Kopling
Kopling
PENDAHULUAN
1
Ada banyak jenis kopling pada kendaraan, ada beberapa macam kopling
yang digunakan pada kendaraan khususnya mobil dan motor, diantaranya :
o Kopling plat gesek ialah sebuah komponen yang memindahkan daya dari
putaran poros input dengan poros output melalui bidang gesekan.
o Kopling magnet ialah sebuah sebuah komponen yang melakukan
pemindahan dayanya dengan memanfaatkan gaya magnet, akan tetapi
magnet yang digunakan bukan magnet permanent. Karena arus listrik yang
digunakan sangatlah kecil maka magnet ini tidak cukup kuat untuk
dijadikan sebagai kopling pemindah daya yang utama, jenis kopling ini
hanya digunakan pada koplin g AC mobil
o Kopling satu arah ( One Clutch Way ) ialah sebuah komponen yang dalam
memutus atau menghubungkan putaran tergantung pada kecepatan putaran
poros tersebut. Jika putaran poros penggeraknya lebih cepat daripada poros
yang digerakkan maka kopling ini dapat bergerak. Dan bila, putaran poros
penggeraknya lebih lambat dari poros yang digerakkan maka kopling ini
berkerja memutuskan putaran pada poros penggerak dengan poros yang
digerakkan.
o Kopling hidrolik ialah sebuah komponen yang dalam melakukan
pemindahan dayanya dilakukan dengan cara memanfaatkan tenaga
hidrolik. Tenaga tersebut bisa berupa cairan atau fluida ( transmisi
otomatis ).
Dari keempat jenis kopling yang ada maka pada perancangan kopling YAMAHA
R 15 digunakan jenis kopling plat gesek.
Pemakaian sistem kopling bekerja pada kendaraan bermotor sehingga
kendaraan bermotor tersebut mampu bekerja untuk bergerak, menambah
kecepatan, dan menurunkan kecepatan tanpa mengalami terjadinya slip dan
getaran sistem transmisi percepatan. Daya yang timbul dari sumber daya utama
yaitu mesin dalam bentuk putaran akan diteruskan melalui plat gesek dan kanpas
gesek pada kopling. Daya dan putaran ini diteruskan ke plat gesek yang ditekan
oleh plat penekan karena adanya tekanan dari pegas matahari. Akibat putaran dari
plat gesek poros yang digerakkan ikut berputar dengan perantara spline dan naaf.
Pegas pendorong (pegas matahari) mendesak plat penekan ke kiri sehingga plat
2
gesek terjepit diantara flywheel dan plat penekan, sehingga daya dapat diteruskan
ke transmisi percepatan untuk menggerakkan kendaraan bermotor tersebut.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. kopling tetap
2. kopling tidak tetap
Letak perbedaan yang sangat mendasar antara jenis kopling tetap dan
kopling tidak tetap adalah di mana kopling tidak tetap dapat dihubungkan sesuai
dengan keperluan, sedangkan kopling tetap adalah kopling yang selalu
dihubungkan poros input dan poros outputnya.
4
2.1.1. Kopling Tetap
Kopling tetap adalah salah satu komponen mesin yang memiliki fungsi
untuk meneruskan daya dan putaran dari poros input ke poros output. Di mana
hubungan ini adalah secara pasti tidak terjadi slip antara sumbu poros input dan
sumbu poros output yang terletak pada suatu garis lurus atau juga bisa
membentuk sudut yang sangat kecil.
A. Kopling Kaku
Kopling ini digunakan jika kedua poros yang akan dihubungkan terletak
pada suatu sumbu / segaris. Biasanya penggunaan kopling ini adalah untuk poros
permesinan dan transmisi yang umumnya terdapat pada pabrik-pabrik. Jenis
kopling ini dirancang, di mana diantara kedua poros tidak boleh membentuk sudut
( harus segaris ) dan juga tidak dapat meredam getaran sewaktu proses transmisi
dan juga tidak dapat mengurangi tumbukan.
a) Kopling Bus
5
Kopling flens kaku ini biasanya digunakan untuk poros yang
berdiameter 50 - 200 mm, biasanya terdapat pada poros-poros motor listrik.
