140310190039
ABSTRAK
Lensa merupakan alat optic yang sering digunakan oleh manusia. Terdapat dua jenis
lensa yaitu lensa cekung dan lensa cembung. Untuk dapat menentukan kekuatan lensa
digunakan jarak fokus. Jarak fokus adalah jarak dari fokus lensa ke lensa. Untuk
dapat menentukan jarak fokus terdapat dua metode, yaitu metode Gauss dimana jarak
layar diatur sehingga mendapat bayangan benda yang jelas, dan metode Bessel
dimana jarak lensa diatur sehingga mendapat bayangan benda diperkecil dan
diperbesar yang jelas. Untuk menentukan jarak fokus, pada praktikum kali ini,
digunakan dua jenis lensa yaitu lensa positif kuat dan lesa positif lemah. Dengan
menggunakan metode Gauss, pada masing masing lensa dilakukan pengukuran jarak
bayangan ke lensa sebanyak lima kali untuk setiap jarak yang sudah ditentukan.
Setelah melakukan pengukuran dengan metode Gauss, dilakukan pengukuran jarak
fokus dengan menggunakan metode Bessel dengan mengatur jarak lensa sebanyak
lima kali sehingga mendapat bayangan diperkecil dan bayangan diperbesar yang jelas
untuk setiap jarak yang sudah ditentukan. Hasil data yang didapat, jika dibandingkan
dengan nilai fokus literatur, memiliki nilai KSR rata rata sebesar 5,5% untuk metode
Gauss dan KSR rata rata sebesar 9,22% untuk metode Bessel. Berdasarkan hasil KSR
tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode Gauss akan
menghasilkan nilai jarak fokus yang lebih akurat dibanding metode Bessel.
P a g e 1 | 29
Syifa Isfandiari Firdaus
140310190039
BAB I
PENDAHULUAN
P a g e 2 | 29
Syifa Isfandiari Firdaus
140310190039
BAB II
METODE PENELITIAN
P a g e 3 | 29
Syifa Isfandiari Firdaus
140310190039
P a g e 4 | 29
Syifa Isfandiari Firdaus
140310190039
BAB III
P a g e 5 | 29
Syifa Isfandiari Firdaus
