Anda di halaman 1dari 8

RIKA YUNITA

01031181419043
ANALISIS MANAJEMEN INVESTASI PORTOFOLIO (A)

ANALISIS FUNDAMENTAL

SEKTOR BARANG KONSUMSI

SAHAM     DER     PBV     ROE     PER  


NAMA 201 201 201
KODE PERUSAHAAN 3 2014 5 2013 2014 5 2013 2014 2015 2013 2014 2015
PT. Gudang
GGRM Garam Tbk 91% 64% 67% 1,05 1,93 0,68 11% 16% 14% 10,05 12,12 4,8

PT. Sido Muncul


SIDO Tbk 54% 70% 81% 3,11 3,32 1,12 25% 23% 22% 12,4 13,48 4,8

PT. Unilever
UNVR Indonesia Tbk 70% 85% 66% 0,68 0,72 0,41 3% -6% -8% 21,03 -11 (2,61)

DER
Dari data diatas bisa kita lihat bahwa pada tahun 2013, D/E GGRM jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan SIDO dan UNVR. Namun ini bukan berarti bahwa saham dari GGRM
tidak layak untuk dibeli. Hal ini juga diperjelas oleh kenyataan bahwa D/E GGRM dari tahun
ke tahun terus menurun (meskipun terjadi 3% kenaikan dari tahun 2014 ke 2015). Artinya,
manajemen terus melakukan upaya untuk menekan utang sehingga dari waktu ke waktu
risikonya makin mengecil. Oleh karena itu, berdasarkan rasio D/E saham GGRM lebih baik
dibandingkan dengan SIDO dan UNVR. Hal ini dikarenakan risikonya lebih stabil
dibandingkan dengan kedua saham lainnya.

PBV
Jika menganalisis dengan menggunakan PBV maka saham UNVR lebih baik dibandingkan
dengan saham GGRM dan SIDO. Hal ini dikarenakan saham UNVR dinilai lebih murah
dengan menggunakan PBV. Saham UNVR berada diurutan pertama, diikuti dengan saham
GGRM dan terakhir SIDO. PBV saham UNVR tidak berbeda jauh dengan book value
sehingga jika terjadi penurunan harga pasar maka UNVR tidak akan mengalami kerugian
yang terlalu drastis.

ROE
ROE digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mencetak laba atau profit.
ROE yang wajar itu paling tidak 15% per tahun. Ini berlaku untuk perusahaan yang rasio
DER < 25%, jika DER > 25% maka harus ditambah biaya utang sebesar suku bunga
perbandingan utang terhadap modal atau suku bunga x rasio DER.
Berdasarkan data diatas dari tahun 2013 sampai dengan 2015, PT Gudang Garam Tbk
memiliki kemampuan yang cukup baik dalam hal menghasilkan laba.

PER
Pada tahun 2013, GGRM memiliki nilai PER yang paling rendah yaitu 10,05 kali. Ini artinya
jika kita membeli saham GGRM pada tahun 2013 maka akan balik modal setelah 10 tahun.
Pada tahun 2014, ELSA memiliki nilai PER sebesar 12,12 kali lebih baik dibandingkan
dengan SIDO dan UNVR. Nilai PER UNVR tahun 2014 dan 2015 tidak bisa dihitung karena
terlalu rendah (abnormal) sehingga tidak relevan. Secara keseluruhan, GGRM yang memiliki
tingkat pengembalian yang lebih cepat dibandingkan dengan yang lainnya.
Jika diurutkan berdasarkan rasio DER, PBV, ROE dan PER maka saham GGRM
paling menguntungkan untuk dibeli dari sektor pertambangan. Ini karena dilihat dari segi
nilai harganya relatif murah dan berkinerja baik. Artinya, dari ketiga indikator fundamental
yang dianalisis GGRM memiliki peringkat terbaik untuk dijadikan pilihan investasi.

SEKTOR PERTAMBANGAN

SAHAM     DER     PBV     ROE     PER  


NAMA 201 201 201
KODE PERUSAHAAN 3 2014 5 2013 2014 5 2013 2014 2015 2013 2014 2015
Aneka Tambang
ANTM Tbk 70% 85% 66% 0.68 0.72 0.41 3% -6% -8% 21.03 -11 (2.61)

ELSA Elnusa Tbk 91% 64% 67% 1.05 1.93 0.68 11% 16% 14% 10.05 12.12 4.8
Tambang
Batubara Bukit
PTBA Asam Tbk 54% 70% 81% 3.11 3.32 1.12 25% 23% 22% 12.4 13.48 4.8

DER
Dari data diatas bisa kita lihat bahwa pada tahun 2013, D/E ELSA jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan PTBA dan ANTM. Namun ini bukan berarti bahwa saham dari ELSA
tidak layak untuk dibeli. Hal ini juga diperjelas oleh kenyataan bahwa D/E ELSA dari tahun
ke tahun terus menurun (meskipun terjadi 3% kenaikan dari tahun 2014 ke 2015). Artinya,
manajemen terus melakukan upaya untuk menekan utang sehingga dari waktu ke waktu
risikonya makin mengecil. Oleh karena itu, berdasarkan rasio D/E saham ELSA lebih baik
dibandingkan dengan PTBA dan ANTM. Hal ini dikarenakan risikonya lebih stabil
dibandingkan dengan kedua saham lainnya.

