Anda di halaman 1dari 17

Derajat Keasaman

Power of Hydrogen (pH)

Dhea Anggraini Putri

19030234065

KA 2019

Asus PC
Derajat Keasaman
[Pick the date]
Literasi Digital

Asus PC
DerajatDerajat
Keasamani
Keasaman
[Pick the date]
Literasi Digital

KATA PENGANTAR

Pertama- tama saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga buku
“Derajat Keasaman” ini dapat terselesaikan secara tepat waktu.

Buku ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Literasi Digital yang
diampu oleh Dr. I Gusti Made Sanjaya, M. Si. Dengan harapan untuk meningkatkan
pemahaman mahasiswa mengenai fitur dalam microsoft word.Dalam penulisan dan
penyusunan buku ini tidak terlepas dari masalah mengenai bahan referensi yang cukup
sulit didapatkan dalam jurnal dan terbatasnya waktu pengerjaan.

Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi


sebagian pengetahuannya, sehingga dapat menyelesaikan buku ini. Penulis tentu
menyadari bahwa penyusunan buku ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat banyak kesalahan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan adanya kritik
dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan buku ini.

Surabaya, 10 Februari 2020

Penulis

Derajat Keasamanii
Literasi Digital
KATA
PENGANTAR........................................................................................................................
....ii
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI.......................................................................................................................................
..iii
Derajat
Keasaman...........................................................................................................................
.1
A. Sejarah dan
Pengertian...........................................................................................................1
B. Prinsip pengukuran
pH............................................................................................................2
C. Kesetimbangan
air...................................................................................................................3
D. Larutan
Buffer...........................................................................................................................5
E. Perhitungan
pH .........................................................................................................................6
1. Perhitungan Konsentrasi Ion
Hidrogen.............................................................................6
2. Menentukan pH Larutan pada Asam Kuatdan Basa
Kuat.............................................7
3. Menentukan pH Larutan Asam Lemah dan Basa
Lemah..............................................7
F. Cara Mengukur
pH....................................................................................................................9
1. Kertas
Lakmus......................................................................................................................9
2. pH
meter............................................................................................................................
..10
G. Indikator dan Trayek
pH........................................................................................................10
PENUTUP ...........................................................................................................................
...............12
Ringkasan........................................................................................................................
............12
Derajat Keasamaniii
DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................................................................1
3
Literasi Digital

Derajat
Keasaman
Power of Hydrogen

A. Sejarah dan Pengertian


(pH) yang
pH adalah derajat keasaman
digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki
oleh suatu larutan . Ia didefinisikan
sebagai kologaritma aktivitas ion
hidrogen (H ) yang terlarut. Koefisien
+
aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur
secara eksperimental, sehingga nilainya
didasarkan pada perhitungan teoretis.
Skala pH bukanlah skala absolut. Ia
bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan
berdasarkan persetujuan internasional.

Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Søren Peder


Lauritz Sørensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan
"p" pada "pH". Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk
power p (pangkat), yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti
pangkat), dan ada pula yang merujuk pada kata potential. Jens Norby mempublikasikan
sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan
yang berarti "logaritma negatif".

Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C ditetapkan sebagai
7,0. Larutan dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan dengan
pH lebih daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali (Zulius, 2017).

Dalam kajian lain pH didefinisikan dengan pengukuran secara logaritma jumlah


mol ion Hidrogen per liter dalam larutan. pH merupakan pengukuran konsentrasi ion
hydrogen dalam larutan yang menyatakan derajat keasaman dari larutan tersebut. Nilai
pH suatu larutan banyak digunakan untuk menujukkan derajat keasaman larutan

Derajat Keasaman1
Literasi Digital

tersebut. Makin kecil nilai pH larutan, makin besar derajat keasaman larutan dan makin
bersar nilai pH larutan makin kecil derajat keasaman larutan itu (Aminah, Dewi,
Ariesta, & Samsuci, 2015)

Keasaman dan alkalinitas pada air, menurut Arrhenius dalam pendefinisinnya


mengenai asam dan basa adalah dengan menggunakan konsentrasi ion hidronium
(H O ) dan ion hidroksil (OH ). pH secara tidak langsung didefinisikan untuk media apa
+ -
pun3 sebagai logaritma desimal dari timbal balik aktivitas ion hidrogen, αH , yang
+
dirumuskan dengan persamaan :

