2) Pola nutrisi
- Mengkaji intake makanan dan cairan klien.
- Mengkaji gambaran komposisi makan.
- Mengkaji nafsu makan, dan factor-faktor yang mempengaruhi nafsu makan.
- Mangkaji makanan kesukaan, pantangan atau alergi yang ada.
- Mengkaji apakah menggunakan suplemen makanan.
- Mengkaji apakah menggunakan obat diet tertentu.
- Mengkaji perubahan berat badan yang terjadi.
- Kaji adanya mual, muntah, nyeri tekan abdomen, diet tinggi purin, kalsium
oksalat atau fosfat, atau ketidakcukupan pemasukan cairan, terjadi distensi
abdominal, penurunan bising usus.
- Biasanya klien dengan vertiogo mengalami penurunan nafsu makan karena
terjadinya mual dan muntah, sehingga berat badannya juga menurun.
3) Eliminasi
- Mengkaji pola miksi yang meliputi: frekuensi, warna, dan bau.
- Apakah ada masalah dalam pengeluaran urine.
- Mengkaji apakah menggunakan alat bantu untuk berkemih.
- Mengkaji pola defekasi yang meliputi: frekuensi, warna,dan
karakteristiknya.
- Apakah menggunakan alat bantu untuk defekasi.
- Mengkaji pengeluaran melalui IWL .
- kaji adanya riwayat ISK kronis; Obstruksi sebelumnya (kalkulus).
Penurunan haluan urin, kandung kemih penuh, rasa terbakar saat
BAK.Keinginan/dorongan ingin berkemih terus, oliguria, henaturia, piuri
atau perubahan pola berkemih.
4) Aktivitas/latihan
- Kaji tentang pekerjaan yang monoton, lingkungan pekerjaan apakah pasien
terpapar suhu tinggi, keterbatasan aktivitas, misalnya karena penyakit yang
kronis atau adanya cedera pada medula spinalis.
- klien dengan vertigo akan merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas
karena kelemahan, kehilangan sensasi atau paralisis serta merasa mudah
lelah, susah beristirahat karena nyeri kepala
5) Tidur dan Istirahat
- Mengkaji pola tidur klien yang meliputi lama waktu tidur, dan keefektifan.
- Mengkaji apakah mempunyai kebiasaan sebelum tidur.
- Menanyakan apakah mengalami kesulitan dalam tidur.
- Mengkaji kebiasaan jam berapa tidur dan bangun klien.
- Biasanya tidur klien terganggu karena penyakit yang dideritanya.
- Biasanya klien dengan vertigo akan mengalami gangguan istirahat tidur
karena adanya nyeri kepala yang hebat
6) Kognitif dan Persepsi
- Mengkaji kemampuan membaca, menulis dan mendengar klien.
- Menanyakan pada klien atau keluarga apakah mengalami kesulitan dalam
mendengar.
- Mengkaji apakah klien menggunakan alat bantu lihat atau dengar.
- Mengkaji apakah ada keluhan pusing atau sebagainya.
7) Persepsi Diri- Konsep Diri
- Mengkaji bagaimana gambaran diri klien.
- Mengkaji apakah sakit yang ia alami mengubah gambaran diri klien.
- Hal-hal apa saja yang membebani pikiran klien.
- Mengkaji apakah klien sering merasa cemas, depresi, dan takut.
- Biasanya klien merasa cemas dan takut jika penyakitnya tidak bisa
disembuhkan.
8) Peran – Hubungan
- Mengkaji pekerjaan klien.
- Apakah hubungan yang dijalin klien dengan rekan kerja, keluarga dan
lingkungan sekitar berjalan dengan baik.
- Apa yang menjadi peran klien dalam keluarga.
- Mengkaji bagaimana penyelesaian konflik dalam keluarga.
- Mengkaji bagaimana keadaan ekomoni klien.
- Apakah dalam lingkungan klien mengikuti kegiatan social.
- Biasanya klien dengan vertigo merasa terganggu dalam melaksanaan tugas
dan peran tersebut karena penyakitnya sekarang.
9) Seksualitas dan Reproduksi
- Mengkaji bagaimana hubungan klien dengan pasangan.
- Mengkaji apakah klien menggunakan alat bantu atau alat pelindung saat
melakukan hubungan seks.
- Mengkaji apakah terdapat kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan seks.
- Biasanya pada wanita, siklus menstruasinya tidak teratur, karena terjadinya
perdarahan.
10) Koping – Toleransi Stress
- Mengkaji apa yang menjadi visi klien kedepan.
- Mengkaji apakah klien biasa mendapatkan apa yang diinginkannya.
- Mengkaji sejauh mana klien harus berusaha untuk mendaptkan apa yang
diinginkan.
- Mengkaji bagaimana penanganan klien tentang stress yang mungkin ia
hadapi.
11) Nilai- Kepercayaan
- Mengkaji agama klien.
- Sejauh mana ia taat pada agama yang ia anut.
- Mengkaji sejauh mana agama/ nilai yang ia percayai mempengaruhi
kehidupannya.