PBV
Jika menganalisis dengan menggunakan PBV maka saham ANTM lebih baik dibandingkan
dengan saham ELSA dan PTBA. Hal ini dikarenakan saham ANTM dinilai lebih murah
dengan menggunakan PBV. Saham ANTM berada diurutan pertama, diikuti dengan saham
ELSA dan terakhir PTBA. PBV saham ANTM tidak berbeda jauh dengan book value
sehingga jika terjadi penurunan harga pasar maka ANTM tidak akan mengalami kerugian
yang terlalu drastis.

ROE
ROE digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mencetak laba atau profit.
ROE yang wajar itu paling tidak 15% per tahun. Ini berlaku untuk perusahaan yang rasio
DER < 25%, jika DER > 25% maka harus ditambah biaya utang sebesar suku bunga
perbandingan utang terhadap modal atau suku bunga x rasio DER.
Berdasarkan data diatas dari tahun 2013 sampai dengan 2015, PT Tambang Batubara Bukit
Asam Tbk memiliki kemampuan yang cukup baik dalam hal menghasilkan laba.
PER
Pada tahun 2013, ELSA memiliki nilai PER yang paling rendah yaitu 10,05 kali. Ini artinya
jika kita membeli saham ELSA pada tahun 2013 maka akan balik modal setelah 10 tahun.
Pada tahun 2014, ELSA memiliki nilai PER sebesar 12,12 kali lebih baik dibandingkan
dengan PTBA dan ANTM. Nilai PER ANTM tahun 2014 dan 2015 tidak bisa dihitung
karena terlalu rendah (abnormal) sehingga tidak relevan. Secara keseluruhan, ELSA yang
memiliki tingkat pengembalian yang lebih cepat dibandingkan dengan yang lainnya.
Jika diurutkan berdasarkan rasio DER, PBV, ROE dan PER maka saham ELSA
paling menguntungkan untuk dibeli dari sektor pertambangan. Ini karena dilihat dari segi
nilai harganya relatif murah dan berkinerja baik. Artinya, dari ketiga indikator fundamental
yang dianalisis ELSA memiliki peringkat terbaik untuk dijadikan pilihan investasi.

SEKTOR INDUSTRI DASAR & KIMIA


DER PBV ROE PER
Industri PT
Dasar Semen
& Indonesi 41 37 3,8 2,4 25 22 16
Kimia SMGR a Tbk % % 39% 5 3,84 6 % % % 15,64 17,27 14,96
Industri PT
Dasar Holcim
& Indonesi 70 96 1,9 11
Kimia SMCB a Tbk % % 104% 9 1,91 0,9 % 8% 2% 18,35 25,11 43,26
Industri PT
Dasar Semen
& Baturaja 10 70 1,3 0,9 13 12 12
Kimia SMBR Tbk % % 10% 1 1,38 7 % % % 8,91 11,54 8,08

DER
Dari data diatas bisa kita lihat bahwa pada tahun 2013 dan 2015, D/E saham SMBR lebih
kecil dibandingkan dengan kedua saham lainnya. Pada tahun 2014, D/E saham SMGR yang
lebih kecil dibandingkan dengan saham lainnya. Oleh karena itu, berdasarkan rasio D/E
saham SMBR lebih baik dibandingkan dengan SMGR dan SMCB. Hal ini dikarenakan
risikonya lebih kecil dibandingkan dengan kedua saham lainnya.

PBV
Jika menganalisis dengan menggunakan PBV maka saham SMBR lebih baik dibandingkan
dengan saham SMGR dan SMCB. Hal ini dikarenakan saham SMBR dinilai lebih murah
dengan menggunakan PBV. Saham SMBR berada diurutan pertama, diikuti dengan saham
SMCB dan terakhir SMGR. PBV saham SMBR tidak berbeda jauh dengan book value
sehingga jika terjadi penurunan harga pasar maka SMBR tidak akan mengalami kerugian
yang terlalu drastis.