Kopling ini terdiri dari flens kaku yang terbuat dari besi cor atau baja cor dan
dipasang pada ujung poros yang diberi pasak dan diikat dengan baut flensnya.
B. Kopling Luwes
6
Kopling jenis ini digunakan untuk poros yang dihubungkan tidak benar-
benar satu sumbu / tidak segaris antara kedua poros. Kopling ini dapat meredam
getaran sewaktu proses transmisi dan juga dapat mengurangi tumbukan. Kopling
ini dapat dibedakan atas :
Kopling karet ban ini menggunakan karet ban, di mana poros yang
dihubungkan tidak harus lurus atau segaris. Kopling ini dapat mengurangi
tumbukan dan meredam getaran saat proses transmisi. Kopling ini biasanya
digunakan untuk meneruskan gaya yang besar misalnya pada mesin aduk beto
7
Gambar 2.5. Kopling Karet Ban
d. Kopling Gigi
Kopling gigi biasanya difungsikan untuk konstruksi yang berat dan daya
yang besar. Kopling ini menyambung poros input dengan poros output dengan
menggunakan gigi, misalnya pada mesin pengaduk beton.
8
Gambar 2.7. Kopling Gigi
e. Kopling Rantai
9
C. Kopling Universal
Kopling ini digunakan apabila antara poros penggerak dan poros yang
digerakkan membentuk sudut yang sangat besar. Kopling ini dapat dibedakan
atas:
a. Kopling Universal Hooks
10
ataupun menyambungkan walaupun dalam keadaan bergerak ataupun diam.
Kopling tetap dapat dibedakan atas :
a) Kopling Cakar
b) Kopling Kerucut
11
. .Kopling ini memiliki plat gesek yang berbentuk kerucut. Kopling ini
tidak dapat meneruskan daya dan putaran dengan seragam namun dengan gaya
aksial yang kecil dapat mentransmisikan momen yang besar.
Kopling jenis ini berfungsi untuk menghubungkan daya dan putaran dari
poros input ke poros output dengan perantaraan gesekan. Karena adanya gesekan,
maka pembebanan yang berlebihan pada poros input penggerak dapat dihindari
dan juga dapat membatasi momen sehingga slip tidak akan berpengaruh.
...........Kopling plat ini dapat dibedakan berdasarkan jumlah plat yang
digunakan, yakni kopling plat tunggal dan kopling plat banyak. Jika dilihat dari
cara pelayanannya, kopling ini dapat dibedakan atas kopling manual, hidrolik dan
magnetik.
Kopling ada yang kering dan ada yang basah, di mana plat gesek yang
bekerja pada keadaan kering dan keadaan basah apabila dilumasi atau terendam
dalam minyak.
12
Gambar 2.12. Kopling Plat
Kopling ini dapat melepaskan hubungan antara kedua poros jika poros
input bergerak dengan lambat dan juga bila saat putaran berlawanan dengan arah
putaran poros output. Poros jenis ini sangat banyak dikembangkan, karena akan
memudahkan penggunaannya.
13
Gambar 2.13. Kopling Flywheel
Kopling plat banyak adalah suatu kopling yang terdiri dari plat gesek
( friction plat ) dan plat yang digerakkan ( plain plat ) lebih dari satu pasang.
Biasanya plat gesek berjumlah 7, 8, dan 9 buah. Sedangkan plain plat selalu
kurang satu dari plat gesek karena penempatan plat selalu diapit diantara plat
gesek. Pada umumnya sepeda motor yang mempunyai mesin dengan posisi poros
engkol melintang menggunakan kopling tipe plat banyak. Alasannya adalah
kopling dapat dibuat diameter kecil, kopling plat banyak juga sedikit lebih ringan
dibandingkan kopling plat banyak. Namun masih banyak memberikan kekuatan
dan luas permukaan gesek yang besar. Kopling plat banyak yang digunakan pada
sepeda motor pada umumnya kopling banyak tipe basah ( wet multy-plat type ).
