Binder1 PDF
Binder1 PDF
id
Disusun oleh :
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Pembimbing I Pembimbing II
Hari : Senin
Disahkan oleh
Jurusan Fisika
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
1. commit
Mengetahui variasi densitas bawahtopermukaan
user dengan metode gaya berat.
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah gravimetri atau dalam bahasa Inggris gravimetry yang berasal dari
bahasa latin gravis yang berarti berat dan bahasa Yunani metpew yang berarti
mengukur. Jadi arti harfiahnya adalah pengukuran yang berhubungan dengan
berat atau measurement of gravity. Setiap massa yang berpartisipasi dengan
putaran bumi melalui sumbunya dipengaruhi oleh gaya berat bumi itu sendiri dan
oleh benda langit lainnya dan juga oleh percepatan sentrifugal. Gaya hasil
keduanya adalah gaya berat F. Jadi F adalah fungsi dari pengaturan massa bumi
dan benda ruang angkasa lain juga dari putaran bumi.(Untung,2001).
(2.1)
Dimana
,( ) ( ) ( ) -
P(x,y,z) Q(x’,y’,z’
̂
)
m
4
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
dimana G adalah konstanta gravitasi Newton yang besarnya adalah 6,67 x 10 -11
Nm2/kg2 (blakely,1995). Sedangkan untuk mencari percepatan gravitasinya maka
gaya F harus dibagi dengan massa m0 sehingga diperoleh:
(2.2)
(2.3)
Periode dari osilasi pegas gambar 2.2 tidak terpengaruh oleh g, jadi bisa
(2.4)
(2.5)
Yang mana nilainya sangat kecil. Sehingga massa pada pegas tidak terlalu
digunakan atau bisa diabaikan.
( )
(2.6)
( )
(2.7)
Jika kita dapat menambah Periode natural, T, kemudian perubahan kecil dalam
akan menghasilkan besaran yang beralasan,dan bisa dihitung, perubahan dalam .
Penambahan T menjadikan sebuah persamaan untuk membuat pegas dengan
commit to user
yang lebih besar. (Wahr, 1996).
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
Sekarang ini alat ukur yang digunakan secara eksklusif adalah LaCoste-
Romberg meter. Alat ukur ini didesain dengan periode yang hampir tak terbatas.
Pegas dalam gambar 2.3 dinamakan “zero length spring”. Alat ini dibuat
sedemikian rupa sehingga , dimana panjang pegas. Ada
berbagai cara untuk membuat pegas semacam ini. Lengan panjangnya b, dengan
massa pada lengan tersebut bebas untuk menambahi titik lengan sebelah kiri
yang lebih rendah. Dimana massa pada lengan diabaikan.
y λ
b 900 + α
θ mg
α
Sistem ini mempunyai periode awal, jika lengan pada titik keseimbangan
nilai , kemudian pada titik keseimbangan untuk setiap nilai . Hal ini bersifat
kualitatif bila kita memperkecil (menaikkan pendulum ), nilai torsi pegas
commit to user
yang berlawanan arah jarum jam berkurang, sebab nilai L mengecil, dan nilai torsi
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
searah jarum jam juga berkurang, hal ini terjadi akibat nilai sudut antara m g dan
lengan momen b berkurang. Dengan demikian maka 2 nilai torsi ini dapat saling
meniadakan, dan akhirnya tidak ada nilai torsi. Secara kualitatif, torsi yang
berlawanan arah jarum jam pada m dari pegas adalah:
( )( ) (2.8)
( ) ( ) (2.9)
Dengan catatan:
( )
( ) (2.10)
(2.11)
( ) ( )
maka,
( ) (2.12)
(2.13)
(2.14)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
jika tidak berpengaruh, maka lengan b akan terus berayun baik searah
ataupun berlawanan arah jarum jam, dan baru berhenti jika menabrak. Ide
dasarnya adalah untuk membuat settingan persamaan tersebut, kemudian
menyesuaikan nilai y sampai alat ukur berada dalam posisi setimbang, maka akan
kita ketahui bahwa
. / (2.15)
Jika kita mengukur perubahan disetiap nilai y maka kita juga akan mendapatkan
perubahan nilai g. Hal ini bersifat relatif karena nilai . ⁄ / adalah suatu bentuk
ekspresi persamaan y (Wahr,1996).