ROE
Berdasarkan data diatas dari tahun 2013 sampai dengan 2015, PT Semen Indonesia Tbk
memiliki kemampuan yang cukup baik dalam hal menghasilkan laba. Hal ini dikarenakan
ROE yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan ROE Wajar (15%) dan kedua saham
indikator lainnya.
PER
Pada tahun 2013, SMBR memiliki nilai PER yang paling rendah yaitu 8,91 kali. Ini artinya
jika kita membeli saham SMBR pada tahun 2013 maka akan balik modal setelah hampir 9
tahun. Pada tahun 2014, SMBR memiliki nilai PER sebesar 11,54 kali lebih baik
dibandingkan dengan SMGR dan SMCB . Secara keseluruhan, SMBR yang memiliki tingkat
pengembalian yang lebih cepat dibandingkan dengan yang lainnya.
Jika diurutkan berdasarkan rasio DER, PBV, ROE dan PER maka saham SMBR
paling menguntungkan untuk dibeli dari sektor Industri Dasar & Kimia. Ini karena dilihat dari
segi nilai harganya relatif murah dan berkinerja baik. Artinya, dari ketiga indikator
fundamental yang dianalisis SMBR memiliki peringkat terbaik untuk dijadikan pilihan
investasi.

SEKTOR PROPERTI, REAL ESTATE & KONSTRUKSI BANGUNAN

DER PBV ROE PER


PT Agung
Podomor
o Land 114
APLN Tbk 120% % 118% 1,48 1,33 1,26 11% 18% 5% 16,85 9,1 43,125

PT Sentul 102 15
BKSL City Tbk 127% % 99% 5,84 2,99 2,53 28% 31% % 21,08 9,9 19,07
PT
Wijaya
Karya
(persero)
WIKA Tbk 269% 34% 212% 1,6 4,9 2,33 15% 2% 1% 10,42 27,6 18,5

DER
Dari data diatas bisa kita lihat bahwa pada tahun 2013, D/E APLN lebih rendah dibandingkan
dengan BKSL dan WIKA. Hal ini juga diperjelas oleh kenyataan bahwa D/E APLN dari
tahun ke tahun terus menurun. Artinya, manajemen terus melakukan upaya untuk menekan
utang sehingga dari waktu ke waktu risikonya makin mengecil. Oleh karena itu, berdasarkan
rasio D/E saham APLN lebih baik dibandingkan dengan BKSL dan WIKA. Hal ini
dikarenakan risikonya lebih stabil dibandingkan dengan kedua saham lainnya.

PBV
Jika menganalisis dengan menggunakan PBV maka saham APLN lebih baik dibandingkan
dengan saham BKSL dan WIKA. Hal ini dikarenakan saham APLN dinilai lebih murah
dengan menggunakan PBV.

ROE
Berdasarkan data diatas dari tahun 2013 sampai dengan 2015, PT Sentul City Tbk memiliki
kemampuan yang cukup baik dalam hal menghasilkan laba. Hal ini dikarenakan ROE yang
dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan ROE Wajar (15%) dan kedua saham indikator
lainnya.
PER
Pada tahun 2013, WIKA memiliki nilai PER yang paling rendah yaitu 10,42 kali. Ini artinya
jika kita membeli saham WIKA pada tahun 2013 maka akan balik modal setelah lebih dari 10
tahun. Pada tahun 2014, APLN memiliki nilai PER sebesar 9,1 kali lebih baik dibandingkan
dengan WIKA dan BKSL. Pada tahun 2015, WIKA memiliki nilai PER yang paling rendah
yaitu 18,5 kali. Secara keseluruhan, WIKA yang memiliki tingkat pengembalian yang lebih
cepat dibandingkan dengan yang lainnya.
Jika diurutkan berdasarkan rasio DER, PBV, ROE dan PER maka saham APLN
paling menguntungkan untuk dibeli dari sektor Properti, Real Estate & Konstruksi Bangunan.
Ini karena dilihat dari segi nilai harganya relatif murah dan berkinerja baik. Artinya, dari
ketiga indikator fundamental yang dianalisis APLN memiliki peringkat terbaik untuk
dijadikan pilihan investasi.

SEKTOR KEUANGAN
DER PBV ROE PER
PT
Bank
Capital
BAC Indonesi 104 108 113 23,1 15,2 15,3
A a Tbk % % % 1,51 1,44 1,05 9% 12% 9% 5 7 1
PT
Bank
Central
BBC Asia 30,4
A Tbk 33% 26% 25% 6,9 8,75 5,66 23% 22% 19% 9 41,6 30,7
PT
Bank
BBK Bukopin 213 200 226 58,4 126 125 121 37,0 41,6
P Tbk % % % 46,7 52 5 % % % 9 2 48,3

DER
Dari data diatas bisa kita lihat bahwa pada tahun 2013 sampai dengan 2015, D/E saham
BBCA lebih kecil dibandingkan dengan kedua saham lainnya. Oleh karena itu, berdasarkan
rasio D/E saham KLBF lebih baik dibandingkan dengan BACA dan BBKP. Hal ini
dikarenakan risikonya lebih kecil dibandingkan dengan kedua saham lainnya.

