Anda di halaman 1dari 11

PROGRAM LINIER

MAKALAH

MODEL STANDAR DAN TABEL SIMPLEKS AWAL

()

OLEH:

KELOMPOK 2

1. SASTRI MAYLINDA (4161111066)


2. SISKA UMILA ADHA (41611110)

KELAS : MATEMATIKA DIK C 2016

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2018

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Model Standar dan Tabel Simpleks Awal” tepat pada waktunya. Makalah ini disusun
guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Program Linier. Sebagaimana telah
disebutkan sebelumnya, didalam makalah ini penulis berusaha menjelaskan tentang model
standar dan tabel simpleks awal.
Makalah yang penulis susun ini belum sempurna, akan tetapi penulis telah berusaha
semaksimal mungkin dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, penulis juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini sampai selesai. Serta ucapan terimakasih penulis sampaikan juga kepada Ibu
Dosen yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.
Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bukan hanya bagi
penulis sendiri namun juga dapat bermanfaat bagi semua orang yang membaca makalah ini
untuk menambah wawasannya. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, September 2018


Penulis

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I.....................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang......................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................4
1.3. Tujuan....................................................................................................................4
BAB II....................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................5
2.1 Pengelompokan Data.............................................................................................5
2.2 Tabel distribusi frekuensi.....................................................................................5
2.3 Penyusunan Distribusi Frekuensi Menurut Aturan Strugess.........................10
2.4 Contoh Pengelompokan Data dengan Aturan Strugess...................................11
BAB III.................................................................................................................................16
PENUTUP............................................................................................................................16
3.1 Simpulan...............................................................................................................16
3.2 Saran.....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Program linier merupakan metode matematik dalam mengalokasikan
sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan
keuntungan dan meminimumkan biaya. Program Linier banyak diterapkan dalam
masalah ekonomi, industri, militer, sosial dan lain-lain. Konsep dasar program
linier telah ada pada jenjang pendidikan dasar, yang dimulai pengenalan lambang
bilangan yang direpresentasikan melalui gambar benda di sekitar siswa, kemudian
penjumlahan, pengurangan, perkalian serta membandingkan banyaknya benda. Di
Sekolah Menengah Pertama (SMP) konsep diperluas melalui pembelajaran materi
Sistem Persamaan Linier Satu Variabel (SPLSV), kemudian ditingkatkan melalui
materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV), di Sekolah Menengah
Atas (SMA) telah diperkenalkan sistem pertidaksamaan linier dan materi khusus
program linier yang menyajikan persoalan sehari-hari, kemudian menerjemahkan
permasalahan ke dalam model matematika, menyelesaikan sistem pertidaksamaan
yang merupakan kendala atau pembatas, mencari penyelesaian optimum, menjawab
permasalahan. Metode yang digunakan adalah metode grafik dengan menggunakan
uji titiksudut dan garis selidik. Pada tingkat universitas, terdapat mata kuliah
khusus program linier yang membahas metode penyelesaian program linier yang
tujuannya mencari keuntungan maksimum dan mengeluarkan biaya minimum.
Metode yang diberikan pada universitas adalah metode grafik, metode simpleks,
metode analisis dual, metode transportasi

1.2. Rumusan Masalah


a. Bagaimana bentuk standar program linier?
b. Bagaimana bentuk dan cara penggunaan tabel simpleks awal?

