Anda di halaman 1dari 14

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Hepatitis B

a. Pengertian Hepatitis B

Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh

"Virus Hepatitis B" (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang

dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada

sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker

hati. Mula-mula dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi

epidemi pada sebagian Asia dan Afrika. Hepatitis B telah menjadi

endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia (Hermansyah, 2009)

Penyebab hepatitis ternyata tak semata-mata virus, keracunan obat,

dan paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon tetraklorida,

chlorpromazine, chloroform,arsen fosfor, dan zat-zat lain yang

digunakan sebagai obat dalam industry modern, bisa juga

menyebabkan hepatitis. Zat-zat kimia ini mungkin tertelan, terhirup

atau diserap melalui kulit penderita. Menetralkan suatu racun yang

beredar didalam darah adalah tugas hati. Jika banyak sekali zat kimia

beracun yang masuk kedalam tubuh, hati bisa saja rusak sehingga tidak

dapat lagi menetralkan racun-racun lain (Hermansyah, 2009)


2

b. Etiologi

1. Hepatitis virus B

Virus yang lengkap berupa partikel dua lapis berukuran 42 nm yang di

sebut partikel Dane.

2. Keracunan obat, dan paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon

tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor, dan zat-zat

lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern.

c. Cara Penularan

Hepatitis B umumnya menular jika darah dan aliran tubuh lainnya

seperti semen (air mani) atau sekresi vagina dari seseorang yang

terinfeksi memasuki tubuh orang yang belum terinfeksi. Penularan

biasanya melalui :

1. Kontak seksual dengan penderita

2. Gigitan atau melalui mulut

3. Pemakaian jarum suntik bersama, sikat gigi, pisau cukur, alat tindik

telinga, alat tato dan akupuntur

4. Dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya pada saat melahirkan

Virus hepatitis B tidak ditemukan dalam keringat, air mata, urin atau

sekresi pernafasan. Hepatitis B tidak ditularkan melalui pemakaian

bersama perkakas makan, pelukan, batuk, bersin dan pegangan tangan.

Penelitian menunjukkan hepatitis B tidak menular melalui makanan dan

minuman. Sebagian besar orang dewasa yang terinfeksi hepatitis B akan

sembuh tanpa masalah, akan tetapi tidak pada bayi dan anak-anak.
3

Semakin muda seseorang terinfeksi pertama kali, maka semaki besar

kemungkinan berkembang menjadi kronis.

a) Jika orang dewasa terinfeksi : 10% akan berkembang menjadi kronis

b) Jika seorang anak terinfeksi : 50% akan berkembang menjadi kronis

c) Jika seorang bayi terinfeksi : 90% akan berkembang menjadi infeksi

kronis

d) Cara mengetahui apakah seseorang terinfeksi hepatitis B atau tidak

adalah melalui pemeriksaan darah. Ada 3 pemeriksaan standar yang

biasa dilakukan yaitu:

1. HBsAg ( hepatitis B surface antigen) :

Adalah penanda awal hepatitis B yang muncul 4-12 minggu setelah

terinfeksi. Bila HBsAg  menetap dalam darah selama 6 bulan, berarti

terjadi infeksi kronis.

2. Anti HBc ( antibodi hepatitis B core ) :

Adalah antibodi terhadap antigen inti hepatitis B. Antibodi ini terdiri

dari 2 tipe yaitu : IgM ( imunoglobulin M ) anti HBc dan IgG anti

HBc.

 Anti-HBc IgM :

Muncul 2 minggu setelah HBsAg terdeteksi, dapat bertahan

hingga 6 bulan. Berperan pada core window ( fase jendela ) yaitu

masa dimana HBsAg sudah hilang, tetapi anti-HBsAg belum

muncul 10% hepatitis akut tidak terdeteksi hanya dengan

memeriksa HBsAg
4

 Anti-HBc IgG :

Muncul sebelum anti-HBc IgM hilang, Terdeteksi pada hepatitis

akut dan kronik Dapat bertahan pada fase penyembuhan ( kadar

rendah ), Tidak mempunyai efek protektif. Interpretasi hasil positif

anti-HBc biasanya tergantung hasil pemeriksaan HBsAg dan anti-

HBs.

3. Anti-Hbs (antibodi terhadap hepatitis B surface antigen)

Jika hasilnya positif atau reaktif menunjukkan adanya imunitas atau

kekebalan terhadap infeksi virus hepatitis B baik dari imunisasi

maupun dari proses penyembuhan infeksi masa lampau. Seseorang

yang terinfeksi masa lampau tidak dapat menularkan penyakitnya

kepada orang lain( Zubair, 2010 )

d. Patofisiologi

Masa inkubasi bervariasi, tergantung pada agennya, refleksi virus dalam

hati meningkat, yang di ikuti oleh penampilan komponen virus dan

nekrosis sel hati bersama respons peradangan yang menyertai. Antibodi

non spesifik dapat meningkat sama seperti pada infeksi virus lainnya.