Konstruksi kopling banyak seperti terlihat pada gambar dibawah ini:
14
Gambar 2. 14. Kopling Multy plat
Umur plat gesek kopling kering lebih rendah sepersepuluh dari kopling
basah karena laju keausan plat gesek sangat tergantung pada macam bahan
15
geseknya, tekanan kontak, kecepatan keliling temperatur dan lain-lain. Maka agak
sukar melakukan atau menentukan umurnya secara teliti.
Sistem kerja kopling plat tunggal atau gesek ini dapat ditinjau yaitu :
16
BAB III
ANALISA PERHITUNGAN KOPLING.
Secara umum saat ini ada tiga macam type teknologi kopling
yaitu : kopling basah, kopling kering dan kopling licin. Pada perancangan
ini yang dibahas adalah jenis kopling yaitu kopling otomatis (sentrifugal)
type kering.
3. 1. 1. Perencanaan Poros.
Pada rancangan ini proses pemindah daya (P) sebesar 19,3 PS dan
P = 19,3PS x 0,74 KW
= 14.282 KW
Dimana :
1 PS = 0,74
1 PS = 0, 98 HP
17
Sebagaimana diketahui pada saat start diperlukan daya koreksi
rata-rata untuk setiap perencanaan elemen-elemen mesin pada ketetapan
bahwa daya (P) dikalikan terlebih dahulu dengan faktor koreksi (Fco)
sehingga diperoleh daya kuda (PS) maka harus dikalikan dengan 0,375
untuk mendapatkan dalam KW.
Pd = 1,2 x 14,282 KW
= 17.1384 KW
Pd
T = 9,74 x 105 x [ ]
n
17,1384 KW
= 9,74 x 105 x
10000 Rpm
= 166,928.01 kg.mm
Ada 9 baja karbon untuk konstruksi mesin dan baja yang di finis dingin
untuk poros.
18
Tabel 3.2 ; Baja karbon untuk konstruksi mesin dan baja batang yang difinis
dingin untuk poros.
Bahan poros diambil dari baja karbon untuk konstruksi mesin (s-c) baja
yang difinis dingin dalam hal ini diambil bahan poros S 35 C dengan kekuatan
tarik ab 52 kg/mm2. Dengan faktoer keamanan Sf1 x Sf2
Tb
Ta = (sf 1 sf 2 ) (mm)
Dimana :
19
52kg /mm
Maka : Ta =
6,0 x 20
= 4,333 kg/mm 2
Torsi maksimum:
n = 8500 rpm
T . 2π n
Pd = 1000 . 60.102 ………………………Lit sularso hal.
7
1499. 2 π 8500
= 1000 . 60.102
= 13 kw
Diameter poros :
1
5,1
ds =
[ τa
, Cb , Kt , T ] 3
dimana :
ds = diameter poros
20
1
5,1
ds =
[ 4 ,333kg/mm
. x 1,7 x 1.2 x166,928,01
] 3
= 7.373045 mm
= 7,5 mm
5,1 . Td
Tg =
[ ds 3 ] ……………………Lit. Sularso Hal.
7
5 . 1 . 166,928,01
=
[ 7,53 ]
= 2,017 kg/mm 2
Ta = 4,333 kg/mm
Tg = 2,017 kg/mm
21
*6,3 12 30 120 300 460
9 35 55
(17) 170
18 63 180 630
19 190
20 200
22 65 220
70
74
75
80
85
90
95
Keterangan :
22
1. Tanda * menyatakan bahwa bilangan yang bersangkutan dipilih dari
bilangan standart.