140310190039
11,85±0,05 73,6±0,05
11,8±0,05 73,5±0,05
3.1.4. Lensa positif kuat metode Bessel
L (cm) E1 (cm) E2 (cm)
6,2±0,05 88,8±0,05
95 6,3±0,05 88,7±0,05
6,3±0,05 88,7±0,05
6,4±0,05 83,5±0,05
90 6,3±0,05 83,5±0,05
6,3±0,05 83,3±0,05
6,5±0,05 78,8±0,05
85 6,4±0,05 78,7±0,05
6,3±0,05 78,8±0,05
∑ 𝑆′ ̅ − 𝑆′)2
∑(𝑆′
̅=
𝑆′ , ̅ =√
∆𝑆′
𝑁 𝑁(𝑁 − 1)
̅ ± ∆𝑆′
⸫𝑆′ ̅ 𝑐𝑚
Jarak benda 15 cm
̅ = 141.3
𝑆′
5
̅ = 28,26 𝑐𝑚
𝑆′
̅ = √1,452
∆𝑆′
5(4)
P a g e 6 | 29
Syifa Isfandiari Firdaus
140310190039
̅ = 0,27 𝑐𝑚
∆𝑆′
⸫28,26 ± 0,27 𝑐𝑚
Jarak benda 20 cm
̅ = 97,6
𝑆′
5
̅ = 19,52 𝑐𝑚
𝑆′
̅ = √0,448
∆𝑆′
5(4)
̅ = 0,15 𝑐𝑚
∆𝑆′
⸫19,52 ± 0,15 𝑐𝑚
Jarak benda 25 cm
̅ = 78,6
𝑆′
5
̅ = 15,72 𝑐𝑚
𝑆′
̅ = √0,768
∆𝑆′
5(4)
̅ = 0,20 𝑐𝑚
∆𝑆′
⸫15,72 ± 0,20 𝑐𝑚
Jarak benda 30 cm
̅ = 72,6
𝑆′
5
̅ = 14,52 𝑐𝑚
𝑆′
̅ = √0,208
∆𝑆′
5(4)
̅ = 0,10 𝑐𝑚
∆𝑆′
P a g e 7 | 29
Syifa Isfandiari Firdaus
140310190039
⸫14,52 ± 0,10 𝑐𝑚
∆𝑆 2 ̅ 2 2
∆𝑆′
∆𝐿 = √( ) + ( ) ∙ 𝐿
𝑆 ̅
𝑆′ 3
∆𝑆 2 ̅ 2 2
∆𝑆′
∆𝐿 = √( ) + ( ) ∙ 𝐿
𝑆 ̅
𝑆′ 3
⸫𝐿 ± ∆𝐿 𝑐𝑚
Jarak benda 15 cm
𝐿 = 15 + 28,26
𝐿 = 43,26 𝑐𝑚
0,05 2 0,27 2 2
√
∆𝐿 = ( ) +( ) ∙ (43,26)
15 28,26 3
∆𝐿 = 0,30
⸫43,26 ± 0,30 𝑐𝑚
Jarak benda 20 cm
𝐿 = 20 + 19,52
𝐿 = 39,52 𝑐𝑚
0,05 2 0,15 2 2
√
∆𝐿 = ( ) +( ) ∙ (39,52)
20 19,52 3
∆𝐿 = 0,21
⸫39,52 ± 0,21 𝑐𝑚
P a g e 8 | 29
Syifa Isfandiari Firdaus
140310190039
Jarak benda 25 cm
𝐿 = 25 + 15,72
𝐿 = 40,72 𝑐𝑚
0,05 2 0,20 2 2
∆𝐿 = √( ) +( ) ∙ (40,72)
25 15,72 3
∆𝐿 = 0,34
⸫40,72 ± 0,34 𝑐𝑚
Jarak benda 30 cm
𝐿 = 30 + 14,52
𝐿 = 44,52 𝑐𝑚
0,05 2 0,10 2 2
∆𝐿 = √( ) +( ) ∙ (44,52)
30 14,52 3
∆𝐿 = 0,21
⸫44,52 ± 0,21 𝑐𝑚
c. Pembesaran bayangan
Rumus yang digunakan :
̅
𝑆′
𝑀=
𝑆
∆𝑆 2 ̅ 2 2
∆𝑆′
√
∆𝑀 = ( ) + ( ) ∙ 𝑀
𝑆 ̅
𝑆′ 3
⸫𝑀 ± ∆𝑀
Jarak benda 15 cm
28,26
𝑀=
15
P a g e 9 | 29
Syifa Isfandiari Firdaus
140310190039
0,05 2 0,27 2 2
∆𝑀 = √( ) +( ) ∙ (1,9)