Perubahan morfologi hati pada hepatitis A, B, C (nonA dan non B), adalah

identik. Pada kasus klasik, ukuran dan warna hati nampak normal, tetapi

kadang-kadang sedikit oedem, membesar dan berwarna seperti empedu.

Secara histologi, terjadi kekacauan hepatoseluler, cedera dan necrosis hati,

dan peradangan perifer.


5

Perubahan reversible bila fase akut penyakit mereda. Pada beberapa

kasus, necrosis sub masif atau masif dapat mengakibatkan payah hati yang

berat dankematian. Hepaptitis virus D merupakan hibrid DNA virus

hepatitis B. virus ini dapat menular sendiri secara langsung dan bersifat

hepatoksit. Bentuk ini akan memperbanyak bentuk hepatitis kronik.

(Saputra, 2010)

e. Manifestasi Klinis

Infeksi HBV dapat menimbulkan akibat klinis yang berbeda-beda bagi

setiap individu, penderita dapat mengalami salah satu dari beberapa

keadaan seperti dibawah ini ;

1. Tetap sehat.

Terjadi bagi mereka yang memiliki kekebalan ( anti HBS ), Mengidap

tetapi tetap sehat, Bila HBS Ag menetap ( persistem ) selama lebih dari

6 bulan tanpa disertai kelainan virus.

2. Hepatitis akut ikterik.

Ditandai masa prodromal selama 3 – 6 hari, kadang-kadang sampai 3

minggu, pasien merasa tidak sehat, anorexia, mual, kadang demam

ringan, ras sakit pada bagian kanan atas perut, rasa lesu, cepat lelah &

sakit lemah. Gejala prodromal mereda saat timbul ikterus yang dimulai

dengan perubahan warna urein menjadi lebih gelap seperti teh pekat.

Pada stedium ikterik ini timbul rasa gatal ( pruritus ) selama beberapa

hari, hati teraba membesar, rata, kenyal dan nyeri tekan kadang disertai

pembesaran linfe. Setelah 1 – 4 minggu masa ikterik, penyembuhan


6

berlangsung dengan sendirinya ditandai oleh meredanya ikterus,

kembalinya nafsu makan dan keadaan kembali normal.

3. Hepatitis akut an ikterik.

Pada bentuk ini keluhan sangat ringan dan samar-samar, umumnya

hanya anorexia dan ganguan pencernaan, pada pemeriksaan

laboratorium ditemukan hiperbilirubinemia ringan, pemeriksan flopia

lesi positife dan bilirubinuria, urein secara makroskopis berwarna

seperti teh pekat.

4. Hepatitis akut tulminan.

Bentuk ini hampir semuanya mempunyai prognosis jelek, kematian

biasanya terjadi dalam 7 – 10 hari ssejak mulai sakit. Pada waktu yang

singkat terhadap gangguan neorologik, faktor hepatik dan muntah yang

peresisten, terdapat demam dan ikterus yang menghebat dalam waktu

yang singkat, pada pemeriksaan didapatkan hati yang mengecil purpura,

dan perdarahan gastrointestinal.

5. Hepatitis Kronik.

Diduga bahwa pasien Hepatitis B kronik mengalami episode

subklinis dari hepatits akut dengan gejala yang sangat ringan sehingga

luput dari perhatian. Dugaa kearah kromositas dimulai manakala

keadaan SGOT & SGPT tidak pernah menjadi normal selama 6 bulan

dari awal hepatitis akut disertai dengan peresistensi HBS Ag serum.

Seringkali dijumpai ikterus hepatoseluler yang hilang timbul pada saat

general chek- up, tampak adanya ikterus, spider nevi, hepato


7

splenomegali, eritema palmar dan kelainan biokimiawi serta serologi

diagnostik hanya dapat dipastikan dengan pemeriksaan biopsi dan

gambaran PA. Pada hepatitis kronik aktif umumnya berakhir menjadi

sirosis hepatis. (Saputra, 2010)

f. Pemeriksaan Penunjang

1. Tes serologik : HBS Ag (+).

2. Tes Hibridasi : HBV DNA.

3. Tes RIA ( Radio Imuno Assay ) : HBV Diva Polimerase.

4. Pemeriksaaan darah : SGOT & SGPT meningkat.

5. USG : Biasanya hanya dapat mendeteksi Hepatomegali yang tidak

spesifik.