1.3. Tujuan
a. Mengetahui bentuk standar program linier

4
b. Mengetahui bentuk dan cara penggunaan tabel simpleks awal

BAB II

PEMBAHASAN

A. Bentuk Standar Program Linier


Program linier merupakan ilmu terapan yang sangat bermanfaat dan sangat
luas pemakaiannya. Untuk dapat menguasai ilmu ini diperlukan prasyarat
pengetahuan yang lain. Pengetahuan yang sangat mendukung diantaranya adalah
ruang vektor, dan matriks. Oleh sebab itu untuk memaksimalkan pemakaian buku
ini dianjurkan untuk terlebih dahulu membaca buku-buku tentang ruang vektor dan
matriks. Sistematika penulisan buku ini disusun sedemikian rupa sehingga pembaca
terlebih dahulu diberikan teknik penyelesaian soal-soal program linier dari yang
sederhana meningkat sampai ke soal-soal yang lebih kompleks. Landasan teori
yang mendukung akan diberikan setelah teknik penyelesaian dikuasai dengan baik.
Beberapa contoh soal yang dapat pembaca telusuri untuk lebih memahami teori
yang dibaca. Selanjutnya diberikan soal-soal beserta penyelesaiannya untuk
ditelusuri sebagai latihan, dengan harapan pembaca dapat menguasai materi yang
dipelajari. Program linier dapat diselesaikan dengan beberapa cara. Cara yang
paling umum adalah dengan menggunakan metode grafik. Metode grafik hanya
efektif digunakan apabila banyaknya variabel pada program linier hanya dua. Jika
banyaknya variabel lebih dari dua misalnya ada tiga variabel, maka metode grafik
tidak efektif lagi. Bahkan jika banyaknya variabel sudah lebih dari tiga maka
metode grafik tidak dapat diterapkan lagi.
Bentuk umum program linier secara umum dapat diucapkan sebagai
berikut: Diberikan m persamaan atau m pertidaksamaan linier dengan r variabel,
akan ditentukan nilai tak negatip dari variabel-variabel ini yang memenuhi kendala
dan memaksimumkan atau meminimumkan fungsi linier variabel-variabel itu.
Secara matematik dapat ditulis: Maksimumkan atau minimumkan fungsi linier:

z=c 1 x1 +…+ c r x r ..................(1)


Dengan kendala : a i1 x1 + ai 2 x 2+ …+air x r {≤ ,=,≥ }b i .......(2)
Xj ≥ 0 ..................(3)

i = 1,2,3,....,m; j= 1,2,3,....,r; m dan r bilangan bulat; aij, bj, cj adalah konstanta yang
diketahui. Dalam setiap kendala, tanda ≤ ,=,atau ≥ hanya dipakai satu saja, tetapi
tanda kendala yang satu dengan kendala yang lain dapat berbeda. Persamaan (1)
disebut fungsi tujuan atau fungsi obyektif, persamaan (2) disebut kendala utama,
sedangkan persamaan (3) disebut kendala pembatas. Bentuk umum program linier

5
di atas dapat diuraikan seperti berikut: Maksimumkan atau minimumkan fungsi
linier.

z=c 1 x1 +…+ c r x r ..................(4)

Sebagaimana telah dinyatakan sebelumnya, masalah progamisasi linear tak


lain adalah masalah optimisasi bersyarat, yakni pencarian nilai maksimum
(maksimisasi) atau pencarian nilai minimum (minimisasi) sesuatu fungsi tujuan
berkenaan dengan keterbatasan-keterbatasan atau kendala yang harus dipenuhi.
Masalah-masalah tersebut secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut :

1) Masalah maksimisasi
Maksimumkan fungsi tujuan :

z = c1x1 + c2x2 + ...... + cnxn

terhadap kendala-kendala :

a 11 x 1 +a12 x 2 +…+ a1 n x n ≤b 1
a 21 x1 + a22 x 2+ …+a2 n x n ≤ b2
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
a m 1 x 1+ am2 x2 +…+ amn x n ≤ bm

Dimana :
x≥0 j = 1, 2, .............., n

6
n
Ringkasnya, maksimumkan z=∑ c j x j
j=1

n
Terhadap ∑ c j x j≤ b j
j=1
x j ≥ 0i=1, 2 , … … ., m

2) Masalah minimisasi
z = c1x1 + c2x2 + ...... + cnxn

terhadap kendala-kendala :

a 11 x 1 +a12 x 2 +…+ a1 n x n ≥b 1
a 21 x1 + a22 x 2+ …+a2 n x n ≥ b2
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
a m 1 x 1+ am 2 x2 +…+ amn x n ≥ bm

