e. Curtain Wall
Curtain wall adalah pelapis gedung non struktural yang terbuat dari aluminium. Curtain
wall biasanya hanya digunakan sebagai pelapis gedung saja dan bersifat ringan sehingga dapat
mengurangi biaya pembuatan gedung. Meski bersifat ringan, namun tetap dapat menahan
tekanan, baik tekanan cuaca maupun getaran. Pemakaian Curtain Wall pada gedung dapat
membuat gedung terhindar dari gangguan cuaca namun tetap dapat memancarkan cahaya
matahari ke dalam gedung. Selain itu, pemakaian Curtain Wall dapat menambah kesan elegan dan
mewah pada gedung.
c. Konstruksi
Penggunaan komponen-komponen pracetak dapat mempermudah proses konstruksi
bangunan serta dapat mempersingkat waktu pelaksanaannya. Di dalam sistem struktur ‘Tube
in Tube’ komponen struktur yang dapat dibuat pracetak adalah bagian upper struktur
diantaranya : sistem plat lantai, kolom, balok dan core. Komponen-komponen yang tidak dapat
dibuat pracetak adalah bagian sub structure yang berfungsi sebagai pemegang struktur utama,
yaitu : pondasi, sloof, basement, dsb.
Entrance hall
Entrance hall yang memiliki fungsi yaitu sebagai area masuk menuju hall. Pada area
ini menggunakan gabungan Struktur Tabung dan struktur Kantilever. Alasan meletakkan area
Entrance hall pada lantai 1 karena fungsinya sebagai pintu masuk menuju hall, dan para
mahasiswa atau pengunjung dapat milihat dengan mudah.
Shop
Shop yang memiliki fungsi yaitu sebagai tempat berbelanja. Pada area ini
menggunakan gabungan Struktur Tabung dan struktur Kantilever. Alasan meletakkan area
Shop pada lantai 1 agar mahasiswa atau pengunjung dapat menjangkau ruang ini dan saat
sebelum mahasiswa melakukan kegiatan perkuliahan yang terletak di lantai atas, mahasiswa
dapat berbelanja terlebih dahulu. Dan saat jam istirahat siang, para pegawai kantor (Office)
dapat berbelanja untuk membeli makan siang.
Café
Cafe yang memiliki fungsi yaitu sebagai tempat mengobrol dengan teman-teman atau
sebagai tempat nongkrong. Pada area ini menggunakan gabungan Struktur Tabung dan struktur
Kantilever. Alasan meletakkan Cafe pada lantai 1 agar mahasiswa atau pengunjung dapat
berkunjung ke Café dan pada area ini meupakan area public yang dapat dimasuki oleh orang
luar selain mahasiswa dan pegawai.
Ruang Kuliah
Ruang Kuliah yang memiliki fungsi yaitu sebagai tempat kegiatan Perkuliahan. Pada
area ini menggunakan gabungan Struktur Tabung dan struktur Kantilever. Alasan meletakkan
Cafe pada lantai 2 hingga lantai 38 agar mahasiswa dapat melakukan proses pembelajaran
lebih konsentrasi dan tidak bising, sehingga mahasiswa lebih tenang dalam menyimak
pembelajaran.
Ruang santai
Ruang santai yang memiliki fungsi yaitu sebagai tempat untuk bersantai dan
beristirahat bagi para Mahasiswa . Pada area ini menggunakan gabungan Struktur Tabung dan
struktur Kantilever. Alasan meletakkan Ruang Santai pada lantai 36 agar Mahasiswa saat
beristirahat dapat lebih rileks karena letak Ruang santai ini terletak di lantai 36 sehingga tidak
ada suara bising dan suasana tenang.
B. Hongkong Comunity Collage
1. Data Hong Kong Community Collage
Architects: Wang Weijen Architecture, Architecture Design and Research Group, AGC Design
Location: Hung Hom, Hong Kong
Area: 26000.0 sqm
Project Year: 2009
Photographs: Courtesy of Wang Weijen Architecture
b. Struktur core yang bisa dijumpai dalam aplikasi konstruksi bangunan tinggi dewasa ini ada
bermacam-macam. Antara lain adalah bentuk ,Δ, O, atau core wall dua cell dengan pengaku
di tengahnya berbentuk ⊟
c. Sistem struktur core ini didesain untuk dapat manahan gaya torsi yang timbul akibat tekanan
angin yang eksentrisitas dan seragam pada pusat geser struktur core.
d. Suatu bentuk dan ukuran inti bangunan tidak ada batasannya tetapi inti bangunan (core) mempunyai beberapa
cirri khas yaitu : (Schueller, 1989)
Material yang digunakan pada struktur ini adalah material campuran baja dan juga beton. Kedua bahan ini
dipilih karena kedua material ini bias saling melengkapi. Baja yang kuat akan gaya tari serta beton yang kuat
akan gaya tekan.
3.
Hubungan Struktur dengan Utilitas (Hongkong Community College)
Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk
menunjang tercapainya unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan komunikasi
dan mobilitas dalam bangunan. Perancangan bangunan harus selalu memperhatikan dan
menyertakan fasilitas utilitas baik itu dalam bentuk struktur bangunannya seperti core atau inti
bangunan misalnya. Karena pada umumnya core direncanakan sebagai bagian struktur
bangunan yang berguna juga untuk mendukung fungsi utilitas bangunan (ruang lift, ruang
shaft).
Pada bangunan Hongkong Community College ini menggunakan sistem struktur core
dalam bangunannya sehingga core ini juga selain difungsikan untuk menahan beban lateral
juga digunakan untuk akses utilitas bangunan. Menurut schueller (1989), core adalah suatu
tempat untuk meletakan transportasi vertical dan distrubusi energy seperti lift, tangga, wc
dan shaft mekanis serta menambah kekakuan bangunan.
Luasan Inti Bangunan dipengaruhi oleh banyaknya sistem utilitas yang akan ditampung
di dalamnya. Perancangan utilitas di dalam inti bangunan (core) pada umumnya terdiri dari
perancangan lift, perancangan tangga darurat, perancangan sistem plambing, perancangan
instalasi listrik, perancangan telepon, perancangaan CCTV dan security sistem, perancangan
tata suara, dan perancangan pembuangan sampah.
Pada bangunan Hongkong Community College ini core atau inti bangunan difungsikan
sebagai akses bagi beberapa sistem utilitas di dalamnya. Sistem core ini mewadahi sistem
utilitas transportasi vertikal bangunan yang berupa lift dan tangga. Lift terletak tepat pada
tengah-tengah bangunan sebagai akses utama bagi pengguna untuk menuju ke lantai atas
maupun bawah, sementara itu tangga terletak pada bagian pinggir dari bangunan yang
difungsikan pengguna jika sedang dalam keadaan darurat sehingga akses menjadi lebih aman.
Selain sebagai wadah untuk transportasi vertikal, core ini juga difungsikan sebagai shaf atau
MEP. Yang terakhir sistem core ini digunakan dalam sistem pembuangan sampah yang berupa
dumbwaiter, dimana corong pembuatan sampah dibuat serong ke bawah agar sampah yang
dibuang dari atas tidak masuk ke lantai bawahnya sampai akhirnya sampah sampai pada tempat
akhirnya dibawah sebelum akhirnya mengalami proses pemadatan dan pembakaran baru
kemudian pembuangan akhir.