6. Pemeriksaan Histologik : Biopsi Hati.

Penting untuk menilai aktivitas, mendeteksi ada tidaknya sirosis,

mencari kemungkinan penyebabnya dan menilai hasil pengobatan. Dewasa

ini diagnosis untuk sebagian besar pasien Hepatitis B kronik ditegakkan

berdasarkan gejala klinis, peningkatan kadar SGOT, SGPT dan Gama GT,

dengan tanpa Hiperbilirubinemia, HBS Ag (+), menetap dan gambaran

Ultrasonography. (Saputra, 2010)

g. Pengobatan Medis

a) Pengobatan oral yang terkenal adalah :

1. Pemberian obat Lamivudine dari kelompok nukleosida analog,

yang dikenal dengan nama 3TC. Obat ini digunakan bagi dewasa

maupun anak-anak, Pemakaian obat ini cenderung meningkatkan


8

enzyme hati (ALT) untuk itu penderita akan mendapat monitor

bersinambungan dari dokter.

2. Pemberian obat Adefovir dipivoxil (Hepsera). Pemberian secara

oral akan lebih efektif, tetapi pemberian dengan dosis yang tinggi

akan berpengaruh buruk terhadap fungsi ginjal.

3. Pemberian obat Baraclude (Entecavir). Obat ini diberikan pada

penderita Hepatitis B kronik, efek samping dari pemakaian obat ini

adalah sakit kepala, pusing, letih, mual dan terjadi peningkatan

enzyme hati. Tingkat keoptimalan dan kestabilan pemberian obat

ini belum dikatakan stabil.

b) Pengobatan dengan injeksi/suntikan adalah ;

Pemberian suntikan Microsphere yang mengandung partikel

radioaktif pemancar sinar ß yang akan menghancurkan sel kanker hati

tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya. Injeksi Alfa Interferon

(dengan nama cabang INTRON A, INFERGEN, ROFERON)

diberikan secara subcutan dengan skala pemberian 3 kali dalam

seminggu selama 12-16 minggu atau lebih. Efek samping pemberian

obat ini adalah depresi, terutama pada penderita yang memilki riwayat

depresi sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit pada otot-otot,

cepat letih dan sedikit menimbulkan demam yang hal ini dapat

dihilangkan dengan pemberian paracetamol.(Anonim,2009)


9

h. Pencegahan

Vaksinasi sedini mungkin adalah upaya pencegahan yang paling

tepat, khususnya di Indonesia karena prevalensinya cukup tinggi.

Vaksinasi dapat melindungi sekitar 90-95% populasi dewasa muda.

Vaksin hepatitis B aman diberikan pada bayi, anak-anak maupun orang

dewasa. Untuk mencegah penularan secara vertikal, setiap ibu hamil

dianjurkan periksa HBsAg, agar dokter dapat mengambil keputusan dalam

penanganan ibu hamil selanjutnya, dan agar bayi yang baru lahir dari ibu

pengidap segera diberi imunisasi hepatitis B.

Secara umum cara-cara yang dapat dilakukan untuk menghindari

tertular hepatitis B adalah sebagai berikut :

a. Selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan

b. Hindari jajan makanan disembarang tempat atau "jajan" yang lain

c. Hindari penularan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi,

jarum suntik, alat tato, akupuntur yang tidak steril

d. Gunakan jarum suntik sekali pakai (disposable)

e. Pemeriksaan darah donor terhadap virus hepatitis

f. Hindari seks yang beresiko

Lakukan vaksinasi sedini mungkin.(Zubair, 2010)


10

2. Penatalaksanaan diet

a. Diet Hati

Diet hati merupakan diet yang dikhususkan bagi orang dengan

penyakit hati seperti hepatitis dan sirosis untuk membantu mengelola

kondisinya. Sebab, beberapa orang dengan penyakit hati mungkin tidak

mendapatkan cukup nutrisi dan mengalami kesulitan untuk mengatur pola

makannya.

b. Tujuan

Memberikan makanan yang tepat dan secukupnya pada penderita

penyakit hati dengan biaya murah, guna mempercepat perbaikan faal hati

tanpa memberatkan pekerjaannya, dengan cara :

1. Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan

lebih lanjut dan meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa

2. Mencegah katabolisme protein

3. Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan

bila kurang.

4. Mencegah atau mengurangi asites, varises esovagus, dan hipertensi

portal.