2. Bilangan didalam kurung hanya dipakai untuk bagian dimana
dipasang bantalan gelinding.
Pelat gesek adalah suatu elemen yang terdapat pada kopling yang
berfungsi untuk meneruskan daya dan putaran poros penggerak dalam
bentuk gesekkan.
Pada perenangan ini direncanakan bahan permukaan plat gesek adalah dari
besi cor dan asbes
Beban Permukaan
Pa (kg/mm 2 )
kontak Kering Dilumasi
Besi cor dan beso 0,10 – 0,80 – 0,09 – 0,17
23
cor 0,20 0,12
Besi cor dan 0,10 – 0,10 – 0,05 – 0,08
perunggu 0,20 0,20
Besi cor dan asbes 0,35 – - 0,007 – 0,07
0,65
π
F= x ( D22 − D21 ) x Pa
4
Dimana :
π
F= x ( D22 − D21 ) x Pa
F = gaya tekan 4
D1 x D2
rm =
Rm = jari-jari rata-rata 4
Pm = tekan rata-rata pada bidang gesek dengan nilai 0,007 0,07 dipilih
0,02 kg/mm2
24
Maka :
T
D 32 =
π ( 0,5 + 1 )
(1−0,52 ) . pa x
μ x
4 4
Tx 16
D 32 =
π
μ x (1−0,52 ) . pa x ( 0,5 + 1 )
4
3 3
D 2 = √ 8287 , 90
D 2 =91 ,03 mm
D 2 = 9,2 cm
D1 = D2 x 0,5
= 91,03mm x 0,5
= 45,5 mm
= 4,6 cm
Jari-jari rata-rata :
D1 + D2
rm =
4
D2 x0,5 xD 2
=
4
91 ,03 mm x 0,5 + 91 ,03 mm
=
4
=34 ,13 mm
25
π
F= (D2 – D1). Pa
4
3,14
= ( 91,03 mm2−45,5mm 2 ) . 0,02 kg
4 mm
= 6216,2109kg
D1 = 2 x rm – b
b = 2 x rm – D1
= 2 x 34,13 mm – 45,5 mm
= 22,76 mm
b = 2,3 cm
= 1829,81 kg.mm
Gaya aksial :
m
Fa=
rm
1829,81kg . mm
¿
34,13 mm
= 53,6 kg
26
Gaya gesek :
Fg = µ x Fa
= 0,5 x 53,6 kg
= 26,8 kg
Mg = Fg x Rm
= 26,8 kg x 34,13 mm
= 914,684 kg.mm
=0,0914684 kg.m
Mgizin = 2 x π x μ x Pa ( r 32−r 31 )
Karna Mgizin = 1,7250 kg.m > Mg =0.0914684 kg.m maka konstruksi aman
digunakan.
Mg x w x t x n
Ng = 2 x 75 x 3600
¿
¿
Dimana :
27
2. π .n
w = kecepatan sudut w=
60
= 1046,6 rad/detik
= 0,003330475 hp
Daya maksimum :
Mtp x n
Nmaks =
71620
Dimana :
p
Mtp = 9,74 x 105
n
6,27 kw
= 9,74 x 105
10000rpm
= 6106, 98 kg.mm
= 61,0698 kg.cm
Maka :
kg
61,0698
Nmaks = cm x 10000 rpm
71620
= 8,5269 hp
28
3. 2. 4. Perhitungan Tebal Plat Gesek.
a x Ag x Ak
L=
Ng
Dimana :
Ak = kerusakan per satuan volume akibat dari kerja asbes (0,05 – 0,14) hp.
Jam/mm3 di ambil 0,14.
π 2
Ag = ( D −D21 ) z dimana z=2
4 2
3,14
= ( 9,2cm )2−( 4,6 cm )2 x 2
4
3,14
= ( 84,64 cm−21,16 cm ) x 2
4
= 99,6636 cm2
= 996,636 mm2
L x Ng
a=
Ag x Ak
= 0,21780 mm.