15 28,26 3
∆𝑀 = 0,013
⸫1,9 ± 0,013
Jarak benda 20 cm
19,52
𝑀=
20
𝑀 = 0,9 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛
0,05 2 0,15 2 2
√
∆𝑀 = ( ) +( ) ∙ (0,9)
20 19,52 3
∆𝑀 = 0,005
⸫0,9 ± 0,005
Jarak benda 25 cm
15,72
𝑀=
25
𝑀 = 0,6 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛
0,05 2 0,20 2 2
√
∆𝑀 = ( ) +( ) ∙ (0,6)
25 15,72 3
∆𝑀 = 0,0053
⸫0,6 ± 0,0053
Jarak benda 30 cm
14,52
𝑀=
30
𝑀 = 0,5 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛
P a g e 10 | 29
Syifa Isfandiari Firdaus
140310190039
0,05 2 0,10 2 2
√
∆𝑀 = ( ) +( ) ∙ (0,5)
30 14,52 3
∆𝑀 = 0,0023
⸫0,5 ± 0,0023
d. Fokus lensa
Rumus yang digunakan :
𝑀∙𝐿
𝑓=
(1 + 𝑀)2
Jarak benda 15 cm
1,9 ∙ 43,26
𝑓=
(1 + 1,9)2
𝑓 = 9,8 𝑐𝑚
Jarak benda 20 cm
0,9 ∙ 39,52
𝑓=
(1 + 0,9)2
𝑓 = 9,9 𝑐𝑚
Jarak benda 25 cm
0,6 ∙ 40,72
𝑓=
(1 + 0,6)2
𝑓 = 9,6 𝑐𝑚
Jarak benda 30 cm
0,5 ∙ 44,52
𝑓=
(1 + 0,5)2
𝑓 = 9,8 𝑐𝑚
P a g e 11 | 29
Syifa Isfandiari Firdaus
140310190039
Fokus rata-rata
2
∑𝑓 ∑(𝑓 ̅ − 𝑓)
𝑓̅ = , ∆𝑓 ̅ = √
𝑁 𝑁(𝑁 − 1)
⸫𝑓 ̅ ± ∆𝑓 ̅
39,10
𝑓̅ =
4
𝑓 ̅ = 9,80 𝑐𝑚
0,026
∆𝑓 ̅ = √ = 0,05 𝑐𝑚
12
⸫9,80 ± 0,05 𝑐𝑚
e. KSR dan KP
𝑓𝑙𝑖𝑡 = 10 𝑐𝑚
𝑓 ̅ − 𝑓𝑙𝑖𝑡
𝐾𝑆𝑅 = | | × 100% , 𝐾𝑃 = 100% − 𝐾𝑆𝑅
𝑓𝑙𝑖𝑡
9,80 − 10
𝐾𝑆𝑅 = | | × 100%
9,80
𝑲𝑺𝑹 = 𝟐, 𝟎%
𝐾𝑃 = 100% − 2%
𝑲𝑷 = 𝟗𝟖%
∑ 𝑆′ ̅ − 𝑆′)2
∑(𝑆′
̅=
𝑆′ , ̅ =√
∆𝑆′
𝑁 𝑁(𝑁 − 1)
̅ ± ∆𝑆′
⸫𝑆′ ̅ 𝑐𝑚
P a g e 12 | 29
Syifa Isfandiari Firdaus
140310190039
Jarak benda 10 cm
̅ = 60
𝑆′
5
̅ = 12,00 𝑐𝑚
𝑆′
1,36
∆𝑆̅′ = √
5(4)
̅ = 0,33 𝑐𝑚
∆𝑆′
⸫12,00 ± 0,33 𝑐𝑚
Jarak benda 15 cm
̅ = 36,55
𝑆′
5
̅ = 7,31 𝑐𝑚
𝑆′
0,067
∆𝑆̅′ = √
5(4)
̅ = 0,075 𝑐𝑚
∆𝑆′
⸫7,31 ± 0,075 𝑐𝑚
Jarak benda 20 cm
̅ = 42,80
𝑆′
5
̅ = 8,56 𝑐𝑚
𝑆′
0,512
∆𝑆̅′ = √
5(4)
̅ = 0,21 𝑐𝑚
∆𝑆′
⸫8,56 ± 0,21 𝑐𝑚
P a g e 13 | 29
Syifa Isfandiari Firdaus
140310190039
∆𝑆 2 ̅ 2 2
∆𝑆′
̅,
𝐿 = 𝑆 + 𝑆′ ∆𝐿 = √( ) + ( ) ∙ 𝐿