1
= ‒ 10
+
= 10 ( +
)
Tetapi untuk larutan yang sangat encer dapat langsung terkait dengan konsentrasi
proton:

= ‒ 10 +

Persamaan ini berlaku untuk air murni, karena sifat disosiasinya konstanta yaitu Kw =
10-14 pada suhu 25 °C, proton dan konsentrasi hidroksil serendah 10-7. Jadi, air murni
pada suhu 25 °C memiliki nilai pH sangat dekat dengan 7. Oleh karena itu, sebuah nilai
pH 7 didefinisikan medium 'netral' tempat proton dan nya counter hidroksil hadir dalam
konsentrasi yang sama. Media dengan pH <7 ditandai sebagai bersifat asam, sedangkan
itu dengan pH> 7 sebagai basa. Kisaran pH yang umum adalah antara 0 dan 14 sejak
kasus dengan H atau OH (Girousi, Sotiropoulos, & Karastogianni, 2016).
+

B. Prinsip pengukuran pH
Asam dan basa adalah besaran yang sering digunakan untuk pengolahan sesuatu
zat, baik di industry maupun kehidupan sehari-hari, pada industry kimia,keasaman
merupakan variabel yang menentukan mulai dari pengolahan bahan baku, menentukan
kualitas produksi yang diharapkan sampai pengendalian limbah industry agar dapat
mencegah pencemaran pada lingkungan. Pada bidang pertanian, keasaman pada waktu
mengelola tanah pertanian perlu diketahui. Untuk mengetahui dasar pengukuran derajat
keasaman akan diuraikan dahulu pengertian derajat keasaman itu sendiri.

Derajat Keasaman2
Literasi Digital

Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada potensial elektro


kimia yang terjadi antar larutan yang terdapat didalam elektroda gelas (membran gelas)
yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat diluar elektroda gelas yang tidak
diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi
dengan ion hydrogen yang ukurannya relative kecil dan aktif, elektroda gelas tersebut
akan mengukur potensial elektro kimia dari ion hydrogen. Untuk melengkapi sirkuit
elektrik dibutuhkan elektroda pembanding. Sebagai catatan alat tersebut tidak mengukur
arus tetapi hanya mengukur tegangan (Fharadyba, Wahyuni, & Arifin, 2017).

Gambar 1. Prinsip pengukuran pH

C. Kesetimbangan
air Pada suhu 25ºC air yang netral itu memiliki pH = 7. Berarti besarnya [H ] = 10
+ -7

M artinya
+ bahwa air itu walaupun
- hanya sedikit juga terionisasi sebagian menghasilkan

ion H dan tentunya juga ion OH . Jika ditulis persamaan reaksinya adalah:
+ ‒
2 +

Berdasarkan reaksi ionisasi tersebut banyaknya ion H sama dengan banyaknya ion
OH- - -7 +

. Jadi, banyaknya
kesetimbangan, ion air
sehingga OHmemiliki
juga sama yaitu
harga 10 kesetimbangan
tetapan M. Reaksi ionisasi
yangairdirumuskan:
adalah reaksi

[ +
][ ‒ ]
=
[ 2 ]

Derajat Keasaman3
Literasi Digital

Besarnya [H O] hampir tak berubah karena tiap 1 liternya hanya terurai


2
(terionisasi) sebesar 10 -7 mol pada suhu 25ºC , sehingga persamaan tetapan
kesetimbangan air tersebut dapat disederhanakan menjadi:

[ 2 ] =[ +
][ ‒ ]

[ 2 ] =

= 10‒ 14

Harga Kw dipengaruhi oleh suhu, semakin besar suhunya semakin besar pula air
yang terionisasi, dengan demikian harga Kw juga besar.Sebagai perbandingan harga Kw
pada suhu 60ºC adalah 9,55.10 . Padasuhu 100ºC adalah 55,0 x 10 . Dalam
-14 -14
perhitungan, jika besarnya suhutidak disebutkan berarti dianggap pada suhu 25ºC,
sehingga harga Kw= 10-14 saja.