29
Kerja pada plat gesek akan menimbulkan panas, akibat pergesekan
sehingga temperatur kopling akan naik, temperatur permukaan plat gesek
biasanya naik saat terjadi hubungan.
Kecepatan rata-rata :
Vm=w x rm
Perubahan temperatur :
30
623 x Ng
∆T=
Fxa
m
357,20
det−20
a= x (72−62)+62
25−20
e
¿ 4855,68 Kka ℃
m2
Dimana :
Maka :
623 x 0,003330475
∆T= = 0,625 ℃
0,00683349 x 4855,68
Tw = ∆ T +Tk (℃ )
Dimana :
Maka :
Tw=0,625℃ +28 ℃
= 28,625 ℃
T =80 ℃−200 ℃
31
( T > Tw )=( 80 ℃ >28,625 ℃ )
Maka konstruksi kopling dinyatakan aman dari temperatur akibat panas yang
ditimbulkan oleh plat gesek.
Pegas tekan berfungsi memberi gaya aktual terhadap plat tekan, agar
penyambung dan pemutar daya pada poros penggerak keporos yang digerakan
dapat terlaksana.
Direncanakan jumlah pegas tekan (i) = 3 buah, gaya yang diterima oleh
plat gesek saat penekanan .
Fa= Ag x Pa
Dimana :
Ag = 996,636 mm2
Pa = 0,06 kg/mm2
= 59,798 kg
Fa
Fni =
i
32
59,798 kg
=
3
= 19,932
τ 8 x c x fni
izin = 2
πxd
33
SUP 6 480 – 530 110 125 363 – 429
minyak 540
τ izin =0,8 . τ
= 0,8 . 115
= 92 kg / mm2
4 C−1 0.615
K= +
4 C−4 C
4 .5−1 0.615
= + = 1,31 m
4 . 5−4 5
Maka :
8 x c x Fni
d 2=
π x τ izin
8 x 5 x 19,932 kg
d 2=
kg
3,14 x 92
mm
= √ 2,7599003
= 2,77 mm.
34
D=Cxd
= 5 x 2,77 mm
= 13,85 mm
8 x n x D 3 x Fni
σ=
d4 x δ
Dimana: :
n = jumlah lilitan aktif : 4
g = modulus geser
maka :
8 x 4 x (13,85)3 x 19,932
σ=
(2,77)4 x 92kg ¿
= 312,855 mm
N =2+ n
=2+4
= 6 lilitan
D
P =
3
13,85mm
=
3
= 4,616 mm
35
Panjang pegas sebelum menerima gaya (L0) :
L0=( n x P )+(2 x d )
= (4 x 4,616mm) + (2 x 2,77 ¿
= 24,004 mm
Lmin = Lo + (σ −σ 1 )
Dimana :
Maka :
= 213,949 mm
3. 3. 4. Besar Gaya Untuk Melepas Hubungan Plat Gesek Dengan Plat Penekan
σ1 x d4 x δ
ft=
8 x n x d4
kg
0,1 mm x (2,77)4 x 8 x 103
mm
ft=
8 x 4 x (2,77)4
= 25164,2 kg
= 25184,13 kg.
36
Kekuatan pegas (τ max ¿:
8 x D x F max ❑ x K
τ max=
π x d3
= 147012,99 kg /mm2
Jadi τ izin > τ max yaitu 92 kg/mm2 > 147012,99 kg /mm2 maka dinyatakan
mempunyai kekuatan yang aman untuk digunakan.
