Anda di halaman 1dari 6

Mode Gakuen Spiral Tower

1. Data Mode Gakuen Spiral Tower


Location Nagoya, Aichi, Japan
Completion 2008
Coordinates 35°10′5″N 136°53′9″E
Height 170 m (558 ft)
Stories 38
Primary Use Education / Office
Owner/Developer MODE GAKUEN
Design Architect Nikken Sekkei
Structural Engineer Nikken Sekkei
MEP Nikken Sekkei
Contractor Obayashi Gumi Corporation

2. Struktur dan Material Bangunan Mode Gakuen Spiral Tower


a. Struktur Pondasi Bangunan
Tiang Pancang Beton
Bahan yang digunakan dari beton dengan pembesian untuk tiang pancang dengan
bentuk: bulat, segiempat, dan segidelapan.
Tiang pancang dapat dibuat setempat (cast in site), di mana lokasi proyek cukup
luas dan memungkinkan untuk dibuat di tempat, dengan ukuran panjang bebas
sesuai dengan kebutuhan panjang tiang pancang Precast reinforced concrete
dibuat di pabrik dengan panjang terbatas karena ada masalah pengangkutan dari pabrik
ke site.

b. Struktur Inti Dalam Bangunan


Bangunan Kampus Gakuen Spiral Tower Menggunakan struktur Tabung Rangka
Kolom Diagonal pada bagian inti dalamnya. Struktur tabung mempunyai karakteristik, kolom
eksterior mempunyai jarak berdekatan, balok tepi horizontal secara monolith menghubungkan
kolom-kolom sehingga membentuk tabung eksterior yang harus dapat memikul semua gaya
lateral selain juga gaya gravitasi, sedang kolom interior bisa berfungsi untuk memikul gaya
gravitasi sehingga mempunyai penampang lebih kecil daripada penampang kolom eksterior.
Meskipun susunan rangka terluar dapat memikul beban gravitasi dan berperilaku
seperti rangka pada arah horizontal, fungsi utamanya adalah untuk memikul gaya-gaya yang
diakibatkan oleh momen guling dari beban lateral, dan untuk menambah kekakuan tabung
dapat diperbesar dengan penambahan bracing melintang pada muka-muka terluar struktur.
Tabung Rangka Kolom Diagonal (Column Diagonal Trussed
Tube) menggunakan rangka diagonal di samping kolom dan balok. Batang
diagonal dengan balok seperti dinding kaku yang menahan beban lateral. Bentukan kolo
m yang miring beserta kolom tegak akan menahan beban gravitasi. Fungsi ganda kolom miri
ng ini sangat efisien pada bangunan tint4gi, sehingga
jarak kolom tegak/vertikal akan dapat menjadi lebih lebar dibandingkan dengan tabung
rangka. Sistem tabung rangka kolom diagonal ini dapat digunakan untuk mendirikan
bangunan dengan ketinggian sampai 100 lantai dengan menggunakan struktur baja.
Material yang digunakan pada struktur ini adalah baja. Baja digunakan sebagai struktur
utama bangunan karena memiliki beberapa keunggulan:
 Mempunyai kekuatan yang tinggi meski berukuran lebih ringkas daripada beton. Sehingga
dapat mengurangi ukuran struktur, serta mengurangi beban sendiri struktur. Baja sangat cocok
diterapkan pada struktur jembatan. Beton jauh lebih berat dibandingkan baja.
 Homogenitas tinggi. Baja bersifat homogen, sehingga kekuatannya merata. Beda dengan
beton yang merupakan campuran dari beberapa material penyusun, tidak mudah mengatur agar
kerikil dan pasir bisa merata ke semua bagian beton.
 Keawetan tinggi. Baja akan tahan lama bila perawatan yang dilakukan terhadapnya sangat
baik. Misalnya, rutin mengecat permukaan baja agar terhindar dari korosi.
 Bersifat elastis. Baja berperilaku elastis sampai tingkat tegangan yang cukup tinggi. Baja akan
kembali ke bentuk semula asalkan gaya yang terjadi tidak melebihi batas elastisitas baja.
 Daktilitas baja cukup tinggi. Selain mampu menahan tegangan tarik yang cukup tinggi, baja
juga akan mengalami regangan tarik yang cukup besar sebelum runtuh. Seperti yang saya
jelaskan diatas.
 Kemudahan pemasangan dan pengerjaan. Penampang baja bisa dibentuk sesuai yang
dibutuhkan. Penyambungan antar elemen pada struktur baja juga mudah, hanya tinggal
memasangkan baut atau bisa menggunakan las, sehingga akan mempercepat kegiatan proyek.

