakkan ujung
lidah di posisi ini dan menelan. Latihan ini dilakukan terus-menerus sampai gerakan otot-
otot menjadi lebih mudah dan lebih alamiah.

Sumber :

http://dokumen.tips/documents/kebiasaan-buruk-55c0902b15682.html

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34476/4/Chapter%20II.pdf

http://www.google.co.id/url?
q=http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1102/BAB%2520I%2520II
%2520III.docx%3Fsequence
%3D1&sa=U&ved=0ahUKEwi9pbGJ36jSAhVY7WMKHbuVAz4QFggNMAE&usg=AFQjCNFq_9ZGB7bPN
nDpagFzfBDcNST_lA
OHI (Oral Hygiene Index)
Tujuan dilakukan pemeriksaan OHI adalah untuk mengetahuin tingkat kebersihan mulut
pasien melalui pengukuran debris indeks dan calculus indeks

OHI merupakan gabungan dari indeks debris dan indeks kalkulus, masing-masing didasarkan
pada 12 angka pemeriksaan skor debris atau kalkulus pada permukaan bukal dan lingual dari 3
segmen dalam tiap rahang, yaitu:

1. Segmen pertama, mulai dari distal caninus sampai molar ketiga kanan rahang atas.

2. Segmen kedua, diantara caninus kanan dan kiri.

3. Segmen ketiga, mulai dari mesial caninus sampai molar ketiga kiri.

Lengkung Maksila dan Mandibula masing-masing tersusun atas 3 segmen (sesuai dengan
ilustrasi diatas)
Masing-masing segmen diperiksa debris dan kalkulusnya. Dari setiap segmen satu gigi
digunakan untuk menghitung indeks individu, untuk segmen tertentu. Gigi yang digunakan untuk
penghitungan harus memiliki area yang tertutupi dengan baik oleh debris atau calculus.

Metode untuk menilai kalkulus sama dengan yang digunakan pada debris, tapi dengan
tambahan ketentuan untuk merekam deposit subgingiva.

Masing – masing skor debris dan kalkulus dijumlahkan secara terpisah, kemudian didapat 12
angka untuk debris dan 12 angka untuk kalkulus. Skor total dari pemeriksaan debris atau kalkulus
berkisar dari 0 sampai 36. Indeks debris perorangan didapat dari skor total debris dibagi jumlah
segmen yang diperiksa (berkisar dari 0 sampai 6), sehingga indeks debris minimum 0 dan maksimum
6. Hal ini berlaku juga untuk indeks kalkulus. Kedua indeks tersebut digabung sebagai Oral Hygiene
Indeks yang berkisar antara 0 sampai 12.

Kriteria Penilaian Pemeriksaan Debris

No KRITERIA NILAI

1. Pada permukaan gigi yang terlihat, tidak ada debris atau pewarnaan ekstrinsik. 0

2. a. Pada permukaan gigi yang terlihat, pada debris lunak yang menutupi 1
permukaan gigi seluas 1/3 permukaan atau kurang dari 1/3 permukaan.

b. Pada permukaan gigi yang terlihat tidak ada debris lunak tetapi ada
pewarnaan ekstrinsik yang menutupi permukaan gigi sebagian atau seluruhnya.

3. Pada permukaan gigi yang terlihat pada debris lunak yang menutupi permukaan 2
tersebut seluas lebih dari 1/3 permukaan gigi, tetapi kurang dari 2/3 permukaan
gigi.

4. Pada permukaan gigi yang terlihat ada debris yang menutupi permukaan tersebut 3
seluas lebih 2/3 permukaan atau seluruh permukaan gigi.
Debris Index = Jumlah penilaian debris

Jumlah gigi yang diperiksa

Kriteria Penilaian Pemeriksaan Kalkulus

No KRITERIA NILAI

1. Tidak ada karang gigi 0

2. Pada permukaan gigi yang terlihat ada karang gigisupragingival menutupi permukaan gigi 1
kurang dari 1/3 permukaan gigi.

3. a. Pada permukaan gigi yang terlihat ada karang gigi supragingival menutupi 2
permukaan gigi lebih dari 1/3 permukaan gigi.

b. Sekitar bagian cervikal gigi terdapat sedikit subgingival.

4. a. Pada permukaan gigi yang terlihat adanya karang gigisupragingival menutupi 3


permukaan gigi lebih dari 2/3 nya atau seluruh permukaan gigi.

b. Pada permukaan gigi ada karang gigi subgingival yang menutupi dan melingkari
seluruh cervikal (A. Continous Band of Subgingival Calculus).

Calculus Index = Jumlah penilaian calculus / Jumlah gigi yang diperiksa

Total Indeks Oral Hygiene :

Indeks Oral Hygiene = Indeks Debris + Indeks Kalkulus


Sumber :

https://rlagista.wordpress.com/2013/12/01/ohi-oral-hygiene-index/

https://www.mah.se/CAPP/Methods-and-Indices/Oral-Hygiene-Indices/Oral-Hygiene-Index-Greene-
and-Vermilion-1960-/

Simplified Oral Hygiene Index | OHI-S


Simplified Oral Hygiene Index (OHI-S) berbeda dengan OHI (The Oral Hygiene Index) dalam
jumlah permukaan gigi yang dinilai ( 6 dibanding 12), metode pemilihan permukaan yang dinilai, dan
nilainya dapat diperoleh. Kriteria yang digunakan untuk menilai permukaan gigi sama dengan yang
digunakan pada OHI

OHI-S sama seperti OHI, memiliki 2 komponen, debris index dan calculus index. Masing-
masing index, berdasarkan pada penentuan numerik yang menunjukkan jumlah debris atau kalkulus
yang ditemukan pada permukaan gigi yang dipilih.

