Pemeriksaan penunjang
Dari pemeriksaan urinalisa didapatkan proteinuria > +2
Tatalaksana
1. Non medikamentosa
pengelolaan kejang
a. pemberian obat anti kejang
b. baringkan pasien pada sisi kiri, posisi tredelennburg untuk
mengurangi resiko aspirasi
c. kateterisasi urine untuk pengukuran cairan dan pemeriksaan
proteinuria
d. beberapa keluarga membantu untuk menjaga pasien tidak terjatuh
dari tempat tidur saat kejang timbul
e. beri Oksigen 4-6 liter permenit
2. medikamentosa
a. MgSO4 diberikan intravena dengan dosis awal 4 g (10 ml MgSO4 40%
larutkan dalam 10 ml akuades) secara perlahan seama 20 menit. Jika
pemberian secara intravena sulit, dapat diberikan secara IM dengan
dosis 5 mg masing bokong kanan dan bokong kiri.
adapun syarat pemberian MgSO4 :
- tersedianya Ca glukonas 10%
- ada refleks patella
- jumlah urin minimal 0,5 ml/kgBB/jam
- frekuensi napas 12-16x/menit
b. sambil menunggu rujukan, mulai dosis rumatan 6 g MgSO4 (15 ml
MgSO4 40% larutkan dalam 500 ml larutan ringer laktat/ ringer
asetat) 28 tetes/menit ,pada kondisi dimana MgSO4 tidak dapat
diberikan seluruhnya, berikan dosis awal (loading dose) lalu rujuk
ibu segera ke fasilitas kesehatan sekunder.
EKLAMPSI
No. Dokumen : 161/7.6.1.1/PUSK-PS. AHAD/III/2017
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit SYAHRIAL, SKM, MPH
: 09 Maret 2017
NIP.
Halaman : 3/3 196412311988031065
c. stabilisasi selama proses perjalanan rujukan
- lakukan pemeriksaan fisik tiap jam, meliputi tekanan darah,
frekuensi nadi, frekuensi pernafasan, refleks patea
- bila frekuensi pernafasan < 16x/menit, dan/ atau tidak didapatkan
refleks tendon patella, dan atau terdapat oliguria segera hentikan
pemberian MgSO4.
- jika terjadi depresi napas, berikan Ca glukonas 1 g IV (10 ml larutan
10%) blus dalam 10 menit.
Kriteria rujukan
eklampsi merupakan indikasi rujukan yang wajib dilakukan.
DIAGRAM ALIR
melakukan
melakukan
anamnesa pada
pemeriksaan fisik
pasien
Kriteria Rujukan