c. Struktur Luar (wings)


Pada bagian wings bangunan menggunakan Tabung Berkisi-Kisi (Lattice Trussed
Tube) Tabung dibuat dari beberapa kolom diagonal yang miring disusun rapat tanpa
menggunakan kolom vertikal. Bidang diagon berfungsi sebagai penyalur beban
vertikal dan memperkuat penyaluran beban lateral. Penyaluran beban vertical sedikit l
ebih jauh daripada kalau menggunakan kolom vertikal. Sambungan-
sarnbungan kolom diagonal membuat kesulitan dalam pembuatan finishing kaca jendela

d. Struktur Pengantisipasi Gempa


Bangunan ini menerapkan system penanganan gempa yang sangat modern. Penggunaan
vibration control column yang mampu memanjang dan memendek mengikuti arah gempa yang
terbuat dari bahan seperti pegas. Pada puncak bangunan terdapat damper yang berguna
untuk menyerap energi gempa yang dipikul oleh elemen-elemen struktur. Sehingga, struktur
bangunan menjadi lebih elastis dan terhindar dari kerusakan gempa yang parah.

e. Curtain Wall
Curtain wall adalah pelapis gedung non struktural yang terbuat dari aluminium. Curtain
wall biasanya hanya digunakan sebagai pelapis gedung saja dan bersifat ringan sehingga dapat
mengurangi biaya pembuatan gedung. Meski bersifat ringan, namun tetap dapat menahan
tekanan, baik tekanan cuaca maupun getaran. Pemakaian Curtain Wall pada gedung dapat
membuat gedung terhindar dari gangguan cuaca namun tetap dapat memancarkan cahaya
matahari ke dalam gedung. Selain itu, pemakaian Curtain Wall dapat menambah kesan elegan dan
mewah pada gedung.

3. Alasan Pemilihan Struktur Tabung


Dalam merencanakan sistem Struktur Tabung harus memperhatikan beban-beban yang
bekerja pada bangunan. Beban-beban tersebut terdiri dari: beban hidup, beban mati, beban
konstruksi, beban angin/ lateral, beban gempa dan tekanan tanah & air tanah. Berdasarkan
persyaratan struktur dan gaya-gaya yang bekerja seperti tersebut di atas maka dapat disusun
hal-hal mengenai struktur yang merupakan potensi struktur ‘Tube in Tube’ sebagai berikut:
a. Pengaku Bidang Horizontal dan Bidang Vertikal
Kemampuan menahan beban vertical dan horizontal, struktur lantai mengikat tabung secara
bersama dan memberikan jawaban terhadap beban lateral sebagai satu kesatuan. bangunan
dengan sistem tubular pengaku bidang vertikal ditempatkan di bagian luar bangunan (structural
facade). Pada sistem struktur ‘Tube in Tube’ yang bereaksi sebagai pengaku bidang horizontal
adalah sistem struktur lantainya sendiri yaitu: concrete slab dan balok-balok horizontal
(spandrel beams). Yang bereaksi sebagai pengaku bidang vertikal adalah kolom-kolom luar
berbentuk tabung (outer tube) dan core (inner tube).
b. Kestabilan
Memiliki kestabilan lebih tinggi dibandingkan struktur dinding geser (shear wall) dan rigid
frame. Bagian tabung luar (outer tube) menahan gaya lateral paling besar pada bagian atas
bangunan, berarti dapat mencegah terjadinya deformasi di bagian atas bangunan. Sedangkan
tabung dalam (inner tube) menahan paling besar gaya lateral pada bagian bawah bangunan,
berarti dapat mencegah kemungkinan terjadinya deformasi di bagian bawah bangunan atau
tanah

c. Konstruksi
Penggunaan komponen-komponen pracetak dapat mempermudah proses konstruksi
bangunan serta dapat mempersingkat waktu pelaksanaannya. Di dalam sistem struktur ‘Tube
in Tube’ komponen struktur yang dapat dibuat pracetak adalah bagian upper struktur
diantaranya : sistem plat lantai, kolom, balok dan core. Komponen-komponen yang tidak dapat
dibuat pracetak adalah bagian sub structure yang berfungsi sebagai pemegang struktur utama,
yaitu : pondasi, sloof, basement, dsb.

