Beberapa faktor dan etiologi dari plasenta previa tidak diketahui. Tetapi
diduga hal tersebut berhubungan dengan abnormalitas dari vaskularisasi
endometrium yang mungkin disebabkan oleh timbulnya parut akibat trauma
operasi/infeksi. (Mochtar, 1998). Perdarahan berhubungan dengan adanya
perkembangan segmen bawah uterus pada trimester ketiga. Plasenta yang
melekat pada area ini akan rusak akibat ketidakmampuan segmen bawah
rahim. Kemudian perdarahan akan terjadi akibat ketidakmampuan segmen
bawah rahim untuk berkonstruksi secara adekuat.
Pathway
Faktor pendukung
Kehamilan
Multi paritas Riwayat aborsi Riwayat Riwayat Kehamilan di
ganda insisi uterus kelahiran sesar usia tua >35 th
Gestasi
Embrio lebih dari 1
sering Terbentuk scar pada uterus Uterus tua
Kebututuhan O2 &
nutrisi meningkat Kerusakan lapisan Vaskularisasi
uterus tempat blastisol Penipisan uterus menurun
biasa berimplantasi endrometrium
Plasenta lebih besar
Voskularisasi uterus
tempat blastisol biasa
berimplantasi
Plasenta
memperluas
Blastosit mencari permukaannya
tempat yg lebih baik
Plasenta mendekati,
menutupi sebagian/seluruh
jalan lahir
Tidak dapat diikiuti oleh plasenta yg melekat
Plasenta pervia
Servix membuka
Dehidrasi
Beban kerja
Penurunan
jantung meningkat
transport oksigen
Peningkatan Intoleransi
Ketidakefektifan pola nafas Dyspnea frekuensi napas aktivitas
d. Manifestasi Klinis Plasenta previa
1) Pendarahan pervagina
Darah berwarna merah terang pada umur kehamilan trimester kedua atau
awal trimester ketiga merupakan tanda utama plasenta previa. Pendarahan
pertama biasanya tidak banyak sehingga tidak akan berakibat fatal, tetapi
perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak dari perdarahan
sebelumnya.
2) Tanpa rasa nyeri
Kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah perdarahan tanpa
nyeri yang biasanya baru terlihat setelah kehamilan mendekati akhir
trimester kedua atau sesudahnya.
3) Pada ibu, tergantung keadaan umum dan jumlah darah yang hilang .
Perdarahan yang sedikit demi sedikit atau dalam jumlah banyak dengan
waktu yang singkat dapat menimbulkan anemia sampai syok.
4) Pada janin, turunnya bagian terbawah janin dalam Pintu Atas Panggul
(PAP) akan terhalang, tidak jarang terjadi kelainan letak janin dalam
rahim dan dapat menimbulkan asfiksia sampai kematian janin dalam
rahim.
1) Seksio sesarea
2) Kelahirana pervagina