1. Pasang surut
2. Koordinat Lintang
3. Ketinggian
4. Topografi
5. Variasi densitas bawah permukaan
Dalam metode gaya berat yang diharapkan adalah factor variasi densitas
bawah permukaan, sehingga faktor lainnya harus dikoreksi atau direduksi
dari nilai pembacaan pada gravitymeter.
Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan efek gaya tarik dari benda di
luar Bumi seperti Bulan dan Matahari. Yaitu dengan cara mengukur nilai gaya
berat di stasiun yang sama pada interval waktu tertentu, kemudian bacaan
commit to
gravitymeter tersebut diplot terhadap user waktu sehingga didapat suatu
fungsi
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
persamaan yang digunakan untuk menghitung koreksi pasang surut. Harga koreksi
pasang surut ini selalu ditambahkan pada pembacaan gaya berat.
(2.16)
Dengan :
Namun secara internasional nilai koreksi pasang surut waktu ke waktu sudah di
tabelkan. Sehingga langsung bisa diperoleh harga koreksi pasang surut titik
pengukuran pada waktu penelitian.
( )
( ) ( ) (2.17)
( )
(Koesuma,2001).
Dengan:
(2.18)
Dengan :
( ) (2.19)
Berkurangnya nilai gravitasi akibat jarak yang semakin jauh dari geoid,
maka dibutuhkan koreksi udara bebas. Koreksi udara bebas adalah perbedaan
gravitasi yang diukur pada mean sea level (geoid) dengan gravitasi yang diukur
pada ketinggian h meter dengan tidak ada batuan di antaranya. Besarnya koreksi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
ini adalah 0,0386 mgal/meter (Untung dan Sato, 1978). Sehingga nilai gravitasi
harus ditambah 0,0386 mgal permeternya.
( ) (2.20)
Data pengukuran gaya berat yang telah dikoreksi pasang surut, drift, dan
diikat terhadap G ikat (977976,38 mGal) menghasilkan G absolute. Pada data G
absolute dilakukan koreksi lintang (Gn), koreksi udara bebas (FAC), koreksi
Bouguer (BC), dan koreksi terrain (TC) sehingga diperoleh Anomali Bouguer
commit
Lengkap (CBA) dalam mGal, sesuai to userberikut:
persamaan
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
(2.21)
= Koreksi Bouguer
= Koreksi medan
tiap nilai dari fungsi dialjabarkan sebagai matrik fungsi yaitu matrik nilai gravitasi
g, matrik posisi a dan matrik kontras densitas m.
(2.24)
yaitu
…….
.……
dengan
( )
(2..25)
*( ) ( ) ( ) + ⁄
y
Bidang
-z Datar
x
Topografi
(x,y,-z)
Spheroid h
Reference
z=0
Titik Proyeksi
Titik Amat
Titik Massa
1.
Gambar 2.4. Prinsip kerja Metode Bidang Titik Massa Dampney(Dampney
dalam Setyawan,2005)
( ) ∑ ( ) (2.30)
( ) ( ) ∑ ( ) (2.31)
(Nwankwo, 2006).
Jika diasumsikan ρ bernilai tetap maka medan gravitasi pada arah vertikal
(z) menjadi :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
( ) ⁄
∭ (2.32)
-y
∬, ( ) ( ) ( )- (2.33)
dengan
√ √
Penyelesaian integral persamaan (2.33) pada arah z adalah :
∫ , ( ) ( ) ( )- (2.34)
Integral luasan poligon pada persamaan (2.34) dapat di rubah dalam bentuk
integral garis dari sekeliling poligon dengan merubah fungsi z kedalam fungsi x
dari setiap sisi di poligon tersebut (Gambar 2.6). Untuk setiap sisi dari poligon
commit to user
fungsi z di definisikan sebagai :
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
Dengan
x0i
x
θi
θi
z0i
(xi,zi) θi
(xi+1,zi+1)
∮ . √ ( ) /
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Pengambilan Data
Data
A
Koreksi Pasut
Koreksi Drift
commitBto user
19
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
Gravitasi Observasi
Koreksi Bouguer
Koreksi Medan
Anomali Bouguer
Pemisahan Anomali
Regional-Residual
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
A C
Informasi Geologi
Pemodelan
Anomali Model
Selesai
Pada pengambilan data dan penelitian ada beberapa hal harus dilakukan
yaitu:
Setelah pencatatan nilai skala pembacaan gaya berat di titik base station,
pencatatan di titik UNS sebagai titik ikat tingkat II. Pada titik tersebut dimulai
looping harian. Selanjutnya pencatatan nilai skala pembacaan gaya berat tiap titik
pada 24 titik daerah penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
St 1
UNS
St 2
St n
St = stasiun Pengamatan
koreksi tinggi alat, koreksi drift, koreksi gravitasi normal, koreksi udara bebas,
koreksi bouguer, koreksi medan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