4. Hubungan Struktur dengan fungsi ruang


Mode gakuen Spirals Towers Nagoya, Jepang
 Kantor
Ruang kantor yang berfungsi sebagai ruang untuk menerima, merekam, mengatur, dan
memberi informasi terletak di lantai 1 menggunakan gabungan struktur tabung dan Struktur
kantilever. Alasan diletakannya ruang Kantor pada lantai 1 adalah agar mudah dijangkau oleh
tamu atau orang tua mahasiswa untuk mendapatkan informasi. Dan letak kantor ini berdekatan
dengan entrance hall yang merupakan pintu utama untuk memasuki Mode Gakuen Spirals
Towers.

 Entrance hall
Entrance hall yang memiliki fungsi yaitu sebagai area masuk menuju hall. Pada area
ini menggunakan gabungan Struktur Tabung dan struktur Kantilever. Alasan meletakkan area
Entrance hall pada lantai 1 karena fungsinya sebagai pintu masuk menuju hall, dan para
mahasiswa atau pengunjung dapat milihat dengan mudah.

 Shop
Shop yang memiliki fungsi yaitu sebagai tempat berbelanja. Pada area ini
menggunakan gabungan Struktur Tabung dan struktur Kantilever. Alasan meletakkan area
Shop pada lantai 1 agar mahasiswa atau pengunjung dapat menjangkau ruang ini dan saat
sebelum mahasiswa melakukan kegiatan perkuliahan yang terletak di lantai atas, mahasiswa
dapat berbelanja terlebih dahulu. Dan saat jam istirahat siang, para pegawai kantor (Office)
dapat berbelanja untuk membeli makan siang.

 Café
Cafe yang memiliki fungsi yaitu sebagai tempat mengobrol dengan teman-teman atau
sebagai tempat nongkrong. Pada area ini menggunakan gabungan Struktur Tabung dan struktur
Kantilever. Alasan meletakkan Cafe pada lantai 1 agar mahasiswa atau pengunjung dapat
berkunjung ke Café dan pada area ini meupakan area public yang dapat dimasuki oleh orang
luar selain mahasiswa dan pegawai.

 Ruang Kuliah
Ruang Kuliah yang memiliki fungsi yaitu sebagai tempat kegiatan Perkuliahan. Pada
area ini menggunakan gabungan Struktur Tabung dan struktur Kantilever. Alasan meletakkan
Cafe pada lantai 2 hingga lantai 38 agar mahasiswa dapat melakukan proses pembelajaran
lebih konsentrasi dan tidak bising, sehingga mahasiswa lebih tenang dalam menyimak
pembelajaran.

 Ruang santai
Ruang santai yang memiliki fungsi yaitu sebagai tempat untuk bersantai dan
beristirahat bagi para Mahasiswa . Pada area ini menggunakan gabungan Struktur Tabung dan
struktur Kantilever. Alasan meletakkan Ruang Santai pada lantai 36 agar Mahasiswa saat
beristirahat dapat lebih rileks karena letak Ruang santai ini terletak di lantai 36 sehingga tidak
ada suara bising dan suasana tenang.
B. Hongkong Comunity Collage
1. Data Hong Kong Community Collage

 Architects: Wang Weijen Architecture, Architecture Design and Research Group, AGC Design
 Location: Hung Hom, Hong Kong
 Area: 26000.0 sqm
 Project Year: 2009
 Photographs: Courtesy of Wang Weijen Architecture