Cara memilih permukaan gigi

Mengukur daerah permukaan gigi yang ditutupi oleh food debris atau kalkulus. Untuk pemeriksaan
OHI-S, Greene and Vermillion menetapkan bahwa gigi indeks yang digunakan adalah 4 gigi posterior
dan 2 gigi anterior.

616

616

Rahang atas yang diperiksa adalah permukaan bukal gigi M1 kanan atas, permukaan labial gigi I1
kanan atas dan permukaan bukal gigi M1 kiri atas. Pemeriksaan dilakukan di permukaan bukal karena
saluran muara untu kelenjar saliva yaitu pada glandula parotis terletak di darah bukal.

Rahang bawah yang diperiksa adalah permukaan lingual gigi M1 kiri bawah, permukaan labial gigi I1
kiri bawah dan permukaan lingual gigi M1 kanan bawah. Pemeriksaan pada permukaan lingual
karena saluran muara untuk kelenjar saliva yaitu pada glandula sublingualis terletak di daerah lingual.

Kriteria untuk mengklasifikasi debris

No KRITERIA NILAI

1. Pada permukaan gigi yang terlihat, tidak ada debris atau pewarnaan ekstrinsik. 0
2. a. Pada permukaan gigi yang terlihat, pada debris lunak yang menutupi 1
permukaan gigi seluas 1/3 permukaan atau kurang dari 1/3 permukaan.

b. Pada permukaan gigi yang terlihat tidak ada debris lunak tetapi ada
pewarnaan ekstrinsik yang menutupi permukaan gigi sebagian atau seluruhnya.

3. Pada permukaan gigi yang terlihat pada debris lunak yang menutupi permukaan 2
tersebut seluas lebih dari 1/3 permukaan gigi, tetapi kurang dari 2/3 permukaan
gigi.

4. Pada permukaan gigi yang terlihat ada debris yang menutupi permukaan tersebut 3
seluas lebih 2/3 permukaan atau seluruh permukaan gigi.

Debris Index = Jumlah penilaian debris

Jumlah gigi yang diperiksa

Kriteria untuk mengklasifikasi kalkulus

No KRITERIA NILAI

1. Tidak ada karang gigi 0

2. Pada permukaan gigi yang terlihat ada karang gigisupragingival menutupi permukaan gigi 1
kurang dari 1/3 permukaan gigi.
3. a. Pada permukaan gigi yang terlihat ada karang gigi supragingival menutupi 2
permukaan gigi lebih dari 1/3 permukaan gigi.

b. Sekitar bagian cervikal gigi terdapat sedikit subgingival.

4. a. Pada permukaan gigi yang terlihat adanya karang gigisupragingival menutupi 3


permukaan gigi lebih dari 2/3 nya atau seluruh permukaan gigi.

b. Pada permukaan gigi ada karang gigi subgingival yang menutupi dan melingkari
seluruh cervikal (A. Continous Band of Subgingival Calculus).

Calculus Index = Jumlah penilaian calculus / Jumlah gigi yang diperiksa

Contoh Penghitungan:

Molar Kanan Anterior Molar Kiri Total

Bukal Lingual Labial Labial Bukal Lingual Bukal Lingual

Atas 3 - 2 - 3 - 8 -

Bawah - 2 - 1 - 2 1 4

Indeks Debris = (The buccal-scores) + (The lingual-scores) / (Total number of examined


buccal and lingual surfaces).

Indeks Debris = (9+4) / 6 = 2.2

Kalkulus

Molar Kanan Anterior Molar Kiri Total

Bukal Lingual Labial Labial Bukal Lingual Bukal Lingual

Upper 1 - 0 - 1 - 2 -

Lower - 1 - 2 - 2 2 3
Indeks Kalkulus = (The buccal-scores) + (The lingual-scores) / (Total number of
examined buccal and lingual surfaces).

Indeks Kalkulus = (4+3) / 6= 1.2

Oral Hygiene Index :

Oral Hygiene Index = Indeks Debris + Indeks Kalkulus

2.2 + 1.2 = 3.4

Penilaian OHI-S adalah sebagai berikut :

Baik (good), apabila nilai berada diantara 0-1,2.

Sedang (fair), apabila nilai berada diantara 1,3-3,0.

Buruk (poor), apabila nilai berada diantara 3,1-6,0.

Sumber :

http://pandatitit.blogspot.co.id/2008_04_01_archive.html

https://www.mah.se/CAPP/Methods-and-Indices/Oral-Hygiene-Indices/Simplified-Oral-Hygiene-
Index--OHI-S/

Anda mungkin juga menyukai