7. Koreksi medan.
Pengukuran di daerah berbukit akan berbeda dengan pengukuran di daerah
datar, maka perlu adanya koreksi medan di sekitar titik pengamatan. Yaitu
dengan memperhatikan topografi di sekitar titik pengamatan.
Setelah nilai anomali Bouguer sudah berada di bidang datar, maka perlu
adanya pemisahan anomali menggunakan metode polinomial. Metode ini
berasumsi bahwa data anomali Bouguer didefinisikan F(xi,yi), yang diambil
sampel pada sebuah grid dengan spasi dimensi (n-1) ∆x dan (m-1) ∆y, dimana ∆x
dan ∆y merupakan interval grid dalam sumbu x dan sumbu y.( Thruston dan
Brown, 1992). Jika F(xi,yi) merupakan representasi polinomial, maka dengan
perhitungan sesuai persamaan (2.28) diperoleh besarnya anomali regional. dari
anomali regional yang telah diperoleh kita dapat menentukan besarnya anomali
residual dengan mengurangi anomali Bouguer dengan anomali regional sesuai
persamaan (2.29).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
Dalam penelitian ini penentuan jenis batuan didasarkan pada nilai densitas
batuan tersebut. Pengukuran dengan metode gravitasi sebagaimana telah
dijelaskan dalam bab 3 sebelumnya, dilakukan untuk mengetahui nilai densitas
pada daerah penelitian. Topografi daerah penelitian ini adalah daratan dengan
ketinggian terendah di barat daerah penelitian, semakin ke timur semakin naik.
Sehingga dapat dikatakan daerah penelitian berupa daratan miring. Pada bab ini
akan dibahas mengenai hasil pengolahan data yang telah diperoleh dari lapangan
dengan mengacu pada batasan masalah dari penelitian ini sendiri. Kemudian
dilakukan interpretasi dari hasil pengolahan data untuk mengetahui struktur
bawah permukaan sesuai dengan tujuan dari penelitian ini.
27
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
180
170
160
150
h(M)
140
130
120
AK
L
n
AN
iru
KO
EJ
AP
IL
LU
W
R
G
G
YU
G
LA
AN
R
N
KE
KA
C
U
D
N
PU
commit to user
Gambar 4.4. Profil gravitasi untuk berbagai harga densitas.
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
Harga densitas yang diambil adalah harga densitas untuk gafik gravitasi yang
terkorelasi mnimum dengan profil topografi, baik korelasi positif maupun
korelasi negatif. Dapat dilihat pada grafik dari Wirun sampai Bakalan nampak
bahwa ada pola naik atau positif dan turun atau negatif. Pada grafik dari Bakalan
ke Kayuapak, Kayuapak ke Lalung, serta dari Pundungrejo ke Keragilan tampak
bahwa untuk semua harga densitas batuan membentuk pola yang sama. Hal ini
dikarenakan data ketinggian yang diperoleh dari hasil pengukuran kurang sesuai
dengan data ketinggian di peta topografi. Faktor ketinggian lokasi pengukuran
sangat penting dalam reduksi data gravitasi. Sehingga hasil ekstrapolasi dari nilai
gravitasi yang diperoleh menunjukkan pola yang sama.
Untuk beberapa harga densitas mengikuti pola naik atau pun turun. Namun
untuk grafik nilai gravitasi dengan harga densitas 2,5 gr/cm3 diperkirakan
mempunyai korelasi paling minimum terhadap pola naik maupun turun. Oleh
karena itu densitas 2,5 gr/cm3 dipakai sebagai harga densitas rata-rata batuan di
daerah penelitian ini. Nilai tersebut digunakan untuk menghitung koreksi
Bouguer.