𝑆 ̅
𝑆′ 3
⸫𝐿 ± ∆𝐿 𝑐𝑚
Jarak benda 10 cm
𝐿 = 10 + 12
𝐿 = 22
0,05 2 0,34 2 2
∆𝐿 = √( ) +( ) ∙ (22)
10 12 3
∆𝐿 = 0,42
⸫22 ± 0,42 𝑐𝑚
Jarak benda 15 cm
𝐿 = 15 + 7,31
𝐿 = 22,31
0,05 2 0,075 2 2
∆𝐿 = √( ) +( ) ∙ (22,31)
15 7,31 3
∆𝐿 = 0,16
⸫22,31 ± 0,16 𝑐𝑚
Jarak benda 20 cm
𝐿 = 20 + 8,56
𝐿 = 28,56
0,05 2 0,21 2 2
∆𝐿 = √( ) +( ) ∙ (28,56)
20 28,56 3
P a g e 14 | 29
Syifa Isfandiari Firdaus
140310190039
∆𝐿 = 0,46
⸫28,56 ± 0,46 𝑐𝑚
c. Pembesaran bayangan
Rumus yang digunakan :
̅
𝑆′ ∆𝑆 2 ̅ 2 2
∆𝑆′
𝑀= , √
∆𝑀 = ( ) + ( ) ∙ 𝑀
𝑆 𝑆 ̅
𝑆′ 3
⸫𝑀 ± ∆𝑀 𝑐𝑚
Jarak benda 10 cm
12
𝑀=
10
𝑀 = 1,2 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛
0,05 2 0,34 2 2
∆𝑀 = √( ) +( ) ∙ (1,2)
10 12 3
∆𝑀 = 0,023
⸫1,2 ± 0,023
Jarak benda 15 cm
7,31
𝑀=
15
𝑀 = 0,49 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛
0,05 2 0,075 2 2
∆𝑀 = √( ) +( ) ∙ (0,49)
15 7,31 3
∆𝑀 = 0,0035
⸫0,49 ± 0,0035
Jarak benda 20 cm
P a g e 15 | 29
Syifa Isfandiari Firdaus
140310190039
8,56
𝑀=
20
𝑀 = 0,43 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛
0,05 2 0,21 2 2
√
∆𝑀 = ( ) +( ) ∙ (0,43)
20 8,56 3
∆𝑀 = 0,007
⸫0,43 ± 0,007
d. Fokus lensa
Rumus yang digunakan :
𝑀∙𝐿
𝑓=
(1 + 𝑀)2
Jarak benda 10 cm
1,2 ∙ 22
𝑓=
(1 + 1,2)2
𝑓 = 5,45 𝑐𝑚
Jarak benda 15 cm
0,49 ∙ 22,31
𝑓=
(1 + 0,49)2
𝑓 = 4,9 𝑐𝑚
Jarak benda 20 cm
0,43 ∙ 28,56
𝑓=
(1 + 0,43)2
𝑓 = 6,0 𝑐𝑚
Fokus rata-rata
P a g e 16 | 29
Syifa Isfandiari Firdaus
140310190039
2
∑𝑓 ∑(𝑓 ̅ − 𝑓)
𝑓̅ = , ∆𝑓 ̅ = √
𝑁 𝑁(𝑁 − 1)
⸫𝑓 ̅ ± ∆𝑓 ̅
16,36
𝑓̅ =
3
𝑓 ̅ = 5,45 𝑐𝑚
0,5827
∆𝑓 ̅ = √ = 0,31 𝑐𝑚
6
⸫5,45 ± 0,31 𝑐𝑚
e. KSR dan KP
𝑓𝑙𝑖𝑡 = 5 𝑐𝑚
𝑓 ̅ − 𝑓𝑙𝑖𝑡
𝐾𝑆𝑅 = | | × 100%
𝑓𝑙𝑖𝑡
𝐾𝑃 = 100% − 𝐾𝑆𝑅
−55,45
𝐾𝑆𝑅 = | | × 100%
5
𝑲𝑺𝑹 = 𝟗, 𝟏𝟎 %
𝑲𝑷 = 𝟏𝟎𝟎% − 𝟐 % = 𝟗𝟖 %
P a g e 17 | 29
Syifa Isfandiari Firdaus
140310190039
̅̅̅
𝐸1 = 11,67 𝑐𝑚
51,2
̅̅̅
𝐸2 =
3
̅̅̅
𝐸2 = 83,73 𝑐𝑚