PBV
Jika menganalisis dengan menggunakan PBV maka saham BACA lebih baik dibandingkan
dengan saham BBCA dan BBKP. Hal ini dikarenakan saham BACA dinilai lebih murah
dengan menggunakan PBV.

ROE
Berdasarkan data diatas dari tahun 2013 sampai dengan 2015, PT Bank Bukopin Tbk
memiliki kemampuan yang cukup baik dalam hal menghasilkan laba. Hal ini dikarenakan
ROE yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan ROE Wajar (15%) dan kedua saham
indikator lainnya.

PER
Secara keseluruhan dari tahun 2013 sampai dengan 2015, BACA yang memiliki tingkat
pengembalian yang lebih cepat dibandingkan dengan yang lainnya.
Jika diurutkan berdasarkan rasio DER, PBV, ROE dan PER maka saham BACA
paling menguntungkan untuk dibeli dari sektor Industri Barang & Konsumsi. Ini karena
dilihat dari segi nilai harganya relatif murah dan berkinerja baik. Artinya, dari ketiga
indikator fundamental yang dianalisis BACA memiliki peringkat terbaik untuk dijadikan
pilihan investasi.

Pertanyaan :

Jika kamu memiliki uang sebanyak Rp 1.000.000, maka saham mana saja yang akan
kamu beli dari 15 perusahaan yang telah kamu analisis?

Jawaban :

Harga tanngal 26 Maret 2017

1. SEKTOR BARANG KONSUMSI

Jika diurutkan berdasarkan rasio DER, PBV, ROE dan PER maka saham
GGRM paling menguntungkan untuk dibeli dari sektor pertambangan. Ini karena
dilihat dari segi nilai harganya relatif murah dan berkinerja baik. Artinya, dari ketiga
indikator fundamental yang dianalisis GGRM memiliki peringkat terbaik untuk
dijadikan pilihan investasi. Dengan harga hari ini yaitu Rp 64.925 dan dengan modal
Rp 1.000.000.

2. SEKTOR PERTAMBANGAN

Jika diurutkan berdasarkan rasio DER, PBV, ROE dan PER maka saham
GGRM paling menguntungkan untuk dibeli dari sektor pertambangan. Ini karena
dilihat dari segi nilai harganya relatif murah dan berkinerja baik. Artinya, dari ketiga
indikator fundamental yang dianalisis ELSA memiliki peringkat terbaik untuk
dijadikan pilihan investasi. Dengan harga hari ini yaitu Rp 382 dan dengan modal Rp
1.000.000.

3. SEKTOR INDUSTRI DASAR & KIMIA

Jika diurutkan berdasarkan rasio DER, PBV, ROE dan PER maka saham
GGRM paling menguntungkan untuk dibeli dari sektor pertambangan. Ini karena
dilihat dari segi nilai harganya relatif murah dan berkinerja baik. Artinya, dari ketiga
indikator fundamental yang dianalisis SMBR memiliki peringkat terbaik untuk
dijadikan pilihan investasi. Dengan harga hari ini yaitu Rp 2.950 dan dengan modal
Rp 1.000.000.

4. SEKTOR PROPERTI, REAL ESTATE & KONSTRUKSI BANGUNAN

Jika diurutkan berdasarkan rasio DER, PBV, ROE dan PER maka saham
GGRM paling menguntungkan untuk dibeli dari sektor pertambangan. Ini karena
dilihat dari segi nilai harganya relatif murah dan berkinerja baik. Artinya, dari ketiga
indikator fundamental yang dianalisis APLN memiliki peringkat terbaik untuk
dijadikan pilihan investasi. Dengan harga hari ini yaitu Rp 222 dan dengan modal Rp
1.000.000.

5. SEKTOR KEUANGAN

Jika diurutkan berdasarkan rasio DER, PBV, ROE dan PER maka saham
GGRM paling menguntungkan untuk dibeli dari sektor pertambangan. Ini karena
dilihat dari segi nilai harganya relatif murah dan berkinerja baik. Artinya, dari ketiga
indikator fundamental yang dianalisis BACA memiliki peringkat terbaik untuk
dijadikan pilihan investasi. Dengan harga hari ini yaitu Rp 202 dan dengan modal Rp
1.000.000.

Anda mungkin juga menyukai