- Mengkaji apakah agama atau nilai kepercayaan merupakan hal yang
penting dalam kehidupan klien.
g. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Dikaji mengenai tingkat kesadaran. Klien dengan vertigo biasanya dalam
keadaan sadar, kadang tampak lemas.
Tingkat kesadaran :
Compos mentis
Samnolen
Stupor
Apatis
2) Pemeriksaan tanda-tanda vital
Tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu.
3) Sistem persepsi sensori
Adakah rasa tidak stabil, disrientasi, osilopsia yaitu suatu ilusi bahwa benda
yang diam tampak bergerak maju mundur.
4) Sistem Persarafan
Adakah nistagmus berdasarkan beberapa pemeriksaan baik manual maupun
dengan alat.
h. Pemeriksaan head to toe
1. Kepala : bentuk kepala, adanya pembengkakkan atau tidak, adanya lesi atau
tidak, warna rambut, bentuk rambut, bersih atau tidak.
2. Wajah : adanya muka memerah atau tidak, adanya berjerawat dan berminyak
atau tidak.
3. Mata : simetris kiri dan kanan, tidak ada kotoran, Konjungtiva: Anemis, Sklera
anikterik, Pupil Tidakdilatasi (isokor).
4. Hidung : simetris kiri dan kanan, Sekret tidak ada, tidak ada polip, tidak ada
pernafasan cuping hidung.
5. Mulut : Membran mukosa pucat, bibir kering.
6. Telinga: simetris kiri dan kanan,lubang telinga ada, tidak ada serumen.
7. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, vena jugularis distensi, tidak
ada pemberngkakkan kelenjer getah bening.
8. Integument : Turgor kulit baik, kulit kemerahan, terdapat bulu halus.
9. Thorak
a. Paru – paru
Inspeksi : Tidak terlihat retraksi intercosta hidung, pergerakan dada
simetris
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Sonor
Auskultasi: Tidak ada suara tambahan
b. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS 4 – 5 midclavicula
Perkusi : Pekak
Auskultasi: Irama teratur
10. Abdomen
a. Inspeksi : Tidak simetris, dan edema, striae
b. Palpasi : Nyeri tekan
c. Perkusi : Suara redup
d. Auskultasi : adanya Bising usus
11. Ekstremitas : adanya keterbatasan dalam beraktivitas atau tidak, adanya
kekakuan, adanya nyeri atau tidak pada seluruh bagian ekstremitas.
Pada klien dengan vertigo biasanya ditemukan terjadinya gangguan fungsi
motoris yang dapat berakibat terjadinya mobilisasi, pusing atau kerusakan
pada motor neuron mengakibatkan perubahan pada kekuatan otot tonus otot
dan aktifitas reflek.
12. Genitalia : genetalia lengkap, bersih tidak ada gangguan. Tidak terpasang
kateter, BAK dan BAB lancer.
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko jatuh berhubungan dengan pusing ketika menggerakan kepala.
Nausea berhubungan dengan penyakit meniere, labirintitis
Defisit self care: toileting, bathing, feeding.
Defisit pengetahuan tentang penyakit pengobatan dan perawatan berhubungan
dengan kurangnya paparan informasi.
Perfusi jaringan tidak efektif; cerebral berhubungan dengan aliran arteri
terhambat.
3. Intervensi Keperawatan
N DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI
O KEPERAWATAN
1. Resiko jatuh Setelah dilakukan tindakan 1. Environmental Management: Safety:
berhubungan dengan keperawatan selama … x 24 awasi dan gunakan lingkungan fisik untuk
pusing ketika jam pasien diharapakan tidak meningkatkan keamanan
menggerakkan jatuh 2. Falls Prevention:
kepala NOC: Kaji penurunan kognitif dan fisik
pasien yang mungkin dapat meningkatkan
a. Safeti status: Falls resiko jatuh
Occurrence Kaji tingkat gait, keseimbangan dan
b. Falls prevention: know kelelahan dengan ambulasi
ledge personal safety Instruksikan pasien agar memanggil
c. Safety beheviour: Falls asisten ketika melakukan pergerakan
prevention 3. Teaching: disease proles
jelaskan pada pasien tanda dan gejala
Dengan kreteria: dari penyakit yang diderita
Anjurkan pasien untuk bedrest pada
a. pasien mampu berdiri, fase akut
d uduk, berjalan tanpa Jelaskan pada pasien tentang terapi
pusing rehabilitatif pada pasien vertigo
b. Klien mampu
menjelaskan jika terjadi
serangan dan cara
mengantisipasinya
DAFTAR PUSTAKA
Sura, DJ, Newell, S. 2010. Vertigo- Diagnosis and management in primary care
Swartz, R, Longwell, P. 2005. Treatment of Vertigo in Journal of American Family
Physician
Turner, B, Lewis, NE. 2010. Symposium Neurology :Systematic Approach that Needed for
establish of Vetigo.
NANDA International. 2012. Nursing Diagnoses : Definitions & Classifications 2012-2014.
Jakarta : EGC