P a g e 18 | 29
Syifa Isfandiari Firdaus
140310190039
𝑒 = |11,73 − 78,10|
𝑒 = 66,37 𝑐𝑚
Jarak rata-rata
∑𝑒 ∑(𝑒̅ − 𝑒)2
𝑒̅ = , ∆𝑒̅ = √
𝑁 𝑁(𝑁 − 1)
⸫𝑒̅ ± ∆𝑒̅
200,05 54,75167
𝑒̅ = , ∆𝑒̅ = √
3 3(2)
c. Fokus lensa
Rumus yang digunakan :
𝐿2 − 𝑒 2
𝑓=
4𝐿
P a g e 19 | 29
Syifa Isfandiari Firdaus
140310190039
902 − 66,372
𝑓=
4(90)
𝑓 = 10,15 𝑐𝑚
Fokus rata-rata
2
∑𝑓 ∑(𝑓 ̅ − 𝑓)
𝑓̅ = , ∆𝑓 ̅ = √
𝑁 𝑁(𝑁 − 1)
⸫𝑓 ̅ ± ∆𝑓 ̅
30.37
𝑓̅ =
3
𝑓 ̅ = 10,12 𝑐𝑚
3,80
∆𝑓 ̅ = √ = 0,80 𝑐𝑚
6
⸫10,12 ± 0,80 𝑐𝑚
d. KSR dan K
𝑓𝑙𝑖𝑡 = 10 𝑐𝑚
𝑓 ̅ − 𝑓𝑙𝑖𝑡
𝐾𝑆𝑅 = | | × 100%
𝑓𝑙𝑖𝑡
𝐾𝑃 = 100% − 𝐾𝑆𝑅
0,123
𝐾𝑆𝑅 = | | × 100%
10
𝑲𝑺𝑹 = 𝟏, 𝟐𝟑 %
P a g e 20 | 29
Syifa Isfandiari Firdaus
140310190039
𝑲𝑷 = 𝟏𝟎𝟎% − 𝟏, 𝟐𝟑 % = 𝟗𝟖, 𝟕𝟕 %
P a g e 21 | 29
Syifa Isfandiari Firdaus
140310190039
Jarak rata-rata
∑𝑒 ∑(𝑒̅ − 𝑒)2
𝑒̅ = , ∆𝑒̅ = √
𝑁 𝑁(𝑁 − 1)
⸫𝑒̅ ± ∆𝑒̅
231,933 51,071
𝑒̅ = , ∆𝑒̅ = √
3 3(2)
c. Fokus lensa
Rumus yang digunakan :
P a g e 22 | 29
Syifa Isfandiari Firdaus
140310190039
𝐿2 − 𝑒 2
𝑓=
4𝐿
Fokus rata-rata
2
∑𝑓 ∑(𝑓 ̅ − 𝑓)
𝑓̅ = , ∆𝑓 ̅ = √
𝑁 𝑁(𝑁 − 1)
⸫𝑓 ̅ ± ∆𝑓 ̅
17,588
𝑓̅ =
3
𝑓 ̅ = 5,86 𝑐𝑚
4,80
∆𝑓 ̅ = √ = 0,90 𝑐𝑚
6
⸫5,86 ± 0,90 𝑐𝑚
P a g e 23 | 29
Syifa Isfandiari Firdaus
140310190039
d. KSR dan KP
𝑓𝑙𝑖𝑡 = 5 𝑐𝑚
𝑓 ̅ − 𝑓𝑙𝑖𝑡
𝐾𝑆𝑅 = | | × 100%
𝑓𝑙𝑖𝑡
𝐾𝑃 = 100% − 𝐾𝑆𝑅
0,86
𝐾𝑆𝑅 = | | × 100%
5
𝑲𝑺𝑹 = 𝟏𝟕, 𝟐𝟔 %
𝑲𝑷 = 𝟏𝟎𝟎% − 𝟏𝟕, 𝟐𝟔 % = 𝟖𝟐, 𝟕𝟒 %
3.2. Analisa
Dalam praktikum kali ini, praktikan menggunakan teori dasar hukum gauss
dan hukum Bessel dalam menentukan titik fokus lensa. Penerapan hukum gauss
dilakukan dengan cara mengatur kedudukan lensa saat mencari bayangan jelas
benda. Penerapan hukum Bessel dilakukan dengan cara mengatur kedudukan layar
saat mencari bayangan jelas diperkecil, pada saat layar jauh dari lensa, dan saat
mencari bayangan jelas diperkecil ada saat layar dekat dengan lensa.