Karena Kw pada suhu 25ºC = 10-14


maka:
=[ +
][ ‒ ]

10‒ 14
= [ +
][ ‒ ]

= [ +
][ ‒ ]
+
‒ log 10‒ 14 =‒ [ ] + (‒ [ ‒ ])

14 =
+
sehingga, harga pH dan pOH dapat dituliskan 14 = pH + pOH

Selama pelarutnya air maka harga pH hanya sampai 14 dengan pembagian sebagai
berikut:

pH < 7 adalah larutan asam

pH > 7 adalah larutan basa

pH = 7 adalah larutan netral

Prinsipnya, dengan menggunakan pelarut apapun:pOH = 14 – pH (Sulistyarti, 2017).

Derajat Keasaman4
Literasi Digital

D. Larutan
BufferLarutan buffer (pH) mengacu pada larutan yang mengandung campuran asam
lemah dan basa konjugasi atau sebaliknya. Karakteristik yang paling menonjol dari
larutan buffer adalah kemampuannya untuk menjaga pH hampir konstan dengan
penambahan sejumlah kecil asam kuat atau basa. Inilah alasannya larutan buffer dapat
diterapkan dalam berbagai prosedur kimia dimana pencegahan perubahan pH suatu
larutan dibutuhkan.

Banyak organisme hidup tumbuh secara relatif kisaran pH kecil, dan untuk
menjaga pH konstan, mereka menggunakan larutan buffer. Penggunaan larutan buffer
ini dikaitkan dengan adanya keseimbangan antara asam HA dan basa konjugasi A ,
-

yang dituliskan :
+ ‒
+

Menurut prinsip Le Chatelier, penambahan sejumlah kecil asam kuat pada


campuran kesetimbangan ini akan memaksa keseimbangan bergeser ke sisi kiri reaksi.
Maka, konsentrasi ion hidrogen meningkat sebesar kurang dari jumlah yang diharapkan
untuk jumlah asam kuat ditambahkan. Di sisi lain, jika sebagian alkali kuat
ditambahkan ke campuran, konsentrasi ion hidrogen menurun sebesar kurang dari
jumlah yang diharapkan untuk jumlah alkali yang ditambahkan, karena lebih banyak
proton dihasilkan sebagai reaksi digeser ke kanan.

Gambar 2. Prinsip Le Chatelier

Derajat Keasaman5
Literasi Digital

E. Perhitungan
pH
1. Perhitungan Konsentrasi Ion
Hidrogen
Untuk menyatakan konsentrasi = ‒ log 1 = 0
ion hidrogen maupun ion hidroksida
Sedang pH dari larutan 1M basa kuat
dalam suatu bilangan kali sepuluh
monovalen adalah
berpangkat suatu bilangan negatif,
metode yang biasanya digunakan adalah = ‒ log 10‒ 14 = 14
dengan menyatakan konsentrasi ion
Jika larutan netral
hidrogen dari larutan asam, basa dan
netral yang encer, dalam pH. pH suau = ‒ log 10‒ 7 = 7
larutan didefinisikan sebagai :
Istilah pOH kadang-kadang
1 + dipakai secara analog untuk eksponen
= +
= ‒ [ ]
[ ] ion hidroksil, yaitu :

+] = 10‒ 1
[ ] = log
= ‒ log[ ‒
[ ‒ ]
Jadi, besarnya pH adalah sama dengan
logaritma dari konsvntrasi ion hidrogen [ ‒ ] = 10‒
yang diberi tanda negatif, atau logaritma
Untuk sembarang larutan air, berlaku
dari kebalikan konsentrasi ion hidrogen.
korelasi
Kebanyakan pH untuk kasus larutan air
terletak antara nilai 0 sampai 14. pH + pOH = 14 (Svehla, 1985).

Dalam larutan 1M asam kuat berbasa


satu

Gambar 3. Hubungan antara H dan OH


+ -

Derajat Keasaman6
Literasi Digital

Untuk beberapa maksud, lebih nyaman untuk memusatkan perhatian pada konsentrasi
OH dan menggunakan pOH, minus logaritma [OH ]. Diperoleh suatu hubungan yang
- -
berguna dengan menarik minus logaritma dari kedua ruas hasilkali ion untuk air.