P = X x Fr + Y x Fa ..............(kg)
Dimana :
X = Faktor radial = 0,56 ( untuk baris tangkai )
Y = faktor aksial = 1,00
Fr = Gaya radial ( 800 kg, direncanakan )
Fa = Gaya aksial ( 300 kg, direncanakan )
Maka:
P = X x Fr – Y x Fa
= 0,6 kg x 26,64kg + 0,5 kg x 23,703 kg
37
P = 29, 03 kg
lh 33,3
Fh :
√
3
500
Fn :
√
3
n
10000 33,3
:
√
3
800
:
√
3
10000
: 2,32 jam : 0,14933034 rpm
Maka :
Fh x Frd
C = Fn
2,32 x 29,03 kg
C = 0,14933
= 451011,8 Kg
38
6001 6001 ZZ 6001VV 12 28 8 0,5 400 229
6002 6002 ZZ 6002 VV 15 32 9 0,5 440 263
6003 6003 ZZ 6003 VV 17 35 10 0,5 470 296
6004 6004 ZZ 6004 VV 20 42 12 1 735 465
6005 6005 ZZ 6005 VV 25 47 12 1 790 530
6006 6006 ZZ 6006 VV 30 55 13 1,5 1030 740
6007 6007 ZZ 6007 VV 35 62 14 1,5 1250 915
6008 6008 ZZ 6008 VV 40 68 15 1,5 1310 1010
6009 6009 ZZ 6009 VV 45 75 16 1,5 1640 1320
6010 6010 ZZ 6010 VV 50 80 16 1,5 1710 1430
6200 6200 ZZ 6200 VV 10 30 9 1 400 236
6201 6201 ZZ 6201 VV 12 32 10 1 535 305
6202 6202 ZZ 6202 VV 15 35 11 1 600 360
6203 6203 ZZ 6203 VV 17 40 12 1 750 460
6204 6204 ZZ 6204 VV 20 47 14 1,5 1000 635
6205 6205 ZZ 6205 VV 25 52 15 1,5 1100 730
6206 6206 ZZ 6206 VV 30 62 16 1,5 1530 1050
6207 6207 ZZ 6207 VV 35 72 17 2 2010 1430
6208 6208 ZZ 6208 VV 40 80 18 2 2380 1650
6209 6209 ZZ 6209 VV 45 85 19 2 2570 1880
6210 6210 ZZ 6210 VV 50 90 20 2 2750 2100
6300 6300 ZZ 6300 VV 10 35 11 1 635 365
6301 6301 ZZ 6301 VV 12 37 12 1,5 760 450
6302 6302 ZZ 6302 VV 15 42 13 1,5 895 545
6303 6303 ZZ 6303 VV 17 47 14 1,5 1070 660
6304 6304 ZZ 6304 VV 20 52 15 2 1250 785
6305 6305 ZZ 6305 VV 25 62 17 2 1610 1080
6306 6306 ZZ 6306 VV 30 72 19 2 2090 1440
6307 6307 ZZ 6307 VV 35 80 20 2,5 2620 1840
6308 6308 ZZ 6308 VV 40 90 23 2,5 3200 2300
6309 6309 ZZ 6309 VV 45 100 25 2,5 4150 3100
6310 6310 ZZ 6310 VV 50 110 27 3 4850 3650
39
Dengan melihat harga kapasitas normal dinamis sfesifik (C) di dapat
nomor bantalan 6001 zz ........(diperoleh ukuran lengkap)
B: tebal bantalan : 8 mm
Spline berfungsi untuk meneruskan daya dan putaran yang diterima dari
putaran pusat kopling yang diteruskan keporos utama tanpa terjadi slip.
Sistem kerja ini dapat dijumpai pada roda dua seperti sepeda motor
“YAMAHA VIXION”. Spline mempunyai gigi luar yang berhubungan langsung
dengan panas utama.
h
L
d
D
40
Dimna :
ds 12,966
Ds: Diameter spline = =15,25mm
0,85 0,85
Ds+ ds
Rm =
4
15,25+ 12,966
=
4
= 6,304 mm
Dimana :
Maka :
914,9
Fs =
6,304
= 145,13 kg.