Dimana :
x≥0 j = 1, 2, .............., n

n
Ringkasnya, maksimumkan z=∑ c j x j
j=1

n
Terhadap ∑ c j x j≥ b j
j=1
x j ≥ 0i=1, 2 , … … ., m

Masalah maksimisasi dijumpai misalnya dalam kasus penentuan kombinasi


jumlah produk (product-mix) guna memperoleh profit maksimum. Sedangkan
masalah minimisasi ditemui misalnya dalam kasus upaya menekan biaya produksi.
Variabel xj, yang mencerminkan aktivitas, dalam programasi linier disebut juga
variabel keputusan (decision variable). Variabel keputusan tidak boleh negatif,
karenanya di dalam setiap rumusan model programasi linear (harus) selalu
dicantumkan notasi x j ≥ 0. Hal ini dikenal dengan sebutan “pembatas
ketidaknegatifan”.

7
Kendala-kendala dalam sebuah masalah programasi linear tidak selalu harus
berbentuk pertidaksamaan yang seragam. Dalam kasus tertentu dapat terjadi salah
satu kendala, atau lebih berbentuk persamaan. Dapat pula terjadi di dalam sebuah
masalah terdapat kendala pertidaksamaan berbentuk ≥ maupun≤ .

B. Tabel Simpleks Awal


Metode simpleks diawali dengan standarisasi model. Metode simpleks
dengan tabel jenis ini tidak saja mensyaratkan standarisasi fungsi-fungsi kendala,
tetapi juga standarisasi fungsi tujuan, yakni mengubahnya menajdi persamaan
berbentuk implisit. Secara umum, rumusan model yang standar untuk metode
simpleks dengan tabel berkolom variabel dasar adalah :

Optimumkan z−c 1 x1 −c 2 x 2−…−c n x n =0

Terhadap :
a 11 x 1 +a12 x 2 +…+ a1 n x n ± s1 =b1
a 21 x1 + a22 x 2+ …+a2 n x n ± s 2=b 2
. . . . .
. . . . .
. . . . .
. . . . .
. . . . .
a m 1 x 1+ am 2 x2 +…+ amn x n ± s m=b m

Bentuk tabelnya :

V
z x1 x2 ..... xn s1 s2 ..... sn S
D
z 1 c1 c2 ..... cn 0 0 ..... 0 0
s1 0 a11 a12 ..... a1n 1 0 ..... 0
s1 0 a21 a22 a2n 0 1 0
. . . . . . . . . .
b1
. . . . . . . . . .
b1
. . . . . . . . . .
bm
. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
sm o am1 am2 ..... amn 0 0 ..... 1

Matriks utama matriks satuan


Amxn Inxn

8
Keterangan :
1. Kolom Variabel Dasar (VD)
Kolom ini berisi variabel-variabel dasar (basic variabeles), disebut juga
variabel-variabel anol (nonzero variables), yaitu variable-variable yang
nilainya ditunjukkan oleh konstanta-konstanta yang bersesuaian di kolom S.
Pada penyelesaian awal atau tabel pertama, kolom VD ini berisi semua variabel
semu. Pada tahap-tahap berikutnya variabel-variabel yang termuat dikolom ini
akan berganti-ganti, kecuali z yang senantiasa hadir di situ sejak penyelesaian
awal hingga penyelesaian akhir. Variabel-variabel lain yang tidak tercantum di
kolom ini dinamakan variabel-variabel dasar (nonbasic variables) atau variabel
nol (zero variables).
2. Kolom z
Kolom ini sebenarnya hanya berfungsi sebagai “pelengkap” isinya selalu sama
(1, 0, 0, ....., 0) sejak penyelesaian awal hingga penyelesaian akhir, karenanya
boleh tidak dicantumkan didalam tabel.
3. Kolom-kolom variabel
Kolom ini berisi koefisien-koefisien dari masing-masing variabel dalam
persamaan yang bersesuaian, yakni aij untuk variabel-variabel asli xj dan 0 atau
1 untuk variabel-variabel semu sj, utnuk tabel pertama (penyelesiaan awal).
4. Kolom S
Kolom S (solution) ini berisi nilai-nilai ruas kanan dari persamaan-persamaan
implisist yang terdapat di dalam model, baik persamaan fungsi tujuan maupun
persamaan-persamaan fungsi kendala. Angka-angka yang tercantum di kolom
S ini mencerminkan nilai z dan nilai-nilai variabel dasar pada tahap
penyelesaian yang bersangkutan.