2. Struktur dan Material Bangunan Hongkong Comunity Collage


a. Struktur Pondasi Bangunan
Tiang Pancang Beton
Bahan yang digunakan dari beton dengan pembesian untuk tiang pancang dengan
bentuk: bulat, segiempat, dan segidelapan.
Tiang pancang dapat dibuat setempat (cast in site), di mana lokasi proyek cukup
luas dan memungkinkan untuk dibuat di tempat, dengan ukuran panjang bebas
sesuai dengan kebutuhan panjang tiang pancang Precast reinforced concrete
dibuat di pabrik dengan panjang terbatas karena ada masalah pengangkutan dari pabrik
ke site.

b. Struktur Inti Bangunan


Struktur Core
a. Core adalah tempat untuk memuat sistem- sistem transportasi mekanis, distrubusikan
energi (seperti lift, tangga, wc dan shaft mekanis ). dan vertikal serta menambah kekakuan bangunan.

b. Struktur core yang bisa dijumpai dalam aplikasi konstruksi bangunan tinggi dewasa ini ada
bermacam-macam. Antara lain adalah bentuk 􀀀,Δ, O, atau core wall dua cell dengan pengaku
di tengahnya berbentuk ⊟

c. Sistem struktur core ini didesain untuk dapat manahan gaya torsi yang timbul akibat tekanan
angin yang eksentrisitas dan seragam pada pusat geser struktur core.

d. Suatu bentuk dan ukuran inti bangunan tidak ada batasannya tetapi inti bangunan (core) mempunyai beberapa
cirri khas yaitu : (Schueller, 1989)

Material yang digunakan pada struktur ini adalah material campuran baja dan juga beton. Kedua bahan ini
dipilih karena kedua material ini bias saling melengkapi. Baja yang kuat akan gaya tari serta beton yang kuat
akan gaya tekan.
3.
Hubungan Struktur dengan Utilitas (Hongkong Community College)
Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk
menunjang tercapainya unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan komunikasi
dan mobilitas dalam bangunan. Perancangan bangunan harus selalu memperhatikan dan
menyertakan fasilitas utilitas baik itu dalam bentuk struktur bangunannya seperti core atau inti
bangunan misalnya. Karena pada umumnya core direncanakan sebagai bagian struktur
bangunan yang berguna juga untuk mendukung fungsi utilitas bangunan (ruang lift, ruang
shaft).
Pada bangunan Hongkong Community College ini menggunakan sistem struktur core
dalam bangunannya sehingga core ini juga selain difungsikan untuk menahan beban lateral
juga digunakan untuk akses utilitas bangunan. Menurut schueller (1989), core adalah suatu
tempat untuk meletakan transportasi vertical dan distrubusi energy seperti lift, tangga, wc
dan shaft mekanis serta menambah kekakuan bangunan.
Luasan Inti Bangunan dipengaruhi oleh banyaknya sistem utilitas yang akan ditampung
di dalamnya. Perancangan utilitas di dalam inti bangunan (core) pada umumnya terdiri dari
perancangan lift, perancangan tangga darurat, perancangan sistem plambing, perancangan
instalasi listrik, perancangan telepon, perancangaan CCTV dan security sistem, perancangan
tata suara, dan perancangan pembuangan sampah.
Pada bangunan Hongkong Community College ini core atau inti bangunan difungsikan
sebagai akses bagi beberapa sistem utilitas di dalamnya. Sistem core ini mewadahi sistem
utilitas transportasi vertikal bangunan yang berupa lift dan tangga. Lift terletak tepat pada
tengah-tengah bangunan sebagai akses utama bagi pengguna untuk menuju ke lantai atas
maupun bawah, sementara itu tangga terletak pada bagian pinggir dari bangunan yang
difungsikan pengguna jika sedang dalam keadaan darurat sehingga akses menjadi lebih aman.
Selain sebagai wadah untuk transportasi vertikal, core ini juga difungsikan sebagai shaf atau
MEP. Yang terakhir sistem core ini digunakan dalam sistem pembuangan sampah yang berupa
dumbwaiter, dimana corong pembuatan sampah dibuat serong ke bawah agar sampah yang
dibuang dari atas tidak masuk ke lantai bawahnya sampai akhirnya sampah sampai pada tempat
akhirnya dibawah sebelum akhirnya mengalami proses pemadatan dan pembakaran baru
kemudian pembuangan akhir.

Anda mungkin juga menyukai