Fs
F1 =
z
Dimana :
Z : rm rata-rata
41
Fs
F1 =
z
145,13
=
6,304
= 23,021 kg ≈ 23,1
Tg = F1/ bg
Dimana :
Tg : tegangan geser
F1 : gaya gesek
Maka :
23,1
Tg =
955022,5
= 0,00002418 kg/mm2
Fi
Tc =
hc
Dimana:
bc = h.l
= 8,712 x 9125
= 79497 mm
42
23,1
Fc =
79497
= 0,00029 mm
T = √ TL2+Tg 2
= √ (0,00029)2 +( 0,0000241)2
= 0,0002958
Maka :
Tb
TB =
V
72
=
6
= 12 kg /mm2
Jadi :
Ta = 0,8 . TB
= 0,8 . 12 kg /mm2
3. 5. 2. Naaf.
L = panjang spline.
43
L= 3,8 . ds.
= 3,8 . 12,966
= 49,2708 mm
π . dc−z . w
b=
z
= -1039,8144
Fi
Tg =
bg
Dimana :
: b. L
: -1039,8144 x 49,2708
: 51232,48 mm2
Maka :
Fi
Tg =
bg
23,1
=
51232,48
= 0,0004508 kg / mm2
44
Fi
Tc =
hi
Dimana :
H1 : luas bidang yang mengalami tumbukan.
= h.l
= 8,712 x 49,2708
= 429,247 mm
Maka :
23,1
Tc =
429,247
= 0,0538 kg
T = √ tc2 +Tg2
= √ (79497)2 +( 0,0000241)2
= 281,952 kg / mm2
Tegangan kombinasi :
3. 6. Perencanaan Mur.
Direncanakan :
45
- Jarak sumbu poros (f) = 50 mm
F = 487,4 kg
F
F1 =
2
347,55
=
2
= 173,77
Jadi dalam perencanaan ini digunakan mur dengan ulir dalam kasar dari
bahan m8, tegangan geser yang di alami mur ini adalah :
Fi
Tg :
A
Dimana :
π 2
A: d dimna d = 8,00 dipilih dari lit,sularso hal 290.
4
3,14
: . (8,00)2 = 50,24 mm
4
Maka :
173,77
Tg : = 3,45 kg / mm2
50,24
V=8-10
Maka :
46
TB
Tizin =
V
37
= dimana : (V) dipilih = 9 dan TB= 37 kg /mm2
9
= 4,1 kg /mm2
Ta = 0,8 . Tizin
= 0,8 x 4,1
= 3,28 kg /mm2
Tizin > Ta = 3,7 kg /mm2 > 3,28 kg /mm2 maka mur layak digunakan
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan :
Daya ( p ) = 19,3 ps
1. Perubahan poros
47
Momen torsi ( T ) = 1328,37 kg/mm
2
Tegangan geser ( τ a ) = 4,20 kg/mm
Diameter poros ( ds ) = 16 mm
2. Spline
Diameter dalam: d = 30 mm
Tinggi: h = 3,57 mm
Lebar : L = 56,5 mm
3. Naaf
Tinggi: h = 3,63 mm
Lebar : L = 57,23 mm
4. Plat Gesek
Lebar : b = 33 mm
48
Tebal : a = 21 mm
5. Baut
Diameter: d1 = 8 mm
Diameter: d2 = 6 mm
Diameter: d3 = 7 mm
6. Bantalan
Diameter luar: D = 62 mm
Diameter lubang: d = 30 mm
49
Basic dinamic load rating: C = 1030 kg
b. Bantalan pembebas
Diameter luar:62 mm
Diameter lubang: 30 mm
Lebar: b = 14 mm
4.2 SARAN
1. Untuk mengetahui dan mengenal bentuk dan cara kerja kopling sebaiknya
dilakukan survei ke laboratorium atau ke bengkel motor.
2. Dalam hal perencanaan sebaiknya bahan bahan yang dipilih harus sesuai
dengan standart, agar konstruksinya dapat dipakai sesuai dengan yang
direncanakan.
50