Alat dan bahan yang digunakan unutk praktikum ini adalah lampu, panahan,
bangku optik, layar, dan lensa. Lensa yang digunakan untuk praktikum kali ini adalah
lensa positif lemah (+) dan lensa positif kuat (++). Kedua lensa tersebut merupakan
lensa yang akan dicari titik fokusnya.
P a g e 24 | 29
Syifa Isfandiari Firdaus
140310190039
Untuk lensa positif kuat, didapat rata rata titik fokus lensa sebesar 5,45 cm.
Nilai tersebut juga mendekati nilai sebenarnya dimana titik fokus literature lensa
positif kuat bernilai 5 cm.
P a g e 25 | 29
Syifa Isfandiari Firdaus
140310190039
Dengan menggunakan metode Bessel, didapat nilai rata-rata titik fokus lensa
sebesar 5,86 cm untuk lensa positif kuat dan nilai rata-rata titik fokus lensa pada lensa
positif lemah sebesar 10,12 cm.
Dari hasil percobaan, nilai tiap titik fokus yang didapat hampir mendekati
dengan nilai fokus literature, rata rata KSR yang didapat sebesar 7,38% dimana nilai
KSR tertinggi bernilai 17,2% dan nilai KSR terendah bernilai 1,1%. Hal tersebut
membuktikan bahwa hanya terdapat sedikit kesalahan pada saat melakukan
percobaan.
Kesalahan yang didapat bisa terjadi karena adanya aberasi, yaitu dimana fokus
tiap gelombang warna berbeda sehingga sulit untuk menentukan nilai titik fokus yang
akurat. Namun, hal tersebut dapat diatasi dengan menggunakan lensa .
P a g e 26 | 29
Syifa Isfandiari Firdaus
140310190039
BAB IV
KESIMPULAN
4.1. Praktikan dapat memahami sifat pembiasan cahaya pada lensa hal ini
dibuktikan dengan mengetahui perbedaan pembiasan cahaya pada lensa
cekung dan lensa cembung. Dimana pada lensa cembung bersifat
mengumpulkan sinar (konvergen) dan lensa cekung bersifat menyebarkan
sinar (divergen).
4.2. Praktikan mampu menentukan jarak fokus lensa dengan metode Bessel hal ini
dapat dicari dengan perumusan
𝐿2 − 𝑒 2
𝑓= ̅̅̅1 − ̅̅̅
𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑒 = |𝐸 𝐸2 |
4𝐿
Didapat pula nilai dari rata-rata jarak fokus lensa positif kuat adalah 5,83 cm
dan rata-rata jarak fokus lensa positif lemah adalah 10,12 cm
4.3. Praktikan mampu menentukan jarak fokus lensa dengan metode Gauss hal ini
dapat dicari dengan perumusan
𝑀∙𝐿 𝑆̅′
𝑓= 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑀 =
(1 + 𝑀)2 𝑆
Didapat pula nilai dari rata-rata jarak fokus lensa positif kuat adalah 5,45 cm
dan rata-rata jarak fokus lensa positif lemah adalah 9,78 cm
P a g e 27 | 29
Syifa Isfandiari Firdaus
140310190039
Tugas Tambahan
P a g e 28 | 29
Syifa Isfandiari Firdaus
140310190039
Daftar Pustaka
1. Abdullah, Mikrajudin. 2016. Fisika Dasar 1. Bandung : Institute Teknologi Bandung, 2016.
2. Halliday, David. 2004. Dasar - Dasar FIsika Jilid 2. Tangerang : Binarupa Aksara, 2004.
3. Tipler, Paul A. 1991. Fisika untuk sains dan teknik jilid 2. Jakarta : Erlangga, 1991.
P a g e 29 | 29