[ +
][ ‒ ] =

‒ [ +
]‒ [ ‒ ] = ‒ log

+ =

Jumlah pH dan pOH dari suatu larutan sama dengan 14, harga pK , minus logaritma Kw
w
(Keenan, Kleinfelter, & Wood, 1990).

2. Menentukan pH Larutan pada Asam Kuat dan Basa Kuat


+ -
Dalam menentukan besarnya [H ] pada larutan asam dan [OH ] pada larutan
basa secara stokiometri maka pH suatu larutan asam dan basa dapat ditentukan atau
dihitung dengan rumus :

[ +
] = [ ‒ ] =

Keterangan: n = banyaknya ion H+/OH-


Ma = molaritas asam

Mb = molaritas basa

3. Menentukan pH Larutan Asam Lemah dan Basa


Lemah

a. Asam Lemah

Asam lemah adalah senyawa asam yang apabila dilarutkan dalam air terionisasi
sebagian, sehingga memiliki harga α < 1. Dalam larutan asam lemah terdapat molekul-
molekul asam yang tidak terionisasi dan ion-ion H serta ion-ion sisa asam yang berada
+
dalam kesetimbangan. Asam lemah mempunyai harga Ka yang kecil, makin kecil harga
α asam lemah, makin kecil pula harga Ka-nya. Contoh asam lemah adalah CH COOH,
3
HCOOH, H2C 2 O4, HCN, HF.

Derajat Keasaman7
Literasi Digital

Basa lemah adalah senyawa basa yang dalam air mengalami ionisasi sebagian (α
< 1). Dalam larutan basa lemah terdapat molekul-molekul basa yang tidak terionisasi.
Ion-ion logam dan ion-ion hidroksil [OH ] berada dalam kesetimbangan. Basa lemah
-
mempunyai harga Kb yang kecil. Makin kecil harga α dari basa lemah, makin kecil pula
harga Kb-nya. Contoh basa lemah adalah NH4OH, Mg(OH) 2 , Zn(OH)2.

Asam kuat dan basa kuat besarnya konsentrasi ion [H ] dan ion [OH ]
+ -
berbanding lurus dengan konsentrasi asam dan konsentrasi basanya atau besarnya
dikalikan dengan koefisien reaksinya, karena asam kuat dan basa kuat tersebut
terionisasi sempurna dalam air (α = 1). Pada asam lemah dan basa lemah tidaklah
demikian karena pada asam lemah dan basa lemah hanya terionisasi sebagian (α < 1),
sehingga dalam asam lemah dan basa lemah membentuk reaksi ionisasi kesetimbangan,
jika ditulis :

+ ‒
+ ( < 1)

+
+ ‒ < 1)

Asam lemah monovalen memiliki harga tetapan kesetimbangan asam (Ka)

+ ][ ‒ ]
[
=
[ ]

Besarnya [H ] = [A ] dan jika [HA] = Ma maka rumus tersebut dapat ditulis :


+ -
+ +
[ ][
= ]

+
[ ] =

Identik dengan cara perolehan asam lemah maka pada basa lemah monovalen berlaku :

[ ‒ ] =

Derajat Keasaman8
Literasi Digital

Hubungan α dengan Ka dalam asam lemah dan basa lemah dapat dinyatakan :

+
[ ] = (1)

+
[ ]
= ……………………..
(2)

Dari persamaan (1) dan (2)

Sama halnya dengan basa lemah

F. Cara Mengukur
pH
1. Kertas
KertasLakmus
lakmus adalah salah satu alat
ukur ph konvensional. Kertas lakmus biru
digunakan untuk mengukur pH asam,
sedangkan kertas lakmus merah digunakan
untuk mengukur pH basa. Prinsip kerjanya
sederhana, hanya dengan melihat perubahan
warna pada kertas lakmus saat dicelupkan pada
larutan yang ingin diketahui nilai pH-nya. Gambar 4. Kertas lakmus

Selanjutnya perubahan warna kertas lakmus dicocokkan dengan bagan warna penunjuk
yang ada sehingga diketahui nilai pH-nya. Alat ukur ini kurang efektif karena
sensitivitasnya kecil dan nilai pH yang terbaca adalah nilai pendekatan (yaitu dengan
menentukan kemiripan warna yang paling dekat antara kertas lakmus dan bagan warna).