4. 3. Anomali Bouguer
Peta kontur anomali Bouguer yang telah diperoleh dari penelitian adalah
sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
Peta anomali Bouguer pada gambar 4.4. daerah lokasi penelitian memanjang dari
barat ke timur. Untuk daerah seperti di utara daerah penelitian cenderung lebih
rendah, berkisar ≤-76 mGal. Sedangkan
commit todiuser
selatan daerah penelitian memiliki
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
anomali Bouguer sekitar ≥-66 mGal. Bila dilihat dari peta kontur anomali pulau
Jawa maka hasil yang didapat dari penelitian ini cukup relevan. Karena untuk
daerah sekitar Karanganyar mempunyai nilai anomali minus. (Brotopuspito,
2010).
Peta anomali Bouguer yang diperoleh dari hasil perhitungan masih berada
di topografi. Untuk meminimalkan distorsi data gravitasi akibat ketinggian yang
bervariasi, maka perlu adanya proyeksi ke suatu bidang datar tertentu.(Setyawan,
2005). Pada penelitian ini proyeksi ke bidang datar menggunakan metode sumber
ekivalen titik massa Dampney. Bidang datar pada penelitian ini berada pada
ketinggian 284 meter di atas speroida acuan.
Data anomali gravitasi yang tidak teratur dan pada ketinggian yang
bervariasi dibuat suatu sumber ekivalen titik massa diskrit pada bidang datar
dengan kedalaman tertentu. Pada penelitian ini kedalaman sumber ekivalen titik
massa yang digunakan adalah 7000 meter di bawah speroida acuan. Percepatan
gravitasi di bidang datar pada ketinggian 284 meter, yang diakibatkan oleh
sumber tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
Pola anomali Bouguer di bidang datar pada ketinggian 284 meter menunjukkan
pola anomali yang sama dengan pola anomali bouguer di topografi. Hal ini
menunjukkan bahwa benda anomali mempunyai peran dalam pembentukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
topografi daerah penelitian ini. Range nilai anomali Bouguer pada bidang datar
berkisar antara -82 mGal sampai -56 mGal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
Dari hasil kontur yang diperoleh dapat dilihat bahwa range anomali berkisar
antara -81 sampai -54 mGal. Bila dibandingkan dengan range anomali Bouguer
yang sudah berada di bidang datar, maka range anomali regional lebih kecil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
Sehingga nilai anomali residual dapat dihitung dengan mencari selisih antara
anomali Bouguer dengan anomali regional.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
Nilai anomali residual yang didapat berkisar antara -14 sampai 8 mGal.
Biasanya nilai anomali residual berkisar antara -10 sampai 10 mGal. (Koesuma,
2001). Nilai anomali residual ini sudah tidak terpengaruh kondisi topografi.
Karena anomali ini sudah berada di berada di bidang datar. Anomali terbesar
berada di Selatan daerah penelitian dengan anomali sebesar 8 mGal. Sedangkan
anomali terendah berada di tengah daerah penelitian dengan anomali sebesar -14
mGal.
Barat Daya sebagai lintasan A-A’, serta memanjang dari arah Barat ke Timur
sebagai lintasan BB’.
commit to user
Gambar 4.15. Pemodelan pada lintasan A-A’.
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
Massa jenis tersebut didapat dari densitas Bouguer (rata-rata) 2,5 gr/cm3
ditambah dengan ∆ρ. Diperkirakan pada lintasan A-A’ mempunyai struktur bawah
permukaan dengan batuan yaitu berupa sedimen seperti batuan lempung (clay),
batuan pasir (sandstone), serta terdapat batuan beku diabase (Telford, 1990).
commit to user
Gambar 4.16. Pemodelan pada lintasan B-B’.
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
Pada pemodelan lintasan ini nilai errornya adalah sebesar 2,96. Besarnya kontras
densitas adalah sebagai berikut:
Diperkirakan jenis batuan pada lintasan B-B’ antara lain yaitu Chalcopyrite
dengan densitas 4,22 gr/cm3, pasir dengan densitas 1,812 gr/cm3, batuan pasir
dengan densitas 2,353 gr/cm3, serta batuan peridotite dengan densitas 3,34gr/cm3.
Bila ditinjau dari kedua lintasan A-A’ dan B-B’ maka jenis batuan yang
ada di bawah permukaan daerah Karanganyar bagian Barat sebagian besar
merupakan batuan yang tergolong jenis batuan sedimen dan batuan beku. Yang
mana keseluruhan batuan tersebut merupakan limpahan dari lahar dingin gunung
Lawu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
5.1. Simpulan
5.2. Saran
commit to user
41