5. Mencegah koma hepatik.

c. Prinsip

 Tinggi Energi
 Protein diberikan cukup
 Lemak diberikan cukup
 Karbohidrat diberikan cukup
11

d. Syarat

Syarat-syarat diet hepatitis adalah :

1. Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein, yang diberikan

bertahap sesuai dengan kemampuan pasien,

2. Protein cukup, yaitu 1,25-1,5 g/kg BB agar terjadi anabolisme

Protein. Pada kasus Hepatitis Fluminan dengan nekrosis dan gejala

ensefalopati yang disertai peningkatan amoniak dalam darah,

pemberian protein harus dibatasi untuk mencegah koma, yaitu

sebanyak 30-40 g/hari. Protein nabati memberikan keuntungan

karena kandungan serat yang dapat mempercepat pengeluaran

amoniak melalui feses. Namun, sering timbul keluhan berupa rasa

kembung dan penuh.

3. Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam

bentuk yang mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi. Bila pasien

mengalami steatorea, gunakan asam lemak dengan asam lemak

rantai sedang Mediun Chain Triglyceridel (MCT). Jenis makanan

ini tidak membutuhkan aktivitas lipase dan asam empedu dalam

proses absorbsinya. Pemberian lemak sebanyak 45 gram dapat

mempertahankan fungsi imun dan proses sintesis lemak.

4. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi.

Bila perlu diberikan suplemen B kompleks, C, dan K serta mineral

seng dan zat besi bila ada anemia.


12

5. Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah, atau

makanan biasa sesuai dengan kemampuan saluran cerna

( Almatsier, 2007 )

e. Macam-macam Diet Hati

Diet Hati I diberikan bila pasien dalam keadaan akut atau bila

prekoma sudah dapat diatasi dan pasien sudah mulai mempunyai nafsu

makan. Melihat keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk cincang

atau lunak. Pemberian protein dibatasi (30 g/hari) dan lemak diberikan

dalam bentuk mudah dicerna. Formula enteral dengan asam amino rantai

cabang Branched Chain Amino Acid/BCAA yaitu leusin, isoleusin dan

valin dapat digunakan. Bila ada asites dan diuresis belum sempurna,

pemberian cairan maksimal 1 liter/hari. Makanan ini karena itu sebaiknya

diberikan selama beberapa hari saja. Menurut beratnya retensi garam atau

air, makanan diberikan secara Diet Hati I Garam Rendah. Bila ada asites

hebat dan tanda-tanda diuresis belum membaik, diberikan Diet Garam

Rendah I. Untuk menambah kandungan energi, selain makanan per oral

juga diberikan makanan parenteral berupa cairan glukosa.

Diet Hati II

Diet Hati II diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati

I kepada pasien yang nafsu makannya cukup. Menurut keadaan pasien,

makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. Protein diberikan 1

g/Kg BB dan lemak sedang (20-25% dari kebutuhan energi total) dalam

bentuk yang mudah dicerna. Makanan ini cukup mengandung energi, zat
13

besi, vitamin A,C tetapi kurang kalsium dan tiamin. Menurut beratnya

retensi garam atau air, makanan diberikan sebagai Diet Hati II Garam

Rendah. Bila asites hebat dan diuresis belum baik diet mengikuti pola diet

Garam Rendah I.

Diet Hati III

Diet Hati III diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati

II atau kepada pasien Hepatitis akut (Hepatitis Infeksiosa/A dan Hepatitis

Serum/B) dan sirosis hati yang nafsu makannya telah baik, telah dapat

menerima protein, dan tidak menunjukkan gejala sirosis hati aktif.

Menurut kesanggupan pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunak atau

biasa. Makanan ini mengandung cukup energi, protein, lemak, mineral dan

vitamin tapi tinggi karbohidrat. Menurut beratnya retensi garam atau air,

makanan diberikan sebagai Diet Hati II Garam Rendah I.

f. Makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan

Bahan Makanan yang Dianjurkan

 Sumber Karbohidrat : nasi, roti, mie, makaroni, puding, ubi,

karbohidrat sederhana seperti gula pasir.

 Sumber protein : daging sapi, ayam, ikan, telur, susu, dan hasil olahan

seperti keju dan yoghurt

 Sumber protein nabati : semua jenis kacang-kacangan dan hasil

olahannya seperti tempe, tahu


14

 Sayuran : semua jenis sayuran, terutama jenis B seperti bayam,

buncis, daun singkong, kacang panjang, labu siam, dan wortel direbus,

dikukus atau ditumis

 Buah : semua jenis buah segar, jus buah

 Lemak dan minyak : minyak goreng, mentega, margarin, santan encer

 Bumbu : bumbu tidak tajam, seperti bawang merah, bawang putih,

laos, salam, kecap.

Bahan Makanan Tidak Dianjurkan

 Sumber protein : dimasak dengan banyak minyak atau kelapa/santan


kental
 Sumber protein nabati : dimasak dengan banyak minyak atau
kelapa/santan kental
 Lemak dan minyak : santan kental
 Bumbu : bumbu yang tajam, cabe dan merica

Anda mungkin juga menyukai