Derajat Keasaman9
Literasi Digital

2. pH
meterSelain lakmus, pengukuran pH dapat dilakukan dengan menggunakan pH meter
yang bekerja berdasarkan prinsip elektrolit/konduktivitas suatu larutan. Cara kerja pH
meter ini adalah dengan cara mencelupkan probe dari pH meter kedalam larutan yang
akan diukur (kira-kira kedalaman 5cm) dan secara otomatis alat bekerja mengukur. pH
meter memiliki ketelitian yang lebih baik yaitu memiliki sensitivitas 0.01 pH (Matiin,
Hatta, & Sekartedjo, 2012).

Fungsi PH Meter adalah untuk mengukur pH (kadar keasaman atau basa) suatu cairan.
Sebuah pH meter terdiri dari sebuah elektroda (probe pengukur) yang terhubung ke
sebuah alat elektronik yang mengukur dan menampilkan nilai pH. Probe atau Elektroda
merupakan bagian penting dari pH meter, Elektroda adalah batang seperti struktur
biasanya terbuat dari kaca.

Gambar 5. pH Meter

G. Indikator dan Trayek pH


Indikator pH merupakan zat yang dapat berubah warna apabila pH
lingkungannya berubah. Indikator pH dapat dibedakan menjadi indikator satu warna dan
indikator dua warna. Indikator satu warna adalah yaitu indikator yang mempunyai satu
macam warna seperti fenolptalin yang hanya akan berwarna merah bila dalam
lingkungan basa. Indikator dua warna adalah indikator yang mempunyai dua warna,
yaitu warna asam dan warna basa. Indikator kuning alizarin mempunyai warna kuning
dalam lingkungan asam (warna asam) dan berwarna ungu dalam lingkungan basa
(warna basa).

Derajat Keasaman10
Literasi Digital

Gambar 6. Tabel Indikator pH

Derajat Keasaman11
Literasi Digital

PENUTUP

Ringkasan
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Dalam kajian lain pH
didefinisikan dengan pengukuran secara logaritma jumlah mol ion Hidrogen per liter
dalam larutan. pH merupakan pengukuran konsentrasi ion hydrogen dalam larutan yang
menyatakan derajat keasaman dari larutan tersebut. prinsipnya pengukuran suatu pH
adalah didasarkan pada potensial elektro kimia yang terjadi antar larutan yang terdapat
didalam elektroda gelas (membran gelas) yang telah diketahui dengan larutan yang
terdapat diluar elektroda gelas yang tidak diketahui. pH dapat diukur menggunakan
kertas lakmus dan pH meter.

Derajat Keasaman12
Literasi Digital

DAFTAR PUSTAKA

Aminah, N., Dewi, K., Ariesta, N. I., & Samsuci. (2015). Rancang Bangun alat
Pengukur Kadar Keasaman. Intek, 29.

Fharadyba, A., Wahyuni, H., & Arifin, R. (2017). Derajat Keasaman (pH) Asam Basa
Skala Kecil. Analisis Khusus Universitas Hasanudin, 5-6.

Girousi, S. T., Sotiropoulos, S., & Karastogianni, S. (2016). pH : Principles and


Measurement. elsevier, 333.

Keenan, C. W., Kleinfelter, D. C., & Wood, J. H. (1990). Ilmu Kimia untuk Universitas.
Jakarta: erlangga.

Matiin, N., Hatta, A. M., & Sekartedjo. (2012). Pengaruh Variasi Bending Sensor pH
Berbasis Serat Optik Plastik. Jurnal Teknik Pomits, 1-2.

Sulistyarti, H. (2017). Kimia Analisa Dasar. Malang: UB Press.

Svehla, G. (1985). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan


Semimikro.
Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.

Zulius, A. (2017). Rancang Bangun Monitoring pH Air Menggunakan Soil Moisture


Sensore. JUSIKOM, 38.

Derajat Keasaman13

Anda mungkin juga menyukai