Langkah-langkah pengerjaan :

Langkah-langkah pengerjaan programasi linear secara simpleks dengan


tabel berkolom variabel dasar adalah sebagai berikut :

1. Rumuskan dan standarisasikan modelnya.


2. Bentuk tabel pertama dengan menetapkan semua variabel semu sebagai
variabel dasar (semua variabel asli sebagai variabel dasar).
3. Tentukan satu “variabel pendatang” (entering variable) diantara variabel-
variabel dasar yang ada, untuk dijadikan variabel dasar dalam tabel berikutnya.
Variabel pendatang ialah variabel dasar yang nilainya pada baris-z paling
negatif dalam kasus minimisasi.
4. Tentukan satu “variabel perantau” (leaving variable) diantara variabel-variabel
dasar yang ada, utnuk menjadi variabel dasar dalam tabel berikutnya. Variabel
perantau ialah variabel dasar yang memiliki “rasio solusi” dengan nilai positif
terkecil.

9
5. Bentuk tabel berikutnya dengan memasukkan variabel pendatang ke kolom VD
dan mengeluarkan variabel perantau dari kolom VD, serta lakukan transformasi
baris-baris tabel, termasuk baris-z.
6. Lakukan pengujian optimalitas. Jika semua koefisien variabel dasar pada baris-
z sudah tidak ada lagi yang negatif (untuk kasus maksimisasi; atau sudah tidak
ada lagi yang positif, untuk kasus minimisasi), berarti penyelesaian sudah
optimal, tidak perlu dibentuk tabel selanjutnya. Jika masih, berarti penyelesaian
belum optimal, ulangi lagi langkah ke-3 sampai ke-6.

Contoh :

PT “Double X” memproduksi dua macam barang, X1 dan X2 masing-masing mendatangkan


profit 25 ribu dan 15 rupiah per unit. Produk X 1 dibuat dari campuran masukan-masukan
K, L, dan M. Sedangkan X2 hanya dibuat dari campuran K dan L. Tiap unit X1 terdiri atas
3K 2L dan 3M, sementara tiap unit hanya terdiri atas 3 unit K dan 4 unit L. Jumlah
masukan yang tersedia untuk diolah masing-masing tidak melebihi 24 unit K, 20 unit L
dan 21 unit M per menit. Berapa unit masing-masing barang harus dihasilkan per menit
agar profit optimal?

C. Soal Latihan

BAB III

PENUTUP
3.1 Simpulan
Bahwa dalam pengelompokan data distribusi frekuensi menggunakan aturan
Strugess bertujuan untuk mempermudah membaca, memahami, menganalisis dan
memberi interpretasi terhadap sekelompok data, dimana sekelompok data tersebut
dapat berupa data kualitatif dan atau data kuantitatif.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini mungkin masih banyak kekurangan dan
kesalahan. Dan karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat
membangun agar dalam penulisan berikutnya dapat menjadi lebih baik lagi.

10
DAFTAR PUSTAKA
Kustituanto, Bambang, Badrudin, Rudy . 1994. Statistika 1 (deskriptif). Jakarta: Penerbit
Guna Darma.

Kadir. 2015. Statistika Terapan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Nugroho, Sigit. 2017. Dasar-Dasar Statistika. Bengkulu : Grasindo

Rasyadi, Rashidan. 2004. Metode Deskriptif Untuk Umum. Bengkulu : Grasindo

Sunyoto, Danang. 2016. Statistika Deskriptif dan Probabilitas. Yogyakarta : CAPS.

Supami, Christina. 2012. Statistika Ekonomi. Jakarta : Universitas Terbuka

Susanti, Meilia Nur Indah. 2017. Statisyika Deskriptif dan Induktif. Yogyakarta : Graha
Ilmu.

11

Anda mungkin juga menyukai